106
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan diantara variabel-variabel penelitian. Sesuai dengan teknik analisis data dan masalah penelitian, maka pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara kuantitatif, untuk itu pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasannya: meliputi deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Dalam bab ini akan dideskripsikan hasil-hasil penelitian yang disesuaikan dengan rumusan pokok masalah penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan antara pengaruh penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial dibanding dengan pembelajaran ekspository yang biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Swasta Kota Pekanbaru. Adapun penyajian data dan pembahasan akan disesuaikan dengan pertanyaan penelitian yang merupakan penjabaran dari pokok masalah di atas yang meliputi: 1.
Apakah terdapat perbedaan signifikan hasil belajar belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen sebelum diberikan treatment?
2.
Apakah terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran geografi berbasis komputer dengan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran ekspository?
106
107
3. Bagaimana respon siswa mengenai pembelajaran berbasis komputer model tutorial di Madrasah Aliyah Swasta Kota Pekanbaru? 4. Bagaimana respon guru mengenai pembelajaran berbasis komputer model tutorial di Madrasah Aliyah Swasta Kota Pekanbaru? Data penelitian disajikan dalam bentuk data statistik serta uraian deskriptif, sedangkan pembahasan hasil penelitian disajikan dalam bentuk uraian sesuai dengan data penelitian yang dihasilkan. Dalam pembahasan, analisis dilakukan dengan uji statistik dan kemudian hasilnya dikaji berdasarkan berbagai teori dan hasil penelitian lain yang berkaitan dengan hal-hal yang menjadi masalah penelitian.
A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua Madrasah Aliyah Swasta di kota Pekanbaru yaitu Madrasah Aliyah Diniyah Pekanbaru dan Madrasah Aliyah Masmur yang terdiri dari 1 (satu) kelas dari masing-masing sekolah.
1. Madrasah Aliyah Diniyah Madrasah Aliyah Diniyah berlokasi di Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 100 B Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Sukajadi Pekanbaru. Jarak madrasah ini dari pusat kecamatan adalah 1 Km, sedangkan jarak dari pusat kota lebih kurang 1 Km dan terletak dekat lintasan kota. Madrasah ini berdiri tahun 1983. Bangunan yang dimiliki Madrasah Aliyah Diniyah saat ini berupa: 5 kelas ruang belajar, 1
108
ruang LAB Komputer, 1 ruang LAB Bahasa, 1 ruang LAB IPA, 1 unit perpustakaan, dan asrama berlantai 2. Kondisi guru yang mengajar di Madrasah Aliyah Diniyah saat ini berjumlah 21 orang, dengan rincian 2 orang guru PNS (Pegawai Negeri Sipil), 19 orang guru honor. Madrasah Aliyah Diniyah memiliki karyawan sebanyak 4 orang. Kegiatan Belajar Mengajar di Madrasah Aliyah Diniyah dilaksanakan pada hari senin– sabtu, dimulai pada pukul 07.15 sampai pukul 15.00. Tahun pelajaran 2010/2011 memiliki jumlah siswa secara keseluruhan 82 orang.
2. Madrasah Aliyah Masmur Madrasah Aliyah Masmur berlokasi di Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 96 Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Sukajadi Pekanbaru. Jarak madrasah ini dari pusat kecamatan adalah 1,02 Km, sedangkan jarak dari pusat kota lebih kurang 1 Km dan terletak dekat lintasan kota. Madrasah ini berdiri tahun 1982. Bangunan yang dimiliki Madrasah Aliyah Masmur saat ini berupa: 7 kelas ruang belajar dengan gedung tiga lantai, 1 ruang LAB Komputer, 1 ruang IPA, dan satu unit perpustakaan. Kondisi guru yang mengajar di Madrasah Aliyah Masmur saat ini berjumlah 24 orang, dengan rincian 4 orang guru PNS (Pegawai Negeri Sipil), 20 orang guru honor. Madrasah Aliyah Diniyah memiliki karyawan sebanyak 5 orang. Kegiatan Belajar Mengajar di Madrasah Aliyah Masmur dilaksanakan pada hari senin – sabtu, dimulai pada pukul 07.20 sampai pukul 12.50. Tahun pelajaran 2010/2011 memiliki jumlah siswa secara keseluruhan 140 orang.
109
B. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian ini meliputi pelaksanaan eksperimen, hasil belajar siswa, respon siswa dan respon guru terhadap pembelajaran geografi berbasis komputer. Berikut deskripsi terhadap data-data tersebut.
1. Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak awal Mei hingga awal bulan Juni 2011 dengan terlebih dahulu melakukan uji validitas instrumen. Tahap berikutnya kegiatan penelitian diawali dari persiapan penelitian yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran berbasis komputer ini merupakan hasil kolaborasi antara peneliti program dengan guru mata pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah yang digunakan sebagai tempat penelitian. Karena dalam pembelajaran berbasis komputer yang dilakukan belum ada software program pembelajarannya, maka proses perencanaan dilakukan dalam dua tahapan, yaitu: pertama, membuat administrasi umum perencanaan pembelajaran yang berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); kedua, menjabarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ke dalam proses produksi program pembelajaran berbasis komputer biasa disebut dengan Garis Besar Perencanaan Program Pembelajaran Berbasis Komputer. Administrasi umum yang berupa pembuatan Silabus dilakukan dengan menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada dalam Permen nomor 22 tahun 2006 dan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan dengan mengacu pada silabus yang dibuat, sedangkan penjabaran
110
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ke dalam proses produksi program Pembelajaran Berbasis Komputer dilakukan dengan enam langkah, yaitu: (1) membuat Garis Besar Perencanaan Program Pembelajaran Berbasis Komputer; (2) membuat ; Storyboard Pembelajaran Berbasis Komputer, yaitu berisi tentang visual dan audio; (3) membuat flowchart atau diagram alur yang menggambarkan jalannya program Pembelajaran Berbasis Komputer secara keseluruhan. Perencanaan pembelajaran tersebut dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengacu kepada kurikulum yang berlaku; pembuatan software
(4)
program yang akan digunakan dengan mengikuti alur
Storyboard dan flowchart yang telah dirancang. Hasil akhir dari tahapan ini adalah sebuah software program pembelajaran berbasis komputer model tutorial yang nantinya akan dimasukkan ke dalam CD interaktif model tutorial; (5) Expert judgment (penilaian ahli) terhadap program yang telah dibuat. Expert judgment ini terdiri dari sepuluh item aspek dinilai, yaitu: sistematika, relevansi produk dengan rencana, relevansi produk dengan tujuan, relevansi produk dengan materi, visualisasi, animasi, image, originalitas, daya tarik dan aspek praktis. Expert Judgment ini dilakukan oleh satu orang ahli media. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui layak dan tidaknya penerapan software program yang dibuat, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak selalu ada hambatan yang berarti pada software program yang dibuat. Dari hasil expert judgment satu orang ahli media dinyatakan bahwa software program yang dibuat sudah layak digunakan untuk proses pembelajaran. Adapun hasil keseluruhan dari expert judgment dapat dilihat pada lampiran (6) perbaikan program sesuai saran dari ahli yang
111
disampaikan dalam expert judgment. Setelah keenam tahap ini dilakukan, maka software program pembelajaran berbasis komputer model tutorial yang dibuat siap untuk diujicobakan. Langkah berikutnya adalah pengembangan dan penyusunan instrumen, yaitu; (1) penyusunan persiapan dan strategi (silabus dan RPP); (2) Ujicoba dan validasi instrument evaluasi (tes) yang digunakan sebagai instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa (3) pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer model tutorial yang diimplementasikan pada kelas eksperimen dan pembelajaran ekspository yang biasa dilakukan guru pada kelas kontrol; (4) evaluasi untuk mengukur penerapan media pembelajaran berbasis komputer model tutorial yang diteliti dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran Geografi dilakukan melalui dua tahapan yaitu pretest dan posttest. Penerapan pembelajaran merupakan aktualisasi dari perencanaan pembelajaran yang menggambarkan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan model tutorial sangat ditentukan oleh kemampuan siswa dalam mengoperasikan komputer dan menganalisis soal yang tersedia yang telah disajikan pada program komputer. Data hasil belajar antara pembelajaran yang menggunakan pembelajaran berbasis komputer model tutorial dengan pembelajaran ekspository yang dilakukan oleh guru pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Swasta Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut:
112
a. Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial Pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer model tutorial dilakukan pada Madrasah Aliyah Swasta di Kota Pekanbaru yaitu Madrasah Aliyah Diniyah yang terdiri dari 1 (satu) kelas, sebagai kelas eksperimen. Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan pada pokok bahasan tentang Perairan darat yang meliputi materi tentang pengertian hidrosfer, siklus hidrologi, unsur-unsur utama siklus hidrologi, Perairan darat yang terdapat di bawah tanah (air tanah), Perairan darat yang terdapat di permukaan bumi. Sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan persiapan yang harus dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis komputer
model
tutorial
ini
adalah
perangkat
pembelajaran,
program
