BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Sejarah dan Perkembangan TRANS TV PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan
yang dimiliki oleh Trans Corporation, yang juga merupakan pemilik dari TRANS 7. TRANS TV memperoleh izin siaran didirikan pada tanggal 1 Agustus 1998 TRANS TV mulai resmi disiarkan pada 10 November 2001 meski baru terhitung siaran percobaan, TRANS TV sudah membangun stasiun relai TV-nya di Jakarta dan Bandung. Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa pukul 19.00 WIB malam. TRANS TV kemudian pertama mengudara mulai diluncurkan diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri sejak tanggal 15 Desember 2001 sejak sekitar pukul 19.00 WIB, TRANS TV memulai siaran secara resmi. Logo TRANS TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.
42
43
Gambar 4.1.1.1:
Stasiun televisi yang berkantor di Jl. Kapten Tendean kav. 12-14A Mampang Jakarta Selatan ini memiliki visi yaitu menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders,
menyampaikan
program-program
berkualitas,
berperilaku
berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. Sedangkan misi dari TRANS TV ini yaitu menjadi wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi. Sejak awal, pembangunan TRANS TV dirancang untuk bisa beroperasi menggunakan teknologi digital penuh, mulai dari tahap pra produksi hingga tahap paska produksi dan siaran on air. Tetapi karena sistem penyiaran di Indonesia masih menggunakan sistem analog, maka output yang bersifat digital akan diubah menjadi analog. Walaupun demikian, pemirsa TRANS TV akan menikmati
44
tayangan audio visual yang lebih jernih dan tajam. Kelak jika sistem penyiaran di Indonesia sudah beralih ke sistem digital, TRANS TV hanya perlu memodifikasi pemancar-pemancarnya saja. Selain output yang lebih baik, teknologi digital juga menjadikan proses kerja dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Peran kaset (video tape) nyaris hilang, karena semua materi produksi mengalir dari satu server ke server komputer lainnya melalui jaringan kabel optik yang terpasang di seluruh gedung. Seluruh studio juga terintegrasi satu sama lain sehingga memungkinkan siaran yang simultan.
45
Gambar 4.1.1.2: Bagan Organisai Perusahaan TRANS TV Struktur Organisasi Perusahaan TRANS TV
Komisaris Utama Chairul Tanjung
Komisaris
Komisaris
Chairal Tanjung
Ishadi S. K
Direktur Utama Atiek Nurwahyuni
Direktur Sales & Marketing
Direktur Keuangan & Corp Services
Atiek Nurwahyuni Warnedy
Kepala Divisi
News
Corporate Services
Gatot Triyanto
Latief Harnoko
Finance
Produksi
Hannibal K. Pratama
Emiel Syarief
Programing Ferizqo Irwan
46
4.1.2
Gambaran Program Religi TRANS TV TRANS TV, sebagai stasiun televisi family entertainment channel
menghadirkan berbagai program untuk semua kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Jenis Programnya pun beragam mulai dari program Anak, Musik, Komedi, Variety Show, News hingga Olahraga. TRANS TV sampai saat ini berupaya menampilkan beberapa program unggulan, tidak hanya dari segi hiburan saja, TRANS TV juga menampilkan program program informatif, seperti program talk show religi, yang menjadi salah satu program unggulan di TRANS TV. Program talk show religi TRANS TV memberikan sebuah penyegaran dan informasi seputar agama, yang membahas berbagai macam suatu topik dari sudut pandang agama. Program program talk show religi di TRANS TV, menampilkan isi program yang berbeda dari stasiun televisi lainnya. Peneliti mengelompokan program program talk show religi yang ada di TRANS TV sebagai berikut : Halal? , Islam Itu Indah, IQRA, dan Mozaik Islam. 4.1.3
Program Islam Itu Indah Islam Itu Indah adalah Program religi yang mengetengahkan mengenai
keindahan agama Islam. Dipandu oleh Ustad Nur Maulana. Program acara ini ditayangkan setiap hari mulai dari pukul 05.30 sampai dengan pukul 06.30 WIB. Bahasan yang diambil setiap hari selalu berbeda dan dikemas secara apik dan menarik. "Jama aa ah..Oh Jamaah.. Eeeh... Alhamdu.. lillah..” Itulah kata-kata yang sering kita dengar dari Ust M. Nur Maulana dan menjadi jargon di acara Islam Itu Indah. Pembawaan Ustad Maulana yang kocak dengan cara berbicara
47
yang khas, membuat isi syiarnya mudah dipahami. Topik yang dihadirkan setiap episodenya merupakan topik yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Walaupun sebagian orang menilai performance ustadz terlalu berlebihan dengan ekspresinya, tetapi justru bisa menciptakan suasana yang komunikatif artinya komunikasi yang berlangsung tidak hanya searah karena adanya dialog interaktif antara komunikator (ustad) dan komunikan (bintang tamu dan jama’ah). Program acara Islam Itu Indah hadir dalam rangka memenuhi kebutuhan Umat Islam, yang mana dalam program acara Islam Itu Indah berisikan ceramah keagamaan yang disajikan oleh Ustad M. Nur Maulana secara ringan, mudah dimengerti dan diselingi humor, sehingga dari program acara tersebut menjadi lebih mudah untuk mencermati pesan yang disampaikan.
Program yang berdurasi satu jam ini, Dimulai dengan tausiah Ustad Maulana kemudian berlangsung dengan sesi tanyajawab dari bintang tamu dan jamaah yang hadir dilokasi. Dan diakhiri dengan renungan do’a, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap program ini. Program yang awalnya hanya tayang dua kali dalam satu minggu dengan durasi tiga puluh menit di hari Rabu dan Kamis, berubah menjadi tayangan yang dapat dinikmati masyarakat setiap hari dengan durasi enam puluh menit. Selain itu program ini pun menjadi lebih variatif, yaitu dengan adanya versi Islam Itu Indah Silaturahmi. Dengan adanya versi silaturahmi ini Tim Program Islam Itu Indah dapat menyapa jama’ah-jama’ah yang ada di luar kota secara langsung. Karena sebelumnya produksi program ini hanya dilakukan di masjid-masjid, sekolah atau tempat lokasi terbuka menarik yang ada di Jakarta.
