44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI sebanayak 460 perusahaan keseluruhan, dalam proses pengumpulan data diperoleh hasil yaitu sampel perusahaan pertambangan batu bara yang terdatar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 9 perusahaan sebagai berikut: Tabel 4.1 Tabel Perusahaan Pertambangan Batu Bara No.
Nama Perusahaan
1. Adaro Energy Tbk 2. ATPK Resources Tbk 3. Bumi Resources Tbk 4. Bayan Resources Tbk 5. Indo Tambangraya Megah Tbk 6. Resources Alam Indonesia Tbk 7. Perdana Karya Perkasa Tbk 8. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk 9. Petrosea Tbk Sumber: Indonesian Capital Market Directory, 2012
Kode ADRO ATPK BUMI BYAN ITMG KKGI PKPK PTBA PTRO
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka diperoleh 9 perusahaan Pertambangan Batu Bara. Sejumlah 9 perusahaan Pertambangan Batu Bara di atas memenuhi kriteria penelitian yaitu memiliki data yang lengkap sehingga layak digunakan sebagai data penelitian.
44
45
B. Statistik Diskriptif Data Penelitian Statistik diskriptif data penelitian digunakan untuk mengetahui gambaran umum tentang kinerja keuangan Perusahaan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan perhitungan statistik disktriptif diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Debt to Total Assets Ratio Debt to Total Assets Ratio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai seluruh assets perusahaan. Berdasarkan perhitungan Debt to Total Assets Ratio diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.2 Debt to Total Assets Ratio Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011
No
Kode
Nama Perusahaan
1 ADRO PT. Adaro Energy Tbk 2 ATPK PT. ATPK Resources Tbk 3 BUMI PT. Bumi Resources Tbk 4 BYAN PT. Bayan Resources Tbk 5 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 6 KKGI PT. Resource Alam Indah Tbk 7 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk 8 PTBA PT. Bukit Asam (Persero) Tbk 9 PTRO PT. Petrosea Tbk Minimal Maksimal Rata-Rata Sumber: data sekunder diolah, 2013
Debt to TotalAssests Ratio 2009 2010 2011 0,587 0,541 0,568 0,251 0,411 0,654 0,867 0,813 0,867 0,653 0,637 0,553 0,343 0,338 0,315 0,447 0,418 0,328 0,609 0,588 0,598 0,284 0,262 0,290 0,589 0,461 0,596 0,251 0,262 0,290 0,867 0,813 0,867 0,514 0,497 0,530
46
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai Debt to Total Assets Ratio pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 diketahui bahwa nilai minimal adalah sebesar 0,251 yang terjadi pada PT. ATPK Resources Tbk pada tahun 2009; sedangkan nilai maksimal adalah sebesar 0,867 yang terjadi pada PT. Bumi Resources Tbk pada tahun 2009 dan 2011. Nilai rata-rata Debt to Total Assets Ratio pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 adalah 0,514; hal ini menunjukkan bahwa proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai seluruh assets perusahaan 51,4%. Nilai rata-rata Debt to Total Assets Ratio pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0,497; hal ini menunjukkan bahwa proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai seluruh assets perusahaan mengalami penurunan menjadi 49,7%. Nilai rata-rata Debt to Total Assets Ratio pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan menjadi 0,530; hal ini menunjukkan bahwa proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai seluruh asets perusahaan mengalami peningkatan menjadi 53%. 2. Long Term Debt Ratio Long Term Debt Ratio mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai seluruh aset perusahaan. Berdasarkan perhitungan Long Term Debt Ratio diperoleh hasil sebagai berikut:
47
Tabel 4.3 Long Term Debt Ratio Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011
No
Kode
Nama Perusahaan
1 ADRO PT. Adaro Energy Tbk 2 ATPK PT. ATPK Resources Tbk 3 BUMI PT. Bumi Resources Tbk 4 BYAN PT. Bayan Resources Tbk 5 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 6 KKGI PT. Resource Alam Indah Tbk 7 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk 8 PTBA PT. Bukit Asam (Persero) Tbk 9 PTRO PT. Petrosea Tbk Minimal Maksimal Rata-Rata Sumber: data sekunder diolah, 2013
Long Term Debt Ratio 2009 2010 2011 0,491 0,465 0,500 0,015 0,043 0,088 0,814 0,768 0,766 0,445 0,440 0,267 0,083 0,049 0,042 0,218 0,141 0,078 0,442 0,389 0,266 0,002 0,150 0,149 0,400 0,231 0,500 0,002 0,043 0,042 0,814 0,768 0,766 0,323 0,297 0,295
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai Long Term Ratio pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 20092011 diketahui bahwa nilai minimal adalah sebesar 0,002 yang terjadi pada PT. Bukit Asam (Persero) Tbk pada tahun 2009; sedangkan nilai maksimal adalah sebesar 0,814 yang terjadi pada PT. Bumi Resources Tbk pada tahun 2009. Nilai rata-rata Long Term Debt Ratio pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 adalah 0,323; hal ini menunjukkan bahwa proporsi dana yang bersumber dari hutang jangka panjang untuk membiayai modal sendiri perusahaan adalah 32,3%.