pembelajaran yang sudah dikemas dalam bentuk CD, perangkat komputer yang memenuhi standar dan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengakses program pembelajaran berbasis komputer model tutorial, keseimbangan antara jumlah komputer yang tersedia dengan jumlah siswa serta pengaturan tempat duduk apabila komputer yang tersedia tidak mencukupi. Implementasi pembelajaran berbasis komputer model tutorial dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan, inti dan penutup. Tahap pendahuluan merupakan tahap pengkondisian siswa untuk belajar yang diawali dengan memberikan salam untuk membuka pembelajaran, apersepsi (menanyakan materi sebelumnya, memotivasi siswa, dan pemberian pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
113
Selanjutnya pada tahap inti, guru mempersiapkan siswa untuk menghadapi komputer,
memfasilitasi
siswa
belajar
dengan
menggunakan
software
pembelajaran mandiri. Tahap inti adalah interaksi siswa dengan materi yang disajikan dengan program pembelajaran berbasis komputer secara interaktif. Siswa bebas menentukan cara belajarnya sendiri dan berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk memahami materi yang tersaji, dan menyelesaikan evaluasi yang berhubungan dengan materi. Pada tahapan inti ini, penerapan pembelajaran berbasis komputer dimulai dengan mengklik program pembelajaran perairan darat yang sebelumnya telah dimasukkan di dalam komputer yang akan dipakai. Setelah masuk ke dalam pembelajaran, siswa akan mengikuti langkah-langkah sebagaimana dalam program tutorial yaitu: (a) pengenalan, (b) penyajian informasi, (c) pertanyaan dan respon jawaban, (d) penilaian respon, (e) pemberian feedback atas respon yang diajukan, (f) pembetulan, (g) segmen pengaturan pembelajaran, dan (h) penutup. Tahap pengenalan (introduction) dalam pembelajaran berbasis komputer model tutorial adalah: (1) Penampilan judul program (title page) yaitu halaman judul yang dapat menarik perhatian siswa. Judul program merupakan bagian terpenting untuk memberikan informasi awal pada siswa tentang apa yang akan dipelajari
dalam
pembelajaran
berbasis
komputer
model
tutorial;
(2)
menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan (presentation of objective), meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator; (3) menampilkan petunjuk pengguna (direction), pembelajaran berbasis
114
komputer merupakan pembelajaran individual, oleh karena itu penggunaan petunjuk yang berisi informasi tentang cara penggunaan program sangat diperlukan, sehingga siswa mampu mengoperasikan program pembelajaran berbasis komputer dengan baik dan benar; (4) menampilkan stimulasi pengetahuan, hal ini dilakukan sebagai bahan apersepsi yaitu penjelasan singkat materi yang akan disampaikan; (5) menampilkan inisial kontrol, yaitu berupa button pilihan untuk siswa dalam menggunakan program. Tahap selanjutnya adalah penyajian informasi (presentation of information) meliputi: (1) mode atau bentuk penyajian berupa teks, gambar, foto, video, dan sebagainya; (2) panjang teks penyajian (length of text presentation), (3) grafik dan animasi. Program tutorial mampu menyajikan grafik dan animasi, sehingga program menarik perhatian siswa dan mudah dipahami siswa; (4) penggunaan warna; (5) penggunaan prompt, yaitu adanya acuan yang digunakan untuk memandu, kemana dan bagaiman program ini dilakukan. Tahap selanjutnya adalah menampilkan pertanyaan dan respon jawaban. Adanya pertanyaan dan respon jawaban dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari. Pertanyaan ini diberikan setiap akhir pembahasan tiap materi dalam pembelajaran dengan bentuk essay test. Tahap selanjutnya adalah penilaian terhadap respon atau jawaban siswa, yaitu proses pengambilan keputusan terhadap jawaban/respon siswa untuk memberikan umpan balik (feedback), dimana tujuan penilaian ini adalah untuk
115
membuat keputusan apakah proses pembelajaran dapat dilakukan ke tahap/ materi berikutnya, yaitu dilanjutkan atau harus mengulang kembali. Tahap selanjutnya adalah pemberian balikan terhadap respon siswa, yaitu sebagai reaksi terhadap respon siswa. Feedback berupa pesan dalam bentuk teks. Fungsi feedback
ini adalah untuk menginformasikan apakah respon yang
diberikan siswa tepat atau tidak. Tahap selanjutnya adalah pembenaran , yaitu penyajian kembali materi yang belum dipahami siswa. Prosedur pembenaran biasanya berupa pengulangan materi yang telah dipelajari siswa, sehingga diharapkan kedua kalinya dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Tahap berikutnya adalah segmen pengaturan pengajaran. Model tutorial pada dasarnya mengikuti pola pembelajaran berprogram tipe branching. Percabangan dilakukan pilihan materi-1 soal-1, materi-2-soal-2 dan secara keseluruhan kemudian diakhir materi pembelajaran diberikan sepuluh (20) soal latihan, semua itu dapat dilihat pada flowchart yang telah dirancang sebelumnya. Setelah semua soal selesai dikerjakan siswa program merespon jawaban siswa secara keseluruhan, dan pada layar ditampilkan detail setiap jawaban benar/salah jawaban siswa dengan disertai penguatan. Apabila Skor siswa < 80 % (16 soal), diharuskan untuk mengulang evaluasi atau kembali kemateri disertai penguatan berupa teks tertulis : “Sayang sekali, kamu belum memenuhi skor minimal”. Harap mengulangi evaluasi atau kembali kemateri. Selanjutnya apabila
Skor
siswa > 80 % (16 soal), diikuti penguatan berupa teks tertulis : “Selamat, kamu lulus”, Sampai jumpa di multimedia tutorial lainnya.
116
Tahap terakhir adalah penutup, yang menampilkan identitas pengembang program CBI, kemudian guru melanjutkan proses tanya jawab dan membuat kesimpulan pembelajaran hari bersama-sama dengan siswa. Pada akhir pembelajaran dilakukan posttest
yang diambil dari soal-soal Pretest
untuk
mengetahui pengaruh pelaksanaan pembelajaran.
b. Pembelajaran Ekspository yang Biasa Dilakukan oleh Guru Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan pada Madrasah Aliyah Swasta kota Pekanbaru yaitu Madrasah Aliyah Masmur yang terdiri dari 1 (satu) kelas. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah dengan media gambar pada buku cetak. Sebelum masuk ke dalam pembelajaran, siswa terlebih dahulu melakukan Pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan posttest
pada akhir pembelajaran dilakukan
yang diambil dari soal-soal pretest
untuk mengetahui pengaruh
pelaksanaan pembelajaran. Pada awal pertemuan di kelas guru memulai pembelajaran dengan mengabsen kehadiran siswa diteruskan dengan menjelaskan kepada siswa pokok bahasan hari ini adalah perairan darat. Peserta didik yang telah memiliki buku paket dari perpustakaan sekolah membuka dan mencari pokok bahasan tersebut sambil sesekali mencatat apa yang diberikan oleh guru. pembelajaran berlangsung lebih cenderung pada teacher centered, dimana guru lebih banyak berperan menjelaskan materi dibandingkan siswa. Meski ada tanya jawab dan pembahasan soal, namun pembelajaran masih didominasi oleh guru. Guru menjelaskan materi pelajaran berdasarkan apa yang ada di buku paket
117
dengan sesekali menggambarkan apa yang ada pada buku paket dipapan tulis dan pemahaman yang dimiliki guru, peserta didik mendengarkan dan mencatat apaapa yang dianggap penting. Sesekali ada peserta didik yang bertanya dan dijawab oleh guru tersebut, terkadang ada juga pertanyaan peserta didik yang dilemparkan kembali kepada peserta didik lainnya untuk menjawab, guru tersebut juga melengkapi jawaban siswa yang menjawab. Pada pertemuan berikutnya ketika membahas pokok bahasan yang lain, aktivitas yang dilakukan oleh guru tersebut sama, dimana setelah menerangkan sekilas tentang pokok bahasan yang akan dibahas, maka kemudian anak diberikan catatan yang dibacakan lisan oleh guru tersebut, diselingi dengan menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan. Pada akhir pembelajaran dilakukan posttest
yang diambil dari soal-soal Pretest
untuk mengetahui pengaruh
pelaksanaan pembelajaran.
2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Berikut deskripsi data tentang hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen, respon siswa dan guru terhadap model pembelajaran geografi berbasis komputer. Hasil belajar siswa merupakan nilai pretest dan posttest untuk pokok bahasan “Hidrosfer” khusus membahas materi tentang Perairan Darat, pada mata pelajaran geografi kelas X Semester 2 di tingkat MA. Rekapitulasi hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen disajikan pada lampiran 4.1, dan berikut ini adalah deskripsi singkat hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
118
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol dan Eksperimen Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Pretest_Kontrol
32
15
65
35,00
14,368
Posttest_Kontrol
32
50
100
71,56
12,600
Pretest_Eksperimen
30
15
65
34,33
15,522
Posttest_Eksperimen
30
60
100
81,83
13,031
Valid N (listwise)
30
Dari Tabel 4.1 dapat dideskripsikan bahwa rata-rata pretest kelas kontrol adalah 35,00, sedangkan rata-rata posttestnya adalah 71,56. Rata-rata pretest pada kelompok eksperimen adalah 34,33, sedangkan rata-rata posttestnya adalah 81,83. Perbedaan nilai pretest dapat diilustrasikan seperti pada grafik berikut:
Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
119
Sedangkan, perbedaan nilai posttest dapat diilustrasikan seperti pada grafik berikut:
Grafik 4.2 Perbedaan Nilai Posttest antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
3. Deskripsi Respon Siswa Pada akhir pembelajaran dilakukan posttest yang diambil dari soal-soal pretest untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pembelajaran dan kemudian diadakan pengisian kuisioner/angket
respon siswa diberikan setelah treatmen
pada kelompok eksperimen selesai dilaksanakan. Berikut adalah deskripsi respon siswa terhadap model pembelajaran geografi berbasis komputer.
120
a.
Minat Siswa pada Pembelajaran Geografi Berikut adalah deskripsi minat siswa terhadap pembelajaran geografi yang
selama ini berlangsung. Tabel 4.2 Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran Geografi Persentase No
Pernyataan
F (%)
1.
2.
3.
4.
Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran geografi selama ini ? a. Sangat menarik b. Menarik c. Tidak menarik d. Membosankan Apa anda menyukai mata pelajaran geografi a. Menyukai b. Tidak menyukai Jika menjawab ya lanjutkan ke nomor 3, jika menjawab Tidak lanjutkan ke nomor 4 Apa alasan kamu menyukai mata pelajaran geografi ? a. Mata pelajarannya menarik b. Pembelajarannya menyenangkan c. Memahami tentang kebumian d. Banyak manfaatnya e. Merasa tertantang Apa alasan anda tidak menyukai mata pelajaran geografi ? a. Pembelajarannya membosankan b. Banyak hafalan c. Banyak konsep abstrak d. Pelajarannya susah e. Banyak hafalan dan hitungan
0 18 6 6
0 60 20 20
22 8
73,33 26,67
0 0 10 12 0
0 0 33,33 40 0
2 6 0 0 0
6,67 20 0 0 0
Berdasarkan hasil penyebaran angket respon kepada siswa seperti pada tabel 4.2, diperoleh informasi bahwa minat siswa pada pembelajaran geografi masih cukup tinggi. 60% menyatakan bahwa pembelajaran geografi menarik, 20% berpendapat bahwa pembelajaran geografi tidak menarik, dan 20% berpendapat pembelajaran geografi membosankan. Jika dideskripsikan dalam bentuk grafik, maka hasilnya sebagai berikut:
121
Geografi Menurut Siswa 20 15 10 5 0 Sangat menarik
Menarik
Tidak menarik Membosankan
Grafik 4.3 Pendapat Siswa tentang Geografi Selama Ini
Dari grafik 4.3 terlihat dengan jelas bahwa sebagian besar siswa (60%) masih menganggap bahwa geografi adalah pelajaran yang menarik. Siswa yang berpendapat bahwa pembelajaran geografi tidak menarik dan membosankan bukan tanpa alasan. Hal ini wajar apabila selama pembelajaran yang mereka ikuti pembelajaran secara konvensional yang umumnya menggunakan model ekspositori. Ketika ditanya apakah mereka menyukai mata pelajaran geografi, maka 73,33% menjawab menyukai dan sisanya 26,67% tidak menyukai. Jika dideskripsikan ipsikan dalam bentuk grafik, maka hasilnya sebagai berikut:
122
Ketertarikan Siswa pada Geografi
25 20 15 10 5 0 Menyukai
Tidak menyukai
Grafik 4.4 Ketertarikan Siswa pada Geografi
Dari grafik 4.4 terlihat dengan jelas bahwa sebagian besar siswa (73,33% menyukai pelajaran geografi dan sisanya 26,67% tidak menyukai. Ketika ditanyakan anyakan alasannya, maka dari 73,33% siswa yang menyukai pembelajaran geografi, 33,33% beranggapan bahwa dalam pembelajaran geografi mereka menguasai tentang kebumian dan sisanya 40% mengganggap bahwa pembelajaran geografi banyak manfaatnya. Sedangkan dari 26,67% yang tidak menyukai geografi, 6,67% beranggapan bahwa geografi membosankan dan sisanya 20% beranggapan bahwa dalam pembelajaran geografi banyak hafalannya.
123
b. Pendapat Siswa tentang Metode Mengajar yang Digunakan Guru Berikut adalah deskripsi pendapat siswa tentang metode mengajar yang selama ini sering digunakan oleh guru. Tabel 4.3 Pendapat Siswa Tentang Metode Mengajar yang Sering Digunakan Guru No
Pernyataan
5.
Metode apa yang sering digunakan guru dalam pembelajaran ? a. Diskusi b. Ceramah c. Tugas Kelompok d. Membuat rangkuman e. Observasi Apakah guru kamu dalam mengajarkan mata pelajaran geografi selalu menggunakan media pembelajaran atau alat peraga ? a. Ya b. Tidak c. Jarang d. Kadang-kadang Jenis media apa yang digunakan guru kamu ? a. Gambar b. Benda nyata c. Film d. Slide e. Komputer f. Tidak ada
6.
7.
F
Persentase (%)
10 14 4 2 0
33,3333 46,6667 13,3333 6,66667 0
0 0 22 8
0 0 73,3333 26,6667
21 9 0 0 0 0
70 30 0 0 0 0
Dari hasil penyebaran angket pendapat siswa tentang metode mengajar yang sering digunakan guru seperti pada tabel 4.3, maka dari 30 orang siswa yang dimintai pendapat tentang metode mengajar yang sering digunakan guru, maka 33,33% siswa berpendapat bahwa metode mengajar yang sering digunakan guru adalah diskusi, 46,67% berpendapat bahwa metode mengajar yang sering digunakan guru adalah ceramah, 13,33% berpendapat bahwa metode mengajar yang sering digunakan guru adalah tugas kelompok, dan sisanya 6,67% berpendapat bahwa metode mengajar yang sering digunakan guru adalah
124
membuat rangkuman. Jika dideskripsikan dalam bentuk grafik, maka hasilnya sebagai berikut:
Metode yang Serimg Digunakan Guru 46,67% 14 12
33,33%
10 8 13,33%
6
6,67%
4
0% %
2 0 Diskusi
Ceramah
Tugas Kelompok
Membuat rangkuman
observasi
Grafik 4.5 Pendapat Siswa tentang Metode Mengajar Guru
Dari grafik 4.5 terlihat bahwa pendapat siswa tentang metode yang paling sering digunakan guru adalah ceramah (46,67%) dan setelah diskusi itu (33,33%). Sisanya, hanya 13,33% menggunakan metode tugas kelompok dan 6,67% menggunakan metode membuat rangkuman. Ketika dikonfirmasi tentang apakah dalam melaksanakan pembelajaran guru menggunakan media, maka 73,33% berpendapat bahwa guru jarang menggunakan media dan sisanya 26,67% berpendapat bahwa guru kadang-kadang kadang saja menggunakan media pembelajaran. Ketika ditanyakan ditanyakan kembali tentang media apa yang digunakan guru, maka 70% berpendapat bahwa media yang sering digunakan guru adalah buku dan sisanya 30% berpendapat bahwa media yang
125
sering digunakan guru adalah gambar.. Jika dideskripsikan dalam bentuk grafik, maka hasilnya ilnya sebagai berikut:
Media yang Sering Digunakan Guru 25
70%
20 15
30%
10 5
0%
0%
0%
0%
0%
0
Grafik 4.6 Pendapat Siswa tentang Media yang Sering Digunakan Guru
Dari grafik 4.66 terlihat bahwa pendapat siswa tentang media yang sering digunakan guru adalah media buku dan gambar.. Media ini boleh jadi digunakan guru ketika memberikan emberikan ceramah di depan kelas kelas sambil memperlihatkan buku atau gambar.
126
c.
Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Geografi dengan Multimedia Berikut adalah deskripsi pendapat siswa tentang model pembelajaran
geografi berbasis komputer dengan multimedia yang diterapkan. Tabel 4.4 Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Geografi dengan Multimedia Berbasis Komputer No
Pernyataan
8.
Bagaimana pendapat anda pembelajaran berbasis komputer model tutorial jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan guru? a. Sangat lebih baik b. Lebih baik c. Kurang lebih baik d. Tidak lebih baik Apakah penggunaan multimedia tadi dapat membantu pemahaman anda terhadap materi pembelajaran ? a. Sangat membantu b. Membantu c. Kurang membantu d. Tidak membantu Apakah anda memahami materi pelajaran yang disajikan dalam multimedia yang disajikan ? a. Memahami b. Tidak memahami c. Membingungkan Apa harapan kamu terhadap penggunaan multimedia berbasis komputer pada pembelajaran geografi di masa yang akan datang? a. Sangat mengharapkan untuk digunakan b. Mengharapkan untuk digunakan c. Kurang mengharapkan untuk digunakan d. Tidak mengharapkan untuk digunakan
9.
10.
11.
F
Persentase (%)
17 13 0 0
56,6667 43,3333 0 0
23 7 0 0
76,6667 23,3333 0 0
30 0 0
100 0 0
19 11 0 0
63,3333 36,6667 0 0
Dari 30 orang siswa yang mengikuti model pembelajaran geografi berbasis komputer maka 56,67% beranggapan bahwa pembelajaran yang diikutinya sangat lebih baik dan sisanya 43,33% beranggapan bahwa bahwa pembelajaran yang diikutinya lebih baik. Jika dideskripsikan dalam bentuk grafik, maka hasilnya sebagai berikut:
127
Model Geografi dengan Media dibandingkan dengan Model Ekspository 56,67
20
43,33 15 10 5
0%
0%
0 Sangat lebih baik
Lebih baik
Kurang lebih baik
Tidak lebih baik
tentang Model Pembelajaran Geografi Grafik 4.7 Pendapat Siswa tentang
Dari grafik 4.7 di atas terlihat siswa berpendapat bahwa model pembelajaran geografi sangat lebih menarik (56,67%) dan lebih menarik (43,33%) dibanding pembelajaran yang biasa diterapkan guru selama ini. Selanjutnya,
dari dari
30
orang
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran
pembelajaran geografi ografi berbasis komputer, 76,67% beranggapan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran sangat membantu mereka dalam memahami materi pelajaran. Sisanya, 23,33 % beranggapan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran membantu mereka dalam memahami materi materi pelajaran. Jika dideskripsikan dalam bentuk grafik, maka hasilnya sebagai berikut:
128
Multimedia Membatu Siswa dalam Memahami Materi Pelajaran 76,67% 25 20 15 23,33% 10 5
0%
0 0%
0 Sangat membantu
Membantu
Kurang membantu
Tidak membantu
Grafik 4.8 Pendapat Siswa tentang Peran Multimedia dalam Pembelajaran
Dari grafik 4.8 di atas, siswa berpendapat bahwa multimedia sangat membantu dalam memahami materi materi pelajaran dan sisanya (23,33%) berpendapat bahwa multimedia membantu dalam memahami materi pelajaran. Dari pendapat ini diketahui bahwa tidak ada siswa yang merasa tidak terbantu atau kurang terbantu oleh media dalam memahami materi pelajaran. Oleh karena kar itu, 100% siswa yang mengikuti pembelajaran pembelajaran geografi berbasis komputer memahami materi yang disajikan dalam media tersebut. Ketika dikonfirmasi apakah mengharapkan penggunaaan media geografi berbasis komputer di masa yang akan datang, maka 63,33% siswa sangat mengharapkan agar media geografi berbasis komputer digunakan di masa yang akan datang dan sisanya 36,67 mengharapkan agar media geografi berbasis komputer digunakan di masa yang akan datang.
129
4. Deskripsi Deskripsi Respon Guru Berikut adalah deskripsi pendapat guru tentang pembelajaran geografi berbasis komputer dengan multimedia yang diterapkan.
