BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 21 siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 11 siswa sebagai kelompok kontrol. Sebelum melakukan penelitian, persayaratanya adalah kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol. Dalam hal ini kesamaan antara kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor self efficacy yang diuji homogenitas harus menghasilkan Asymp. Sig. (2-tailed)>0,50. Tabel 4.1 dibawah ini adalah diskripsi mengenai kondisi kelompok eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan. Tabel 4.1 Diskripsi kelompok eksperimen dan kontrol. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama NU EM DA DKL RK IK AB RD EE SA FF NN AK PA KK DK AS RA AY ED EKO
Kelompok Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol
Umur 17 17 16 17 17 16 17 17 17 17 17 16 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Laki – laki Laki – laki Laki – laki Laki – laki Laki – laki Laki – laki Laki – laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki – laki Laki – laki Laki – laki Laki – laki Laki – laki Laki – laki Laki – laki Laki – laki
35
Berdasarkan tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa umur tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol.Tabel 4.2 dibawah ini akan dijelaskan mengenai skor pre test Self efficacy kelompok eksperimen dan kelompok kontrol : Tabel 4.2 Hasil pretest kelompok eksperimen dan kontrol No Nama
Ek Ko 1 NU FF 2 EM NN 3 DA AK 4 DKL PA 5 RK KK 6 IK DK 7 AB AS 8 RD RA 9 EE AY 10 SA ED 11 EK Jumlah Keterangan :
Dimensi Besar Luas Pengharapan Pengharapan Ek Ko Ek Ko 36 38 32 37 41 46 36 40 42 41 36 40 41 39 30 33 39 37 37 34 43 39 33 33 43 41 35 34 39 42 38 35 44 44 36 37 43 46 42 40 41 42 411 454 355 405 Ek : Eksperimen Ko : Kontrol A : Sedang (skor 119 – 144) B : Rendah (skor 93 – 118)
Total Kemantapan Pengharapan Ek Ko 47 52 46 56 48 53 46 42 52 47 55 50 58 54 60 58 60 52 57 56 57 529 577
Kategori
Ek 115 123 126 117 128 131 136 137 140 142
Ko Ek 127 B 142 A 134 A 114 B 118 A 122 A 129 A 135 A 133 A 142 A 140 1295 1436
Ko A A A B B A A A A A A
Dari table 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini terdapat 21 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 10 siswa sebagai kelompok kontrol dan 11 siswa sebagai kelompok eksperimen. Dilihat dari kategori self efficacy kelompok eksperimen memperoleh hasil; terdapat 2 siswa yang memiliki kategori self efficacy yang rendah dan terdapat 8 siswa memiliki kategori sedang. Sedangkan dilihat dari kategori kelompok kontrol memperoleh hasil; terdapat 2 siswa yang memiliki kategori self efficacy yang rendah dan terdapat 9 siswa yang memiliki kategori sedang. Jumlah skor keseluruhan kelompok eksperimen yaitu 1295, sedangkan jumlah skor yang diperoleh kelompok kontrol adalah 1436. 36
Hail uji homogenitas skala self efficacy pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dengan ditunjukkan sig. 0.805 > 0.5, sedangkan mean rank kelompok eksperimen 10.65 dan mean rank kelompok kontrol adalah 11.32. Sehingga penulis dapat melanjutkan penelitian. Berdasarkan rancangan penelitian dan hasil analisis diatas, selanjutnya kelompok eksperimen akan diberikan treatment yaitu diberikan layanan Bimbingan kelompok teknik modeling sebanyak sembilan kali pertemuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Penyusunan topik dalam kegiatan bimbingan kelompok teknik modeling berdasarkan dimensi self efficacy.Tabel 4.3 dibawah ini merupakan presentase antar aspek self efficacy. Tabel 4.3 Presentase Dimensi Self efficacy kelompok eksperimen No
1 2 3 4
Total
Max skor Min skor Skor pre test Prosentase
Dimensi (Besar pengharapan) 680 17 411 60,4 %
(Luas Pengharapan) 440 11 355 80,7 %
(Kemantapan Pengharapan) 720 18 529 73,5 %
Berdasarkan tabel 4.3.dapat dilihat bahwa presentase adalah aspek besar pengharapan (60,4%), selanjutnya aspek Luas pengharapan (80,7%), dan yang terakhir adalah Kemantapan pengharapan (73,5%). Berdasarkan hasil tersebut, penulis membuat program layanan bimbingan kelompok teknik modeling yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan hasil prosentase ketiga dimensi self efficacy.Tabel 4.4 berikut ini merupakan susunan program layanan yang akan diberikan kepada kelompok eksperimen :
37
Tabel 4.4 Program layanan bimbingan kelompok teknik modeling No
Topik
Indikator
1 Self efficacy siswa
2 Keyakinan dalam mengerjaka n tugas – tugas akademik sekolah (Luas pengharapan)
3 Mengatasi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas – tugas akademik sekolah (Besar pengharapan)
4 Yakin dengan potensi diri dapat menyelesaika n tugas (Besar
Pengharapan terbatas pada bidang perilaku khusus Yaitu keyakinan/ke mantapan dalam menjalankan bidang tugas selama ini dan tugas – tugas yang baru. Analisis pilihan perilaku yg akan dicoba (merasa mampu dilakukan) Upaya menghindari situasi dan prilaku yg dirasa melampaui batas kemampuan Tingkat kesulitan tugas yang diyakini dapat diselesaikan
Tujuan
Rencana pelaksana an Siswa mampu Sabtu 2 Februari mengutarakan kekuatan dan 2013 kelemahan keyakinan diri dalam kaitannya tanggung jawab seorang siswa. Siswa mampu Sabtu 9 dan 16 menunjukkan Februari keyakinan 2013 dalam mengerjakan tugas saat ini dan tugas yang baru.
Alokasi waktu dan pertemuan 1 pertemuan ±45 menit
Bentuk kegiatan Permaina n, sharring
2 Permain pertemuan an,mode ±45 menit ling, Tanya jawab
Siswa dapat menunjukkan keyakinan mampu menghadapi kesulitan dan kegagalan dalam tugas.
