BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1
Sejarah PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) PT. Media Televisi Indonesia merupakan anak perusahaan dari
Media Group. Suatu kelompook usaha media yang dipimpin oleh Surya Paloh yang juga merupakan pemilik surat kabar Media Indonesia. PT. Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran atas nama Metro TV pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, Metro TV mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7 kota. Pada awalnya hanya bersiaran 12 jam sehari, sejak tanggal 1 April 2001, Metro TV mulai bersiaran selama 24 jam. Dari awalnya memulai operasi dengan 280 orang karyawan, saat ini Metro TV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita dan ruang produksi.
4.1.2
Konsep Program Metro TV 1. Perencanaan pola program Metro TV yang didasari hasil riset. Kegunaannya adalah untuk mendapatkan penonton sebanyak mungkin dan pada setiap kurun waktu tertentu agar dapat menarik perusahaan untuk memasang iklan.
78
79
2. Banyaknya penonton perprogram setiap harinya dipantau oleh sebuah perusahaan konsultan Internasional yang khusus mengadakan pemantauan dalam bentuk rating untuk dunia pertelevisian. Dengan demikian dapat diketahui banyaknya pemirsa yang menonton pada setiap program di Metro TV lainnya (kompetitor). 3. Pembagian banyaknya program yang bermuatan berita (news) dan entertainment (non news) adalah sebagai berikut : Senin sampai Jum’at (hari kerja) 60% news dan 40% non news, untuk hari Sabtu dan Minggu (hari libur) 40% news dan 60% non news.
4.1.3
Visi dan Misi Metro TV 1. Visi : a. Menjadi televisi yang menyajikan berita paling akurat, baik dalam skala nasional maupun internasional. b. Menjadi televisi berita yang dapat dinikmati oleh setiap masyarakat dunia. c. Menjadi referensi yang terpercaya untuk dunia internasional dalam mencari informasi yang akurat mengenai Indonesia. d. Menjadi saluran promosi bagi Negara Indonesia ke dunia luar dalam bidang ekonomi dan pariwisata.
80
e. Menjadi televisi yang memberikan saluran yang edukatif dan dapat dinikmati oleh semua kalangan usia. 2. Misi : a. Menjadi televisi berita yang cepat, akurat dan terpercaya dalam menyampaikan beritanya. b. Menjadi siaran yang dapat mengembalikan nama baik Indonesia dimata dunia. c. Membantu mengedukasi bangsa Indonesia yang dilakukan dengan memberikan program edukasi melalui programprogram yang infoormatif dan actual, baik dalam bidang politik, budaya, hukum dan moral. d. Membantu Negara dalam mensosialisasikan kebijakankebijakannya dalam membantu menstabilkan keadaan dalam negeri, menambahkan kepercayaan dari luar negeri dan membantu memulihkan keadaan ekonomi.
4.1.4
Logo dan Slogan Metro TV pada tanggal 20 Mei 2010, Metro TV memperkenalkan logo dan
slogan barunya. Logo baru tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning. Tetapi dengan jenis huruf Handel Gothic Italic yang memberikan kesan modern, segar dan futuristis. Penempatan logo pun juga diubah dari posisi semula diojok kanan atas menjadi pojok kanan bawah, penenmpatan ini pun berbeda dari stasiun-stasiun televisi
81
yang ada di Indonesia. Yang letaknya masih di pojok kanan atas atau kiri atas slogan Knowledge to Elevate.
Gambar 4.1 Logo Lama Metro TV (Sumber : Google)
Gambar 4.2 Logo Baru Metro TV (Sumber : Google)
4.1.5
Organisasi Metro TV Metro TV merupakan perusahaan yang dimiliki oleh PT. Media
Televisi Indonesia yange merupakan anak perusahaan dari Media Group. Jajaran Direksi Metro TV terdiri dari : 1. President Director
: Adrianto Machribie
2. News Director
: Suryopratomo
3. Sales & Marketing Director
: Lestary Luhur
4. Finance & Adm. Director
: Ana Widjaja
5. Technical Director
: John Balonso
6. Editor-in-Chief
: Putra Nababan
82
4.1.6
Target Audience
Target Audien Metro TV adalah : Stasiun TV Lain
Metro TV
Me- too Product
Berita / Informasi
90 % Entertainment
70 % News
10 % News
30 % Non News
15 % - 25 % In House Production
75 % - 85 % In House Production Target Audience : Segmented M/F
Target Audience : All Segment
AB, 20+
Tabel 4.1 Tabel Target Audien METRO TV
Keterangan : M/F
: Male / Female ; Pria / Wanita.
