BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitan ini dilaksanakan di SMAN 3 Salatiga dengan populasi siswa kelas X dan sampel siswa kelas X4 sebagai kelompok eksperimen, siswa kelas X3 sebagai kelas kontrol. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap kegiatan baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol yaitu Pretes, perlakuan/treatment, dan postes. Pada tahap awal kelas eksperimen maupun kelas kontrol dikenai pretes. Pretes pada dasarnya digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan awal yang dimiliki oleh para siswa dikedua kelompok atau kelas tersebut. Pada tahap berikutnya kedua kelas diberi perlakuan berupa pembelajaran STAD untuk kelas eksperimen dan metode Ekspositori untuk kelas kontrol. Tahap selanjutnya kelompok eksperimen maupun kelas kontrol diberi postes. Postes diadakan guna untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melalui proses pembelajaran apakah dua pembelajaran antara STAD dan Ekspositori berpengaruh terhadap hasil belajar siswa atau tidak. Dari hasil nilai postes tersebut diadakan uji prasyarat ini meliputi uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat dan menguji apakah data yang digunakan dalam penelitian ini berditribusi normal atau tidak
75
sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi dari varian yang homogen atau tidak. Untuk selanjutnya dari hasil postes kedua kelompok kelas eksperimen yang dikenai pembelajaran kooperatif model STAD dan Ekspositori diadakan uji lanjut ini digunakan mengetahui apakah kedua metode tersebut memiliki perbedaan secara signifikan dengan menggunakan uji beda.
4.1.2. Uji Prasyarat analisis Pengujian persyaratan analisis varians pada penelitian ini meliputi pengujian normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dengan mengunakan metode Ryan-Joiner dihasilkan bahwa populasi dinyatakan berdistribusi normal pada sampel dalam tiap sel maupun sampel seluruhnya berdistribusi normal atau diterima. Ini berarti bahwa sampel-sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk Uji homogenitas dihasilkan bahwa populasi dinyatakan homogeny ini berarti bahwa sampel dari populasi yang homogen. Untuk hasil uji normalitas dan homogenitas akan disajikan dibawah ini: 4.1.2.1 Uji Normalitas Metode yang digunakan dalam uji normalitas dalam penelitian ini adalah metode Ryan-joiner. Uji normalitas dengan metode Ryan-joiner dengan taraf signifikasi 0,05 diperoleh hasil
76
mean = 7,256, Standar deviasi = 0,7091, nilai RJ = 0, 993, N = 68, dan P-Value = >0,1. Dengan angka ini maka menunjukkan nilai PValue > 0,05, maka disimpulkan bahwa data hasil belajar siswa baik yang menggunakan Pembelajaran kooperatif model STAD maupun metode Ekspositori berdistribusi normal.Uji normalitas dapat dilihat pada gambar IV.1 sebagai berikut: prestasi terhadap metode ekspositori dan STAD Normal
99,9
Mean StDev N RJ P-Value
99
Percent
95 90
7,256 0,7091 68 0,993 >0,100
80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0,1
5
6
7
8
9
10
prestasi
Gambar. IV.1. grafik normalitas nilai hasil belajar 4.1.2.2 Uji Homogenitas Uji Homogenitas diperoleh data F-test untuk test statistik = 0,54, dan p-value 0,084, Levene’s test untuk test statistik = 1,65, dan p-value = 0,204. Dengan angka tersebut menunjukkan bahwa nilai F-Test dan Lavene’s test >
maka disimpulkan bahwa data hasil
belajar siswa dengan mengunakan pembelajaran kooperatif model STAD maupun metode Ekspositori berdistribusi Homogen.
77
Uji homogenitas dapat dilihat pada gambar IV.2 dibawah ini: Prestasi terhadap metode ekspositori dan STAD F-Test Test Statistic P-Value
1
0,54 0,084
metode
Lev ene's Test Test Statistic P-Value
2
0,5
0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
1,1
1,65 0,204
1,2
metode
1
2
6,0
6,5
7,0
7,5 prestasi
8,0
8,5
9,0
9,5
Gambar.IV.2. Grafik homogenitas nilai hasil belajar
4.1.3. Analisis Data Kemampuan Siswa 4.1.3.1 Deskripsi Analisis Data Hipotesis 1 (satu) Untuk distribusi
dan histrogram hasil belajar kelas X4 diperoleh
adalah sebagai berikut: 4.1.3.1.1
Kemampuan awal kelas eksperimen X4 Berikut ini akan disajikan tabel distribusi dan gambar
histogram data hasil belajar siswa kemampuan awal kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD.
