BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi hasil penelitian variabel X1 Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data yang diperoleh sebelum eksperimen (pre test) pada kelompok siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang telah ditetapkan sebagai sampel. Dari data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 440 dan skor terendah 217. Setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata 344,20; standar deviasi 70,54; median 340,25 dan modus 336,20. Distribusi data variabel X1 dapat dilihat pada table berikut:
Daftar Distibusi Frekuensi Variabel X1 No
Skor
Frekuensi
1
217 – 261
3
2
262 – 306
3
3
307 – 351
2
4
352 – 396
4
5
397 – 441
3
Jumlah
15
Dari table di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas ke tiga, sekaligus sebagai kelas yang memiliki frekuensi tertinggi. Hal ini berarti bahwa pada umumnya sampel dalam penelitian ini memperoleh skor setara dengan rata-rata, dalam arti bahwa lebih banyak siswa yang menjadi sampel memiliki kemampuan dalam melakukan lompat jauh setara dengan skor rata-rata yang dicapai sebelum eksperimen. 2. Deskripsi hasil penelitian variabel X2 Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X2 adalah skor data yang diperoleh setelah eksperimen (post test) pada kelompok siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang telah ditetapkan sebagai sampel. Dari data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 479 dan skor terendah 230. Setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata 372,53; standar deviasi 73,81; median 385,12 dan modus 474,50. Distribusi data variabel X2 dapat dilihat pada table berikut: Daftar Distibusi Frekuensi Variabel X2
No
Skor
Frekuensi
1
230 – 279
2
2
280 – 329
3
3
330 – 379
2
4
380 – 429
4
5
430 – 479
4
Jumlah
15
Dari table di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas ke tiga, sedangkan kelas modus berada pada kelas kelima. Hal ini berarti bahwa pada umumnya sampel dalam penelitian ini memperoleh skor diatas rata-rata, dalam arti bahwa lebih banyak siswa yang menjadi sampel memiliki kemampuan dalam melakukan lompat jauh diatas skor rata-rata yang dicapai setelah eksperimen. 3. Pengujian Persyaratan Analisis Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan lompat jauh melalui latihan kekuatan otot tungkai. Karena itu pengujian persyaratan analisis yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas varians populasi, untuk mengetahui apakah data hesil penelitian berasal dari populasi dengan varians yang normal atau tidak berasal dari populasi normal. a. Pengujian normalitas data X1 Berdasarkan kriteria pengujian bahwa, Terima hipotesis varians populasi normal jika : X2hitung ≤ X2daftar( 1- )( k – 3) dengan taraf nyata
= 0,01 dan dk = 5 –3. Dari daftar
distribusi diperoleh X2( 1 - 0,01 )( 5– 3) = X2( 0,99 )(2) = 9,21.Ternyata harga X2hitung lebih kecil dari X2daftar ( 2,78
9,21 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel X1 memiliki
varians populasi yang Normal. b. Pengujian normalitas data X2
Berdasarkan kriteria pengujian bahwa, Terima hipotesis varians populasi normal jika : X2hitung ≤ X2daftar( 1- )( k – 3) dengan taraf nyata
= 0,01 dan
dk = 5 –3. Dari
daftar distribusi doiperoleh X2( 1 - 0,01 )( 5– 3) = X2( 0,99 )(2) = 9,21. Ternyata harga X2hitung lebih kecil dari X2daftar ( 2,38
9,21 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel X 1
memiliki varians populasi yang Normal. C. Pengujian Hipotesis Berdasarkan data hasil penelitian yang memiliki varians populasi homogen, maka dalam pengujian analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan uji-t. Dari hasil kriteria pengujian bahwa, Terima Ho, jika : - t dengan taraf nyata = t
< t < t
dan dk = n-1. Dari daftar distibusi diperoleh t
= 2,62. Dengan demikian, diperoleh harga thitung sebesar 6,69 dan tdaftar
diperoleh harga sebesar 2,62. Ternyata harga thitung lebih besar dari pada harga tdaftar. Berdasarkan hal tersebut, maka harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan H0. Sehingga H0 yang menyatakan bahwa tidak Terdapat pengaruh latihan kekuatan otot tungkai terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung pada cabang olahraga atletik siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Gorontalo ditolak dan Menerima hipotesa HA yang menyatakan bahwa ; Terdapat pengaruh latihan kekuatan otot tungkai terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung pada cabang olahraga atletik siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Gorontalo.