Tabel 4.5 Pendapat Guru Tentang Pembelajaran Geografi dengan Multimedia Berbasis Komputer No
Pernyataan
1
Menurut bapak/ibu bagaimana pembelajaran yang dilakukan siswa dengan menggunakan multimedia interaktif ? a. Pembelajaran menjadi tidak efektif b. Siswa menjadi bingung c. Mengurangi pekerjaan guru d. Siswa menjadi lebih aktif Menurut bapak/ibu bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran geografi ? a. Memungkinkan siswa salah memahami konsep b. Sangat membantu guru dalam meberikan pemahaman konsep Menurut bapak/ibu apakah siswa mengalami kesulitan dalam memahami penggunaan media pembelajaran ? a. Ya b. Tidak c. Sebagian Apakah materi yang disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran ? a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Kurang sesuai d. Tidak sesuai Bagaimana urutan penyajian materi dalam media pembelajaran ? a. Sesuai dengan urutan materi b. Tidak sesuai dengan urutan materi c. Kurang sesuai dengan urutan materi Apakah materi dalam media pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada ? a. Ya b. Tidak Apakah kedalaman materi yang disajikan telah memenuhi kebutuhan siswa ? a. Ya b. Tidak
2
3
4
5
6
7
Pendapat Guru
√
√
√
√
√
√
√
Dari respon yang diberikan guru pada diketahui bahwa guru tersebut berpendapat bahwa media geografi berbasis komputer membuat siswa menjadi lebih aktif, sangat membantu dalam memberikan pemahaman konsep. Guru juga
130
berpendapat bahwa siswa tidak kesulitan dalam menggunakan media yang diterapkan dalam pembelajaran geografi. Menurut pendapat guru, materi yang disajikan dalam media telah sesuai dengan tujuan pembelajaran, urutan materi pelajaran, kurikulum yang berlaku saat ini, dan materi yang disajikanpun telah memenuhi kebutuhan siswa. 5. Deskripsi Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Model Pembelajaran Geografi Berbasis Komputer Berikut adalah faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan model pembelajaran geografi berbasis komputer. a. Faktor Pendukung Berdasarkan hasil data yang dipaparkan sebelumnya,
dapat
diketahui
bahwa
dalam hasil penelitian
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan penerapan pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction) model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di Madrasah aliyah Swasta diidentifikasi ke dalam tiga kategori pokok yaitu: 1) Sarana dan Prasarana •
Tersedianya daya aliran listrik yang cukup memadai untuk menghidupkan komputer yang akan digunakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di Madrsah Aliyah Diniyah sebagai kelas eksperimen pembelajaran berbasis komputer model tutorial ini, tidak terjadi hambatan yang berarti dalam masalah daya listrik, karena listrik mampu digunakan untuk menghidupkan setiap komputer yang ada di laboratorium.
131
•
Tersedianya laboratorium komputer yang memadai walaupun
jumlah
komputer tidak dapat digunakan untuk satu siswa satu komputer. •
Tersedianya komputer minimal Pentium III, sehingga proses pembelajaran tidak mengalami kendala yang berarti dalam loading program.
•
Tersedianya alat-alat digital multimedia seperti CD Room dan input USB sebagai alat untuk memasukkan program ke dalam komputer.
2) Sumber daya pelaksana •
Kemampuan guru yang mahir dalam pengoperasian komputer dan antusias dalam melaksanakan pembelajaran berbasis komputer.
•
Kemampuan dan antusias siswa dalam mengoperasikan komputer dan juga motivasi siswa yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran berbasis komputer. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang semangat untuk melihat setiap tampilan layar pembelajaran yang akan dimunculkan dan para siswa antusias mengulang dan terus mengulang materi yang ingin mereka pahami. Berdasarkan hasil tanggapan siswa dari angket yang disebarkan dari 30 orang siswa yang mengikuti model pembelajaran geografi berbasis komputer maka 56,67% beranggapan bahwa pembelajaran yang diikutinya sangat lebih baik dari pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru dan sisanya 43,33% beranggapan bahwa bahwa pembelajaran yang diikutinya lebih baik. Temuan dari angket kepada siswa juga memperlihatkan siswa berpendapat bahwa multimedia sangat membantu dalam memahami materi pelajaran dan sisanya (23,33%) berpendapat bahwa multimedia membantu dalam memahami materi pelajaran. Dari pendapat ini diketahui bahwa tidak ada siswa yang merasa
132
tidak terbantu atau kurang terbantu oleh media dalam memahami materi pelajaran. Oleh karena itu, 100% siswa yang mengikuti pembelajaran pembelajaran geografi berbasis komputer memahami materi yang disajikan dalam
media
tersebut.
Ketika
dikonfirmasi
apakah
mengharapkan
penggunaaan media geografi berbasis komputer di masa yang akan datang, maka 63,33% siswa sangat mengharapkan agar media geografi berbasis komputer digunakan di masa yang akan datang dan sisanya 36,67 mengharapkan agar media geografi berbasis komputer digunakan di masa yang akan datang. 3) Dukungan • Dukungan dari pihak sekolah yang sekaligus merangkap sebagai guru yang mengajarkan mata pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah ini, sangat interest dan apresiatif terhadap penerapan pembelajaran berbasis komputer pada pelajaran Geografi ini. • Dukungan dan kerjasama yang baik dari pengelola laboratorium untuk meluangkan waktu dan melengkapi fasilitas yang dibutuhkan demi optimalnya penerapan pembelajaran berbasis komputer ini. Dari beberapa faktor pendukung diatas, beberapa kelebihan penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial dapat diidentifikasikan dalam beberapa kategori yaitu: 1)
penggunaan pembelajaran berbasis komputer adalah meliputi keefisienan software program yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang dan berulang-ulang sehingga menghemat biaya penerapan selanjutnya. Selain
133
itu juga software program yang telah dibuat dapat dengan mudah diedit ketika terjadi kesalahan atau ketika ingin diperbaharui sehingga guru tidak perlu membuat software program dari nol apabila ingin merevisi. 2) Berkaitan dengan fungsi dan kegunaan dari program tutorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkaitan dengan fungsinya program ini dapat membimbing siswa tanpa keberadaan guru sampai mencapai pembelajaran tuntas (mastery learning) dan cocok untuk program pengayaan karena di dalamnya disertakan soal-soal latihan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagaimana dikatakan Hamalik (1987: 73) bahwa tutorial merupakan pembelajaran yang mempunyai ciri pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa belajar secara efektif dan efisien. Pemberian bimbingan berarti membantu para siswa memecahkan masalah-masalah belajar. Pemberian bantuan berarti membantu siswa dalam mempelajari program. Pemberian petunjuk berarti memberikan cara belajar agar siswa lebih belajar secara efektif dan efisien. Pemberian arahan berarti mengarahkan para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan pemberian motivasi berarti memberikan semangat untuk lebih mengikuti pembelajaran yang diterapkan. Dengan berbagai ciri tutorial tersebut maka seorang siswa akan mampu mengikuti pelajaran sebgaimana program yang telah dipersiapkan. Lebih lanjut Hamalik menambahkan bahwa tujuan kegiatan tutorial adalah untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa memecahkan masalah
134
agar mampu membimbing diri sendiri, dan meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri. Berkenaan dengan fungsi dan kelebihan media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media komputer dengan model tutorial ini mampu meningkatkan aktivitas siswa, membantu memahami konsep, menimbulkan motivasi untuk belajar serta menjadi solusi alternatif kejenuhan belajar siswa.
b. Faktor Penghambat Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, penerapan pembelajaran berbasis komputer mempunyai faktor penghambat dan kekurangan, faktor penghambat dalam pembelajaran berbasis komputer model tutorial pada mata pelajaran Geografi diidentifikasi ke dalam lima kategori pokok yaitu: sarana prasarana, sumber daya pelaksana, waktu, dukungan dan biaya. 1) Sarana dan prasarana •
Pada Madrasah Aliyah Diniyah laboratorium komputer memang sudah ada tetapi tidak mencukupi untuk seluruh siswa, karena ada sebahagian mengalami kerusakan dan belum diperbaiki sampai saat ini akibat terkendala pada dana yang tersedia, sehingga ada beberapa anak yang belajar secara bergantian.
•
Ada beberapa komputer yang proses loadingnya lambat, sehingga mempelambat proses pembelajaran.
•
Beberapa alat-alat digital multimedia seperti CD Room terkadang tidak berfungsi bahkan ada yang tidak ada.
135
•
Ada beberapa komputer tidak mempunyai sound, Jaringan (LAN) yang disediakan tidak dipasang pada setiap komputer, akibatnya program yang akan diterapkan terlebih dahulu harus dicopy ke masing-masing CD sesuai dengan banyak komputer yang ada. Waktu
2) Sumber daya pelaksana •
Sebagian guru Geografi di Madrasah belum memahami pembelajaran berbasis komputer dan belum pernah melaksanakan sebelumnya, sehingga pada penerapan pembelajaran ini, peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan dari setiap langkah-langkah dan proses pembelajaran yang akan diterapkan.
•
Sikap guru yang terkadang pesimis untuk menerapkan pembelajaran berbasis komputer ini, karena dianggap cukup rumit sehingga cukup puas dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
•
Belum adanya ahli teknologi pendidikan dan minimnya tenaga pengembang program pembelajaran berbasis komputer di sekolah, sehingga untuk mendatangkanya perlu ahli didatangkan dari luar.
3) Waktu •
Perencanaan pembelajaran berbasis komputer membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan perencanaan pembelajaran konvensional, karena harus menyiapkan GBPP, Storyboard, flowchart pembelajaran berbasis komputer. Oleh sebab itu pembelajaran berbasis komputer ini sangat membutuhkan kesadaran, motivasi dan kreativitas guru yang tinggi untuk mewujudkan
136
pembelajaran yang berorientasi pada siswa sebagai subject centered, guna mengotimalkan berkembangnya setiap potensi yang dimiliki siswa. •
Dalam pelaksanaannya pembelajaran ini harus dilakukan di laboratorium komputer, terkadang anak telat masuk karena memang laboratorium komputer jauh dari ruang kelas sehingga waktu pembelajaran menjadi berkurang.
•
Waktu penggunaan laboratorium yang harus bergantian dengan mata pelajaran lain terutama mata pelajaran TIK.
