63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar yang diberikan sebagai tes kemampuan awal (pretes) dan tes kemampuan akhir (postes), dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes Kelompok Picture and Picture dan Kelompok STAD Kelompok picture and picture Nama siswa 1 Fajar M. Elma N.A Eka A.K Fat irfardi A. Fatih B. Hambali Julaiha Jauhar L. A.aziz AuliaRizki Dewi Ayu M. Diah N.A M. azril Norrahmawati Nahdi F. Pasya F. Sari O. S. salamah Ari Surya P. Arbainah Mega yuninda Mega A.R Hanan N.
Pretes (X1) 2 1,2 1,8 1,8 1,8 2,1 2,1 2,1 2,1 2,4 2,4 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 3 3 3 3,3 3,3 3,3 3,3
Kelompok STAD
Postes Gain (X2) (Dx) 3 4 3 1,8 3,3 1,5 3,6 1,8 3,6 1,8 3,9 1,8 3,9 1,8 3,9 1,8 3,9 1,8 4,5 2,1 4,5 2,1 4,5 1,8 4,2 1,5 4,2 1,5 4,5 1,5 4,5 1,5 4,5 1,5 3,9 0,9 4,2 1,2 4,5 1,5 4,5 1,2 4,8 1,5 5,1 1,8 5,1 1,8
63
Nama siswa 5 Doni H. Muhammad R. Noor H. Farah Y. Maulana N. F Irzam M. Khairul A. Septiana K. Amaliya M. Nurul H. Ravita R. Rianti Saiful M. Andra R. Awalia L. R Ayu Azhari Bella A. P. Devi P. Sopiamal N. Supriana A. Dian N. H Muhammad R. Nova H.
Pretes Postes Gain (Y1) (Y2) (Dy) 6 7 8 1,2 2,1 0,9 1,5 2,4 0,9 1,8 2,4 0,6 1,8 2,7 0,9 1,8 2,7 0,9 1,8 2,7 0,9 1,8 2,7 0,9 2,1 3 0,9 2,4 3 0,6 2,4 3 0,6 2,4 3,3 0,9 2,4 3,3 0,9 2,4 3,3 0,9 2,4 3,3 0,9 2,7 3,6 0,9 3 3,6 0,6 3 3,6 0,6 3 3,9 0,9 3 3,9 0,9 3 3,9 0,9 3 3,9 0,9 3 3,9 0,9 3 4,2 1,2
64
1
2
3
4
5
6
7
Heldi S. Mahdalena Ainur N. Afifah A.F Virya M.S Triya M. Riza F Lina Umi C. Lutfi H. Rianto M.ferman Marisa N. Marita Angga M Agni M. Alvin Imando
3,3 3,3 3,6 3,6 3,6 3,9 3,9 3,9 3,9 4,2 4,2 4,5 4,5 4,8 4,8
5,1 5,1 5,1 5,1 5,7 4,8 5,1 5,1 5,4 5,4 5,7 5,7 6,3 6 6,3
1,8 1,8 1,5 1,5 2,1 0,9 1,2 1,2 1,5 1,2 1,5 1,2 1,8 1,2 1,5
Dian R. Fitria N. Ikshan S. Khairunisa P. Ahmad H. Maulana R. H Lailatul F. Delly H. Laksmi R.P M. Reza F. Agung P. Moh. R.B Triska E.S Umi N. Novia R.
3 3 3 3,3 3,3 3,3 3,6 3,6 3,6 3,6 3,9 3,9 4,2 4,2 4,5
4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,5 4,5 4,8 4,8 4,8 4,5 4,8 4,5 5,4 5,1
1,2 1,2 1,2 0,9 0,9 1,2 0,9 1,2 1,2 1,2 0,6 0,9 0,3 1,2 0,6
118,2
178,5
59,4
108,9
143,1
34,2
3,11
4,698
1,57
2,86
3,766
0,9
X
Hasil pretes dan postes siswa pada tabel 4.1 di atas, dapat dilihat pada gambar grafik 4.1 di bawah ini. 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
4.698 3.766 3.11
2.86 pretes postes
picture and picture
STAD
Gambar 4.1 Grafik Data Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes Kelompok Picture and Picture dan Kelompok STAD
65
Data pada Tabel 4.1 dapat dijabarkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture dan model kooperatif tipe STAD sebagai berikut : 1.
