Museum Batik Indonesia TMII- JAKARTA
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir-74
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN
4.1. Konsep Dasar (Tema) 4.1.1. Pengertian Arsitektur Kontemporer Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur memiliki dua pengertian yaitu: seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan; metode dan gaya rancangan serta konstruksi. (Depdikbud-Balai Pustaka: 1994) Schimbeck 1988 halaman 6 menyatakan bahwa arsitektur kontemporer berkembang dari pemikiran bahwa arsitektur harus mampu memperoleh sasaran dan pemecahan bagi arsitektur hari esok dan situasi masa kini. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa arsitektur kontemporer merupakan suatu terobosan baru dalam dunia arsitektur tentang merancang suatu karya arsitektur yang mampu bertahan hingga waktu yang tidak ditentukan, atau minimal mampu memecahkan permasalahan arsitektur di masa depan. Arsitektur kontemporer lahir akibat perkembangan zaman yang menuntut perubahan, perubahan dalam penciptaan sebuah karya arsitektur. Keberadaannya timbul dari rasa ketidak puasan arsitek terhadap teori-teori yang mengekang arsitektur itu sendiri. Arsitektur kontemporer memiliki sifat untuk selalu berkembang seiring perkembangan zaman yang diikutinya. Seperti contoh: arsitektur tradisional yang menuntut pelestarian dari arsitektur itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa arsitektur tradisional akan tetap bertahan tanpa adanya perubahan akibat dari usaha pelestariannya itu. Untuk arsitektur kontemporer akan terus berkembang dan berubah sesuai zaman. Hal itulah yang menjadi perbedaan mendasar dari arsitektur kontemporer dengan langgam arsitektur lainnya di dunia arsitektur.
4.1.2. Prinsip Arsitektur Kontemporer Prinsip-prinsip dalam arsitektur kontemporer meliputi: INDRA MUSTOFA (41210110005)/TEKNIK ARSITEKTUR/FT-UMB | 101
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Museum Batik Indonesia TMII- JAKARTA
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir-74
a. Prinsip Rasional 1.
Koordinasi dari unit-unit dalam massa bangunan
2.
Penentuan dimensi elemen-elemen yang sesuai skala manusia
3.
Sistem Struktur
4.
Semua elemen-elemen di atas harus mampu menampilkan sesuatu logika tertentu; pengungkapan struktur bangunan; proporsi; dan sistem struktur yang jelas.
b. Prinsip Simbolik 1.
Kebenaran artistik
2.
Kekuatan persepsi
3.
Proses kontemporer suatu bangunan harus menampilkan: proporsi, irama, dimensi, ornamen, warna, iluminasi dan bahan.
c. Prinsip Psikologi Prinsip psikologi merupakan perwujudan dan kombinasi dari dua prinsip di atas, prinsip ini sendiri cenderung terus berubah-ubah sesuai tahap bahkan cenderung
berulang-ulang.
Dari
sinilah
pentingnya
suatu
gagasan/pemecahan yang mampu memberi dan menjawab permasalahan dikemudian hari.
4.1.3. Strategi Berkelanjutan 1. Hemat Energi Insulasi, Orientasi, Aktif dan pasif energi solar, pemanfaatan Cahaya matahari, SunShading, Material ramah lingkungan yang berkelanjutan. 2. Mengurangi Efek Panas Kualitas Udara, Tanaman pohon untuk meneduhkan, penggunaan green roof, koridor hijau, mengurangi pemadatan tanah oleh aspal. 3. Mengurangi Polusi Recycle. Pengendalian sumber untuk polusi, Mengatur emesi. 4. Melestarikan Air Menggunakan kembali air limbah. 5. Melestarikan Tumbuhan, taman untuk hewan dan manusia INDRA MUSTOFA (41210110005)/TEKNIK ARSITEKTUR/FT-UMB | 102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Museum Batik Indonesia TMII- JAKARTA
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir-74
4.2. Konsep Dan Tujuan Perancangan 4.2.6. Konsep Perancangan Konsep perancangan Museum Batik yang memenuhi semua aspek yang telah digariskan dalam konsep dasar dalam sebuah perancangan. Adapaun konsep dasar tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Penampilan bangunan Museum Batik harus dapat menampilkan sebagai wadah kegiatan yang bersifat umum atau fasilitas publik. b.
