BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kemampuan Awal Mengontrol Bola (Variabel X1) Kemampuan awal yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan mengontrol bola menggunakan sepak sila dalam permainan sepak takraw siswa putera kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Gorontalo sebelum diberikan latihan juggling. Berdasarkan skor data yang diperoleh, maka skor tertinggi 6 dan skor terendah 2. Setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata (mean) 4,15; modus 5; median 4; dan standar deviasi 1,11. Distribusi data variabel X1 menggunakan distribusi frekuensi tunggal. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 (lampiran 3). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tunggal tersebut dapat diketahui bahwa modus terletak pada data ke-3 sampai data ke-9, yaitu skor 5; sedangkan median variabel ini terletak pada data ke-10 dengan skor 4 dan ke-11 dengan skor 4. Dengan demikian, responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dikatakan memperoleh skor di bawah rata-rata. Artinya, bahwa pada umumnya siswa memiliki kemampuan mengontrol bola menggunakan sepak sila dalam permainan sepak takraw berada di bawah skor rata-rata yang dicapai sebelum eksperimen. Lebih jelas dapat digambarkankan dalam grafik berikut.
23
Skor 6
5
5 4.15
4
4 3
Skor 2 1.11 1 0 Rata-rata
Modus
Median
Standar deviasi
Gambar 1. Histogram Data Variabel X1 2.
Deskripsi Kemampuan Mengontrol Bola Setelah Eksperimen pada Variabel X2 Yang menjadi skor data variabel X2 dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
setelah diberikan latihan juggling. Dari data tersebut diperoleh skor tertinggi 10 dan skor terrendah 5. Setelah dianalisis, diperoleh skor rata-rata 7,4; modus 8; median 7,5; dan standar deviasi 1,20. Distribusi data variabel X2 dapat dilihat pada tabel 2 pada lampiran 3. Berdasarkan tabel 2. distribusi frekuensi tunggal tersebut dapat diketahui bahwa modus terletak pada data ke-4 sampai data ke-10, yaitu skor 8; sedangkan median variabel ini terletak pada data ke-10 dengan skor 8 dan data ke-11 dengan skor 7 sehingga menjadi 7,5. Dengan demikian, responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dikatakan memperoleh skor di atas rata-rata namun tidak berbeda jauh. Artinya, bahwa pada umumnya siswa memiliki kemampuan mengontrol bola menggunakan sepak sila dalam permainan sepak takraw berada di atas skor rata-rata tapi tidak berbeda jauh dari skor rata-rata yang dicapai setelah eksperimen. Selanjutnya dapat digambarkankan dalam grafik berikut.
Skor 9 8
8
7.5
7.4
7 6 5 4
Skor
3 2
1.2
1 0 Rata-rata
Modus
Median
Standar deviasi
Gambar 2. Histogram Data Variabel X2 3.
Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian ini dimaksudkan sebagai syarat untuk mengukur pengaruh latihan juggling
terhadap kemampuan mengontrol bola menggunakan sepak sila dalam permainan sepak takraw. Oleh karena penelitian ini hanya terdapat satu variabel dependen (variabel X), maka pengujian persyaratan analisis yang dilakukan hanya uji normalitas data terhadap variabel X1 dan X2. a. Uji Normalitas Data Variabel X1 Rumus yang digunakan adalah: (Soejoeti dalam Purwanto, 2011: 161). Data dinyatakan berdistribusi normal jika T hitung < Ttabel pada taraf α = 0,05 Berdasarkan tabel 5, 6, dan 7 pada lampiran 4 maka dilakukan pengujian, sehingga diperoleh harga T = – 0,44. Selanjutnya dikonfirmasikan pada Ttabel, dengan N = 20 dan α = 0,05 Ttabel = T(N)(1-α) = T(20)(1 – 0,05) = T(20)(0,95) = 0,190. Oleh karena T hitung = -0,44 < Ttabel = 0,190 maka disimpulkan bahwa data variabel X1 berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Data Variabel X2 Berdasarkan tabel 8, 9, dan 10 pada lampiran 4 maka dilakukan pengujian, sehingga diperoleh harga T = – 0,50. Selanjutnya dikonfirmasikan pada Ttabel, dengan N = 20 dan α = 0,05 Ttabel = T(N)(1-α) = T(20)(1 – 0,05) = T(20)(0,95) = 0,190. Oleh karena T hitung = -0,44 < Ttabel = 0,190 maka disimpulkan bahwa data variabel X1 berdistribusi normal. 4.