Nilai
rata-rata
Long
Term
Debt
Ratiopada
Perusahaan
Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0,297; hal ini menunjukkan bahwa proporsi dana yang bersumber dari hutang jangka panjang untuk
48
membiayai seluruh modal sendiri mengalami penurunan menjadi 29,7%. Nilai rata-rata Long Term Debt Ratio pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan menjadi 0,295; hal ini menunjukkan bahwa proporsi dana yang bersumber dari hutang jangka panjang untuk membiayai modal sendiri mengalami penurunan menjadi 29,5%. 3. Time Interest Earned Time
Interest
Earned
merupakan
kemampuan
perusahaan
membayar utang dengan laba sebelum bunga pajak. Berdasarkan perhitungan Time Interest Earned diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.4 Time Interest Earned Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 No
Kode
Nama Perusahaan
1 ADRO PT. Adaro Energy Tbk 2 ATPK PT. ATPK Resources Tbk 3 BUMI PT. Bumi Resources Tbk 4 BYAN PT. Bayan Resources Tbk 5 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 6 KKGI PT. Resource Alam Indah Tbk 7 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk 8 PTBA PT. Bukit Asam (Persero) Tbk 9 PTRO PT. Petrosea Tbk Minimal Maksimal Rata-Rata Sumber: data sekunder diolah, 2013
Time Interest Earned 2009 2010 2011 2,083 1,892 2,304 -4,068 -2,452 -1,458 2,212 2,190 1,688 5,444 3,611 3,703 3,775 3,789 3,971 2,959 0,334 0,341 0,372 -32,763 2,012 3,643 4,328 3,799 1,535 5,524 4,749 -4,068 -32,763 -1,458 5,444 5,524 4,749 1,995 -1,505 2,345
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai Time Interest Earned pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 diketahui bahwa nilai minimal adalah sebesar -4,068 yang
49
terjadi pada PT. ATPK Resources Tbk pada tahun 2009; sedangkan nilai maksimal adalah sebesar 5,444 yang terjadi pada PT. Bayan Resources Tbk pada tahun 2009. Nilai rata-rata Time Interest Earnedpada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 adalah 1,995; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan membayar utang dengan laba sebelum bunga pajak adalah 1,995 kali. Nilai rata-rata Time Interest Earned pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi -1,505; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan membayar utang dengan laba sebelum bunga pajak mengalami penurunan menjadi -1,505 kali. Nilai rata-rata Time Interest Earned pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan menjadi 2,345; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan membayar utang dengan laba sebelum bunga pajak mengalami peningkatan menjadi 2,345 kali. 4. Return on Assets Return on Assets menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Berdasarkan perhitungan Return on Assets diperoleh hasil sebagai berikut:
50
Tabel 4.5 Return on Assets Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 No
Kode
Nama Perusahaan
1 ADRO PT. Adaro Energy Tbk 2 ATPK PT. ATPK Resources Tbk 3 BUMI PT. Bumi Resources Tbk 4 BYAN PT. Bayan Resources Tbk 5 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 6 KKGI PT. Resource Alam Indah Tbk 7 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk 8 PTBA PT. Bukit Asam (Persero) Tbk 9 PTRO PT. Petrosea Tbk Minimal Maksimal Rata-Rata Sumber: data sekunder diolah, 2013
Return on Assets 2009 2010 2011 10,31 5,44 9,76 -20,71 -17,46 -22,26 3,20 3,78 2,92 1,91 6,74 14,51 28,00 17,36 34,93 11,73 31,49 46,04 4,47 1,73 -0,62 33,77 23,03 26,82 0,82 18,99 13,95 -20,71 -17,46 -22,26 33,77 31,49 46,04 8,17 10,12 14,01
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai Return on Assets pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 20092011 diketahui bahwa nilai minimal adalah sebesar -22,26 yang terjadi pada PT. ATPK Resources Tbk pada tahun 2011; sedangkan nilai maksimal adalah sebesar 46,04 yang terjadi pada PT. Resources Alam Indah Tbk pada tahun 2011. Nilai rata-rata Return on Assets pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 adalah 8,17; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak adalah 8,17%. Nilai rata-rata Return on Assets pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 10,12; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang
51
dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak mengalami peningkatan menjadi 10,12%. Nilai rata-rata Return on Assets pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan menjadi 14,01; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak kembali mengalami peningkatan menjadi 14,01%. 5. Return on Equity Return on Equity menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan perhitungan Return on Equity diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Return on Equity Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 No
Kode
Nama Perusahaan
1 ADRO PT. Adaro Energy Tbk 2 ATPK PT. ATPK Resources Tbk 3 BUMI PT. Bumi Resources Tbk 4 BYAN PT. Bayan Resources Tbk 5 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 6 KKGI PT. Resource Alam Indah Tbk 7 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk 8 PTBA PT. Bukit Asam (Persero) Tbk 9 PTRO PT. Petrosea Tbk Minimal Maksimal Rata-Rata Sumber: data sekunder diolah, 2013
Return on Equity 2009 2010 2011 24,94 11,85 22,61 -27,65 -29,62 -64,31 24,06 20,17 18,28 5,51 18,57 32,46 42,61 26,23 51,01 21,22 54,11 68,51 11,42 4,21 -1,54 47,15 31,19 37,79 1,99 35,01 33,06 -27,65 -29,62 -64,31 47,15 54,11 68,51 16,81 19,08 21,99
52
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai Return on Equity pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 20092011 diketahui bahwa nilai minimal adalah sebesar -64,31 yang terjadi pada PT. ATPK Resources Tbk pada tahun 2011; sedangkan nilai maksimal adalah sebesar 68,51 yang terjadi pada PT. Resources Alam Indah Tbk pada tahun 2011. Nilai rata-rata Return on Equity pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 adalah 16,81; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba setelah pajak perusahaan adalah 16,81%. Nilai rata-rata Return on Equity pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 19,08; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba setelah pajak mengalami peningkatan menjadi 19,08%. Nilai rata-rata Return on Equity pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan menjadi 21,99; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba setelah pajak kembali mengalami peningkatan menjadi 21,99%. 6. Net Profit Margin Net Profit Margin menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menhasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan.
53
Berdasarkan perhitungan Net Profit Margin diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Net Profit Margin Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 No
Kode
Nama Perusahaan
1 ADRO PT. Adaro Energy Tbk 2 ATPK PT. ATPK Resources Tbk 3 BUMI PT. Bumi Resources Tbk 4 BYAN PT. Bayan Resources Tbk 5 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 6 KKGI PT. Resource Alam Indah Tbk 7 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk 8 PTBA PT. Bukit Asam (Persero) Tbk 9 PTRO PT. Petrosea Tbk Minimal Maksimal Rata-Rata Sumber: data sekunder diolah, 2013
Return on Equity 2009 2010 2011 0,16 0,09 0,14 0,00 0,00 0,00 0,05 0,09 0,05 0,02 0,06 0,16 0,22 0,11 0,23 0,08 0,17 0,21 0,06 0,03 0,00 0,30 0,25 0,29 0,01 0,23 0,20 0,00 0,00 0,00 0,30 0,25 0,29 0,10 0,11 0,14
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai Net Profit Margin pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 diketahui bahwa nilai minimal adalah sebesar 0,00 yang terjadi pada PT. ATPK Resources Tbk pada tahun 2009-2011; sedangkan nilai maksimal adalah sebesar 0,30 yang terjadi pada PT. Bukti Asam (Persero) Tbk pada tahun 2011. Nilai rata-rata Net Profit Margin pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 adalah 0,10; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan melalui penjualan untuk menghasilkan laba perusahaan adalah 10%. Nilai ratarata Net Profit Margin pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 0,11; hal
54
ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan melalui penjualan untuk menghasilkan laba mengalami peningkatan menjadi 11%. Nilai rata-rata Net Profit Margin pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan menjadi 0,14; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan melalui penjualan untuk menghasilkan laba kembali mengalami peningkatan menjadi 14%.