4) Dukungan •
Kurangnya perhatian pemerintah dan pihak Departemen Pendidikan terhadap laboratorium komputer, hal ini terbukti dari jumlah komputer yang tidak sebanding dengan jumlah iswa yang ada.
•
Kurangnya dukungan dari pihak madrasah untuk lebih menggiatkan pembelajaran berbasis komputer, hal ini dapat terlihat ketika guru ingin menerapkan pembelajaran berbasis komputer memang kemauan dan kehendak guru tersebut.
5) Biaya •
Penerapan pembelajaran ini membutuhkan pengadaan hardware dan software . Apabila Software program pembelajaran ini belum ada, maka akan memerlukan biaya yang cukup besar. Tetapi jika hardware dan software sudah ada, maka baiaya penerapan pembelajaran ini tidak terlalu mahal.
137
Dari beberapa faktor penghambat diatas, kekurangan dari penerapan pembelajaran berbasis komputer anatara lain: 1. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer model tutorial ini, pihak madrasah harus memiliki hardware berupa pc komputer. Hal ini menjadi prasyarat dalam pelaksanaan pembelajaran yang mengharuskan untuk dioperasikan melalui komputer sebagai perangkat keras (hardware)nya dan harus sesuai dengan jumlah siswa. Spesifikasi yang diharapkan adalah komputer dengan Pentium III dan IV. 2. Pembelajaran berbasis komputer sangat tergantung pada kualitas software yang dibuat sehingga apabila software yang digunakan kurang baik maka akan mempengaruhi hasil belajar. 3. Pembelajaran berbasis komputer sangat tergantung pada aliran listrik sehingga tanpa aliran listrik yang memadai pembelajaran akan sulit dilakukan untuk satu kelas. 4. Menuntut kemampuan guru dan siswa dalam mengoperasikan komputer. Pada proses penerapan pembelajaran yang dilaksanakan pada madarsah Diniyah, rata-rata kemampuan guru dan siswa sudah cukup untuk melaksanakan Pembelajaran berbasis komputer ini, tetapi masih ditemukan
beberapa
menggunakannya.
siswa
yang
masih
agak
canggung
untuk
138
C. Uji Hipotesis Penelitian Ada dua hipotesis dalam penelitian ini, yaitu hipotesis tentang perbedaan nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta perbedaan nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut adalah pengujian kedua hipotesis tersebut. 1.
Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar sebelum Diberikan Treatment Hipotesis nol (Ho) untuk perbedaan hasil belajar sebelum diberikan
treatment berbunyi “tidak ada perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas ekserimen sebelum diberikan treatment”. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) nya berbuyi “ada perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas ekserimen sebelum diberikan treatment”. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan cara menguji perbedaan ratarata nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk melaksankan pengujian, prasyarat analisis yang harus dipenuhi adalah kedua data berdistribusi normal dan bervarian homogen. Hasil uji normalitas data pretest dengan uji K-S pada program SPSS disajikan pada lampiran 4.2, dan berikut adalah rangkuman hasil pengujian tersebut.
139
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Pretest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pretest_Ko Pretest_Eks ntrol perimen N 32 30 a,b Normal Parameters Mean 35,00 34,33 Std. Deviation 14,368 15,522 Most Extreme Differences Absolute ,194 ,193 Positive ,194 ,193 Negative -,136 -,142 Kolmogorov-Smirnov Z 1,099 1,056 Asymp. Sig. (2-tailed) ,179 ,214 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 0,179 dan 0,214. Nilai ini lebih besar dari α yang ditentukan yaitu 0,05 sehingga kedua data dinyatakan berdistribusi normal. Setelah dipastikan data berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah uji homogenitas varian dari kedua data tersebut. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji lavene statistic yang terdapat pada uji anova one way. Hasil pengujian disajikan pada lampiran 4.3, dan berikut adalah rangkuman hasil pengujian tersebut.
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Test of Homogeneity of Variances Homogenits_Pretest Levene Statistic ,454
df1
df2 1
Sig. 60
,503
Dari tabel 4.7 diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,503 lebih besar dari α yang ditentukan yaitu 0,05. Hal ini membuktikan bahwa kedua data
140
memiliki varian yang homogen. Setelah dipastikan bahwa data berdistribusi normal dan bervarian homogen, maka langkah selanjutnya adalah penentuan signifikansi perbedaan rata-rata nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penentuan signifikansi perbedaan kedua rata-rata ini menggunakan uji-T (paired samples t-test), dan hasilnya disajikan pada lampiran 4.4.
Berikut adalah
rangkuman hasil pengujian perbedaan rata-rata nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Nilai Pretest Paired Samples Test
Pair 1
Pretest_Kontrol Pretest_Eksperi men
Mean ,833
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Std. Error Deviation Mean Lower Upper 25,464 4,649 -8,675 10,342
t ,179
df 29
Sig. (2-tailed) ,859
Dari hasil pengujian seperti pada tabel 4.8 diperoleh harga sig(2-tailed) sebesar 0,859 lebih besar dari α yang ditentukan yaitu 0,05. Dengan demikian, Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti, tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas ekserimen sebelum diberikan treatment.
2.
Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Setelah Diberikan Treatment Hipotesis nol (Ho) untuk perbedaan hasil belajar setelah diberikan treatment
berbunyi “tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara yang mengikiti pembelajaran geografi dengan multimedia interaktif model tutorial dengan hasil
141
belajar siswa yang mengikuti pembelajaran ekspository”. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) nya berbuyi “ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa yang mengikiti pembelajaran geografi dengan multimedia interaktif model tutorial dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran ekspository”. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan cara menguji perbedaan ratarata nilai postest kelompok kontrol dengan eksperimen. Namun, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa kedua data berdistribusi normal dan bervarian homogen. Hail uji normalitas data posttest disajikan pada lampiran 4.5, dan berikut adalah rangkuman hasil pengujian tersebut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Posttest_Ko Posttest_Ek ntrol sperimen N 32 30 a,b Normal Parameters Mean 71,56 81,83 Std. Deviation 12,600 13,031 Most Extreme Differences Absolute ,139 ,167 Positive ,111 ,167 Negative -,139 -,144 Kolmogorov-Smirnov Z ,785 ,913 Asymp. Sig. (2-tailed) ,569 ,375 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil pengujian seperti pada tabel 4.8 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sebesar 0,569 dan 0,375. Nilai ini lebih besar dari α yang ditentukan yaitu 0,05, sehingga dipastikan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal.
142
Setelah dipastikan bahwa kedua data posttest berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah penentuan homogenitas data kedua data posttest. Uji yang digunakan adalah uji lavene statistic yang terdapat pada uji one way anova. Hasil pengujian disajikan pada lampiran 4.6, dan berikut rangkuman hasil pengujian tersebut.
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Test of Homogeneity of Variances Homogenitas_Posttest Levene Statistic ,755
df1
df2 1
Sig. 60
,388
Dari tabel 4.9 diketahui bahwa nilai sigifikansi sebesar 0,388 lebih besar dari α yang ditentukan yaitu 0,05. Hal ini membuktikan bahwa kedua data memiliki varian yang homogen. Setelah dipastikan bahwa data berdistribusi normal dan bervarian homogen, maka langkah selanjutnya adalah penentuan signifikansi perbedaan rata-rata nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penentuan signifikansi perbedaan kedua rata-rata ini menggunakan uji-T (paired samples t-test), dan hasilnya disajikan pada lampiran 4.7. Berikut adalah rangkuman hasil pengujian perbedaan rata-rata nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen.
143
Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Nilai Posttest Paired Samples Test
Pair 1
Posttest_Ko ntrol Posttest_Eks perimen
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Std. Error Mean Deviation Mean Lower Upper -10,333 18,191 3,321 -17,126 -3,541
t -3,111
df 29
Sig. (2-tailed) ,004
Dari hasil pengujian seperti pada tabel 4.10 diperoleh harga sig (2-tailed) sebesar 0,004 lebih kecil; dari α yang ditentukan yaitu 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti, ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa yang mengikiti pembelajaran geografi dengan multimedia interaktif model tutorial dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran ekspository.
D. Pembahasan Berikut adalah pembahasan tentang perbedaan hasil belajar siswa, respon siswa dan respon guru terhadap model pembelejaran geografi berbasis komputer.
1. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Hasil penelitian ini membutikan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan eksperimen sebelum diberikan treatment, dan terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran geografi berbasis komputer dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran ekspository.
