Arsip Nasional Republik Indonesia
LEMBAR PERSETUJUAN
Substansi Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi dan Bahan Reproduksi Arsip telah saya setujui.
Disetujui di Jakarta Pada tanggal
September 2011
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
MUSTARI IRAWAN
Arsip Nasional Republik Indonesia
PROSEDUR TETAP NOMOR 13 TAHUN 2011
TENTANG PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN RESTORASI DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum Arsip merupakan bukti akuntabilitas kinerja organisasi dan warisan budaya yang perlu dilestarikan terutama terhadap informasi yang terkandung di dalamnya sehingga dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan baik pemerintah maupun masyarakat. Di dalam arsip akan tercermin dinamika kegiatan pemerintah dan pembangunan serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara nyata, lengkap dan benar. Agar informasi tersebut tidak rusak atau hilang karena berbagai faktor perusak maka harus diupayakan pelestarian medianya. Media arsip terdiri dari berbagai bahan penyusunnya, misalnya arsip kertas terdiri dari kertas, tinta, dan perekat. Umumnya bahan-bahan yang digunakan tersebut kurang mendukung dalam upaya pelestariannya karena misalnya kertas mengandung asam. Bahanbahan arsip yang digunakan untuk pemeliharaan juga saling kontak satu dengan yang lainnya, hal ini akan mempermudah kerusakan arsip terutama yang disebabkan oleh asam yang terkandung dalam bahan-bahan tersebut. Demikian juga ketika dilakukan perawatan arsip melalui kegiatan restorasi arsip, atau ketika dilakukan penyelamatan informasi arsip melalui kegiatan reproduksi arsip. Jika bahan yang digunakan tidak sesuai dengan persyaratan pemeliharaan, restorasi dan reproduksi arsip, maka bukan akan menyelamatkan arsip tetapi memperburuk kondisi fisiknya atau bahkan dapat merusaknya dan menyebabkan tidak terselamatkannya informasi yang terkandung dalam arsip tersebut. Penentuan bahan-bahan kearsipan untuk pemeliharaan, restorasi dan reproduksi arsip akan sangat menentukan terhadap kualitas dan daya tahan arsip. Untuk itu semua bahan-bahan kearsipan kearsipan, dan juga aman bagi arsip dan pengelolanya.
harus memenuhi
kaidah
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-2Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dalam rangka preservasi arsip untuk mengetahui kualitas pemakaian bahan-bahan pemeliharaan, restorasi dan reproduksi arsip maka perlu diatur dalam bentuk Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi dan Bahan Reproduksi Arsip.
B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi dan Bahan Reproduksi adalah untuk memberikan petunjuk dan acuan dalam melaksanakan salah satu kegiatan pengujian yang sangat menunjang kelancaran kegiatan preservasi arsip. Tujuannya adalah untuk menjamin arsip yang bernilai permanen tetap terpelihara dimana fisik arsipnya dapat terawat, dan informasinya dapat terselamatkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap pengguna arsip, baik sebagai bahan pendukung pelaksanaan fungsi manajemen maupun kegiatan penelitian berbagai ilmu pengetahuan.
C. Ruang Lingkup Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi dan Bahan Reproduksi Arsip ini berlaku dan digunakan oleh Subdit Instalasi Laboratorium dan unit kerja yang terkait di lingkungan Direktorat Preservasi. Pengujian Bahan Pemeliharaan, Restorasi dan Reproduksi yang dimaksud dalam protap ini, terdiri dari Pengujian Bahan Pemeliharaan yaitu pengujian pada bahan-bahan yang digunakan dalam proses pemeliharaan dan perawatan arsip di ruang penyimpanan arsip/depot yang dibatasi pada pengujian pelaksanaan fumigasi arsip konvensional; Pengujian Bahan Restorasi yaitu pengujian pada bahan-bahan yang digunakan dalam proses restorasi/perbaikan arsip konvensional dan media baru baik secara langsung maupun tidak langsung, namun untuk saat ini jenis pengujian dibatasi hanya pada pengujian bahan restorasi arsip konvensional yaitu pada pulp, non woven sheet, tissue, blotting paper, lem/perekat dan bahan lainnya; dan Pengujian Bahan Reproduksi yaitu pengujian pada bahan-bahan yang digunakan dalam proses reproduksi/alih media arsip baik secara langsung maupun tidak langsung.
D. Dasar 1.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071);
2.
Keputusan Presiden Nomor 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 143);
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-33.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintah;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas;
5.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua kali diubah dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010;
6.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia.
E. Pengertian Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan: 1.
Pengujian adalah kegiatan teknis, terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisma, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2.
Restorasi Arsip adalah suatu tindakan dan prosedur yang dilalui dalam proses merehabilitasi atau memperkuat kondisi fisik arsip/dokumen yang mengalami kerusakan (deteriorate) atau mengalami penurunan kualitas secara fisik.
3.
Reproduksi Arsip adalah suatu penggandaan isi dokumen tapi tidak selalu dalam bentuk dan penampilan yang sama dengan sumber asalnya.
4.
Arsip Konvensional atau arsip kertas adalah arsip yang isi informasinya berupa teks, gambar atau grafik dan terekam dalam media kertas.
5.
Arsip Media Baru adalah arsip yang isi informasi dan bentuk fisiknya direkam dalam media magnetik menggunakan perangkat elektronik. Termasuk kategori arsip media baru adalah : arsip elekronik dan arsip jenis lain yang tidak berbasis kertas.
6.
Fumigasi adalah suatu tindakan pengasapan yang bertujuan mencegah, mengobati, dan mensterilkan bahan kearsipan, dengan menggunakan senyawa kimia yang disebut fumigant. Efektifitas Fumigasi adalah kesesuaian dosis dan konsentrasi pelaksanaan fumigasi sesuai dengan standar yang berlaku.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-4BAB II PROSEDUR PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN RESTORASI DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
Prosedur Pengujian Bahan Pemeliharaan, Restorasi, dan Reproduksi Arsip dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: 1.
a. Direktur Preservasi memerintahkan pengujian terhadap bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi yang berasal dari luar Lingkungan Direktorat Preservasi. b. Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Instalasi Laboratorium melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan kegiatan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dengan Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvensional, Kasubdit Restorasi Arsip dan Kasubdit Reproduksi Arsip.
2.
a. Kasubdit Instalasi Laboratorium menerima perintah pengujian terhadap bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi yang berasal dari luar. b. Kasubdit Instalasi Laboratorium menerima permohonan untuk pelaksanaan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dan menganalisis kesiapan dan kesanggupan melaksanakan pengujian.
3.
Kasubdit Instalasi laboratorium menginstruksikan Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti untuk melaksanakan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip.
4.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti menerima perintah dan contoh uji untuk pelaksanaan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip.
5.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan sampling dan mengidentifikasi pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip sesuai dengan metode dan parameter yang telah ditentukan.
6.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dengan menggunakan metode dan standar yang telah ditentukan (bagan alir): a.
Pengujian Bahan Pemeliharaan Arsip Konvensional, dengan fumigasi arsip, terdiri atas 2 (dua) parameter cara uji yaitu: 1) Cara Uji Kebocoran, Konsentrasi dan Batas Aman Gas Fosfin 2) Cara Uji Fumigasi Fosfin dengan Faktor Biologi
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-5b.
Pengujian Bahan Restorasi Arsip Konvensional, terdiri atas 10 parameter cara uji yaitu: 1) Cara Uji pH Ektraksi 2) Cara Uji Kualitatif Lignin Pada Kertas 3) Cara Uji Ketebalan Kertas 4) Cara Uji Gramatur Kertas 5) Cara Uji Daya Serap Air Pada Kertas dengan Metode Cobb 6) Cara Uji Ketahanan Lipat Kertas dengan Metode MIT 7) Cara Uji Kekuatan Sobek Kertas dengan Metode Elmendorf 8) Cara Uji Kadar Abu Pada Kertas 9) Cara Uji Kadar CaCO3 (Alkali Reserve) Pada Kertas 10) Cara Uji Ketahanan Kertas Terhadap Jamur
c. 7.
