BAB IV KONSEP PERANCANGAN Sebuah
konsep
adalah
ide
utama
suatu
desain
untuk
mengkomunikasikan suatu strategi desain secara visual (Marianne & Sandra, 2007: 194). Konsep akan menggambarkan segar
atau
pendekatan
radikal
dalam
perspektif
perancangan sebuah
desain agar tampak menonjol di dalam suatu kategori. Konsep dasar merupakan jabaran lengkap mengenai isi desain beserta gambarannya, dan alasan- alasan yang kuat dalam pemilihan sebuah
bentuk
desain.
Adapun
nantinya
desain
yang
disebarluaskan sehingga dinikmati oleh orang banyak dengan memperhatikan konsep perancangan tersebut, sehingga nantinya tidak keluar dari tujuan perancangan. Konsep
perancangan
sesungguhnya,
bisa
juga
disebut
“perencanaan” atau planning (Sanyoto, 2005 : 61). Perencanaan yang matang sangat diperlukan dalam sebuah perancangan media komunikasi visual. Perancangan
merupakan
terjemahan
kata
design dalam bahasa Inggris yang artinya “pendesainan” atau pembuatan desain. Dengan demikian, konsep perancangan dapat diartikan sebagai konsep desain yang di gambarkan berwujud konsep secara tertulis. Untuk dapat menarik minat sasaran yang dituju serta pesan yang disampaikan mudah dimengerti (singkat, padat dan jelas), adapun konsep dasar dalam merancang buku MTKWP ini adalah “Belajar dan Bermain”. Dimana anak-anak pada usia 8 tahun senang sekali bermain, namun di buku ini juga banyak mengajarkan hal
dari
tokoh
wayang
yang
bisa
dikenal
hingga
sifat
dan
perilakunya dalam kebaikan dapat menjadi contoh bagi mereka. Konsep dasar ini diambil untuk menjawab kebutuhan informasi yang baru dengan inovasi-inovasi yang baru juga. Pembelajaran karakter dengan berdasar kebudayaan adalah hal menarik jika
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diterapkan. Jadi dalam satu media dapat mempelajari paling tidak dua hal tersebut. A. Ide / Gagasan Perancangan 1. Ide Desain Pada
dasarnya
pengenalan
kesenian
wayang
purwa
(wayang kulit) sejak dini sebagai sarana pengembangan kecerdasan majemuk tak khayal untuk dapat diwujudkan, yaitu dengan cara mengaplikasikan kesenian wayang kulit dalam pembelajaran karakter. Sedangkan pelestarian budaya adalah menjadi
sebuah
pengenalan
efek
kesenian
tambahan wayang
yang
sejak
dihasilkan
usia
dini.
melalui Cita-cita
pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan secara intelektual mungkin
akan
dapat
diwujudkan
apabila
pelaksanaan
pengenalan kesenian wayang purwa dimulai sedini mungkin. Wayang
yang
sarat
tuntunan
moral
dan
budi
pekerti
memungkinkan menciptakan manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas secara sosial, emosional, spiritual dan menciptakan manusia yang kreatif serta berbudi pekerti luhur. Dari sekian bentuk dan jenis wayang hanya wayang purwalah yang menempati posisi paling atas dan lebih dikenal serta lebih akrab di kalangan masyarakat Jawa pada khususnya dan masyarakat indonesia pada umumnya bahkan mungkin masyarakat di luar itu. 2. Inovasi Desain Untuk dapat menarik minat pesan
sasaran yang dituju
serta
yang disampaikan mudah dimengerti (singkat, padat
dan jelas), adapun konsep dasar dalam merancang buku MTKWP ini adalah “Belajar dan Bermain”. Dimana anak-anak pada usia 8 tahun senang sekali bermain, namun di buku ini juga banyak mengajarkan hal dari tokoh wayang yang bisa
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dikenal hingga sifat dan perilakunya dalam kebaikan dapat menjadi contoh bagi mereka. Konsep dasar ini diambil untuk menjawab kebutuhan informasi yang baru dengan inovasi-inovasi yang baru juga. Pembelajaran karakter dengan berdasar kebudayaan adalah hal menarik jika diterapkan. Jadi dalam satu media dapat mempelajari paling tidak dua hal tersebut.
B. Sasaran Desain Akhir dari desain karya ini diperuntukan untuk target market yaitu anak-anak usia 8 tahun. Tidak menutup kemingkinan anak usia lain baik lebih muda ataupun lebih tua untuk membacanya. Tetapi target utamanya tetap anak usia 8 tahun atau setara dengan kelas 3 / 4 sekolah dasar. C. Pendekatan Estetis Desain Penggayaan
atau
styling
desain
yang
diterapkan
dalam
perancangan buku Mengenal Tokoh & Karakter Wayang Purwa (Dewa) ini adalah pop art. Pop art sendiri adalah salah satu jenis style atau gaya dalam pembuatan sebuah karya dalam media-media populer. Pop art mempunyai ciri-ciri yang sangat jelas dan mudah diketahui, antara lain dari corak warna yang kontras dan berbeda satu sama lain dengan garis-garis tegas. Penggayaan pop art dipilih karena menyesuaikan target market, sehingga dapat dengan mudah menarik perhatian untuk melihat dan membaca buku MTKWP. Sedikit keluar dari pakem dalam pemilihan gaya dan warna dalam perancangan karya dengan objek budaya klasik. Seperti yang biasa ditemukan kebanyakan warna yang dipilih sebagai dasar perancangan karya budaya adalah warna-warna tanah (warna tua).
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
D. Muatan Lokal dalam Perancangan Karya Desain 1. Wayang Wayang
adalah
seni
pertunjukkan
asli
Indonesia
yang
berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Selain itu beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu. UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan
boneka
tersohor
dari
Indonesia,
sebuah
warisan
mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia karena banyak pula negara lain yang memiliki pertunjukan boneka. Namun pertunjukan bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri, yang merupakan mahakarya
asli
dari
Indonesia.
Untuk
itulah
UNESCO
memasukannya ke dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia pada tahun 2003. Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama
Hindu
menyebar
di
Asia
Selatan.
Diperkirakan
seni
pertunjukan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun demikian, kejeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk
memberi
warna
tersendiri
pada
seni
pertunjukan
di
Indonesia. Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayang Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
efektif
menyebarkan
agama
Hindu.
Pertunjukan
wayang
menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata. Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan
Islam,
berkembang
juga
wayang
Sadat
yang
memperkenalkan nilai-nilai Islam. Ketika misionaris Katolik, Pastor Timotheus L. Wignyosubroto, SJ pada tahun 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik, ia mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber ceritanya berasal dari Alkitab. Jenis-jenis wayang menurut bahan pembuatan
Wayang Kulit Wayang Purwa Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta Wayang Kulit Gagrag Banyumasan Wayang Madya Wayang Gedog Wayang Dupara Wayang Wahyu Wayang Suluh Wayang Kancil Wayang Calonarang Wayang Krucil Wayang Ajen Wayang Sasak Wayang Sadat Wayang Parwa Wayang Arja Wayang Gambuh Wayang Cupak
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Wayang Beber
Wayang Kayu Wayang Golek/Wayang Thengul Wayang Menak Wayang Papak/Wayang Cepak Wayang Klithik Wayang Timplong Wayang Potehi
Wayang Orang Wayang Gung Wayang Topeng
Wayang Rumput Wayang Suket
E. Proses Perancangan (Strategi Desain) 1. Strategi Desain
Gambar 12: Strategi Desain (sumber: pribadi)
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penjelasan Strategi Desain : Brief Mendeskripsikan perkerjaan selama perancangan dari proses awal hingga akhir terwujudnya karya. Pengelompokan Data & Analisa Pembagian antara data objek dan data teknis yang digunakan untuk memudahkan perancangan buku MTKWP. Penetapan Kebutuhan Penetapan kebutuhan adalah mendapatkan solusi desain untuk menjawab kebutuhan yang didapat dari data dan analisis sebelumnya. Penetapan Konsep Desain Menetapkan konsep dalam perancangan desain, dari bentuk karya hingga isi dan layout halaman serta media promosinya. Desain Awal Pada tahap ini yang dilakukan adalah menggambar manual, sketsa-sketsa dengan berbagai alternative gambar untuk dipilih nantinya. Final Layout Penetapan desain yang akan digunakan, dan selanjutnya dari gambar manual masuk ke dalam proses digitalisasi (gambar ulang dan pewarnaan di komputer). Proses Perwujudan Karya Proses merealisasikan karya, mencetak untuk mendapatkan hasil ril dari karya yang sebelumnya berupa konsep.
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengemasan Karya Finishing karya, mengemas ke dalam bentuk yang lebih komplit dan menarik. Hasil proses ini sangat berpengaruh ke dalam nilai karya tersebut. Apresiasi Karya Ini adalah tahapan akhir dari sebuah perancangan suatu karya. Dalam apresiasi karya perancang dapat mengetahui tanggapan dari masyarakat atau target marketnya tentang karya yang telah
dibuat
dan
mendapat
evaluasi
guna
memperbaiki
kekurangannya. 2. Proses Perancangan
Gambar 13: Proses Perancangan (sumber: pribadi)
3. Teknis Pekerjaan Melakukan riset data, yang antara lain meliputi profil objek perancangan, profil target market, persepsi atau pemahaman masyarakat tentang objek perancangan, dan masalah yang ada tentang objek perancangan. Riset data dilakukan dengan beberapa cara, seperti survei langsung ke lapangan, membaca buku yang berhubungan dengan objek perancangan, membuat kuisioner dan browsing di internet.
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mengelompokan data dan menganalisa masalah yang terdapat dalam perancangan buku pengenalan tokoh wayang purwa jawa. Dalam proses analisa data dan masalah menggunakan metode analisis 5W+1H. Proses penentuan solusi permasalahan yang terdapat dalam
proses
perancangan
guna
memperbaiki
kekurangan yang ada menjadi kelebihan nantinya. Penentuan teknis pembuatan dan realisasi karya. Pada tahap
ini
menetapkan
teknis
apa
saja
untuk
merealisasikan karya, misalnya dalam proses pembuatan sebuah buku dibagi menjadi tiga tahapan lagi, yaitu pracetak, cetak dan pasca cetak (finishing). Untuk tahapan pra cetak misalnya, akan menggunakan program apa dalam mendesain dan melayout buku sebelum di cetak. Membuat desain dan layout buku, permainan puzzle, packaging buku agar lebih terlihat menarik serta media pendukung lainnya dimulai dengan cara menggambar manual (sketsa kasar) lalu masuk tahap digitalisasi (mendesain dan mewarnai dengan komputer). Mencetak proof (cetak coba) lalu melakukan evaluasi desain, ini dilakukan untuk mengetahui jika saja ada desain atau layout yang kurang menarik atau bermasalah, dapat langsung dicarikan solusinya agar karya yang dibuat nantinya paling tidak akan sesuai dengan rencana sebelumnya. Jika sudah dilakukan revisi dan pemantapan desain, proses cetak jadi (finally print) dapat dilakukan. Melakukan
tahapan
akhir
(finishing)
dalam
proses
realisasi karya dengan potong, lem dan jilid.
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/