BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
4.1 PENGUMPULAN DATA 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator atau lebih dikenal dengan lemari es, prosesnya melalui empat lini produksi utama, yaitu : Line Cabinet Process, Line Door Process, Line Total Assy,Line Testing, Line finishing dan yang terahir adalah line Packing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini
47
:
CABINET PROCESS
DOOR PROCESS
TOTAL ASSEMBLY
COOLING TESTING (AGING PROCESS)
FINISHING PROCESS
PACKING PROCESS Diagram 4.1 : Main Flow Process Di setiap lini produksi utama terdiri dari beberapa sub-sub lini produksi yang melakukan suatu proses tersendiri dan nantinya akan bergabung menjadi lini porduksi utama. Pada lini produksi utama dikepalai oleh seorang Supervisor (pengawas dan mereka membawahi beberapa kepala group yang mengepalai masing masing sub lini produksi.
48
A. Cabinet Proses Di lini produksi cabinet proses, terdiri dari beberapa sub lini yaitu :
Roll Forming process
Food Liner Vacum Forming Process
Cabinet Assembly process
P.U (Poly Urethane) Injection Process
Cabinet After P.U Assembly Process
Diagram 4.2 : Flow Process Cabinet
Pada lini produksi Roll Forming, terjadi proses pembentukan bagian luar dari rangka lemari es atau yang biasa disebut dengan cabinet. Bagian luar cabinet ini terbuat dari proses pembentukan material yang berupa lembaran dari plat metal
49
setebal 0.5 mm yang diproses dengan cara cold working atau biasa dikenal dengan proses bending. Food liner vacum forming adalah proses pembentukan part food liner dengan cara blow molding. Food liner terbuat dari material plastik ABS yang berupa lembaran dan kemudian dipanaskan lalu dicetak dengan menggunakan cetakan atau mould yang dibantu dengan hisapan dan dorongan tekanan dari angin. Food liner sendiri memiliki fungsi sebagai rangka bagian luar yang nantinya akan digunakan sebagi tempat atau dudukan dari media penyimpanan makanan di dalam lemari es. Setelah foodliner dan cabinet roll forming terbentuk, maka kedua part ini dirakit dengan tambahan beberapa part yang lain sehingga siap untuk diproses berikutnya. Proses perakitan ini biasa dikenal dengan sebutan Cabinet Assembly process. Setelah melalui proses perakitan, cabinet siap untuk diproses berikutnya yaitu proses injeksi Poly Urethane(P.U). Proses ini adalah proses memasukan cairan kimia atau cairan P.U kedalam bagian cabinet yang sudah terpasang dengan Food liner yang nantinya akan terjadi reaksi kimia didalam cabinet sehingga cairan PU akan berubah bentuk menjadi padat atau berwujud seperti foam. Proses ini berfungsi sebagai media isolator untuk mencegah perpindahan kalor yang terjadi di dalam lemari es,sehingga lemari es akan tetap dingin. Setelah melalui proses poly urethane injection, maka cabinet akan dirakit dengan beberapa komponen penunjang dan nantinya akan siap untuk proses perakitan dengan komponen-komponen pintu lemari es. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah
50
gambaran tentang bagian cabinet yang tersusun menjadi sebuah cabinet assembly process.
Gambar 4.1. : Cabinet Assembly
51
B. Door Process Dalam proses pembuatan sebuah pintu lemari es, terdapat beberapa urutan kerja sebagai berikut Door Plate Forming
Door Plate Assembly
P.U (Poly Urethane) Injection Process
Door After P.U Assembly Process Digram 4.3 : Flow Door process
Pada proses door plate forming, material pintu yang berupa lembaran plat metal yang sudah tertentu ukurannya, dibentuk dengan menggunakan sebuah cetakan atau dies sesuai dengan profil yang a telah dirancang tehadap dies itu. Total proses pembentukan door plate ini ada tiga proses pembentukan yang terdiri dari 3 buah dies yaitu dies piercing door plate, dies bending proses satu dan dies bending proses dua.
52
Setelah door plate dibentuk, kini barang tersebut di pasang atau dirakit dengan komponen utama pintu yaitu door cap dan elemen kunci pintu yang kemudian assembly door plate tersebut siap untuk diproses injeksi poly urethane. Seperti layaknya proses pada pembuatan cabinet, pintu lemari es juga mengalami proses injeksi poly urethane yang berfungsi sama seperti pada cabinet yaitu sebagai isolator temperature,sehingga temperature dingin yang ada dalam lemari es tidak dapat keluar dan tertukar oleh temperatur yang ada di dalam lemari es. Setelah proses injeksi, pintu tersebut kemudian dirakit oleh beberapa komponen seperti door handle, door liner dan gasket frame. Untuk dapat melihat lebih jelas proses pada pintu, berikut ini adalah gambar dari komponen, komponen pintu lemari es.
53
Gambar 4.2 : Komponen Door Process
C. Proses Total Assembly, Aging dan Finisihing Pada saat cabinet assembly sudah melalui proses injection PU, maka cabinet tersebut diproses kembali dengan cara merakitnya dengan komponen pendinginan seperti komporesor, evaporator, evap mask serta beberapa part yang terdapat dalam komponen cabinet assembly tersebut. .
