BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang mengacu learning trajectory dan berorientasi pada kemampuan pemecahan masalah dikembangkan menurut model ADDIE yang terdiri dari Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation. Penjabaran dari masing-masing tahapan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. a.
Hasil Tahap Analysis (Analisis) 1) Analisis kebutuhan perangkat pembelajaran Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VIII di MTs Negeri Yogyakarta 1 terkait ketersediaan perangkat pembelajaran yang ada terhadap materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), diperoleh bahwa secara umum perangkat pembelajaran yang tersedia adalah buku paket dan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi materi dan latihan soal yang belum dapat memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Perangkat tersebut hanya berisi materi dan latihan soal yang membuat siswa memiliki kebiasaan menghafal, sehingga apabila soal yang diberikan adalah tipe soal variasi siswa merasa kesulitan.
81
2) Analisis kurikulum Analisis kurikulum yang dilakukan meliputi analisis materi pokok, kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sesuai kurikulum 2013 pada materi SPLDV untuk menjabarkan beberapa indikator sebagai acuan dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Hasil analisis kurikulum materi SPLDV adalah sebagai berikut: Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Dasar (KD)
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.2. Menentukan nilai variabel persamaan linear dua variabel dalam konteks nyata
4. Mengolah, menyaji dan menalar 4.1. Membuat dan menyelesaikam dalam ranah konkret model matematika dari (menggunakan, mengurai, masalah nyata yang berkaitan merangkai, memodifikasi dan dengan persamaan linear dua membuat) dan ranah abstrak variabel (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di skeolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Indikator : 1. Membuat dan mendefinisikan bentuk persamaan linear dua variabel 2. Menentukan selesaian persamaan-persamaan linear dua variabel 3. Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel 4. Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait dengan persamaan linear dua variabel Tabel 9 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
82
3) Analisis karakteristik siswa Siswa SMP secara umum masuk pada tahap operasional formal yaitu mulai umur 12 tahun ke atas, mereka sudah dapat berpikir secara konseptual dan hipotesis, menurut J. Piaget (Rita Eka I., dkk., 2008: 35). Pada tahap ini berarti siswa SMP telah memiliki kemampuan mengidentifikasi termasuk mengidentifikasi permasalahan kemudian membuat dugaan sementara. Piaget dalam Muhibin Syah (1999: 67) menyatakan bahwa tahap operasional formal adalah perkembangan ranah kognitif sehingga siswa dapat menggunakan prinsip-prinsip abstrak, siswa sudah mampu menggunakan penalaran logis. Pada tahap operasional formal anak telah mampu berpikir abstrak dan logis serta dapat menganalisis dan menyelesaikan masalah nyata atau masalah simulasi yang kompleks sebagai titik awal pembelajaran. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VIII E MTs Negeri Yogyakarta 1 menyatakan bahwa siswa aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat saat pembelajaran berlangsung ketika ada siswa yang kurang paham terhadap materi yang diberikan guru, siswa akan bertanya. Juga siswa akan menjawab jika guru memberikan pertanyaan. Kemampuan berpikir abstrak siswa VIII E pun beragam, dari kemampuan tinggi, menengah, dan rendah. Beberapa siswa sudah dapat berpikir abstrak dan juga dapat menganalisis masalah nyata. Hal ini tampak saat guru membelajarkan penemuan rumus dan juga soal cerita, beberapa siswa
83
dapat mengerjakan dengan baik. Namun masih banyak siswa yang belum bisa berpikir abstrak dan menganalisis masalah nyata. Banyak siswa masih kesulitan untuk memahami soal cerita, guru harus menjelaskan berulangulang agar siswa paham. Sehingga dibutuhkan perangkat pembelajaran agar kemampuan siswa dapat berkembang secara merata. b. Hasil Tahap Design (Perancangan) Kegiatan yang telah dilakukan peneliti dalam tahap perancangan menghasilkan rancangan produk sebagai berikut : 1) Rancangan perangkat pembelajaran a) Rancangan RPP dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah Rancangan RPP yang dimaksud terdiri dari identitas, alokasi waktu,
kompetensi
inti,
kompetensi
dasar,
indikator
pencapaian
kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media/alat dan sumber belajar, dan penilaian. Rincian struktur isi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan adalah sebagai berikut: (1) Identitas meliputi nama sekolah, mata pelajaran, dan kelas. (2) Alokasi waktu disesuaikan dengan memperkirakan waktu yang dibutuhkan siswa untuk menguasai suatu konsep tiap kegiatan. (3) Kompetensi dasar disesuaikan dengan standar isi kurikulum 2013. (4) Indikator
pencapaian
kompetensi
merupakan
penjabaran
dari
kompetensi dasar pada kurikulum 2013. (5) Materi pembelajaran merupakan rangkuman materi yang akan dipelajari.
84
(6) Kegiatan pembelajaran memiliki uraian sebagai berikut: (a) Pendahuluan, berisi: orientasi, apersepsi, dan motivasi. (b) Kegiatan inti merupakan penjabaran kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan siswa yaitu: (i) Orientasi pada masalah Guru membuka dengan suatu masalah nyata dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah. Sedangkan siswa berdiskusi secara berkelompok. (ii) Pengorganisasian untuk belajar Guru bertanya jawab tentang masalah yang terdapat dalam LKS. (iii) Penyelidikan Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk melakukan percobaan menyelesaikan masalah. (iv) Pengembangan dan penyajian hasil karya Beberapa kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain memberikan tanggapan. (v) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah Guru mengajak siswa untuk menganalisis cara-cara yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah kemudian menentukan cara yang paling efektif. (7) Penutup, berisi: kesimpulan, penilaian hasil belajar, tindak lanjut, dan informasi pertemuan berikutnya.
85
(8) Media/alat dan sumber belajar merupakan media/alat dan sumber yang digunakan dalam pembelajaran antara lain lks dan buku. (9) Penilaian hasil belajar, berisi: bentuk, instrumen, dan contoh instrumen yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. 2) Rancangan LKS dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah LKS disusun berdasarkan pada langkah-langkah menyiapkan LKS yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Berikut merupakan uraian hasil pada langkah-langkah menyiapkan LKS yang telah dilaksanakan pada tahap perancangan: a) Analisis kurikulum Hasil Analisis kurikulum ini telah dilakukan pada tahap analisis yang dapat dilihat pada lampiran A.1. b) Menyusun peta kebutuhan LKS Hasil penyusunan peta kebutuhan LKS didasari dengan mengamati hasil pada tahap analisis kurikulum dan disesuaikan dengan KD yang sudah ditetapkan dalam kurukulum 2013. Peta kebutuhan untuk materi SPLDV selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.2. c) Menentukan judul-judul LKS Judul dari setiap LKS ditentukan oleh kompetensi dasar, indikatorindikator dan materi pokok yang diajarkan. LKS yang dikembangkan memiliki judul “Lembar Kegiatan Berbasis Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Kelas VIII SMP.” Penyusunan judul LKS berdasarkan pada
86
peta kebutuhan dan penyusunan judul kegiatan-kegiatan dalam LKS berdasarkan pada hasil analisis kurikulum. Adapun judul LKS dan judul kegiatan disajikan dalam tabel berikut: No. Judul LKS 1. Bentuk persamaan linaear dua variabel (PLDV) dan selesaian PLDV
Judul Kegiatan Alokasi Waktu a. Memahami pengertian dan konsep dasar PLDV 2x40 menit b. Membuat persamaan linear dua variabel c. Membuat selesaian persamaan linear dua variabel
2.
Membuat model b. Membuat model masalah dari masalah dari sistem sistem persamaan persamaan linear dua linear dua variabel variabel c. Menyelesaikan masalah (SPLDV) yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
2x40 menit 1x40 menit
2x40 menit
Tabel 10 Judul-judul LKS d)
Penulisan LKS Penulisan LKS dirancang berdasarkan pada langkah-langkah penulisan
LKS yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut merupakan uraian hasil pada langkah-langkah yang telah dilaksanakan pada tahap penulisan rancangan awal LKS: (1)
Penerapan kompetensi dasar dari standar kompetensi KD yang harus dikuasai oleh siswa telah tercantum dalam analisis
kurikulum yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.1.