Hasil belajar siswa kelas VIII Asoka yang diajarkan dengan model pembelajaran picture and picture Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dianalisis bahwa dari penyebaran tes sebanyak 30 butir soal kepada siswa, hasil belajar siswa kelas VIII Asoka MTsN 2 Palangka Raya yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture pokok bahasan sistem pernapasan pada manusia menunjukkan adanya kenaikan yang cukup signifikan, hal ini ditunjukkan dengan proporsi perolehan hasil awal belajar siswa (pretest) sebelum menggunakan model piture and picture sebesar 118,2. Setelah diajarkan dengan menggunanakan model picture and picture dan dilakukan postes hasil belajar siswa meningkat menjadi 178,5. Merujuk
pada
temuan
penelitian
tersebut,
maka
untuk
menginterpretasikan peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII Asoka di MTsN 2 Palangka Raya tersebut, ditentukan dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang dicapai oleh kelas eksperimen melalui model pembelajaran picture and picture, adalah 0,73. Skor normalized gain sebesar 0,73 yang besarnya berkisar antara (g) ≥ 0,70 , maka dapat dianalisis bahwa kenaikan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model picture and picture pada konsep sistem pernapasan pada manusia kelas VIII Asoka MTsN 2 Palangka Raya berada
66
pada kualifikasi tinggi. Artinya, adanya peningkatan hasil yang cukup signifikan antara sebelum dan sesudah siswa belajar melalui model picture and picture. Jika, hal ini dilakukan secara kontinyu dan tepat guna oleh pendidik, maka tidak menutup kemungkinan akan diikuti pula dengan membaiknya hasil belajar siswa, baik dalam pemahaman, sikap sosialnya, maupun terampil dalam menemukan antara konsep dan fakta sehingga belajar dijadikan kebutuhan yang diinginkan atau sesuai dengan tujian pembelajaran. 2.
Hasil belajar siswa kelas VIII Matahari yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisis bahwa dari penyebaran tes sebanyak 30 butir soal kepada siswa, hasil belajar siswa kelas VIII Matahari MTsN 2 Palangka Raya yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD pokok bahasan sistem pernapasan pada manusia menunjukkan adanya kenaikan yang cukup signifikan, hal ini ditunjukkan dengan proporsi perolehan hasil awal belajar siswa (pretest) sebelum menggunakan tipe STAD sebesar 108,9, setelah diajarkan dengan menggunanakan model tipe STAD dan dilakukan postes hasil belajar siswa meningkat menjadi 143,1. Merujuk
pada
temuan
penelitian
tersebut,
maka
untuk
menginterpretasikan peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII Matahari di MTsN 2 Palangka Raya tersebut, ditentukan dari perbandingan nilai gain
67
yang dinormalisasi (normalized gain) yang dicapai oleh kelas eksperimen melalui model pembelajaran STAD, yaitu 0,56. Skor normalized gain sebesar 0,56 yang besarnya berkisar antara 0,30 ≤ g < 0,70, maka dapat dianalisis bahwa kenaikan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan tipe STAD pada konsep sistem pernapasan pada manusia kelas VIII Matahari MTsN 2 Palangka Raya berada pada kualifikasi sedang. Artinya, adanya peningkatan hasil yang cukup signifikan antara sebelum dan sesudah siswa belajar melalui pemebelajaran tipe STAD. Jika, hal ini dilakukan secara kontinyu dan tepat guna oleh pendidik, maka tidak menutup kemungkinan akan diikuti pula dengan membaiknya hasil belajar siswa, baik dalam pemahaman, sikap sosialnya, maupun terampil dalam menemukan antara konsep dan fakta sehingga belajar dijadikan
kebutuhan
yang
diinginkan
atau
sesuai
dengan
tujian