54
Gambar 4.4 : Perakitan Kompresor
55
Gambar 4.4 : Total Assembly Component Apabila assembly dari cabinet telah selesai, maka komponen pintu yang telah siap segera dipasang pada cabinet. Setelah itu unit tersebut diisi kompresornya dengan gas refrigerant atau yang biasa dikenal dengan Freon. Setelah gas terisi pada kompresor, maka unit lemari es ditransfer ke tempet pengetesan cooling. Pada tempat pengetesan cooling atau aging process, unit lemari es dinyalakan selama sekitar setengah jam. Selama pengetesan berlangsung, ada seorang operator yang bertugas memeriksa kebocoran pada kompresor dan juga selama pengetesan berlangsung, pintu dari lemari es dilarang keras untuk dibuka,ini bertujuan untuk
56
mendapatkan hasil yang actual dari proses pengetesan tersebut. Setelah waktu pengetesan selesai, pintu lemari es dibuka dan di periksa temperaturnya dengan menggunakan sensor suhu.pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa hasil pengetesan pendinginan apakah suhu yang ada dalam lemari es sudah sesuai dengan standar yang sudah di tentukan. Setelah proses aging selesai, maka
unit yang telah menjalani proses
pengetesan cooling dibersihkan agar tidak ada sisa bunga es atau kotoran-kotoran yang lain terdapat di dalam unit tersebut. Kemudian unit yang sudh dibersihkan di berikan name plate untuk mengidentifikasi nomor pembuatannya.
D. Proses packing Unit yang telah dibersihkan, kini siap untuk di packing. Proses ini adalah proses terahir sebelum unit dikirim ke gudang barang jadi. Pada proses ini unit di masukan kedalam sebuah karton box yang sebelumnya unit telah dipasangi dengan styro foam atau cushion pada bagian ata dan bagian bawah yang berfungsi sebagai bantalan agar unit yang di bungkus oleh karton box tidak mengalami benturan pada saat dalam perjalanan menuju gudang atau bahkan saat dikirim ke konsumen. Setelah unit di bungkus oleh karton box dan cushion, maka unti tersebut diikat dengan menggunakan tali packing dengan menggunakan mesin Wrapt Bend. Proses
57
ini adalah bagian yang paling terahir dari seluruh proses pembuatan sebuah lemari es. Berikut ini adalah gambar dari proses packing.
Gambar 4.8 : Proses Packing
58
4.1.2 Model Baru Lemari Es Dalam pengembangan sebuah model baru, ada beberapa tahapan umum yang dilaksanakan hingga model baru tersebut dapat di produksi di lini produksi. Tahapantahapan itu adalah Product Authorization
Drawing Design
Setup Data
Tooling Order
New Model Information
Engineering Trial
Pre-Mass Production
Mass Production
Diagram 4.4 : Flow Model Baru Product Authorization adalah sebuah tahap dimana rencana model baru yang akan dikembangkan, dianalisa terlebuh dahulau dan kemudian diajukan sebagai proposal pengembangan model baru oleh pihak engineering yang bertindak sebagai tim riset
59
and
development
kepada
jajaran
top
management
dan
direksi
PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA. Kemudian pihak top management akan mengadakan pertemuan dengan pihak costing dan marketing untuk membahas seluruh biaya dan harga jual dari model baru yang akan dikembangkan. Setelah terjadi persetujuan antara pihak marketing dan pihak costing bersama jajaran top management, barulah seluruh pihak tersebut akan menandatangani persetujuan untuk proposal pengembangan model baru yang akan dijalankan. Setelah proposal disetujui, engineering akan menyiapkan seluruh data yang berkaitan dengan model baru tersebut seperti bill of material, ECN dan jiga prosedurprosedur model baru yang lain. Selain itu, pihak engineering juga akan sekaligus menyiapkan seluruh gambar detai produk yang akan dibuat untuk model baru dan kemudian akan memesan peralatan-peralatan (tooling) kepada pihak vendor untuk menunjang produksi model baru tersebut. Setelah toolong selesai dibuat oleh vendor yang ditunjuk untuk membuatnya, kemudian pihak engineering akan mengadakan percobaan atau trial terhadap toolingtooling tersebut. Kemudian setelah tooling-tooling tersebut sudah siap dan menghasilkan produk yang ok melalui tahap trial, maka engineering akan mengadakan simulasi produksi dalam jumlah yang kecil (natara 50 sampai100 unit). Proses ini dinamakan proses pre-mass production. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh model baru yang nantinya akan timbul pada saat mass production dijalankan. Setealh tahapan itu
60
selesai, barulah model baru tersebut dijalankan di lini produksi dengan jumlah produksi yang sesungguhnya.