87
(2)
Penyusunan Materi Penyusunan materi didasarkan pada kompetensi dasar pada analisis
kurikulum, antara lain: (a)
Membuat dan mendefinisikan bentuk persamaan linear dua variabel
(b)
Menentukan selesaian persamaan-persamaan linear dua variabel
(c)
Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel
(d)
Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait dengan persamaan linear dua variabel
(3)
Struktur LKS Pada tahap ini, bagian LKS dibagi menjadi tiga bagian yaitu awal, isi,
dan akhir. Bagian awal terdiri dari cover (sampul), halaman identitas LKS, kata pengantar, dan daftar isi. Bagian isi terdiri dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan sesuai dengan KI/ KD materi SPLDV. Sedangkan bagian akhir terdiri dari daftar pustaka. Berikut merupakan kerangka LKS yang dihasilkan:
88
Bagian Pendahuluan
Bagian Isi
Bagian Penutup
Cover Halaman Identitas LKS Kata Pengantar Daftar Isi LKS 1 Kegiatan 1 Bentuk persamaan linear dua variabel (PLDV) dan selesaian PLDV (1) Kegiatan 1.1 Memahami pengertian dan konsep dasar PLDV (2) Kegiatan 1.2 Membuat persamaan linear dua variabel Kegiatan 2 Membuat selesaian persamaan linear dua variabel LKS 2 Kegiatan 1 Membuat model masalah dari sistem persamaan linear dua variabel Kegiatan 2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel Daftar Pustaka Tabel 11 Struktur LKS
3) Referensi dan gambar-gambar yang relevan Peneliti mengumpulkan buku referensi dan gambar-gambar yang relevan dengan materi SPLDV yang digunakan dalam menyusun perangkat pembelajaran, antara lain : a) Adinawan, M.Cholik, dkk. 2006. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
89
b) Dris, T.J. 2011. MATEMATIKA Jilid 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. c) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Buku Guru MATEMATIKA Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. d) Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta:Yudhistira. e) May, K.O. 1959. Elements of Modern Mathematics. California: AddisonWesley Pub. Co. f)
Nuharini, Dwi, dkk. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya. Jakarta:Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
g) Ponco, S. 2004. Matematika Kreatif Konsep dan Terapannya. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 4) Instrumen penilaian perangkat pembelajaran Instrumen penilaian perangkat pembelajaran yang dihasilkan yaitu lembar penilaian RPP untuk dosen ahli, lembar penilaian LKS untuk dosen ahli, dan angket respon guru, angket respon siswa, tes hasil belajar, dan lembar observasi. Instrumen penilaian berbentuk angket berstruktur dan angket tidak berstruktur. Instrumen penelitian yang telah disusun telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing kemudian divalidasi oleh dosen ahli. Validasi instrumen penilaian perangkat pembelajaran dilakukan oleh Ibu Eminugroho Ratna Sari, M.Sc. selaku validator. Butir-butir instrumen yang tidak valid direvisi sesuai
90
saran validator. Instrumen penilaian yang telah valid digunakan untuk menilai perangkat pembelajaran. Instrumen penilaian tersebut antara lain: a) Instrumen Penilaian RPP Instrumen penilaian RPP yang dihasilkan berupa lembar penilaian untuk dosen ahli untuk mengetahui kesesuaian RPP dengan kajian teori tentang komponen RPP pada bab sebelumnya. Bentuk lembar penilaian RPP yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur dan tidak berstruktur. Angket berstruktur menggunakan skala Likert dengan skala 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup baik), 2 (kurang), dan 1 (sangat kurang). Angket tidak terstruktur digunakan agar validator memberikan uraian bagian yang salah dan saran terkait produk sebagai bahan revisi. Aspek penilaian dalam lembar penilaian RPP meliputi aspek identitas, indikator dan tujuan pembelajaran, pemilihan materi, pemilihan pendekatan dan model pembelajaran, kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan problem based learning, dan pemilihan sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Hasil instrumen penilaian RPP selengkapnya dapat dilihat di lampiran B.3. b) Instrumen Penilaian LKS (1) Kevalidan LKS oleh ahli materi Instrumen Penilaian LKS yang dihasilkan berupa lembar penilaian untuk dosen ahli untuk mengetahui kevalidan LKS pada aspek materi. Bentuk lembar penilaian LKS untuk dosen ahli yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur dan tidak berstruktur. Angket
91
berstruktur menggunakan skala Likert dengan skala 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup baik), 2 (kurang), dan 1 (sangat kurang). Angket tidak terstruktur digunakan agar validator memberikan saran dan kritik terkait produk sebagai bahan revisi. Aspek penilaian dalam lembar penilaian LKS meliputi aspek kelayakan isi, kesesuaian penyajian dengan pendekatan pembelajaran dan kesesuaian dengan syarat didaktis. Hasil instrumen penilaian LKS selengkapnya dapat dilihat di lampiran B.6. (2) Kevalidan LKS oleh ahli media Instrumen Penilaian LKS yang dihasilkan berupa lembar penilaian untuk dosen ahli untuk mengetahui kevalidan LKS pada aspek media. Bentuk lembar penilaian LKS untuk dosen ahli yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur dan tidak berstruktur. Angket berstruktur menggunakan skala Likert dengan skala 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup baik), 2 (kurang), dan 1 (sangat kurang). Angket tida k terstruktur digunakan agar validator memberikan saran dan kritik terkait produk sebagai bahan revisi. Aspek penilaian dalam lembar penilaian LKS meliputi aspek kesesuaian dengan syarat konstruksi (kebahasaan) dan kesesuaian dengan syarat teknis (kegrafikaan). Hasil instrumen penilaian LKS selengkapnya dapat dilihat di lampiran B.9.
92
(3) Kepraktisan LKS Instrumen Penilaian LKS yang dihasilkan berupa angket respon guru, angket respon siswa, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengetahui kepraktisan LKS pada aspek materi dan media. Angket untuk guru yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur. Angket respon guru dan siswa merupakan angket berstruktur menggunakan skala Likert dengan skala 4 (sangat setuju), 3 (setuju), 2 (tidak setuju), dan 1 (sangat tidak setuju). Lembar observasi kegiatan guru dan siswa yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket berstruktur menggunakan skala Likert dengan skala 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (kurang), dan 1 (sangat kurang). Aspek penilaian dalam lembar penilaian LKS dengan angket guru meliputi aspek kesesuain isi, kesesuaian dengan pengembangan diri siswa, dan keefektifan penggunaan. Hasil instrumen penilaian LKS selengkapnya dapat dilihat di lampiran B.12. Aspek penilaian dalam lembar penilaian LKS dengan angket respon siswa meliputi aspek kesesuaian penggunaan bahasa dan kalimat serta tampilan LKS, penggunaan LKS dalam pembelajaran, dan materi LKS. Hasil instrumen penilaian LKS selengkapnya dapat dilihat di lampiran B.15. Instrumen Penilaian LKS yang dihasilkan berupa lembar observasi untuk menilai kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase pembelajaran berbasis masalah. Lembar observasi
93
kegiatan guru selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.16 dan kegiatan siswa pada lampiran B.17. (4) Keefektifan LKS Lembar penilaian keefektifan LKS ini didasarkan pada ketuntasan klasikal siswa dengan soal tes hasil belajar. Bentuk lembar penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur dan tidak berstruktur. Angket berstruktur menggunakan bentuk “Valid” (1) dan “Tidak valid” (0) pada bentuk soal uraian. Angket tidak terstruktur pada soal uraian digunakan agar validator memberikan saran dan kritik terkait produk sebagai bahan revisi. Hasil instrumen penilaian untuk soal tes hasil belajar selengkapnya dapat dilihat di lampiran B.19. c.
