BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X1 (Tes Awal/Sebelum Eksperimen) Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen lapangan, karena itu diadakan pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Data hasil tes awal ini diberi simbol X1. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan untuk variabel X1 diperoleh skor tertinggi 6 dan skor terendah 2. Dari hasil analisis diperoleh nilai median 3.5; modus 3.3; skor rata-rata 3.64; dan standar deviasi 1.22; (data terlampir pada lampiran 4). Distribusi data hasil penelitian untuk variabel X1 dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Variabel X1 No 1 2 3 4 5
Kelas Interval 2 3 4 5 6 Jumlah
Frekuensi 4 7 6 3 2 22
Pada tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang melakukan pukulan Smash dalam permainan bola voli pada siswa ekstrakurikuler kelas VIII SMP Negeri 4 Tilamuta Kabupaten Boalemo yang memperoleh angka 2 adalah sebanyak 4 orang,
42
yang memperoleh angka 3 adalah sebanyak 7 orang, yang memperoleh angka adalah sebanyak 6 orang, yang memperoleh angka 5 adalah sebanyak 3 orang, dan yang memperoleh angka 6
adalah sebanyak 2 orang. Distribusi data hasil penelitian
variabel X1 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Frekuensi 8 6 4 2 0
7
6
4
2
3
3
4
5
2
Frekuensi
6 Kelas Interval
Gambar 8. Histogram Data Variabel X1
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X2 (Tes Akhir/Setelah Eksperimen) Pada akhir pelaksanaan eksperimen dilakukan evaluasi akhir dalam pelaksanaan pukulan smash dalam permainan bola voli. Hasil evaluasi menunjukkan skor tertinggi adalah 8 dan skor terrendah adalah 4. Setelah diadakan analisis diperoleh nilai median 5.77; modus 5.83; skor rata-rata diperoleh sebesar 5.68; dan standar deviasi sebesar 1.04 (data terlampir terlampir pada lampiran 4). Distribusi data pada pelaksanaan akhir eksperimen dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2 Daftar Distribusi Frekuensi Variabel X2 No. Kelas Interval Frekuensi 1 4 3 2 5 6 3 6 9
4 5
7 8 Jumlah Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa
3 1 22 yang melakukan melakukan
pukulan Smash dalam permainan bola voli pada siswa ekstrakurikuler kelas VIII SMP Negeri 4 Tilamuta Kabupaten Boalemo yang memperoleh angka 4 adalah sebanyak 3 orang, yang memperoleh angka 5
adalah
sebanyak 6 orang, yang
memperoleh 6 adalan sebanyak 9 orang, yang memperoleh angka 7 adalah sebanyak 3 orang, dan yang memperoleh angka 8 adalah sebanyak 1 orang. Hal ini berarti bahwa pada umumnya responden atau siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh skor yang jauh berberbeda dengan skor rata-rata sebelum pelaksanaan eksperimen atau pada umumnya siswa dalam melakukan melakukan pukulan Smash dalam permainan bola voli pada siswa ekstrakurikuler. Distribusi data hasil penelitian variabel X2 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Frekuensi 10 8 6 4 2 0
9 6 3
3 1
4
5
6
7
8
Gambar 9. Histogram Data Variabel X2 4.2 Pengujian Persyaratan Analisis
Frekuensi Kelas Interval
Hipotesis yang menjadi sasaran uji dalam penelitian ini adalah untuk mengukur pelatihan kekuatan otot tungkai terhadap pukulan smash dalam permainan bola voli pada siswa ekstrakurikuler; skor antara sebelum pelaksanaan eksperimen (X1) dengan skor setelah pelaksanaan eksperimen (X2) melalui pelatihan kekuatan otot tungkai. Dengan demikian pengujian persyaratan analisis yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas varians populasi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk pengujian normalitas data sebelum eksperimen (X1) melalui uji chi-kuadrat diperoleh bahwa harga X2hitung =
2.16 dan X2daftar = 9.21. Ternyata harga X2hitung lebih kecil dari X2daftar, sehingga data
sebelum eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan untuk data sesudah eksperimen diperoleh bahwa harga X2hitung = 6.98 dan X2daftar =9.21. Ternyata harga X2hitung lebih kecil dari X2daftar, sehingga data sesudah eksperimen berdistribusi normal Selanjutnya, dilakukan pengujain homogenistas data, dari data analisis diperoleh bahwa harga X2hitung sebesar 0.013 lebih. Sedangkan dari daftar distribusi chi-kuadrat pada tingkat kepercayaan ά = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 diperoleh X2(0,95)(1) = 3.84. Ternyata harga X2hitung lebih kecil dari X2daftar, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian untuk. memiliki varians populasi yang homogen.