4.1.3 Lemari Es 150 Liter Setelah dilakukan survey di beberapa pusat elektronik dan juga beberapa situs di internet yang menjual produk-produk elektronika, didapatkan harga-harga lemari es 150 liter dari berbagai merek dagang.,lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 4.1: Harga pasaran lemari es 150 liter No
Produsen
Tipe
Harga
1
TOSHIBA
GR-H 151
Rp1,246,000
2
TOSHIBA
GR-F 150BC
Rp1,300,000
3
PANASONIC
NR-A16KN
Rp1,347,000
4
SHARP
SJ-15MKII
Rp1,200,000
5
UCHIDA
URG-168GY
Rp1,086,000
4.1.4 Bench Marking Lemari Es 150 liter Dari hasil survey yang dilakukan terhadap beberapa merek lemari es 150 liter di beberapa pusat elektronik, didapatkan harga jual termurah yaitu pada lemari es yang berasal dari produsen UCHIDA dengan tipe URG-168GY. Berdasarkan hal tersebut, maka lemari es UCHIDA tipe URG 168GY akan dijadikan objek bench marking
61
untuk dijadikan sebagai salah satu acuan dalam hal biaya material serta perancangan kontruksi dari komponen-komponen yang digunakan dalam pengembangan model baru SJ-M151. Setelah dilakukan bench marking pada model tersebut, maka didapatkan data komponen-komponen yang digunakan dalam lemari es UCHIDA tipe UR 168GY. Berikut adalah data-data yang didapatkan : Tabel 4.2 : Komponen UCHIDA UR-168GY KOMPONEN DOOR PARTS DOOR PLATE TOP & BOTTOM DOOR CAP HANDLE BASE A HANDLE BASE B HANDLE COVER GASKET DOOR LINER BAR POCKET SCREW D/L DOOR LINER CUSHION
MATERIAL
KETERANGAN
PCS ABS ABS ABS ABS PVC HIPS PVC Steel, Zn Plt PSF
960x637.5
CABINET PARTS CABINET SHEET BASE PLATE FOOD LINER SHEET BACK TOP PLATE BOTTOM PLATE ANGLE R ANGLE L BASE FRAME SCREW BASE FRAME COMP BOLT COMP WASHER
Steel, Painting Steel, Painting ABS SGCC Corr. Plastic Steel, Painting Steel, Painting Steel, Painting Steel, Zn Plt Steel, Zn Plt Steel, Zn Plt
Est. 25% cheaper Est. 10% cheaper 1156 gr 790X560 Est. 25% cheaper Est. 25% cheaper Est. 10% cheaper 520x180xT1
ELECTRICAL PARTS DOOR SWITCH
---
38.85 gr 56 gr 18.15 gr 612.05 gr 938 gr 58 gr
JUMLAH
UNIT
1 1 1 1 1 1 1 4 26 2
PC PC PC PC PC PC PC PC PC PC
1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 4
PC PC PC PC PC PC PC PC PC PC PC
1
PC
62
LAMP LAMP SOCKET THERMOSTAT THERMO TUBE THERMOSTAT WIRE CE CONNECTOR AC CORD SCREW AC CORD F/L WIRE ASSY COMP WIRE ASSY COOLING PARTS COMPRESSOR EVAPORATOR DP PIPE SUCTION PIPE CAPILLARY PIPE VACUM PIPE DRYER DRYER CLAMP
--PP Soft type Dial Type PVC ----Steel, Zn Plating Mat. HVSF Mat. HVSF
SCREW DRYER CLAMP
--Alumunium Cu Cu Cu Cu Cu SGCC Steel, Zn Plating
CHEMICALS ISOCYANATE POLYOL CYCLOPENTANE REFRIGERANT
------R134a
OUTER PARTS TOP HINGE COVER TOP HINGE PLATE TOP HINGE SCREW TH TAPPING PLATE RIVET BOTTOM HINGE DOOR STOPPER SCREW B.HINGE SCREW DS
ABS Steel, Zn Plt Steel, Zn Plt Steel, Zn Plt Alumunium Steel, Zn Plt Steel, Zn Plt Steel, Zn Plt Steel, Zn Plt
2m, 3 wires
1 1 1 1 1 6 1
PC PC PC PC PC PC PC
Mat. HVSF With PVC tube
1 1 1
PC PC PC
1 1 1 1 1 1 1 1
PC PC PC PC PC PC PC PC
1
PC
1,928 1,326 216 105
GR GR GR GR
1 1 3 1 1 1 1 2 2
PC PC PC PC PC PC PC PC PC
2.85 gr
Samsung CD130H 668X375XT1.4 Dia4.76xT0.5x5410 Dia6xT0.4x850 L = 800 1 Pc
105 gr
11 gr 74.25 gr
134.7 gr 22.15 gr
63
ADJUSTABLE LEG FRONT LEG
PP PP
50.85 gr 54.30 gr
1 1
PC PC
INNER PARTS CRISPER SLIDING SHELF MEAT TRAY GLASS SHELF GLASS SHELF CUSHION EVAP DOOR EVAP MASK CONTROL BOX ICE TRAY THERMO DIAL THERMO CLAMP THERMO CLAMP SPACER THERMO LOCK EVAP IO COVER SCREW SUS
GPPS GPPS GPPS Glass PP GPPS PP HIPS PP HIPS SGCC ABS Nylon PSF Sus
891 gr 385 gr 461 gr 458x180xt3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5
PC PC PC PC PC PC PC PC PC PC PC PC PC PC PC
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6,600
PC PC PC PC PC PC PC PC PC PC MM
2 1 1 2 2 54
PC PC PC PC PC GR
PRINTING & PACKING PARTS OP.MAN. PLASTIC BAG OP.MANUAL GUARANTEE CARD NON CFC LABEL BADGE WIRING DIAGRAM CAUTION LABEL CAB. PLASTIC BAG BOX PACKING CUSHION R/L STRAPPING BAND
PP --PSF ---
OTHERS ABSORBEN RUBBER DP OUTLET SEALER SUCTION OUTLET SEALER WIRE OUTLET SEALER EVAP BUSHING SILICON SEALANT
NR N-Pu-F N-Pu-F N-Pu-F PP Silicone
202 gr 116 gr 157 gr 50 gr 4 gr 5.3 gr