Hasil Tahap Development (Pengembangan) Hasil dari tahap pengembangan meliputi:
1) Pengembangan rancangan a) RPP berbasis masalah RPP yang dirancang dalam penelitian ini terdiri dari 4 RPP yang seluruhnya mengacu pada standar proses pembelajaran berbasis masalah. Pada kegiatan inti dan kegiatan penutup dalam setiap RPP disusun dengan langkah-langkah pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Hal ini tampak dalam:
(1)
Pembelajaran berorientasi pada masalah yaitu “Siswa diminta untuk mendefinisikan................”
94
(2)
Siswa bekerja secara berkelompok yaitu “Siswa mengelompok menjadi 8 kelompok dengan tiap kelompok beranggotakan 3-4 orang”
(3)
Pengorganisasian siswa untuk belajar yaitu “Siswa diminta untuk melakukan
pembatasan
dan
pengorganisasian
tugas
belajar................” (4)
Penyelidikan
yaitu
“Siswa
informasi................,
diminta
siswa
menyelesaikan................,
siswa
untuk
mengumpulkan
diminta
mencoba
diminta
untuk
menyimpulkan................” (5)
Pengembangan dan penyajian hasil karya yaitu “Siswa diminta merancang hasil karya................, siswa diminta mempresentasikan hasil karya................”
(6)
Analisis dan evaluasi terhadap langkah-langkah pemecahan masalah yaitu “Siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan................” Rincian RPP tersebut diuraikan sebagai berikut:
(1)
RPP Pertemuan 1 Berisi materi mengenai pengertian dan konsep dasar persamaan
linear dua variabel (PLDV) serta membuat model masalah dari persamaan linear dua variabel (PLDV). (2)
RPP Pertemuan 2 Berisi materi mengenai membuat selesaian persamaan linear dua
variabel (PLDV).
95
(3)
RPP Pertemuan 3 Berisi materi mengenai membuat sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV). (4)
RPP Pertemuan 4 Berisi materi mengenai menyelesaiakan sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV) dengan metode grafik, subtitusi, eliminasi, dan campuran subtitusi dan eliminasi. b) Lembar kerja siswa (LKS) berbasis masalah (1)
Cover LKS Cover LKS terdapat di awal halaman. Cover LKS terdiri atas
judul, pendekatan yang digunakan, kurikulum materi, gambar pendukung, sasaran LKS berupa kelas dan semester pengguna, nama penulis dan kolom identitas pemilik LKS. Identitas pemilik LKS terdiri dari nama dan kelas.
Gambar 2 Cover LKS
96
(2)
Halaman Identitas LKS Halaman identitas LKS berisi informasi penyusunan LKS
antara lain penulis LKS, pembimbing penyusunan LKS, nama validator, nama desainer LKS, serta program yang digunakan dalam penyusunan LKS.
Gambar 3 Halaman Identitas LKS (3)
Kata Pengantar Kata pengantar berisi ungkapan rasa syukur atas tersusunnya
LKS.Pada bagian kata pengantar ini juga diucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu penyusunan LKS.
97
Gambar 4 Kata Pengantar (4)
Daftar Isi Daftar isi memberikan informasi tentang apa saja yang ada
dalam
LKS
disertai
dengan
adanya
nomor
mempermudah pencarian
Gambar 5 Daftar Isi
98
halaman
untuk
(5)
Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan pada pengembangan LKS ini terdiri dari dua bagian yaitu: (a) Lembar kegiatan siswa 1 Lembar kegiatan 1 berisi tentang bentuk persamaan linear dua variabel (PLDV) dan selesaian PLDV yang memuat tiga kegiatan yaitu: (i) Kegiatan 1.1 tentang memahami pengertian dan konsep dasar PLDV (ii) Kegiatan 1.2 tentang membuat persamaan linear dua variabel (iii) Kegiatan 2 tentang membuat selesaian persamaan linear dua variabel (b) Lembar kegiatan siswa 2 Lembar kegiatan 2 berisi tentang membuat model masalah dari sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) yang memuat dua kegiatan yaitu: (i) Kegiatan 1 tentang membuat model masalah dari sistem persamaan linear dua variabel (ii) Kegiatan 2 tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel Setiap LKS disusun dengan memperhatikan langkah-langkah dalam pendekatan berbasis masalah. Berdasarkan langkah-langkah
99
tersebut, maka LKS dikembangkan dengan bagian-bagian LKS sebagai berikut: (a) Pendahuluan (i) Judul Materi Bagian ini bertujuan untuk menginformasikan
kepada
siswa tentang materi yang akan dipelajari. Berikut adalah tampilan judul materi.
Gambar 6 Judul Materi (ii) Kompetensi Inti Bagian ini bertujuan untuk menginformasikan
kepada
peserta didik tentang kompetensi inti yang akan dipelajari. Berikut adalah tampilan kompetensi inti:
Gambar 7 Kompetensi Inti (iii) Kompetensi Dasar Bagian ini bertujuan untuk menginformasikan
kepada
peserta didik tentang kompetensi dasar apa saja yang akan dipelajari. Berikut adalah tampilan kompetensi dasar:
100
Gambar 8 Kompetensi Dasar (iv) Motivasi Belajar Bagian ini berisi tentang masalah nyata yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar materi lingkaran. Berikut adalah tampilan motivasi belajar:
Gambar 9 Motivasi Belajar (v) Indikator Bagian ini berisi tentang tujuan apa saja yang harus dicapai oleh siswa setelah mempelajari LKS ini. Berikut adalah tampilan indikator:
101
Gambar 10 Indikator (vi) Halaman LKS Bagian ini menunjukkan halaman lembar kerja siswa. Berikut tampilan halaman LKS:
Gambar 11 Halaman LKS (b) Kegiatan Inti LKS (i) Judul LKS Bagian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada peserta didik tentang apa yang akan dipelajari dalam LKS. Judul
102
LKS ditulis dalam bentuk seperti pada tampilan berikut ini beserta indikator dan petunjuk umum.
Gambar 12 Judul LKS (ii) Petunjuk Belajar Bagian ini menginformasikan kepada siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa beserta tujuan yang harus dicapai siswa dan petunjuk pengerjaan pada lembar kerja siswa secara umum. Berikut tampilan petunjuk belajar:
Gambar 13 Petunjuk Belajar (iii) Kompetensi yang Akan Dicapai Bagian
kompetensi
dasar
bertujuan
untuk
menginformasikan kepada siswa tentang kompetensi dasar yang 103
akan dipelajari pada lembar kerja siswa. Berikut tampilan kompetensi dasar:
Gambar 14 Kompetensi Dasar Bagian indikator pencapaian menginformasikan kepada siswa tentang gambaran kegiatan yang akan dilakukan siswa pada lembar kerja siswa ini. Berikut tampilan indikator pencapaian:
Gambar 15 Indikator Pencapaian Bagian gambar ilustrasi bertujuan untuk memberikan gambaran secara visual tentang materi yang akan dipelajari. Berikut adalah tampilan gambar ilustrasi:
Gambar 16 Ilustrasi
104
Bagian informasi penting berisi informasi tentang apa yang harus dikerjakan siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Dalam bagian petunjuk juga terdapat waktu pengerjaan kegiatan. Berikut tampilan informasi penting:
Gambar 17 Informasi Penting (iv) Tugas-tugas dan Langkah Kerja Permasalahan dan gambar pendukung bertujuan untuk mengawali pembelajaran yang berorientasi pada masalah nyata sesuai langkah awal pada pembelajaran berbasis masalah serta gambar pendukung adalah ilustrasi visual dari permasalahan yang ada. Berikut adalah tampilan permasalahan dan gambar pendukung:
Gambar 18 Permasalahan dan Gambar Pendukung 105
Kegiatan pemecahan masalah merupakan inti dari kegiatan pembelajaran karena pada tahap ini peserta didik melakukan
serangkaian
kegiatan
untuk
menyelesaikan
permasalahan. Berikut adalah tampilan kegiatan pemecahan masalah:
Gambar 19 Kegiatan Pemecahan Masalah Bagian kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari pemecahan masalah dimana peserta menuliskan kesimpulan akhir dari permasalahan yang diberikan. Berikut adalah kolom kesimpulan:
Gambar 20 Kesimpulan 106
Kesimpulan
dari
permasalahan
selanjutnya
akan
dipresentasikan oleh perwakilan kelompok siswa ke depan kelas. Berikut adalah perintah presentasi:
Gambar 21 Perintah Presentasi (c) Penutup Pada bagian akhir LKS terdapat daftar pustaka adalah bukubuku referensi yang digunakan peneliti dalam mengembangkan produk LKS. Berikut tampilan daftar pustaka:
Gambar 22 Penutup
107
2) Penyuntingan Tahap penyuntingan dilakukan dengan berpedoman dengan kajian teori yang
diterangkan
pada
bab
sebelumnya
untuk
menyempurnakan
pengembangan rancangan perangkat pembelajaran. Berikut adalah beberapa contoh penyuntingan yang telah dilakukan oleh peneliti:
Gambar 23 Kegiatan inti dalam RPP sebelum revisi Kegiatan inti dalam RPP sebelum revisi menunjukkan bahwa langkahlangkah yang digunakan menggunakan 5 M (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan). Hal ini tidak sejalan dengan judul penelitian yang memerlukan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah. Setelah direvisi, langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada gambar berikut.