144
Hasil penelitian di atas membuktikan bahwa sebelum diberikan treatment model pembelajaran geografi berbasis komputer, tidak ada perbedaan hasil belajar siswa. Hal ini berarti, kemampuan awal kedua kelas tersebut terhadap penguasaan materi hidrosfer (perairan darat) tidak berbeda secara signifikan atau diasumsikan sama. Dengan demikian, perbedaan hasil belajar setelah diberikan treatment diyakini sebagai dampak atau akibat dari treatment yang diberikan. Setelah diberikan treatment, hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran geografi berbasis komputer berbeda secara signifikan dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran geografi dengan model ekspository. Hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran geografi berbasis komputer lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran geografi dengan model ekpository. Perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan eksperimen setelah diberikan treatment ini membuktikan bahwa model pembelajaran geografi berbasis komputer mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Perbedaan hasil belajar ini disebabkan karena kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran geografi berbasis komputer. Model ini jauh lebih baik dari model ekspositori yang menurut Sanjaya (2009:191) banyak memiliki kelemahan, diantaranya : (1) hanya mungkin dapat dilakukan untuk siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, (2) tidak memungkin melayani perbedaan setiap individu, (3) sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal dan kemampuan berfikir kritis, (4) sangat bergantung pada guru, (5) komunikasi hanya satu arah sehingga sulit mengontrol pemahaman siswa. Peran siswa dalam strategi ini
145
hanyalah menyimak materi yang disampaikan guru. Kondisi ini tentu saja akan tidak menarik dan membosankan bagi siswa, terutama bagi mereka yang tidak suka mendengarkan tetapi lebih suka melakukan. Perbedaan kondisi pembelajaran inilah yang membedakan hasil belajar siswa pada pembelajaran geografi dengan media interaktif. Sudjana (2006: 73) menyatakan bahwa pembelajaran ekspository pada hakikatnya menekankan pada penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa, dimana siswa dipandang sebagai obyek yang menerima informasi yang diberikan guru. Biasanya informasi ini diberikan dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan serta siswa diminta mengungkapkan kembali apa yang telah dimilikinya melalui respon yang diperoleh dengan cara menjawab pertanyaan. Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa proses pembelajaran ekspository lebih cendrung bersifat (teacher centered) dengan peran guru yang sangat dominan, sedangkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat kurang diperhatikan atau masih relatif sangat sedikit. Sedangkan penerapan pembelajaran berbasis komputer (computer Based Intruction) model tutorial ini lebih mengutamakan peran siswa sebagai subjek pembelajaran dan mampu menciptakan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik, meningkatkan aktivitas siswa, dan terpenuhinya pemahaman siswa terhadap materi sehingga model ini memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh pembelajaran berbasis komputer yaitu: Penggunaan komputer dalam dunia
146
pendidikan memegang peranan yang cukup penting dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif berupa penciptaan rangsangan-rangsangan yang memancing respon dari user. Pemanfaatan komputer dalam PBM mempunyai kelebihan dalam mempresentasikan grafik dan gambar sebagai bentuk visual yang dapat diamati dan dipelajari siswa, oleh karena itu sangat beralasan jika para pendidik menggunakan komputer untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. McDonough mengemukakan beberapa keuntungan penggunaan komputer dalam pembelajaran, seperti memberikan stimulus untuk belajar, menciptakan efek audio visual; membantu recalling (pemanggilan kembali) konsep yang telah dipelajari, mengaktifkan respon siswa, mendorong cara belajar interaktif, membebaskan guru dan tugas berulang, dan menyediakan sumber belajar yang mudah dimodifikasi (McDonough, et al, 1994:211). Keuntungan pengunaan komputer dalam pembelajaran dikemukakan juga oleh Arsyad (2007: 54), sebagai berikut: a)
Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pemah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi, seperti yang diinginkan program yang digunakan.
b) Komputer dapat merangsang siswa untuk rnengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.
147
c)
Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
d) Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pengajaran memberi kesempatan Iebih baik untuk pembelajaran secara perseorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau. e)
Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti Compact Disk, Video Tape, dan lain-lain dengan program pengendali dan komputer. Selain itu Heinich dalam Johan (2000: 20) mengemukakan keuntungan
penggunaan komputer dalam pembelajaran, antara lain: a.
Pada umumnya siswa mernpunyai rasa penasaran yang tinggi untuk mencoba sesuatu yang baru termasuk untuk mengemukakan komputer sehingga hal ini membangkitkan motivasi kepada siswa dalam belajar.
b.
Proses belajar siswa yang lebih sederhana karena pengaturan waktu yang disesuaikan dengan keinginan siswa yang waktunya relatif singkat dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dan memfasilitasi siswa untuk belajar sendiri.
c.
Kecepatan respon pribadi terhadap aktivitas belajar yang dilakukan akan. menghasilkan penguatan yang tinggi sehingga bahan pelajaran akan Iebih jelas maknanya, dapat dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran secara baik.
148
d.
Kesabaran memperlihatkan kebiasaan pribadi sehingga melalui program yang dipelajari
dapat
melengkapi
suasana
belajar
yang
Iebih
positif,
terutama dalam membantu anak yang lamban. e.
Warna, musik dan grafis animasi dapat menambahkan kesan nyata dan menuntun dan menuntut latihan, kegiatan laboratorium, simulasi, dan sebagainya.
f.
Kapasitas memori dan komputer memungkinkan perekaman penampilan siswa pada waktu yang lampau dan dipakai dalam memecahkan langkahIangkah selanjutnya dikemudian hari.
g.
Karena kemampuan daya rekam yang tinggi maka kemungkinan pengajaran secara individual dapat dilaksanakan, pemberian perintah secara individual dapat disiapkan untuk semua siswa sehingga kemajuan belajar siswa dapat dipantau dan diawasi secara berkelanjutan.
h.
Waktu pengawasan guru terhadap karena materi yang diberikan dengan mudah diatur dan dirancang oleh guru sehingga membantu pengawasan yang lebih dekat kepada kontak langsung dengan siswa.
i.
Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata berbentuk komunikasi verbal melalui lisan guru.
j.
Pembelajaran bersifat individual sehingga dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan masing-masing.
k.
Siswa dapat mempelajari materi secara berulang-ulang.
l.
Mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri.
149
m. Dalam pengerjaan soal latihan dengan komputer adanya umpan balik dengan segera. Selain itu bentuk penggunaan komputer dalam pembelajaran sebagaimana dikemukakan Rusman (2009: 176) diantaranya adalah Multimedia Interaktif. Multimedia Interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah, sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia dan terdapat unsur-unsur media secara langkap yang meliputi sound,
animasi, video, teks, dan grafis. Media komputer ini
memiliki kemampuan melibatkan berbagai panca indra siswa seperti keterlibatan organ tubuh telinga (audio), mata (visual), dan telinga (kinestetik). Deporter & Hernacki (2000:54) mengungkapkan manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 50 % dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari apa yang dilihatnya 30 %, dari yang didengarnya 20%, dan dari yang dibaca 10 %. Hasil Schade dalam Munir (2008: 232), meyatakan bahwa melalui pembelajaran dengan multimedia daya ingat anak akan meningkat hingga 60%. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern terdiri dari faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Sedangkan faktor ekstern terdiri atas faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran sebagai faktor eksternal memiliki fungsi yang sangat besar terhadap hasil belajar siswa, sebagaimana dikemukakan oleh Wilburg Scharm.(1984),bahwa media berfungsi;
150
a. b. c. d. e. f.
Enggage the student’s motivation (membangkitkan motivasi belajar) Recall earlier learning (mengulang apa yang telah dipelajari) Provide new learning stimuli (menyediakan stimulus belajar) Activate the student’s respose (mengaktifkan respon siswa) Give speedy feedback (memberikan umpan balik dengan cepat) Encourage approriate practice (menggalakkan latihan yang cepat)
Penerapan pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction) model tutorial merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang telah memberikan suatu pengalaman yang sangat berarti bagi siswa dalam rangka pencapaian hasil belajar yang lebih baik, sebagaimana menurut McDonough,et.al.(1989:155) tentang beberapa keuntungan dalam penggunaan kumputer, yaitu: Beberapa keuntungan penggunaan komputer dalam pembelajaran seperti memberikan stimulus untuk belajar, menciptakan efek audio dan visual, siswa, mendorong cara belajar interaktif, membebaskan guru dari tugastugas yang berulang dan menyediakan sumber belajar yang telah dimodifikasi.
Lebih lanjut dalam kaitan ini Oemar Hamalik (1989:24) menjelaskan: Penggunaan komputer bersifat ganda, di satu sisi komputer berguna sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, sedangkan di sisi lain komputer menciptakan proses belajar mengajar itu sendiri. Kendali komputer sudah barang tentu tidak dapat menggantikan proses tatap muka, namun antara subjek didik dan komputer dapat berkomunikasi dan terjadi interaksi edukatif secara mandiri dan dapat membuahkan hasil yang efektif.
Keunggulan yang dapat dirasakan dengan penerapan pembelajaran berbasis komputer (CBI) model tutorial ini dalam pelajaran adalah dengan memberikan penguatan terhadap materi yang diterima sebagai informasi yang disajikan secara interaktif sehingga siswa dapat menerima materi atau informasi yang diinginkannya walaupun tanpa keberadaan guru. Dalam hal ini siswa hanya cukup duduk di depan komputernya, sambil menyimak program yang ditayangkan
151
(dalam bentuk multimedia), kemudian sekaligus mempraktekkannya secara sistematis, cermat dan menarik sesuai naskah materi pelajaran yang ada disertai dengan pergerakan kursor aktif dan dinamis. Pembelajaran berbasis komputer terbagi kepada empat model yaitu model tutorial, drill, simulasi dan game namun dari keempat model tersebut model tutorial dipandang paling efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena menampilkan materi, kesimpulan, evaluasi, serta peluang untuk mengadakan pengulangan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing siswa untuk menguasai materi pembelajaran diantara kelebihan-kelebihan pembelajaran berbasis komputer model tutorial adalah: Adanya penilaian atas hasil jawaban siswa yang dapat ditunjukkan kepada siswa dan guru, sehingga menjadi landasan untuk evaluasi, adanya pengulangan materi, sehingga siswa betul-betul dapat menguasai materi, lebih individualized, sehingga siswa dapat belajar tanpa harus selalu didampingi oleh guru, dapat memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, memberikan pengalaman yang konkrit untuk menghindari verbalisme. Pembelajaran ini dinilai para ahli mampu mengatasi kesulitan belajar siswa yang disebabkan oleh karakteristik pembelajaran geografi yang bersifat abstrak yang tidak dapat diamati secara langsung dan mempelajari objek yang nyata dialam, sehingga menuntut pemberian berbagai informasi dan pengetahuan konsep yang tidak hanya dalam bentuk tekstual tetapi juga visual konsep dan kinestetik dalam setiap proses objek geografi, pembelajaran berbasis komputer model tutorial ini memperjelas konsep-konsep yang bersifat abstrak menjadi kongkrit dan kontekstual.
152
Program pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction) model tutorial dikemas secara menarik dan interaktif dengan menggabungkan unsur audio visual, yang disertai menu-menu pilihan tentang isi materi yang disajikan. Program pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction) model tutorial menawarkan konsep yang dinamis yang diasumsikan akan lebih baik dibanding dengan hanya mengandalkan keberadaan guru di ruang kelas. Pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran dalam pendidikan di atas pada prinsipnya membantu para guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas, selain itu program yang ditayangkan (dalam bentuk model tutorial) mampu mengkondisikan siswa secara langsung untuk mempraktekkan penjelasan yang disajikan narator beserta visualnya,
sehingga mewujudkan terciptanya
proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik, meningkatkan aktivitas siswa, dan terpenuhinya pemahaman siswa terhadap materi yang pada akhirnya diharapkan mampu memperbaiki hasil belajar siswa secara optimal sesuai dengan standar dan tuntutan kurikulum. Dengan kondisi yang demikian diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan cepat dan menarik, sebab selama ini keberadaan guru di kelas kebanyakan menyamaratakan kemampuan semua siswa, di mana siswa merupakan kesatuan yang dapat menerima bahan pelajaran dengan kecepatan yang sama, padahal sesuai kesepakatan para ahli bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal motivasi, bakat maupun intelegensinya.