PP 4 Sheets 135x280 Sus ---
Sus T0.1
1170x1060 241 gr 6600 mm
All around 54gr
64
4.1.5 Struktur Biaya Lemari Es Dalam memproduksi sebuah lemari es, diperlukan biaya-biaya baik langsung ataupun tidak langsung untuk agar proses produksi dapat terus berlangsung. Di PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA khususnya di divisi Home Apliances, dalam membuat sebuah lemari es, dibutuhkan beberapa biaya,yaitu : 1. Biaya material (Material Cost) Biaya material adalah biaya yang dikeluarkan untuk seluruh kebutuhan material dalam membuat satu unit produk. 2. Biaya Over Head Pabrik (BOP) Biaya over head pabrik adalah biaya-biaya yang digunakan dalam membuat satu unit produk baik langsung maupun tidak langsung. Pada penerapannya di PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA, biaya over head dihitung dengan menggunakan waktu standar pembuatan satu unit lemari es dikalikan dengan biaya waktu standar per menit dan kemudian ditambahkan dengan biaya royalty. Pada saat penelitian ini sedang dijalankan, biaya untuk waktu standar per menit adalah sabesar Rp 1.314,-. Dan rumusan untuk BOP adalah sebagai berikut:
65
BOP = ( ST x CST ) + R BOP
: Biaya Over Head Pabrik
ST
: Standard Time (waktu Standar)
CST
: Cost Standard Time
R
: Royalty
Pada penerapannya, biaya tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung yang digunakan dalam memproduksi suatu unit lemari es juga termasuk kedalam biaya ini. Biaya royalty adalah biaya yang dibebankan kepada produksi per unit lemari es untuk dibayarkan kepada pihak yang memegang lisensi akan merk yang digunakan, dalam hal ini adalah SHARP JAPAN Corp. Besar biaya royalty yang dibebankan kepada satu unit lemari es adalah 3% dari harga jual bersih
R = 3% x Harga Penjualan Bersih
3. Biaya Total Pabrikasi (Manufacturing Cost) Biaya Total Pabrikasi adalah total biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan suatu unit lemari es yang berhubungan erat dengan proses pabrikasi. Biaya ini adalah penjumlahan antara total material cost dengan total BOP.
Manufacturing Cost = Material Cost + BOP + Depresiasi Mould
66
4. Biaya Depresiasi Tooling Biaya Depresiasi Tooling adalah pembebanan biaya pada tiap unit produk yang diproduksi dari harga pembuatan mould yang digunakan untuk produk tersebut yang dibagi dengan banyaknya produk yang diproduksi dalam satu priode tertentu. Pada penerapannya di PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA, biaya depresiasi dihitung berdasarkan jumlah unit yang dibuat dalm satu tahun setengan atau 18 bulan, sehingga dalam bual ke 19 sudah tidak ada biaya depresiasi dari tooling tersebut. Nilai sisa setelah bulan produksi ke 19 diasumsikan tidak ada.
Depresiasi = Total HargaTooling / Qty produk 18 bulan
5. Biaya Administrasi Penjualan (BAP) Biaya administrasi dan promosi adalah biaya yang dibebankan kepada satu unit lemari es dalam melalui
proses penjualan. Komponen boaya yang
termasuk dalam biaya ini adalah biaya untuk distribusi produk ke pasar, biaya promosi, biaya administrasi, dan biaya tenaga kerja yang terlibat didalamnya. Besarnya biaya ini adalah 27 % dari harga jual bersih. BAP = 27% x Harga Penjualan Bersih
67
6. Harga Penjualan Bersih Harga penjualan bersih adalah selisih antara harga penjualan kotor sebelum pajak (10%) dikurangi dengan biaya Rebate yang diberikan untuk para agen penjualan.
Harga Penjualan Bersih = Harga Penjualan kotor - Rebate
7. Biaya Rebate Biaya Rebate adalah biaya potongan penjualan yang diberikan kepada para agen penjual apabila membeli dalam jumlah tertentu. Dalam biaya ini termasuk juga biaya bonus bagi agen-agen penjualan bial dapat memasarkan dalam jumlah tertentu. Besarnya biaya ini adalah sebesar 3.5% dari harga penjualan kotor sebelum pajak. Yang dimaksudkan pajak disini adalah pajak pertambahan nilai (PPn) yang besarnya adalah 10%
Rebate = 3.5% x Harga Penjualan kotor
68
8. Keuntungan (Profit) Keuntungan di tip unuit lemari es didapatkan dari hasil selisih antara harga penjualan bersih dikurangi dengan biaya administrasi penjualan dan kemudian dikurangi dengan total biaya pabrikasi.