4.3 Pengujian Hipotesis Setelah melakukan pengujian persyaratan analisis data, langkah selanjutnya adalah melakukan pengajuan hipotesis. Berdasarkan data hasil penelitian di atas yang
memiliki varians populasi homogen, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata untuk uji dua pihak. Dalam pengujian ini dilakukan komparasi antara skor sebelum pelaksanaan eksperimen (X1) dengan setelah pelaksanaan eksperimen (X2). Dari hasil pengujian pertama diperoleh harga thitung sebesar -8.97, sedang dari tdaftar diperoleh sebesar 2,02 (data terlampir pada lampiran 6). Ternyata harga thitung lebih kecil dari tdaftar, atau harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima HA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut:
Ho
HA -8.97
-2, 04
0
+2, 04
Gambar 10. Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 4.4 Pembahasan Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian pendahuluan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan kekuatan otot tungkai terhadap pukulan smash dalam permainan bola voli pada siswa ekstrakurikuler kelas VIII SMP Negeri 4 Tilamuta Kabupaten Boalemo. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengembangkan kemampuan siswa ekstrakurikuler dalam
melakukan pukulan smash, sehingga dapat ditemukan tindakan pembelajaran yang tepat untuk memahaminya. Proses pelaksanaan latihan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa pada umumnya dan khususnya pada peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan pukulan smash pada permainan bola voli. Siswa diajak terlibat langsung dan berperan aktif dalam proses latihan agar siswa selalu merasa tertarik dan merasa perlu untuk menggali kembali materi yang telah dipelajarinya dengan menggunakan teori-teori yang dipelajaran sehingga dapat diterapkan pada saat bermain. Dalam permainan bola voli, tungkai sangat besar pengaruhnya terhadap pukulan smash. Fungsi tungkai adalah sebagai penopang tubuh, selain sebagai penopang tubuh tungkai berfungsi juga sebagai tenaga pendorong awal dan pada saat menggangkat tubuh lawan. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Menurut Soedarminto (1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terdiri dari pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terdiri atas lutut sampai kaki. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam melakukan pukulan smash, maka dapat dilakukan dengan lompat rintangan. Pelaksanaan Jumps in place adalah dimulai dengan berdiri pada satu posisi, dengan dua kaki atau satu kaki kemudian melakukan lompatan yang kembalinya keposisi semula, tahap selanjutnya adalah standing jumps, yaitu lompat ke depan dengan variasi teknik yang disarankan adalah standing long jump, standing jump-and reach, standing jump over barrier, lateral jump with two feet, stradle jump to camel landing, standing long jump with lateral sprint, standing
triple jump, standing triple jump with barrier jump. Kemudian Teknik multiple hop and jumps yang dilakukan dengan berbagai lompatan seperti lompat ke depan, ke samping, ke belakang. Dapat dilakukan dengan tumpuan satu kaki atau dua kaki. Pada penelitian ini digunakan tumpuan dua kaki yaitu barrier hop ke samping dan kedepan. Dari pelaksanaan latihan tersebut, para siswa harus menguasai pukulan smash. Kemampuan melakukan pukulan smash dapat dilakukan dengan cara merangahkan smash ke tempat yang lemah, arahkan smash ke tempat yang kosong sesuai pola yang dipergukan oleh lawan, arahkan bola antarea dua pamain defender, sasaran smash ke tempat pemain bertahan yang sedang maju ke samping, buat sasaran yang tepat dimana defender akan mengambil bola harus bergerak terlebih dahulu, pukul bola diatas pengeblok yang lemah, dan Jalankan smash tipuan sesuai dengan kemampuan Kemampuan dalam melakukan pukulan smash pada permainan bola voli dalam penelitian ini diukur pada perolehan nilai dari hasil evaluasi yang dicapai siswa pada setiap pertemuan dalam proses pelaksanaan eksperimen. Dalam melakukan kemampuan melakukan pukulan smash, siswa menunjukkan kemampuannya tentang penguasaan oleh siswa yang dapat diserap dari materi yang telah disampaikan pada kegiatan pelaksanaan latihan kekuatan otot tungkai. Dalam komponen kondisi fisik yang sangat penting diimiliki oleh seorang olagragawan kemampuan melakukan pukulan smash pada permainan bola voli adalah latihan otot tungkai, karena dengan kemampuan latihan memungkinkan seorang olaragawan bergerak lebih efisien dan efektif. Sebaimana yang dikemukakan oleh