Sabtu dan Maret 2013
2 2 Permain 9 pertemuan an,mode ±45 menit ling, Tanya jawab
Siswa mampu menunjukkan keyakinan dengan potensi diri dapat menyelesaikan
Permain Sabtu 16 2 dan 23 pertemuan an,mode ±45 menit ling, Maret Tanya 2013 jawab
38
pengharapan)
tugas – tugas yang sulit dan menantang Siwa mampu 5 Menumbuhk Bertahan menunjukkan an sikap dalam sikap yakin usahanya berfikir dari usahanya positif dari yaitu dapat usaha yang menghadapi dan memperoleh kita lakukan tugas hasil yang (Kemantapan tantangan ingin kita pengharapan) pekerjaan sebagai siswa capai.
Sabtu 30 2 pertemuan Maret 2013 dan ±45 menit 4 april 2013
Permain an.mode ling, Tanya jawab
4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Perijinan Penelitian Penulis memberikan surat ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SMKN 2 Salatiga pada tanggal 2 Januari 2013 yang prosedur awalnya surat ijin diberikan kepada bagian Tata usaha dan nantinya pihak Tata usaha akan memberikan surat ijin tersebut kepada Kepala Sekolah SMK 2 Salatiga, Kurikulum serta Guru BK. Atas ijin tersebut, penulis membicarakan prosedur penelitian yang berupa uji instrumen, pretest, postest dan treatment serta membicarakan kapan penelitian akan mulai dilaksanakan dengan pihak Kurikulun dan guru BK. Setelah berunding, pihak kurikulum dan Guru BK memberi ijin untuk uji instrument dan pretest dilaksanakan pada bulan Januari saat jam BK. Sedangkan untuk pelaksanaan Layanan (Treatment) dan pretest dilakukan mulai bulan Februari dan dilakukan saat jam BK dan jam pelajaran kosong dengan syarat penulis harus membuat surat ijin penelitian lanjutan yang nantinya akan diberikan kepada pihak kepala sekolah mengingat penelitian membutuhkan waktu yang cukup lama. Atas kesepakatan tersebut, penulis melaksanakan penelitian sesuai prosedur yang ditetapkan pihak sekolah.
39
4.2.2. Tes Awal (pretest) Pre test dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2013 dengan menyebarkan skala Self efficacy yang bejumlah 46 item pernyataan pada 31 siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga. Setelah di analisis terdapat 21 siswa yang memiliki tingkat Self efficacy dengan kategori sedang dan rendah, selanjutnya siswa tersebut dibagi secara random menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan 10 siswa dan kelompok kontrol dengan 11 siswa. Berdasarkan uji homogenitas yang dibantu dengan SPSS 16.0 for windows, dari kedua kelompok dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen, dengan demikian penelitian dapat dilanjutkan. 4.2.3. Perlakuan (treatment) Treatment diberikan dengan memberi layanan bimbingan kelompok teknik modeling sesuai rancangan yang sudah dibuat oleh penulis sebanyak 9 sesi dan dilaksanakan hari sabtu pada jam pelajaran terakhir yaitu jam BK atau pada jam– jam tertentu sesuai dengan kesepakatan dengan kelompok. Layanan ini dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen setelah postest menunjukkan peningkatan Self efficacy dan hasilnya lebih tinggi dari kelompok kontrol. Adapun sesi eksperimen dengan layanan bimbingan kelompok teknik modeling sebagai berikut: 1. Pertemuan pertama hari Sabtu, 2 Februari 2013 a. Tahap pembentukan kelompok Sesi 1 dilakukan saat jam pelajaran terakhir yaitu jam BK dan tempat pelaksanaan di Gazebo taman sekolah sesuai dengan kesepakatan penulis dan
40
kelompok. Sesi pertama merupakan awal dari pertemuan bimbingan kelompok teknik modeling yang merupakan tahap pembentukan kelompok dimana pemberi layanan menjelaskan pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik modeling, menyepakati kontrak waktu serta memberi motivasi anggota kelompok yang diharapkan nantinya anggota kelompok lebih terbuka menyampaikan harapan dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai serta antusias dari masing-masing anggota dalam mengikuti layanan. Topik yang dipilih untuk pertemuan pertama yaitu “Self efficacy siswa”.Tujuan yang ingin dicapai yaitu Siswa mampu mengutarakan kekuatan dan kelemahan keyakinan diri dalam kaitannya tanggung jawab seorang siswa serta pentingnya
self
efficacy
siswa
dalam
memenuhi
tugas-tugas
seorang
siswa.Selanjutnya penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Badai berhembus”. Permainan ini dimaksudkan untuk menyegarkan anggota kelompok kembali setelah melakukan rutinitas belajar, sehingga kelompok semakin bersemangat untuk mengikuti layanan. b. Tahap Peralihan Penulis menegaskan kembali prosedur bimbingan kelompok teknik Modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. c. Tahap Kegiatan Tahap kegiatan diawali penulis dengan menjelaskan tentang pengertian self efficacy dan pentingnya self efficacy bagi siswa. Dimaksudkan anggota kelompok merefleksi diri sehingga dapat mengutarakan kekuatan dan kelemahan self efficacy yang dimiliki berkaitan dengan tugas–tugas dan tanggung jawab siswa.
41
Setelah semua anggota kelompok dapat dengan verbal merefleksi kekuatan, kelemahan dan problematika yang dihadapi berkaitan dengan self efficacy, penulis mengindikasikan bahwa sebagian besar kelemahan self efficacy anggota kelompok yaitu ketidak yakinan dalam memenuhi tuntutan akademis yaitu ketidak yakinan dalam mengerjakan dan memenuhi tugas–tugas mata pelajaran, ketidak yakinan dapat mengikuti mata pelajaran, dan ketidak yakinan dapat memperoleh nilai tes dan tugas pelajaran yang bagus. Dari keterangan dan indikasi tersebut penulis jadikan acuan dalam pemilihan model, baik untuk mastery model (model yang ahli) maupun coping model (orang yang masih mendapat kendala namun secara bertahap mampu menghadapi tugas) yang secara langsung akan ditampilkan dalam situasi kelompok. Sehingga nantinya anggota kelompok dapat belajar dari pengalaman–pengalaman model secara efektif. Gambar 4.1 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi pertama dengan topik “Self efficacy siswa“:
Gambar 4.1 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-1
42
d. Tahap penutup Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa sesi pertama akan segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung sembari penulis menanyakan kepada anggota kelompok “Siapa teman sekelas anda yang pandai, rajin,
mempunyai keyakinan diri dalam
memenuhi tuntutan tugas mata pelajaran dan keyakinan diri dapat memenuhi tugas–tugas seorang siswa?” 8 orang dari 10 orang anggota kelompok menjawab Bambang dan Nurrohman. Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa penulis menyimpulkan keseluruhan layanan yang berlangsung. Melalui kegiatan bimbingan kelompok teknik modeling dengan topik self efficacy siswa, anggota kelompok bisa melihat kelemahan–kelemahan yang dimiliki berkaitan dengan self efficacy. Kelompok juga semakin sadar bahwa dengan self efficacy yang rendah dapat mempengaruhi prestasi dan kinerja sebagai seorang siswa. Penulis juga menjelaskan rencana layanan sesi selanjutnya dan kegiatan diakhiri dengan do’a. 2. Pertemuan ke-2 dan ke-3 hari Sabtu, 9 dan 16 Februari 2013 Dari kesepakatan dengan kelompok kegiatan layanan diadakan di ruang kelas dan seluruh anggota kelompok hadir. Model yang digunakan pada sesi kedua ini adalah Nurrohman dan Bambang. Pemilihan model berdasarkan permasalahan self efficacy dan skor skala self efficacy tertinggi di kelas XI TEI B dimana Nurrohman tertinggi pertama dengan skor 163 sedangkan Bambang tertinggi kedua dengan skor 160 dan diperkuat masukan dari anggota kelompok.
