BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X1.1(Kelompok Latihan Zig-Zag Sebelum Eksperimen) Skor data variabel X1.1 dalam penelitian ini adalah skor data yang dijaring sebelum pelaksanaan eksperimen pada siswa yang mengikuti latihan zig-zag. Dari data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 7.05 dan skor yang terendah 6.29. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 6.58 dan nilai standar deviasi 0.30. Nilai Distribusi data variabel X1.1 dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah ini: Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Variabel X1.1
No
Kelas Interval
Jumlah
1
6.29 – 6.47
5
2
6.48 – 6.66
3
3
6.67 – 6.85
0
4
6.86 – 7.04
3
Jumlah
11
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah sampel sebesar 11 orang, dengan jumlah frekuensi setiap kelas interval. Kelas interval pertama merupakan
1
frekuensi tertinggi dibandingkan kelas interval lainnya. Hal ini dapat diartikan bahwa sampel pada kelompok latihan zig-zag ini hasil capaiannya hampir sebagian besar memiliki kelincahan yang baik hal ini dapat dibuktikan dengan waktu yang diperoleh 6.29-6.47. Dapat digambarkan dalam grafik histogram sebagai berikut: frekuensi 5
4
2
0 6.285
6.475
6.6656.6857.045kelas interval
Gambar 4.2.1. Histogram Data Variabel X1.1 4.1.2
Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X1.2 (Kelompok Latihan Tanpa Zig-Zag Sebelum Eksperimen)
Skor data variabel X1.2 adalah skor data yang dijaring sebelum pelaksanaan eksperimen pada kelompok siswa yang mengikuti latihan tanpa zig-zag. Dari data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 7.01 dan skor terendah 6.25. Setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata 6.50, nilai standar deviasi 0,20 sedangkan varians sebesar 0,04. Untuk lebih jelasnya dapatlihat hasil daftar distribusi frekuensi data variabel X1.2 di bawah ini:
2
Tabel 2 Daftar Distribusi Frekuensi Variabel X1.2
No
Kelas Interval
Jumlah
1
6.25 – 6.43
5
2
6.44 – 6.62
4
3
6.63 – 6.81
1
4
6.82 – 7.01
1
Jumlah
11
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas interval pertama yang memiliki frekuensi terbanyak, Hal ini membuktikan bahwa kelompok latihan tanpa zig-zag sebagian besar sampelnya memiliki kemampuan dengan rata-rata capaian waktu 6.25-6,4,. Untuk jelasnya, hal ini dapat digambarkan dalam grafik histogram sebagai berikut: Frekuensi 6
4
2 0 6.2456.4356.6256.8157.015kelas interval Gambar 4.1.2 Histogram Variabel X1.2
3
4.1.3
Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X2.1 (Kelompok Latihan Zig-Zag Eksperimen)
Skor data variabel X2.1 dalam penelitian ini adalah data yang dijaring setelah pelaksanaan eksperimen pada kelompok siswa yang mengikuti latihan zig-zag. Dari data ini yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 6.01 dan skor terendah 5.27. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 5.55 dan standar deviasi 0.24. Distribusi data variabel X1.2 dapat dilihat pada tabel daftar distribusi frekuensi berikut: Tabel 3 Daftar Distribusi Frekuensi Variabel X2.1
No
Kelas Interval
Jumlah
1
5.27 – 5.45
5
2
5.46 – 5.64
3
3
5.65 – 5.83
1
4
5.84 – 6.02
2
Jumlah
11
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata pada kelompok latihan zig-zag mengalami peningkatan dari tes awal sebesar 6,58 dan pada tes akhir meningkat waktunya menjadi 5.55. Sedangkan kelas interval pertama memiliki frekuansi terbesar dibandingkan kelas yang lainnya dengan capaian waktu berkisar 5.27-5.45.Hal ini berarti responden yang menjadi sampel kelompok
4
latihan zig-zag dalam penelitian ini memperoleh skor yang berada di atas ratarata, ini berarti bahwa pada umunya siswa yang memiliki kelincahan berada dia atas skor rata-rata yang dicapai sebelum eksperimen. Hal ini dapat digambarkan dalam grafik histogram sebagai berikut : frekuensi 6
4
2
5.2655.4555.6455.8356.025kelas interval Gambar 4.1.3. Histogram Data Variabel X2.1
4.1.4
Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X2.2(Kelompok Latihan Tanpa Zig-Zag Setelah Eksperimen)
Skor data variabel X2.2 adalah skor data yang dijaring setelah pelaksanaan eksperimen pada kelompok siswa yang mengikuti latihan tanpa zig-zag. Dari data diperoleh skor tertinggi 6.60 dan skor terendah 5.27. Setelah dilakukan analisis diperoleh rata-rata 5.59. Nilai standar deviasi 0.37 sedangkan varians sebesar 0.14. Distribusi data variabel X2.2 dapat dilihat pada tabel berikut :