153
Oleh karena itu jelaslah bahwa pembelajaran berbasis komputer (CBI) model tutorial merupakan suatu teknik alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan intelektual siswa, terutama pada aspek kognitif. Hal ini bisa disebabkan karena fungsi dari pembelajaran berbasis komputer model tutorial itu sendiri merupakan salah satu metode yang memperlengkapi lingkungan untuk memotivasi belajar atau menambah kemampuan siswa tanpa menghilangkan aspek interaksi dengan materi yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Meskipun disadari bahwa tidak ada media/metode yang sempurna sebagaimana Heinich (1986:331) berpendapat: ”Tidak ada suatu media maupun metode yang dapat berperan sebagai obat mujarab (panacea) untuk mengatasi seluruh permasalahan pembelajaran”, namun setidaknya penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial dijadikan alternatif penggunaan teknologi dalam pembelajaran yang memberikan pengalaman baru sekaligus bermakna pada siswa dalam mempelajari materi pelajaran serta dapat membantu memudahkan proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial dapat dijadikan sebagai alternatif media yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Azhar Arsyad (2006:24) manfaat dari media pembelajaran salah satunya adalah media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
154
Hasil hipotesis membuktikan bahwa dengan penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial bisa meningkatkan hasil belajar. Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003:139) ”...pada tabel distribusi presentase program-program pengajaran dengan komputer model tutorial menempati posisi pertama dengan presentase 32%. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa model tutorial termasuk model pembelajaran komputer yang dapat menyampaikan materi dengan baik kepada siswa.” Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dengan diberikannya perlakuan eksperimen selama berulang-ulang menyebabkan meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya skor postest siswa kelompok eksperimen. Hal ini sangat berkaitan sekali dengan hukum latihan dalam teori belajar konektionisme bahwa. Apabila hubungan S dan R terus diulang atau dilatih maka hubungan keduanya akan semakin kuat. Sebaliknya apabila hubungan antara S dan R tidak atau jarang diulang atau dilatih maka hubungan keduanya pun akan semakin lemah. Berdasarkan manfaat yang diungkapkan dari para ahli media tersebut dan berdasarkan hasil pengujian hipotesa penelitian yang telah dilakukan, tentu menjadi pembeda situasi pembelajaran antara siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis komputer model tutorial dengan yang megikuti pembelajaran dengan model ekspository. Perbedaan inilah yang berdampak besar pada perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
155
2. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Geografi Berbasis Komputer Respon siswa dalam penelitian ini dilihat dari beberapa aspek, diantaranya minat siswa terhadap geografi, pendapat siswa tentang metode mengajar guru, dan pendapat siswa tentang pembelajaran geografi dengan multimedia. Berikut deskripsi terhadap ketiga ketiga aspek respon siswa tersebut. a.
Minat Siswa terhadap Geografi Sebagian besar siswa menyukai pembelajaran geografi dengan dua alasan
yaitu mengetahui tentang kebumian dan banyak manfaatnya. Siswa yang tidak menyukai pembelajaran geografi beralasan bahwa pembelajaran geografi membosankan dan banyak hafalan. Alasan siswa yang tidak menyukai pembelajaran geografi bisa diterima karena model pembelajaran yang digunakan guru selama ini hanyalah model konvensional seperti pembelajaran konvensional. Kondisi tidak suka pada geografi dirasakan siswa apabila di dalam pembelajarannya guru hanya menggunakan pembelajaran secara konvensional Metode ini banyak memiliki kelemahan, seperti tidak memungkin melayani perbedaan setiap individu, komunikasi hanya satu arah sehingga sulit mengontrol pemahaman siswa, dan Peran siswa dalam strategi ini hanyalah menyimak materi yang disampaikan guru. Kondisi tersebut jelas akan mengakibatkan siswa merasa bosan dalam pembelajaran dan terlebih lagi di dalam pembelajaran mereka hanya diminta untuk menghafal oleh guru.
156
b. Pendapat Siswa tentang Metode Mengajar Guru Pendapat ini membuktikan bahwa memang benar selama ini metode yang paling sering digunakan guru adalah diskusi dan ceramah. Pada metode ini, komunikasi antara guru dan siswa cendrung berlangsung hanya satu arah, tidak multi arah seperti yang terjadi pada pembelajaran bermedia. Hal ini tentu membuat siswa tidak aktif dalam pembelajaran sehingga cendrung tidak tertarik pada pembelajaran. Kondisi ini tentu dapat dihindari jika guru menerapkan pembelajaran geografi dengan media interaktif atau media berbasis komputer. Sudjana & Rivai (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau mengajar pada setiap jam pelajaran; dan (4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. c.
Pendapat Siswa tentang Pembelajaran Geografi Berbasis Komputer Sebagian besar (56,67%) siswa berpendapat bahwa model pembelajaran
geografi dengan media tutorial sangat lebih baik dibandingkan dengan metode yang selama ini digunakan guru dan sisanya (43,33%) beranggapan bahwa model
157
pembelajaran geografi dengan media tutorial lebih baik dibandingkan dengan metode yang selama ini digunakan guru. Pendapat ini jelas membuktikan bahwa siswa sangat menginginkan pembelajaran geografi diajarkan tidak secara konvensional, melainkan dengan memanfaatkan multimedia yang berkembang akhir-akhir ini seperti multimedia tutorial yang diekaperimenkan dalam penelitian ini. Dari 30 orang siswa yang mengikuti pembelajaran pembelajaran geografi berbasis komputer, 76,67% beranggapan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran sangat membantu mereka dalam memahami materi pelajaran. Sisanya, 23,33 % beranggapan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran membantu mereka dalam memahami materi pelajaran. Oleh karena itu, 100% siswa yang mengikuti pembelajaran pembelajaran geografi berbasis komputer memahami materi yang disajikan dalam media tersebut. Manfaat penggunaan media dalam pembelajaran oleh Sudjana & Rivai (1992:2). Menurut Sudjana & Rivai, manfaat media pembelajaran adalah : (1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak sematamata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau mengajar pada setiap jam pelajaran;dan (4) Siswa dapat lebih bnayak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
158
Selain itu menurut Arifin (2000:47), media pembelajaran akan membantu guru dalam mempermudah, menyederhanakan dan mempercepat keberlangsungan PBM; penyajian informasi atau keterampilan secara utuh dan lengkap; serta merancang lingkup informasi dan keterampilan secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu. Media juga membantu siswa dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya antara lain dalam pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian; memelihara keseimbangan mental; serta mendorong belajar mandiri (mempercepat konstruksi dan rekonstruksi). Manfaat yang diungkapkan arifin di atas benar-benar dirasakan siswa sehingga siswa mudah memusatkan perhatian ataupun merasa belajar lebih mandiri dari biasanya. Oleh karena itu, siswa merasa bahwa pembelajaran ini jauh lebih baik dibanding dengan metode ekspositori yang biasa digunakan guru dalam pembelajaran sehari-hari.
Suatu hal yang wajar ketika dikonfirmasi apakah
mengharapkan penggunaaan media geografi berbasis komputer di masa yang akan datang, maka 63,33% siswa sangat mengharapkan agar media geografi berbasis komputer digunakan di masa yang akan datang dan sisanya 36,67 mengharapkan agar media geografi berbasis komputer digunakan di masa yang akan datang. Berdasarkan data hasil penelitian sebagaimana yang disajikan diatas, dapat diketahui secara umum siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran berbasis komputer model tutorial pada mata pelajaran Geografi . Penerapan pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa mempelajari materi pelajaran. Penyajian materi yang dimunculkan, menarik siswa untuk mengetahuinya, karena dikemas secara menarik dan interaktif dengan
159
menggabungkan unsur teks, audio, image/grafik, animasi dan video yang disertai menu-menu pilihan tentang isi materi yang disajikan. Keunggulan yang dapat dirasakan dengan penerapan pembelajaran berbasis komputer (CBI) model tutorial ini dalam pelajaran adalah dengan memberikan penguatan terhadap materi yang diterima sebagai informasi yang disajikan secara interaktif sehingga siswa dapat menerima materi atau informasi yang diinginkannya walaupun tanpa keberadaan guru. Menurut
Munir
(2008:159-162),
perpaduan
unsur
ini
dapat
mengakomodasi karakteristik atau gaya belajar siswa yang beragam, baik siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori maupun kinestetik. Dengan terintegrasinya berbagai unsur media ini dalam pembelajaran berprograma, maka hasil belajar dapat ditingkatkan dengan mengaktualisasikan seluruh potensi siswa melalui indera pendengar, penglihat, maupun indera lainnya. Dale (1969) dalam Susilana (2007: 542) menjelaskan, pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melaui indera lainnya sekitar 12%. Gambaran ini menunjukkan bahwa optimalnya pembelajaran berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa karena mendayagunakan semua indera melaui berbagai pengalaman belajar.