C. Analisis Regresi Linier Berganda 1. Interpretasi Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui pengaruh rasio solvabilitas dan profitabilitas terhadap return saham pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda Variabel Total Debt to Assets Ratio Long Term Debt Ratio Time Interest Earned Return on Assets Return on Equity Net Profit Margin Fhitung Df Sig R Square Sumber: data sekunder diolah, 2013
B 0,240 -1,219 -0,105 -0,035 0,050 7,152
thitung 0,077 -0,582 -2,290** -1,777* 3,530*** 2,236**
Sig 0,940 0,567 0,033 0,091 0,002 0,037 5,528 20 0,002 0,624
55
Hasil perhitungan regresi linier berganda di atas diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = -0,129 + 0,240 X1 – 1,219 X2 – 0,105 X3 – 0,035 X4 + 0,050 X5 + 7,152 X6 (0,077) (-0,582) (-2,290)** (-1,777)* (3,530)*** (2,236)** Keterangan: * Signifikan pada level 10% ** Signifikan pada level 5% *** Signifikan pada level 1%
Parameter estimate b yang digunakan untuk mengukur sejauh mana X mampu meningkatkan probabilitas suatu event terjadi. Nilai konstan (a) adalah -0,129; hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya total debt to assets ratio, long term debt ratio, time interest earned, return on assets, return on equity dan net profit margin maka nilai return saham akan mengalami penurunan. b1 = 0,240 ≠ 0 Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien b1 adalah 0,240 dengan parameter positif, hal ini juga menunjukkan bahwa semakin terjadi peningkatan pada Total Debt to Assets Ratio, maka return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia semakin mengalami peningkatan. Total Debt to Assets Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan tingkat kepercayaan 95%. b2 = -1,219 ≠ 0 Nilai koefisien b2 adalah sebesar -1,219 dengan parameter negatif, hal ini menunjukkan bahwa semakin terjadi peningkatan pada Long Term Debt Ratio, maka Return Saham peruahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia semakin mengalami penurunan. Long Term Debt
56
Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan tingkat kepercayaan 95%. b3 = -0,105** = 0 Nilai koefisien b3 adalah -0,105 dengan parameter negatif, hal ini juga menunjukkan bahwa semakin terjadi peningkatan pada Time Interest Earned, maka Return Saham pada perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia semakin mengalami penurunan. Time Interest Earned berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan tingkat kepercayaan 95%. b4 = -0,035*= 0 Nilai koefisien b4 adalah -0,035 dengan parameter negatif, hal ini juga menunjukkan bahwa semakin terjadi peningkatan pada Return on Assets, maka Return Saham pada perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia semakin mengalami penurunan. Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan tingkat kepercayaan 90%. b5 = 0,050***= 0 Nilai koefisien b5 adalah 0,050 dengan parameter positif, hal ini juga menunjukkan bahwa semakin terjadi peningkatan pada Return on Equity, maka Return Saham pada perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia semakin mengalami peningkatan. Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan tingkat kepercayaan 99%.
57
b6 = 7,152** = 0 Nilai koefisien b6 adalah 7,152 dengan parameter positif, hal ini juga menunjukkan bahwa semakin terjadi peningkatan pada Net Profit Margin, maka Return Saham pada perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia semakin mengalami peningkatan. Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan tingkat kepercayaan 95%. 2. Uji Ketepatan Parameter (Uji t) Berdasarkan analisis nilai thitung untuk variabel Total Debt to Assets Ratio sebesar 0,077 dengan signifikansi 0,940 atau 94%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H0 sebesar 94% dan kemungkinan menerima Ha adalah 6%. Bisa juga dikatakan pengaruh Total Debt to Assets Ratio terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia tidak signifikan pada = 5%. Nilai thitung untuk variabel Long Term Debt Ratio sebesar -1,219 dengan signifikansi 0,567 atau 56,7%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H0 sebesar 56,7% dan kemungkinan menerima Ha adalah 43,3%. Bisa juga dikatakan pengaruh Long Term Debt Ratio Ratio terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia tidak signifikan pada = 5%. Nilai thitung untuk variabel Time Interest Earned sebesar -2,290 dengan signifikansi 0,033 atau 3,3%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H0 sebesar 3,3% dan kemungkinan menerima Ha adalah 96,7%.