43
a. Tahap Pembukaan Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan. Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan dan proses layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi ke-2 ini “Keyakinan mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah”. Tujuan yang ingin dicapai pada pertemuan kedua yaitu dengan bimbingan kelompok teknik modeling anggota kelompok dapat belajar dari model mengenai keyakinan atau kesanggupan dalam mengerjakan tugas–tugas akademik, baik itu tugas–tugas akademik sekolahsaat ini maupun tugas–tugas yang baru.Penulis kemudian mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Lempar spidol”. Permainan lempar spidol ini berfungsi untuk menyegarkan kembali pikiran siswa yang setelah sehari mengikuti pelajaran, sehingga kelompok dapat fokus mengikuti layanan. b. Tahap Peralihan Dalam tahap peralihan penulis menegaskan kembali prosedur dan proses bimbingan kelompok teknik modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. c. Tahap Kegiatan Dalam tahap kegiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan kepada kelompok untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
44
Selanjutnya penulis memperkenalkan model kepada kelompok, dan menanyakan kesanggupan kelompok untuk belajar dari model. Setelah
semuanya
siap,
model
mulai
mengutarakan
pengalaman–
pengalaman, kiat–kiat dan menanamkan rasa yakin dapat mengerjakan tugas– tugas akademik sekolah saat ini maupun tugas–tugas akademik sekolah yang baru. Dimulai dari model yang pertama yaitu Nurrohman dan dilanjutkan model yang kedua yaitu Bambang dengan masing–masing waktu 15 menit. Anggota kelompok belajar dari model dengan memperhatikan sungguh–sungguh setiap apa yang diutarakan model (proses attentional). Selanjutnya penulis menanyakan kepada anggota kelompok mengenai informasi apa yang diperoleh dari proses belajar dari model tentang keyakinan mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah(proses rettentional) .setelah itu penulis menanyakan pada masing–masing anggota kelompok apa yang akan dilakukan setelah proses belajar dari model, dan apa yang dianggap cocok untuk menumbuhkan keyakinan dapat mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah saat ini dan tugas–tugas akademik sekolahyang baru? (proses motorik reproducton) Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk benar– benar menerapkan dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari dan direncanakan dari proses belajar dari model agar siswa dapat mengerjakan dan memenuhi tuntutan tugas–tugas akademik sekolah. Penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil penerapan tingkah laku yang baru setelah sesi ini sampai pada pertemuan selanjutnya, dengan membuat skala peningkatan dari 0 – 10.(proses motivational).
45
Gambar 4.2 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi kedua dengan topik “Keyakinan mengerjakan tugas-tugasakademik sekolah“:
Gambar 4.2 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-2 d. Tahap Penutup Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses berlangsungnya layanan. Proses berlangsungnya layanan dinilai sudah baik, namun proses attentional harus lebih diperbaiki. Agar informasi–informasi yang diperoleh benar–benar bisa diserap pada koqnitif anggota kelompok. Penulis juga mengharapkan informasi hasil proses belajar dari model dapat digunakan sebaik–baiknya dalam penerapan tingkah laku yang baru. Penulis mengharapkan agar kelompok tetap belajar secara observasional dari model diluar situasi kelompok dari topik keyakinan
46
mengerjakan
tugas–tugas
akademik
sekolah.
Dengan
topik
keyakinan
mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah anggota kelompok termotivasi untuk merubah perilku yang pesimis ke optimis, sehingga timbul keyakinan bahwa tugas yang diberikan bukanlah hambatan melainkan tantangan yang harus diselesaikan. Selanjutnya kegiatan ditutup dengan do’a. 3. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga ini dirancang penulis untuk mengetahui hasil perubahan tingkah laku siswa setelah seminggu melakukan layanan bimbingan kelompok teknik modeling dari topik keyakinan mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah dan mengatasi kesulitan dan hambatan dalam proses perubahan tingkah laku. Sesuai kesepakat dengan kelompok, kegiatan layanan dilaksanakan pada pukul 10.00 wib karena siswa pulang awal. Lokasi layanan bertempat di gazebo taman sekolah. Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan terimakasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir mengikuti kegiatan. Penulis juga mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Pundak lutut kaki”, permainan ini membuat siswa untuk bergairah kembali dalam melakukan kegiatan, sehingga saat layanan siswa bisa bersemangat. Selanjutnya penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil selama seminggu setelah kegiatan
layanan
bimbingan
kelompok
teknik
modeling
sesi
kedua
berlangsung.Hasil laporan menunjukkan adanya berbedaan pada masing–masing anggota kelompok, ada yang sudah menunjukkan peningkatan dan ada yang belum menunjukkan peningkatan. Level tertinggi di angka 6, sedangkan level
47
terendah diangka 4 yang sebelumnya level tertinggi diangka 2 dan terendahnya diangka 0. Penulis memberikan apresiasi dan pujian atas peningkatan tersebut. Dari hasil skala peningkatan, anggota kelompok tanya jawab dengan model mengenai hambatan–hambatan dan kendala yang diperoleh dalam mengkinerjakan informasi–informasi yang diperoleh dari model. Dimaksudkan kelompok dapat memperoleh informasi lebih banyak sehingga dapat mengatasi hambatan dan kendala tersebut. Di akhir sesi penulis mengajak kelompok untuk mengevalusai kegiatan sesi ketiga berlangsung. Hasil evaluasi menunjukkan siswa kurang terbuka mengenai hambatan–hambatan saat tanya jawab dengan model. Penulis mengharapkan pada sesi berikutnya kelompok lebih aktif dalam tanya jawab dengan model. Dari topik keyakinan mengerjakan tugas sesi ketiga ini anggota kelompok dapat tergugah dalam memenuhi tanggung jawab dalam tugas, dan kelompok semakin mantap sesulit dan sebanyak apaun tugas akan bisa terselesaikan apabila siswa yakin mampu dan usaha. Penulis tetap meminta kepada kelompok untuk membuat skala peningkatan hasil layanan seminggu setelah layanan sesi saat ini yang akan dilaporkan pada sesi berikutnya. Penulis mengharapkan kepada kelompok untuk tetap belajar secara observasional dari model diluar kegiatan kelompok. Dan kegiatan diakhiri dengan do’a. Gambar 4.3 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi ketiga dengan topik “Keyakinan mengerjakan tugas-tugas akademik sekolah“:
48