3. Respon Guru tentang Pembelajaran Geografi Berbasis Komputer Dari respon yang diberikan guru pada diketahui bahwa guru berpendapat bahwa media geografi berbasis komputer membuat siswa menjadi lebih aktif, sangat membantu dalam memberikan pemahaman konsep. Guru juga berpendapat
160
bahwa siswa tidak kesulitan dalam menggunakan media yang diterapkan dalam pembelajaran geografi, materi yang disajikan dalam media telah sesuai dengan tujuan pembelajaran, urutan materi pelajaran, dan kurikulum yang berlaku saat ini. Respon ini membuktikan bahwa guru menyadari bahwa peran media dalam pembelajaran sangat besar, terutama dalam membuat siswa menjadi lebih aktif, dan memberikan pemahaman konsep. Hal ini sesuai dengan manfaat media yang disampaikan oleh Warsita (2008:262). Menurutnya, model pembelajaran berbasis komputer memiliki manfaat sebagai berikut : (1) membuat konsep yang abstrak menjadi kongkret, (2) melampaui batas indra, ruang, dan waktu, (3) membangkitkan keingintahuan dan motivasi belajar, dan (4) dapat memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh dari yang abstrak hingga kongkret. Kejenuhan siswa dalam belajar dapt disebabkan karena kesulitan mereka dalam memahami konsep-konsep dalam pembelajaran geografi. Oleh karena itu, dengan adanya media maka permasalahan tersebut dapat diatasi. Aktifitas mereka dalam menggunakan media berbasis komputer memberikan nuansa baru dalam pembelajaran yang selama ini belum pernah mereka alami. Suasana dan situasi yang baru ini tentu akan meningkatkan semangat belajar mereka, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar mereka.
161
4. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan Pembelajar Geografi Berbasis Komputer faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan pembelajaran berbasis
komputer
(computer
based
instruction)
model
tutorial
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Swasta diidentifikasi ke dalam tiga kategori pokok yaitu: sarana dan prasarana, sumber daya pelaksana, dan dukungan. Sarana prasarana meliputi meliputi beberapa poin pokok, diantaranya: tersedianya laboratorium komputer yang memadai, tersedianya komputer minimal pentium III, tersedianya software program yang akan digunakan dalam pembelajaran, tersedianya alat-alat digital multimedia seperti CD Room dan input USB, tersedianya jaringan (LAN), tersedianya daya aliran listrik yang cukup memadai untuk menghidupkan komputer yang digunakan. Sumber daya pelaksana meliputi beberapa poin yaitu: kemampuan dan antusias guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis komputer, kemampuan dan dan antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran berbasis komputer model tutorial. Faktor pendukung yang berupa dukungan meliputi beberapa poin, diantaranya: dukungan dari kepala sekolah yang welcome dan memberikan kemudahan dalam administrasi, dukungan dari pengelola laboratorium yang rela meluangkan waktu untuk urusan dalam laboratorium. Temuan hasil penelitian yang menjadi faktor pendukung tersebut diatas sesuai dengan pendapat Mudloffir (1993: 133) yang mengatakan bahwa betapapun baiknya suatu desain, dan betapapun lengkapnya media yang
162
disediakan, tanpa pelayanan menunjang maka kegiatan proses belajar-mengajar tidak akan berhasil. Lebih lanjut Mudloffir merinci bahwa penunjang keberhasilan pembelajaran ke dalam lima pokok yaitu: tenaga ahli dan pembantu, pengadaan bahan, fasilitas, peralatan dan penjadualan waktu. Pelayanan penunjang tersebut harus ada dimulai dari awal prerencanaan desain sampai berakhirnya proses belajar-mengajar. Hal ini membuktikan bahwa untuk menghasilkan pembelajaran berbasis komputer yang berhasil dan efektif, maka setiap komponen baik dari sarana-prasarana, sumber daya maupun dukungan harus menunjang dari awal perencanaan sampai berakhirnya pembelajaran. Selain itu juga, dalam faktor pendukung keberhasilan suatu pembelajaran berbasis komputer di atas dapat dikategorikan ke dalam tiga komponen pokok yaitu siswa-guru-lingkungan. Ketiga faktor ini tidak dapat dipisahkan untuk membentuk pembelajaran yang efektif karena sebuah proses pengajaran berlangsung melalui sebuah interaksi antara guru, siswa dan lingkungan dalam situasi pengajaran yang bersifat edukatif (mendidik). Dari berbagai pemaparan tentang faktor keberhasilan pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai keberhasilan penerapan pembelajaran berbasis komputer maka harus ada berbagai komponen dan faktor yang saling mendukung, antara lain: 1) Faktor sarana dan prasarana yang mendukung yang meliputi: Software program yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan, laboratorium yang memadahi, spesifikasi komputer yang sesuai dengan program yang
163
diterapkan, adanya alat-alat multimedia dan sound, dan adanya aliran daya listrik yang memadai. 2) Faktor sumberdaya yang mumpuni, meliputi: adanya tim pengembang program di sekolah, guru yang mahir dalam pengoperasian komputer, siswa yang terbiasa menggunakan komputer. 3) Budaya. Setiap elemen sekolah harus mencoba untuk dapat lebih akrab menggunakan komputer sebagai salah satu media pembelajaran. 4) Dukungan dari berbagia pihak, antara lain: a) Pihak pemerintah. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan kebijakan kebijakan yang bersangkutan dengan teknologi informasi. b) Pihak kepala sekolah. Dalam hal ini seorang kepala sekolah harus mempunyai minat yang tinggi untuk memasyarakatkan pembelajaran berbasis komputer dengan melakukan berbagai kegiatan seperti seminar atau pelatihan pembuatan program dan memberikan dukungan penuh bagi guru yang hendak mengembangkannya baik secara moral maupun material (biaya). c) Pihak pengelola laboratorium. Pihak pengelola laboratorium hendaknya memberikan kemudahan-kemudahan dalam menggunakan laboratorium Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, penerapan pembelajaran berbasis komputer mempunyai faktor penghambat dan kekurangan, faktor penghambat dalam pembelajaran berbasis komputer model tutorial pada mata pelajaran Geografi diidentifikasi ke dalam lima kategori pokok yaitu: sarana prasarana, sumber daya pelaksana, waktu, dukungan dan biaya.
164
6) Sarana dan prasarana meliputi: laboratorium komputer memang sudah ada tetapitidak mencukupi untuk seluruh siswa, ada beberapa komputer yang loadingnya lambat, beberapa alat-alat digital multimedia seperti CD Room terkadang tidak berfungsi bahkan ada yang tidak ada, pada beberapa komputer tidak mempunyai sound, Jaringan (LAN) yang disediakan tidak dipasang pada setiap komputer. 7) Sumber daya pelaksana meliputi: Sebagian guru Geografi di Madrasah yang belum memahami pembelajaran berbasis komputer dan belum melaksanakan sebelumnya, banyak guru yang merasa cukup puas dengan menggunakan pembelajaran
konvensional,
minimnya
tenaga
pengembang
program
pembelajaranberbasis komputer di sekolah. 8) faktor waktu yang meliputi: perencanaan pembelajaran berbasis komputer akan
membutuhkan
waktu
lebih
lama
dibandingkan
perencanaan
pembelajaran konvensional, dalam pelaksanaannya terkadang anak telat masuk karena memang laboratorium komputer jauh dari ruang kelas sehingga waktu pembelajaran menjadi berkurang, waktu penggunaan laboratorium yang harus bergantian dengan mata pelajaran lain terutama mata pelajaran TIK. 9) Faktor dukungan meliputi: kurangnya perhatian pemerintah dan fihak departemen terhadap laboratorium komputer, kurangnya dukungan dari fihak madrasah untuk lebih menggiatkan pembelajaran berbasis komputer. 10) Faktor biaya dalam penerapan pembelajaran berbasis komputer yang relatif cukup besar.
165
Faktor penghambat dalam masalah sarana prasarana pada pembelajaran berbasis komputer merupakan temuan kalsik dalam permasalahan pembelajaran berbasis komputer di sekolah-sekolah kita karena di dalam pembelajaran ini sarana dan prasaran menjadi salah satu faktor utama pembelajaran dan notabene banyak sekolah kita belum mampu menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang. Faktor penghambat dalam masalah sarana prasarana sebagaimana temuan di atas sesuai dengan temuan dari beberapa peneliti terdahulu sebagaimana penelitian yang dilakukan Rusman (2007: 261-262) pada tiga sekolah SMK di Bandung yang menemukan bahwa memang sarana-prasarana di sekolah masih belum menunjang. Penelitian lain adalah sebagaimana penelitian Mulyadi (2006) yang meneliti di Sekolah Dasar, Widyo Nugroho (2004). Dalam penelitian-penelitian tersebut kesemuanya mengindikasikan bahwa masalah sarana dan prasarana memang menjadi masalah kurang lancarnya pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer. Temuan faktor penghambat di atas juga sesuai dengan apa yang dipaparkan Efendi dan Zhuang (2005: 15-17) bahwa keterbatasan dalam pembelajaran
media
elektronik
diantaranya:
(1)
Budaya
yang
belum
memasyarakat untuk menggunakan media elektronik sebagai media pembelajaran, (2) Investasi awal yang cukup besar, (3) Teknologi komputer yang belum sejalan dengan program yang dikembangkan, dan (4) Infrastruktur yang belum merata. Dari berbagai pemaparan tentang berbagai faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai keberhasilan penerapan pembelajaran
166
berbasis komputer maka harus ada berbagai komponen dan faktor yang saling mendukung, antara lain: 1) Faktor sarana dan prasarana yang mendukung yang meliputi: Software program yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan, laboratorium yang memadai, spesifikasi komputer yang sesuai dengan program yang diterapkan, adanya alat-alat multimedia dan sound, dan adanya aliran daya listrik yang memadai. 2) Faktor sumber daya yang mampu, meliputi: adanya tim pengembang program di sekolah, guru yang mahir dalam pengoperasian komputer, siswa yang terbiasa menggunakan komputer. 3) Budaya. Setiap elemen sekolah harus mencoba untuk dapat lebih akrab menggunakan komputer sebagai salah satu media pembelajaran. 4) Dukungan dari berbagia fihak, antara lain: a. Pihak pemerintah. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan kebijakankebijakan yang bersangkutan dengan teknologi informasi. b. Pihak kepala sekolah. Dalam hal ini seorang kepala sekolah harus mempunyai minat yang tinggi untuk memasyarakatkan pembelajaran berbasis komputer dengan melakukan berbagai kegiatan seperti seminar atau pelatihan pembuatan program dan memberikan dukungan penuh bagi guru yang hendak mengembangkannya baik secara moral maupun material (biaya). c. Pihak pengelola laboratorium. pihak pengelola laboratorium hendaknya memberikan kemudahan-kemudahan dalam menggunakan laboratorium.