108
Gambar 24 Kegiatan inti dalam RPP setelah revisi Setelah direvisi, langkah-langkah pembelajaran menjadi sesuai dengan fase-fase pendekatan berbasis masalah. Langkah-langkah tersebut antara lain: orientasi
pada
masalah,
pengorganisasian
belajar,
penyelidikan,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan evaluasi.
Gambar 25 Indikator dan Tujuan Pembelajaran dalam LKS Sebelum Revisi
109
Pemilihan warna dalam LKS awalnya oranye dan biru pada bagian shape (bentuk). Selain itu, tulisan yang digunakan berwarna putih. Hal ini bukan merupakan kombinasi yang baik dan kurang memancing perhatian siswa.
Gambar 26 Indikator dan Tujuan Pembelajaran dalam LKS Setelah Revisi Setelah revisi, semua shape berwarna biru. Selain itu, tulisan yang semula putih diganti dengan hitam. Hal ini membuat tulisan tampak jelas dibaca oleh siswa. 3) Hasil Validasi Produk Perangkat pembelajaran yang telah disetujui oleh dosen pembimbing kemudian divalidasi oleh validator yaitu Ibu Nila Mareta Murdiyani, S.Pd., M.Sc. selaku validator RPP. Hasil validasi menunjukkan RPP layak berdasarkan aspek kevalidan dengan kriteria sangat baik dan skor total validator adalah 185, sehingga RPP dapat dikatakan layak digunakan. Dari hasil penilaian oleh validator juga diperoleh beberapa saran perbaikan. Saran 110
tersebut dijadikan acuan untuk merevisi RPP. Hasil penilaian RPP selengkapnya dapat dilihat di lampiran. LKS divalidasi oleh dua dosen ahli yaitu Ibu Nila Mareta Murdiyani, S.Pd., M.Sc. selaku ahli materi dan Bapak Nur Hadi Waryanto, S.Si., M.Eng. selaku ahli media. Hasil validasi menunjukkan LKS layak berdasarkan aspek kevalidan dengan kriteria cukup baik dan skor total validator adalah 126, sehingga LKS dapat dikatakan layak digunakan. Dari hasil penilaian oleh validator juga diperoleh pernyataan bahwa LKS dinyatakan layak untuk diujicobakan setelah direvisi sesuai dengan saran. Selanjutnya, saran tersebut dijadikan acuan untuk merevisi LKS. Hasil penilaian LKS selengkapnya dapat dilihat di lampiran. 4)
Revisi produk Revisi produk meliputi dilakukan setelah mendapat masukan, dan saran
dari validator, hasil revisi produk adalah sebagai berikut: a) Revisi RPP Revisi RPP dilakukan oleh peneliti, pembimbing, ahli materi, dan guru untuk mendapatkan RPP yang valid. Berikut adalah catatan dan revisi RPP: No
Sebelum revisi
Setelah revisi
1.
RPP dirancang dalam 1 RPP dirancang pada setiap lembar kegiatan berisi 4 pertemuan sebanyak 4 RPP pertemuan
2.
Pada
bagian
pembelajaran kesalahan
materi Pada
bagian
terjadi pembelajaran
materi penulis
penulisan mengganti p = harga sebuah
111
No
Sebelum revisi
Setelah revisi
pemisalan, tertulis p = permen permen,
pembimbing
merevisi
bahwa
p
=
harga sebuah permen 3.
Penulisan
bulan Penulis
pembuatan
mengganti
bulan
RPP
pada penulisan RPP pada Januari
spasi
yang Penulis membenarkan spasi
November 4.
Penulisan tidak sesuai
5.
Pada kegiatan inti terjadi Penulis
merevisi
kesalahan
inti
yaitu
penulisan, kegiatan
“pada
pada
LKS
1
kegiatan Kegiatan 1.2
LKS 2 Kegiatan 1.2.” Seharusnya
kegiatan
tersebut ada pada LKS 1. 6.
Pada
instrumen Penulis mengganti menjadi
terlampir,
di
tertulis
ada
jawaban empat penyelesaian. dua
penyelesaian, seharusnya empat penyelesaian. 7.
Pada
materi Penulis mengganti metode
pembelajaran
tertulis untuk menyelesaian SPLDV
metode selesaian SPLDV yaitu yakni
metode
metode
grafik,
grafik, substitusi,
eliminasi,
dan
substitusi, dan eliminasi. campuran
substitusi
dan
Seharusnya ada metode eliminasi. campuran subtitusi dan eliminasi juga.
112
No
Sebelum revisi
8.
Pada
Setelah revisi materi Penulis
menambahkan
pembelajaran,
langkah-langkah
penyelesaian
menggambar
menggunakan
cara
grafik
metode menyelesaikan
untuk SPLDV
grafik tidak dijelaskan dengan metode grafik. cara
menggambar
grafiknya. 9.
Pada
materi Penulis
pembelajaran
untuk penyelesaian SPLDV dengan
menyelesaian
mengganti
SPLDV metode
eliminasi,
dengan metode eliminasi, langkahnya tidak
semua
dengan
ada
substitusi
dalamnya.
menggunakan
langkah eliminasi.
eliminasi,
langkah
semua
di
Seharusnya
semua langkah dengan eliminasi. 10.
Pada RPP 4, pada bagian Penulis mengganti apersepsi apersepsi,
tertulis yaitu
mengingatkan
siswa
apersepsi
“materi terkait
dengan
materi
persamaan garis lurus,” sebelumnya, yaitu membuat seharusnya
apersepsi SPLDV.
adalah
materi
sebelumnya
yaitu
membuat SPLDV 11.
Belum ada nama dan NIP Penulis menambahkan nama guru pada setiap RPP
terang dan NIP guru pada setiap RPP
12.
Kesalahan
penulisan Penulisan nama guru, gelar
113
No
Sebelum revisi
Setelah revisi
nama guru, gelar dan NIP dan NIP sudah sesuai Tabel 12 Revisi RPP Setelah melalui penyuntingan oleh peneliti, pembimbing, dosen ahli, dan guru, langkah selanjutnya adalah mengkategorikan. Tabel 13 adalah kategori revisi yang terdapat dalam RPP. No Kategori
Jumlah
Terdapat dalam
1.
Redaksi
3
RPP 1 dan 2
2.
Kelengkapan materi
3
RPP 3
2.