78
Tabel IV.4 distribusi frekuensi hasil belajar kemampuan awal kelas X4 No 1 2 3 4 5 6
Interval 29.5 - 35.5 35.6 – 41.6 41.7 – 47.7 47.8 - 53.8 53.9 – 59.9 60 – 66
F 2 6 12 2 2 10
FK 2 8 20 22 24 34
Nilai Tengah 32.5 38.6 44.7 50.8 56.9 63
Distribusi penyebaran skor pretes prestasi belajar siswa kelas
ekperimen
pada
mata
pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan digambarkan pada gambar berikut ini:
Histogram kemampuan awal X4 Normal
Mean StDev N
12
49.59 10.13 34
Frequency
10 8 6 4 2 0
33
39
45 51 57 kemampuan awal
63
Gambar IV.3 histogram kemampuan awal kelas X4 4.1.3.1.2
Kemampuan setelah proses pembelajaran X4
Berikut ini akan disajikan tabel distribusi dan gambar histogram data hasil belajar siswa sesudah proses pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD.
79
Table IV.5 distribusi frekuensi hasil belajar kemampuan setelah melalui proses pembelajaran kelas X4 No
Interval
F
FK
Nilai Tengah
1 2 3 4 5 6
59.5 – 65.5 65.6 – 71.7 71.7 – 77.7 77.8 – 83.8 83.9 – 89.8 90 – 96
8 4 13 5 3 1
8 12 25 30 33 34
62.5 68.5 74.7 80.8 86.85 138
Distribusi penyebaran skor postes prestasi belajar siswa kelas ekperimen
pada
mata
pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan
digambarkan pada gambar berikut ini: Histogram hasil belajar X4 Normal
14
Mean StDev N
12
73.94 8.154 34
Frequency
10 8 6 4 2 0
56
64
72 80 hasil belajar
88
Gambar IV.4 histogram hasil belajar kemampuan setelah melalui proses pembelajaran kelas X4 4.1.3.1.3 Data hasil belajar kelas X4 Berdasarkan hasil nilai test pretes dan postes belajar siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD akan disajikan pada tabel berikut:
80
Tabel IV. 6 Uji T Pretes-postes kelas eksperimen Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
df
Sig. (2tailed)
-24.323529 10.347656 1.774608 -27.933997 -20.713062 -13.706 33
.000
Mean
Std. Std. Error Deviation Mean
Lower Pair 1
Pretes Postes
t
Upper
Penghitungan dengan mengunakan program SPSS 16.0 untuk hasil pretes dan postes untuk kelas Eksperimen diperoleh mean 24.323, std deviasi diperoleh nilai 10.347, std error mean diperoleh nilai 1.774, dan untuk Ttabel diperoleh 1,692 dengan DK 33 pada taraf 5%. Kemudian penghitungan Tuji diperoleh -13.706 dengan DK=33 pada taraf 5%. Jadi berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti antara ke-dua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan awal dan setelah melalui proses pembelajaran untuk kelas eksperimen. Dari hasil penelitian ini untuk kelas eksperimen menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran kooperatif model STAD mengalami peningkatan yang signifikan. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan menerapkan metode baru siswa tidak merasa jenuh sehingga termotivasi dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran 81
dan bagi siswa yang malu dalam berpendapat melalui pembelajaran kooperatif model STAD mereka mulai mau mengeluarkan pendapat dan merasa berani mengeluarkan pendapar mereka di depan kelas, dan siswa terlatih dengan keterampilan sosial dan belajar bertanggung jawab dalam kelompok. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Haris Bhakti (2009) dalam tesisnya dengan judul Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model STAD ( Student Team Achievement Division ) Dan Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa SMP Negeri Di Kecamatan Ngawi yaitu pembelajaran yang menggunakan strategi STAD memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada strategi Jigsaw terhadap prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model STAD memiliki hasil prestasi belajar lebih tinggi dibanding dengan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Dengan demikian strategi pembelajaran kooperatif model STAD lebih efektif dari pada Strategi pembelajaran kooperatif
model
Jigsaw
untuk
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan pada Standar Kompetensi :memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan.