Soebroto (1977: 25) mengatakan kekuatan otot kwalitas yang memungkinkan pengembangan ketegangan otot dalam kontraksi yang maksimal. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompoknya dalam usahanya menahan beban atau pekerjaan dalam waktu yang relatif pendek. Jadi kekuatan suatu otot di dasar atas : 1) dipengaruhi oleh unsurunsur struktural otot khususnya volume (isi); 2) semakin jelas bahwa kekuatan otot ditentukan oleh kualitas faktor tidak sengaja kepada otot atau kelompok otot yang bersangkutan. Hasil kemampuan melakukan pukulan smash semata-semata tidak hanya didasarkan adanya kekuatan namun masih ada komponen fisik yang mendukung yaitu power, oleh karena di dalam power kecuali ada kekuatan terdapat pula kecepatan. Dengan demikian, maka olahraga apapun yang akan dilaksanakan terlebih dahulu harus ada latihan fisik atau kondisi fisik agar atlit tidak mengalami kelelahan yang berarti khususnya pada cabang olahraga bola voli. Selain itu, akan memberikan suatu latihan tentunya kita sesuaikan dengan berat ringannya olahraga yang akan dilaksanakan. Jadi dengan adanya latihan-latihan tersebut maka organ-organ tubuh vital seperti : otot-otot, jantung, paru-paru serta pusat susunan syaraf akan mengalami perkembangan sehingga prestasi akan meningkat singkatnya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hasil pengujian hipotesis pada sebelum pelaksanaan eksperimen dan setelah pelaksanaan eksperimen menunjukkan adanya kesimpulan bahwa terjadi pengaruh yang signifikan pelatihan kekuatan otot tungkai terhadap pukulan smash dalam permainan bola voli pada siswa ekstrakurikuler kelas
VIII SMP Negeri 4 Tilamuta Kabupaten Boalemo. Ini didasarkan pada analisis secara statistik diperoleh dari hasil pengujian hipotesis terima Ho jika: -t(1-½
ά)
< t(1-½
ά)
dengan taraf nyata ά = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = -8.97, sedangkan daftar distribusi diperoleh -t(1-0,025)(20+20-2) = t(0,975)(42) = 2,02. Ternyata harga thitung lebih kecil dari tdaftar atau harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan dapat menerima HA. Dengan demikian, maka hipotesis dalam penelitian ini berbunyi ”Terdapat pengaruh yang berarti antara pelatihan kekuatan otot tungkai terhadap pukulan smash dalam permainan bola voli pada siswa ekstrakurikuler kelas VIII SMP Negeri 4 Tilamuta Kabupaten Boalemo, diterima. Selanjutnya, siswa ekstrakurikuler kelas VIII SMP Negeri 4 Tilamuta Kabupaten Boalemo yang menjadi sampel dalam penelitian ini, pada umumnya tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pukulan smash yang menjadi sampel dalam penelitian ini setelah melaksanakan latihan kekuatan otot tungkai. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan eksperimen yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan dalam melakukan pukulan smash pada setiap kali pelaksanaan evaluasi. Melalui pelaksanaan eksperimen dalam kegiatan penelitian ini terlihat adanya kemampuan siswa melakukan pukulan smash yang dilakukan oleh siswa yang dicapai baik awal maupun pada akekuatan otot tungkai yang dilaksanakan selama ini turut memberikan dampak terhadap kemampuan melakukan pukulan smash pada siswa ekstrakurikuler dalam permainan bola voli.
Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan eksperimen, antara lain keterbatasan waktu latihan yang dijadwalkan oleh sekolah karena jam pembelajaran yang sangat singkat, karena pelaksanaan eksperimen selalu disesuaikan dengan jam pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum untuk mata pelajaran Penjaskes. Disamping itu, masih kurangnya fasilitas yang tersedia untuk pelaksanaan latihan otot tungkai dalam bentuk lompat rintangan.