Apersepsi
1
RPP 3
3.
Keperluan visual
1
RPP 3
4.
Nama dan NIP guru
1
Setiap RPP
Tabel 13 Kategori Revisi Tabel 13 kategori revisi digunakan peneliti untuk meringkas saran dari peneliti, dosen pembimbing, dosen ahli, dan guru yang kemudian digunakan untuk acuan revisi RPP. RPP yang telah melalui beberapa tahap revisi menghasilkan RPP yang telah diimplementasikan kepada siswa MTs Negeri Yogyakarta 1. RPP selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran. b) Revisi LKS Revisi LKS dilakukan oleh peneliti, pembimbing, ahli materi, dan guru untuk mendapatkan LKS yang valid. Berikut adalah catatan dan revisi LKS: No
Sebelum revisi
Setelah revisi
1.
Pada bagian halaman
“LKS Sistem Persamaan
tertulis “LKS Sistem
Linear Dua Variabel”
114
No
Sebelum revisi
Setelah revisi
Persamaan Linear Dua
diubah menjadi “LKS
Variabel”
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Berbasis Masalah”
2.
Kesalahan penulisan pada Penulisan petunjuk petunjuk pengerjaan
pengerjaan telah disesuaikan dengan maksud dan tujuan
3.
Terdapat gambar yang
Penggantian gambar akan
tidak sesuai dengan
sesuai dengan persamaan
persamaan linear dua
linear dua variabel
variabel, gambar menunjukkan persamaan linear satu variabel 4.
Terdapat penulisan pada
Penambahan cara untuk
salah satu perintah di
mengeliminasi yaitu
LKS 2 kegiatan 2 untuk
dengan mengurangkan
mengeliminasi bisa
atau menjumlahkan
dengan cara mengurangkan, seharusnya mengurangkan atau menjumlahkan 5.
Tidak terdapat daftar
Pemberian daftar pustaka
pustaka 6.
Gambar pada cover LKS
Gambar pada cover LKS
pecah, jadi tidak jelas
diganti dengan gambar yang lebih jelas
7.
Pemilihan warna text
Warna text judul diubah
115
No
Sebelum revisi
Setelah revisi
pada judul putih sehingga
dengan warna hitam
tidak terbaca 8.
Garis pada tepi LKS
Garis
pada
tepi
LKS
menggunakan garis
diganti dengan garis solid
putus-putus 9.
Text isi harus sesuai
Text
dengan judul LKS
dengan judul LKS
10. Kesalahan penulisan
isi
dibuat
sama
Nama tokoh diganti
nama tokoh pada LKS 1
sesuai dengan soal pada
kegiatan 1.2 pada bagian
LKS 1 Kegiatan 1.2
kesimpulan 11. Belum ada langkah untuk
Diberi langkah untuk
menggambar grafik
menuntun siswa menggambar grafik
Tabel 14 Revisi LKS Setelah melalui penyuntingan oleh peneliti, hasil revisi dari penulis, pembimbing,
dosen
ahli,
dan
guru,
langkah
selanjutnya
adalah
mengkategorikan. Tabel 15 adalah kategori revisi yang terdapat dalam LKS. No Kategori
Jumlah Terdapat dalam
1.
1
LKS 2
Hal yang belum tercantum
2.
Keperluan visual
1
LKS 2
3.
Kesalahan Penulisan
2
LKS 1 dan LKS 2
4.
Tampilan
3
Semua LKS
Tabel 15 Kategori Revisi
116
Tabel 15 kategori revisi digunakan peneliti untuk meringkas saran dari dosen pembimbing, dosen ahli, dan guru yang kemudian digunakan untuk acuan revisi LKS. LKS yang telah melalui beberapa tahap revisi menghasilkan LKS yang telah diimplementasikan kepada siswa MTs Negeri Yogyakarta 1. LKS selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.
Gambar 27 Cover LKS Sebelum Revisi
117
Cover direvisi karena gambar pada cover pecah dan tidak jelas. Sehingga cover perlu direvisi agar gambar menjadi jelas dan menarik.
Gambar 28 Cover LKS Setelah Revisi Tampilan gambar pada cover setelah direvisi menjadi jelas dan tidak pecah. Hasil akhir perangkat pembelajaran berupa RPP setelah melalui tahap penyuntingan dapat dilihat di lampiran F1, dan hasil akhir perangkat pembelajaran berupa LKS dapat dilihat di lampiran F2. d. Hasil Tahap Implementation (Implementasi) Tahap selanjutnya dari penelitian pengembangan ini adalah tahap uji coba perangkat pembelajaran berbentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) dengan pendekatan problem based learning pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dalam kegiatan pembelajaran. RPP hanya diketahui oleh guru dan peneliti sedangkan LKS digunakan secara langsung oleh siswa. 118
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di kelas VIII E SMP MTs Negeri Yogyakarta 1 yang berjumlah 32 siswa. Uji coba pembelajaran menggunakan LKS dilakukan pada tanggal 9-17 Januari 2017 sebanyak lima kali pertemuan yaitu empat kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran, dan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar. Rincian pelaksanaan uji coba produk dapat dilihat pada tabel berikut: Pertemuan ke-
Hari, Tanggal
Produk
1
Senin, 9 Januari 2017
LKS 1 Kegiatan 1.1 dan 1.2
2
Selasa, 10 Januari 2017
LKS 1 Kegiatan 2
3
Rabu, 11 Januari 2017
LKS 2 Kegiatan 1
4
Senin, 16 Januari 2017
LKS 2 Kegiatan 2
Tabel 16 Pelaksanaan Uji Coba Produk Pada saat implementasi perangkat pembelajaran, guru dan siswa diminta untuk mengisi angket guru dan angket respon siswa terkait dengan penggunaan LKS. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperoleh kelayakan perangkat pembelajaran ditinjau dari aspek kepraktisan. Data hasil angket guru dan angket respon siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Adapun rekomendasi perbaikan perangkat pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran sehingga diperoleh perbaikan RPP dan LKS. Perbaikan RPP meliputi keredaksian 3, kelengkapan materi 3, kegiatan inti 1, keperluan visual 1, nama dan NIP guru 1. Sedangkan perbaikan pada LKS meliputi perbaikan hal yang belum tercantum 1, keperluan visual 1, redaksi 2, dan tampilan 3. Pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi SPLDV dengan lembar kerja siswa yang disusun peneliti dapat dilakukan dengan lancar
119
walaupun menemui beberapa kendala, antara lain siswa masih kesulitan dalam memahami petunjuk dan cara penyelesaian masalah dalam LKS sehingga peran guru sebagai valisitator dan pendamping bagi siswa sangat diperlukan. Kendala lain yaitu keterbatasan waktu dalam kegiatan pembelajaran, sehingga presentasi hanya dilakukan oleh beberapa perwakilan kelompok saja. Kendalakendala dalam pelaksaan pembelajaran dengan LKS dapat diselesaikan secepatnya. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan RPP dan LKS, peneliti mengadakan tes hasil belajar pada pertemuan kelima yaitu tanggal 17 Januari 2017. Kegiatan tes hasil belajar dilakukan siswa kelas VIII E MTs Negeri Yogyakarta 1. Soal tes hasil belajar terdiri dari 5 soal uraian. e.
