BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel 01 (skor tes awal) Kegiatan penelitan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperiman semu, karena itu diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Data hasil tes awal ini diberi symbol 01 yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Skor tes Pemilihan Jurusan siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pre-Test (01) 57 53 48 51 52 64 52 49 55 53 50 64 45 47 60 49 49 52 50 50
Dari tabel di atas untuk data variable 01, skor tertinggi 64 dan skor terendah 45 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel 02 (skor tes akhir) Skor data veriabel 02 adalah skor data yang diambil pada akhir pelaksanaan eksperimen. Data hasil tes akhir ini diberi symbol 02 yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Skor tes pemilihan jurusan siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Post Test (02) 69 69 66 68 55 67 67 69 68 67 69 67 57 68 69 68 68 59 70 70
Dari tabel di atas untuk data variabel 02, skor tertinggi 70 dan skor terendah 58
4.1.3 Pengujian Normalitas Data
Sebelum menganalisis data pada penelitian, dilakukan pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data hasil penelitian benar – benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk kepentingan pengujian normalitas data, digunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut: ( Arikunto, 2006: 290 )
Dimana : F0 = frekuensi observasi Fh = frekuensi teoritik Dalam pengolahan data, dapat dinyatakan hipotesis berdistribusi normal apabila : X2 ≤ X2 (1 –α) (k – 3) dengan taraf nyata α = 0,05. Untuk harga lainnya ditolak. a.
Menguji normalitas data variable 01 Adapun pengujiannya ditempuh dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut: 1. Menghirung rentang, yaitu: R
= Data terbesar – data terkecil = 64-45 = 19
2. Menghitung banyak kelas K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20 = 1 + 3,3 (1.3)
= 1 + 4,29 = 4,29 (dibulatkan menjadi 4) 3. Menghitung panjang kelas P
=
= = 4,7 ( dibulatkan menjadi 5)
Hasil daftar distribusi frekuensi pengamatan variable 01 dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 3. distribusi frekuensi pengamatan variable 01 No 1 2 3 4
Kelas Interval 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 Jumlah
Selanjutnya
dilakukan
perhitungan
menggunakan rumus: X
=
= = 52,9 Standar deviasi dan varians (S2) yaitu:
Frekuensi 6 9 1 4 20
rata-rata
dan
standar
deviasi
S2
=
=
=
=
=
S
32,30
=
= 5,68 Dari pengolahan data tersebut dapat ditetapkan bahwa nilai rata – rata nilai 01 = 52,9 dan standar deviasi = 5,68 Selanjutnya untuk menghitung frekuensi teoritik yang perlu dihitung adalah harga Z dengan menggunakan rumus: ( Arikunto, 2006: 318 ) Z score = Dimana : X
= data ke i dari suatu kelompok data
X
= rata – rata
SD
= standar deviasi
Untuk frekuensi teoritik dan pengamatan dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 4. Frekuensi diharapkan dan pengamatan variable 01 Kelas
Batas
Z-
Batas
Luas
Fh
Fo
Interval
Nyata 44,5
score -1,47
Luas Daerah 0,4292
45 – 49 49,5
-0,59
0,2224
54,5
0,28
0,1103
59,5
1,16
0,3770
64,5
2,04
0,4793
50 – 54 55 – 59 60 – 64
Daerah
0,2068
4,136
6
0,1121
2,242
9
0,2667
5,334
1
0,1023
2,046
4
Dari tabel diatas dapat dihitung chi kuadrat dengan rumus sebagai berikut X2
=
=
+
–
–
= 0,840 + 5,2065 + (-3,521) + 1,866 = 3,515 (dibulatkan 3,52) Dari hasil perhitungan diatas diperoleh harga X2hitung sebesar 3,52 dengan kriteria pengujian: terima hipotesis populasi berdistribusi normal, jika X2 ≤ X2 (1-α) (k-3)
dengan taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3. Dari daftar
distribusi chi kuadrat pada α = 0,05 diperoleh X2 (1-0,05) (5-3) = 11,3. Ternyata harga X2hitung lebih kecil dari X2daftar ( 3,52 ≤ 7,81). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data variabel 01 dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Gambar 1 Daerah penerimaan dan penolakan hipoteis Dengan taraf nyata α = 0,05
f
daerah penerimaan 3,52 Daerah penolakan 0
7,81
b. Menguji normalitas data variable 02 Untuk mengetahui normalitas data 02, maka langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghirung rentang, yaitu: R
= Data terbesar – data terkecil = 70 - 55 = 15
2. Menghitung banyak kelas K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20
= 1 + 3,3 (1.3) = 1 + 4,29 = 5,29 (dibulatkan menjadi 5) 3. Menghitung panjang kelas P
=
= = 3,0 ( dibulatkan menjadi 3)
Hasil daftar distribusi frekuensi pengamatan variable 02 dapat dilihat pada table 6 berikut: Table 5. distribusi frekuensi pengamatan variable 02 No 1 2 3 4 5
Selanjutnya
Kelas Interval 55 – 58 59 – 62 63 – 66 67 – 69 70 – 72 Jumlah
dilakukan
menggunakan rumus:
perhitungan
Frekuensi 1 1 2 14 2 20
rata-rata
dan
standar
deviasi
X
=
= = 67 Standar deviasi dan varians (S2) yaitu: S2
=
=
=
=
=
S
8,53
=
= 2,92 Dari pengolahan data tersebut dapat ditetapkan bahwa nilai rata – rata nilai 02 = 8,53 dan standar deviasi = 2,92. Selanjutnya untuk menghitung frekuensi teoritik yang perlu dihitung adalah harga Z dengan menggunkan rumus: ( Arikunto, 2006: 318 ) Z score = Dimana :
X
= data ke i dari suatu kelompok data
X
= rata – rata
SD
= standar deviasi