5
Tabel 4 Daftar Distribusi Frekuensi Variabel X2.2
No
Kelas Interval
Jumlah
1
5.27 – 5.59
7
2
5.60 – 5.92
3
3
5.93 – 6.25
0
4
6.26 – 6.60
1
Jumlah
11
Dari tabel di atas dapat dilihat skor rata-rata mengalami peningkatan dimana rata-rata sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 6.50 meningkat menjadi 5.59, sehingganya waktu perolehan rata-rata setelah eksperimen merupakan waktu yang lebih baik dibandingkan sebelum eksperimen. Hal ini data pula dibuktikan pada hasil capaian yang diperoleh pada kelas interval pertama memiliki frekuensi terbesar disbanding kelas interval lainnya.berada Hal ini bahwa respon yang menjadi sampel dalam penelitian ini pada kelompok latihan tanpa zigzag memperoleh skor tidak jauh beda dengan rata-rata. Dalam arti umumnya siswa memiliki kelincahan tidak jauh beda dengan skor rata-rata yang dicapai setelah eksperimen. Untuk jelasnya, hal ini dapat digambarkan dalam grafik histogram sebagai berikut:
6
frekuensi 7 6
4
2 0 5.2655.5955.9256.2556.605kelas interval Gambar 4.1.2 Histogram Variabel X2.2 4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh prestasi siswa dalam cabang olahraga sepak bola khususnya kelincahan melalui latihan zig-zag dan latihan tanpa zig-zag. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan adalah uji homogenitas varians populasi. Selain itu pengujian dilakukan dengan melakukan pengujian normalitas data dari setiap variabel X1.1
dan
X1.2.Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetehui dan menguji apakah data penelitian pada tes awal merupakan data yang memiliki distribusi normal. 4.3 Pengujian Hipotesis Berdasarkan data hasil penelitian yang memiliki varians populasi yang homogen dan data hasil penelitian latihan zig-zag dan tanpa zig-zag merupaka data yang memiliki distribusi normal, maka dalam pengujian hipotesis digunakan
7
uji kesamaan dua rata-rata melalui uji dua pihak. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan komparasi antara X1.1 dengan X1.2. hasil pengujian menunjukkan harga thitung sebesar 0.89 Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga tdaftar 2.05. Ternyata harga thitung atau harga thitung telah berada di dalam daerah penerimaan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan tidak dapat menerima H1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut :
H0
0.89 HA -2.10
HA 2.10
Gambar 4.1.5 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis (X1.1dan X1.2) Berdasarkan data hasil penelitian yang memiliki varians populasi yang homogen, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata melalui uji dua pihak. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan komparasi antara X2.1 dengan X2.2. hasil pengujian menunjukkan harga thitung sebesar -0.17 Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga tdaftar 2.05. Ternyata harga thitung atau harga thitung telah berada di di dalam daerah penerimaan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan tidak dapat menerima H1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut:
8
-0,17
H0 HA
-2.10
HA
2.10
Gambar 4.1.6 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis (X2.1dan X2.2) 4.4 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh prestasi siswa dalam cabang olahraga sepak bola khususnya kelincahan melalui latihan zig-zag dan latihan tanpa zig-zag. Untuk meningkatkan prestasi pada permainan sepak bola khususnya dalam kelincahan menjadikan atlet yang berprestasi diperlukan latihan yang intensif secara teratur, disiplin dan kontinu. Sehingga latihan ini dapat diperoleh manfaat terhadap peningkatan kesehatan fisik. Dalam penelitian ini, penulis melakukan eksperimen terhadap dua bentuk latihan yaitu latihan zig-zag dan latihan tanpa zig-zag. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang bentuk latihan yang lebih dirasa lebih efektif dapat meningkatkan prestasi siswa dalam permainan sepak bola khususnya kelincahan. Eksperimen ini dilakukan pada siswa SMP Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo.