Hasil Tahap Evaluation (Evaluasi) Tahap pengembangan selanjutnya adalah tahap evaluasi. Evaluasi yang
telah dilakukan terhadap perangkat pembelajaran berbentuk RPP dan LKS dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah meliput penilaian: 1)
Kevalidan produk oleh ahli materi dan media Berdasarkan pengisian lembar penilaian RPP oleh dosen ahli diperoleh
X = 185, 𝑥̅𝑖 =123 dan sbi= 27,33. Hasil penilaian RPP oleh dosen ahli mempunyai kriteria sangat baik. Hasil penilaian LKS oleh dosen ahli materi diperoleh X = 83, 𝑥̅𝑖 =60 dan sbi = 13,33. Penilaian kualitas, hasil penilaian LKS oleh dosen ahli materi mempunyai kriteria baik. Hasil penilaian LKS oleh dosen ahli media diperoleh X = 43, 𝑥̅𝑖 =36 dan sbi = 8. Kualitas hasil penilaian LKS oleh dosen ahli media mempunyai kriteria baik. Hasil penilaian LKS oleh
120
dosen ahli materi dan ahli media diperoleh X = 126, 𝑥̅𝑖 =96 dan sbi = 21,33. Hasil penilaian LKS oleh dosen ahli mempunyai kriteria baik. Dari hasil penilaian
RPP
dan
LKS
tersebut,
perangkat
pembelajaran
tersebut
dikategorikan valid. 2)
Kepraktisan LKS Aspek kepraktisan dilihat dari hasil penilaian LKS oleh guru, penilaian
LKS oleh siswa, serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kegiatan siswa dan guru. Hasil penilaian LKS oleh guru diperoleh X = 63, 𝑥̅ 𝑖 = 42,5 dan sbi = 8,5. Berdasarkan tabel 23 kriteria penilaian kualitas, hasil penilaian LKS oleh guru mempunyai kriteria sangat baik. Hasil penilaian LKS oleh siswa diperoleh X = 32,81, 𝑥̅𝑖 =27,5 dan sbi = 5,5. Berdasarkan tabel 24 kriteria penilaian kualitas, hasil penilaian LKS oleh siswa mempunyai kriteria baik. Hasil penilaian observasi kegiatan mengajar guru pada penggunaan LKS oleh observer diperoleh X = 69,75, 𝑥̅𝑖 = 45 dan sbi = 9. Berdasarkan tabel 26 kriteria penilaian keefektifan, hasil penilaian observasi kegiatan mengajar guru pada penggunaan LKS oleh observer mempunyai kriteria sangat baik. Hasil penilaian observasi kegiatan siswa pada penggunaan LKS oleh observer diperoleh X = 68,25, 𝑥̅𝑖 = 45 dan sbi = 9. Berdasarkan tabel 28 kriteria penilaian keefektifan, hasil penilaian observasi kegiatan siswa pada penggunaan LKS oleh observer mempunyai kriteria sangat baik. 3)
Keefektifan LKS Dari hasil analisis tes hasil belajar diketahui bahwa persentase
ketuntasan belajar klasikal kelas VIII E MTs Negeri Yogyakarta 1 sebesar
121
90,62%. Berdasarkan tabel 30 ketuntasan belajar klasikal, dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa ketuntasan belajar klasikal mencapai kriteria sangat baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan efektif. 2. Kualitas Perangkat Pembelajaran a.
Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran Hasil penilaian produk oleh para validator disajikan pada tabel 17. No
Jenis produk
Skor
Skor Maksimal
1
RPP
185
205
2
LKS oleh ahli materi
83
100
3
LKS oleh ahli media
43
60
4
LKS keseluruhan
126
160
Tabel 17 Hasil Penilaian Validator terhadap RPP dan LKS Berdasarkan pengisian lembar penilaian RPP oleh dosen ahli diperoleh X = 185, 𝑥̅𝑖 =123 dan sbi= 27,33. Berdasarkan tabel 18 kriteria penilaian kualitas, hasil penilaian RPP oleh dosen ahli mempunyai kriteria sangat baik. Rentang Skor
Nilai
Kriteria Kualitatif
X > 172,2
A
Sangat baik
139,4 < X ≤ 172,2
B
Baik
106,6 < X ≤ 139,4
C
Cukup baik
73,8 < X ≤ 106,6
D
Kurang baik
X ≤ 73,8
E
Sangat kurang baik
Tabel 18 Kriteria Penilaian RPP
122
Hasil penilaian LKS oleh dosen ahli materi diperoleh X = 83, 𝑥̅𝑖 =60 dan sbi = 13,33. Berdasarkan tabel 19 kriteria penilaian kualitas, hasil penilaian LKS oleh dosen ahli materi mempunyai kriteria baik. Rentang Skor
Nilai Kriteria Kualitatif
X > 84
A
Sangat baik
68 < X ≤ 84
B
Baik
52 < X ≤ 68
C
Cukup baik
36 < X ≤ 52
D
Kurang baik
X ≤ 36
E
Sangat kurang baik
Tabel 19 Kriteria Penilaian LKS oleh Ahli Materi Hasil penilaian LKS oleh dosen ahli media diperoleh X = 43, 𝑥̅𝑖 =36 dan sbi = 8. Berdasarkan tabel 20 kriteria penilaian kualitas, hasil penilaian LKS oleh dosen ahli media mempunyai kriteria baik. Rentang Skor
Nilai Kriteria Kualitatif
X > 50,4
A
Sangat baik
40,8 < X ≤ 50,4
B
Baik
31,2 < X ≤ 40,8
C
Cukup baik
21,6 < X ≤ 31,2
D
Kurang baik
X ≤ 21,6
E
Sangat kurang baik
Tabel 20 Kriteria Penilaian LKS oleh Ahli Media Hasil penilaian LKS oleh dosen ahli materi dan ahli media diperoleh X = 126, 𝑥̅𝑖 =96 dan sbi = 21,33. Berdasarkan tabel 21 kriteria penilaian kualitas, hasil penilaian LKS oleh dosen ahli mempunyai kriteria baik.
123
Rentang Skor
Nilai
Kriteria Kualitatif
X > 134,4
A
Sangat baik
108,8 < X ≤ 134,4
B
Baik
83,2 < X ≤ 108,8
C
Cukup baik
57,6 < X ≤ 83,2
D
Kurang baik
X ≤ 57,6
E
Sangat kurang baik
Tabel 21 Kriteria Penilaian LKS b. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran 1) Lembar penilaian guru dan lembar penilaian siswa Aspek kepraktisan dilihat dari hasil dari lembar penilaian guru dan lembar penilaian siswa. No
Jenis produk
Skor
Skor Maksimal
1
Lembar penilaian guru
63
68
2
Lembar penilaian siswa
32,81
44
Tabel 22 Hasil Penilaian LKS oleh Guru dan Siswa Hasil penilaian LKS oleh guru diperoleh X = 63, 𝑥̅𝑖 = 42,5 dan sbi = 8,5. Berdasarkan tabel 23 kriteria penilaian kualitas, hasil penilaian LKS oleh guru mempunyai kriteria sangat baik. Rentang Skor X > 57,8 47,6 < X ≤ 57,8 37,4 < X ≤ 47,6 27,2 < X ≤ 37,4 X ≤ 27,2
Nilai A B C D E
Kriteria Kualitatif Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik
Tabel 23 Kriteria Penilaian LKS oleh Guru
124
Hasil penilaian LKS oleh siswa diperoleh X = 32,81, 𝑥̅𝑖 =27,5 dan sbi = 5,5. Berdasarkan tabel 24 kriteria penilaian kualitas, hasil penilaian LKS oleh siswa mempunyai kriteria baik. Rentang Skor
Nilai Kriteria Kualitatif
X > 37,4
A
Sangat baik
30,8 < X ≤ 37,4
B
Baik
24,1 < X ≤ 30,8
C
Cukup baik
17,6 < X ≤ 24,1
D
Kurang baik
X ≤ 17,6
E
Sangat kurang baik
Tabel 24 Kriteria Penilaian LKS oleh Siswa 2) Observasi kegiatan guru dan siswa Hasil observasi kegiatan guru pada kelas VIII E MTs Negeri Yogyakarta 1 disajikan pada tabel 25. No
Pertemuan ke
Skor
Skor Maksimal
1
Pertemuan ke-1
69
72
2
Pertemuan ke-2
70
72
3
Pertemuan ke-3
70
72
4
Pertemuan ke-4
70
72
Skor rata-rata keseluruhan
69,75
Tabel 25 Hasil Penilaian Kegiatan Guru oleh Observer Hasil penilaian observasi kegiatan mengajar guru pada penggunaan LKS oleh observer diperoleh X = 69,75, 𝑥̅𝑖 = 45 dan sbi = 9. Berdasarkan tabel 26 kriteria penilaian kepraktisan, hasil penilaian observasi kegiatan mengajar guru pada penggunaan LKS oleh observer mempunyai kriteria sangat baik.
