BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan di sini merupakan penelitian eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui bahwa Traksi Manipulasi dan Core Stabilization Exercise lebih baik daripada Traksi Manipulasi dan McKenzie Exercise dalam menurunkan disabilitas pada penderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik. Subjek pada penelitian ini adalah orang yang menderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik. Dengan menyebarkan kuisioner di wilayah Mangkuyudan dan Sosrowijayan Yogyakarta dan Pelaksanan penelitian di Posyandu Lansia Mangkuyudan dan Sosrowijayan dari tanggal 7 Maret 2015 sampai` 20 Maret 2015, sedangkan penelitian berakhir sampai tanggal 8 Mei 2015. 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Deskripsi karakteristik subjek pada penelitian ini disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini. Analisis data menggunakan uji statistik dibawah ini: Tabel 5.1 Karakteristik Sampel menurut umur Kelompok Perlakuan I N %
Kelompok Perlakuan II N %
31-40
1
8,3
2
16,7
41-50
6
50,0
6
50,0
51-60
5
41,7
4
33,3
Jumlah
12
100,0
12
100,0
Kriteria umur
76
77
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa karakteristik umur, tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok dan hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel penelitian pada kelompok I dan kelompok II terbanyak pada usia 41-50, hal ini mewakili kelompok usia kategori dewasa tua. Tabel 5.2 Karakteristik Sampel menurut Jenis Kelamin Kelompok Perlakuan I
Kelompok Perlakuan I
N
%
N
%
Laki-laki
4
33,3
3
25
Perempuan
8
66,7
9
75
Jumlah
12
100
8
100
Sampel
Tabel 5.2 memperlihatkan gambaran karakteristik jenis kelamin sampel, dimana jumlah sampel perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki pada kedua kelompok. Tabel 5.3 Karakterisik Sampel menurut aktivitas Sampel
Perlakuan I
Perlakuan II
N
%
N
%
Duduk
8
66,7
7
58,3
Berjalan
0
0
1
8,3
Berdiri
4
33,3
4
33,4
Jumlah
12
100
12
100
78
Berdasarkan Tabel 5.3 memperlihatkan sampel aktivitas, dimana jumlah sampel duduk dan berdiri relatif lebih banyak dibandingkan dengan berjalan.Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas yang statik dan repetitive berdampak pada kejadian nyeri pinggang bawah. 5.1.2 Uji Normalitas data dan Homogenitas varian Uji normalitas dan uji homogenitas data skor ODI kedua kelompok sebelum dan sesudah perlakuan harus dilakukan sebelum kita melakukan uji statistik lebih lanjut. Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk karena jumlah sampel kurang dari 30 dan uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene’s Test, seperti yang tampak pada tabel 5.5. Tabel 5.4 Uji Normalitas dan Homogenitas data Skor ODI
Levene” tes
Uji Normalitas (Shapiro Wilk)
Disabilitas Kelompok Perlakuan I pinggang Rarata±SB (%) p-value
Kelompok Perlakuan II Rerata±SB (%)
p-value
Sebelum
37,15±6,72
0,522
35,56±3,84
0,570
0,59
Sesudah
5,98±2,38
0,011
12,31±4,51
0,771
0,26
Selisih
31,75±6,22
0,752
23,24±3,29
0,436
0,78
Berdasarkan Tabel 5.4 hasil menunjukkan bahwa sesudah Perlakuan I p= 0,011 itu berarti p <0,05 pada Kelompok Perlakuan I sesudah perlakuan yang berarti data terdistribusi tidak normal sehingga digunakan uji non parametrik berpasangan dengan uji Wilcoxon Sign Rank. Pada Kelompok Perlakuan II p >
79
0,05 yang berarti data terdistribusi normal sehingga digunakan uji parametric berpasangan
Paired_sample_test.