48
4.2 Hasil Penelitian Hasil penelitian peran host dalam proses produksi program talk show religi “Islam Itu Indah” di TRANS TV dirangkum berdasarkan hasil wawancara dengan Ustad Maulana sebagai host sekaligus pendakwah pada program Islam Itu Indah, Hans Harianto selaku Produser sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap program tersebut kemudian Ervi Yustinadewi sebagai Senior Creative yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap ide kreatif atau tema yang akan disampaikan dalam program yang akan dibawakan oleh Ustad Maulana selama satu jam dengan format taping. Keberadaan host dalam suatu program talk show menjadi bagian penting, karena host menjadi penguasa acara dan host itu sendiri menjadi salah satu faktor keberhasilan suatu program dan kelancaraan produksi suatu program. Program Islam Itu Indah merupakan program religi yang mengangkat Ustad Maulana sebagai seorang host dan pendakwah. Sebagai seorang yang mempunyai kemampuan talk entertainer ia pun memaparkan apa itu host. Wawancara Ustad Maulana; “mengatur acara, membawa acara itu kaya memegang kemudi. Yang mengerahkan rangkaian acara, yang mengatur suasana, membuat suasana…mengarahkan ke benang merah, amannya aku karena aku yang membawa hostnya dan aku sendiri penceramahnya hahahahaha…..”
selain menjadi seorang pembawa acara satu hal lagi yang menjadikan Ustad Maulana begitu terkenal yaitu sebagai pengisi acara atau penceramah dalam program ini dan tentu mempunyai tanggung jawab yang berbeda. Inti dari
49
program ini adalah tausiah, dengan berceramah didepan jama’ah dan bintang tamu, seorang pendakwah tentu memiliki cara dan gaya yang khas serta pembawaan yang berbeda setiap individunya. berikut hasil wawancara dengan Ustad Maulana seputar pendakwah. Wawancara Ustad Maulana; “Pendakwah itu sebenarnya menyampaikan sesuatu yang disampaikan, yang sebenarnya penyampaian itu buat orang semacam informasi gitu ya, tapi sebaiknya yang di dakwahkan itu yang bisa dilakukan. Kalau host itu tidak terlalu banyak beban, tanggung jawabnya pada program. Tapi kalo penceramah tanggung jawabnya dunia akhirat.” Pada program Islam Itu Indah peranan host dan pendakwah merupakan dua pekerjaan yang berbeda namun diperankan oleh satu individu, jika dibandingkan dengan program religi lain yang rata-rata memisahkan antara host dan pendakwah menjadi orang yang berbeda. Seperti program “Hati ke Hati Bersama Mamah Dedeh”
di
ANTV,
“Kata
Ustad
Solmed”
di
SCTV
dan
program
“Assalamualaikum Ustad” di RCTI. Hal tersebut menunjukkan bahwa betapa peran host sekaligus pendakwah dalam program ini menjadi ujung tombak dalam kelancaran program dan menjadi salah satu daya tarik pemirsa untuk memilih program ini sebagai program religi yang informatif. Tentunya seorang produser mempunyai visi dan alasan pasti mengapa pada program talk show religi ini dikemas menjadi seperti ini. Wawancara Produser Hans Harianto; “biar lebih fokus, dari awal segmen satu sampai segmen lima. Jadi kita tidak ada membedakanlah. Jadi kita lebih baik udah pak ustad punya kemampuan untuk berinteraksi dengan bintang tamu dengan penonton dengan jamaah.”
50
Dengan demikian, mengapa produser program Islam Itu Indah tidak memisahkan antara peran host dengan peran seorang pendakwah, tidak lain karena host dan pendakwah adalah dua pekerjaan yang berbeda namun keduanya bukan berarti tidak bisa dilakukan oleh individu yang sama. Selain menuntut profesionalitas tinggi sebagai seorang entertainer yang memiliki dua tugas dalam program ini, baik host maupun pendakwah, tentunya harus mampu memposisikan dirinya sesuai peran yang dilakukannya. Wawancara Ustad Nur Maulana; “Karena kita harus bersinergi dengan bintang tamu, pada posisi saya jadi penceramah…penceramah. Pada saat saya harus membawa host untuk mengarahkan penonton baik yang ada di studio, dalam hal ini di masjid, audience yang ada di depan saya terlebih lagi audience yang ada di rumah, tanpa melupakan juga tanda kutip ada bintang tamu yang hadir, yang harus diikutsertakan dalam acara itu. Jadi saya tidak boleh manggung sendiri hahahah….karena banyak pihak yang dilibatkan.”
Pemilihan Ustad Nur Maulana sebagai host sekaligus pendakwah dalam Program islam itu indah, tidak terlepas dari asal mula program tersebut dibuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan produser program islam itu indah, terciptanya program ini rupanya berdasarkan gagasan dari direktur utama Trans TV sebelumnya, Wishnutama yang sering berselancar di dunia maya, untuk mencari referensi ide baru terkait pembuatan program di TRANS TV. Karena melihat rekaman video ceramah Ustad Nur Maulana yang interaktif dan lucu, pihak produksi trans tv kemudian mengajak Ustad Nur Maulana untuk membuat pilot project untuk diajukan ke pihak manajemen TRANS TV. Setelah disetujui,
51
barulah tercipta sebuah program bernama Islam Itu Indah. Berikut hasil wawancara dengan produser program islam itu indah. Wawancara produser Hans Harianto; “Idenya awalnya 2 tahun lalu direktur utama kita pak wishnutama sering lihat-lihat youtube terus dia menemukanlah di youtube. Terus kita telpon pak ustad…ternyata dia orang daerah orang makassar terus kita ajak ke trans tv untuk berdiskusi dengan dia, bagaimana mau ngga bikin program, yuk kita buat pilotnya. Awalnya, nama program ini bukan islam itu indah kita belum menemukan nama lah. Awalnya karena kita kenal ustadnya lucu, ustadnya interaktif gitu. Yuk kita bikin pilot namanya ceramah lucu neh. Pilot ya pilot sebelum on air. Udah kita bikin terus kita presentasikan ke managemen trans tv akhirnya di setujuin terus ya… namanya jangan itu deh coba dicari nama lain. Terus akhirnya dari tim kreatif dari tim mengajukan beberapa nama akhirnya munculah Islam Itu Indah…itu yang di setujuin.