82
4.1.3.2 Deskripsi Analisis Data Hipotesis 2 (dua) Untuk distribusi
dan histrogram hasil belajar kelas X3 diperoleh
adalah sebagai berikut: 4.1.3.2.1
Kemampuan awal kelas X3 Berikut ini akan disajikan tabel distribusi dan gambar histogram data hasil belajar siswa kemampuan awal kelas kontrol dengan menggunakan metode Ekspositori. Tabel IV.7 distribusi frekuensi hasil belajar kemampuan awal kelas X3
No 1 2 3 4 5 6
Interval 29.5 - 35.5 35.6 – 41.6 41.7 – 47.7 47.8 - 53.8 53.9 – 59.9 60 - 66
F 3 1 12 10 8
FK 3 4 16 26 26 34
Nilai Tengah 32.5 38.6 44.7 50.8 56.9 63
Distribusi penyebaran skor pretes prestasi belajar siswa kelas kontrol
pada
mata
pelajaran
pendidikan
digambarkan pada gambar berikut ini:
83
kewarganegaraan
Histogram kemampuan awal X3 Normal
Mean StDev N
12
49.76 8.958 34
Frequency
10 8 6 4 2 0
33
39
45
51 awal 3
57
63
Gambar IV.5 histogram kemampuan awal kelas X3 4.1.3.2.2 Kemampuan setelah melalui proses pembelajaran X3 Berikut ini akan disajikan tabel distribusi dan gambar histogram data hasil belajar siswa sesudah proses pembelajaran kelas kontrol dengan menggunakan metode Ekspositori. Table IV.8 distribusi frekuensi hasil belajar kemampuan setelah melalui proses pembelajaran kelas X3 No 1 2 3 4 5 6
Interval 57.5 – 62.5 62.6 – 67.6 67.7 – 72.7 72.8 – 77.8 77.9 – 77.8 83 – 88
F 1 3 13 10 5 2
FK 1 4 17 27 32 34
Nilai Tengah 60 65.1 70.2 75.3 80.4 85.5
Distribusi penyebaran skor postes prestasi belajar siswa kelas kontrol
pada
mata
pelajaran
pendidikan
digambarkan pada gambar berikut ini:
84
kewarganegaraan
Histogram hasil belajar X3 Normal
14
Mean StDev N
12
73.09 5.643 34
Frequency
10 8 6 4 2 0
60
65
70 75 hasil belajar
80
85
Gambar IV.6 histogram hasil belajar kemampuan setelah melalui proses pembelajaran kelas X3 4.1.3.2.3 Data hasil belajar kelas X3 Berdasarkan hasil nilai test atau postes belajar siswa pada kelas kontrol dengan menggunakan metode Ekspositori akan disajikan pada tabel berikut: Tabel IV. 9 Uji T pretes postes kelas kontrol Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Std. Error Deviation Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Pair 1
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
Pretes Postes -23.147059 10.943747 1.876837 -26.965513 -19.328605 -12.333 33
.000
Berdasarkan tabel diatas penghitungan dengan mengunakan program SPSS 16.0 untuk hasil pretes dan postes untuk kelas kontrol diperoleh mean -23.147, std deviasi diperoleh nilai 10.943, std error mean diperoleh nilai 1.876, dan untuk Ttabel diperoleh
85
1,692 dengan DK 33 pada taraf 5%. Kemudian penghitungan Tuji diperoleh -12.333 dengan DK=33 pada taraf 5%. Jadi berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti antara ke-dua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan awal dan setelah melalui proses pembelajaran untuk kelas kontrol. ini berarti kemampuan
siswa
sebelum
dan
sesudah
melalui
proses
pembelajaran pada metode ekspositori mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Jika dilihat dari hasil pretes siswa banyak yang mendapat nilai dibawah rata-rata yaitu dibawah nilai 60. Akan tetapi setelah melalui proses pembelajaran siswa yang semula mendapat nilai rendah meningkat ini dapat dilihat dari nilai hasil postes siswa banyak yang mendapatkan nilai diatas 60 dan hanya satu siswa yang mendapatkan nilai dibawah 60 yaitu 59. Metode Ekspositori jika dalam teori memang cukup efektif dan dari hasil analisi hipotesis mengalami peningkatan yang cukup signifikan akan tetapi dalam pelaksanaanya masih mengalami kendala-kendala baik dari pihak guru maupun siswa. Dari pihak guru saat penelitian harus melayani 34 siswa yang memiliki perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar jadi guru kesulitan dalam melayani siswa.