9
Berdasarkan hasil penelitian melalui metode eksperimen yang telah dilakukan, terdapat peningkatan prestasi kelincahan siswa yang signifikan dalam permainan sepak bola, baik siswa yang mengikuti latihan zig-zag maupun tanpa zig-zag. Akan tetapi latihan zig-zag menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil yang dicapai oleh siswa yang mengikuti latihan tanpa zig-zag. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis berbunyi ; “ terdapat pengaruh latihan zig-zag dan tanpa zig-zag terhadap kelincahan dalam permainan sepak bolasiswa putera di SMP Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo “ dapat diterima. A. Pegertian Kelincahan Drs.Agus Mukholit,M.pd.maret 2007Kelincahan (agility) adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Kelincahan sangat dibutuhkan hampir di setiap cabang olahraga seperti : tenis, sepak bola dan basket. Kelincahan berasal dari kata lincah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lincah berarti selalu bergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap. Sedangkan orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak
tanpa
kehilangan
keseimbangan
dan
kesadaran
akan
posisi
tubuhnya.mendefinisikan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi.
10
B. Pegertian Zig-Zag MenurutDrs.Agus Mukholit,M.pd.maret 2007maka penulis menyimpulkan bahwa lari zig-zag adalah suatu macam bentuk latihan yang dilakukan dengan gerakan berkelok-kelok melewati rambu-rambu yang telah di siapkan, dengan tujuan untuk melatih kemampuan berubah arah dengan cepat.berlari secepat – cepatnya tanpa menyentuh teman yang dilewati dengan lintasan zig – zig atau berbelok – belok. Menggiring zig-zag akan berbeda dengan menggiring lurus tanpa rintangan, dalam hal ini menggiring zig-zag sangat membutuhkan koordinasi, kelentukan, dan keseimbangan yang baik dibandingkan menggiring lurus. Menggiring zig-zag bisa dilakukan dengan satu kaki saja untuk memainkan bola dan bisa juga dilakukan dengan dua kaki bergantian. Lari zig – zag yaitu Lari berbelok-belok (zig-zag),Seseorang berlari dengan cepat sebanyak 2 – 3 kali di antara beberapa titik, misalnya 4 – 5 titik. Jarak setiap titik kurang lebih 2 meter.Cara melakukan gerakan belak-belok adalah: Berdiri tegak dan kedua tangan di samping badan Pandangan ke depan Lakukan gerakan lari berbelok-belok ke arah kiri dan kanan sesuai dengan arah.
11
Latihan zig – zag
C. Pengertian latihan tanpa zig – zag Latihan tanpa zig – zag yaitu latihan yang tidak menggunakan rintangan misalnya, memindahkan benda secepat –cepatnya dari satu tempat ke tempat
lain.benda
bisa
berupa
sapu
tangan,kaos
kaki,sepatu,dan
sebagainya yang jumlahnya 5 – 7 buah. Jarak satu tempat ke tempat lain 3 – 5 meter.menurut Drs.Agus Mukholit,M.pd.maret 2007 .
Berdasarkan hasil penelitian melalui metode eksperimen yang telah
dilakukan, terdapat peningkatan prestasi kelincahan siswa yang signifikan dalam permainan sepak bola, baik siswa yang mengikuti latihan zig-zag maupun tanpa zig-zag. Akan tetapi latihan zig-zag menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil yang dicapai oleh siswa yang mengikuti latihan tanpa zig-zag. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis berbunyi ; “ terdapat pengaruh latihan zig-zag dan tanpa zig-zag terhadap kelincahan dalam permainan sepak bolasiswa putera di SMP Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo “ dapat diterima
12