BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.
Hasil Penelitian Hasil penelitian yang didapatkan adalah berupa skor hasil belajar siswa yang
diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar. Sebelum kelas eksperimen maupun kontrol diberikan perlakuan, kedua kelas diberikan pretest, setelah diberikan perlakuan, maka kedua kelas tersebut baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan postest. Berdasarkan hasil penelitian, untuk aspek pengetahuan yang diwakilkan oleh no soal 1 dan 2 di peroleh rata – rata skornya masing – masing sebesar 81,3 untuk kelas ekperimen, 95,3 untuk kelas kontrol dan 83,13 untuk kelas eksperimen, 60,63 untuk kelas kontrol. Untuk aspek pemahaman yang diwakili no soal 3, 4, 5, dan 6 diperoleh rata – rata skornya masing – masing sebesar 95,8 untuk kelas eksperimen dan 91,7 untuk kelas kontrol; 75 untuk kelas eksperimen dan 68,75 untuk kelas kontrol; 82,95 untuk kelas eksperimen dan 50,85 untuk kelas kontrol; serta 65,4 untuk kelas eksperimen dan 62,28 untuk kelas kontrol. Pada aspek penerapan (yang diwakili oleh no 7, 8, 9, 10, dan 11), skor yang diperoleh sebesar 56,3 pada kelas eksperimen dan 61,7 pada kelas kontrol yang tertera dibutir soal no 7. Pada soal no 8 diperoleh skor sebesar 76,6 untuk kelas eksperimen dan 65,6 untuk kelas kontrol. Pada soal no 9 diperoleh hasil sebesar 80,21 untuk kelas eksperimen dan 74,65 untuk kelas kontrol. Untuk soal no 10, diperoleh skor sebesar 70,71 untuk kelas eksperimen dan 62,7 untuk kelas kontrol. Pada soal no 11, diperoleh skor sebesar 82,19 untuk kelas eksperimen dan 78,44 untuk kelas kontrol. Hal ini berarti, kemampuan siswa yang menggunakan model pembelajaran generatif lebih tinggi dari pada kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran generatif. 4.2.
Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1. Pengujian Normalitas Data
Pengujian normalitas data ini adalah syarat yang harus dipenuhi pada analisis statistik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini dikelompokkan menjadi dua bagian: 4.2.1.1. Pengujian normalitas data kelas eksperimen Berdasarkan hasil pretest kelas eksperimen yang dilampirkan pada lampiran 8 diperoleh X2 = 9,1232 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 32 diperoleh nilai x daftar sebesar 11,017. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 0 diterima karena X 2 X 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil postest kelas eksperimen yang dilampirkan pada lampiran 8 diperoleh X2 = 7,5936 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 32 diperoleh nilai x daftar sebesar 11,017. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 0 diterima karena X 2 X 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal.
4.2.1.2. Pengujian normlitas data kelas kontrol Berdasarkan hasil pretest kelas kontrol yang dilampirkan pada lampiran 8 diperoleh X2 = 7,8592 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 32 diperoleh nilai x daftar sebesar 11,017. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 0 diterima karena X 2 X 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil postest kelas kontrol yang dilampirkan pada lampiran 8 diperoleh X2 = 8,8736 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 32 diperoleh nilai x daftar sebesar 11,017. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 0 diterima karena X 2 X 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. 4.2.2. Pengujian Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji kesamaan rata – rata dua varians dengan menggunakan uji Barlett. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh pada
lampiran 9 2
daftar
2
hitung sebasar 91.45 dan nilai
2 daftar
= 113,1 Karena
2
hitung 91.45 = <
= 113,1, maka hipotesis H0 diterima, artinya kedua varians homogen.
4.2.3. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil perhitungan normalitas data dan homogenitas varians didapatkan bahwa data terdistribusi normal dan homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji analisis covarian (Anakova). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada siswa kelas eksperimen dan hasil belajar pada siswa kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 10 diperoleh bahwa = 4,04. Karena
>
= 4.88 dan
, maka hipotesis H 0 ditolak dan H a diterima, sehingga sesuai
dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran generatif dan hasil belajar yang menggunakan model pengajaran langsung. 4.3.