20+
: Umur Di atas 20 Tahun.
Segment
: Segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilih-pilih berdasarkan berbagai kategori seperti jenis kelamin, umur, domisili, expenditure.
Expenditure
: besarnya pengeluaran rata-rata perbulan oleh tiap individu untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak termasuk tabungan.
83
Expenditure terbagi dalam kelas-kelas : A1
= Diatas Rp. 3.500.000 / bulan
A2
= Rp. 2.500.001- Rp. 3.500.000 / bulan
B
= Rp. 1.750.001 – Rp. 2.500.000 / bulan
C1
= Rp. 1.250.001 – Rp. 1.750.000 / bulan
C2
= Rp. 900.001 – Rp. 1.250.000 / bulan
D
= Rp. 600.001 – Rp. 900.000 / bulan
E
= Dibawah / sama dengan Rp. 600.000 / bulan
4.1.7
Alamat Instansi Metro TV Jln. Pilar Mas Raya Kav A-D, Kedoya-Kebon Jeruk, Jakarta 11520. Telepon : (021) 58300077, Fax : (021) 58300066, (021) 58302139, Email :
[email protected]
84
4.2
Gambaran Umum Program Inside
Gambar 4.3 Logo Inside (Sumber : Google) Latar belakang program “Inside” adalah “Metro TV ingin membuat sebuah progam yang mampu menarik perhatian program berita investigasi tapi diminati oleh masyarakat khususnya anak muda (pria) yang belum mengetahui apakah ketidakadilan dan isu yang terkait dengan demokrasi. Jadi, segmen dari program ini adalah anak muda (pria). Oleh karena itu, kemudian Metro TV melakukan sebuah riset yang dilakukan oleh Litbang. Berdasarkan riset yang sudah dilakukan akhirnya kita mengetahui bahwa mayoritas dari mereka menginginkan berita yang rileks, bentuk dan formatnya lebih menarik dan investigatif tentunya. Oleh karena itu, munculkan ide untuk “Inside”, kita namakan “Inside” karena apa yang dibahas dan ada di program ini sangat luas dan lebar, tidak hanya berita saja yang disajikan disini. Namun, disini juga kita memberikan informasi yang lebih mendalam (investigatif) tentang kejadian dengan fakta dan data yang ada.”73
73
Hasil Wawancara dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 14 Juli 2013
85
Gambar 4.4 Gambar Website Inside (Sumber : http://www.metrotvnews.com/videoprogram/videos/2013/07/12/18123/218/Edisi11-Juli-2013/Inside) “Inside” adalah sebuah program berita investigatif yang mencakup berbagai fenomena sosial, secara mendalam dibahas dalam satu episode dalam satu tema. Kategori Inside adalah Informasi (Dokumenter). Inside memiliki 3 segmen untuk satu episode, segmen pertama membahas tentang masalah atau latar belakang, segmen kedua adalah tentang pendapat dari masyarakat atau narasumber dan segmen ketiga adalah opini dan solusi. Inside ditayangkan setiap hari Kamis selama 30 menit, dari pukul 23.00 WIB sampai pukul 23.30. Tidak ada host disetiap episode, hanya VO (Voice Over). Inside sudah berjalan sejak tiga tahun lalu.
86
Nama Program
: Inside
Format
: Documenter
Twitter
: @insidemetrotv
Waktu Tayang
: Kamis 23.00-23.30 WIB
Pada tahun 2010 Program Inside pernah mendapatkan penghargaan dari Anugerah Adiwarta Sampoerna 2010 untuk Televisi Nasional Kategori Liputan Investigatif yang diraih oleh Monique Rijkers (Produser Inside).74
Gambar 4.5 Penghargaan Anugerah Adiwarta Sampoerna 2010 Diraih Oleh Program Inside (Sumber : https://twitter.com/)
74
Sumber Data : https://twitter.com/
87
4.3
Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian mengenai
“STRATEGI
PRODUSER
INSIDE
DI
METRO
TV
DALAM
MENINGKATKAN RATING PERIODE JANUARI 2013”. Sesuai dengan focus penelitian pada hasil penelitian ini, penulis hanya akan menguraikan strategi produksi yang meliputi : 1) Perencanaan (Planning). 2) Pengorganisasian (Organizing). 3) Pengarahan (Actuating). 4) Pengawasan (Controlling). Penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam (Indepth Interview) dengan beberapa narasumber yang memang berkompeten dan terlibat dalam produksi program “Inside” Metro TV. Narasumber tersebut meliputi : 1) Bapak Rakhmat Yunianto selaku Eksekutif Produser “Inside”. 2) Ibu Anastasya Rijkers selaku Produser “Inside”. 3) Mba Dian Aristia selaku “Camera Person” (Campers). Dalam wawancara dengan narasumber, penulis tidak mengalami kendala yang sangat berarti. Hanya saja ada beberapa kendala, tetapi tidak mempengaruhi dalam penyusunan penelitian ini. Misalnya, seperti sulit mengatur jadwal wawancara terhadap narasumber.