Apalagi konsep program religi yang ingin diciptakan tim produksi TRANS TV, tentunya yang mengena di hati pemirsa dan memiliki segmentasi serta penggemar fanatik tersendiri. Dengan menjadikan ustad Nur Maulana sebagai host sekaligus pendakwah, tim produksi tentunya memiliki harapan agar sebuah program yang dikemas dengan menarik, akan dapat diterima di kalangan masyarakat luas. Wawancara Hans Harianto; “Konsep awalnya si program ini dapat diterima oleh masyarakat. Konsepnya itu tausiah ya…sama seperti biasa lah gitu. Cuma kalau orang berbicara tentang agama orang akan “ah…bosen, itu mah udah pernah”, makanya kita membuat tema yang dibuat ke pak ustad itu, coba pak ustad menyampaikan tema yang berat tapi menyampaikannya dengan bahasa yang sehari-hari atau tentang kehidupan masyarakat sehari-hari biar bisa diterima oleh semua kalangan, anak sd, semua anak sekolahan, ibu-ibu, bapak-bapak kaya gitu… “ Setelah konsep dasar program terbentuk, sebuah tayangan akan masuk proses produksi program yang terbagi menjadi 3 tahap. Yakni tahap pra produksi,
52
seperti pemilihan tema dan penyiapan materi, tahap produksi seperti pengambilan gambar dan tahap pasca produksi yaitu editing dimana proses penyeleksian data yang digunakan dilakukan di tahap ini. Dalam program Islam Itu Indah, Ditahap pra produksi seperti pemilihan tema dan penyiapan materi, dilakukan oleh tim produksi. Namun keterlibatan Ustad Nur Maulana sebagai pendakwah dan host, sangat erat kaitannya dalam proses pra produksi ini. Karena pemilihan tema dan materi terkait dengan dakwah yang akan disampaikan, sesuai dengan pemaparan ustad tentang keterlibatannya dalam tahap pra produksi dan tanggung jawabnya sebagai pendakwah Wawancara Ustad Nur Maulana;
“Banget, terlibat banget, terus terang saya pernah ditawarkan persiapan bahan itu disiapkan satu tim, tapi aku bilang nggak usah biar aku aja. Karena tanggung jawabnya nih bukan pembaca berita atau apa, sebenernya tanggung jawabnya lebih berat karena harus tanggung jawab dunia akhirat. Jadi apa yang saya ceramahkan harus dipraktektan dan apa yang saya sampaikan harus dipertanggung jawabkan…hahahahaha.” Dalam sebuah program talk show religi, materi dakwah yang disampaikan tentunya akan mempengaruhi daya tarik pemirsa untuk tetap mengikuti. Sang ustad menerima judul materi yang akan disampaikan, kemudian poin besar apa saja yang akan dibahas. dari poin-poin tersebut adalah tugas Ustad Maulana untuk menjabarkan dan kemudian dihafalkannya untuk dijadikan materi ceramah. Dan semua itu tentunya butuh persiapan seperti yang diungkapkan Ustad Maulana dalam wawancara.
53
Wawancara Ustad Maulana; “Persiapan sebenernya begini, saya harus berkholwa, menyendiri dulu, istilahnya begini. Ada tim saya tim kreatif itu yang mencari materi apa yang sebenarnya kita mau bahas dan kita mau angkat. Anak-anak temanya. contoh judulnya ini yang bagus dibahas, kemudian apa-apa yang mau dibahas disitu, habis itu aku cari bahannya. Jadi prosesnya lama. Jadi contoh ini (sambil memperlihatkan bahan materi yang telah di siapkan), seperti ini…dua hari ini tujuh episode, aku hanya dikirimkan hanya sekedar seperti ini, poin-poinya saja, jadi segmen satu sampai segmen lima. Kemudian aku jabarkan, setelah itu aku baca, setelah baca aku rangkum lagi, aku persingkat abis itu aku hafalin….hahahahaha” Walaupun sudah ada tim kreatif yang mencari bahasan, bukan berarti ustad Maulana tidak ikut andil dalam pemilihan tema. Seorang ustad Maulana yang sejatinya sudah berkecimpung di bidang dakwah yang cukup lama, tentunya mempunyai banyak referensi bahasan untuk disampaikan. Oleh karenanya tidak sedikit judul-judul yang diberikan ustad sebagai referensi untuk pembahasan. Seperti yang dikatakan ustad pada sesi wawancara Wawancara Ustad Maulana; “Untuk pemilihan tema Itu saya percayakan pada tim, saya sih siapkan materi, saya kirimkan materi, minta berapa materi?...seratus, saya kirimkan seratus, seratus dua puluh..saya kirimkan. Nanti dia yang pilih. Kita kirimkan tema-temanya. dia minta tema dari saya, aku kirim, atau dia cari tema sendiri, kebetulan kalo dia dapet tema sendiri yang berkaitan dengan situasi, karena kita kan bisa baca di twitter. Kebutuhan jama’ah, keadaan masyarakat. Fenomena-fenomena artis dan sebagainya kan bisa bisa jadi bahan juga. Jadi itu ada tim yang membuat, apabila mereka butuh materi dari saya, saya kirimkan. Pokosknya saya berikan materi gini. Bagus dalam islam itu kan, aqidah, ahklak, muamalat, ibadah, kemudian toariq, kemudian istilahnya tambahan itu, ada tujuh materi.”