Pembahasan Pada awal telah dibahas bahwa tujuan penelitian ini untuk melihat apakah ada
perbedaan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran generatif dan kelas yang menggunakan model pengajaran langsung. Tahap awal peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data yakni tes hasil belajar siswa (dapat dilihat pada lampiran 2). Sebelum digunakan di kelas terlebih dahulu instrumen tersebut divalidasi yang tujuannya untuk mengetahui apakah instrumen ini layak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Validasi ini melalui beberapa tahap, yakni : melalui bimbingan dosen/guru ahli dan melalui pengujian soal. Validasi yang dilakukan melalui bimbingan dosen/guru ahli mencakup
penilaian : redaksi kalimat, keterbacaan mencerminkan muatan pembelajaran, dan aspek bahasa. Sedangkan validasi melalui pengujian soal dilakukan di kelas selain kelas uji. Hasil dari validasi bimbingan dosen ahli dari Jurusan Fisika Unifersitas Negeri Gorontalo dan guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri 2 Gorontalo menyatakan bahwa instrumen tersebut baik dan layak digunakan sebagai tes hasil belajar pada penelitian ini. Untuk membuktikan pernyataan dari validator tersebut, peneliti melakukan uji coba di kelas XII IPA 1 yang berjumlah 26 orang. Setelah peneliti melakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunak rumus r Product Moment (dapat dilihat pada lampiran 11 ) terbukti bahwa soal tersebut berstatus valid dengan koefisien reliabel sebesar r = 0,962688 Penelitian
ini
menggunakan
model
pembelajaran
generatif
dengan
teknik
pengambilan sampel dilakukan dngan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Dengan teknik tersebut didapatkan dua kelas sebagai sampel yakni kelas XII IPA 2 dan XII IPA 3, dengan kelas eksperimen adalah XII IPA 3 dan kelas kontrol adalah kelas XII IPA 2. Sebelum kedua kelas tersebut mendapatkan perlakuan terlebih dahulu peneliti memberikan pretest dengan tujuan untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Setelah itu, kedua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, dimana kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran generatif dan kelas kontrol deberi perlakuan dengan model pengajaran langsung. Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan peneliti memberikn postest yang tujuannya untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan perlakuan. Dari hasil pretest dan postest yang didapat, diperoleh kemajuan belajar yang disajikan pada gambar 11.
100 90 80 70 60 50
eksperimen
40
kontrol
30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Gambar 11. Presentase kemajuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol untuk tiap butir soal. Dari gambar 11 dapat diketahui bahawa untuk materi gelombang, karakteristik gelombang, jenis – jenis gelombang, dan gejala – gejala gelombang, siswa lebih memahami konsep tersebut menggunakan model pembelajaran generatif dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pengajaran langsung. Dari gambar tersebut untuk butir soal no 1 terlihat bahwa kemajuan belajarnya sebesar 15,7 untuk kelas eksperimen dan 57,8 untuk kelas kontrol. Untuk soal no 2 terlihat bahwa kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 64,33 dan kelas kontrol sebesar 46,83. Untuk soal no 3, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 79,1 dan untuk kelas kontrol sebesar 70,9. Pada soal no 4, kemajuan belajar unuk kelas eksperimen sebesar 65,625 dan untuk kelas kontrol sebesar 54,17. Pada soal no 5, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol masing – masing sebesar 74,43 dan 54,17. Untuk soal no 6, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 64,95 dan untuk kelas kontrol sebesar 57,82. Pada soal no 7, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 51,61 dan untuk kelas kontrol sebesar 56,23. Untuk soal no 8, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol masing – masing sebesar 61,8 dan 53,9. Pada soal no 9, kemajuan belajar untuk
kelas eksperimen sebesar 71,88 dan untuk kelas kontrol sebesar 61,45. Untuk no 10, kemajuan belajar pada kelas eksperimen sebesar 70,51 dan kelas kontrol sebesar 55,28. Pada soal no 11, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 72,81 dan untuk kelas kontrol sebesar 60,94. Selain itu, dilihat dari gambar 11 tersebut terlihat bahwa Aspek kognitif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda – beda. Pada kelas eksperimen yang lebih tinggi skornya adalah pada aspek kognitif tingkat Pemahaman atau C2 dengan skor rata – rata sebesar 71,03, sedangkan pada kelas kontrol yang lebih dominan adalah pada aspek kognif tingkat Pengetahuan atau C1 dengan skor rata – rata sebesar 52,32. Secara keseluruhan distribusi skor kemajuan hasil belajar dari kedua kelas menunjukkan bahwa skor rata – rata kemajuan belajar siswa pada kelas eksperimen lebih
Skor rata - rata kemajuan belajar siswa
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, seperti tampak pada gambar 12. 50 45
43,28 38,3438
40 35 30 25 20 15 10 eksperimen
kontrol Kelas Perlakuan
Gambar 12. Distribusi skor rata – rata kemajuan belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Dari gambar 12 terlihat bahwa rata – rata kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 43,28 dan pada kelas kontrol sebesar 38,3438. Dengan selisih skor rata – ratanya sebesar 4,9362. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen, proses pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran generatif ditambah dengan tampilan powerpoint dalam bentuk video. Pembelajaran seperti ini tentunya membuat siswa tertarik untuk belajar karena mereka jenuh dengan suasana kelas yang hanya menggunakan bahan ajar sebagai sumber belajar. Dengan pembelajaran generatif ini juga, siswa dapat merangsang otaknya untuk membangun suatu ide yang baru. Dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol yang pembelajarannya yang berlangsung di dalam kelas yang hanya menggunakan bahan ajar sebagai sumber belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka penggunaan model pembelajarn generatif memperoleh skor hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pengajaran langsung.