Karena
dalam
penyampaian
pembelajaran
dengan
mengunakan ceramah dapat menimbulkan sikap individualis bagi
86
siswa dan mereka sulit bersosialisasi. Sedangkan dalam proses pembelajaran dikelas siswa bersikap pasif dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran dikelas, akan tetapi mereka lebih asik ngobrol maupun tidur di kelas bukan untuk mendengarkan ceramah dari guru. 4.1.3.3 Deskripsi Analisis Data Hipotesis 3 (tiga) Dari analisis data (uji hipotesis) setelah melalui proses pembelajaran antara kelas eksperiemen yang dikenai pembelajaran kooperatif model STAD dan metode Ekspositori menghasilkan nilai sebagai berikut: Tabel IV. 11 data kemampuan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah melalui proses pembelajaran. Nama
N
Mean
Standar deviasi
Minimum
Maksimal
Awal Kelas X3
34
7.206
0.598
5.800
8.400
Awal kelas X4
34
7.306
0.811
6.000
9.400
Berdasarkan tabel tersebut, dari 34 siswa kelas eksperimen ratarata kemampuan setelah melalui proses pembelajaran mencapai 7.206, dari 34 siswa kelas kontrol rata-rata proses pembelajaran mencapai 7.306. Kemampuan siswa setelah melalui proses pembelajaran nilai tertinggi untuk kelompok eksperimen mencapai 9.4, dan kelompok kontrol mencapai 8.4. Standar Deviasi kelompok eksperimen adalah 0.811, dan kelompok kontrol adalah 0.598. Dalam analisis data ini untuk menguji kebenaran dengan menggunakan program SPSS 16 hasil
87
perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran yang terangkum dalam tabel berikut : Tabel IV. 12 Hasil perbandingan nilai rata-rata dua variabel bebas kelas eksperimen dan kelas kontrol Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
T
Df
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Eksperi men
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.017
.897 -1.487
Upper
32
.147
-6.33333
4.25954 -15.00973 2.34306
-1.533 3.919
.201
-6.33333
4.13114 -17.89786 5.23120
Jadi berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti antara ke-dua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan awal dan setelah melalui proses pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat dicermati melalui hasil uji hipotesis. H1 diterima diartikan ada perbedaan antara kedua pihak dari dua jenis pembelajaran tersebut. Jika dilihat dari hipotesis satu Pembelajaran kooperatif model STAD menghasilkan peningkatan secara signifikan yaitu dapat dilihat dari hasil uji hipotesis diperoleh mean -24.323, std deviasi diperoleh nilai 10.347, dan Tuji diperoleh -13.706 begitupun dari hasil hipotesis dua pembelajaran ekspositori sama-sama menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan yaitu diperoleh mean -23.147, std deviasi
88
diperoleh nilai 10.943, dan Tuji diperoleh -12.333. Akan tetapi jika dicermati dari hipotesis tiga setelah melalui uji hipotesis antara model STAD dan metode ekspositori ada perbedaan secara signifikan yaitu diperoleh untuk Ttabel 1,693 dengan DK 32 pada taraf 5%. Penghitungan Tuji diperoleh -1.487 dengan DK=32 pada taraf 5%.. Hal ini disebabkan pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang didesain agar siswa lebih intensif untuk saling membantu satu sama lain dan mendorong untuk melakukan usaha yang lebih maksimal (Slavin, 2009), misalkan dikelas eksperimen pada saat diskusi kelas siswa bersama-sama menyelesaikan tugas dari guru dan memecahkan persoalan-persoalan secara bersama-sama. Untuk siswa yang dianggap paling mampu dalam kelompoknya dapat membantu siswa lainnya yang kurang mampu dan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Metode Ekspositori cara penyampaianya hampir sama dengan metode ceramah akan tetapi pada metode ini dominan guru sedikit dikurangi. Secara teori metode ekspositori memang cukup efektif akan tetapi jika dilihat dari hasil uji hipotesis 3 pembelajaran kooperatif model STAD menghasilkan nilai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan metode Ekspositori. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya kendala-kendala yang dihadapi oleh guru pada saat pelajaran di kelas berlangsung, misalkan pada saat guru memberikan pertanyaan dikelas hanya beberapa siswa saja yang aktif menjawab pertanyaan yaitu dari 34 siswa hanya 10 siswa yang aktif dalam pelajaran dikelas, dan pada saat guru
89
menyampaikan pelajaran dikelas banyak siswa yang asik sendiri seperti bermain dengan HP, bersolek dan ngobrol dengan teman sebangkunya bahkan ada yang tidur pada saat pelajaran berlangsung. Penelitian yang dilakukan oleh penulis selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan. Hesti Setianingsih (2007) dalam skripsinya dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII Semester 2 Smp Negeri 1 Slawi Tahun Pelajaran 2006/2007 diperoleh
kesimpulan
yaitu
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD lebih efektif daripada pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Ekspositori pokok bahasan segiempat. Dan penelitian yang dilakukan oleh Retno Listiyani (2010) Dalam skripsinya dengan judul Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Kemampuan Numerik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA N I Banguntapan Pada Materi Pokok Turunan Fungsi Komposisi Dengan Aturan Rantai, diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar matematika anatara siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif model STAD lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan mengunakan metode ekspositori.
90
Jadi berdasarkan hasil uji hipotesis 3 dan hasil relevan tersebut, kelompok yang mendapatkan pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement
Division (STAD) lebih memungkinkan siswa
untuk mencapai nilai hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan metode Ekspositori.
91