Pengujian Bahan Reproduksi
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat hasil pengujian sementara yang dituangkan dalam formulir hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi Arsip.
8.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat kembali hasil pengujian dalam logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian.
9.
Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti membuat
laporan pengujian bahan
pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dan menyampaikan kepada Kasubdit Instalasi Laboratorium untuk dikoreksi. 10. Kasubdit Instalasi Laboratorium mengoreksi laporan pengujian dan menyampaikan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip kepada Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvensional, Kasubdit Restorasi Arsip, Kasubdit Reproduksi Arsip, dan atau pemohon dari luar. 11. Kasubdit Instalasi Laboratorium melaporkan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip kepada Direktur Preservasi. 12. Direktur Preservasi menerima laporan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-6BAB III PENUTUP
Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi, dan Bahan Reproduksi Arsip ini merupakan acuan umum untuk pelaksanaan kegiatan pengujian laboratorium dilingkungan Direktorat Preservasi dalam rangka preservasi arsip. Penjabaran pelaksanaan kegiatan teknis yang lebih terperinci dapat dituangkan dalam prosedur teknis pengujian yang menjadi lampiran prosedur tetap ini. Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi, dan Bahan Reproduksi Arsip ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
September 2011
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
MUSTARI IRAWAN
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-0-
Arsip Nasional Republik Indonesia
LAMPIRAN PROSEDUR TETAP NOMOR 13 TAHUN 2011
TENTANG PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN RESTORASI DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-1DAFTAR LAMPIRAN PROSEDUR TETAP TENTANG PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN RESTORASI DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
LAMPIRAN
1
DIAGRAM ALIR PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP
LAMPIRAN
2
BAGAN ALIR PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
LAMPIRAN
3
TABEL KONDISI IDEAL PENGUJIAN RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP
LAMPIRAN
4
CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN ARSIP KONVENSIONAL MELALUI PELAKSANAAN FUMIGASI ARSIP DENGAN FOSFIN
LAMPIRAN
5
CARA UJI KEBOCORAN, FOSFIN
LAMPIRAN
6
CARA UJI FUMIGASI FOSFIN DENGAN FAKTOR BIOLOGI
LAMPIRAN
7
CONTOH FORMULIR KONVENSIONAL
LAMPIRAN
8
CARA UJI PH EKSTRAKSI
LAMPIRAN
9
CARA UJI KUALITATIF LIGNIN PADA KERTAS
LAMPIRAN
10
CARA UJI KETEBALAN KERTAS
LAMPIRAN
11
CARA UJI GRAMATUR KERTAS
LAMPIRAN
12
CARA UJI DAYA SERAP AIR PADA KERTAS DENGAN METODE COBB
LAMPIRAN
13
CARA UJI KETAHANAN LIPAT KERTAS DENGAN METODE MIT
LAMPIRAN
14
CARA UJI KEKUATAN SOBEK KERTAS DENGAN METODE ELMENDORF
LAMPIRAN
15
CARA UJI KADAR ABU PADA KERTAS
LAMPIRAN
16
CARA UJI KADAR CaCO3 (ALKALI RESERVE) PADA KERTAS
LAMPIRAN
17
CARA UJI KETAHANAN KERTAS TERHADAP JAMUR
BAHAN
BAHAN
PEMELIHARAAN,
KONSENTRASI DAN BATAS AMAN GAS
HASIL PENGUJIAN BAHAN RESTORASI ARSIP
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-2Lampiran 1 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
DIAGRAM ALIR PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN RESTORASI, DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP Unit Penyelesaian No
1
Tahap Kegiatan
a. Direktur Preservasi memerintahkan pengujian terhadap bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi yang berasal dari luar Lingkungan Direktorat Preservasi b. Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Instalasi Laboratorium melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan kegiatan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
2
a. Menerima perintah pengujian terhadap bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi yang berasal dari luar b. Menerima permohonan untuk pelaksanaan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dan menganalisis kesiapan dan kesanggupan melaksanakan pengujian
3
Menginstruksikan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
Analis Laboratorium, Arsiparis, dan Peneliti
Kasubdit Instalasi Laboratorium
Kasubdit Penyimpanan Arkon/Kasubdit Restorasi/Kasubdit Reproduksi
Direktur Preservasi
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-3Unit Penyelesaian No
Tahap Kegiatan
4
Menerima perintah dan contoh uji untuk pelaksanaan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
5
Melakukan sampling dan mengidentifikasi pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip sesuai dengan metode dan parameter yang telah ditentukan
6
Melakukan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dengan menggunakan metode dan standar yang telah ditentukan (bagan alir)
7
Mencatat hasil pengujian sementara yang dituangkan dalam formulir hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
8
Mencatat kembali hasil pengujian dalam logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian
9
Membuat dan menyampaikan laporan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
10
Mengoreksi laporan pengujian dan menyampaikan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
Analis Laboratorium, Arsiparis, dan Peneliti
Kasubdit Instalasi Laboratorium
Kasubdit Penyimpanan Arkon/Kasubdit Restorasi/Kasubdit Reproduksi
Direktur Preservasi
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-4Unit Penyelesaian No
Tahap Kegiatan
11
Melaporkan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
12
Menerima laporan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
Analis Laboratorium, Arsiparis, dan Peneliti
Kasubdit Instalasi Laboratorium
Kasubdit Penyimpanan Arkon/Kasubdit Restorasi/Kasubdit Reproduksi
Direktur Preservasi
Norma waktu : 1. Pengujian bahan pemeliharaan arsip konvensional (fumigasi arsip) membutuhkan waktu 10 hari kerja untuk setiap pelaksanaan fumigasi. Pelaksanaan seluruh kegiatan diselesaikan maksimal 14 hari kerja. 2. Pengujian bahan restorasi arsip konvensional membutuhkan waktu 14 hari kerja setiap sampel. Pelaksanaan seluruh kegiatan diselesaikan maksimal 20 hari kerja.
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
MUSTARI IRAWAN
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-5Lampiran 2 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
BAGAN ALIR PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN RESTORASI DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
Persiapan
Pelaksanaan Pelaksanaan
Pelaporan
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-6Lampiran 3 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
TABEL KONDISI IDEAL PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP
No. 1
2
Jenis Bahan / Objek Uji Bahan Pemeliharaan Arsip Konvensional (Fumigasi Arsip)
Bahan Restorasi Arsip Konvensional Pulp, Non woven sheet Japaness tissue Blotting paper dll
Lem/perekat
Parameter
Kondisi Ideal
Kebocoran
Tidak ada
Konsentrasi gas fosfin
≥ 200 ppm
Batas aman (cleareance gas)
≤ 0.3 ppm
Pengujian biologi
Semua stadia hama mati
pH
5.5 - 8.5
Lignin
Bebas lignin
Ketebalan
Sesuai
Gramatur
Sesuai
Daya Serap Air
Sesuai
Ketahanan lipat
Baik
Ketahanan sobek
Baik
Kandungan zat pengisi (kadar abu)
10%
Kadar CaCO3
Sesuai (min 2%)
Ketahanan terhadap jamur
Baik
pH
5.5 - 8.5
Zat tambahan
Serendah mungkin
Persyaratan lain
Sebaiknya tidak berwarna
Persyaratan lain
Cukup kelenturannya, tidak rapuh dan kaku Tidak mengandung kalsium, alum, zink klorida dan asamasam Harus dapat dibuka dengan merendam dalam air (lem alami), lem sintetik dapat dibuka dengan pelarut tertentu
Referensi Manual Fumigasi Fosfin untuk Karantina Tumbuhan, 2007
Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-7Lampiran 4 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN ARSIP KONVENSIONAL MELALUI PELAKSANAAN FUMIGASI ARSIP DENGAN FOSFIN PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN ARSIP KONVENSIONAL MELALUI PELAKSANAAN FUMIGASI ARSIP DENGAN FOSFIN
Fumigant Fumigator Tempat pelaksanaan Waktu Pelaksanaan Kondisi Ruangan 1.
