33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian a.
Deskripsi Hasil Penelitian Variabel
1
(Pre-Test)
Dalam kegiatan penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian eksperimen semu, maka dilakukan Pre-Tes atau bisa juga dikatakan tes
awal
sebelum melakukan kegiatan eksperimen. Setelah melakukan Pre-Tes telah melaksanakan Treatment sebanyak 8 kali pertemuan. Dari data hasil tes awal ini diberi simbol X dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2 . Skor Tes Awal (Pre – Tes ) motivasi belajar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Skor Pre-tes 84 87 88 95 75 86 96 90 97 82 95 90
34
Untuk menganalisis hasil pre- tes di atas dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan Rentang Kelas R = Skor maksimum – Skor minimum = 108-75 = 33 b. Menentukan banyaknya kelas dengan menggunakan aturan Sturges dengan rumus sebagai berikut: K = 1 + 3,3 logn = 1 + 3,3 log 12 = 1 + 3,88 = 4,56 ( dibulatkan Menjadi 5 ) c. Menentukan panjang kelas dengan rumus P=R K = 33 5 = 4.7 (di bulatkan menjadi 5 )
35
d. Membuat daftar distribusi frekuensi skor baku X1 ( Pre – Tes ) Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Baku X1 ( Pre- Tes ) No
Kelas Inteval 1 75-79 2 80-84 3 85-89 4 90-94 5 95-99 6 100-104 7 105-109 JUMLAH
fi
Xi
Xi2
fi XI
fi Xi2
1 2 3 2 3 0 1 N=12
77 82 87 92 97 102 107
5929 6724 7569 8464 9409 10404 11449
77 164 261 184 291 102 107 1186
5929 26896 68121 33856 84681 10404 11449 241336
e.Menghitung nilai rata-rata ( ) dengan menggunakan rumus:
f.Mencari nilai rata-rata melalui varians
dengan rumus:
36
106.2 Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan untuk variabel
(post-Test),
diperoleh skor tertinggi 97 dan skor terendah 62. Sedangkan skor rata-rata diperoleh sebesar 98.8 dan standar deviasi sebesar 106.2 .
b. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X2 ((Post-Tes) Tabel 4. Skor Tes akhir (Post – Test ) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Skor Post-Test 95 81 74 88 67 94 83 95 92 92 89 94
a. Menentukan Rentang Kelas R = skor maksimum – skor minimum = 95- 67=28
37
b. Menentukan banyaknya kelas dengan menggunakan aturan Sturges dengan rumus sebagai berikut: K = 1 + 3,3 logn = 1 + 3,3 log 12 = 1 + 3,56 = 4,56 ( dibulatkan Menjadi 5 ) c. Menentukan panjang kelas dengan rumus P=R K = 28 5 = 5.6 ( dibulatkan Menjadi 6 )
d. Membuat daftar distribusi frekuensi skor baku X2 ( Post – Tes ) Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Baku X2( Pot- Tes ) No 1 2 3 4 5
Kelas Interval 67-73 74-80 81-87 88-94 95-101 Jumlah
fi 1 1 2 6 2 N = 12
Xi
Xi2
fi XI
fi Xi2
70 77 84 91 98
4900 5929 7056 8281 9604 35770
70 77 168 546 196 1057
4900 5929 14112 49686 1928 76555
38
e.Menghitung nilai rata-rata ( ) dengan menggunakan rumus:
f.Mencari nilai rata-rata melalui varians
dengan rumus:
-38,8 Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan untuk variabel
(post-Test),
diperoleh skor tertinggi 95 dan skor terendah 67. Sedangkan skor rata-rata diperoleh sebesar 88.1 dan standar deviasi sebesar -38,8. 4.1.2 Pengujian Normalitas Data Variabel X1 (Pre –Tes ) Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
39
a. Menghitung harga dengan rumus:
Dimana: = batas kelas = rata-rata kelas = simpangan baku Selanjutnya, luas menggunakan angka-angka
-
dicari dari Tabel Kurva Normal
-
dengan
untuk batas kelas. Untuk luas tiap kelas interval dengan
jalan mengurangkan angka-angka
- , yaitu angka baris pertama dikurangi baris
kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterunya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. Frekuensi yang diharapkan dengan jumlah responden 7.
dicari dengan cara mengalikan luas tiap interval
. Untuk selengkapnya hasilnya disajikan dalam tabel
40
Tabel 7. Frekuensi yang Diharapkan (E1) dari Hasil Pengamatan
i
untuk
Variabel X1 (Pre-Test).
