22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar Hubungan Kekuatan Otot Perut Terhadap Ketepatan Service pada Cabang Olahraga Tenis Lapangan Pada Mahasiswa Penjaskes Jurusan Pendidikan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo. Dari hasil pengukuran antara variabel (X) dan variabel (Y), maka diperoleh data hasil penelitian sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Perut Dan Ketepatan Service No
Kekuatan Otot Perut (Variabel X)
Ketepatan Service (Variabel Y)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
28 14 8 11 15 12 19 23 10 8 12 15 20 18 21 11 9 16 27 25 24 9 15
24 11 7 10 13 11 16 22 10 7 11 13 18 17 18 12 8 14 20 23 21 13 14
23
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
15 17 22 20 28 15 17
13 16 21 19 24 14 16
∑
504
456
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel ( X ) Data hasil penelitian menunjukan bahwa dari 30 sampel penelitian menunjukan skor tertinggi kekuatan Otot perut sebesar 28 dan terendah sebesar 8. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh skor rata–rata sebesar 17,5, median sebesar 19,5 modus sebesar 12,5 dan standar deviasi sebesar 6,22. Hasil distribusi data variabel ( X ) secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2 Daftar Distribusi Frekuensi Variabel X No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 8 – 11 12 – 15 16 – 19 20 – 23 24 – 27 28 – 31 Jumlah
Frekuensi 7 8 5 5 3 2 30
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel Y Data hasil penelitian menunjukan bahwa dari 30 sampel penelitian menunjukan skor tertinggi ketepatan service sebesar 24 dan terendah sebesar 7. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh skor rata – rata sebesar 15,4 median sebesar 15,1, modus sebesar 14,0 dan standar deviasi sebesar 4,64. Hasil distribusi data variabel Y dan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini.
24
Tabel 3 Daftar Distribusi Frekuensi Variabel Y No Kelas Interval Frekuensi 1. 7–9 3 2. 10 – 12 6 3. 13 – 15 7 4. 16 – 18 6 5. 19 – 21 4 6. 22 – 24 4 Jumlah 30 4.1.3. Pengujian Regresi Linier Antara Variabel ( X ) dan Variabel ( Y ) Pengujuian ini dimaksud untuk mengukur hubungan fungsional antara variabel-variabel dalam penelitian. Analisis ini akan membedakan dua jenis variable, yaitu variable bebas (independen variabel) dan variable terikat (dependen variabel). Hubungan fungsional ini akan ditulis dalam bentuk persamaan matematik, yang disebut persamaan regresi sebagai berikut: Ỹ = a + bX Keterangan: Ỹ = baca Y topi a = konstanta b = koefesien regresi Dari hasil perhitungan di atas di peroleh makna bahwa setiap terjadi perubahan (penurunan-peningkatan) sebesar 1 unit pada variabel X, maka akan di ikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) rata-rat sebesar 0,04 unit pada variabel Y.
25
4.1.4 Pengujian Korelasi Linier Sederhana Antara Variabel X dan Variabel Y Pengujian korelasi dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kekuatan atau derajat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan terutama untuk data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi (r). Sedangkan koefisien penentu derajat hubungan antara variabel dinamakan koefisien determinasi (r2). Dari hasil perhitungan seperti terlihat pada lampiran, yang mengandung makna bahwa derajat hubungan antara Kekuatan Otot perut sebagai variabel X dengan ketepatan service sebagai variabel Y. Sebesar 92,7%. Dalam arti bahwa 92,7% variasi yang terjadi pada variabel Y atau ketepatan service dapat dijelaskan atau di pengaruhi oleh variabel X yakni Kekuatan Otot perut. Hasil pengujuan koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (r2), selanjutnya dapat diuji tingkat signifikasi atau keberartianya. H0 :
= 0 = tidak terdapat hubungan yang signifikan
Ha :
≠ 0 = terdapat hubungan yang signifikan
Kriteria pengujian : Terima H0 jika : -t(t-½
)
)
dengan taraf nyata α =
0,01 serta dk = n - 2. Dari hasil perhitungan seperti terlihat pada lampiran diperoleh harga thitung sebesar 18,7. sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata α =0.01 diperoleh t(1-½ )(n-2)=(1-½0,01)(30-2) sehingga t=(0,005)(28) atau t(0,995)(28) sehingga tdaftar sebesar =2,76. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga thitung lebih besar dari tdaftar (18,7 > 2.76) atau harga thitung telah berada di luar penerimaan Ho. Sehingga menerima Ha
26
yang menyatakan terdapat hubungan signifikan antara Kekuatan Otot perut (X) dengan ketepatan service (Y). Untuk jelasnya hal ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini Gambar kurva Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis Pada tarif nyata 5%
H0 HA
HA
18,7 -2,76
2,76
Gambar . Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Dari gambar diatas terlihat bahwa harga thitung berada di daerah penerimaan HA yang menyatakan terdapat hubungan antara kedua variabel. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot perut dengan ketepatan service pada cabang olahraga tenis lapangan. 4.2 Pembahasan Cabang olahraga tenis lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat dunia. Tenis lapangan ini adalah suatu permainan olahraga yang menggunakan raket dan bola serta dimainkan disebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring atau net. Namun dalam memainkan permainan ini tidak semudah yang kita lihat, ada beberapa hal yang harus dikuasai oleh seorang pemain agar permainannya terlihat bagus. Diantaranya
adalah kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan, dan
27
kelentukan. Dalam hal ini kekuatan dan ketepatan merupakan factor yang sangat dibutuhkan dalam permainan tenis lapangan. Khususnya kekuatan otot perut dengan ketepatan service. Kekuatan otot perut pada dasarnya merupakan kemampuan otot atau kelompok otot perut
untuk melakukan kerja tertentu. Sedangkan ketepatan
service merupakan suatu pukulan pembuka suatu poin yang dilakukan pemain dari sisi service court untuk menciptakan service yang tepat. Namun untuk mendapatkan kekutan otot perut yang maksimal serta ketepatan service yang baik, maka perlu adanya akumulasi berbagai aspek, yaitu program latihan yang memiliki sasaran yang jelas. Untuk melatih kekuatan otot perut salah satunya yaitu dengan melakukan sit-up, sedangkan untuk mendapatkan ketepatan service yang baik diperlukan latihan service secara berulang-ulang. Disamping itu juga untuk memperoleh ketepatan service yang maksimal diperlukan adanya kontribusi kekuatan otot khususnya kekutan otot perut. Dalam hal ini kekuatan otot perut dapat memberikan kontribusi yang baik dalam melakukan service dengan tepat. Dari penjelasan diatas maka dapat diprediksi bahwa kekuatan otot perut mempunyai hubungan yang signifikan dengan hasil pukulan service artinya semakin kuat otot perut seseoarang maka akan semakin kuat pula daya eksplosif yang dihasilkan sehingga akan menghasilkan kekuatan pukulan service yang akurat sesuai dengan arah yang diinginkan (soejoko,2004:24).