BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Angket 1. Uji Validitas Tes Angket Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan dalam bentuk validitas konstruksi dan validitas isi. Data yang digunakan dalam pengujian validitas adalah data hasil uji coba. Untuk pengujian Validitas tes angket digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
rxy
N x
N xy x y 2
x
2
N y
2
y
2
Dengan menggunakan taraf nyata α = 0,05 dan N = 21 dengan kriteria interval kepercayaan 95% maka diperoleh harga rdaftar = r(α)(n) = 0,433 Dengan membandingkan harga rdaftar dan rhitung setiap item soal yang ada (pada lampiran 2) diperoleh bahwa rdaftar < rhitung. Seperti telah dikemukakan pada bab III bahwa apabila rdaftar < rhitung maka butir instrumen dinyatakan valid. Dari data uji coba berjumlah 30 butir soal ternyata 28 butir soal dengan skor total diatas rdaftar= 0,433 dan 2 butir soal dibawah rdaftar = 0,433 atau 28 butir soal yang valid dan 2 butir soal yang tidak valid (drop). Koefisien validasi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
60
Tabel 4.1 Koefisien Validasi dan Status Validasi
item Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
koefisien validasi r (pearson) r (tabel) 0.433 0.63539 0.433 0.68325 0.433 0.48802 0.433 0.48014 0.433 0.45664 0.433 0.68095 0.433 0.54289 0.433 0.45894 0.433 0.50962 0.433 0.53080 0.433 0.43806 0.433 0.53720 0.433 0.51693 0.433 0.76408 0.433 0.49507 0.433 0.57915 0.433 0.72438 0.433 0.64150 0.433 0.62727 0.433 0.77836 0.433 0.57679 0.433 0.62435 0.433 0.49658 0.433 0.25140 0.433 0.12488 0.433 0.43749 0.433 0.56841 0.433 0.45118 0.433 0.45313 0.433 0.44738
Status Validasi VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID DROP DROP VALID VALID VALID VALID VALID
2. Uji Reliabilitas Tes Untuk Pengujian reliabilitas tes yaitu dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan langkah-langkah sebagai berikut :
61
a. Menentukan varians tiap item soal dengan menggunakan rumus:
2 b
X
X
2 2
2
N
N Hasil perhitungan varians terdapat pada (lampiran 3) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Varians Tiap Item Soal No item
t2
1
Varians
2.0000 1.8685 1.4603 0.9660 1.7415 1.0385 0.8481 1.7732 1.0385 1.9637 2.1542 1.2971 1.3469 1.7415 1.7732 1.0612 1.5828 1.1882 1.6735 1.3923 0.9025 1.6644 1.1565 1.3923
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
62
25 26 27 28
1.5692 1.5692 1.1565 0.3946
b. Menghitung Varians Total Dari hasil perhitungan pada (lampiran 3) diperoleh varians total yaitu αt2 = 399,324 c. Menghitung Reliabilitas Tes Angket Dari hasil perhitungan pada (lampiran 3) diperoleh reliabilitas tes r11 = 0,9339. Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien reliabilitas pada bab III, terlihat bahwa r11 = 0,9339 berada pada koefisien reliabilitas sangat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes reliabel dapat digunakan sebagai pengumpulan data pada penelitian ini.
4.1.2
Data Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data motivasi belajar matematika siswa. Data ini dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (𝑋), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (ST), disajikan pada tabel 4.1 dan hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 8. Secara umum data motivasi belajar matematika siswa dapat disajikan pada tabel berikut ini.
63
Tabel 4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian Data/ Sumber
N
19 Eksperimen 20 Kela Kontrol
Skor Min
Skor Max
Mean (𝑿)
Modus (Mo)
Median (Me)
St.Dev (St)
Varians (S2)
86
118
100,42
102,61
101
8,86
78,499
74
100
87,75
91
92,5
7,29
53,144
Selengkapnya uraian pengolahan data motivasi belajar matematika siswa dapat disajikan sebagai berikut:
4.1.3
Hasil Uji Normalitas Langkah awal penghitungan yaitu menghitung nilai rata-rata, simpangan baku dan variansi menggunakan data mentah, data dan cara penghitungan dapat dilihat dalam lampiran 8. Ketiga hasil penghitungan dari data penelitian disajikan dalam Tabel 4.4 Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata, Simpangan Baku, dan Variansi Motivasi Belajar Matematika Siswa di SMKN 1 Suwawa Kab. Bone Bolango No 1 2
Motivasi Belajar Matematika Kelas Eksperimen (X1) Kelas Kontrol (X2)
Keterangan :
X = nilai rata-rata S2 = Variansi S = Simpangan baku
64
𝑿
S
S2
100,42
8,86
90,5906
87,75
7,29
55,8947
Setelah diketahui nilai rata-rata dan simpangan baku dari masingmasing variabel perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 8, selanjutnya penulis menganalisi distribusi data dengan menggunakan pendekatan uji Liliefors. Dalam pengujian normalitas, penulis menggunakan taraf nyata yaitu pada taraf 0.05. perhitungan dapat dilihat pada lampiran 9. Hasil penghitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas data Motivasi Belajar Matematika Siswa SMKN 1 Suwawa Kab Bone Bolango
No 1 2
Motivasi Belajar Matematika Kelas Eksperimen (X1) Kelas Kontrol (X2)
L0
Ltabel
0,1304
0,198674
0,0599
01936435
Keterangan
Normal
Berdasarkan hasil pengujian data, dapat dilihat bahwa untuk X1 dan X2 didapat L0 < Ltabel dengan taraf nyata 0.05 yang berarti data tersebut berdistribusi normal.
4.1.4 Uji Homogenitas Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji homogenitas dua varians. Dari hasil pengujian ini akan diketahui apakah kedua kelompok sampel tersebut homogen atau tidak homogen dan untuk perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan, disajiakan dalam Tabel 4.6.
65
Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Kecerdasan Motivasi Belajar MatematikaSiswa SMKN 1 Suwawa Kab Bone Bolango No 1 2
Motivasi Belajar Matematika Kelas Eksperimen (X1) Kelas Kontrol (X2)
s2
Fhitung
Ftabel
Hasil Uji
1,620737
2,17
Homogen
90,5906 55,8947
Kriteria pengujian homogenitas kelompok sampel tersebut adalah hipotesis (Ho) jika Fhitung < Fα (n1-1,n2-1), dengan taraf kepercayaan 0.95 dan nilai Ftabel = 2.17 Hasil pengujian dua varians pada Tabel 4.4 diketahui bahwa Fhitung dari masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 1.620737 < Ftabel 2.17. Dengan demikian, maka hasil pengujian tersebut diketahui bahwa kelas yang menggunakan soal Open Ended dan kelas yang menggunakan soal close ended adalah dari populasi yang homogen.
4.1.5 Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Satu Pihak)
Hasil pengujian kesamaan dua rata-rata motivasi belajar siswa disajikan pada Tabel 4.7.
66
Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Pengujian Kesamaan Dua Rata-Rata Motivasi Belajar Siswa yang Diajarakan Menggunakan Soal Open Ended Dan siswa yang Diajarkan Menggunakan Soal Close Ended.
No 1 2
Motivasi Belajar Matematika Kelas Eksperimen (X1) Kelas Kontrol (X2)
t hitung
t tabel
Uji Hipotesis
4,179054
2,007
Ditolak
Nilai t tabel pada taraf kepercayaan 0.95 dan derajat kebebasan dk = 19 + 20 – 2 = 37 diperoleh t tabel = 2,007. Oleh karena t hitung (4,179054) > t tabel (2,007) maka hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti hipotesis penelitian (H1 ) diterima. Dengan demikian H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan Soal Open Ended lebih tinggi dibandingkan dengan ratarata motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan close ended. 4.2 Pembahasan Penelitian ini bertolak dari upaya untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa pada mata pelajaran matematika melalui soal Open Ended. Soal Open-ended artinya bentuk soal yang penyelesaiannya terbuka dengan bermacam versi. artinya bisa dengan cara a, b, atau c tergantung tingkat kemampuan siswa. hal ini tentu membuat semua siswa dapat menikmati pelajaran tanpa harus memaksakan satu macam penyelesaian saja. Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya yakni bab 1, bahwa masalah
67
dalam penelitian ini, yaitu apakah pengembangan keterampilan berpikir divergen pada soal open-ended akan mempengaruhi motivasi belajar matematika siswa. Sehingganya tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dan mengetahui pengaruh pengembangan keterampilan berpikir divergen pada soal Open Ended terhadap motivasi belajar matematika siswa. apakah rata-rata motivasi belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan soal open ended lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata motivasi belajar matematika siswa yang diajarkan menggunakan soal biasa atau close ended. Sebelum mempersiapkan
melakukan
pengumpulan
data
terlebih
dahulu
instrument yang digunakan sebagai alat pengumpul data,
instrumen yang sudah ada terlebih dahulu di validasi isi dan validasi konstrak oleh para ahli. Selain instrumen ini divalidasi oleh para pakar, instrument ini juga diuji cobakan terlebih dahulu dikelas selain kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal dan reliabilitas butir soal pada lampiran 2 dan lampiran 3, diperoleh bahwa terdapat 2 butir soal pada intrumen angket yang tidak valid sehingga tidak digunakan dan 28 butir soal yang valid sehingga baik digunakan untuk instrument penelitian. Berdasarkan analisis inferensial diperoleh bahwa ada perbedaan motivasi belajar matematika siswa yang diajar menggunakan soal Open Ended dengan motivasi belajar matematika siswa yang diajar menggunakan soal close ended, yakni motivasi belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan soal Open Ended lebih tinggi dari motivasi belajar matematika
68
siswa yang diajarkan dengan menggunakan soal close ended. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik uji parametrik uji t (uji kesamaan dua rata-rata)
dengan
𝛼 = 0,05,
𝑑𝑘 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2;𝑑𝑘 = 37
dan
kriteria
pengujian terima Ho jika 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dalam hal yang lain Ho ditolak, dari hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian memberikan hasil bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, hal ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar matematika siswa pada kelas ekperimen lebih baik dari motivasi belajar matematika siswa kelas kontrol atau pembelajaran dengan menggunakan soal Open Ended lebih efektif meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dari pada pembelajaran dengan menggunakan soal close Ended. Pernyataan diatas mengindikasikan bahwa pembelajaran menggunakan soal Open Ended mampu meningkatkan kemampuan berpikir divergen siswa yang menyatakan bahwa penyelesaian soal matematika tidak hanya terfokus pada satu jawaban saja akan tetapi memiliki penyelesaian yang bermacam versi, terbukti bahwa motivasi belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran menggunakan soal Open Ended lebih tinggi dari model pembelajaran menggunakan soal close Ended. Namun, harus diakui bahwa dalam penelitian ini ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pembelajaran, diantaranya adalah diawal penerapan bentuk soal open ended guru terkesan kerepotan dalam menyiapkan lingkungan pembelajaran yang tepat karena siswa belum terbiasa dalam mengerjakan soal-soal yang mempunyai alternatif jawaban yang bervariasi sehingga belum ada komunikasi yang baik antar siswa dan guru. Kendala
69
lainnya yaitu keadaan dimana siswa belum terbiasa menyelesaikan LKS tanpa contoh sehingga ada beberapa siswa yang cenderung putus asa jika tidak memperoleh solusi masalah yang diberikan. Selain itu penyelesaian masalah yang diberikan membutuhkan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya sehingga ada beberapa siswa yang memiliki keterbatasan dalam mengingat pelajaran sebelumnya harus membutuhkan banyak waktu. Untuk mengantisipsi hal ini langkah yang dilakukan guru yaitu mengelompokkan siswa secara heterogen, sehingga jika ada siswa yang belum mengerti
maka
siswa
lain
dalam
kelompoknya
dapat
membantu
menjelaskannya. Selain itu guru senantiasa memimbing diskusi dalam kelompok.
70