No
Batas Kelas
Z
Luas OZ
Luas Tiap Kelas Interval
Ei
Oi
1
74.5
-0.22
-0871
117
1404
1
2
78.5
-0.19
-0754
197
2364
2
3
83.5
-0.14
-0557
916
10992
3
4
88.5
-0.09
-0359
-519
-6228
2
5
93.5
-0.04
-0160
-4816
6
98.5
-2.82
-4976
5136
61632
0
7
103.5
0.04
0160
199
2388
1
8
108.5
0.09
0359
-57792
3
Selanjutnya pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus chikuadrat
dengan rumus sebagai berikut:
-0.99 + 0.99 + 0.99 + 1.0+1.0 + 1 + 0.99 6.96 b. Membandingkan
dengan
41
–
–
, untuk
didapat
Kriteria pengujian: Jika,
, maka data tidak berdistribusi normal
Jika,
, maka data berdistribusi normal
Ternyata dari hasil perhitungan didapatkan bahwa
, dimana
sehingga dapat disimpulkan bahwa data pre-test berdistribusi normal. 4.1.3 Pengujian Normalitas Data Variabel X2 (Post –Test) Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus sebagai berikut : c. Menghitung harga dengan rumus:
Dimana: = batas kelas = rata-rata kelas = simpangan baku Selanjutnya, luas menggunakan angka-angka
-
dicari dari Tabel Kurva Normal
-
dengan
untuk batas kelas. Untuk luas tiap kelas interval dengan
jalan mengurangkan angka-angka
- , yaitu angka baris pertama dikurangi baris
kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterunya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
42
Frekuensi yang diharapkan dengan jumlah responden
dicari dengan cara mengalikan luas tiap interval
. Untuk selengkapnya hasilnya disajikan dalam table
7.
Tabel 7. Frekuensi yang Diharapkan (E1) dari Hasil Pengamatan Oi untuk Variabel X2 (Post-Test).
No
Batas Kelas
Z
Luas OZ
Luas Tiap Kelas Interval
Ei
Oi
1
66.5
0.55
2088
-534
-6408
1
2
72.5
0.40
1554
-683
-8196
1
3
79.5
0.22
0871
-711
-8532
2
4
86.5
0.04
0160
-357
-4284
6
5
93.5
-0.13
-0517
-700
-8400
2
6
100.5
-0.31
-1217
Selanjutnya pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus chikuadrat
dengan rumus sebagai berikut:
-
1.0+1.0
d. Membandingkan –
dengan –
, untuk
didapat
43
Kriteria pengujian: Jika,
, maka data tidak berdistribusi normal
Jika,
, maka data berdistribusi normal
Ternyata dari hasil perhitungan didapatkan bahwa
, dimana
sehingga dapat disimpulkan bahwa data pre-test berdistribusi normal.
4.1.4 Perhitungan Homogenitas Data Daftar Pengujian Homogenitas Data Sampel 1 2 Jumlah
dk(n-1) 11 11 22
1/dk 0,09 0,09
Si2 11283.6 25680
Dengan demikian dapat dihitung : a. Varians Gabungan
= (12-1) 11283.6 + (12-1) 25680 12 + 12-2 = (11)11283.6+(11)25680
= 124119.6+282480 22 = 406599.6 22 = 1848.2
Berarti :
Log Si2 4.45 4.40
(dk) Log Si2 48.95 48.4 97.35
44
Log
= Log 1848.2
Log
= 3.26
b. Harga B: B = (Log
∑(
)
B = (3.26) (22) B = 71.72 Dengan berdasarkan harga satuan B, maka dapat dilakukan uji Barlett (dalam Ridwan 2005 : 261 sebagai berikut : X 2= (In10)(B-∑(n-1)log Si2) X2 =( 2,3 )(71.72-97.35) X2 = (2,3 ) (-25.63) X2 = -58.95 kriteria penguji : jika X2 hitung ≤ X2 tabel , maka data memiliki varians populasi homogen. jika X2 hitung,> X2 tabel , maka data memiliki varians populasi yang tidak homogen. Dari hasil perhitungan diperoleh harga X2 hitung sebesar -58.95. Pada taraf nyata a= 0,05 diperoleh X2 (1- 0,05 ( 5-1 ) = X2 ( 0,91) (4) = 3.64. Ternyata harga chi-kuadrat hitung lebih kecil dari chi-kuadrat daftar. Jadi dapat disimpulkan bahwa data variabel X1 (pre- Test) dan variabel X2 (Post –Test) memiliki varians populasi yang HOMOGEN.