54
Tim kreatif pun memaparkan seputar pemilihan tema dalam program Islam Itu Indah. Wawancara Erfi Yustinadewi : “Kalau menentukan tema sih sebetulnya kita suka kadang selain masukan dari ustad kita juga baca-baca buku, litaratur-literatur buku agama. Kalau ngga si apa yang ibu-ibu suka aja disesuaikan dengan jamaahnya atau bintang tamunya.” “kita kasih ke ustad garis besarnya aja, jadi pengembangannya lebih ke ustad. Jadi kaya hadist kaya gitu. Jadi kita tema besarnya misalnya “menyenangkan hati suami”. Hadistnya apanih ustad…dia yang ngembangin gitu. Ada timbal balik dari ustad karena kita kan diskusi juga dengan ustadnya gitu”
Hal tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara senior kreatif program islam itu indah, Erfi Yustinadewi. Agar materi tayangan yang disampaikan tidak basi dan mengikuti perkembangan tren perbincangan sosial yang berkembang, tim kreatif akan mencarikan tema, bintang tamu untuk hadir dalam acara tersebut, hingga pemilihan tempat. Wawancara Erfi Yustinadewi “Ya itu tadi…misalkan lagi ada current issue, liat dari bintang tamu. Misalnya kemaren bintang tamunya Norman kamaru habis nikah…tentang pengantin baru…misalnya gitu. Disesuaikan dengan bintang tamu juga sih, jadi tema itu mempengaruhi bintang tamu juga salah satunya mempengaruhi. Missal sekarang lagi in nya apa…nikah sirih, kita ambil nikah sirih.” Dari apa yang di sampaikan seorang Ustad Maulana tentunya mempengaruhi gaya penyampain dakwah yang dilakukannya. Cara Ustad Maulana dalam menyampaikan dipengaruhi terhadap pokok bahasan yang disampaikan. Seperti apa yang disampaikan tim kreatif dalam wawancara.
55
Wawancara Erfi Yustinadewi ; “Ngaruh…kaya misalnya rumah tangga kadang ngaruhnya juga sama audience ibu-ibunya, jamaahnya. Pake gimmicknya, ustad kan kuatnya di gimmick. Jadi misalnya pas ada tema rumah tangga lebih seru misalnya yang anak muda, biasanya gitu sih.” Pemilihan tempat shoting adalah salah satu bagian dari proses pra produksi sebuah tayangan. untuk menciptakan suasana yang mendukung dalam proses produksi serta artistik yang indah lokasi yang dipilih pun tidak asal pilih. Tentunya memiliki kriteria tersendiri untuk kebutuhan produksi program talk show religi ini. Wawancara Erfi Yustinadewi ; “Itu yang milih produser. Kadang kita juga selain masjid-masjid yang kita udah pernah kerja sama kan kita survey dari produser, kreatif sama PA. tapi kadang juga ada yang ngajuin. Eh masjid ku dong deket rumah tuh mau buat shoting. Baru kita survey ke sana.” “ya paling kaya selain bersedia menjadi tempat shoting. Parkiran harus luas, interior juga mempengaruhi untuk tampilan gambarnya.” Dalam hal ini Ustad Nur Maulana tidak terlalu terlibat. Meskipun tidak dapat dipungkiri, perbedaan dalam kondisi tempat syuting menentukan nyaman tidaknya seseorang membawakan sebuah program. Namun untuk kebutuhan variasi gambar dan kelancaran ustad dalam menyampaikan materinya, ustad lebih memilih lokasi indoor dilihat dari kenyamanannya. Wawancara Ustad Nur Maulana. “ Gini, ada empat shoting itu ada empat. Indoor kadang-kadang taman mekar sari atau apapun, apakah lokasi-lokasi yang outdor itu, kemudian yang ketiga sekolah-sekolah. Kemudian yang ke empat jalanjalan. Tapi jalan-jalan itu diambil dari off air. Dan justru kalau berpindah-pindah begitu ada penyegaran menurut saya. Di masjid itu saya lebih enak sebenarnya karena tidak ada faktor matahari,tidak ada
56
beban, tidak ada panas, itu kita konsentrasi pada bahan materi tapi panas banget apalagi di sekolah kan outdor itu luar biasa. Saya tetap fokus pada materi, Setelah pra produksi akan dilanjutkan dengan proses produksi atau pengambilan gambar. Keterlibatan Ustad Nur Maulana, dalam hal ini proses pengambilan gambar, memang tidak dapat dipisahkan. Karena beliau adalah pengisi acara utama program. Setelah pemilihan lokasi syuting ditentukan oleh produser program, serta bintang tamu disesuaikan dengan tema dakwah yang sedang menjadi current issue, dalam proses produksi ini, Ustad Nur Maulana sebagai pendakwah sekaligus host, menjalankan tugasnya dan fungsinya dan membuat acara semenarik mungkin. Meski demikian, unsur syiar materi dakwah, tetap yang utama. Wawancara Ustad Nur Maulana; “Eee… mengatur acara, membawa acara itu kaya memegang kemudi. Yang mengerahkan rangkaian acara, yang mengatur suasana, membuat suasana…mengarahkan ke benang merah.”
Pada program Islam Itu Indah versi silaturahmi. Peran host seorang Ustad Maulana akan lebih terlihat, karena versi silaturahmi adalah kunjungan Tim ke luar kota, dan pada versi ini pengeksploran daerah, seperti ciri khas atau kerajinan pun dari kota tersebut menjadi salah satu topik. Dan tentunya improvisasi akan lebih banyak dilakukan. Wawancara Hans Harianto; Nah..kalo di off air pak ustad lebih keliatan hostnya karena dia aktif nanya jawab ke tamu atau nara sumber lah, tapi tetep sebagai ustad juga di situ. Ya artinya pesan dakwahnya ga ilang.