: : : : :
___________________ Dosis : _____________________________________ _____________________________________________________________________ ___________________ _ Volume : _____________________________________ _______________ Jam WIB s.d __________________ Jam WIB o _______________ Suhu : _______ C RH : ________ %
Hasil Pengujian Kebocoran No
Uraian/lokasi pengukuran
Kebocoran Terdeteksi
Tidak
Keterangan
1 2 dst 2.
Pengujian Konsentrasi No
Uraian/ lokasi selang uji
Konsentrasi gas (ppm) pada Jam ke …. 0 6 12 24 48 72 96
Keterangan
1 2 dst 3.
Hasil Pengujian batas aman No
Uraian/lokasi pengukuran
Konsentrasi gas (ppm)
Hasil pengujian Tidak Aman aman
Keterangan
Hasil pengujian
Keterangan
1 2 dst 4.
Pengujian Faktor Biologi No
Jenis sampel
Lokasi
1 2 dst KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab Penguji
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-8Lampiran 5 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KEBOCORAN, KONSENTRASI DAN BATAS AMAN GAS FOSFIN (Cara Uji Nomor 18)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kebocoran, konsentrasi dan batas aman gas fosfin. B.
Definisi 1.
Uji kebocoran gas fosfin adalah pengujian ada tidaknya kebocoran gas fosfin keluar ruangan fumigasi selama pelaksanaan fumigasi.
2.
Uji konsentrasi gas fosfin adalah pengujian konsentrasi gas fosfin pada pelaksanaan fumigasi arsip kertas.
3.
Uji batas aman gas fosfin adalah pengujian batas konsentrasi gas fosfin yang diperkenankan berada dalam ruangan penyimpanan arsip setelah pelaksanaan fumigasi selesai.
C. Perlatan dan Bahan 1.
Draeger Pump dilengkapi dengan alat pemotong tube;
2.
Tube 50 s.d 1000 ppm (konsentrasi fosfin) untuk pengujian konsentrasi fosfin, dan 0,1 s.d 4 ppm untuk pengujian konsentrasi batas aman;
3.
Masker yang dilengkapi dengan canister untuk gas fosfin atau Self-Contain Breathing Apparatus (SCBA);
4.
Selang pengukuran gas. Pastikan selang pengukuran gas sudah terpasang pada ruangan yang akan difumigasi sebelum pelaksanaan fumigasi, dan pada bagian ujung selang ditempatkan pada ruangan yang aman dari fumigasi;
5.
Alat pengukur kebocoran gas, Riken Leak Detector.
D. Cara Uji 1.
Persiapan a.
Dipersiapkan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian. Tabung oksigen pada SCBA pastikan masih dalam volume yang cukup untuk melakukan pengujian atau jika menggunakan masker pastikan canister yang dipakai masih dalam kondisi baik dan belum pernah digunakan.
b.
Disiapkan alat pengukur kebocoran gas, Riken Leak Detector. Pastikan baterai masih dalam keadaan baik.
c.
Disiapkan peralatan pengujian konsentrasi Draeger Pump dan tube fosfin. Potong kedua
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
-9bagian ujung tube fosfin dengan alat pemotong tube. d.
Sebelum melakukan pengujian diharuskan menggunakan seluruh peralatan keselamatan kerja terutama masker atau SCBA.
e. 2.
Catat volume ruangan yang akan difumigasi, dosis, dan jenis fumigant.
Pengujian kebocoran a.
Pada bagian gedung atau sungkup yang rawan kebocoran diperiksa dengan menggunakan Riken Leak Detector.
b.
Pada fumigasi sungkup, seluruh permukaan sungkup yang terjangkau diperiksa dengan menggunakan Riken Leak Detector.
c.
Pada fumigasi ruang bagian yang periksa adalah bagian yang rawan kebocoran seperti celah atau retakan dinding, jendela, pintu dan sealing.
d.
Jika
terdapat
kebocoran
maka
titik
kebocoran
dicatat
dan
dilaporkan
pada
penanggungjawab ruangan yang difumigasi. 3.
Pengujian konsentrasi gas fosfin selama fumigasi a.
Periksa konsentrasi fumigant melalui ujung selang, dengan menggunakan Draeger Pump.
b.
Pengujian dilakukan pada awal pelepasan gas, pada jam ke 6, 12, 24, 48, 72 dan 96 jam, hingga akhir pelaksanaan fumigasi. Jika tidak memungkinkan maka minimal pelaksanaan pengujian dilakukan pada awal dan akhir pelaksanaan fumigasi.
c.
Pompa pump hingga tiga kali pompa. Catat hasil perubahan warna skala pada tube. Beri label pada tube fosfin sesuai dengan lokasi dan jam pengujian.
d. 4.
Standar minimal konsentrasi fumigant adalah 200 ppm, selama pelaksanaan fumigasi arsip.
Pengujian konsentrasi batas aman gas fosfin setelah fumigasi a.
Periksa konsentrasi fumigant melalui ujung selang, dengan menggunakan Draeger Pump setelah proses aerasi pada pelaksanaan selesai.
b.
Pompa pump hingga tiga kali pompa. Catat hasil perubahan warna skala pada tube. Beri label pada tube fosfin sesuai dengan lokasi dan jam pengujian.
c.
Standar maksimal (batas aman) konsentrasi fumigant adalah 0,3 ppm, setelah pelaksanaan fumigasi arsip.
d.
Jika pengukuran melalui selang telah menunjukan skala dibawah 0,3 ppm, maka pengujian dilanjutkan didalam ruangan secara langsung dengan tetap memakai
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 10 peralatan keselamatan kerja. 5.
Perhitungan Hasil pengukuran konsentrasi dan batas aman gas fosfin (ppm) dilihat langsung pada skala yang ditunjukan dengan perbedaan warna tube setelah pengujian. Seperti ditunjukan gambar berikut:
Skala pengukuran
Perubahan warna tube
Sedangkan untuk kebocoran gas fosfin ditentukan dengan adanya
perubahan lampu skala
disertai bunyi alarm panjang pada alat Riken Leak Detector, menunjukkan positif adanya kebocoran gas fosfin. E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil uji dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kebocoran, Konsentrasi dan Batas Aman Gas Fosfin” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 11 Contoh Formulir Hasil Pengujian Kebocoran, Konsentrasi dan Batas Aman Gas Fosfin PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KEBOCORAN, KONSENTRASI DAN BATAS AMAN GAS FOSFIN Fumigant
: ___________________
Fumigator
: _____________________________________________________________________
Dosis : _____________________________________
Tempat pelaksanaan : ___________________ _ Volume Waktu Pelaksanaan : _______________ Jam Kondisi Ruangan 1.
: _______________ Suhu
: _____________________________________
WIB :
s.d __________________ Jam
_______ oC
RH
:
WIB
________ %
Hasil Pengujian Kebocoran No
Kebocoran Terdeteksi Tidak
Uraian/lokasi pengukuran
Keterangan
1 2 3 dst 2.
Pengujian Konsentrasi No
Uraian/ lokasi selang uji
0
Konsentrasi gas (ppm) pada Jam ke …. 6 12 24 48 72 96
Keterangan
1 2 3 dst 3.
Hasil Pengujian Batas aman No
Uraian/lokasi pengukuran
Konsentrasi gas (ppm)
Hasil pengujian Tidak Aman aman
Keterangan
1 2 3 dst
KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
(.......................................)
Penguji
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 12 Lampiran 6 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI FUMIGASI FOSFIN DENGAN FAKTOR BIOLOGI (Cara Uji Nomor 19)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji fumigasi fosfin dengan faktor biologi. B.
Definisi 1.
Keefektifan fumigasi adalah ukuran keberhasilan pelaksanaan fumigasi yang ditandai dengan tercapainya konsentrasi standar fumigasi.
2.
Faktor biologi perusak arsip adalah organisme yang dalam kehidupannya dapat merusak arsip baik menggunakan bahan dasar arsip sebagai makanannya maupun sebagai tempat hidup, yang terdiri dari serangga/insekta, binatang pengerat/tikus dan jamur/kapang/cendawan.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Boks/kandang yang digunakan sebagai tempat diletakkannya sampel uji serangga/insekta dan binatang pengerat/tikus;
2.
Wadah tertutup untuk membawa sampel uji;
3.
Sampel serangga/insekta: kecoa, silverfish/firebrat, rayap (rayap kering atau rayap basah), bookworm (cacing buku), ngengat, kepinding dan lain-lain;
4.
Sampel binatang pengerat (tikus dewasa);
5.
Peralatan keselamatan kerja.
D. Cara Uji 1.
Persiapan a.
Disiapkan sampel pengujian sebagai berikut: 1)
Sampel serangga/insekta yang digunakan adalah serangga yang dapat merusak arsip, yaitu : kecoa, silverfish/firebrat, rayap (rayap kering atau rayap basah), bookworm (cacing buku), ngengat, kepinding dan lain-lain. Sebaiknya serangga/insekta yang digunakan adalah mewakili semua fase pertumbuhan ( larva, pupa dan dewasa). Jika tidak minimal disiapkan serangga dewasa dan telur/larvanya.
2) b.
Sampel binatang pengerat dapat digunakan tikus dewasa.
Sampel
uji
serangga/insekta
dan
binatang
pengerat/tikus
dimasukkan
dalam
boks/kandang, dan pastikan masing-masing sampel uji dalam kondisi normal dapat hidup dalam boks/kandang tersebut.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 13 2.
Pelaksanaan pengujian sebelum fumigasi a.
Semua sampel uji (serangga/insekta, binatang pengerat/tikus) disimpan pada tempat yang dianggap mewakili di dalam ruangan yang akan difumigasi.
b. 3.
Biarkan sampel uji selama proses fumigasi sesuai dengan jangka waktu fumigasi.
Pelaksanaan pengujian setelah fumigasi a.
Sesaat setelah proses fumigasi selesai, kondisi sampel uji serangga dan tikus diamati. kemudian dimasukkan ke dalam boks pembawa sampel uji (pada saat memasuki ruangan fumigasi, diharuskan menggunakan masker dan peralatan keselamatan fumigasi).
b.
Sampel uji serangga/insekta dan binatang pengerat/tikus diamati. Untuk telur serangga dibiakkan terlebih dahulu dengan didiamkan selama 3 hari. 1)
Jika semua serangga mati, dan telur serangga setelah dibiakkan tidak menetas maka fumigasi dianggap efektif.
2)
Jika terdapat salah satu dari serangga tidak mati atau setelah dibiakkan telur menetas, maka fumigasi tidak efektif dan harus diulang.
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir Faktor Biologi” seperti contoh berikut:
“Hasil Pengujian Fumigasi Fosfin dengan
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 14 Contoh Formulir Hasil Pengujian Fumigasi Fosfin dengan Faktor Biologi PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN FUMIGASI FOSFIN DENGAN FAKTOR BIOLOGI
Fumigant
: ___________________
Fumigator
: _______________ _______________________________________________________
Tempat pelaksanaan
: ___________________ _ Volume
Waktu Pelaksanaan
: _______________ s.d _______________________
Kondisi Ruangan
: _______________ Suhu
No
Jenis sampel
Lokasi
Dosis : _______________________________________
:
: _______________________________________ _______ oC
RH
Hasil pengujian
:
________ %
Keterangan
KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
(.......................................)
Penguji
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 15 Lampiran 7 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN BAHAN RESTORASI ARSIP KONVENSIONAL
P PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN BAHAN RESTORASI ARSIP KONVENSIONAL I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
Kondisi Ruangan
=
_____________Suhu
3.
Tanggal Pengujian
=
_____________s.d
No
Parameter Uji
Alat Uji/metode
: _________
o
C
RH
:
___________ %
___________
Hasil Rerata
Standar
1
Ukuran
Disesuaikan
2
Warna
Disesuaikan
3
pH
Ektraksi
5.5 – 8.5
4
Lignin
phloroglusinol
Negatif
5
Ketebalan
Mikrometer
Disesuaikan
6
Gramatur
7
Daya Serap Air
COBB
Disesuaikan
8
Ketahanan lipat
(MIT), 1 kg
Baik
9
Kekuatan sobek
(metode elmendorf)
Baik
10
Kadar Abu
Gravimetri
10%
11
Alkali reserve
Disesuaikan
12
Ketahanan terhadap jamur
Baik
Keterangan
Disesuaikan
II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui, Penanggung jawab
(.......................................)
Penguji
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 16 Lampiran 8 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI PH EKSTRAKSI (Cara Uji Nomor 20) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji pH Ekstraksi pada bahan restorasi seperti kertas, lem/perekat dan lain-lain. B.
Definisi pH ekstraksi adalah konsentrasi ion hidrogen dalam air atau keasaman hasil ekstraksi kertas atau bahan lainnya dalam air pada suhu kamar.
C. Peralatan dan Bahan 1. pH meter; 2. Erlenmeyer 250 cc; 3. Gelas piala 100 cc; 4. Pinset; 5. Gunting; 6. Neraca analitik; 7. Labu semprot; 8. Aquadest; 9. Larutan buffer pH 4; 10. Larutan buffer pH 7; 11. Bahan restorasi yang akan diuji. D. Cara Uji 1.
Persiapan Timbang contoh uji dengan teliti sebanyak 2 gram, kemudian mengguntingnya dengan ukuran kecil-kecil maksimal 1 x 1 cm. Dalam pengerjaannya tangan tidak sampai menyentuh kertas. Untuk pengujian pH lem/perekat, disiapkan 100 ml lem/perekat yang akan diuji nilai pH-nya dan dicatat tanggal pembuatan lemnya.
2.
Prosedur Pengujian pH secara Ekstraksi a.
Masukkan contoh uji ke dalam erlenmeyer dan tambahkan aquadest sampai volume menjadi 100 cc.
b.
Biarkan selama ± 1 jam dan kocok setiap selang waktu 15 menit.
c.
Nyalakan alat pH dan biarkan selama ± 15 menit kemudian menstandardisasinya dengan larutan buffer pH 4 dan pH 7, kemudian tentukan titik nolnya.
d.
Tuangkan larutan ekstrak contoh uji ke dalam gelas piala 100 cc.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 17 e.
Kemudian diukur nilai pH-nya pada alat pH meter dengan membaca dan mencatat langsung pada alat pH meter.
f. 3.
lakukan pengujian dua kali (duplo) untuk masing-masing contoh.
Prosedur Pengujian pH secara Ekstraksi a.
Masukkan + 100 ml contoh uji lem cair ke dalam erlenmeyer.
b.
Nyalakan alat pH meter dan biarkan selama ± 15 menit, dan lakukan standardisasi alat dengan larutan buffer pH 4 dan pH 7, kemudian tentukan titik nolnya.
4.
c.
Ukur nilai pH lem dengan membaca dan mencatat langsung pada alat pH meter;
d.
Lakukan pengujian dua kali (duplo) untuk masing-masing contoh.
Perhitungan Membaca langsung nilai keasaman bahan uji pada skala pH meter.
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian pH Ekstraksi” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 18 Contoh Formulir Hasil Pengujian pH Ekstraksi
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN pH EKSTRAKSI I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
Contoh uji - Jenis contoh - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2. Kondisi Ruangan = ___________ __ Suhu : ________
No
Jenis bahan restorasi
o
C
RH
Hasil Uji 1
:
________ %
Rerata
2
Keterangan
1 2 3 4 5 6 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab
(.......................................)
Penguji
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 19 Lampiran 9 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KUALITATIF LIGNIN PADA KERTAS (Cara Uji Nomor 4)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kualitatif lignin pada kertas. B.
Definisi Uji kualitatif lignin adalah pengujian yang dilakukan untuk menentukan apakah kertas dan karton bahan restorasi arsip mengandung lignin/kayu atau tidak.
C. Peralatan dan Bahan 1. Phloroglusin; 2. Methanol; 3. HCl (p); 4. Gelas piala; 5. Gelas ukur; 6. Botol coklat; 7. Bahan restorasi yang akan diuji. D. Cara Uji 1.
Persiapan a.
Ditimbang phloroglusin sebanyak ± 1 gram kemudian dilarutkan dengan 25 ml alkohol dan 12,5 ml HCl dalam gelas piala. Aduk hingga merata (lakukan diruang asam atau diruang yang berventilasi baik)
b. 2.
Larutan phloroglusinol disimpan dalam botol coklat bertutup.
Prosedur pengujian a.
Siapkan bahan dan peralatan untuk pengujian. Sebaiknya larutan phloroglusinol yang digunakan adalah larutan yang masih segar.
b.
Teteskan satu atau dua tetes larutan phloroglusin diatas permukaan kertas atau karton yang akan diuji. Amati perubahan yang terjadi.
c.
Apabila terjadi perubahan berwarna merah/ungu maka contoh positif mengandung lignin, sedangkan jika tidak terjadi perubahan warna maka contoh tidak mengandung lignin.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 20 E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kualitatif Lignin Pada Kertas” seperti contoh berikut: Contoh Formulir Hasil Pengujian Kualitatif Lignin Pada Kertas
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KUALITATIF LIGNIN PADA KERTAS I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
2. Kondisi Ruangan
No
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
=
___________ Suhu : ________
Jenis bahan restorasi
o
Hasil Uji lignin (+) atau ( -)
C
RH
:
__________ %
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst
II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________
Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 21 Lampiran 10 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KETEBALAN KERTAS (Cara Uji Nomor 13) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ketebalan kertas. B.
Definisi Tebal kertas atau karton adalah jarak tegak lurus antara dua permukaan kertas atau karton pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Alat pengukur ketebalan, mikrometer;
2.
Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Persiapan contoh Disiapkan contoh uji yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu.
2.
Pengujian a.
Sebelum dilakukan pengukuran ketebalan lembaran kertas bahan restorasi, permukaan landasan dan kaki penekan pada mikrometer dibersihkan terlebih dahulu, sehingga pada saat kaki penekan menyentuh landasan skala menunjukan nol.
b.
Tempatkan contoh uji pada permukaan landasan secara tegak lurus dengan arah kaki penekan (gambar 1). Tuas kaki penekan
Display pengukuran Kaki penekan
Contoh uji
landasan
Gambar 1. Penempatan Contoh Uji Pada Mikrometer
c.
Turunkan kaki penekan secara perlahan-lahan keatas permukaan contoh uji sehingga kaki penekan dalam posisi bebas menekan landasan, diamkan selama 2-5 detik.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 22 d.
Catat pembacaan skala pada skala mikrometer.
e.
Pengukuran dilakukan pada suatu garis ke arah panjang contoh uji, minimal pada 5 tempat yang berbeda.
3.
Perhitungan Ketebalan bahan restorasi dilaporkan sebagai nilai rata-rata dan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan nilai maksimum dan minimum. Satuan ketebalan adalah milimeter (mm).
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Ketebalan Kertas” seperti contoh berikut: Contoh Formulir Hasil Pengujian Ketebalan Kertas PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KETEBALAN KERTAS I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1.
Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
2. Kondisi Ruangan
No
Jenis Kertas
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
=
___________ Suhu : ________
1
2
Hasil Uji 3
4
5
o
C
RH
Rerata
:
__________ %
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab, Penguji,
(.......................................)
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 23 Lampiran 11 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI GRAMATUR KERTAS (Cara Uji Nomor 3)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji gramatur pada kertas. B.
Definisi Gramatur adalah massa lembaran kertas atau karton dalam gram dibagi dengan satuan luasnya dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Neraca dengan kepekaan 0,25% atau neraca analitik untuk ukuran contoh uji yang lebih kecil;
2.
Pensil, penggaris besi;
3.
Kacip/ Pemotong Kertas/Cutter;
4.
Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Persiapan Contoh a.
Ukuran luas contoh uji paling baik adalah 200 mm x 250 mm untuk kertas dan 250 mm x 400 mm untuk karton. Akan tetapi bila keadaan tidak memungkinkan dapat juga dipakai ukuran 100 mm x 100 mm sejumlah 5 lembar untuk kertas dan 10 lembar untuk karton untuk tiap kali penimbangan.
b.
Untuk menjamin ketelitian hasil uji yang diperoleh maka contoh lebih dahulu harus disimpan dalam ruangan sesuai dengan Kondisi Ruang Pengujian selama 24 jam.
2.
3.
Pengujian a.
Potong contoh uji sesuai dengan butir 4.1.1.
b.
Catat luas contoh uji yang akan ditimbang
c.
Timbang contoh uji tersebut
d.
Ulangi perlakuan butir 4.2.1. sampai dengan butir 4.2.3 paling sedikit 5 kali pengujian.
Perhitungan G
=
A a dimana :
G
= gramatur lembaran g/m2
A
= massa lembaran yang diuji,
a
= luas lembaran yang diuji, m2
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 24 -
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Gramatur Kertas” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir Hasil Pengujian Gramatur Kertas PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN GRAMATUR KERTAS I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah 2.
= = =
Kondisi Ruangan
No
Jenis Kertas
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ =
_____________Suhu
Berat ( A gram)
Panjang (p cm)
: _________ Lebar (l cm)
o
C
RH
:
___________ %
Luas ((P x l)cm /100) m2
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 dst
II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(...................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 25 Lampiran 12 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI DAYA SERAP AIR PADA KERTAS DENGAN METODE COBB (Cara Uji Nomor 21)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, cara pengambilan contoh dan cara uji daya serap air pada kertas dan karton dengan metode Cobb. B.
Definisi Daya serap air adalah jumlah gram air yang diserap oleh 1 m2 lembaran kertas atau karton dalam waktu tertentu diukur pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Seperangkat alat uji daya serap air, yang terdiri dari gelang logam dan logam penggiling;
2.
Alat pencatat waktu (stopwatch, timer);
3.
Neraca analitis dengan ketelitian 0,01 g atau lebih;
4.
Gelas ukur 100 ml;
5.
Alat pemotong kertas/Kacip;
6.
Penggaris besi;
7.
Kertas serap (blotting paper) 200-250 g/m2 , dengan daya serap rata-rata 50-100 mm untuk waktu 10 menit;
8.
Air suling (aquadest);
9.
Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Persiapan contoh a.
Contoh uji kertas yang akan diuji harus mempunyai ketebalan lebih dari 0,1 mm, kemudian dipersiapkan sesuai dengan ukuran (12,5 x 12,5 cm) dan jumlah contoh uji yang dibutuhkan.
b.
Contoh uji kemudian disimpan pada kondisi ruang pengujian yaitu dengan suhu 27 1o C dan kelembaban (RH) 65 2% selama minimum 24 jam.
2.
Pengujian a.
Contoh uji yang telah dipersiapkan dan disesuaikan kondisinya, masing-masing ditimbang
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 26 dengan menggunakan neraca analitis. b.
Letakkan lembaran contoh uji di atas karet alas yang kering pada pelat logam.
c.
Tempatkan gelang logam (kering) di atas permukaan lembar contoh uji, kemudian pasang alat penjepitnya (sekrup dan batangan logam).
d.
Tuangkan 100 ml air suling ke dalam gelang dengan cepat hingga tinggi air di dalam gelang mencapai 10 1 mm. Bersamaan dengan itu jalankan alat pencatat waktu.
e.
Lakukan pengujian dengan waktu tertentu (misalnya 30 detik, 60 detik, 120 detik dan seterusnya).
f.
Tuangkan air dari dalam gelang dengan cepat dan hati-hati pada waktu 15 5 detik sebelum waktu yang ditentukan.
g.
Lepaskan dengan cepat alat penjepit (sekrup dan batangan logam) dan pada waktu melepas alat penjepit, gelang ditekan kebawah dengan satu tangan.
h.
Lepaskan gelang dengan cepat dan tempatkan lembaran contoh uji pada lembaran kertas serap dengan permukaan yang basah di bagian atas.
i.
Tempatkan lembar lain dari kertas serap pada bagian atas contoh dan hilangkan kelebihan air dengan menggerakkan logam penggiling dengan tangan ke depan dan ke belakang masing-masing satu kali tanpa menambah tekanan pada logam penggiling.
j.
Lipat lembaran contoh uji dengan permukaan yang basah di bagian dalam kemudian ditimbang.
k.
Lakukan pengujian terhadap separuh dari 10 lembar contoh uji, masing-masing untuk tiap macam permukaan lembar sampel uji (halus dan kasar).
l. 3.
Hitung daya serap air pada kertas dan karton.
Penghitungan Daya serap air (Cobb) diperoleh dari rumus berikut: Cobbx = 100 (A-B) dimana:
E.
Cobbx
= Daya serap air (Cobb) dalam g/m2 yang terjadi selama x detik
A
= Massa tiap lembar contoh sesudah dibasahi (gram)
B
= Massa tiap lembar contoh sebelum dibasahi (gram)
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Daya Serap Air pada Kertas dengan Metode Cobb” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 27 Contoh Formulir Hasil Pengujian Daya Serap Air Pada Kertas dengan Metode Cobb
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN DAYA SERAP AIR I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
Kondisi Ruangan
=
_________________Suhu
3.
Waktu uji Cobb
=
_________________
No
Jenis Kertas
Berat sesudah di basahi ( A gram)
: _________
Berat sesudah dibasahi ( B gram)
o
C
RH
:
Cobbx = 100 (A-B)
___________ %
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(..................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 28 Lampiran 13 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KETAHANAN LIPAT PADA KERTAS DENGAN METODE MIT (Cara Uji Nomor 8)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji, dan laporan hasil uji ketahanan lipat pada kertas dengan metode MIT. B.
Definisi Ketahanan lipat adalah angka yang menunjukkan berapa kali kertas tersebut dapat dilipat sampai putus pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Alat pengukur ketahanan lipat kertas MIT Folding Indurance Tester “’toyoseiki’ “Elmendorf Tearing Tester” dengan perlengkapan sebagai berikut: a.
Penjepit yang dihubungkan dengan pegas penarik dan dapat diatur dari beban 0,5-1,5 kg. Dihubungkan dengan alat penghitung jumlah lipatan.
b.
Kepala pelipat dengan penjepit yang dapat berputar pada sudut 2 x 135˚ ± 5˚. Lengkungan ujung pelat bergaris tengah 0,38 ± 0,03 mm. Panjang ujung pelat pelipat tidak kurang dari 19 mm.
c.
Pengatur penggerak kepala pelipat dengan kecepatan 175 ± 25 lipatan per menit.
2.
Kacip/ Pemotong Kertas/Cutter;
3.
Penggaris;
4.
Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Persiapan Contoh uji dipotong dengan ukuran (130-150) mm x (15 ± 0,2) mm sebanyak 10 contoh masing-masing untuk arah mesin (MD) dan silang mesin (CD). Contoh merupakan kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, setiap contoh yang dipotong tidak termasuk bagian sisi lembaran kertas dengan jarak minimal 15 mm. Contoh disimpan pada kondisi ruang pengujian yaitu suhu 27 ± 1 C dan kelembaban (RH) 65 ± 2 % selama minimum 24 jam.
2.
Pengujian a.
Atur folding head/kepala pelipat hingga celah terbuka dan tempat contoh uji lurus dengan plunger / tuas beban yaitu dengan mengatur posisi adjuster.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 29 b.
Tekan ujung plunger ke bawah hingga jarum skala menunjukkan beban yang dikehendaki (biasanya digunakan beban 0,5 atau 1,0 kg), kemudian kencangkan stopper / penahan tarikan contoh.
c.
Jepitkan contoh uji kertas pada alat penjepit sehingga berada pada satu bidang (pastikan untuk tidak menyentuh bagian lipatan kertas dengan tangan).
d.
Putar counter / penghitung jumlah lipatan hingga menunjukkan angka nol.
e.
Kendorkan stopper hingga beban berada dalam keadaan bebas.
f.
Nyalakan alat (saklar pada posisi on) hingga contoh uji yang terlipat putus.
g.
Matikan alat (saklar pada posisi off).
h.
Catat jumlah lipatan yang dibaca pada counter dan besarnya beban yang digunakan. Angka yang terbaca adalah ketahanan lipat contoh uji.
i.
Lakukan masing-masing 10 contoh uji untuk arah mesin (MD) dan silang mesin (CD). Plunger / tuas beban
Scale indicator / Skala beban Counter/ penghitung jumlah lipatan
Stopper / penahan tarikan
Folding head / Kepala pelipat
Adjuster / pengatur posisi contoh
Saklar on / off
Alat Pengukur Ketahanan Lipat Metode MIT (MIT Folding Indurance Tester “toyoseiki”)
Penjepit contoh uji Contoh uji (berada dalam satu bidang) Penjepit contoh uji
Penempatan Contoh Uji Kertas 3.
Perhitungan Ketahanan lipat dapat langsung dilihat pada alat ketahanan lipat yaitu dibaca pada counter (penghitung jumlah lipatan) dan dilaporkan sebagai nilai rata-rata.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 30 x
=
x n
Keterangan :
E.
x
=
Rata-rata ketahanan lipat
∑x
=
Jumlah lipatan seluruh contoh uji
n
=
Jumlah contoh uji
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Ketahanan Lipat pada Kertas dengan Metode MIT” seperti contoh berikut: Contoh Formulir Hasil Pengujian Ketahanan Lipat Pada Kertas dengan Metode MIT PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KETAHANAN LIPAT PADA KERTAS DENGAN METODE MIT I.
No
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
Kondisi Ruangan
=
_________________Suhu
3.
Beban MIT
=
_________________kg
Jenis Kertas
: _________
o
C
RH
:
___________ %
Hasil Uji 1
2
3
4
5
6
rerata 7
8
9
Ket
10
II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(..................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 31 Lampiran 14 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KEKUATAN SOBEK PADA KERTAS DENGAN METODE ELMENDORF (Cara Uji Nomor 7) A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kekuatan sobek pada kertas dan karton dengan metode Elmendorf. B.
Definisi Kekuatan Sobek adalah daya tahan kertas atau tenaga yang dibutuhkan untuk menyobek kertas.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Alat pengukur ketahanan sobek kertas “Elmendorf Tearing Tester” dengan perlengkapan sebagai berikut: a.
Pendulum, terdiri dari beberapa jenis dengan peruntukan yang berbeda. Umumnya untuk mengukur ketahanan sobek kertas digunakan jenis pendulum B dengan jumlah contoh sebanyak 4 lembar disobek secara bersamaan;
b.
Skala Ketahanan Sobek;
c.
Jarum Penunjuk Skala;
d.
Base Pendulum;
e.
Tuas Penahan Pendulum;
f.
Pisau Penyobek Contoh;
g.
Kelem (Penjepit Contoh).
2.
Kacip/ Pemotong Kertas/Cutter;
3.
Penggaris;
4.
Bahan restorasi yang akan diuji.
Pendulum.
Skala Ketahanan Sobek.
Jarum Penunjuk Skala
Kelem Penjepit Contoh
Pisau Penyobek Contoh
Tuas Penahan Pendulum
Base Pendulum
Seperangkat alat uji ketahanan sobek, Elmendorf Tearing Tester model M.453 (ME-1643)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 32 D. Cara Uji 1.
Persiapan Contoh Uji Pada pengukuran ketahanan sobek dengan metode standar, disiapkan contoh yang terdiri dari empat lembar contoh. Keempat contoh tersebut dipotong bersamaan menggunakan pemotong sampel dengan ukuran 63 x 76 mm. Contoh yang dipilih harus bebas dari semua jenis kotoran yang melekat dan setiap sampel yang dipotong tidak termasuk bagian sisi dari lembaran kertas atau reel dengan jarak minimal 15 mm. Jika pada contoh terdapat watermark maka harus dicantumkan dalam laporan. Contoh disimpan pada kondisi ruang pengujian yaitu suhu 27 ± 1 C dan kelembaban (RH) 65 ± 2 % selama minimum 24 jam (SNI.14-0402-1999).
2.
Pengujian a.
Pendulum diset pada posisi kerja dimana posisi pendulum vertikal dengan ditahan oleh tuas penahan, sehingga posisi kelem pendulum dan kelem diam sejajar.
b.