Sebagai
bangunan
budaya
yang
diakui
UNESCO
,
maka
harus
memperhatikan faktor-faktor : Menjadi pusat informasi Batik Indonesia, Menjadi pusat pelestarian koleksi dan budaya Batik Indonesia, Menjadi pusat penelitian mengenai sejarah, pengetahuan dan budaya serta lingkungannya, Menjadi agen perubahan yang berkorelasi dengan daerah penghasil batik, Menjadi pusat pengembangan desain dan seni motif batik untuk mendukung sektor industri kreatif, Menjadi media peragaan batik yang fashionable dari berbagai perancang dan rumah mode yang berpengaruh di Indonesia maupun dunia internasional. 4.2.6.1. Konsep Pameran a. Memamerkan koleksi batik yang langka, unik dan memiliki nilai sejarah. b. Memamerkan hasil karya pembatik terkenal, profesional, pemula, anakanak ataupun dewasa. c. Tata pamer museum harus menciptakan kondisi yang tidak hanya relevan, tetapi juga dapat menjadi bahan renungan pengunjung. d. Desain pameran harus memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menerapkan pemahaman dan keterampilan baru yang mereka peroleh. e. Desain pameran harus dapat merangsang pengunjung untuk berfikir dan bertanya. f.
Desain harus memberi kesempatan pada pengunjung berdiskusi dengan staff museum.
g. Ruang tata pamer harus didesain untuk kebutuhan pengunjung berinteraksi dengan pengunjung lainnya. h. Koleksi yang museum pamerkan menjadi inspirasi bagi pengunjung. INDRA MUSTOFA (41210110005)/TEKNIK ARSITEKTUR/FT-UMB | 103
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Museum Batik Indonesia TMII- JAKARTA
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir-74
4.2.7. Tujuan Perancangan Tujuan perancangan Museum batik Indonesia ini adalah sebagai berikut : 1. Menyajikan dan menginterprestasikan koleksi batik yang relevan dengan masa
kini untuk khususnya masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia
pada umumnya. 2. Mendidik masyarakat melalui koleksi batik. 3. Mengadakan komunikasi antara masyarakat lokal, regional, nasional dan internasional tentang batik sebagai warisan dunia tak benda. 4. Mengkaji sejarah batik, cara pembuatan, filosofi dan identitas melalui koleksi.
4.2.8. Faktor-Faktor Perancangan Faktor-faktor yang masuk didalam perancangan ini adalah : a. Lokasi dan tapak Lokasi yang ditetapkan Museum batik Indonesia ini dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung tujuan pokok berupa : - Akses yang terhubung dengan fasilitas-fasilitas publik berupa Musuem Pusaka, Museum Keprajutitan, Museum Serangga dan Museum Air Tawar. - Di dukung oleh fasilitas transportasi massal sebagai pendukung berupa akses kendaraan umum yang mampu mengatasi bila sipengunjung tidak mempunyai kendaraan, seperti Bus Way internal Museum. - Jangkauan utilitas yang baik. b. Jenis Kegiatan Sebagai kegiatan utama yang ditampung didalam Museum Batik Indonesia adalah kegiatan pameran Museum Namun selain dari pada itu dibutuhkan juga fasilitas-fasilitas pelengkap seperti Auditorium, Perpustakaan, R. Audio Visual, Museum Shop dan Restoran sebagi pendukung fasilitas Museum. Pengelompokan kegiatan yang terjadi didalam Museum Batik Indonesia adalah sebagai berikut : - Kelompok kegiatan utama INDRA MUSTOFA (41210110005)/TEKNIK ARSITEKTUR/FT-UMB | 104
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Museum Batik Indonesia TMII- JAKARTA
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir-74
- Keompok Kegiatan Pengunjung - Kelompok kegiatan pengelola - Kelompok kegiatan komunikasi dan kontrol - Kelompok kegiatan penunjang dan pelengkap
4.2.9. Persyaratan Perancangan a. Tapak - Dasar pertimbangan dalam perancangan tapak adalah peraturan Dinas Tata Kota DKI Jakarta. - Mempunyai area yang dapat menampung semua kegiatan serta fasilitas saranan dan prasarana yang dibutuhkan. - Memperhatikan lingkungan sekitar tapak. - Memperhatikan sirkulasi pencapaian kedalam tapak dan lokasi disekitar tapak
sehingga
tidak
menimbulkan
permasalahan
kemacetan
di
sekitarnya. b. Bangunan -
Secara fungsi dapat memenuhi kebutuhan yang telah diprogramkan.
-
Diharapkan dapat menghasilkan bentuk dan karakteristik.
-
bangunan yang sesuai dengan konsep perancangan.
-
Memenuhi persyaratan teknis konstruksi.
-
Memenuhi nilai-nilai ekonomis dan efisiensi dengan tanpa kualitas dan kuantitas hasil perancangan..
c. Ruang -
Perancangan ruang harus sesuai dengan konsep dasar perancangan.
-
Program kebutuhan ruang harus dapat memenuhi tuntutan kebutuhan.
-
Dapat menciptakan kenyamanan bagi pengguna.
-
Besaran atau kapasitas ruang harus memenuhi standar.
4.3. Konsep Pengembangan (Aplikasi Dari Konsep Dasar) Museum Batik Indonesia yang berada dikawasan Taman Mini Indonesia Indah dengan ini memberikan ruang sosial untuk masyarakat umum dengan perancangan akses bagi pejalan kaki yang terdapat pada setiap sisi bangunan.