Gambar 4.2 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-3 4. Pertemuan ke-4 dan ke-5 hari Sabtu, 2 dan 9 maret 2013 Kegiatan layanan diadakan di ruang kelas dan seluruh anggota kelompok hadir. Sesi keempat ini dirancang penulis dengan menggunakan topik bahasan yang baru yaitu “Mengatasi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas– tugas akademik sekolah” Model yang digunaka masih sama dengan model pada pertemuan sebelumnya. Mengingat kelompok antusias untuk belajar dengan mendengarkan informasi–informasi yang diutarakan model dan meningkatnya skala peningkatan yang dibuat siswa setiap harinya. a. Tahap Pembukaan Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan. Sebelum penulis menjelaskan topik yang akan dibahas pada pertemuan keempat, penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil seminggu sesudah kegiatan layanan sesi ketiga berlangsung. hasil laporan menunjukan adanya peningkatan pada masing–masing anggota kelompok dari topik keyakinan mengerjakan tugas– 49
tugas sekolah. Level tertinggi pada angka 8, sedangkan level terendah pada angka 7 yang dimana dipertemuan ketiga level tertinggi diangka 6 dan terendah diangka 4. Penulis memberikan pujian dan senyuman hangat atas peningkatan tersebut.Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan dalam bimbingan kelompok teknik modeling sesi keempat dan mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Domikado”. Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi keempat ini “Mengatasi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah”. Tujuan yang ingin dicapai pada pertemuan keempat yaitu anggota kelompok dapat menghadapi kesulitan dan kegagalan dalam tugas–tugas akademik sekolah. b. Tahap Peralihan Penulis menegaskan kembali prosedur dan proses bimbingan kelompok teknik Modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. c. Tahap Kegiatan Dalam tahap kegiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan kepada kelompok untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas. Setelah semuanya siap, penulis mempersilahkan model mulai mengutarakan pengalaman– pengalaman, kiat–kiat dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas yang diawali dari model yang pertama yaitu Nurrohman dan dilanjutkan model yang kedua yaitu Bambang dengan masing–masing waktu 15 menit. Anggota kelompok belajar dari model dengan memperhatikan sungguh– sungguh setiap apa yang diutarakan model (proses attentional).
50
Dari hasil pemberian informasi dari model penulis menanyakan kepada anggota kelompok informasi apa yang diperoleh dari proses belajar dari model tentang mengatasi kesulitan dan kegagalan mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah? (proses rettentional). Selanjutnya penulis menanyakan pada masing– masing anggota kelompok apa yang akan dilakukan setelah proses belajar dari model, dan apa yang dianggap cocok untuk mengatasi kegagalan dan kesulitan tugas–tugas akademik sekolah? (proses motorik reproducton) Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk benar–benar menerapkan dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari dan direncanakan dari proses belajar dari model. Penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil penerapan tingkah laku yang baru setelah sesi ini sampai pada pertemuan selanjutnya, dengan membuat skala peningkatan dari 0 – 10.(proses motivational). Gambar 4.4 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi keempat dengan topik “Mengatasi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah “:
Gambar 4.4 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-4 51
d. Tahap penutup Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses layanan, proses berlangsungnya layanan dinilai sudah baik dari sesi sebelumnya. Penulis mengharapkan kelompok dapat menjaga situasi yang baik saat proses layanan sampai pada sesi–sesi layanan bimbingan kelompok teknik modeling selanjutnya. Penulis tetap menghimbau kepada anggota kelompok untuk tetap belajar secara observasional kepada model dari topik mengatasi kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas diluar situasi kelompok serta tetap membuat skala peningkatan yang akan dilaporkan pada sesi berikutnya. Dari topik mengatasi kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas, kelompok memperoleh pengetahuan mengenai mensiasati kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas. Kelompok dapat merefleksi apa kekurangan dan kelemahan dan langkah–langkah yang salah dalam mengerjakan tugas–tugas mata pelajaran. Kelompok juga semakin sadar bahwa ketidakyakinannya mampu mengerjakan tugas karena sifat kurang yakin dengan potensi diri dan sifat malas dalam diri sendiri, setelah itu kegiatan ditutup dengan do’a. 5. Pertemuan kelima Pertemuan kelima ini dirancang penulis untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa hasil layanan bimbingan kelompok teknik modeling sesi keempat dari topik mengatasi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas– tugas akademik sekoah dan mengatasi hambatan dan kesulitan dalam proses
52
perubahan tingkah laku. Kegiatan dilakukan pada jam terakhir yaitu jam BK, dan sesuai dengan kesepakatan kelompok kegiatan dilakukan di Ruang kelas. Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan terimakasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir mengikuti kegiatan. Kemudian penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Topi saya bundar. Permainan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan konsentrasi siswa, sehingga saat layanan siswa berkonsentrasi dengan baik. Selanjutnya penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan skala peningkatan topik mengatasi kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas selama seminggu setelah kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik modeling sesi keempat berlangsung. Hasil laporan menunjukkan adanya peningkatan pada setiap anggota kelompok walaupun belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Level tertinggi pada angka 5 dan terendah pada angka 4. Namun demikian penulis tetap mengapresiasi atas peningkatan tersebut dengan memberikan pujian dan tepuk tangan. Dari hasil skala peningkatan, anggota kelompok tanya jawab dengan model mengenai hambatan–hambatan dan kendala yang diperoleh saat mengkinerjakan informasi–informasi yang diperoleh dari model. Dimaksudkan kelompok dapat memperoleh informasi lebih banyak sehingga dapat mengatasi hambatan dan kendala tersebut. Gambar 4.5 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi kelima dengan topik “Mengatasi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah “:
53
Gambar 4.5 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-5
Sebelum penulis menutup kegiatan, Penulis mengajak kelompok untuk evaluasi kegiatan yang berlangsung.Kegiatan berlangsung cukup baik, kelompok lebih aktif dari kegiatan tanya jawab dari sesi sebelumya.Penulis mengharapkan agar informasi–informasi yang diperoleh bisa di aplikasikan pada tindakan yang diinginkan pada masing–masing anggota kelompok. Dari kegiatan sesi kelima ini kelompok semakin yakin dapat mengatasi kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah. Penulis juga meminta kepada anggota kelompok untuk tetap belajar kepada model dari topik mengatasi kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas diluar situasi kelompok. Untuk mengetahui hasil peningkatan keberhasilan bimbingan kelompok teknik modeling dengan topik mengatasi kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas, penulis tetap meminta kepada kelompok untuk membuat skala peningkatan yang akan dilaporkan pada sesi berikutnya.