pembelajaran. Data pada Tabel 4.1 merupakan hasil belajar yang diperoleh, maka dilakukan perhitungan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, yang sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan homogenitas, berikut hasil perhitungan uji normalitas: Tabel 4.2 Hasil Pengujian Normalitas Dengan Uji Liliefors Penelitian (Lampiran 3, hal. 138-139)
0,05
Picture and picture pretes Postes 118,2 178,5
STAD pretes 108,9
postes 143,1
T 11,07
keputusan Ho diterima
68
Tabel 4.3 Uji homogenitas (lampiran 3, hal.141-144) kelompok
jumlah = 38
T 1,29
= 38
1,11
0,05
T
keputusan
1,85
Keterangan :
Ho diterima
=
Xp = picture and picture Xs = STAD Np = jumlah siswa picture and picture Ns = jumlah siswa STAD Tabel prasyarat analisis data tersebut dapat dikatakan bahwa kedua sampel dalam keadaan normal dan homogen. Tabel 4.4 Analisis data hasil pengujian dengan uji t penelitian (lihat lampiran 3, hal 145 ) kelompok jumlah keputusan x = 4,698 0,05 S12 = 0,639 4,96 3,70 Ha diterima x = 3,766 S22 = 0,703 Keterangan : Mean dari kelas picture and picture
= X
Anggota dari kelas picture and picture
= X1 = 38
Varians dari kelas picture and picture
= S12 = 0,639
Mean dari kelas STAD
= X
Anggota dari kelas STAD
= X2 = 38
Varians dari kelas STAD
= S22 = 0,703
= 4,698
= 3,766
69
Tabel 4.4 di atas nilai-nilai yang diperoleh distribusikan ke dalam rumus uji T dan diperoleh Thitung 4,96 dan nilai Ttabel 3,70 hal ini berarti Thitung > Ttabel, maka Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa antara yang diajar melalui model picture and picture dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterima, sedangkan Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa antara yang diajarkan melalui model picture and picture dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditolak. B. Pembahasan Pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) pertemuan pada
pokok bahasan sistem
pernapasan pada
manusia.
Penelitian
dilaksanakan pada dua kelas menggunakan pendekatan Cooperative Learning dengan model yang berbeda, yaitu model pembelajaran picture and picture dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa kelas VIII Asoka (38 orang) belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif model picture and picture dan siswa kelas VIII matahari (38 orang) belajar menggunakan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini melibatkan guru
bidang studi biologi MTsN 2 Palangka Raya sebagai
observer dan peneliti menerapkan model pembelajaran.
70
1. Pembelajaran dengan model picture and picture Penerapan pembelajaran dengan model picture and picture ini siswa terlibat langsung dalam mempelajari dan memahami suatu materi secara bersama-sama melalui diskusi. Model ini siswa dibagi dalam kelompokkelompok diskusi dan mengerjakan tugas sesuai dengan lembar kerja siswa yang diberikan. Tahap pertama pembelajaran dengan model picture and picture pada materi sistem pernapasan pada manusia di kelas VIII Asoka adalah guru menjelaskan materi dasar tentang sistem pernapasan pada manusia, tahap kedua siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang masing berjumlah 4-5 orang, tahap ketiga siswa memasang atau mengurutkan gambar sistem pernapasan pada manusia, tahap keempat siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompok di depan kelas, dan tahap kelima masing-masing kelompok menyimpulkan hasil diskusinya. Pembelajaran dengan model picture and picture ini dalam pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama, berdasarkan pengamatan suasana kelas terlihat kurang kondusif hal ini terlihat dari alokasi waktu yang belum sesuai dengan rencana belajar. Motivasi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok masih kurang, baik dalam mengajukan pertanyaan, memberikan ide dan jawaban, menghargai teman, tanggung jawab terhadap tugas dan kerjasama antar kelompok.