INDRA MUSTOFA (41210110005)/TEKNIK ARSITEKTUR/FT-UMB | 105
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Museum Batik Indonesia TMII- JAKARTA
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir-74
Penerapan Arsitektur Kontemporer pada bangunan Museum Batik Indonesai selain dari perancangan pasif yang berlandaskan pada teori – teori arsitektur Kontemporer dan Asrsitektur Hijau yang di terapkan pada desain bangunan musuem ini, di lakukan juga perancangan aktif yang dapat mendukung dalam kaitannya dengan bangunan hijau. Perancangan aktif yang dimaksud yaitu dengan menggunakan teknologi – teknologi terbaru yang mendukung konsep arsitektur kontemporer dan arsitektur hijau. Teknologi pendukung konsep hemat energi 1. Sistem Solar Cell Energi Solar Cell adalah solusi pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga surya yang ramah ingkungan dan alternatif mengurangi ketergantungan pemakaian energi yang di peroleh dari minyak bumi, batu bara, gas panas bumi yang saat ini masih umum dan rutin digunakan di Indonesia.
Gambar 4. 2. sistem solar cell.
2. Penampungan Grey Water Yang dikelompokan dalam grey water adalah air bekas cuci tangan, air bekas mandi, air hujan dan sejenisnya air tersebut dipakai untuk menyiram tanaman, mencuci kendaraan (dalam hal ini kendaraan operasional rumah sakit), dan sebagainya. Penggunaan system ini dapat menghemat pemakaian air bersih yang bersumber dari PDAM DKI Jakarta.
INDRA MUSTOFA (41210110005)/TEKNIK ARSITEKTUR/FT-UMB | 106
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Museum Batik Indonesia TMII- JAKARTA
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir-74
Gambar 4. 3. Sistem pengolahan grey water.
3. Lampu LED Penggunaan lampu jenis ini mengkonsumsi 70 % energi lebih sedikit dan bertahan 4 kali lebih lama dibandingkan dengan lampu bohlam incandescent biasa. 4. Pengunaan Green Roof & Roof Garden Atap hijau bisa berguna untuk mengatur suhu udara / temperatur pada ruangan di bawahnya. Tanaman hijau menyerap panas sehingga udara di atas bangunan dan juga di dalamnya dapat menjadi lebih dingin. Di atas atap dibuat lahan buatan yang bisa ditanami. Hal ini sudah mampu menurunkan suhu, karena dengan adanya tanaman, suhu bisa semakin turun lagi.
Gambar 4. 4. Salah satu aplikasi penerapan atap hijau pada bangunan
INDRA MUSTOFA (41210110005)/TEKNIK ARSITEKTUR/FT-UMB | 107
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Museum Batik Indonesia TMII- JAKARTA
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir-74
4.4. Konsep Ruang Dalam RUANG ENTRANCE
DESKRIPSI Memiliki
penegasan
lingkungan
di
perbedaan keluasan
GAMBARAN KONSEP dengan
sekitarnya,
ketinggian gerak
dan
dan visual
desain ruangan berkesan luas, datar,
pencahayaan
merata,
memberikan efek keleluasaan, tegas. RUANG INFORMASI
Desain dengan suasana yang kreatif
dengan
warna
penggunaan
yang
variatif,
menimbulkan suasana santai dan rileks bagi pengunjung, menjauhkan
kesan
ruang
informasi yang bersifat formal
INDRA MUSTOFA (41210110005)/TEKNIK ARSITEKTUR/FT-UMB | 108
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Museum Batik Indonesia TMII- JAKARTA
R. DISPLAY SEJARAH TOKOH BATIK
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir-74
Desain
pada
menganut
ruangan
formal
ini
dengan
media kayu dan kaca dimana dibuat semacam prasasti kayu dan
sebagian
tertempel
d
dinding terkesan lebih rapih dan elegan R. DISPLAY
Pada ruangan ini sengaja batik-
PERMANEN
batik dalam balutan lemari kaca agar
tidak
ternoda
kesengajaan
dari
oleh tangan-
tangan jahil pengunjung. Ditata lurus
mengikuti
alur
denah
ruangan R. DISPLAY TEMPORARY (DAERAH)
Pada
konsep
dimana
ruangan
setiap
dibeberkan
batik
dimedia
ini akan
gawang
agar setiap lukisan batik bisa terlihat jelas dan bisa menarik hati pengunjung R. DISPLAY INDUSTRI
Pada R. Display Industri hampir sama
penataanya
permanen hanya
tetapi digantung
dengan medianya agar
sipengunjung bisa melihat lebih detail.
INDRA MUSTOFA (41210110005)/TEKNIK ARSITEKTUR/FT-UMB | 109
http://digilib.mercubuana.ac.id/