58
Bisa juga dikatakan pengaruh Time Interest Earned terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia signifikan pada = 5%. Nilai thitung untuk variabel Return on Assets sebesar -1,777 dengan signifikansi 0,091 atau 9,1%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H 0 sebesar 9,1% dan kemungkinan menerima Ha adalah 90,9%. Bisa juga dikatakan pengaruh Return on Assets terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia tidak signifikan pada = 5%. Nilai thitung untuk variabel Return on Equity sebesar 3,530 dengan signifikansi 0,002 atau 0,2%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H0 sebesar 0,2% dan kemungkinan menerima Ha adalah 99,8%. Bisa juga dikatakan pengaruh Return on Equity terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia signifikan pada = 5%. Nilai thitung untuk variabel Net Profit Margin sebesar 2,236 dengan signifikansi 0,037 atau 3,7%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H 0 sebesar 3,7% dan kemungkinan menerima Ha adalah 96,3%. Bisa juga dikatakan pengaruh Net Profit Margin terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia signifikan pada = 5%. 3. Uji Ketetapan Model a. Koefisien Determinasi (R Square) Berdasarkan uji regresi linier berganda diperoleh nilai R2 sebesar 0,624. Nilai R2 sebesar 62,4%, artinya variabel Total Debt to
59
Total Assets Ratio, Long Term Debt Ratio, Time Interest Earned, Retun on Assets, Return on Equity dan Net Profit Margin dapat menjelaskan perubahan pada return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia sebesar 62,4%. b. Penilaian Model dalam Analisis Regresi Linier Berganda (Uji F) Uji F dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah slope (koefisien parameter) secara simultan berbeda atau sama dengan nol. Jadi, uji ini dilakukan untuk melihat secara persamaan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,528. Derajat kebebasan (df) n-k (27-7) = 20, diketahui Ftabel = 2,60. Penentuan ketepatan model berdasarkan asumsi di atas maka model dinilai fit/sesuai dengan data karena nilai Fhitung = 5,528>2,60 (p < 0,05). 4. Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah penguji asumsi-asumsi statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik diperoleh hasil sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji
normalitas adalah pengujian asumsi residual
mendistribusi normal. Berikut adalah hasil pengujian normalitas:
yang
60
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Normalitas Variabel
Kolmogorov Smirnov Z Unstandardized Residual 0,669 Sumber: Data sekunder diolah, 2013
pvalue
Keterangan
0,762
Normal
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 18.0 for windows diperoleh nilai kolmogorov smirnov z untuk residual (µi) sebesar 0,669 dengan probability 0,762. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p > 0,05; maka menunjukkan bahwa distribusi data dalam penelitian normal. b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen. Hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Pengujian Multikolinearitas No Variabel Tolerance
VIF
1. DAR 0,143 6,998 2. LDR 0,175 5,711 3. TIE 0,419 2,389 4. ROA 0,419 2,385 5. ROE 0,290 3,448 6. NPM 0,471 2,122 Sumber: data sekunder diolah, 2013
Keterangan Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas tidak ada korelasi antar variabel independen yang sempurna ditunjukkan dengan nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan
61
bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi. c. Uji Heteroskedastisitas Gejala heteroskedastisitas merupakan salah satu penyimpangan asumsi klasik yang berarti keadaan homoiskesdatisitas tidak terpenuhi. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji park. Berikut adalah hasil pengujian heteroskedastisitas: Tabel 4.11 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Variabel
thitung
Sig.
Keterangan
DER 0,009 0,993 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas DAR -0,518 0,610 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas LDR -0,318 0,754 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas ROA -1,242 0,229 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas ROE 0,964 0,346 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas NPM 1,311 0,205 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Sumber: data sekunder diolah, 2013 Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas diketahui bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai p > 0,05; sehingga menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat permasalahan heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan korelasi error di antara berbagai atau beberapa observasi dalam waktu (time) atau ruang (space). Berikut adalah hasil pengujian autokorelasi:
62
Tabel4.12 Hasil Pengujian Autokorelasi Durbin Kriteria Watson 1 1,391 -2 s/d +2 Sumber: data sekunder diolah, 2013 Model
Keterangan Tidak Terjadi Autokorelasi
Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi diperoleh nilai DurbinWatsonsebesar1,391 yang berada di antara -2 sampai +2 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak ada masalah autokorelasi. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa asumsi-asumsi dari model regresi linear klasik, penaksiran OLS memiliki varians yang terendah di antara penaksir-penaksir linear lainnya: dalam hal ini, penaksiran OLS disebut sebagai penaksir tak bias linear terbaik (best linear unbiased estimators/BLUE).