71
Pertemuan kedua dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture suasana kelas lebih kondusif dari pertemuan sebelumnya. Hal ini terlihat dari alokasi waktu yang telah sesuai dengan rencana pembelajaran dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan, yaitu semakin banyaknya siswa yang aktif dalam diskusi, baik mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan terlihat kerjasama yang cukup baik antar siswa dalam kelompoknya. 2. Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Tipe STAD Penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas VIII Matahari, siswa terlibat langsung dalam mempelajari dan memahami materi, siswa secara aktif bersama-sama siswa yang lain membahas dan memahami materi dalam kelompok. Pokok bahasan sistem pernapasan pada manusia siswa kelas VIII Matahari dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tahap pertama guru menyampaikan materi dasar sistem pernapasan pada manusia, tahap kedua siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang masingmasing berjumlah 5-6 orang, dimana setiap kelompok membahas dan mempelajari serta memahami secara bersama-sama materi yang telah ditentukan. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini materi pokok sistem pernapasan pada manusia menjadi 2 kali pertemuan, pertemuan pertama yaitu membahas tentang pengertian sistem pernapasan, alat-alat pernapasan, hidung, laring, trakea, dan paru-paru. Sedangkan materi pada
72
pertemuan kedua yaitu membahas tentang mekanisme pernapasan dan gangguan sistem pernpasan pada manusia. Tahap ketiga yaitu diskusi kelompok dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang kemudian berdiskusi dan saling membantu satu dengan yang lain dalam kelompoknya agar dapat memahami secara bersama-sama materi yang ditentukan, tahap keempat setelah diskusi kelompok
dilakukan
persentasi
kelas
dimana
setiap
kelompok
mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam kelas dan tahap kelima dilakukan tes kemampuan akhir pada pertemuan kedua untuk mengetahui hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dalam dua kali pertemuan, pertemuan pertama tidak jauh berbeda dengan pembelajaran model picture and picture yaitu suasana kelas kurang kondusif, siswa masih tampak enggan dan malu untuk aktif dalam diskusi, kerja sama kurang terbentuk baik dalam diskusi kelompok maupun dalam persentasi kelas, namun dari segi alokasi waktu teknik ini sudah cukup sesuai dengan rencana pembelajaran. Pertemuan kedua siswa sudah tampak terbiasa dengan teknik ini, dalam diskusi maupun persentasi kelas pada pertemuan ini siswa tampak sudah dapat bekerja sama dengan cukup baik dan bertanggung jawab, siswa sudah lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan maupun memberikan gagasan dan menjawab menjawab pertanyaan, serta alokasi waktu yang telah sesuai dengan rencana pembelajaran.
73
Model pembelajaran picture and picture guru memberikan evaluasi pada setiap akhir pertemuan. Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru memberikan hadiah sebagai penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik dalam hasil belajar, kerjasama, keaktifan maupun tanggung jawab dalam melakukan tugas dan menghargai pendapat orang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata (mean) pretes dan postes dari hasil analisis uji homogenitas diperoleh, yaitu: Pretes pada kelompok picture and picture dan kelompok STAD memiliki rata-rata (Mean), yaitu 3,11 dan 2,86 Postes pada kelompok picture and picture dan kelompok STAD memiliki rata-rata (Mean), yaitu 4,689 dan 3,766 ( Lampiran 3.3). Hasil analisis data menunjukan nilai rata-rata peningkatan hasil belajar siswa biologi siswa kelas VIII Asoka yang diajarkan dengan model picture and picture yaitu 5,698 dan nilai rata-rata peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas VIII Matahari yang diajarkan dengan model pembelajaran koopertif tipe STAD yaitu 3,677 dengan nilai Thitung 4,96 dan nilai Ttabel 3,70 hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa antara yang diajarkan melalui model picture and picture dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil belajar yang diperoleh dapat dikatakan bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan model picture and picture lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan
74