Untuk frekuensi teoritik dan pengamsatan dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel 6. Frekuensi dan pengamatan variable 02 Kelas ineterval
Batas Nyata 54,5
Zscore
Batas Luas Daerah 0,4995
-3,28
Luas Daerah
Fh
Fo
1,3
26
1
0,06
1,2
1
0,3707
7,414
2
-0,2348
-4,696
14
-0,1676
-3,352
2
55 – 58 58,5
-2,91
0,4982
59 – 62 62,5
-1,54
0,4382
63 – 66 66,5
-0,17
0,0675
67 – 69 69,5
0,85
0,3023
72,5
1,88
0,4699
70 – 72
Dari tabel di atas dapat dihitung chi kuadrat dengan rumus sebagai berikut: X2
=
–
+
=
+
–
+
–
= 7,04 + 0,033 + (3,95) + (-4,43) + (-5,54) = 3,053 (dibulatkan 3,053) Dari hasil perhitungan diatas diperoleh harga X2hitung sebesar 3,053 dengan criteria pengujian : terima hipotesis populasi berdistribusi normal, jika X2 ≤ X2 (1-α)
(k-3)
dengan taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3. Dari daftar
distribusi chi kuadrat pada α = 0,05 diperoleh X2 (1-0,05) (5-3) = 11,3. Ternyata harga X2hitung
lebih kecil dari X2daftar ( 3,053 ≤ 7,81). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data variable 02 dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Gambar 2 Daerah penerimaan dan penolakan hipoteis Dengan taraf nyata α = 0,05
f daerah penerimaan 3,053 Daerah penolakan 0
7,81
4.1.4 Pengujian Hipotesis Setelah data dinyatakan sebagai data yang berasal dari populasi berdistribusi normal, maka selanjutnya data hasil eksperimen tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t. (Arikunto, 2006: 306) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan : Md
= mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test
xd
= deviasi masing – masing subjek ( d-Md )
X2d
= jumlah kuadrat deviasi
N
= banyaknya subjek penelitian
df
= atau db adalah N-1
Sebelum melakukan pengujian terlebih dahulu ditetapkan hipotesis statistik yang akan diuji (Sugiyono, 2008: 97): H0 :
tidak terdapat perbedaan antara skor pre-test dan post-test
HA :
terdapat perbedaan antara skor pre-test dan post-test yang berarti ada pengaruh pemberian layanan
bimbingan karir terhadap pemilihan jurusan. Kriteria pengujian : Terima H0 jika : - t (1- α) ≤ t ≤ t (1- α) dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk = n – 1, dan H0 ditolak jika harga lain. Berdasarkan harga – harga yang telah ada dapat dihitung Md atau mean dari perbedaan pre-test dan post-test Md
=
13,8
= 10,73
Jadi t = 10,73 Dari hasil perhitungan diperoleh harga thitung sebesar 10,73 Sedang dari daftar distribusi t pada taraf nyata 0,05 dan 20 = 2,84. Ternyata harga thitung lebih besar dari tdaftar, atau harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima HA . untuk jelasnya dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut: Gambar 3: Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ( 01 dan 02 ).
H0 10,73
HA
HA
-2,84
2,84
4.2 Pembahasan Dengan memperhatikan hasil pengujian hipotesis, baik perbedaan antara 01 dan 02 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dalam pemilihan jurusan sebelum pelaksanaan eksperimen dan setelah pelaksanaan eksperimen. Dengan
demikian hipotesis penulis berbunyi “Pelaksanaan layanan bimbingan karir berpengaruh terhadap pemilihan jurusan siswa” dapat diterima. Bagi siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga yang menjadi sampel dalam penelitian ini, pada umumnya tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti layanan bimbingan karir. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan eksperimen yang menunjukkan adanya perubahan cara pandang tentang pentingnya menentukan pilihan jurusan agar dapat belajar dengan maksmimal. Dari hasil pelaksanaan eksperimen yang dilakukan, bahwa setiap siswa yang mengikuti layanan bimbingan karir pada umumnya telah membantu siswa memilih dan menentukan pilihan jurusan yang baik, ini terlihat dengan adanya peningkatan pilihan jurusan pada akhir eksperimen. Kenyataan yang ditemui bahwa layanan bimbingan karir yang dilaksanakan selama ini turut memberikan dampak terhadap pemilihan jurusan. Namun perlu ditunjang dengan kemauan dan pemahaman diri siswa. Hal ini dapat diamati dari pree test hasil uji normalitas diperoleh bahwa Xhitung sebesar 3,52 dengan n = 20 siswa, dan taraf nyata 0,05 maka Xtabel = 7,81, nilainya lebih besar dari Xhitung sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal, sedangkan untuk post test diperoleh Xhitung = 3,053, dengan n = 20 siswa, dan taraf nyata 0,05 maka Xtabel = 7,81, nilainya lebih besar dari Lhitung sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal. Dan untuk uji hipotesis diperoleh hasil pehitungan thitung sebesar 10,73, dan selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikan. Dan dk = (n1 + n2 ) maka diperoleh ttable = 2,84, karena thitung ≥ ttabel sehingga hipotesis nol (Ho)
ditolak. Dari hasil perhitungan di atas disimpulkan bahwa terdapat pengaruh layanan bimbingan karir terhadap pemilihan jurusan. Demikian dapat dikatakan bahwa penerimana terhadap Ha (Terdapat pengaruh layanan bimbingan karir terhadap pemilihan jurusan pada siswa kelas X di SMA 1 Telaga Kabupaten Gorontalo), dan menolak Ho (Tidak terdapat pengaruh layanan bimbingan karir terhadap pemilihan jurusan pada siswa kelas X di SMA 1 Telaga Kabupaten Gorontalo).