57
Tim kreatif menjelaskan gaya penyampaian ustad pada versi silaturahmi. Wawancara Erfi Yustinadewi ; “Oo ngga..tetep dia dengan ciri khasnya, hahaha…ya improvisasi dia aja kalo nanya gimana. Cuma kita kasih garis besarnya aja.” Acara jalan-jalan tentunya menjadi suatu hal yang menarik, banyak hal baru yang didapatkan. Namun bukan berarti dalam kegiatan produksi versi silaturahmi ini menjadi hal yang mudah. Beban yang diemban pun lebih berat, karena sifatnya off air waktu yang dibutuhkan pun lebih lama. Wawancara ustad Nur Maulana; “ kalo off air itu yang ditayangkan jalan-jalan itu bebannya ada, yang kaya ini ustad…aduh kan kita punya materi kebutuhan shoting dan kebutuhan off air. Jadi kalo saya diluar ceramah itu, off air itu dua jam. Lebih lama dari ceramah karena ibaratnya ada kebutuhan jamaah yang di tempat itu, tapi kalo itu terus yang ku bahas…aduhh…sementara di tv kan tidak boleh sama materinya harus setiap hari beda. Jadi kita harus ada kebutuhan shoting harus ada kebutuhan off air, gitu aja. Jadi sebenernya tantangan itu membuat enak tapi kalo tidak di shoting, cuma off air, lama…bisa aja materi hari ini sama kan. Jamaah nya kan beda. Tapi kalo hari ini jamaahnya sama artinya nonton tv ya.” Seorang pemandu acara atau host yang baik tentunya dibutuhkan sebuah penampilan yang mampu menghibur secara total. Tidak hanya materi dakwah yang berkualitas dan mampu mencapai maksud dan tujuan dari dibuatnya sebuah program, melainkan juga mampu menciptakan sebuah tayangan yang menghibur. Artinya sebuah tayangan yang baik harus yang memenuhi kriteria sebuah hiburan. Dalam program Islam Itu Indah, penyatuan Ustad Nur Maulana sebagai host sekaligus pendakwah, tidak terlepas dari peran yang dibutuhkan dalam
58
sebuah produksi tayangan yang menghibur dan informatif. Sebagai seseorang yang sudah menjadi pendakwah sejak usia belia, kemampuan menjadi seorang pembawa acara dan pendakwah sudah diasah sejak ia menimba ilmu di Pesantren. Wawancara Ustad Nur Maulana: “Mengatur acara di pesantren. Kalo acara besar, ngga mau pimpinan aku kalo bukan aku hostnya hahaha….bayangkan aku bawain acara dari jam delapan sampai jam satu malam hahahahaha….tanpa berhenti hahahaha…..” karenanya tidak heran ketika Ustad Nur Maulana membawakan sebuah materi dakwah dalam program Islam Itu Indah sekaligus sebagai host acara tersebut, menjadi sebuah hiburan yang tidak terpisahkan. Namun tentu saja, kemampuan membawakan acara yang sudah terasah sejak remaja pun tidak akan berkembang tanpa dibarengi dengan proses pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus. Sebagai seorang ustad yang tidak bisa dipisahkan dengan proses interaksi dengan jama’ah yang ada, Ustad Nur Maulana pun mampu menempatkan bintang tamu, jama’ah, hingga audience di rumah sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Karena sangat mengerti dengan posisinya sebagai pendakwah sekaligus host, hal inilah yang membuat program Islam Itu Indah, tayangan yang interaktif. Wawancara Ustad Nur Maulana: “Trik khusus…gimana ya, bagaimana kita bisa membawa acara itu. Ini saya dari sisi host ya, bagaimana saya bisa membawa acara itu bahwa ini nih materi yang kita mau bahas, ini nih sebenarnya benang merahnya ini nih kaitannya dengan…. Karena kita harus bersinergi dengan bintang tamu, pada posisi saya jadi penceramah…penceramah. Pada saat saya harus membawa host untuk mengarahkan penonton baik yang ada di studio, dalam hal ini di masjid, audience yang ada di depan saya terlebih lagi audience yang ada di rumah, tanpa melupakan juga
59
tanda kutip ada bintang tamu yang hadir, yang harus diikut sertakan dalam acara itu. Jadi saya tidak boleh manggung sendiri hahahah….karena banyak pihak yang dilibatkan” Tentunya sebuah produksi yang baik tidak terlepas dari hubungan yang baik antara tim produksinya. Dan sebagai seorang host sekaligus pendakwah yang baik, tentunya menjalin hubungan silaturahim yang baik dengan tim adalah sebuah bagian tidak terpisahkan dari proses produksi. Karenanya sebagai seorang host sekaligus pendakwah yang menjalankan nilai-nilai islam sepenuhnya, Ustad Nur Maulana juga menjaga hubungan yang baik dengan tim produksinya. Dengan suasana kerja yang kondusif saat produksi program Islam Itu Indah akan menghasilkan program yang baik juga. Wawancara Ustad Nur Maulana: “Alhamdulillah, karena prosesnya dah bagus. Kerja tim itu luar biasa enaknya. Aku sudah ngalami kerja sendiri tapi kerja tim itu luar biasa mengenakkan. Program itu ngikutin dari awal, langsung mereka terus terang aja sama saya, masukan dari mereka kan saya selalu ingin tahu, bahkan kalo ada waktu saya selalu mau tahu, rating sharenya, by minutenya bahkan aku sampai lihat, memakan waktu juga. karena saya selalu berpikir bahwa yang saya bawakan ini bukan menyangkut diri saya tapi menyangkut banyak orang” Untuk keberhasilan proses produksi ada hal-hal yang harus dilakukan. Dan semuanya harus dikoordinasikan dengan semua tim produksi. Persiapan yang dilakukan sangat mempengaruhi pada hasil produksi nantinya. Seperti yang disampaikan produser dalam wawancara. Wawancara Hans Harianto; “Kalau itu si…kita biasa lah kontek2an sama sama crew, cek alat gimana terus pak ustadnya sudah siap belum. Sampe semuanya siap kita mulai take.”
60
Tim kreatif pun menjelaskan apa yang dilakukan sebelum memulai produksi. Wawancara Erfi Yustinadewi ; “Biasanya kita kasih arahan ke ustad, brieving seputar tema sama episod ini gmn. Bintang tamunya siapa. Lebih mengingatkan si, karena kita juga kasih rundown ke ustadnya.”
Sebelumnya sempat disinggung, faktor tema dan pemilihan lokasi shoting sedikit banyak mempengaruhi cara sang ustad menyampaikan materi. Namun yang perlu digaris bawahi disini, kelucuan dan dakwah yang interaktif pada diri Ustad Nur Maulana, bukan semata mata karena dibuat atau diciptakan oleh tim produksi program Islam Itu Indah. Banyak hal yang melekat di diri ustad nur maulana seperti jargon “jamaaaahh… oooh jamaaaahhh” yang rupanya diciptakan dan menjadi ciri khas pribadi sang ustad. Tag line j”amaaah …oooh jamaaah”, sudah ia pergunakan sejak tahun dua ribu silam. Dengan alasan ingin lebih interaktif kepada jama’ah syiarnya, sang ustad menciptakan kata-kata tersebut. Wawancara Ustad Nur Maulana: “ Saya…sejak tahun dua ribu, hahaha…ciri khas saya, ciri khas itu timbul karena ahhh…saya tidak mau ribet ah dalam ceramah, semua disamain aja. Lalu saya kalau ceramah tidak mau senang sendiri atau happy sendiri, harus melibatkan jamaah. Karena ceramah saya bukan syari’at tapi syi’ar…kalau syari’at itu tidak boleh ada timbal balik, kalau khutbah jumat ga mungkin aku gitu ga mungkin. Jadi ceramah aja sesuai dengan khutbahnya. Lima belas menit, ya kalau lebih dari lima belas menit kembali ke awal.”