Uji
homogenitas
dengan
Levene
test
diadapatkan nilai p > 0,05 yang berarti data bersifat homogen. 5.1.3 Uji Hipotesis
penurunan Skor ODI sebelum Perlakuan Kedua
Kelompok. Uji ini untuk mengetahui perbedaan penurunan ODI pada kedua Kelompok Perlakuan Tabel 5.5 Uji Hipotesis Penurunan Skor ODI Sebelum Perlakuan Kedua Kelompok Variabel
Sebelum
Kelompok Perlakuan I
Kelompok Perlakuan II
Rerata±SB
Rerata±SB
37,150±6,715
35,555±3,839
p
0,483
Tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa p > 0,05 yang artinya bahwa sampel pada Kelompok Perlakuan I dan Kelompok perlakuan II tidak ada beda, sehingga digunakan uji parametric Independent t-test sesudah perlakuan.
80
5.1.4 Uji perbedaan penurunan Skor ODI sebelum dan sesudah intervensi pada Kedua Kelompok Perlakuan, dan Penurunan Skor ODI sesudah Perlakuan pada Kedua Kelompok Tabel 5.6 Uji Hipotesis Penurunan Skor ODI Pada Kedua Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah dan Rerata Sesudah Penurunan ODI Pada Kedua Kelompok Perlakuan ODI
Sebelum Perlakuan
Sesudah Perlakuan
p-value
Rerata ± SB (%)
Rerata ± SB (%)
Perlakuan I
37,150±6,715
5,975±2,381
0.002
Perlakuan II
36,555±3,859
12,314±4,514
0,000
P value
0,59
0,001
Berdasarkan Tabel 5.6 uji hipotesis Perlakuan I menunjukkan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank pada Kelompok Perlakuan I. Dilihat dari penurunan disabilitas pinggang dengan ODI diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti bahwa Core Stabilization Exercise dan Traksi Manipulasi secara signifikan dapat menurunkan disabilitas pada nyeri pinggang mekanik dengan nilai rerata sebelum perlakuan 37,150±6,715% dan sesudah perlakuan 5,975±2,381%. Uji hipotesis Perlakuan II menunjukkan perbedaan rerata skor ODI pada kasus Nyeri Pinggang Mekanik sebelum dan sesudah Perlakuan pada Kelompok Perlakuan II dengan Traksi Manipulasi dan McKenzie Exercise menggunakan uji beda Paired sample memperlihatkan perbedaan rerata skor ODI diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti bahwa Traksi Manipulasi dan McKenzie Exercise secara
81
signifikan dapat menurunkan disabilitas pada penderita nyeri pinggang mekanik dengan nilai rerata sebelum perlakuan 36,555±3,859% dan sesudah perlakuan 12,314±4,514%. Uji hipotesis III menunjukkan rerata disabilitas pinggang dengan ODI yang bermakna antara sesudah intervensi Kelompok Perlakuan I dan Sesudah Kelompok Perlakuan II menggunakan uji Independent sample. Berdasarkan Tabel 5.6 diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti variasi kedua Kelompok Perlakuan ada perbedaan
bermakna dengan nilai rerata sesudah Perlakuan Kelompok I
5,975±2,381% dan sesudah Perlakuan Kelompok II 24,240±4,514%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Penambahan Core Stabilization lebih menurunkan disabilitas di bandingkan dengan penambahan latihan dengan metode McKenzie Exercise pada Traksi Manipulasi pada penderita nyeri pinggang bawah mekanik. 5.1 Pembahasan Penelitian yang dilakukan disini menggunakan penelitian eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui bahwa Traksi Manipulasi dan Core Stabilization lebih baik daripada Traksi Manipulasi dan McKenzie Exercise menurunkan disabilitas pada penderita nyeri pinggang bawah mekanik. 5.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 24 orang yang terbagi dalam 2 kelompok perlakuan, yaitu Perlakuan I adalah kelompok yang mendapatkan Perlakuan dengan Traksi Manipulasi dan Core Stabilization Exercise dan Kelompok Perlakuan II adalah Kelompok yang mendapatkan Perlakuan Traksi Manipulasi dan McKenzie Exercise. Kelompok Perlakuan I mempunyai subjek 12