54
6. Pertemuan ke-6 dan ke-7 hari Sabtu, 16 dan 23 Maret 2013 Pelaksanaan bimbingan kelompok teknik modeling sesi ke-6 dilakukan di ruang kelas saat jam mata pelajaran terakhir. Model yang digunakan pada sesi keenam ini adalah Petty. Petty adalah salah satu mahasiswa UKSW yang banyak mengikuti organisasi dan kegiatan namun prestasi akademik Petty baik.Sebelum Petty benar–benar terpilih menjadi model, penulis memberikan skala self efficacy. Hasil skor skala self efficacy adalah 159 sehingga self efficacy Petty tergolong tinggi. Apabila Petty mendapatkan respon yang kuat dari kelompok, maka Petty bisa dijadikan model dalam bimbingan kelompok teknik modeling sesi-sesi selanjutnya. a. Tahap Pembukaan Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan. Sebelum penulis menjelaskan topik yang akan dibahas pada pertemuan keempat, penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil seminggu sesudah kegiatan layanan sesi keempat berlangsung. Hasil laporan menunjukan adanya peningkatan pada masing–masing anggota kelompok. Level tertinggi pada angka 9, sedangkan skor terendah pada angka 7 dari topik keyakinan mengerjakan tugas. Penulis sangat mengapresiasi atas peningkatan tersebut dengan memberikan pujian dan tepuk tangan. Namun demikian penulis tetap mengharapkan kepada kelompok ditingkatkan kembali bagi anggota kelompok yang belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, dan menjaga kondisi tersebut bagi anggota kelompok yang sudah mendapatkan peningkatan yang diharapkan.
55
Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan dan proses layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi keenam ini “Yakin dengan potensi diri dapat menyelesaiakan tugas”. Tujuan yang ingin dicapai pada pertemuan keenam yaitu Siswa mampu menunjukkan keyakinan dengan potensi diri dapat menghadapi dan menyelsaikan tugas–tugas yang sulit dan menantang. Kemudian penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Mari kita bangkit”, permainan ini membentuk kerja sama siswa dan membuat kelompok bergembira. b. Tahap Peralihan Dalam tahap peralihan penulis menegaskan kembali prosedur dan proses bimbingan kelompok teknik modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. c. Tahap kegiatan Dalam tahap kegiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan kepada kelompok untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas. Selanjutnya penulis memperkenalkan model kepada kelompok, dan menanyakan kesanggupan kelompok untuk belajar dari model. Setelah semuanya siap, penulis mempersilahkan model untuk mulai mengutarakan
pengalaman–pengalaman
dan
kiat–kiat
dalam
menggapai
keinginginan memperoleh hasil tugas yang memuaskan. Anggota kelompok belajar dari model dengan memperhatikan sungguh–sungguh setiap apa yang diutarakan model (proses attentional).
56
Selanjutnya penulis menanyakan kepada anggota kelompok mengenai informasi apa yang diperoleh dari proses belajar dari model tentang yakin dengan potensi diri dapat menyelesaikan tugas? (proses rettentional). Setelah itu penulis menanyakan pada masing–masing anggota kelompok apa yang akan dilakukan setelah proses belajar dari model, dan apa yang dianggap cocok untuk diterapkan menumbuhkan sikap yakin pada potensi diri dalam mewujudkan dapat menghadapi dan menyelsaikan tugas–tugas yang sulit dan menantang? (proses motorik reproducton) Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk benar– benar menerapkan dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari dan direncanakan dari proses belajar dari model dan meminta anngota kelompok untuk melaporkan hasil penerapan tingkah laku yang baru setelah proses berlangsungnya layanan sesi ini samapai pada pertemuan selanjutnya, dengan membuat skala peningkatan dari 0–10 (proses motivational). Gambar 4.6 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi keenam dengan topik “Yakin dengan potensi diri dapat menyelesaiakan tugas “:
Gambar 4.6 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-6 57
d. Tahap Penutup Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses layanan, proses berlangsungnya layanan dinilai sudah baik, kelompok juga sangat antusias belajar dengan model. Kelompok bisa merencanakan tingkah laku yang baru untuk dilakukan pada keadaan yang sebenarnya melalui informasi–informasi yang di peroleh dari model. Dengan topik yakin dengan potensi diri, kelompok merasa lebih menghargai kekuatan dan kelemahan dalam diri. Setiap anggota kelompok juga semakin bersemangat dalam menggapai cita–cita untuk dapat menghadapi dan menyelsaikan tugas–tugas yang sulit dan memperoleh hasil tugas yang bagus. Penulis mengharapkan agar kelompok dapat belajar observasional dengan model lain seperti orang tua, guru, ataupun teman sebaya di luar situasi kelompok dari topik yakin dengan potensi diri. Penulis juga menghimbau kepada kelompok untuk tetap membuat skala peningkatan dari topik yakin dengan potensi diri yang akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya. 7. Pertemuan ketujuh Pada pertemuan ketujuh, penulis merancang layanan guna mengetahui perubahan tingkah laku hasil layanan sesi keenam dari topik yakin dengan potensi diri dapat menyelesaikan tugas dan mengatasi hambatan dan kesulitan dalam proses perubahan tingkah laku. Kegiatan layanan dilakukan di gazebo taman sekolah pada jam mata pelajaran terakhir yaitu jam BK. Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan terimakasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir mengikuti kegiatan.