Pihak produksi program itu indah pun, tidak membatasi gaya sang ustad untuk berdakwah. Bahkan ciri khas tag line “ jamaah …oooh jamaaahhhh ” harus tetap dipertahankan karena memang itulah yang rupanya dibutuhkan oleh pihak
61
stasiun TRANS TV untuk memproduksi sebuah program religi yang gaul dan menarik untuk disaksikan. Wawancara Ustad Nur Maulana: “Nggak ada, memang-memang begitu…karena istilahnya waktu saya diberitahu sama mas Tama, jangan hilangkan gayanya!!!. Jadi memang gaya saya gitu, tidak ada dibuat-buat memang begitu. Hahahaha….”
Tentunya jika menilik peran Ustad Nur Maulana sebagai pendakwah, kita bisa melihat jelas keterlibatan ustad dalam pemilihan materi program memang tidak bisa dilepaskan karena terkait materi dakwah. Sedangkan jika melihat peran Ustad Nur Maulana sebagai host dalam program ini, lagi-lagi tidak dapat dipisahkan, karena dalam program ini Ustad Nur Maulana berperan baik sebagai host sekaligus pendakwah. Meski demikian, produser program Islam Itu Indah mengatakan, bisa jadi di kemudian hari peran Ustad Nur Maulana sebagai host dapat dipindahtangankan atau dipisahkan dari perannya sebagai pendakwah, jika memang diperlukan. Wawancara Hans Harianto; “mungkin sewaktu-waktu bisa saja di Islam Itu Indah kalau ada content ataupun ide ataupun ada penambahan apa namanya tuh…enrichment dalam sebuah program ini bisa ditambah host, hanya variasi aja si menurut saya.” Pentingnya pemisahan host menjadi individu yang berbeda belum menjadi kebutuhan utama dalam program ini. Selain kemampuan yang dimiliki yang dimiliki Ustad Nur Maulana sebagai pendakwah masih memenuhi kriteria sebagai host tentunya ada faktor lain yang menjadi alasan melatarbelakangi Ustad Maulana masih berperan ganda sampai saat ini.
62
Wawancara hans harianto; “Mungkin selama ini masih belum dibutuhkan kalau untuk host. Sebenernya kita juga sudah punya ide mau memakai host, cuma belum menemukan yang cocok lah gitu…kita sudah beberapa kali dengan si ini…wah dengan si ini…mungkin. Agak kurang gimana gitu yang kita inginkan dari host ini yang bisa berdampingan dengan pak ustad nyambung lah gitu. Jadi bisa bawain baik itu gimmick isian tema, ada tek tok kan pada saat di tausiah, tapi kita belum mendapatkan si. Kita masih berjalan seperti sekarang si pak ustad menjadi peran tunggal sebagai pendakwah. Dengan arti lain pak ustad masih memenuhi kriteria sebagai host juga sebagai pendakwah juga.” Melihat dari konsep acara yang ada, yang menjadikannya berbeda pada program lain adalah perenungan dan do’a oleh Ustad Maulana. Menjadikan program ini menjadi penuh khidmat, ditambah derai air mata bintang tamu dan jama’ah pada saat perenungan. ustadz pun menjelaskan perihal perenungan tersebut. Wawancara Ustadz Nur Maulana; “Itu memang seperti itu direncanakannya programnya, tapi kalau katakatanya dari saya. Ya itu juga kan sekalian doa, jadi kita renungkan apa yang sudah kita perbuat kemudian kita memohon kepada tuhan atas segala kesalahan yang sudah kita lakukan.”
Dua hal dalam proses produksi tayangan, yakni pra produksi dan produksi, keterlibatan Ustad Nur Maulana memang berperan besar. Namun dari segi pasca produksi, Ustad Nur Maulana tidak terlalu banyak terlibat. Saat proses pasca produksi, keterlibatan seorang host, yang dalam hal ini sekaligus pendakwahnya, tidak lagi dibutuhkan. Karena hal ini adalah tugas seorang produser dan tim kreatif serta pendukung lainnya untuk melakukan quality control. Baik itu terkait
63
pemotongan durasi shoting yang terlalu panjang atau bagian yang tidak penting. Namun tetap penting untuk menjaga kesinambungan tayangan. Wawancara Ustad Nur Maulana: “Ada editing, tapi kalau editing aku tidak terlibat. Biasanya dilibatkan kalau untuk menterjemahkan atau untuk mencari ayat, “ini ayat yang mana si ustad, bahannya darimana?. Aku bbm, kalau mereka bertanya ya, kalau tidak ditanya berarti tidak, terus wajib hukumnya saya lihat, setiap hari nonton, bahan apa yang diedit. Kan kita ceramah itu lima puluh menit, atau satu jam palingan yang masuk diediting yang lolos ya tiga puluh delapan menit atau empat puluh menit lah. Jadi dua puluh menit itu kemana?. Dan apa yang diedit. Jadi apalagi sekarang ini yang saya lihat, kita patenkan lima puluh menit-lima puluh menit. Jadi ada sekitar sepuluh menit hilang.”
Sebuah tayangan religi yang baik, tentunya ingin membuat pemirsa dan jama’ah yang menonton baik di lokasi shoting maupun di rumah bisa menangkap pesan yang disampaikan oleh pendakwah. Syiar yang disampaikan ustad nur maulana tentunya bertujuan menambah kadar keimanan seseorang. Namun dari kacamata sebuah tayangan di stasiun televisi, memiliki sebuah program religi adalah sebuah bagian penting dalam membangun moral bangsa. Bahkan produser program islam itu indah menambahkan, tayangan religi adalah moral dari sebuah stasiun tv, dalam hal ini TRANS TV.
Wawancara Hans Harianto: “Tujuan dari program Islam Itu Indah sebenernya…ya itu kita bilang sebagai moral TRANS TV, sebagai stasiun nasional memberikan tayangan ke pemirsa harus ada program religi gitu ya.” Sebagai sisi moral sebuah stasiun televisi, tayangan yang membawa pesan moral keagamaan sekaligus menghibur pemirsa, sangat diperlukan. Sebagai salah satu
64
stasiun televisi yang bersifat komersial, tentunya tidak terlepas dari peningkatan rating share dan menjaring iklan yang masuk adalah sebagai acuan. Pemilihan jam tayang program Islam Itu Indah pun, sengaja dibuat sedemikian rupa, agar mendapat segmen pemirsa tersendiri. Wawancara Hans Harianto; “Ya kita sih berharap jam setengah enam sampai jam setengah tujuh itu orang-orang sedang mempersiapkan untuk berangkat sekolah, berangkat kerja, kita sih berharap orang tidak hanya menononton tv tapi dari mendengarkan tv itu akan lebih kena gitu. Jadi seperti radio lah, orangkan ga tau siapa yang ngomong gitukan tapi orang tau gitu apa sih yang dibicarakan apa tema yang akan dibahas gitu. Karena ibu-ibu kan nyiapin di rumah gitu kan eee….apa namanya tuh diakan tidak menonton tv tapi bisa mendengar gitu makanya kita berharap bahwa dengan tema berat dengan bahasa sehari-hari bisa diterima di masyarakat” Tidak terbatas pada segmentasi pemirsa, tujuan dibuatnya program religi Islam Itu Indah semua bisa menjadi targetnya. Dengan menampilkan sosok pendakwah dan materi yang tidak terbatas pada tingkat pendidikan, tingkat umur hingga gender, program Islam itu indah ditujukan untuk semua kalangan. Wawancara Hans Harianto; “Untuk target segmentasi kita tujukan untuk semua kalangan lah ya… kalo itu kita lihat, kita ada data yang namanya itu vertical share disitu kita lihat size A, size B, size C, D sampai E pun ada. Jadi dikalangan juga dari anak sekolah sampai university itu tingkatan kependidikannya ya terus ada juga dari golongan usia, ada ibu-ibu beberapa golongan tuh, ada kids, ada teenage, ada grand, ada ya…apa namanya itu banyaklah kalau kita liat data AGB Neilson mengeluarkan data vertical ini namanya itu viewer , penonton kategorinya. Kendati demikiana. Peran host sekaligus pendakwah akan menjadi sangat ringkih apabila melihat satu individu yang menjadi ujung tombak dalam program ini. Menyiasati hal-hal yang tidak diinginkan demi kelancaran tayangan program
65
Islam Itu Indah, sang produser membuat perencanaan jadwal yang matang dan menyiasati hal lain seperti yang diungkapkan dalam wawancara. Wawancara Hans Harianto; “Nah makanya setiap produksi kita selalu ada yang namanya back up episode. Dalam seminggu hari selasa, rabu, kamis kita biasanya membuat shotingan itu Sembilan episode. Kita ada sih pernah kejadian juga saat shoting pak ustad sakit, sakit mata. Tapi kita coba untuk meminimalkan angel kameranya seperti apa. Jangan sampai pak ustad angelnya kelihatan sakit mata. Tapi alhamdulillah selam dua tahun berjalan pak ustad tidak sampai sakit keras. Dalam satu bulan itu Kita berikan waktu buat istirahat buat beliau itu tiga sampai empat hari lah. Jadi misalkan selasa, rabu, kamis kita shoting seperti biasa, kalau ada off air di jumat sabtu minggu, nah di hari senin dia istirahat gitu.” Dari semua kerja keras yang dilakukan selama ini tentunya menjadikan pandangan tersendiri terhadap Ustad Maulana sebagai pendakwah, begitu pula terhadap program Islam Itu Indah dan tentunya bagi TRANS TV. Pro dan kontra masyarakat merupakan efek komunikasi yang muncul. Ustad Maulana pun menanggapi hal ini dengan sabar. Wawancara Ustad Nur Maulana: “Tidak apa-apa, saya terima apapun tanggapan mereka. Saya kembaliin langsung. Bedakan syari’at denga syi’ar. Yang kita sampaikan itu adalah syi’ar, syi’aran bahasa arab siaran kan. Jadi seperti itu, jadi tidak usah terlalu…karena dakwah itu bisa disampaikan lewat
lagu,
lewat
puisi,
lewat
cerita,
lewat
drama,
lewat
dikelas…kehidupan sehari-hari. Nabi diangkat jadi rasul umur empat puluh tahun, berarti nabi berdakwah terlebih dahulu lewat perbuatan. Ayat turun kan umur nabi empat puluh tahun berarti sepertiga dari umur nabi adalah dakwah lewat perbuatan.” Pihak TRANS TV pun turut menanggapi gaya penyampaian Ustad Maulana. Melalui produser pihak TRANS TV berpendapat.
66
Wawancara Hans Harianto; “Kalau selama ini sih dalam membawakan program dia bentuknya syi’ar kan jadi tidak kaku. Jadi maksudnya kalau dia bicara di mimbar di masjid, kalau Jumat kan dia ngomongnya syari’at. Kalau itu adalah bagian dari rukun. Ya menurut saya sih dia masih diterima oleh pemirsa.”
Peran host dalam program ini menjadikan identitas yang melekat terhadap Ustad Maulana dan terhadap program Islam Itu Indah sendiri. Sehingga masyarakat akan lebih mudah mengetahui siapa Ustad Maulana dan apa program Islam Itu Indah. Wawancara Hans Harianto; “Sebenernya islam itu indah adalah Ustad Maulana, Ustad Maulana adalah islam itu indah. Kayanya akan sulit dipisahkan. Orang …saya merasa gitu juga nih. Islam itu indah siapa si….Ustad Maulana. Ustad Maulana siapa?...itu yang di acara Islam Itu Indah.”