125
Rentang Skor
Nilai Kriteria Kualitatif
X > 61,2
A
Sangat baik
50,4 < X ≤ 61,2
B
Baik
39,6 < X ≤ 50,4
C
Cukup baik
28,8 < X ≤ 39,6
D
Kurang baik
X ≤ 28,8
E
Sangat kurang baik
Tabel 26 Kriteria Penilaian Kegiatan Guru Hasil observasi kegiatan siswa pada kelas VIII E MTs Negeri Yogyakarta 1 disajikan pada tabel 27. No
Pertemuan ke
Skor
Skor Maksimal
1
Pertemuan ke-1
68
72
2
Pertemuan ke-2
68
72
3
Pertemuan ke-3
69
72
4
Pertemuan ke-4
68
72
Skor rata-rata
68,25
keseluruhan Tabel 27 Hasil Penilaian Kegiatan Siswa oleh Observer Hasil penilaian observasi kegiatan siswa pada penggunaan LKS oleh observer diperoleh X = 68,25, 𝑥̅ 𝑖 = 45 dan sbi = 9. Berdasarkan tabel 28 kriteria penilaian kepraktisan, hasil penilaian observasi kegiatan siswa pada penggunaan LKS oleh observer mempunyai kriteria sangat baik.
126
Rentang Skor
Nilai
Kriteria Kualitatif
X > 61,2
A
Sangat baik
50,4 < X ≤ 61,2
B
Baik
39,6 < X ≤ 50,4
C
Cukup baik
28,8 < X ≤ 39,6
D
Kurang baik
X ≤ 28,8
E
Sangat kurang baik
Tabel 28 Kriteria Penilaian Kegiatan Siswa c.
Keefektifan Perangkat Pembelajaran Hasil tes hasil belajar siswa kelas VIII E MTs Negeri Yogyakarta 1
disajikan pada tabel 29. Skor
Tes Hasil Belajar
Skor rata-rata siswa
90,81
Skor tertinggi siswa
100
Skor tertinggi yang mungkin
100
Skor terendah siswa
50
Skor terendah yang mungkin
0
Ketuntasan belajar klasikal
90,62%
Tabel 29 Hasil Tes Hasil Belajar Dari hasil analisis tes hasil belajar diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar klasikal kelas VIII E MTs Negeri Yogyakarta 1 sebesar 90,62%. Berdasarkan tabel 30 ketuntasan belajar klasikal, dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa ketuntasan belajar klasikal mencapai kriteria sangat baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan efektif.
127
Persentase Ketuntasan (%)
Nilai Kriteria Kualitatif
𝑝 > 80
A
Sangat baik
60 < 𝑝 ≤ 80
B
Baik
40 < 𝑝 ≤ 60
C
Cukup baik
20 < 𝑝 ≤ 40
D
Kurang baik
𝑝 ≤ 20
E
Sangat kurang baik
Tabel 30 Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal
B. Pembahasan RPP dan LKS sebagai produk dari penelitian pengembangan ini dikembangkan melalui beberapa tahap sesuai dengan pengembangan model ADDIE, meliputi tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi). Pada tahap analisis dilakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik siswa. Dari tahap ini didapatkan kesimpulan bahwa perlu dikembangkan RPP dan LKS dengan pendekatan tertentu sehingga dapat membuat siswa aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep. Dengan adanya hal tersebut, dipilih pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah akan mengarahkan siswa secara aktif dan mandiri melalui kegiatan diskusi untuk menemukan konsep tertentu. Pada tahap desain dilakukan perancangan perangkat pembelajaran meliputi RPP dan LKS, mengumpulkan referensi dan gambar-gambar yang relevan dengan materi pembelajaran SPLDV kelas VIII SMP, dan menyusun instrumen penilaian perangkat pembelajaran. Instrumen penilaian pembelajaran meliputi instrumen penilaian RPP dan LKS. Instrumen penilaian LKS terdiri dari instrumen penilaian
128
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Instrumen penilaian keefektifan LKS terdiri dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk kegiatan guru dan siswa, serta tes hasil belajar. Sebelum digunakan, instrumen-instrumen tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh dosen ahli agar diperoleh instrumen yang dapat untuk menilai perangkat pembelajaran yang disusun. Setelah divalidasi, didapatkan instrumen penilaian produk yang valid. Pada tahap pengembangan dilakukan pengembangan rancangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS, penyuntingan perangkat pembelajaran, validasi, dan revisi. Pengambangan RPP memuat kegiatan yang telah disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yaitu: siswa mengidentifikasi permasalahan yang disajikan, siswa berdiskusi dan menyusun hipotesis untuk penyelesaian masalah, menyusun penyelesaian masalah, mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas, siswa bersama guru melakukan pengecekan dan pencocokan jawaban, dan guru memberikan penguatan terhadap materi yang diajarkan. Sedangkan rancangan LKS dengan pendekatan problem based learning memuat beberapa instruksi untuk siswa mengidentifikasi masalah, berdiskusi dan menyusun hipotesis, melakukan penyelesaian masalah dan mempresentasikan hasil pekerjaan. Setelah selesai disusun, RPP dan LKS dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan tentang kekurangan-kekurangan yang ada dalam RPP dan LKS. Setelah mengkonsultasikan perangkat pembelajaran kepada dosen pembimbing, dilakukan penyuntingan terhadap perangkat pembelajaran. RPP dan
129
LKS yang dirancang pada tahap sebelumnya akan disunting sesuai dengan kajian teori agar sesuai dengan perangkat pembelajaran berbasis masalah. Setelah penyusunan RPP dan LKS selesai tahap selanjutnya adalah validsi/penilaian RPP dan LKS oleh validator. Validasi dilakukan oleh dosen jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, yaitu satu dosen ahli materi dan satu dosen ahli media. Pada langkah ini akan diperoleh nilai dan kategori RPP dan LKS dari hasil penilaian RPP dan LKS oleh ahli materi dan ahli media. Tujuan dari validasi adalah untuk memperoleh penilaian, masukan, dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan RPP dan LKS sehingga akan diperoleh produk RPP dan LKS yang terhindar dari kesalahan agar RPP dan LKS layak diujicobakan. Setelah RPP dan LKS divalidasi dan dinilai kevalidannya oleh ahli materi dan ahli media, tahap selanjutnya dilakukan revisi atau perbaikan seperlunya terhadap RPP dan LKS sesuai masukan, dan saran para ahli. Setelah RPP dan LKS diperbaiki maka RPP layak digunakan dan LKS layak untuk diujicobakan. Revisi RPP dari lembar penilaian RPP antara lain : 1.
Terjadi beberapa kesalahan penulisan dalam kegiatan inti, kegiatan seharusnya pada LKS 1, penulis menuliskan pada LKS 2.
2.
Pada instrumen terlampir, di jawaban tertulis ada dua penyelesaian, seharusnya ada empat penyelesaian.
3.
Pada materi pembelajaran tertulis metode selesaian SPLDV yakni metode grafik,
susbtitusi,
dan
eliminasi.
Dosen
ahli
menyarankan
menambahkan metoden campuran subtitusi dan eliminasi.
130
untuk
4.
Pada materi pembelajaran dijelaskan kembali mengenai menggambar grafik.
5.
Pada materi pembelajaran untuk penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi, semua langkah harus dengan eliminasi.
6.
Pada RPP 4 bagian apersepsi, seharusnya apersepsi adalah materi pada pembelajaran sebelumnya.
7.