model pembelajaran kooperatif tipe STAD setelah dilakukan perlakuan pada materi yang sama dengan model yang berbeda. Tetapi, pada dasarnya setelah dilihat dari hasil belajar siswa bahwa keduanya mengalami peningkatan. Walaupun, hasil belajar dengan model pembelajaran picture and picture lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2010)73 bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dikatakan atau dirasakan baik, apabila telah diujicobakan untuk mengajar materi tertentu. Oleh karena itu, dari beberapa model pembelajaran yang ada perlu kiranya diseleksi model pembelajaran yang mana yang paling baik untuk mengajarkan suatu materi tertentu. Kedua
model
dari
pembelajaran
kooperatif
tersebut
dapat
merangsang siswa terlibat secara aktif untuk berkerjasama, berdiskusi, dan saling membantu antar anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka secara bersama-sama. Ide utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi.74
73
Trianto, Mendesain Model Pemfbelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: kencana, 2010 hal. 25 74 Ibid., hal 57
75
Model pembelajaran tersebut dapat menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang baik, karena siswa tidak cepat bosan dalam belajar dan dapat meningkatkan rasa percaya diri tiap siswa. Siswa dilatih untuk aktif berpendapat, menghargai perbedaan pendapat dan termotivasi untuk meningkatkan prestasinya karena adanya saingan dan penghargaan, hal ini sejalan
dengan
pendapat
Zamroni
yang
dikutip
Trianto
yang
mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidik dan dengan belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas dikalangan siswa. Pembelajaran kooperatif diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat. 75 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rahajeng Kismaningsih menyatakan bahwa dengan penerapan model Picture and picture pada pembelajaran dapat memotivasi siswa dan dapat mengikutsertakan siswa secara aktif serta memotivasi dan keaktifan
siswa
dapat
mempengaruhi
Hamsanudin dalam penelitiannya
hasil
belajar.76
menyatakan bahwa
Sedangkan pembelajaran
pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukan nilai yang sangat baik, yakni dengan nilai rata-rata 2,95 dengan kategori baik.77
75
Ibid., hal 57 Rahajeng Kismaningsih, Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Picture And Picture Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN Kandangan II Blitar, Skripsi, Internet, 2011, (on line 27 Juni 2012), t.d. 77 Hamsanudin, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievment Division) pada Pokok Bahasan Gaya di Kelas VIII Tahun 76
76
Guru tidak hanya memberikan pelajaran materi sistem pernapasan pada manusia saja tetapi juga memberikan pelajaran kepada peserta didik agar mengetahui materi sistem pernapasan pada manusia jika dikorelasikan atau dihubungkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an surah Al- Baqarah ayat 195 maka dapat ditemukan pentingnya menjaga sistem pernapasan, salah satunnya ayat berikut:
Artinya “dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”(Al-baqarah ;195).78
Artinya . mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.(Q.S Al- Ghasiyah : 6-7)79 Organ-organ pernapasan kita diberikan oleh Allah dengan sempurna, sehingga kita harus bersyukur dengan menjaganya supaya tetap sehat.
Pelajaran 2008/2009 SLTP Negeri I Mendawai Kecamatan Mandawai Kabupaten Katingan, Skripsi Sarjana, Palangka Raya: STAIN Palangka Raya, 2009 78 Al-Baqarah : 195: 1 79 Al-Ghasiyah : 6-7
77
Penyakit atau gangguan pada sistem pernapasan sebagian besar disebabkan karena merokok. Orang yang merokok berarti tidak mensyukuri nikmat yang diberikan berupa organ-organ pernapasan yang sehat oleh Allah Swt. Berdasarkan kedua ayat di atas jelas bahwa Allah sudah memperingatkan kepada kita agar tidak boros dan jangan membinasakan diri sendiri merokok dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan dan kelainan fungsi paru-paru dan menyebabkan bermacam-macam gejala penyakit seperti kanker paru-paru, TBC, bronkitis dan sebagainya. Merokok juga tidak membuat gemuk dan menghilangkan lapar sehingga merokok itu menyerupai makanan penduduk neraka. Melalui ayat ini guru menanamkan kesadaran pada diri siswa untuk selalu bersyukur dan menjaga pemberian dari Allah berupa organ pernapasan yang baik dan sehat. Sebagaimana pendapat Muhammad Qurais Shihab yang mengatakan bahwa rokok memiliki dampak yang teramat buruk untuk kesehatan kita dan hal itu tidak sesuai dengan tujuan keberagamaan. Tujuan keberagamaan itu adalah memilihara kesehatan, akal, harta benda, dan kehormatan. Selain itu, rokok juga menyebabkan pemborosan.80
80
http://infokita .wordpress.com/2007/10/25/qurais_shihab (online 8 maret 2013)