82
orang terdiri dari 8 perempuan dan 4 laki-laki.Kelompok Perlakuan II mempunyai subjek 12 orang yang terdiri dari 9 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Keadaan ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang mengemukan bahwa wanita lebih banyak menderita nyeri pinggang mekanik dibandingkan dengan laki-laki (Haldemen, 2002; Kalleward, 2002). Wanita lebih rentan terkena nyeri pinggang mekanik dikarenakan banyak faktor antara lain wanita cenderung mempunyai postur yang kurang baik akibat kebiasaan memakai sepatu hak tinggi, aktifitas keseharian rumah tangga, menggendong anak dan aktivitas lainnya. Wanita juga pernah mengalami hamil dan melahirkan kadangkala lebih dari satu kali yang akan mengakibatkan perubahan postur tubuh dan kelemahan otot-otot dasar panggul (core stability) di samping itu wanita lebih cepat mengalami degenerasi dibandingkan laki-laki terutama setelah mengalami menopause. Usia penderita yang menjadi subjek penelitian ini berkisar antara 30-60 tahun sebanyak 24 sampel. Hasil dari penelitian sampel terbanyak padausia 41-50 tahun. Kondisi ini sama dengan yang dilaporkan beberapa penelitian (Kalleward , 2010; Haldemen, 2002) yang mengatakan bahwa penderita Nyeri Pinggang Mekanik sering menyerang orang dewasa tua. Usia ini dilaporkan berhubungan erat dengan proses degenerasi. Faktor aktivitas berpengaruh pada kejadian nyeri pinggang bawah bekanik, hal ini relevan dengan penelitian yang mengatakan angka kejadian nyeri pinggang mekanik pada seseorang tergantung pada tipe pekerjaan/ aktivitas yang dilakukan. Pada subjek penelitian aktivitas duduk terdiri dari 15 sampel dengan rerata 62,5% berdiri terdiri dari 8 sampel dengan nilai rerata 33,3% dan berjalan 1
83
sampel dengan nilai rerata 4,2% dari hasil ini bisa disimpulkan bahwa kedua kelompok aktivitas
pekerjaan yang paling sering dilakukan adalah aktivitas
duduk yaitu 66,7% pada Kelompok Perlakuan I dan pada Kelompok Perlakuan II sebesar 75% hal ini sesuai dengan penelitian (Haldemenl, 2002; Tawarka, 2004) yang melaporkan bahwa nyeri pinggang mekanik banyak terjadi pada karyawan atau pekerja yang banyak aktivitas dengan posisi duduk lama, berdiri lama dan pekerja yang banyak aktivitas membungkuk secara berulang. Hasil ini memperlihatkan bahwa faktor aktivitas pekerjaan yang static yang repetitive seperti duduk dan berdiri dalam jangka waktu lama dan dengan posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang dan bila berkepanjangan akan menyebabkan vosokontriksi pembuluh darah darah yang mengakibatkan ischemia, sehingga penderita akan membatasi gerakan yang dapat menimbulkan nyeri, selain itu juga bisa menyebabkan otrofi otot sehingga akan menyebabkan penurunan stabilitas pada lumbal yang selanjutnya akan menurunkan disabilitas pasien. Selain itu dengan aktivitas duduk dan berdiri dalam waktu lama akan menyebabkan tekanan pada jaringan otot, tulang, sendi, facet, dan discus. 5.2.2 Efek Penambahan Core Stabilization Exercise pada Traksi Manipulasi terhadap penurunan disabilitas pada penderita nyeri pinggang bawah mekanik Berdasarkan uji Willcoxon Sign Rank Test pada penelitian ini disimpulkan bahwa penambahan Core Stabilization Exercisepada Traksi Manipulasi dapat menurunkan disabilitas pada Nyeri Pinggang Bawah Mekanik . Hasil penelitian penurunan disabilitas pada penderita nyeri pinggang mekanik setelah dilakukan latihan
