BAB IV KONSEP PRANCANGAN A. Tataran lingkungan atau komunitas Pada produk furniture yang dibuat penulis menggunakan barang – barang recyle atau kegiatan mengolah kembali (mendaur ulang). Reuse adalah salah satu bagian dari 3R (reuse, reduce, dan recycle) maupun 4R (3R + replace) dan 5R (4R + replant). Secara singkat, recycle dapat diartikan sebagai daur ulang. Pengertian ini berarti merupakan sebuah proses menggunakan kembali sampah atau benda-benda bekas menjadi barang atau produk baru yang memiliki nilai manfaat. Kegiatan reuse bersama dengan recyle (mengolah kembali) dan reduce (mengurangi penyebab sampah) menjadi solusi terbaik dalam menghadapi sampah. Bahkan hingga sekarang tetap menjadi cara terbaik dalam pengelolaan sampah dengan berbagai permasalahan yang ditimbulkannya. Dengan melakukan reude atau menggunakan kembali, benda-benda yang sebelumnya tidak bermanfaat dan menjadi sampah bisa diolah menjadi barang-barang baru yang memiliki manfaat dan kegunaan baru. Fungsi barang pada saat sebelum dan sesudah melalui proses reuse bisa jadi akan berbeda. Sebagai contoh, semisal sebuah botol air kemasan yang semula menjadi wadah air minum, setelah di-reuse berubah menjadi pot sebagai tempat menanam tanaman hias atau diubah menjadi wadah pencil dan lain-lain. Pada prinsipnya, kegiatan ini memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut atau memanfaatkan barang bekas untuk dibuat kerajinan, dan lain – lain. Sehingga benda yang dihasilkan pun ramah lingkungan dan tidak mengganggu dari ekosistem yang ada. Sebagian besar dari produk furniture ini menggunakan kaca bekas sehingga mengurangi terjadinya pemanasan global.
28
B. Tataran sistem Produk yang akan dihasilkan ialah furniture dan aksesoris interior. Furniture ini dapat bermanfaat dalam membantu kegiatan serta aktifitas yang akan dilakukan oleh pengguna. Dalam sistem pembuatan penulis masih membuat dengan tangan sendiri sehingga penulis mengetahui dengan baik proses pembuatan dan cara kerja produk yang akan dibuat. Serta dalam pembuatan produk penulis tidak meninggalkan nilai – nilai ergonomi dan antropometri. Ergonomi
memfokuskan
pada
bagaimana
sesuatu
diciptakan
supaya
menghasilkan suatu integrasi antara keterbatasan badan manusia dan aktifitas. Ergonomi tidak memaksakan manusia yang disesuaikan pada pekerjaan atau ruang, tetapi pekerjaan atau ruang yang disesuaikan dengan keterbatasan manusia. Tujuan ergonomi adalah menciptakan desain yang bermanfaat dan praktis bagi manusia dengan mempertimbangkan keterbatasan manusia aspek fisikal maupun psikologis. Selain ergonomi dalam menciptakan sebuah produk furniture dibutuhkan juga pengukuran antropometri. Secara definisi antropometri dapat dinyatakan suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran suatu dimensi tubuh manusia. Dalam perancangan furniture bentuk, ukuran dan dimensi yang berkaitan dengan produk yang berhubungan langsung dengan manusia harus disesuakan dengan data antropometri manusia. Dan data antropometri pada dasarnya memiliki variasi yang sangat besar, maka perancangan produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang menggunakan produk hasil rancangan tersebut. Pengukuran Data Antropometri Variasi dalam ukuran tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa dan posisi tubuh. Berdasarkan posisi tubuh, terdapat dua cara pengukuran antropometri, yaitu:
29
a. Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension atau static
antrhopometry). Pada pengukuran ini tubuh diukur dengan berbagai posisi standar dan tidak bergerak. Dimensi yang diukur pada posisi ini antara lai berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun posisi duduk, ukuran kepala, tinggi/ panjang lutut pada saat berdiri/ duduk dan sebagainya. b. Pengkuran dimensi fungsional tubuh (fungtional body dimensions atau
dynamic antrhopometri). Pengukura dilakukan pada posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan.
Dimensi Tubuh Manusia Berikut adalah gambar yang merupakan bagian-bagian tubuh manusia yang pada umumnya perlu diukur dimensinya untuk applikasi sebuah perancangan desain furniture.