Keuntungan = Harga Penjualan Bersih - Biaya Pabrikasi - BAP
4.1.6 Struktur Biaya Lemari Es SJ-15 MKII Lemari es tipe 15MKII adalah model lemari es yang diproduksi oleh PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA untuk bersaing dikelas 150 liter. Tipe lemari es ini sudah mulai diproduksi dari awal tahun 2006 hingga sekarang.berikut ini adalah struktur biaya yang terdapat pada lemari es tipe SJ-15MKII : Tabel 4.3 : Biaya dan harga jual SJ-15MKII Jenis Biaya
Jumlah Biaya
Total biaya Pabrikasi
Rp766,310.00
Total Biaya Administrasi penjualan
Rp255,218.00
Harga Jual (sesudah pajak)
Rp1,089,000.00
69
4.1.7 Waktu Standar (ST) Lemari Es 150 Liter Data waktu standar berikut ini adalah waktu standar yang didapatkan dari hasil pengolahan waktu standar yang berasal dari model lemari es 150 liter yang telah diproduksi terlebih dahulu. Sehingga diasumsikan bahwa lemri es model baru 150 liter akan memakan waktu standar yang sama dengan waktu standar dari model lemari es 150 liter yang telah berjalan. Tabel 4.4 : ST lemari es 150 liter
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6
WORK STATION Main Line Roll forming Cabinet assy Food liner assy Cabinet PU Total PU Total assy Test room Aging Finishing and Packing Sub Line Vacum forming PAP Door PU Evap assy Finishing Relay TOTAL
ST(Min)
Jumlah Operator
1.74 3.54 3.56 2.38 2.01 5.70 2.53 1.60 5.79
4 10 8 6 7 16 7 6 21
1.48 0.38 1.07 1.03 0.34 0.31 33.45
2 1 4 4 1 1 98
70
4.2 PENGOLAHAN DATA 4.2.1 Kapasitas Produksi Lemari Es 150 Liter Waktu kerja yang dimiliki oleh PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA dalam memproduksi lemari es terbagi menjadi 3 shift, yang lamanya masing-masing sebagai berikut : Tabel 4.5 : Jam kerja PT SEID
Shift 1 2 3 Total
Working Hours (H) (Min) 8 480 7.5 450 7 420 22.5 1350
Kapasitas produksi dihitung melalui rata-rata standard time yang dimiliki oleh satu orang operator dalam melakukan pekerjaannya di stasiun kerja pada area main line,karena pada area main line system prosesnya adalah dengan menggunakan ystem ban berjalan (conveyor) atau dengan kata lain dengan menggunakan continues flow. Sedangkan pada subline, system produksi yang dipakai adalah dengan
ystem stok. Berikut ini adalah data rata-rata satndart time yang dimiliki oleh
satu orang operator
71
Tabel 4.6 : ST main line
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Stasiun Kerja ST(Min) Roll forming 1.74 Cabinet assy 3.54 Food liner assy 3.56 Cabinet PU 2.38 Total PU 2.01 Total assy 5.70 Test room 2.53 Aging 1.60 Finishing and Packing 5.79 Rata-rata
Jumlah Operator 4 10 8 6 7 16 7 6 21
ST / Operator 0.44 0.35 0.45 0.40 0.29 0.36 0.36 0.27 0.28 0.35
Kapasitas produksi satu hari kerja didapatkan dengan cara membagi total waktu kerja dengan standard time rata yang kemudian dikalikan dengan tingkat efisiensi produksi yang diasumsikan sebesar 15%. Dari data di atas, maka didapatkan kapasitas produksi dalam satuhari kerja adalah sebesar : Kapasitas Produksi per hari = (1350 / 0.35) x (1-15%) = 3278 unit Untuk memproduksi lemari es 150 liter, pada lini produksi cabinet PU injection hanya terdapat maksimum 4 buah jig yang tersedia untuk model tersebut dari total kapasitas conveyor PU Jig yang sebanyak 14 buah jig. Jika diasumsikan bahwa total jig cabinet PU injection untuk model 150 liter di operasikan semua, maka kapasitas produksi lemari es 150 liter per satu hari kerja adalah sebagai berikut : Kapasitas Produksi lemari es 150 liter = (4/14) x 3278 = 936 Unit
72
4.2.2 Hasil Bench Marking A. Estimasi Harga Pokok Penjualan Lemari Es UCHIDA URG-168GY Dari harga yang didapatkan pada saat survey pasar secara langsung, harga lemari ES UCHIDA tipe 168GY adalah yang termurah dikelas lemari es 150liter yaitu sebesar Rp 1.086.000,-. Jika diasumsikan laba yang diambil oleh pedagang adalah sebesar 10% (diambil berdasarkan membandingkan harga pasar 15MKII dengan harga penjualan 15MKII) dan PPn 10%, maka Harga penjualan dari lemari es UCHIDA-UR168GY adalah sebesar : Harga Jual UCHIDA-URG168GY = (Rp 1.086.000 x 90%)x90% = Rp 879.660 Atau jika dibulatkan, harga jual lemari es UCHIDA-URG168GY =Rp 880.000
B. Perbandingan Lemari Es UCHIDA-UR168GY Dengan SJ-15MKII Dari hasil yang didapatkan melalui bench marking, maka didapatkan data berat atau dimensi melalui proses pengukuran di tiap komponen yang terdapat pada lemari es UCHIDA-URG168GY.Dari data-data tersebut kemudian dapat diestimasikan harga pekomponen dari lemari es UCHIDA-URG168GY, setelah itu kemudian dibandingkan dengan model lemari es yang diproduksi oleh PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA dikelas 150 liter, yaitu lemari es tipe SJ-15MKII. Berikut adalah perbandingan dari harga masing-masing lemari es:
73
Tabel 4.7 : Estimasi biaya SJ-15 MK Vs URG168GY SHARP SJ-15MKII MAIN REFRIGERATOR PARTS CABINET PARTS DOOR PARTS COOLING & ELECTRICAL PARTS TOTAL MAIN PARTS
UCHIDA URG168GY (Estimate price)
197,288 70,366
177,055 76,955
294,488
309,532
562,142
563,542
OTHER REFRIGERATOR PARTS INNER PARTS OUTER PARTS PACKING & PRINTING PARTS OTHERS TOTAL OTHER PARTS
66,797 5,840 18,003 16,149 106,789
45,320 9,005 16,933 6,678 77,936
GRAND TOTAL MAT.COST SELLING PRICE
668,931 980,100
641,478 880,000
4.2.3 Perancangan Model Baru SJ-M151 A Estimasi Biaya Material Dari data diatas, didapatkan bahwa total biaya pada sub komponen cabinet parts, inner parts, packing and printing parts serta other parts pada lemari es UCHIDAURG168GY lebih murah dibandingkan dengan lemari es SHARP model SJ-15MKII. Kemudian diputuskan untuk merancang komponen komponen yang baru di sub komponen tersebut khususnya Berikut ini adalah harga komponen-komponen yang dirancang ulang yang dihitung berdasarkan estimasi berat dan juga berdasarkan harga material dasar yang ada di pasaran dari komponen tersebut.
