31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian yang didapat adalah berupa skor minat belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan angket minat belajar. Sebelum kelas eksperimen maupun kontrol diberikan perlakuan, kedua kelas diberikan pretest (angket awal) setelah diberikan perlakuan yaitu untuk kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan metode metode outdoor learning dan kelas kontrol tidak menggunakan metode outdoor learning maka kedua kelas tersebut diberikan postest (angket akhir). Setelah diberikan Pretest dan Posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Berdasarkan hasil penelitian atau hasil pretest-posttest (terdapat pada Lampiran 7), untuk kelas eksperimen pada hasil prettes diperoleh skor minimum 59 dan skor maksimum 95 dari rentang skor minimum diperoleh skor rata-rata 74.64, hasil posttest diperoleh skor minimum 120 dan skor maksimum 136, dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 131.54. Sedangkan untuk kelas kontrol pada hasil pretest diperoleh skor minimum 59 dan skor maksimum 94 dari rentang skor minimum diperoleh skor rata-rata 73.03, hasil posttest diperoleh skor minimum 92 dan skor maksimum 122, dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 109.57. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa rata-rata minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan perbedaan 20.36. 31
32
1.2 Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar Observasi keterlaksanaan kegiatan guru dalam proses belajara mengajar diamati dan dinilai dengan mengunakan lembar observasi kegiatan guru yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Observasi terhadap keterlaksanaan kegiatan guru dalam proses belajar mengajar difokuskan pada 13 aspek pada kelas control sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak 18 aspek pembelajaran materi lingkungan hidup dengan mengunakan model pembelajaran Kooperatif metode outdoor learning untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tanpa metode outdoor learning. 4.1 Analisis Data Hasil Penelitian 4.1.1 Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data ini adalah syarat yang harus dipenuhi pada analisis statistik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dikelompokkan dalam dua bagian yaitu : a. Pengujian normalitas data untuk kemajuan minat belajar Berdasarkan perhitungan pada lampiran 9 diperoleh data kemajuan minat belajar kelas eksperimen diperoleh x 2 = 5.729 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 30 diperoleh nilai x 2
daftar
sebesar 9.488. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis H 0 diterima karena x 2 x 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. b. Pengujian normalitas data kelas kontrol untuk kemajuan minat belajar
33
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 9 diperleh data kemajuan minat belajar kelas kontrol diperoleh x 2 2 = 4.719 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 30 diperoleh nilai x 2
daftar
sebesar 9.488. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis H 0 diterima karena x 2 x 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. 4.1.2 Pengujian Homogenitas Varians Berdasarkan hasil pada lampiran 10 diperoleh nilai
F tabel
= 2.41 Karena
F
hitun 1.28 = <
F daftar
F hitung
sebesar 1.28 dan
= 2.41, maka hipotesis H0
diterima artinya kedua varians homogen. 4.1.3 Pengujian Hipotesis Berdasarkan perhitungan pada lampiran 11 diperoleh, =2.00 Karena
>
= 2.73 dan
, maka hipotesis H 0 ditolak dan H a diterima,
sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara minat belajar siswa yang menggunakan menggunakan metode metode outdoor learning dan kelas yang tidak menggunakan metode outdoor learning. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis ini, maka dapat digambarkan daerah penerimaan hipotesis pada gambar 1.
34
Penerimaan H1
-2, 00
Ho
H1
+2, 00
2,73
Gambar -3,89 1. Daerah 0 Penerimaan 2,02 Hipotesis 4.2 Pembahasan Tahap awal yan dilakukan adalah menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data yaitu angket minat belajar yang dapat dilihat pada (lampiran 4) sebelum insrtrumen digunakan, terlebih dahulu divalidasi oleh dosen ahli dengan tujuan apakah instrumen tersebut valid dan layak untuk digunakan. Pengujian ini diberikan pada kelas XI 2
yang bukan
merupakan kelas perlakuan. Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan lembar observasi keterlaksanaan kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.
Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
35
80 70 60 50 40 30 20 10 0
72.22 54.16
22.22
20.83 2.770
SB
B
0 0
C
K Pertemuan I Pertemuan II
Gambar 2. Distribusi Hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen Dari
gambar
2
diatas,
menggambarkan
bahwa
keterlaksanaan
pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan Metode outdoor learning, sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat hasil persentase kriteria baik dan baik sekali dari pertemuan I sampaidan
yang memiliki rata-rata persentase
Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
tertinggi.
80 70 60 50 40 30 20 10 0
69.23 51.92
15.38
SB
23.07 7.69 B
C
0
0 0 K Pertemuan I Pertemuan II
Gambar 2. Distribusi Hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol
36
Dari gambar 2 menjelaskan bahwa, keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol yang tidak menggunakan Metode outdoor learning, sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat hasil persentase kriteria baik dan baik sekali dari pertemuan I sampai dan yang memiliki rata-rata persentase tertinggi. Dari gambar 3 menggambarkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan Metode outdoor learning, sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat hasil persentase kriteria baik dan baik sekali dari pertemuan I sampaidan yang memiliki rata-rata persentase tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian baik pretest maupun postest (lampiran 6), untuk kelas eksperimen yang menggunakan metode outdoor learning untuk posttest lebih tinggi dari kelas kontrol yang tidak menggunakan metode outdoor learning. Secara rinci dapat digambarkan rata-rata minat belajarnya dalam gambar
Persentase Rata-Rata Minat Belajar Siswa
4.