58
Penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Mari bercermin”. Permainan ini berguna untuk menyegarkan kembali siswa setelah seharian belajar, sehingga nantinya siswa bisa semangat mengikuti layanan. Selanjutnya penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan perkembangan selama seminggu setelah kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik modeling sesi keenam dengan topik yakin dengan potensi diri. Hasil laporan menunjukan adanya peningkatan pada masing–masing anggota kelompok. Skor tertinggi pada angka 4 sedangkan skor terendah pada angka 3. Dengan hasil peningkatan tersebut penulis tetap memberikan apresiasi. Selanjutnya anggota kelompok tanya jawab dengan model mengenai hambatan–hambatan dan kendala yang diperoleh saat menkinerjakan informasi– informasi dari topik yakin dengan potensi diri yang dibahas pada pertemuan keenam. Dimaksudkan kelompok dapat memperoleh informasi lebih banyak sehingga dapat mengatasi hambatan dan kendala tersebut. Di akhir sesi penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan dan tetap mengingatkan kepada kelompok untuk membuat skala peningkatan dari topik yakin dengan potensi diri dapat menyelesaikan tugas. Dari hasil evaluasi proses layanan, kelompok cukup aktif dan antusias saat proses layanan. Sehingga saat proses attentional dalam tanya jawab bisa maksimal. Dari sesi ketujuh, kelompok termotivasi untuk merubah pola pikir yang sering merasa kurang yakin dengan potensi diri menjadi lebih yakin pada potensi diri asalkan semua itu ditunjang dengan usaha yang optimal. Penulis mengharapkan agar kelompok dapat belajar observasional dengan model lain seperti orang tua, guru, ataupun
59
teman sebaya di luar situasi kelompok dari topik yakin dengan potensi diri. Penulis juga menghimbau kepada kelompok untuk tetap membuat skala peningkatan dari topik yakin dengan potensi diri dapat menyelesaikan tugas yang akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya. Gambar 4.7 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi ketujuh dengan topik “Yakin dengan potensi diri dapat menyelesaiakan tugas “:
Gambar 4.7 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-7
8. Pertemuan ke-8 dan ke -9 hari Sabtu 30 Maret dan 4 april 2013 Pelaksanaan bimbingan kelompok teknik modeling sesi kedelapan dilakukan di ruang kelas saat jam mata pelajaran terakhir. Model yang digunakan pada sesi kedelapan adalan penulis sendiri dan Nurrohman. Penulis berinisiatif menjadi model karena penulis sudah banyak pengalaman saat duduk di bangku SMK N2 Salatiga. Penulis juga pernah didunia kerja dan terakhir duduk di bangku kuliah,
60
sehingga penulis bisa memberikan informasi–informasi yang berkaitan dengan menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan. a. Tahap Pembukaan Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan. Sebelum penulis menjelaskan topik yang akan dibahas pada pertemuan kedelapan, penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil seminggu sesudah kegiatan layanan sesi ketujuh berlangsung. Hasil laporan menunjukan adanya peningkatan pada masing–masing anggota kelompok dari sesi sebelumnya yaitu dari level tertinggi diangka 4 dan terendah diangka 3 menjadi level tertinggi pada angka 8, sedangkan terendah pada angka 5 dari topik yakin dengan potensi diri dapat menyelesaiakan tugas. Kemudian penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Pijitan yukk”, permainan ini bergun untuk merilekskan fisik siswa dan menumbuhkan sifat persaudaraan. Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan dan proses layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi kedelapan ini “Menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan”. Tujuan yang ingin dicapai pada pertemuan kedelapan yaitu siswa mampu menunjukkan sikap yakin dari usahanya dapat memperoleh hasil yang ingin kita capai. b. Tahap Peralihan Penulis menegaskan kembali prosedur dan proses bimbingan kelompok teknik modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti Layanan.
61
c. Tahap Kegiatan Dalam tahap kegiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan kepada kelompok untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas. Selanjutnya penulis dan Nurrohman bersiap–siap untuk menjadi model, dan menanyakan kesanggupan kelompok untuk belajar dari model dengan sungguhsungguh. Setelah
kelompok
mengutarakan
kesanggupannya,
diawali
dengan
Nurrohman dahulu kemudian penulis untuk mengutarakan pengalaman– pengalaman dan kiat–kiat dalam menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan. Anggota kelompok belajar dari model dengan memperhatikan sungguh–sungguh setiap apa yang diutarakan model (proses attentional). Selanjutnya penulis menanyakan kepada anggota kelompok mengenai informasi apa yang diperoleh dari proses belajar dari model tentang menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan? (proses rettentional). Setelah itu penulis menanyakan kepada masing–masing anggota kelompok apa yang akan dilakukan setelah proses belajar dari model, dan apa yang dianggap cocok untuk diterapkan menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang dilakukan anda? (proses motorik reproducton) Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk benar–benar menerapkan dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari dan direncanakan dari proses belajar dari model dan meminta anngota kelompok untuk melaporkan hasil penerapan tingkah laku yang baru setelah proses berlangsungnya layanan sesi ini sampai pada pertemuan selanjutnya, dengan
62
membuat skala peningkatan dari 0 – 10 dari topic menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan.(proses motivational).Gambar 4.8 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi kedelapan dengan topik “Menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan “:
Gambar 4.8 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-8
d. Tahap Penutup Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses layanan serta mengingatkan kelompok untuk belajar dengan Nurrohman (model) dari topik menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan. Proses berlangsungnya layanan dinilai baik, kelompok terlihat antusias dan memperikan respon yang kuat dari informasi–informasi yang diberikan oleh model. Kelompok lebih sadar akan usahanya yang sering tidak maksimal karena pengaruh pola pikir
63
yang merasa tidak mampu dan tidak yakin bisa mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, khusunya pada lingkup sekolah. Penulis mengharapkan agar kelompok tetap belajar secara observasional dengan model lain seperti orang tua, guru, ataupun teman sebaya di luar situasi kelompok dari topik menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha dilakukan. Penulis juga menghimbau kepada kelompok untuk tetap membuat skala peningkatan dari topik menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang dilakukan yang akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya. 9. Pertemuan kesembilan Pertemuan kesembilan ini adalah sesi terakhir dalam layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Kegiatan dilakukan pada jam 10.30 saat jam mata pelajaran kosong, dan sesuai dengan kesepakatan kelompok kegiatan dilakukan di Gazebo taman sekolah. Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan terimakasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir mengikuti kegiatan. Kemudian penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan skala peningkatan dalam menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang dilakukan selama seminggu setelah kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik modeling sesi kedelapan berlangsung.hasil laporan menunjukan adanya peningkatan pada masing–masing anggta kelompok. Level tertinggi pada angka 6, sedangkan terendah pada angka 5. Kemudian penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Lempar spidol”. Permainan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan konsentrasi siswa, sehingga saat layanan siswa berkonsentrasi dengan baik.