74
Tabel 4.8 : Estimasi biaya material SJ-M151
SJ-M151 (Estimate price) MAIN REFRIGERATOR PARTS CABINET PARTS DOOR PARTS COOLING & ELECTRICAL PARTS TOTAL MAIN PARTS
132,445 64,084 237,300 433,829
OTHER REFRIGERATOR PARTS INNER PARTS OUTER PARTS PACKING & PRINTING PARTS OTHERS TOTAL OTHER PARTS GRAND TOTAL MAT.COST
37,597 5,428 14,207 4,281 61,513 495,342
Berikut ini adalah daftar komponen-komponen baru yang melalui proses perancangan dan akan digunakan unuk model baru tersebut beserta besarnya harga investasi yang harus dikeluarkan untuk pembuatan tooling komponen-komponen tersebut.
75
Tabel 4.9 : Estimasi harga tooling
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5
DESCRIPTION PLASTIC MOULDING F/L Vacum forming mould D/L Vacum forming mould Evap Door mould Control Box mould Door Bar Guard Extrusion mould Base Plate Plastic Mould Angle R/L Plastic mould Base Frame Plastic mould Back Plate vacum mould Door Cap T/B mould Door Insulation (set) mould METAL DIES F/L Trimming die D/L trimming die Evaporator trimming die Door plate piercing die (modify) Back plate trimming die OTHERS
MATL.
TOOLS PRICE (estimate) Rp (1$=Rp9000)
CAV.
USD
ABS ABS PP PP
1x1 1x1 1x1 1x1
$22,000 $9,000 $14,000 $9,000
Rp198,000,000 Rp81,000,000 Rp126,000,000 Rp81,000,000
PVC ABS PP PP ABS HIPS PSF
1x1 1x2 1x2 1x1 1x1 1x2 1x2
$2,000 $16,000 $16,000 $20,000 $17,000 $17,000 $4,000
Rp18,000,000 Rp144,000,000 Rp144,000,000 Rp180,000,000 Rp153,000,000 Rp153,000,000 Rp36,000,000
ABS ABS ---
1x1 1x1 1x1
$22,000 $7,000 $6,000
Rp198,000,000 Rp63,000,000 Rp54,000,000
--ABS
1x1 1x1
$3,000 $7,000
Rp27,000,000 Rp63,000,000
$5,300
Rp47,700,000
$3,000
Rp27,000,000
$1,600 $3,000 $203,900
Rp14,400,000 Rp27,000,000 Rp1,835,100,000
1
Door PU jig (4 sets)
---
2
Cabinet jig spacer (4 sets)
---
3 4
Evap bending jig Allowance TOTAL INVESTMENT
---
4 sets 4 sets 1 sets
76
B. Target Harga Penjualan Berdasarkan dari harga jual yang diestimasikan pada lemari es UCHIDAURG168GY sebesar Rp 880.000,- , maka pihak top managemen menentukan target harga jual yaitu dibawah dari satu juta rupiah, atau ditetapkan sebesar Rp900.000,- , Maka harga jual setelah pajak : Rp900.000 x 110% = Rp 990.000 C. Biaya Rebate Biaya rebate didapatkan dari 3,5% harga penjualan. Dari target harga penjualan yang ditetapkan, maka besarnya biaya rebate adalah: Rp 900.000 x 3,5% = Rp 31.500,D. Harga Penjualan Bersih Harga penjualan didapatkan dari selisih antara biaya rebate dengan harga penjualan. Harga penjualan bersih dari model baru ini adalah : `
Rp 900.000 – Rp 31.500 = Rp 868.500,-
E. Biaya Administrasi Penjualan Biaya administrasi penjualan adalah sebesar 27% dari harga penjualan bersih. Untuk model baru ini, didapatkan biaya adminstrasi penjualan yaitu sebesar : Rp 868.500 x 27% = Rp 234.495,-
77
F. Biaya Royalty Biaya Royalty adalah sebesar 3% dari harga penjualan bersih. Untuk model baru ini, didapatkan biaya Royalty yaitu sebesar : Rp 868.500 x 3% = Rp 26.055,G. Biaya Overhead Pabrik Dari data sebelumnya, didapatkan total waktu standar pembuatan lemari es 150 liter adalah sebesar 33.45 menit. Biaya waktu standar per menit adalah sebesar Rp1.134,- , maka biaya waktu standar per unit Biaya waktu Standar = Rp 1.134 x 33.45 = Rp 37.932,Dari perhitungan sebelumnya, biaya royalty adalah sebesar Rp 26.055,- , maka biaya Overhead pabrik adalah sebesar : BOP = Rp 37.932 + 26.055 = Rp 63.987,-
H. Biaya Depresiasi Tooling Dalam memproduksi model baru SJ-M151, dibutuhkan beberapa pembuatan tooling untuk menunjang produksi model baru tersebut. Total biaya yang dikeluarkan dari
pembuatan
tooling
tersebut
adalah
sebesar
$203,900
Rp1.835.100.000,- (diasumsikan kurs Dollar US = Rp 9000 / Dollar).