30
Gambar 4. 22. Dimensi Bagian Tubuh Manusia (Sumber: Manusia Dan Ergonomi)
Keterangan: 1) Stature, tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai ujung kepala). 2) Eye height, tinggi mata dalam posisi berdiri tegak. 3) Shoulder height, tinggi bahu dalam posisi tegak. 4) Elbow height, tinggi siku dalam posisi tegak. 5) Hip height, tinggi pinggul dalam posisi berdiri tegak. 6) Knuckle height, tinggi kepalan tangan terjulur lepas dalam posisi tegak. 7) Fingertip height, tinggi ujung jari terbuka kebawah dalam posisi tegak. 8) Sitting height, tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas empat duduk/ pantat sampai dengan kepala) 9) Sitting eye height, tinggi mata dalam posisi dudu 10) Sitting shoulder height, tinggi bahu dalam posisi duduk. 11) Sitting elbow height, tinggi siku dalam posisi duduk. 12) Thigh thickness, tebal atau lebar paha
31
13) Buttock-knee lenght, panjang paha yang diukur dari pantat hingga ujung lutut. 14) Buttock-popliteal lenght, panjang paha yang diukur dari pantat hingga bagia belakang dari lutut/ betis. 15) Knee height, tinggi lutut (diukur baik dalam posisi duduk maupun berdiri). 16) Popliteal height, tinggi tubuh pada posisi duduk yang diukur dari lantai samai dengan dasar paha. 17) Shoulder breadth (bideltoid), lebar bahu terluar. 18) Shoulder breadth (biocromial), lebar bahu dalam. 19) Hip breadth, lebar pinggul/ pantat. 20) Chest, tebal dada dalam keadaan membusung. 21) Abdminal depth, tebal perut. 22) Shoulder-elbow length, panjang siku dari bahu dalam keadaan tegak lurus. 23) Elbow-fingertrip length, panjang siku dari ujung jari-jari pada posisi tegak lurus. 24) Upper limb lenght, panjang lengan dari bahu sampai ujung jari tengah. 25) Shoulder-grip lenght, panjang lengan dari bahu sampai kepalan. 26) Head lenght, tebal kepala. 27) Head breadht, lebar kepala. 28) Hend lenght, panjang tangan. 29) Hand breadht, lebar tangan. 30) Foot lenght, panjang kaki. 31) Foot breadht, lebar kaki. 32) Span, lebar antara ujung jari kanan dan jari kiri pada saat lengan terbuka paling lebar.
32
33) Elbow span, lebar antara ujung siku kanan dan jari kanan pada saat kedua siku terbuka kesamping. 34) Vertical grip reach (berdiri), panjang jangkauan tangan keatas pada saat berdiri. 35) Vertical grip reach (duduk), panjang jangkauan tangan keatas pada saat duduk. 36) Forward grip reach (berdiri), panjang jangkauan tangan pada saat berdiri dari ujung belakang punggung sampai kepalan. 37) Body weight, masa badan (kg).
Dalam penjualan produk nantinya penulis akan melakukan secara online dan bertempat
pada
suatu
wilayah
sehingga
akan
mempermudah
dalam
mempromosikan produk furniture yang dibuat. Pada saat ini penulis hanya membuat beberapa benda furniture, tidak menutup kemungkinan nantinya penulis akan membuat beberapa inovasi – inovasi furniture lainya dengan menggunakan bahan baku kaca.
33
C. Tataran produk Dalam tataran ini penulis akan menjelaskan secara rinci produk yang akan dibuat dan gambaran kerja. Adapun beberapa produk furniture dan aksesoris interior yang akan dibuat. Produk pertama Iron Vase of Flower Material • Pecahan Kaca • Besi ulir • Plat ornament bunga • Bunga hias
34
Proses Kerja 1. Menyiapkan pecahan kaca Langkah kemudian
pertama,
Siapkan
dipotong
kaca dengan
menggunakan pemotong kaca. Ukuran : 3 x 1 cm Ketebalan : 0,2 cm
2. Penyusunan Pecahan kaca Langkah kedua, siapkan ukuran atau mal yang akan digunakan sebagai bentuk vas tersebut, kemudian potongan kaca yang telah dipotong sesuai ukuran tersebut
disusun
bertumpuk
dan
ditempel
mengunakan lem kaca dengan mengikuti bentuk dari mal tersebut.