Jadi peran host oleh Ustad Maulana yang juga sebagai pendakwah dalam program ini sangat khususnya pada tahap pra produksi dan produksi. Serta menjadi kunci sukses keberhasilan produksi dan suatu program tayangan televisi.
4.3 Analisa dan Pembahasan Keterlibatan Ustad Nur Maulana sebagai pendakwah dalam proses produksi memang tidak terlepas dari program yang dibawakan. Karena pada dasarnya pembuatan program religi Islam itu indah di TRANS TV, dibuat untuk Ustad Nur Maulana yang dinilai direktur utama TRANS TV sebelumnya, Wishnutama, sangat menarik dan interaktif saat berdakwah. Dengan gaya dan ciri khas yang sudah melekat di diri sang ustad, program islam itu indah akan memiliki image yang sangat kuat dan melekat di hati penontonnya.
67
Jika sebuah bintang utama, dalam program ini Ustad Nur Maulana sebagai pendakwah, biasanya tidak mampu berdiri sendiri ketika yang ia lakukan hanya sekedar berdakwah. Namun dalam kasus program Islam Itu Indah, si pendakwah juga bertindak sebagai host acara karena memang masih memenuhi kriteria sebagai host. Produser program mengatakan, penambahan host yang terpisah dari bintang utama alias pendakwah, hingga 2 tahun program ini berjalan belum diperlukan. Selama ini Ustad Nur Maulana dianggap masih mampu menjalankan dua peran sekaligus. Apalagi sebelumnya Ustad Nur Maulana memang dikenal sebagai pendakwah yang sangat interaktif. Bisa jadi, jika peran pendakwah dan host dipisahkan di program ini, tayangan program Islam Itu Indah tidak akan sebagus saat ini. Dan hingga kini belum ada satu host pun yang bisa menggantikan peran Ustad Nur Maulana saat ia berperan ganda. Karena Ustad Nur Maulana adalah seorang pendakwah, sekaligus host, tidak pelak, materi program untuk dibawakan saat shoting juga membutuhkan keterlibatannya. Dari mulai pra produksi, seperti mencari tema dan dasar hukum dalam Al-Quran dan hadits. Karena keterlibatan dalam pra produksi, tentunya akan berpengaruh pada penampilan sang ustad saat shoting. Meskipun tidak tertutup kemungkinan, peran Ustad Nur Maulana sebagai host dan pendakwah untuk mencari materi tambahan sebagai bahan dakwah, masih bisa dilakukan tim kreatif. Sedangkan peran host untuk menentukan lokasi, pemilihan lokasi syuting, dan penentuan bintang tamu tidak terlalu dibutuhkan.
68
Dalam proses produksi, Ustad Nur Maulana yang berperan sebagai seorang host sekaligus pendakwah yang baik, akan mensinergikan dua peran tersebut, sehingga proses berdakwah dan interaksi dengan penonton yang ada di lokasi syuting maupun di rumah, akan berlangsung interaktif dan menarik dari segi dakwah. Setelah menguasai tema yang akan dibahas, tugasnyalah sebagai host sekaligus pendakwah, menciptakan tayangan dakwah yang bagus. Selain dua proses pra produksi dan produksi, keterlibatan ustad nur maulana sebagia host tidak terlalu dilibatkan seperti pada tahap-tahap sebelumnya. Kadang ustad hanya dibutuhkan apabila tim pasca produksi menanyakan ayat atau hadits apa yang digunakan untuk keperluan tayangan. Semua proses yang dilakukan dapat dibuat susunan apa saja yang dilakukan pada tahap pra produksi dan produksi sebagai berikut. Pra produksi: 1. Meeting konsep 2. Penentuan tema 3. Penentuan lokasi 4. pemilihan bintang tamu Produksi: 1. Briefing dengan semua Crew dan Bintang tamu 2. Pengambilan gambar 3. Membawakan acara 4. Penyampaian materi dan tanya jawab dengan bintang tamu 5. Perenungan dan Do’a
69
Dengan demikian, seorang Ustad Nur Maulana sebagai host dan pendakwah mampu membawa kesuksesan suatu program talk show, dilihat dari hasil rating pada periode 6 januari 2013 sampai 21 januari 2013. Dengan hasil rating 1.2 dan share 15.9. masih lebih unggul dibandingkan dengan program sejenis yang head to head yaitu program Hati ke Hati Bersama Mamah Dedeh di ANTV yang memperoleh rating 0.8 dan share 8.1. bila dibandingkan dari individunya, seorang Mamah dedeh adalah sudah lebih dulu eksis di pertelevisian nasional dan seorang Ustad Maulana adalah individu baru di pertelevisian nasional. Sebagai
salah
satu
stasiun
televisi
komersial,
tentunya
akan
memperhatikan dari segi keuntungan bagi TRANS TV sendiri. Dalam hal ini program Islam Itu Indah yang merupakan program hasil produksi tim TRANS TV mampu menarik pengiklan sebanyak sepuluh sampai empat belas pengiklan dalam commercial break setiap episodenya, dengan harga iklan pertiga puluh detiknya adalah lima belas juta rupiah1. Sedangkan dana produksi yang di keluarkan dalam produksi Islam Itu Indah versi silaturahmi adalah 40 sampai 60 juta rupiah untuk satu episode dan versi Masjid atau outdoor adalah 70 sampai 100 juta rupiah untuk tiga episode dalam satu hari produksi. Dengan demikian keuntungan dalam satu episodenya dapat menghasilkan minimal 90 juta rupiah untuk versi silaturahmi dan minimal 110 juta rupiah untuk versi Masjid atau outdoor perepisodenya. Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa program religi tidak hanya menjadi moral bagi TRANS TV, tapi juga dapat menjadi program yang menghasilkan keuntungan besar bagi TRANS TV sebagai stasiun televisi
1
Data dari rate card TRANS TV tanggal 4 – 24 Februari 2013
70
swasta. Dengan kata lain keuntungan yang dihasilkan bukan saja dari segi materi namun juga dari segi moril, dan hal ini membuat citra TRANS TV menjadi stasiun yang memiliki peran dalam membangun moral masyarakat Indonesia dan menjadi stasiun televisi komersial berkualitas.