88
4.3.1
Planning (Perencanaan) Perencanaan
merupakan
kegiatan
penentuan
tujuan
dalam
mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam Strategi Produser “Inside” ada beberapa perencanaan yang perlu dilakukan. Dengan hasil wawancara penelitian dengan Eksekutif Produser di Metro TV, bahwa program ini mempunyai visi dan misi, yaitu :
Bapak Rakhmat Yunianto selaku Eksekutif Produser, mengatakan : “Visi
dan
misi
dari
program
Inside
yaitu
memberikan
pembelajaran kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap informasi yang kita sampaikan. Karena sekarang ini banyak program yang tidak mendidik, sehingga penonton terjebak kepada tontonan yang hanya menghibur saja tanpa ada unsur mendidik sama sekali. Selain itu, program inside juga mengutamakan misinya sebagai program yang menyajikan dan menghadirkan informasi secara mendalam dengan menampilkan fakta yang ada, serta mengangkat isu tentang ketidakadilan dan berbagai isu yang terkait dengan demokratis.”75 Menurut Ibu Monique Rijkers selaku Produser, mengatakan : “visi dan misi dari program Inside ingin menyajikan dan menghadirkan informasi mendalam dengan menampilkan fakta dan data 75
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 14 Juli 2013
89
yang ada. Serta Program Inside ingin mengangkat isu tentang ketidakadilan,
toleransi dan
berbagai
isu
yang
terkait dengan
demokrasi.”76 Dari hasil penjelasan diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa visi dan misi dari program Inside adalah memberikan informasi yang mendalam kepada masyarakat dengan menampilkan fakta dan data yang ada untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap informasi. Jadi, Inside ingin memberikan tontonan yang lebih mengacu pada pengetahuan dan pemahaman tentang kejadian fakta dan data yang ada selain memberikan informasi yang mendalam. Sebelum melakukan kegiatan produksi, Eksekutif Produser, Produser dan team Inside melakukan rapat redaksi (briefing) soal tema yang sudah ditentukan oleh produser, soal strategi dan membuat perencanaan dengan produser. “Rapat redaksi ada, kalo yang regular itu setiap hari rabu, tapi kalo internal Metro TV setiap pagi jam 7. Biasanya yang dilakukan di rapat regular itu kita melakukan evaluasi sambil merencanakan tema yang akan dimainkan minggu depan. Hal yang akan dibicarakan mengenai proyeksi yang akan dimainkan perminggu, tapi ini yang tematik, diluar berita yang sedang update-updatenya. Tujuannya memantapkan strategi
76
Hasil Wawancara via email dengan Produser Program “Inside” Monique Rijkers 11 Juli 2013
90
program,
mengimplementasikannya,
merencanakan,
sekaligus
mengevaluasi.”77 Target audien dari program “Inside” adalah pria, usia 40 tahun ke atas, kelas A-B. Tetapi karena program ini bersifat berita investigasi dan sangat luas maka tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat yang berusia 25-30 tahun ke atas. Seperti yang dikatakan Produser Eksekutif program “Inside” Rakhmat Yunianto : “Target Audien Program ini sebenarnya Pria (40 tahun keatas), akan tetapi usia 25-30 tahun pun kita tidak masalah yang penting kelas AB dengan pendidikan minimal SMA.”78 Menurut Ibu Monique Rijkers selaku Produser : “Metro TV itu memang sudah membidik kelas A-B yaitu 40 tahun ke atas dengan pendidikan minimal SMA.”79 Setiap stasiun televisi pasti memiliki target rating pada setiap programnya baik itu program unggulan maupun tidak. Begitu juga dengan Metro TV sebagai televisi berita, namun perbedaannya Metro TV tidak terlalu mengagung-agungkan rating sebagai sesuatu yang harus dan penting. Dan berapakah target rating yang ingin dicapai program “Inside”? Rakhmat Yunianto sebagai Produser Eksekutif, mengatakan : “Secara koorporasi Metro TV pasti memiliki target rating, tapi perbedaannya hanya saja si Metro TV ini tidak begitu mengagung77
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif “Inside” Rakhmat Yunianto 14 Juli 2013 Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif “Inside” Rakhmat Yunianto 14 Juli 2013 79 Hasil Wawancara via email dengan Produser Program “Inside” Monique Rijkers 11 Juli 2013
78
91
agungkan rating. Rating memang sangat penting, namun hanya sebagai referensi dan patokan kita agar team semakin terpacu. Target rating dan share kita itu 1,2. Sharenya sekitar 7-8.”80 Ibu Monique Rijkers sebagai Produser juga menambahkan : “Target rating yang ingin dicapai oleh Inside adalah sekitar 1,2. Karena sebagai produser di Inside saya ingin program yang saya pimpin menjadi lebih baik”.81 Dian Aristia selaku Campers (Camera Person) yang pernah meliput liputan untuk program “Inside” menambahkan : “Untuk pencapaian rating dan share, program Inside cukup lumayan. Walaupun angkanya tidak terlalu besar. Namun, karena cirri khas dari program Inside sendiri yang tidak pernah berubah adalah tetap mendalam untuk membahas tema itu. Dan menurut saya penonton akan tetap memilih Inside. Selain itu, program semacam Inside ini memang seperti program yang terlihat “Metro TV” sekali, karena pembahasan mendalam dari hasil riset dan juga narasumber-narasumber yang tepat”.82 Jika rating yang didapat oleh program ini kecil, maka akan ada upaya-upaya atau strategi yang dilakukan oleh Produser, dimana akan berguna untuk meningkatkan rating. Dalam hal ini Eksekutif Produser
80
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013 81 Hasil Wawancara via email dengan Produser Program “Inside” Monique Rijkers 11 juli 2013 82 Hasil Wawancara via email dengan Campers (Camera Person) Dian Aristia 20 Juli 2013
92
harus cepat tanggap dan mengamati kenapa rating bisa turun dan apa yang harus dilakukan agar rating dapat naik kembali. Menurut
Rakhmat
Yunianto
selaku
Produser
Eksekutif,
mengatakan : “Jadi informasi rating disampaikan perminggu, namun terakhir belakangan ini info tersebut tidak selalu ada. Namun pernah ada permintaan agar rating lebih tinggi lagi dari Direktur. Jadi, strategi yang dilakukan
yaitu
mempertahankan
pergeseran
penonton
dengan
menampilkan segmen yang mengacu dengan kehidupan nyata.” “Strategi kedua kita coba melakukan pergantian tema tiap episodenya. Karena segmen inside itu hanya berita investigatif, jadi kita mengganti tema tiap per episodenya dan tentunya tema yang mendidik dan memberikan pengetahuan dan pemahaman yang luas untuk masyrakat, ini juga cukup membantu meningkatkan rating program.”83 Jadi, banyak hal dan upaya
yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan rating. Selain karena membuat berita yang inovasi dan kreatif, dengan membuat banyak pola yang mendidik dan selalu berubahubah tema tiap episodenya merupakan suatu strategi yang digunakan. Namun, bila mengubah-ubah Rundown apakah tidak akan merusak rencana program yang sudah dibuat ?
83
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013
93
Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif mengatakan : “Semua program sudah pasti mengacu kepada rundown, bukan hanya program ini saja, tetapi semua program mengacu kepada rundown mereka, karena rundown itu adalah tulang dari semua program televisi, jika tidak ada rundown, sebuah program tidak akan bisa berjalan.”84 Ternyata rundown merupakan inti dari suatu program. Tergantung dari tema yang kita angkat dalam episodenya. Jika rating kecil karena penonton berpindah menonton tayangan lain, maka produser harus cepat tanggap untuk dapat berpindah tema untuk dapat menarik penonton kembali menyaksikan program ini. Dengan adanya rundown dan laporan target rating sangat mempengaruhi dalam menentukan siapa yang akan memasang iklan di program ini, jika rating dari program ini besar, maka para pemasang iklan juga akan besar dan sebaliknya. Setiap produksi pasti memerlukan biaya yang tidak sedikit, karena program Inside setiap episodenya produksi dilapangan untuk meliput dan mewawancarai narasumber-narasumber, apalagi liputan diluar daerah Jakarta pastinya akan memakan biaya yang tidak sedikit. Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif, menyatakan : “biaya untuk liputan baik di dalam kota maupun diluar kota sekitar 7-15 juta perepisode.”85
84
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 14 Juli 2013 85 Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013
94
Ibu Monique Rijkers sebagai Produser juga menambahkan : “Biaya produksi perepisode sekitar 7-15 juta tergantung dimana lokasi dan lama peliputan.”86 Biaya produksi memang tidak dapat dipastikan, apalagi jika liputan dilakukan diluar kota Jakarta, tergantung juga jenis liputan yang dibuat, bila melibatkan orang maka budget akan lebih besar juga, begitupun sebaliknya.