35
3. Menyiapkan kaki besi Vas bunga Langkah ketiga, siapkan besi ulir akan digunakan sebagai bentuk kaki vas tersebut, kemudian besi ulir tersebut disatukan
dengan
bentuk
yang
diinginkan dengan cara di las.
4. Menyatukan setiap bagian Langkah keempat, setelah setiap bagian dibuat, barulah ditahap ini semua bagian disatukan menjadi satu kesatuan sehingga menghasilkan vas bunga yang diinginkan seperti gambar di samping. Setelah
itu
barulah
bunga
dapat
dimasukan dan dihias kedalam vas bunga
yang
telah
dibuat
agar
estetikanya lebih terlihat.
36
Produk kedua Gear Glass Table
Material • Kaca • Gear • Pipa besi • Besi panggangan • 4 Plat besi
Proses Kerja 1. Menyiapkan kaca Langkah pertama, pada langkah ini penulis menyiapkan beberapa bentuk dan warna kaca untuk dapat membuat furniture ini.
37
Pertama, menyiapkan kaca yang di
•
potong dengan ukuran 3,5 x 4,5 cm dengan ketebalan 4 mm. Pada potongan
kaca
menggunakan
2
ini
penulis
warna
yaitu
bening dan hitam. Kedua, menyiapkan kaca yang
•
membentuk
lingkaran
dengan
diameter 55 cm dengan ketebalan 8 mm berwarna bening dan di bempel
sekelilingnya
dengan
kedalaman 3 cm. 2. Menyiapkan bahan – bahan pendukung Langkah
kedua,
dengan
menyiapkan
beberapa bahan pendukung yaitu, gear, pipa besi, besi panggangan, dan plat besi. Bahan – bahan kemudian disatukan menjadi satu – kesatuan dengan cara di las. Ukuran bahan – bahan pendukung : • Gear : -
Diameter
= 22 cm
-
Tingi
= 11 cm
• Pipa besi : -
Diameter
= 6 cm
-
Tinggi = 58 cm
38
• Plat besi : -
Panjang
= 17,5 cm
-
Lebar
-
Tinggi = 2 cm
= 3 cm
• Besi Panggangan -
Diameter
= 45 cm
-
Tinggi = 5 mm
3. Pengecatan bahan – bahan pendukung Langkah ketiga, proses pengecatan bahan – bahan pendukung dengan menggunakan
pewarna
pilox.
Pengecatan dilakukan agar furniture terlihat lebih indah dan berwarna.
4. Penyusunan pecahan kaca Langkah keempat, Penyusun pecahan kaca dengan cara ditumpuk dan juga mengikuti alur diameter dari pipa besi yang sudah di cat.
39
5. Finishing dari meja Langkah
kelima,
setelah
tahapan
–
tahapan
sebelumnya telah dilakukan, kemudian barulah di letakan kaca dengan diameter 55 cm diatasnya. Barulah didapatkan
hasil furniture meja bundar
dengan bentuk seperti disamping.
Produk ketiga Box Glass Table Material • Kaca • Kayu Pallet • 3 besi holo • 3 pasang Breket
40
Proses kerja 1. Menyiapkan kaca Langkah pertama, pada langkah ini penulis menyiapkan beberapa
ukuran
pada
potongan
kaca,
dengan
menyiapkan kaca bening dengan ketebalan 8 mm yang di potong dengan ukuran : 15 x 2 cm
• •
11 x 2 cm
•
2 x 2 cm
2. Menyiapkan bahan – bahan pendukung Langkah pertama, dengan menyiapkan beberapa bahan pendukung yaitu, kayu pallet, pipa besi, dan breket. Ukuran bahan – bahan pendukung : • Kayu Pallet : Kayu ini akan digunakan sebagai mal untuk kaki meja yang akan dibuat. Penulis akan membuat satu pasang kaki meja .Adapun ukuran dari kaki meja tersebut ialah : - Panjang = 44 cm - Lebar
= 8 cm
- Tinggi
= 34 cm
41
Proses yang akan dilakukan yaitu dengan menyerut kayu dengan mesin serut agar tekstur kayu lebih indah dan rata, kemudian
memotong
kayu
pallet
tersebut menjadi potongan – potongan, setelah itu potongan tersebut disatukan menggunakan lem fox dan paku sehingga akan
jauh
lebih
kuat
yang
dapat
membentuk mal untuk kaki meja. Setelah kaki meja tersebut disatukan berbentuk box. Kemudian ditambakan atas dan bawah dari box tersebut atau sebagai penutup dengan ukuran : - Panjang = 56 cm - Lebar
= 16 cm
- Tinggi
= 2 cm
Agar tampilan lebih terlihat indah penulis memprofil penutup box kaki meja tersebut. • Besi holo Penulis mengunakan 3 pipa besi dengan diameter 2cm dan panjang 75 cm untuk menghubungkan dua kaki meja tersebut sehingga satu kesatuan.