45
4.1.5 Pengujian Hipotesis Dalam pengujian hipotesis ini dapat dilakukan antara komparasi hasil yang sudah dicapai sebelum eksperimen (X1) dengan sesudah eksperimen (X2 ). Untuk menguji hipotesis adalah uji t ( sudjana, 2005 : 239 ) dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : X1
: Rata-rata sampel pertama
X2
: Rata-rata sampel kedua
S
: Varians gabungan
n1
: Jumlah sampel pertama
n2
: Jumlah sampel ke dua
Untuk menghitung varians gabungan digunakan rumus berikut :
Untuk melakukan pengujian terlebih dahulu maka ditetapkan adalah hipotesis statistika yang akan di uii : Tidak terdapat pengaruh layanan konseling individual terhadap motivasi belajar siswa kelas XI di SMK Negeri I Gorontalo.
46
Terdapat pengaruh Konseling Individual terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas XI di SMK Negeri I Gorontalo Kriteria Pengujian : Terima H0 jika : - t(1-½ α) < t < t(1-½ α) dengan taraf nyata α = 0.01 atau α = 0.05 dan dk = n1 + n2 – 2, dan tolak H0 jika memperoleh harga lain. Dari skor angket motivasi belajar sebelum dan setelah eksperimen, diperoleh harga-harga sebagai berikut. 98.8
106.2 -38.8
Berdasarkan harga-harga yang telah ada dapat dihitung varians gabungan sebagai berikut.
Jadi:
47
Dengan demikian dapat dihitung:
4.62
Dari hasil perhitungan diperoleh harga thitung sebesar 4.62 sedang dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t(0.975) (28) = 2,05. Ternyata harga thitung memperoleh harga lain, atau harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1.
48
Ho -4.62
4.62
HI
HI -2,05
2,05
Gambar: 1 kurva penerimaan dan penoloakan hipotesis 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, layanan konseling individual dapat meminimalisir masalah motivasi belajar yang terdapat pada siswa SMK Negeri I Gorontalo. Dari hasil penelitian sebelum melakukan layanan konseling individual yakni sebesar 98.8 lebih tinggi jika dibandingkan dengan setelah memperoleh konseling yaitu 88.1. Jadi hasil hipotesis penulis yaitu “layanan konseling individual berpengaruh terhadap motivasi belajar” dapat diterima.
49
Dilihat dari permasalahan yang ada, motivasi belajar memiliki beberapa indikator antaranya: ketekunan dalam belajar, konsentrasi terhadap pelajaran, minat dalam belajar. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Dengan adanya konseling individual kiranya dapat membantu siswa untuk mengungkapkan masalah yang terjadi dan dapat meminimalisir motivasi belajar rendah yang sudah dilakukan, maka siswa sebagai anggota dalam pelaksanaan layanan konseling individual mempunyai kesempatan untuk dapat mengungkapkan segalah masalah yang dihadapi. Bagi siswa kelas XI SMK Negeri I Gorontalo yang menjadi sampel dalam penelitian yang sudah dilakukan, bahwa setiap siswa yang telah mengikuti konseling individual selama ini memberikan dampak terhadap motivasi belajar, namun perlu ditunjang dengan kemauan pada diri siswa. Adapun kendala yang dihadapi oleh penelitian eksperimen adanya keterbatasan waktu untuk memasuki ruangan kelas siswa pada mengikuti pelajaran,keterbatasan waktu karena bertepatan dengan adanya libur sekolah, sehingga peneliti harus lebih rajin untuk mengecek jam kosong dan memanfaatkan waktu yang ada tapi dengan kebijakan dari guru-guru mata pelajaran peneliti dapat melakukan penelitian dengan baik.