penambahancore stabilizationexrciseepada
84
Traksi
manipulasi
selama
18
kali
dengan
nilai
sebelum
interverensi
37,150±6,715% dan sesudah interverensi 5,975±2,381%. Secara signifikan dapat menurunkan disabilitas pada penderita Nyeri Pinggang Mekanik. Hasil penurunan disabilitas pada penambahan core stabilization exercise pada traksi manipulasi karena core stabilization exercise dimaksudkan untuk memelihara dari fungsi otot agonis dan antagonis yang mana akan meningkatkan hubungan dari kedua kekuatan pada daerah lubo-pelvis-hip komplek (Kibler. 2006). Pada saat latihan core stabilization exercise mengakibatkan terjadinya peningkatan level tension pada otot kontraksi tersebut disertai pula dengan adanya peningkatan motot recrutmen yang selanjutnya akan menghasilkan output tenaga yang berasal dari kontraksi otot yang meningkat. Peningkatan rekrutmen motor unit terdepolarisasi selama latihan. Hal ini merupakan mechanism selama latihan 2-6 minggu, minggu pertama disertai peningkatan rekrutmen dan motor unit excitability, dengan banyaknya jumlah motor unit yang terdepolarisasi akan menghasilkan kekuatan otot yang besar dan modulasi yang pada gilirannya menghasilkan suatu peresaan subjektif yang dikenal dengan persepsi nyeri. Selain itu pada saat terjadi kerja pada otot dimana Intra Abdominal Pressure (IAP) mempersempit ruang yang terbentuk antara m. tranvers abdominis, m. oblique internus, m. diafragma dan otot pelvic floor. Efek dari latihan core akan mengembangkan kerja otot dinamik muscular korset dengan kontraksi yang terkoordinasi dan bersamaan (ko-kontraksi) dari otot tersebut akan memberikan rigiditas kalender untuk menopang trunk sehingga stabilitas tulang belakang
85
meningkat, akan mengurangi beban kerja dari otot-otot paravertebra, ketegangan otot yang abnormal akan berkurang, dan otot-otot core mengalami penguatan sehingga bisa mencegah cidera pinggang lebih lanjut dan meningkatkan kinerja tubuh. Dengan efek tersebut akan menurunkan disabitas pinggang. Pemberian traksi manipulasi sebelum aplikasi CSE sangat besar manfaatnya didalam memfasilitasi prosedur dan efek dari tehnik CSE. Inteverensi Traksi Manipulasi mengembalikan mobile segmen ke posisi semula normal yang mengakibatkan nucleus pulposus terdorong kembali ke anterior sehingga akan memudahkan mengaktivitivasi kerja daripada core muscle yang terdiri dari otot mutifidus, otot transfer abdominis, otot-otot diafragma dan otot pelvic fluor.sehingga memudahkan pelaksanaan CSE dan menghasilkan efek yang lebih besar yaitu penurunan disabilitas pada pinggang dan bebas nyeri. Beberapa
penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan
(department
physiotherapy Khyber teaching hospital (KTH), 2006).Yang mengadakan penelitian terhadap 40 pasien dengan dibagi menjadi 2 Kelompok. Kelompok I berjumlah 20 pasien dilakukan Core Stability Exercise (CSE) dan Spesifik Lumbal Manipulation / SLM (PACVP) dan Kelompok II berjumlah 20 pasien dilakukan Core Stability Exercise (CSE)yang dilakukan selama 6 minggu. 4 x /perminggu setiap section dilakukan selama 45 menit .