42
• Breket Bereket ini digunakan untuk mengencangkan pipa besi dengan kaki meja agar lebih kuat dan berkesan lebih indah.
3. Menyusun pecahan kaca Langkah ketiga, kaca yang sudah dipotong sesuai ukuran, kemudian kaca – kaca tersebut disusun menumpuk agar menjadi satu kesatuan dengan membungkus kaki meja yang telah dibuat.
4. Menyatukan pipa besi dan breket dengan kaki meja yang telah dibungkus kaca Langkah keempat, kaki meja sudah terbungkus kaca kemudian barulah pipa besi dan breket dapat disatukan dengan kak meja. Ini dilakukan agar kaki meja menjadi semakin kuah dan kokoh.
5. Meletakkan Kaca besar Langkah kelima, setelah tahapan – tahapan sebelumnya telah dilakukan, kemudian barulah di letakan kaca dengan ukuran 120 cm x 76 cm diatasnya. Barulah didapatkan hasil furniture meja box dengan bentuk seperti disamping.
43
A. Tataran Elemen Dalam tataran elemen ini penulis akan menjelaskan secara rinci elemen – elemen yang terdapat pada produk yang akan dibuat. 1. Produk pertama •
Iron Vase of Flower Bentuk Bentuk karya ini ialah vas bunga. Material Material yang digunakan bukan hanya kaca akan tetapi penulis menggunakan material besi untuk bagian bawahnya. Ini agar dapat menggambarkan kekuatan dan kekokohan akan karya yang dibuat. Warna Pada produk ini penulis menggunakan kaca warna bening agar karya dapat terlihat lebih bersih dan minimalis. Dan pada kerangka besi bawahnya penulis menggunakan warna hitam dan gold, karena warana tersebut akan menjadikan karya terlihat lebih mewah walaupun terbuat dari barang bekas.
2. Produk kedua •
Gear Glass Table Bentuk Bentuk karya ini ialah coffee table atau meja bundar. Material Adapun material yang digunakan ialah kaca, besi panggangan, pipa besi, dan gear motor. Penggunaan material tambahan pada karya furniture ini berguna untuk kekuatan pada meja tersebut dan memberikan bentuk serta estetika yang baik pada karya. Penggunaan kaca dengan dua warna
44
yaitu, kaca bening dan kaca rayben warna hitam. Ini dilakukan agar karya lebih terlihat varatif dan tidak terlihat monoton. Penggunaan gear motor pada karya ini agar karya lerlihat keren dan unik. Warna Pada produk ini penulis menggunakan kaca warna bening agar karya dapat terlihat lebih bersih dan minimalis. o Hitam Melambangkan
perlindungan,
mengikat,
kekuatan,
formalitas,
misteri, kekayaan, perasaan yang dalam, kesedihan, modern, dan harga
diri.
Dan warna hitam pada kaca dan besi agar karya dapat terlihat lebih jelas dan terlihat lebih modern. o Emas Mencerminkan
Prestis
(kedudukan),
kesehatan,
kegembiraan,
kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalam hati, kekuatan mists, ilmu pengetahuan, dan perasaan kagum 3. Produk ketiga •
Box glass table Bentuk Bentuk karya in ialah meja kotak atau meja ruang tamu. Material Adapun material yang digunakan ialah kaca, breket, pipa besi ulir, dan kayu. Penggunaan kayu ini agar karya lebih terlihat kokoh dan lebih minimalis.
45
Warna Adapun warna – warna yang digunakan ialah, o Natural Warna yang digunakan pada kayu ialah natural agar serat pada kayu lebih terlhat natural dan berkesan minimalis. Ini dilakukan agar warna kaca pada meja juga lebih terlihat dan tidak meninggalkan kesan naturalnya. o Abu-abu Warna yang digunkan pada Mencerminkan keamanan, kepandaian, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, profesional, kualitas, diam, tenang.
46
• Penempatan Produk
47
48