120 96.67
100
80.56
80 60
54.14 53.7
40 20 0 Pretest
Posttes
Kelas Eksperimen kelas Kontrol
Gambar 4. Distribusi rata-rata minat belajar kelas eksperimen dan kontrol (pretest, postest).
37
Persentase skor rata-rata minat belajar siswa untuk kelas eksperimen pada pretest lebih tinggi dari kelas kontrol dengan selisih 0.44 % sedangkan untuk posttest kelas eksperimen memperoleh skor tertinggi dari kelas kontrol dengan selisih 16.10, hal ini karna penggunaan metode outdoor learning. Topik materi yang telah diajarkan pada siswa yaitu materi lingkungan hidup sedangkan metode outdoor adalah metode guru mengajak siswa keluar kelas untuk melihat peristiwa langsung dilapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. dengan mengajak siswa keluar kelas, dapat membuat siswa merasa nyaman dan bebas berada dialam (sekitar lingkungan sekolah). Contohnya Siswa dapat mengetahui hubungan antara komponen-komponen lingkungan hidup tanpa menghayal karna saat siswa berada dilingkungan sekolah, itu merupakan suatu proses belajar yang tanpa disadari. Hal ini menyebabkan minat siswa siswa pada kelas eksperimen menjadi tinggi, karna pembelajaran diluar kelas yang membawa siswa untuk lebih santai dan lebih banyak berekspresi. Dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode outdoor learning, siswa merasa jenuh berada didalam kelas karna dan dari kejenuhan akan timbul rasa malas untuk b
elajar.
Dari hasil pretest dan postest yang didapat, diperoleh kemajuan minat belajar berdasarkan tiap indikator yang disajikan pada gambar 5.
Persentase Kemajuan Minat Belajar Siswa
38
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
46.58 39.47
42.32
30.99
28.05 23.03
Partisipasi
Perhatian
Perasaan senang
Indikator Minat
Eksperimen Kontrol
Gambar 5. Distribusi persentase skor kemajuan minat belajar siswa tiap indikator minat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Persentase skor rata-rata kemajuan minat belajar siswa pada ketiga indikator, untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, hal ini dipengaruhi oleh penggunaan metode outdoor learning pada kelas eksperimen. Rasa senang adalah indikator yang memiliki persentase tertinggi dari keiga indikator, hal ini membuktikan bahwa siswa lebih senang untuk belajar diluar kelas dalam artian siswa labih suka pembelajaran yang langsung menghubungkan dengan keadaan sebenarnya. Materi tentang lingkungan hidup seperti, pada tujuan pembelajaran yang kedua yaitu mendaftarkan komponen-komponen lingkungan hidup, siswa langsung melihat seperti apa komponen-komponen lingkungan hidup yang ada dilingkungannya. Persentase rata-rata kemajuan minat belajar siswa berdasarkan jenis kelamin antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dlihat pada gambar 6.
Kemajuan Minat Belajar Siswa
39
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
44.07
41.18 27.75
25.98
Laki-laki
Perempuan Jenis Kelamin
Eksperimen Kontrol
Gambar 6. Distribusi persentase skor kemajuan minat belajar siswa berdasarkan jenis kelamin pada kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Gambar 6 menunjukan bahwa, minat laki-laki lebih besar dari minat perempuan baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, untuk kelas eksperimen minat laki-laki lebih besar dari minat perempuan karna pengaruh penggunaan metode outdoor learning yang digunakan, siswa laki-laki lebih menyukai proses pembelajaran yang berada diluar kelas dibanding dengan perempuan karna perempuan lebih suka duduk dan diam didalam kelas. Osborne (dalam Bae, 2003 :15) menyatakan bahwa, salah satu faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam ilmu pengetahuan adalah pengaruh jenis kelamin yaitu konsekuensi dari sosialisasi budaya yang menawarkan anak perempuan lebih sedikit kesempatan untuk berurusan dengan perangkat teknologi dari anak laki-laki. Dalam peneltian ini tidak menggunakan perangkat teknologi dan hasilnya adalah tetap laki-laki memiliki minat yang tinggi dari perempuan. Hal ini terjadi karna dalam metode outdoor learning siswa laki-laki lebih
40
menyukai proses pembelajaran yang berorientasi diluar kelas dibanding anak perempuan. Secara keseluruhan distribusi skor kemajuan minat belajar dari kedua kelas menunjukkan bahwa skor rata–rata kemajuan minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, seperti terlihat pada
Persentase Rata-rata Kemajuan Minat Belajar Siswa
gambar 7.
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Eksperimen
Kontrol Kelas perlakuan
Gambar 7. Distribusi skor rata – rata kemajuan belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Gambar 7, membuktikan bahwa rata – rata kemajuan minat belajar untuk kelas eksperimen sebesar 43.53 dan pada kelas kontrol sebesar 26.86. Dengan selisih skor rata – ratanya sebesar 15.67. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen menggunakan metode outdoor learning. Metode outdoor learning adalah metode dimana guru mengajak siswa di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung dilapangan dengan tujuan siswa dapat mengamati, dan nemperhatikan secara langsung peristiwa yang ada dilingkungan. Pembelajaran seperti ini
41
membuat siswa tidak merasa bosan karna pembelajaran dilaksanakan diluar kelas dapat membuat siswa merasa nyaman dan santai, karna dengan pengalaman dilapangan mereka memperoleh banyak informasi dan tanpa disadari mereka melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan metode outdoor learning, siswa merasa jenuh berada didalam kelas dan hanya menggunakan bahan ajar sebagai sumber belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka kelas yang menggunakan metode outdoor learning memperoleh skor minat belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan metode outdoor learning