atau
sebesar
78
Kapasitas produksi untuk lemari es 150 liter pada satu hari kerja adalah sebesar 936 unit. Jika diasumsikan dalam satu bulan terdapat 20 hari kerja, maka kapasitas pada saat terjadinya depresiasi tooling atau selama 18 bulan adalah sebesar : 936 x 20 x 18 = 336.960 unit Dari hasil perhitungan diatas, maka didapatkan biaya depresiasi tooling pada setiap unit model baru adalah sebesar : Rp1.835.100.000 / 336.960 = Rp 5.446,Tabel 4.10 : Depresiasi tiap priode Priode (bulan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Depresiasi Rp 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000 101,950,000
Nilai Sisa Rp 1,733,150,000 1,631,200,000 1,529,250,000 1,427,300,000 1,325,350,000 1,223,400,000 1,121,450,000 1,019,500,000 917,550,000 815,600,000 713,650,000 611,700,000 509,750,000 407,800,000 305,850,000 203,900,000 101,950,000 -
79
I. Total Biaya Pabrikasi Total biaya pabrikasi didapatkan dari penjumlahan biaya material, biaya Overhead pabrik dan biaya depresiasi tooling. Besarnya total biaya pabrikasi untuk model baru ini pada setiapunitnya adalah sebesar Rp 495.342 + Rp 63.987 + Rp 5.446 = Rp 564.775 ,Pada saat biaya depresiasi telah habis, maka total biaya pabrikasi adalah sebesar : Rp 495.342 + Rp 63.987 = Rp 559.329,J. Perhitungan Rugi-Laba Tiap Unit Model Baru Keuntungan yang didapatkan pada setiap unit adalah selisih dari harga penjualan bersih per unit dengan total biaya pabrikasi dan kemudian dikurangi dengan biaya administrasi penjualan. Berikut adalah besarnya rugi-laba pada model baru SJ-M151 pada priode 18 bulan pertama Rp 868.500 - Rp 564.775 - Rp 234.495 = Rp 69.230,Pada priode 19 bulan dan seterusnya, rugi laba yang didapat dari model baru ini adalah sebesar : Rp 868.500 - Rp 559.389- Rp 234.495 = Rp 74.676,Dari hasil perhitungan diatas kapasitas produksi untuk model baru ini per hari sebesar 936 unit. Jika dalam satu bulan terdapat 20 hari kerja, maka kapasitas
80
produksi nya adalah sebesar 18.720 unit. Untuk keuntungan setiap bulannya pada saat priode 18 bulan pertama adalah sebesar : 18.720 unit x Rp 69.230 = Rp 1.295.985.600,Dari hasil keuntungan pada priode 18 bulan pertama, maka diketahui pajak pertambahan hasil yang dikenakan adalah sebesar 35%. Maka keuntungan perunit setelah pajak pada saat masih terbebani nilai depresiasi adalah sebesar : Rp 69.230 x (1-35%) = Rp 44.999 Keuntungan pada setiap unit setelah tidak terbebani biaya depresiasi adalah sebesar : Rp 74.676 x (1-35%) = Rp 48.539
4.3 ANALISA DATA 4.3.1 Perhitungan Aliran kas Bersih Berdasarkan dari perhitungan rugi-laba, pada tiap unit model baru SJ-M151 perusahaan mendapatkan keuntungan bersih setalah pajak pada setiap unit adalah sebesar Rp 44.999,- pada priode 18 bualn pertama dan Rp 48.539,- pada sisa priode berikutnya. Jika diasumikan umur proyek ekonomis tersebut adalah selama 3 tahun, maka perusahaan mendapatkan keuntungan ditahun pertama sebesar : Rp 44.999 x 936 x 20 x 12 = Rp 10.108.575.360,-
81
Pada tahun kedua, keuntungan pada setiap unit berubah dikarenakan 6 bulan terahir pada tahun tersebut sudah tidak terbebani lagi biaya depresiasi dari tooling. Keuntungan pada tahun kedua adalah sebesar : (Rp 44.999 x 936 x 20 x 6) + (Rp 48.539x 936 x 20 x 6) = Rp 10.506.188.160,Pada tahun ketiga, keuntungan pada setiap unit berubah dibandingkan tahuntahun sebelumnya, karena pada tahun tersebut sudah tidak terbebani lagi biaya depresiasi dari tooling. Keuntungan pada tahun ketiga adalah sebesar : Rp 48.539 x 936 x 20 x 12 = Rp 10.903.800.960,Jika diasumsikan, tingkat bunga pada saat ini adalah sebesar 8%, maka total besarnya
nilai
sekarang
(present
value)
dari
keuntungan
adalah
Rp 27.021.922.237,-. Berikut adalah data hasil perhitungannya : P = F x ( p/f, i , n) Tabel 4.11 : Nilai sekarang laba bersih pada bunga 8%
Th
Keuntungan bersih
p/f (8%)
Nila Sekarang (pv)
1
10,108,575,360
0.9259
9,359,529,925.82
2
10,506,188,160
0.8573
9,006,955,109.57
3
10,903,800,960
0.7938
8,655,437,202.05
Total
27,021,922,237.44
sebesar
82
4.3.2 Analisa Net Present Value (NPV) Dari perhitungan sebelumnya, diketahui bahwa nilai keuntungan bersih sekarang adalah sebesar Rp 27.021.922.237,-. Investasi yang dikeluarkan untuk menjalankan model baru ini hanyalah pada pembuatan tooling yaitu sebesar Rp 1.835.100.000,-. Dari hasil data tersebut, maka didapatkan besarnya nilai NPV adalah sebagai berikut : NPV = PV – Io NPV = Rp 27.021.922.237 - Rp 1.835.100.000 = Rp25.186.822.237,Dari perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai NPV>0, maka dapat disimpulkan bahawa proyek tersebut layak untuk dijalankan.