Tempatkan sampel pada penjepit kelem dengan posisi tegak (panjang contoh menjadi alas) dan sisi wire kertas menghadap pendulum. Jepit contoh pada posisi yang sesuai dimana sisi bawah contoh menempel pada dasar penjepit dan sisi-sisi contoh sejajar dengan sisi kelem.
Posisi Sampel dan Celah pada Contoh
c.
Buat celah pada contoh dengan menekan tuas pisau pemotong yang terdapat pada alat, biarkan pisau kembali pada posisi semula.
d.
Jarum penunjuk skala ditempatkan pada posisi vertikal ke bawah (menempel pada posisi STOP).
e.
Tekan tuas penahan dan tahan sehingga pendulum dapat mengayun bebas, tangkap pendulum pada ayunan balik pendulum tanpa mengganggu posisi jarum penunjuk skala.
f.
Baca pembacaan skala yang ditunjukan oleh jarum penunjuk (untuk menghindari kesalahan paralaks pada saat pembacaan skala maka pembacaan skala dilakukan dengan posisi mata pengamat sejajar dengan jarum penunjuk).
g.
Kembalikan pendulum pada posisi kerja dan tahan dengan tuas penahan.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 33 h.
Pindahkan sampel yang telah diuji. Pengujian dilakukan dengan beberapa kali ulangan (biasanya hingga 10 kali), dengan posisi contoh sisi wire menghadap pendulum dan membelakangi pendulum. 1)
Jalur sobekan mungkin menyimpang dari arah sobekan pisau. Jika simpangan melebihi 10 mm, maka uji harus diulang dengan contoh baru. Jika terdapat dua atau lebih contoh yang menyimpang lebih dari 10 mm maka hasil pengujian dimasukan dalam laporan sesuai dengan fakta.
2)
Jika pada pengujian kertas mengelupas sehingga membuka lapisan lebar pada permukaan sobek, maka dilakukan pengujian ulang seperti pada kriteria poin diatas.
3)
Jika hasil uji ketahanan sobek bahan dengan menggunakan empat contoh kurang memuaskan, maka pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan satu lembar contoh dan hasilnya ditulis dalam laporan sesuai dengan kondisinya.
3.
Perhitungan Setiap pendulum mempunyai skala 0-1000 dan dapat dikonversikan menjadi ketahanan sobek contoh dengan mengkalikannya dengan faktor pendulum. Ketahanan sobek bahan yang diuji ditentukan dengan membaginya dengan jumlah contoh yang diuji. Faktor pendulum: Jenis pendulum
Faktor pengali
‘A’ light (ringan)
8
‘B’ medium (sedang)
16
‘C’ heavy (berat)
32
‘D’ extra heavy (sangat kuat)
64
‘E’ extra light (sangat ringan)
2
‘F’ light (ringan)
4
Ketahanan sobek adalah : a =
SxP dengan satuan mN n a
=
Ketahanan Sobek
S
=
Rata-rata Skala
P
=
Faktor Pendulum
n
=
Jumlah Kertas
Faktor Sobek ditentukan dengan membagi ketahanan sobek dengan nilai gramatur bahan. F =
100a w F
=
Faktor Sobek
a
=
Ketahanan Sobek
w
=
Gramatur (g/m2)
Dengan satuan mN/m2/g
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 34 E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kekuatan Sobek pada Kertas dengan Metode Elmendorf” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir Hasil Pengujian Kekuatan Sobek Pada Kertas dengan Metode Elmendorf PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KEKUATAN PADA KERTAS DENGAN METODE ELMENDORF I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
Kondisi Ruangan
=
_________________Suhu
3.
Jenis pendulum
=
_________________ Faktor pendulum (P) = _______
No
Jenis Kertas
Jumlah kertas (n)
: _________
Hasil Uji 1
2
3
4
5
o
C
RH
Rerata (S)
:
___________ %
Ketahanan sobek (mN)
Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(..................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 35 Lampiran 15 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KADAR ABU PADA KERTAS (Cara Uji Nomor 22)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kadar abu pada kertas. B.
Definisi Kadar abu adalah residu anorganik yang tersisa pada kertas atau karton setelah dipanaskan hingga bobot konstan pada temperature 925 25 0 C yang dinyatakan dalam persen.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Tanur/furnace elektrik/incinerator yang dapat mencapai suhu 900 25 0 C;
2.
Gunting/pemotong kertas;
3.
Neraca Analitis dengan ketelitian 0,1 mg;
4.
Cawan platina atau cawan porcelain dengan tutupnya;
5.
Desikator;
6.
Krustang;
7.
Sarung tangan tahan panas;
8.
Gunting;
9.
Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji 1.
Penentuan Bobot Kering Cawan a.
Panaskan cawan beserta tutupnya dalam tanur pada suhu 900 250 C selama 30 – 60 menit hingga bobot tetap.
b.
Dinginkan dalam desikator selama 45 menit, kemudian ditimbang hingga diperoleh bobot tetap.
2.
Pengujian a.
Pengujian kadar abu contoh sebaiknya dilakukan bersama dengan pengujian kadar air.
b.
Ditimbang 2 gram contoh yang bebas kadar air ke dalam cawan porcelain yang telah diketahui berat tetapnya dengan ketelitian 0,1 mg atau contoh dari hasil pengujian kadar air yang telah diketahui bobotnya dipindahkan kedalam cawan porcelain.
c.
Contoh kertas tersebut dimasukkan kedalam tanur, pastikan tutup cawan dibuka sedikit untuk memberikan sirkulasi udara pada contoh.
d.
Panaskan contoh dalam tanur dengan suhu 900 250 C, hingga pembakaran semua senyawa karbón dalam contoh sempurna, yang ditunjukkan dengan tidak adanya bagian
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 36 hitam karbón pada abu contoh. e.
Tutup kembali cawan dengan tutupnya, kemudian dipindahkan kedalam desikator dan didinginkan hingga suhu kamar.
f.
Setelah mencapai suhu kamar, kemudian ditimbang dengan neraca analitis yang sama dengan ketelitian 0,1 mg hingga diperoleh bobot tetap.
g.
Ulangi pengabuan tersebut hingga diperoleh bobot tetap. Selisih antara penimbangan tidak boleh lebih dari 0,1 %.
h. 3.
Lakukan pengerjaan duplo.
Penghitungan Kadar abu dalam contoh di hitung berdasarkan rumus: Kadar abu (%) = B1 x 100 B2 B1 adalah massa abu (gram) B2 adalah massa contoh sesudah dikeringkan (gram)
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kadar Abu Pada Kertas” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 37 Contoh Formulir Hasil Pengujian Kadar Abu Pada Kertas PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KADAR ABU PADA KERTAS I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
=
_________________Suhu
Kondisi Ruangan
No
Jenis Kertas
Massa kering kertas (B2) gram
: _________
Massa abu (B2) gram
o
C
RH
:
Kadar Abu (%)
___________ %
Ket
1 2 3 4 5 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(..................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 38 Lampiran 16 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KADAR CACO3 (ALKALI RESERVE) PADA KERTAS (Cara Uji Nomor 6)
A. Ruang Lingkup Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kadar CaCO3 (alkali reserve) pada kertas. B.
Definisi Alkali reserve adalah kandungan senyawa buffer (CaCO3) pada kertas yang berfungsi untuk menetralkan asam pada kertas yang timbul karena masa penyimpanan atau dari polusi atmosfer.
C. Peralatan dan Bahan 1.
2.
Peralatan a.
Neraca Analitik dengan ketelitian 0,1 mg;
b.
Buret 50 ml dan statif;
c.
Pipet 20 ml dan 25 ml;
d.
Erlemeyer 250 ml;
e.
Pemanas;
f.
Gelas piala.
Bahan a.
Larutan HCl 1 N;
b.
Larutan standar HCl 0,1 N;
c.
Larutan standar NaOH 0,1 N;
d.
Indikator merah metil (Metil Red);
e.
Air suling (Aquades);
f.
Bahan restorasi yang akan di uji.
D. Cara Uji 1.
Penentuan Kualitatif CaCO3 a.
Masukkan ± 0,5 g contoh kertas kedalam tabung reaksi.
b.