Pengujian Hipotesis Berdasarkan data hasil penelitian yang memiliki distribusi normal, maka pengujian
hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata melalui uji dua pihak. Guna keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dilakukan komparasi dua variabel, yakni Variabel X1 (data awal) dan X2 (data akhir). dengan taraf α = 0,05
Terima H0 jika:
.
Dari hasil perhitungan
diperoleh harga t hitung sebesar 8,78; sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t(0,975)(19) = 2,093. Ternyata harga t hitung tidak sama dengan atau lebih besar dari tdaftar atau harga thitung berada di dalam daerah penerimaan H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan HA ditolak. Lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut.
H0 HA
HA -2,09
0
2,09
Gambar 3.
Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis pada Taraf Nyata α = 0,05 B. Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan asumsi bahwa kemampuan mengontrol bola menggunakan sepak sila dalam permainan sepak takraw pada siswa putera kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Gorontalo, rendah. Kemudian, peneliti melakukan eksperimen atas dasar asumsi bahwa dengan latihan juggling akan dapat mempengaruhi secara positif terhada kemampuan siswa tersebut. Selanjutnya, data kemampuan siswa dalam mengontrol bola takraw menggunakan sepak sila dilakukan pembandingan antara data sebelum diberikan perlakuan/treatment (pre test) dengan data setelah diberikan perlakuan (post test), sehinnga hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: “Ada pengaruh latihan juggling tarhadap kemampuan mengontrol bola menggunakan sepak sila dalam permainan sepak takraw pada siswa putera kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Gorontalo”. Latihan yang diberikan selama pemberian perlakuan dilaksanakan selama dua bulan, yakni mulai bulan Mei sampai Juni 2012 dengan frekuensi tiga kali seminggu. Sebagai panduan latihan, peneliti menyusun program dan jadwal latihan. Adapun bentuk-bentuk latihan yang diberikan adalah latihan dasar mengontrol atau menimang-nimang bola (juggling bola) menggunakan sepak sila dengan menggunakan bola rotan yang bergantungan pada tali. Tahap selanjutnya, tali dilepaskan atau bola tanpa terikat tali untuk ditimang. Sebagai variasi latihan, peneliti menggunakan bola tenis sebagai bola sepak untuk dikontrol menggunakan sepak sila (kaki bagian dalam). Tidak hanya latihan teknik menimang bola (juggling), peneliti memberikan latihan fisik, terutama latihan pengembangan komponen fisik seperti kekuatan otot tungkai, keseimbangan, dan daya tahan otot. Dalam pemberian latihan komponen fisik ini, porsinya disesuaikan dengan
waktu pelatihan. Awal-awalnya berintensitas lebih dari intensitas latihan menimang bola dan makin lama kian diturunkan intensitasnya. Sebaliknya, latihan teknik menimang-nimang bola makin lama makin ditingkatkan intensitasnya, baik dari segir repetisi, volume, maupun durasinya. Berdasarkan hasil eksperimen, terdapat peningkatan kemampuan siswa secara positif dan signifikan dalam mengontrol bola takraw menggunakan sepak sila diberikan perlakukan berupa pemberian latihan juggling. Pernyataan ini dibuktikan dengan hasil analisis data secara bertahap, ternyata ada pengaruh yang signifikan dari latihan juggling terhadap kemampuan mengontrol bola menggunakan sepak sila dalam permainan sepak takraw. Atau dengan kata lain, H0 diterima dan HA ditolak. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh latihan juggling tarhadap kemampuan mengontrol bola menggunakan sepak sila dalam permainan sepak takraw pada siswa putera kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Gorontalo” dapat diterima.