64
Selanjutnya penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa sesi kesembilan adalah sesi terakhir dalam layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Dan topik yang akan dibahas sama seperti pada pertemuan kedelapan yaitu menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang dilakukan. Dari hasil skala peningkatan, anggota kelompok tanya jawab dengan model mengenai hambatan–hambatan dalam mengkinerjakan informasi–informasi yang diperoleh dari model. Dimaksudkan kelompok dapat memperoleh informasi lebih banyak sehingga dapat mengatasi hambatan dan kendala tersebut. Gambar 4.9 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi kesembilan dengan topik “Menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan “:
Gambar 4.9 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-9 Sebelum penulis menutup kegiatan, Penulis mengajak kelompok untuk evaluasi kegiatan yang berlangsung. Kegiatan berlangsung cukup baik, kelompok sangat aktif dalam mengikuti layanan. Penulis mengharapkan agar informasi– 65
informasi yang diperoleh bisa di aplikasikan pada tindakan yang diinginkan pada masing–masing anggota kelompok dan anggota kelompok tetap belajar secar observasional dengan model–model lain yang dikehendaki kelompok diluar situasi kelompok misalnya Orang tua, Guru maupun teman sebaya Pada sesi terkhir ini kelompok semakin sadar tentang pentingnya self efficacy dalam hal menunjang akademik dan sosial. Sehingga setiap anggota kelompok semakin termotivasi untuk mengubah perilaku yang berkaitan dengan self efficacy menjadi yang lebih baik. 4.2.4. Tes Akhir(Postest) Postest dilaksanakan pada tanggal 6 April 2013 diruang kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga saat jam mata pelajaran BK. Penulis membagikan skala self efficacy yang berjumlah 46 item penyataan kepada seluruh siswa kelas XI TEI B yang berjumlah 31 siswa. Dari 31 siswa yang diberi skala self efficacy, hanya subjek penelitan saja yang berjumlah 21 siswa yaitu 10 siswa kelompok eksperimen dan 11 siswa kelompok kontrol yang di analisis. Penulis menganalisis hasil skala self efficacy yang diisi oleh kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan teknik analisis Mann Whitney dengan bantuan SPSS For Window’s 16 Relase. 4.3. Analisis Data Penulis mengolah hasil penyebaran skala self efficacy dari 21 siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga.Tabel 4.5 merupakan perubahan skor kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan layanan:
66
Tabel 4.5 Perubahan skor kelompok eksperimen sebelum dan sesudah layanan. No Nama
1 NU 2 EM 3 DA 4 DKL 5 RK 6 IK 7 AB 8 RD 9 EE 10 SA Jumlah
Dimensi Besar Pengharapan Pre Pos 36 44 41 50 42 43 41 45 39 43 43 42 43 47 39 47 44 50 43 48 411 459
Luas Pengharaan Pre Pos 32 39 36 42 36 41 30 39 37 38 33 41 35 41 38 40 36 43 42 46 355 410
Total Kemantapan Pengharapan Pre Pos 47 48 46 54 48 51 46 56 52 52 55 56 58 59 60 60 60 61 57 58 529 555
Pre 115 123 126 117 128 131 136 137 140 142 1295
Pos 131 146 135 140 133 139 147 147 154 152 1424
Kategori setelah layanan Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Dari tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa ada peningkatan skor skala Self efficacy kelompok eksperimen.Skor postest menunjukkan peningkatan pada masing–masing aspek.Tabel 4.6 merupakan perbandingan hasil postest kelompok eksperimen dan kontrol:
Tabel 4.6 Perbandingan hasil postest kelompok eksperimen dan kontrol No Nama
Dimensi Total Kategori Besar Luas Kemantapan Pengharapn Pengharapan Pengharapan Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko 1 NU FF 44 41 39 38 49 53 131 132 B B 2 EM NN 50 45 42 40 54 58 146 143 A B 3 DA AK 43 45 41 36 51 56 135 137 B B 4 DKL PA 47 35 42 32 57 46 140 113 B C 5 RK KK 43 36 38 32 52 49 133 117 B C 6 IK DK 42 39 41 37 56 48 139 124 B B 7 AB AS 47 43 41 37 59 54 147 134 A B 8 RD RA 47 43 40 41 60 54 147 138 A B 9 EE AY 50 44 43 38 61 51 154 133 A B 10 SA ED 48 44 46 40 58 56 152 140 A B 11 EK 43 39 58 140 B Jumlah 459 458 410 410 555 583 1424 1451 Keterangan: Ek : Eksperimen, Ko : Kontrol, A : Tinggi, B : Sedang,C : Rendah
67
Dari tabel 4.6 dapat dilihat berdasarkan kategori Self efficacy pada kelompok eksperimen memperoleh hasil; terdapat 5 siswa yang memiliki kategori tinggi, dan terdapat 5 siswa yang memiliki kategori sedang. Sedangkan jika dilihat berdasarkan ketegori Self efficacy pada kelompok kontrol memperoleh hasil; terdapat 2 siswa yang memiliki kategori rendah, dan terdapat 9 siswa yang memiliki kategori sedang. Dengan demikian ada perubahan kategori Self efficacy pada kelompok eksperimen. Tabel 4.7 Uji Mann Whitney pretest dan postest kelompok ekperimen Ranks kelmp jmlh
N
Mean Rank
Sum of Ranks
pretes
10
7.10
71.00
postes
10
13.90
139.00
Total
20
Test Statisticsb jmlh Mann-Whitney U
16.000
Wilcoxon W
71.000
Z
-2.573
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.010 .009a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelmp
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan hasil mean rank pada pretest sebesar 7,10 dan mean rank pada posttest 13,90. Ada peningkatan mean rank kelompok eksperimen sebesar 6,80. Hasil uji beda dengan teknik Mann Whitney pretest dan posttest kelompok eksperimen diketahui dan signifikansi yang 68
ditunjukkan yaitu Asymp. Sig. (2-tailed)0,010<0,050. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan self efficacy kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan layanan Bimbingan kelompok teknik modeling. Selanjutnya penulis membedakan secara signifikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan teknik Mann Whitney. Tabel 4.8 berikut ini merupakan hasil analisis dan perbedaan postest kelompok eksperimen dan kontrol. Tabel 4.8 Uji Mann Whitney postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Mann-Whitney Test Ranks Kelompok Siswa
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Eksperimen
10
14.05
140.50
kontrol
11
8.23
90.50
Total
21 Test Statisticsb siswa Mann-Whitney U
24.500
Wilcoxon W