Untuk lebih jelas, hal ini dapat digambarkan dalam kurva sebagai berikut :
H0
HA
-6,69
HA
-2,62
0
2,62
6,69
Gambar 1 kurva penolakan dan penerimaan hipotesis
D. Pembahasan Olah raga merupakan kegiatan fisik yang bersifat kompetitif dalam suatu permainan, berupa perjuangan tim maupun diri sendiri. Salah satu cabang olahraga yang berbentuk kompetitif adalah atletik yakni lompat jauh. Cabang olahraga lompat jauh merupakan sebagai bagian dari atletik. Kegiatan olahraga ini, diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar (SD), SMP dan SMA serta perguruan tinggi. Oleh karena itu kegiatan
olahraga sekolah dimasukan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sekolah sebagai sarana penunjang pertumbuhan dan peningkatan kesegaran jasmani siswa. Atletik khususnya lompat jauh masih tetap menjadi kegiatan olahraga yang sering diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini dikarenakan, cabang olahraga lompat jauh sangat menarik dan tidak membutuhkan lapangan yang luas sehingga sekolah dapat menyesuaikan dengan keadaan fasilitas yang dimiliki.
Namun, untuk
kemampuan siswa dalam cabang olahraga lompat jauh sangat dibutuhkan proses penyajian yang kontinyu dan terprogram. Latihan diartikan sebagai suatu pengajaran yang diorganisasikan dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik, psikis serta keterampilan baik intelektual maupun keterampilan gerak olahraga. Bentuk latihan yang akan dilakukan dalam memperoleh lompatan yang maksimal dalam lompat jauh adalah melalui latihan kekuatan otot tungkai. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada siswa kelas X2 di SMA Negeri 1 Gorontalo . Berdasarkan hasil eksperimen, menunjukan adanya peningkatan jarak lompatan siswa secara signifikan setelah melakukan beberapa jenis latihan kekuatan otot tungkai. Menurut Menurut Ladi, Hendrajadja, dan Riyanto (2009: 11) mengatakan bahwa kekuatan otot sangat penting guna meningkatkan kondisi kebugaran jasmani karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, yang memegang peranan pula dalam melindungi seseorang dari kemungkinan cedera.
Kekuatan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang membutuhkan perhatian dan prioritas tersendiri. Disamping itu, kekuatan sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan dan memegang peranan penting dalam aktivitas olahraga. Unsur kekuatan tungkai dalam lompat jauh sangatlah penting untuk mendapatkan hasil tolakan yang kuat dan benar sehingga dapat mencapai hasil lompatan yang sejauh-jauhnya. Untuk meningkatkan kekuatann otot tungkai dibutuhkan latihan melompat baik satu kaki maupun menggunakan kedua kaki. Adapun bentuk-bentuk latihan kekuatan otot tungkai yang telah dikemukakan oleh Hendrayana, antara lain Lompat kelinci, Berjingkat atau jingkat-jingkat, Step-up atau naik turun tangga, serta Standing board jump atau lompat tanpa awalan. Jenis latihan ini dapat memberikan efek pada kekuatan otot tungkai, yang pada akhirnya akan mempengaruhi jarak lompatan. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengalami dan menemukan beberapa kendala antara lain kurang disiplinnya siswa dalam latihan, keterbatasan waktu pelaksanaan latihan dimana mengikuti latihan siswa sangat kelelahan setelah seharian mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta keterbatasan keuangan yang dimiliki oleh peneliti dalam penelitian tesebut. Latihan kekutan yang peneliti prioritaskan yaitu selama tiga kali dalam seminggu dan setiap satu kali latihan berdurasi 90 menit serta kegiatan ini dilkakukan dalam dua bulan. Peneliti berasumsi bahwa penetapan lama waktu latihan sangat berpengaruh terhadap hasil latihan, sehingga peneliti mengambil waktu latihan yang sedang, sebab waktu latihan yang terlalu lama akan memberikan kesan dan tanggapan yang kurang baik
bagi atlet. Oleh karena itu, waktu latihan sangat penting untuk diperhatikan guna mendapatkan hasil yang optimal. Berdasarkan pembahasan, analisis data penelitian yang telah dilakukan diperoleh harga thitung sebesar 6,69, Sedangkan dari daftar distribusi t diperoleh t daftar sebesar 2,62. Ternyata harga thitung lebih besar dari pada harga tdaftar atau harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan H0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa latihan kekuatan otot tungkai dapat mempengaruhi jarak lompatan, sehingga hipotesis penulis yang berbunyi “Terdapat pengaruh latihan kekuatan otot tungkai terhadap hasil lompat jauh gaya menggantung pada lompat jauh‘’, Diterima