D. Pembahasan Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Pada hakikatnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ”alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan, dan informasi penting lainnya (Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2011: 154).Hal itu juga sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang.
63
Berkaitan dengan penelitian ini, return saham merupakan salah satu faktor bagi investor dalam pengembalian keputusan. Dalam pembentukan return saham tidak terlepas dari informasi akuntasi. Kaitannya dengan penelitian ini, penulis akan menganalisis salah satu faktor yang mempengaruhi return saham, yaitu tentang kondisi perusahaan. Dalam hal ini kondisi perusahaan diartikan sebagai kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh rasio solvabilitas dan profitabilitas terhadap return saham diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham Rasio solvabilitas/Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain, serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. Berdasarkan analisis di atas nilai thitung untuk variabel Total Debt to Assets Ratio sebesar 0,077 dengan signifikansi 0,940 atau 94%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H0 sebesar 94% dan kemungkinan menerima Ha adalah 6%. Bisa juga dikatakan pengaruh Total Debt to Assets Ratio terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia tidak signifikan pada = 5%. Nilai thitung untuk variabel Long Term Debt Ratio sebesar -1,219 dengan signifikansi 0,567 atau 56,7%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H0 sebesar 56,7% dan kemungkinan menerima Ha adalah
64
43,3%. Bisa juga dikatakan pengaruh Long Term Debt Ratio Ratio terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia tidak signifikan pada = 5%. Nilai thitunguntuk variabel Time Interest Earned sebesar -2,290 dengan signifikansi 0,033 atau 3,3%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H0 sebesar 3,3% dan kemungkinan menerima Ha adalah 96,7%. Bisa juga dikatakan pengaruh Time Interest Earned terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia signifikan pada = 5%. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa komponenkomponen rasio solvabilitas yang terdiri dari Total Debt to Assets Ratio, Long Term Debt Ratio tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia, sedangkan untuk Time Interes Earned meberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia sehingga H1 yang menyatakan bahwa rasio solvabilitas dapat berpengaruh signifikan terhadap perubahan return saham perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia ditolak kebenarannya. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Firdaus, Rizal Wakhid (2011) yang berjudul “analisis pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI”. Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan bahwa
65
variable current ratio, Debt to Equity ratio, Total Assets turnover, Return On Assets dan Earning per share secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham namun secara parsial hanya variable current ratio, return on assets dan earning per share saja yang berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan untuk variable debt to equity ratio dan total assets turnover tidak berpengaruh signifikan namun demikian perusahaan emiten hendaknya tetap memperhatikan variable ini karena tetap memiliki pengaruh meskipun tidak signifikan. 2. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham Rasio profitabilitas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitunguntuk variabel Return on Assets sebesar -1,777 dengan signifikansi 0,091 atau 9,1%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H0 sebesar 9,1% dan kemungkinan menerima Ha adalah 90,9%. Bisa juga dikatakan pengaruh Return on Assets terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia tidak signifikan pada = 5%. Nilai thitunguntuk variabel Return on Equity sebesar 3,530 dengan signifikansi 0,002 atau 0,2%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H 0 sebesar 0,2% dan kemungkinan menerima Ha adalah 99,8%. Bisa juga dikatakan pengaruh Return on Equity terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia signifikan pada = 5%.
66
Nilai thitung untuk variabel Net Profit Margin sebesar 2,236 dengan signifikansi 0,037 atau 3,7%. Hal ini berarti kemungkinan menerima H 0 sebesar 3,7% dan kemungkinan menerima Ha adalah 96,3%. Bisa juga dikatakan pengaruh Net Profit Margin terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia signifikan pada = 5%. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa komponenkomponen rasio profitabilitas menunjukkan bahwa Return on Equity dan Net Profit Margin memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia. Sehingga H2 yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas dapat berpengaruh signifikan terhadap perubahan return saham perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia diterima kebenarannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Rahmawati, Ika Dewi (2011) yang berjudul ”Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba (Studi kasus pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2007-2008). Diperoleh hasil uji t menunjukkan bahwa rasio keuangan yang berpengaruh signifikan secara parsial adalah rasio debt to equity ratio, inventory turnover, fixed asset turnover, total assets turnover, net profit margin, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba.