BAB IV KONSEP PERANCANGAN
A. Tataran Lingkungan Pengembangan ragam hias batik Banten memiliki keterkaitan dengan lingkungan non fisik. Dimana ragam hias batik banten memiliki ciri khas dan nilainilai budaya dari Banten. Kursi kayu yang biasa saja, kemudian diubah menjadi kursi batik, maka tidak hanya sebagai bagian dari ruang kerja saja, akan tetapi akan menjadi sebuah benda seni dan suatu wujud usaha pelestarian budaya Indonesia yang juga tak kalah menariknya dengan batik-batik pada media kain. Diharapkan dapat menambah referensi keanekaragaman motif batik, memperkenalkan dan melestarikan motif batik Banten melalui media furniture kayu.
B. Tataran Sistem Cara penyebaran Produk Promosi melalui instansi pemerintahan/swasta di Provinsi Banten, supaya setiap furniture kayu yang berada di kantor menggunakan ragam hias Batik Banten untuk memperkenalkan dan melestarikan ragam hias Batik Banten. Dan dapat juga individu yang menyukai seni yang dapat menempatkan produk batik furniture dengan ragam hias Batik Banten sebagai produk kualitas tinggi dengan target market menengah keatas sehingga memiliki value yang tinggi .
Cara Kerja Produk Pada umumnya batik dicanting di atas kain, namun pada media lain batik juga bisa ditorehkan pada media kayu. Hasil kerajinan batik kayu yang telah ada pada saat ini antara lain wayang kayu, berbagai peralatan rumah tangga, berbagai hiasan kayu dan gantungan kunci. Produk dengan sentuhan batik akan berubah
30
menjadi sebuah mahakarya seni yang bernilai tinggi. Furniture Batik merupakan perkembangan dari seni batik yang biasanya di tuangkan pada media kain. Furniture Batik ini juga merupakan suatu wujud usaha pelestarian budaya Indonesia yang juga tak kalah menariknya dengan batik-batik yang biasanya dituangkan pada media kain.
C. TATARAN PRODUK Spesifikasi Kursi & Bagian yang akan dibatik
Gambar 24. Spesifikasi Kursi (Dokumen Pribadi)
31
Gambar 25. Bagian yang akan di Batik (Dokumen Pribadi)
32
Gambar 26. Gambar Potongan (Dokumen Pribadi)
33
Proses Produksi
Gambar 27. Proses Produksi (Dokumen Pribadi)
34
Gambar 28. Proses Produksi (Dokumen Pribadi)
35
Gambar 29. Proses Produksi (Dokumen Pribadi)
36
Gambar 30. Proses Produksi (Dokumen Pribadi)
Pertama-tama furniture kayu (kursi) diampelas sampai halus kemudian tahapan selanjutnya menggambar motif diatas permukaan kayu yang telah ditentukan areanya dengan penggunakan pensil. Selanjutnya memasuki proses pembatikkan. Proses ini dilakukan sebagaimana membatik kain. Alat yang digunakan canting untuk membatik, kompor kecil, wajan dan lilin batik atau malam. Membatik adalah proses memberi malam atau lilin pada permukaan kayu sesuai pola yang sudah tergambar, agar bisa melakukan pewarnaan dengan
37
sempurna. Pemberian malam dilakukan dari nglowongi, memberi cecek atau isen sesuai dengan warna nantinya. Untuk pemberian warna dilakukan dengan cara mencolet. Teknik colet disebut juga teknik lukis, yaitu cara mewarnai pola batik dengan mengoleskan pewarna batik pada pola batik dengan menggunakan kuas. Membatik memperhitungkan berapa warna yang ingin ditampilkan pada benda. Maka membatik dapat dilakukan dengan berbagai tujuan; 1) Nglowong, merupakan membatik garis-garis terluar dari pola motif. Pekerjaan ini menggunakan canthing khusus yang dinamakan canting klowong. 2) Ngisen-iseni, pekerjaan ini merupakan membatik mengisi bagian dalam pola motif dengan menggunakan canting cucuk kecil atau canthing isen. 3) Nerusi, yaitu pekerjaan membatik mengikuti motif pembatikkan pertama pada bekas tembusannya. Nerusi bertujuan untuk mempertebal batik pertama serta memperjelasnya. 4) Nemboki, yaitu proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.
5) Bliriki, merupakan proses kelanjutan dari nerusi, yaitu menutupi bagianbagian kecil yang belum tertutupi pada proses nembok. Setelah mengalami berbagai proses di atas, kayu yang tadinya polos sudah menampakkan hasilnya dengan bentuk, warna, dan motif. Kemudian kayu yang sudah mulai berbentuk itu harus direbus/ngelorod dan kemudian dikeringkan. Pada tahapan finishing, kayu kemudian dilapisi aqua wood finish agar hasilnya halus dan mengkilap.
38
D. TATARAN ELEMEN 1.
Material
Material yang digunakan dalam pembuatan karya :
Gambar 31. Elemen Material (Dokumen Pribadi)
39
2.
Warna
Perpaduan warna yang digunakan dalam produk ini adalah warna merah, orange dan hitam supaya terlihat lebih elegan.
Merah Warna merah memberi arti gairah dan memberi energi dan menyerukan terlaksananya suatu tindakan. Warna merah merupakan simbol dari energi, gairah, action, kekuatan dan kegembiraan. Dominasi warna merah mampu merangsang indra fisik.
Orange Warna ini merupakan symbol dari petualangan, optimisme, percaya diri dan kemampuan dalam bersosialisasi. Warna oranye sebagai peleburan dari warna merah dan kuning, sama-sama memberi efek yang kuat dan hangat.
Hitam Warna hitam adalah warna yang akan memberi kesan suram, gelap dan menakutkan namun juga elegan. Karena itu elemen apapun jika dikombinasikan dengan warna hitam akan terlihat menarik. Warna hitam mewakili jawara-jawara Banten yang umumnya menggunakan pakaian warna hitam sebagai ciri khas seorang jawara.
Gambar 32. Color Scheme (Dokumen Pribadi)
40
3.
Motif/Ornamen
Gambar 33. Motif (Dokumen Pribadi)
Motif yang dibuat menggunakan bentuk organik atau non geometris yaitu bentuk-bentuk yang memiliki permukaan/bidang atau lengkungan yang tidak teratur sehingga lebih sulit atau bahkan tidak bisa untuk mengukurnya. Contohnya dapat dilihat pada benda-benda yang bersifat alami seperti daun, bunga, pohon, batu, gunung, dan lain-lain. Contoh produk yang memiliki bentuk organis yang dibuat oleh manusia seperti patung abstrak, tas sekolah, sepatu, berbagai kerajinan dan lain-lain. Benda-benda tersebut sangat sulit untuk diukur secara tepat. Bentuk-bentuk organic yang diterapkan kedalam motif yaitu : benteng keraton kaibon, golok ciomas, paku debus, serta bunga dan daun tanaman kokoleceran yang merupakan ciri khas dari Banten.
41
4.
Komposisi
Gambar 34. Komposisi (Dokumen Pribadi)
42