Tambahkan larutan HCl 1 N ke dalam tabung reaksi hingga tinggi larutan ± 10 mm.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 39 c.
Amati timbulnya gelembung udara pada larutan yang menunjukkan keberadaan CaCO3 (gelembung udara yang timbul sebagai akibat penyerapan udara oleh contoh kertas, tidak menunjukkan keberadaan CaCO3).
2.
Penentuan Kadar Kuantitatif CaCO3 a.
Timbang 1 g contoh kertas dengan ketelitian 0,1 mg.
b.
Contoh dimasukkan kedalam erlemeyer 250 ml dan kemudian ditambahkan sebanyak 25 ml air suling.
c.
Pipet 20 ml HCl 0,1 N ke dalam erlemeyer tesebut, kemudian dipanaskan.
d.
Biarkan mendidih selama ± 1 menit, kemudian dinginkan hingga suhu kamar
e.
Tambahkan 3 tetes indikator merah metil. Catatan : untuk 1 g contoh, 20 ml HCl 0,1 N cukup untuk menetralkan 10 % karbonat dalam kertas, namun jika larutan tidak berubah warna menjadi merah, maka dipipet lagi 10 ml HCl kedalam larutan hingga berwarna merah.
f.
Titrasi contoh dengan larutan NaOH 0,1 N yang telah distandarisasi hingga perubahan warna merah menjadi kuning lemon. Catat volume NaOH yang dibutuhkan.
g. 3.
Lakukan pengerjaan duplo.
Perhitungan Kadar CaCO3 dalam contoh dihitung bedasarkan rumus: CaCO3
=
0,05 adalah bobot setara CaCO3 B adalah massa contoh sesudah dikeringkan (gram)
Sedangkan penerimaan basa (Alkaline Reserve) dapat dihitung melalui rumus: Alkaline Reserve (mol/kg) = 5.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kadar CaCO3 (Alkali Reserve) Pada Kertas” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 40 Contoh Formulir Hasil Pengujian Kadar CaCO3 (Alkali Reserve) Pada Kertas
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KADAR CACO3 (ALKALI RESERVE) PADA KERTAS I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
=
_________________Suhu
No
Kondisi Ruangan
Jenis Kertas
Massa kertas (B) gram
HCl N
: _________
Volume HCl
NaOH
Volume
N
o
C
Volume NaoH Volume
RH
:
Kadar CaCO3 dalam %
___________ %
Alkali Reserve mol/kg
Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(..................................)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 41 Lampiran 17 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KETAHANAN KERTAS TERHADAP JAMUR (Cara Uji Nomor 23 )
A. Ruang Lingkup 1.
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ketahanan kertas terhadap jamur.
2.
Standar ini meliputi ketahanan kertas, folder, amplop foto atau media arsip lainnya terhadap jamur uji.
B.
Definisi Ketahanan kertas terhadap jamur adalah ketahanan kertas terhadap jamur yang diinokulasikan dan diinkubasikan selama waktu dan kondisi tertentu.
C. Peralatan dan Bahan 1.
Inkubator
14. Jarum ose
2.
Autoklaf portable
15. Pinset
3.
Lemari pengering (Oven)
16. Kapas
4.
Lemari pendingin
17. Gunting
5.
Timbangan analitik
18. Kertas saring
6.
Hot plate
19. Batang pengaduk
7.
Tabung reaksi
20. Kertas pembungkus
8.
Gelas piala 2000 dan 1000 ml
21. Media agar kentang dekstrosa
9.
Erlenmayer 250 dan 500 ml
22. Media agar mineral
10. Pipet ukur 5 ml
23. Jamur penguji:
11. Gelas ukur 100 ml
a. Aspergilus niger
12. Pembakar Bunsen
b. Aspergilus sp
13. Cawan petri
24. Bahan restorasi yang akan diuji
D. Cara Uji 1.
Persiapan a.
Mensterilkan alat-alat cawan petri, pipet ukur, labu erlemeyer dan gunting, dalam autoklaf pada tekanan maksimum 10 lbs p.s.i selama 30 menit. Alat-alat tersebut sebelumnya dibungkus dengan plastik.
b.
Biakkan kultur murni jamur penguji pada beberapa tabung reaksi yang berisi media PDA dengan menggunakan jarum ose.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 42 c.
Kultur murni jamur diinkubasi dalam inkubator selama 14 hari pada suhu 28 ± 1oC dan kelembaban udara 85-95%. Setelah 14 hari akan tampak seluruh permukaan media diliputi oleh spora jamur.
d.
Sebanyak 5 ml air suling steril ditambahkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi penuh oleh spora jamur.
e.
Seluruh spora jamur secara perlahan-lahan dilepaskan dari medianya dengan menggunakan jarum ose steril.
f.
Suspensi dikocok sampai seluruh spora jamur tersuspensi.
g.
Suspensi spora jamur penguji dituangkan ke dalam erlemeyer 200 ml steril, kemudian diencerkan dengan air suling steril 100 ml lalu tutup.
2.
Pengujian a.
Media agar garam mineral dicairkan dalam penangas air.
b.
Sebanyak 25 ml media tersebut (1 tabung reaksi) dituangkan ke dalam cawan petri.
c.
Media dibiarkan dan didinginkan sampai media menjadi padat.
d.
Selembar contoh uji diletakkan di tengah-tengah permukaan media dengan menggunakan piset steril. Permukaan contoh yang akan diuiji menghadap ke atas.
e.
Contoh uji tersebut ditekan-tekan secara perlahan-lahan dengan menggunakan batang pengaduk yang ujungnya berbentuk L sampai permukaan contoh uji merata dengan permukaan media. Terjadinya gelembung udara di bawah permukaan contoh uji dihindarkan.
f.
Dipipet sebanyak 1 ml suspensi kultur murni jamur dengan menggunakan pipet ukur 1 ml steril, kemudian disebarkan secara merata pada seluruh permukaan contoh uji dan media.
g.
Media diinkubasi dalam inkubator selama 14 hari pada suhu 28 ± 1oC dengan kelembaban udara 85-95 % dan diamati ada tidaknya pertumbuhan jamur pada contoh uji setiap hari setelah inkubasi 7 hari. Catatan Pengujian dilakukan secara triplo untuk masing-masing spesies jamur penguji dan masing-masing permukaan contoh uji. Untuk pengerjaan blanko menggunakan kertas saring analisis sebagai contoh uji. Apabila pada pengerjaan blanko tidak terdapat pertumbuhan jamur, pengujian diulang dari awal.
3.
Pengamatan hasil Hasil pengujian terhadap contoh uji dapat dilaporkan sebagai berikut: a.
Jika seluruh/salah satu spesies jamur penguji memperlihatkan pertumbuhan contoh uji selama inkubasi 7-13 hari, berarti contoh uji tersebut tidak tahan terhadap jamur.
b.
Jika seluruh/salah satu spesies jamur penguji memperlihatkan pertumbuhan pada contoh uji selama masa inkubasi 7 hari, tetapi menunjukkan pertumbuhan yang jarang setelah 14 hari, berarti contoh uji tersebut cukup tahan terhadap jamur.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 43 c.
Jika seluruh spesies jamur sama sekali tidak menunjukkan pertumbuhan jamur pada contoh uji setelah masa inkubasi 14 hari, berarti contoh uji tersebut tahan terhadap jamur.
E.
Laporan Hasil Uji Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Ketahanan Kertas Terhadap Jamur” seperti contoh berikut: Contoh Formulir Hasil Pengujian Ketahanan Kertas Terhadap Jamur
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA No.
HASIL PENGUJIAN KETAHANAN KERTAS TERHADAP JAMUR I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Jenis bahan - Asal lokasi - Jumlah
= = =
_____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________
2.
=
_________________Suhu
Kondisi Ruangan
No
Jenis Kertas
Jenis jamur
: _________
o
C
RH
Pertumbuhan pada masa inkubasi 0 s.d 7 hari
7 s.d 13 hari
Lebih dari 14 hari
:
___________ %
Ketahanan terhadap jamur
Ket
1 2 3 4 5 6 7 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ............................ Mengetahui Penanggung jawab,
(.......................................)
Penguji,
(..................................)