4.3.3 Analisa Average Rate of Return (ARR) Dari data di atas, didapatkan rata-rata keuntungan bersih setiap tahunnya selama 3 priode adalah sebagai berikut : Rata-rata keuntungan = Total keuntungan selama 3 tahun / 3 Rata-rata keuntungan = Rp 31.518.546.480 / 3 = Rp 10.506.188.160,Maka ARR dapat diketahui nilainya, yaitu sebesar : ARR = Rata-rata keuntungan / besarnya investasi ARR = Rp 10.506.188.160 / Rp 1.835.100.000 = 5,725
83
Jika dilihat dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahawa nilai ARR adalah lebih besar dari nilai bunga deposito yang sedang berlaku sekarang ini yang besarnya 6.5%-9.5%. Maka dapat disimpulkan bahwa proyek model baru tersebut layak untuk dijalankan.
4.3.4 Analisa Probability Index (PI) Metode ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara nilai NPV dengan nilai investasi yang dikeluarkan. Adapun perhitungannya sebagai berikut :
PI =
PI =
NPV investasi
Rp 25.186.822.237 = 13.725 Rp1.835.100.000
Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai Probability index dari proyek model baru ini adalah sebesar 13.725,. Karena nilai PI > 1, maka poryek model baru tersebut layak untuk dijalankan.
84
4.3.5 Analisa Benefit Cost Rasio (BCR) Benefit Cost Rasio adalah salah satu metode penilaian kelayakan investasi yang digunakan dengan cara membandingkan antara manfaat yang didapatkan dari proyek yang didapatka dan total biaya yang dikeluarkan pada saat ini. Apabila nilai BCR >1, maka proyek layak untuk dijalankan.Dan begitupun sebaliknya, jika nilai BCR<1, maka proyek tidak layak untuk dijalankan. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari nilai manfaat (dalam hal ini adalah harga penjualan bersih) pada priode ini yang dikeluarkan selama waktu ekonomis danjuag nilai biaya saat ini yang dikeluarkan untuk priode yang sama. Tabel 4.12 : PV penjualan dan PV biaya p/f (8%)
PV Penjualan
PV Biaya
179,548,090,752
0.9259
180,642,941,856
166,243,577,227
178,936,390,752
0.8573
167,259,092,832
153,402,167,791
195,099,840,000 178,324,690,752 Total
0.7938
154,870,252,992 502,772,287,680
141,554,139,518 461,199,884,537
Tahun
Penjualan
1
195,099,840,000
2
195,099,840,000
3
Total Biaya
BCR =
BCR =
Benefit Cost
502.772.287.680 = 1,09 461.199.884.537
85
Nilai BCR dihasilkan sebesar 1,09 atau > 1 , maka proyek model baru layak untuk dijalankan.
4.3.6 Analisa Payback- Priode Payback-Priode adalah
metode untuk mengetahui priode pengembalian nilai
investasi yang dikeluarkan untuk suatu proyek. Dalam analisa payback-priode untuk model baru SJ-M151, priode pengembalian dihitung berdasarkan biaya investasi yang dikeluarkan dan kemudian akan dibagi dengan keuntungan per unit dari produk tersebut. Setelah itu akan dibandingkan dengan tingkat kapasitas produksi dari produk tersebut. Berikut ini adalah penghitungan payback priode untuk model baru SJ-M151.
Jumlah _ unit _ payback =
investasi profit / unit
Jumlah _ unit _ payback =
Rp1.835.100.000 = 26507,2 = 26508 _ unit Rp69.230
86
Dari data diatas diketahui kapasitas produksi satu hari untuk model lemari es 150 liter adalah sebesar 936 unit. Maka besarnya priode pengembalian investasi adalah selama : Payback − priode =
26508 = 26507,2 = 28.32 = 29 _ hari 936
Dari hasil perhitungan payback priode tersebut, jika dibandingkan dengan waktu ekonomis dari proyek selama 3 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa proyek tersebut layak untuk dijalankan.
4.3.7 Analisa Internal Rate of Return (IRR)
Motede ini digunakan untuk mengetahui tingkat suku bunga yang dihasilkan dari suatu proyek investasi yang nantinya akan dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang sedang berlaku saat ini. Untuk menghitung nilai IRR maka harus digunakan formula sebagai berikut :
N
Initial Investment (Io) = ∑ t =1
N
0 = − Io + ∑ t =1
Ct (1 + IRR ) t
Ct (1 + IRR ) t
87
Dimana : Io = Investasi awal yang dikeluarkan Ct = Aliran kas pada tiap priode selama masa ekonomis proyek t = Priode dari masing-masing aliran kas Kemudian diketahui nilai investasi yang dikeluarkan sebesar Rp1.835.100.000 dan besar aliran kas pada proide tahun pertama,kedua dan ketiga adalah sebesar Rp10.108.575.360,- ,Rp10.506.188.160,- dan Rp10.903.800.960,-. Maka nilai IRR dapat dihitung sebesar: 0 = -(1.835.100.000) + [(10.108.575.360/(1+IRR)1) + (10.506.188.160/(1+IRR)2) + (10.903.800.960/(1+IRR)3)] IRR = 5,525368 Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai IRR > dari pada nilai dposito yang sedang berlaku dimasyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa proyek layak untuk dijalankan.