Dengan
dillakukan
pengukuran VAS dan ODI, Kelompok I didapatkan hasil VAS P=0,008 ODI p=0,041, Kelompok II didapatkan hasil VAS p=0,172, ODI p=0,201, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian SLM dan CSE lebih efektif
86
daripada CSE dalam menurunkan nyeri dan menurunkan disabilitas pada Nyeri Pinggang Mekanik. 5.2.3 Efek Penambahan Latihan metode McKenzie dan Traksi Manipulasi dalam Menurunkan Disabilitas Nyeri Pinggang Bawah Mekanik Berdasarkan uji Paired sample pada penelitian ini dilaporkan bahwa beda rerata sebelum dan sesudah dilakukan tindakan Traksi Manipulasi dan McKenzie Exercise secara signifikan dapat menurunkan disabilitas pada penderita nyeri pinggang bawah mekanik ini bisa dilihat dari nilai sebelum inteverensi 36,55 ±3,859% dan sesudah interverensi 12,314±4,514%. Hasil
ini sesuai dengan
beberapa pendapat (Krause, 2000; Machado et al, 2006) Aplikasi penambahan latihan dengan metode McKenzie Exrecise dapat menurunkan disabilitas pada nyeri pinggang bawah mekanik karena dengan dorongan pada segmen blockade ke anterior secara bersamaan dengan gerakan ekstensi dapat menurunkan spasme dan kontraktur pada jaringan tersebut.dan dengan tarikan oscilasi dapat mengembalikan posisi mobile segment ke posisi normal yang mengakibatkan nucleus pulposus terdorong kembali ke anterior, selain itu gerakan ekstensi dapat mengulur otot dan ligament bagian anterior yang memendek sehingga dapat menurunkan spasme dan kontraktur jaringan.tekanan ke anterior dengan posisi tegak lurus dan daya dorong pasien pada saat pasien melakukan McKenzie Exercise akan membantu meningkatkan dan mempercepat proses pengembalian nucleus pulposus ke tempat semula dan mengoreksi postur.
87
5.1.4
Efektifitas
Penambahan
Core
Stabilization
Exercise
Lebih
Menurunkan Disabilitas Di Bandingkan dengan Penambahan Latihan Metode McKenzie Exercise pada Penderita Nyeri Pinggang Mekanik. Berdasarkan uji Independent Sample pada penelitian ini dilaporkan bahwa selisih penurunan ODI pada Perlakuan I dan II didapatkan hasil nilai kelompok perlakuan I 31,175±6,220% dan Kelompok Perlakuan II 23,240±3.294%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelatihan Kelompok I (Core stabilization Exercise dan Traksi manipulasi) lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan Kelompok II (Latihan dengan metode McKenzie dan Traksi manipulasi). Dari hasil diatas sesuai dengan penelitian Menurut dari beberapa penelitian Pakistan,(department physiotherapy Khyber teaching hospital (KTH), 2006). Dengan jumlah sampel 40 samapel, 20 sampel dilakukan latihan Mobilization lumbal dan 20 sampel lainnya dengan Core Stabilization. Bahwa Latihan dilakukan selama 6 minggu.4 x /perminggu setiap section dilakukan selama 45 menit mempunyai hasil yang bermakna dapat menurunkan disabitas. Pelatihan Core Stabilization Exercise yang berorintasi pada penguatan otot-otot core akan meningkatkan stabilitas tulang belakang karena akan meningkatkan tekanan intra abdominal sehingan akan membentuk abdominal brace sehingga akan menurunkan tahanan atau beban pada otot-otot paravertebra, akan memperbaiki postur tubuh, mencegah cidera pinggang lebih lanjut dan meningkatkan kinerja tubuh. Pelatihan Mckenzie yang merupakan latihan mobilisasi dan penguluran jaringan lunak bagian anterior sehingga akan memberikan lingkup gerak yang
88
cukup pada segmen anterior. Padahal sewaktu beraksifitas trunk membutuhkan lingkup gerak yang cukup pada setiap aspek tetapi juga membutuhkan control gerak dari otot-otot trunk, stabilizator dan kokontraksi dari otot-otot trunk. Hal inilah yang menurut peneliti manganalisa bahwa Core Stabilization Exercise lebih menurunkan disabilitas walaupun belum ada penelitian yang membandingkan kedua metode ini. Dari mekanisme dan dari beberapa penelitian disimpulkan bahwa Penambahan Core Stabilization Exercise lebih menurunkan disabiliatas dibandingkan dengan latihan metode McKenzie pada Traksi Manipulasi nyeri pinggang bawah mekanik.