90.500
Z
-2.152
Asymp. Sig. (2-tailed)
.031
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.029a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan pengolahan hasil uji statistik postest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapatkan mean rank pada
69
postest kelompok eksperimen adalah 14,05 sedangkan mean rank pada postest kelompok kontrol adalah 8,23. Selisih mean rank postest antara kelompok eksperimen dan kontrol adalah 5,72. Hasil uji bedadengan teknik Mann Whitney nampak bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) 0,031<0,050 dengan nilai Z : -2.152. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan terjadi peningkatan yang signifikan self efficacy pada kelompok eksperimen. 4.4. Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok teknik modeling dapat meningkatkan secara signifikan self efficacy siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik Mann Whitney pada kelompok eksperiment diperoleh hasil penelitian yaitu nilai Asymp.Sign.2-tailed sebesar 0,010<0,050 dengan mean rank pada pretest postest
sebesar 7,10<13,90, ada peningkatan sebesar 6,80. Dari hasil uji Mann Whitney post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,031<0,050. Hasil mean rank kelompok eksperimen dan kontrol yaitu 14,05> 8,23, yang artinya nilai mean rank kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai mean rank kelompok kontrol. Dari hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan “Layanan bimbingan kelompok teknik modeling dapat meningkatkan secara signifikan self efficacy siswayang rendah pada siswa XI TEI B di SMK Negeri 2 Salatiga” diterima.
70
4.5. Pembahasan Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa bimbingan kelompok teknik modeling dapat meningkatkan secara signifikan self efficacy siswa kelas XI TEI B SMK N 2 Salatiga dengan signifikansi yang ditunjukan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,031< 0,050 dan selisih mean rank kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 5,82. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat postest. Self efficacy merupakan teori yang diajukan bandura (1997) yang berdasarkan teori sosial kognitif. Bandura (1997) mendefinisikan self efficacy sebagai pertimbangan seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasikan dan menampilkan tindakan yang diperlukan dalam mencapai kinerja yang diinginkan. Sedangkan modeling atau yang disebut dengan Vicarious experience adalah individu belajar melalui observasi dari model relevan yang diperkuat (Bandura,1997). Model yang digunakan bisa dalam bentuk real-life model, symbolic-model dan representational-model. Dengan belajar melalui model mengacu dari empat proses kognitif yaitu proses attentional, proses rettentional, proses motorik reproduction dan proses motivational. Layanan bimbingan kelompok teknik modeling dapat secara signifikan meningkatkan self efficacy siswa XI TEI B SMKN 2 Salatiga yang layanannya mengacu pada dimensi self efficacy yaitu besar pengharapan, luas pengharapan dan kemantapan pengharapan berdasarkan teori bandura (1997). Materi bimbingan kelompok dengan topik self efficacy siswa, keyakinan mengerjakan
71
tugas, mensiasati kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas, yakin dengan potensi diri dapat menyelesaikan tugas, dan menumbuhkan berpikir positif dari usaha yang kita lakukan dibahas melalui modeling. Pemilihan model berdasarkan permasalahn self efficacy yang dialami siswa, yaitu tentang ketidak yakinan dapat mengerjakan tugas dan memenuhi tuntutan tugas akademik. Tempat dilaksanakan layanan bimbingan kelompok teknik modeling berdasarkan kesepakatan dengan kelompok yaitu di digazebo dan ruang kelas dengan kondisi tempat yang bersih, agar kelompok merasa nyaman dan berkonsentrasi yang saat layanan. Sedangkan waktu layanan adalah jam mata pelajaran terakhir yaitu jam BK dan di jam–jam tertentu atas kesepakatan dengan kelompok. Siswa yang diberikan layanan oleh penulis berjumlah 10 orang, sehingga saat layanan penulis dapat memperhatikan secara menyuluruh siswa yang sedang belajar melalui modeling. Layanan bimbingan kelompok teknik modeling diberikan sebanyak sembilan sesi, dimana pada setiap sesinya selain sesi pertama penulis meminta siswa untuk membuat skala peningkatan hasil kinerja dari proses belajar melalui modeling yang dilaporkan pada sesi selanjutnya. Hasil laporan menunjukakan peningkatan pada setiap sesinya dari topik yang berbeda–beda. Namun peningkatan yang signifikan terlihat pada pertemuan keempat dan ketujuh dengan peningkatan rata–rata 7 dari kondisi awal. Dari hasil temuan dapat dijelaskan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik modeling dapat meningkatkan secara signifikanself efficacy siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga sejalan dengan hasil penelitian Masraroh (2012) yang menyatakan Layanan bimbingan kelompok teknik modeling dapat digunakan
72
untuk meningkatkan secara signifikan self efficacy siswa. Penelitian ini dikatakan sejalan dengan hasil penelitian Masraroh (2012) karena terdapat kesamaan hasil penelitian dan teknik pengambilan sampling dan variabilitas data. Menurut Hays (dalam Azwar, 2012) hasil penelitian dikatakan signifikan atau tidak tergantung antara lain dari pengambilan sampel dan variabilitas data. Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian Masraroh (2012) yaitu sama-sama menggunakan teknik pengambilan sampling dengan teknik purposive random sampling dengan kriteria yang sama yaitu mengambil subjek penelitian perempuan dengan umur 16-17 tahun. Variabel terikat dan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini dengan penetian Masraroh (2012) yaitu self efficacy sebagai variabel terikat dan Layanan bimbingan kelompok teknik modeling sebagai variabel bebas. Dasar teori yang mendukung dalam penelitian ini bahwa modeling dapat meningkatkan self efficacy sama dengan penelitian Masraroh (2012) yaitu menggunakan teori Bandura yang mengatakan modeling dapat meningkatkan self efficacy.
73