Belum dicantumkan nama dan NIP guru pada RPP. Revisi LKS dari lembar penilaian LKS antara lain :
1.
Gambar pada cover LKS pecah, sehingga harus diganti dengan gambar yang lebih jelas lagi.
2.
Pemilihan warna text
pada judul yang tidak sesuai sehingga text tidak
terlihat. 3.
Garis pada tepi LKS diganti dengan garis tidak putus-putus.
4.
Text isi harus sesuai dengan judul LKS.
5.
Kesalahan penulisan nama tokoh pada LKS.
6.
Belum ada langkah untuk menggambar grafik. Setelah RPP dan LKS dinyatakan layak oleh ahli materi dan ahli media,
peneliti melakukan implementasi dalam pembelajaran yaitu melaksanakan RPP dan mengujicobakan LKS kepada 32 siswa kelas VIII E MTs Negeri Yogyakarta. Uji coba perangkat pembelajaran ini dilaksanakan pada tanggal 9-16 Januari 2017, sedangkan untuk tes hasil belajar dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017. Soal tes hasil belajar terdiri dari 5 soal uraian. Pada tahap implementasi ini akan diperoleh data keefektifan LKS. Data keefektifan LKS diperoleh dari hasil tes hasil belajar.
131
Kegiatan pembelajaran di kelas pada setiap pertemuan hampir sama pelaksanaannya, yaitu guru membuka pembelajaran dengan berdoa, lalu apersepsi serta tujuan pembelajaran pada setiap pertemuan. Lalu dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari pembentukan kelompok, siswa berdiskusi dan guru memonitoring diskusi, dan dilanjutkan presentasi oleh perwakilan kelompok. Kegiatan terakhir adalah pembelajaran ditutup dengan kesimpulan dan penyampaian materi yang akan disampaikan dipertemuan selanjutnya. Pada saat proses pembelajaran, siswa bekerja secara mandiri maupun berdiskusi secara kelompok. Pada umumnya pembelajaran berlangsung lancar, namun ada beberapa kendala yaitu siswa masih terlalu lama dalam melakukan kegiatan diskusi karena mereka tidak terbiasa melakukan diskusi dan mengemukakan pendapat. Setelah pembelajaran kedua dan selanjutnya, siswa sudah aktif mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, siswa juga berusaha berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan yang disajiikan. Namun sesekali siswa menanyakan hal yang tidak mereka pahami. Siswa masih kesulitan dalam memahami petunjuk dan cara penyelesaian masalah dalam LKS sehingga peran guru sebagai valisitator dan pendamping bagi siswa sangat diperlukan. Kendala lain yaitu keterbatasan waktu dalam kegiatan pembelajaran, sehingga presentasi hanya dilakukan oleh beberapa perwakilan kelompok saja. Tahap terakhir adalah evaluasi. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan mengalisis data hasil penilaian RPP oleh dosen ahli, penilaian LKS oleh dosen
132
ahli dan guru, penilaian observasi keterlaksanaan pembelajaran dan hasil tes tertulis yang dilakukan oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian, perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) yang dihasilkan berkualitas memenuhi kelayakan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Aspek kevalidan terlihat dari hasil penilaian RPP dikatakan layak berdasarkan aspek kevalidan dengan kriteria sangat baik dan total skor validator adalah 185 dan LKS dikatakan layak berdasarkan aspek kevalidan dengan kriteria baik dan total skor validator adalah 126. Pada penilaian RPP, aspek identitas mendapatkan skor 43 dengan kriteria sangat baik, aspek indikator dan tujuan pembelajaran mendapatkan skor 20 dengan kriteria sangat baik, aspek pemilihan materi mendapatkan skor 17 dengan kriteria sangat baik, aspek pemilihan model pembelajaran mendapatkan skor 24 dengan kriteria sangat baik, aspek kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah mendapatkan skor 49 dengan kriteria sangat baik, dan aspek sumber belajar dan penilaian hasil belajar mendapatkan skor 32 dengan kriteria penilaian baik. Penilaian pada aspek sumber belajar dan penilaian hasil belajar mendapatkan skor terendah karena sumber belajar hanya terdiri dari beberapa buku, referensi buku lain diperlukan pada saat pembelajaran. Pada penilaian LKS oleh ahli materi terdapat beberapa penilaian aspek. Pada aspek kelayakan isi mendapatkan skor 35 dan berada pada kriteria sangat baik, aspek kesesuaian penyajian dengan pendekatan pembelajaran mendapatkan skor 24 berada pada kriteria baik, dan aspek kesesuaian dengan syarat diktatis mendapatkan skor 24 berada pada kriteria baik. Penilaian pada aspek kesesuaian
133
penyajian
dengan
pendekatan
pembelajaran
mendapatkan
skor
rendah
dikarenakan ada beberapa petunjuk dalam LKS yang kurang jelas yang mengacu pada pembelajaran berbasis masalah. Pada aspek kesesuaian dengan syarat diktatis juga mendapatkan skor rendah dikarenakan data dan fakta yang disajikan dalam LKS kurang efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa. Pada penilaian LKS oleh ahli media juga terdapat beberapa aspek penilaian. Aspek Kesesuaian dengan syarat konstruksi (kebahasaan) mendapatkan skor 19 dengan kriteria baik, dan aspek kesesuaian dengan syarat
teknis
(kegrafikaan) mendapatkan skor 24 dengan kriteria baik. Kedua penilaian aspek masih rendah dikarenakan bahasa pada yang digunakan dalam LKS kurang efektif dan secara keseluruhan desain LKS masih kurang menarik perhatian siswa. Aspek kepraktisan terlihat dari hasil penilaian LKS oleh guru dan siswa dengan lembar penilaian guru dan siswa serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran guru dan siswa. Penilaian dengan angket guru mendapatkan skor 63 dengan kriteria sangat baik, dan penilaian dengan angket siswa mendapatkan skor 32,81 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan dikatakan layak berdasarkan aspek kepraktisan. Secara keseluruhan, guru merasa terbantu dengan adanya perangkat pembelajaran RPP tedan LKS pada materi SPLDV dikarenakan pembelajaran materi tersebut lebih bermakna untuk siswa. Pada sebagian besar siswa merasa senang dan tertarik belajar menggunakan LKS, namun siswa kadang masih merasa bingung dengan beberapa perintah yang terdapat dalam LKS sehingga guru masih harus menjelaskan kembali. Walaupun demikian, siswa dapat
134
memahami materi dengan baik. Dari hasil observasi kegiatan guru dan siswa diperoleh skor 138 dan dalam kriteria baik. Secara keseluruhan, guru melaksanakan pembelajaran dengan baik. Namun masih banyak juga siswa yang masih belum bisa berdiskusi secara kelompok, sehingga siswa masih banyak bertanya pada guru mengenai hal-hal yang harus dilakukan. Aspek keefektifan dilihat dari tes hasil belajar. Hasil tes hasil belajar pada 32 siswa menpatkan hasil yang baik, namun masih ada 3 siswa yang berada di bawah batas tuntas. Walaupun demikian, persentase ketuntasan belajar klasikal kelas VIII E MTs Negeri Yogyakarta 1 sebesar 90,62% dan dalam kriteria sangat baik (melebihi 80%) dengan nilai rata-rata siswa adalah 90,81. Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan dikatakan layak berdasarkan aspek keefektifan. Dari tiga aspek penilaian RPP dan LKS di atas yaitu aspek kevalidan, aspek kepraktisan dan aspek keefektifan, ketiganya berada di atas batas minimum penilaian. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa RPP dan LKS dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan layak untuk digunakan.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berbentuk RPP dan LKS dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada materi SPLDV ini tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan antara lain: 1.
Kondisi siswa belum terbiasa dengan pembelajaran berbasis masalah, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama pada awal pembelajaran.
135
2.
Keterbatasan waktu dalam pembelajaran sehingga tidak semua kelompok mempresentasikan hasil kegiatan dalam LKS.
136