4.3.2 Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian merupakan kegiatan pembagian tugas setelah proses perencanaan dijalankan. Dalam program “Inside”ada yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan produksi tersebut, sebab kadang kala terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kesalahankesalahan dalam penentuan tema, berita dan pada saat editing dilakukan. Siapakah yang bertanggung jawab penuh terhadap produksi program ini ? Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif, mengatakan : “Yang bertanggung jawab, kalo penanggung jawab program paling tinggi itu memang Produser Eksekutif untuk program. Karena satu Eksekutif Produser itu membawahi minimal 2 program, diatasnya ada manager departemen. Jadi, ada manager bulletin yang juga bertanggung jawab untuk semua program, tapi untuk satu program Inside itu ada di
86
Hasil Wawancara via email dengan Produser “Inside” Monique Rijkers 11 Juli 2013
95
Eksekutif Produser. Tapi jika tanggung jawab sepenuhnya di redaksi yaitu Pemimpin Redaksi, Mas Putra Nababan.”87 Ibu Monique Rijkers selaku Produser, menambahkan : “Sebenarnya memang secara langsung di pegang sama mas Rakhmat sebagai Eksekutif Produser kita. Tapi untuk sehari-hari memang saya lebih incharge untuk mengatur rundown program, untuk mengawasi editing, dan sebenarnya saya bekerja sama dengan Eksekutif Produser yang memang supervise tapi yang melaksanakannya itu Produser yaitu saya dan di redaksi itu pemimpin yang lebih bertanggung jawab penuh adalah Pemimpin Redaksi (Pemred) Mas Putra Nababan.”88 Selain Eksekutif Produser, manager pemberitaan juga memiliki wewenang untuk menunjuk atau memilih team yang akan bertugas dalam program Inside sesuai dengan kemampuan individu masing-masing. Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif, mengatakan : “Kalo di program ada Produser Eksekutif, tapi biasanya team itu untuk sekian lama, jadi minimal enam bulan sekali terjadi pergantian team, tapi tetap otoritasnya pada redaksi, dan redaksi memberikan wewenang kepada Produser Eksekutif dan manager untuk memilih team yang terlibat dalam pembuatan produksi dalam sebuah program itu termasuk Inside itu. Selama ini Inside memang belum pernah memiliki reporter dan campers tetap. Reporter yang ditempatkan di Inside adalah keputusan atasan. Tetapi menurut saya reporter dan campers yang 87
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013 88 Hasil Wawancara via email dengan Produer Program “Inside” Monique Rijkeers 11 Juli 2013
96
ditentukan oleh atasan sangat tepat dan mempunyai sisi seorang jurnalis yang hebat, menurut saya lho.”89 Monique Rijkers selaku Produser mengatakan : “Yang pasti manager ataupun produser eksekutif, akan tetapi sebenarnya redaksi atau pemimpin redaksi lah yang menentukan siapa yang bertugas di program mana, dan mereka sudah punya criteria untuk memilih siapa yang cocok untuk melakukan tugas ini. Jika memang tidak ada reporter saya yang menjadi sosok seorang reporter.”90 Pemilihan team dan crew yang bertugas memang tidak boleh asalasalan dibuat dan harus sesuai dengan bidang atau keahlian orang masingmasing, jangan sampai terjadi salah pilih team yang akhirnya dapat menghambat produksi program ini. Memang yang mempunyai kuasa penuh untuk memilih orang yang bertugas adalah redaksi pemberitaan. Namun tanggung jawab itu diberikan kepada Eksekutif Produser, sebagai Eksekutif Produser harus dapatt melihat potensi dan kemampuan orang itu sendiri. Bila team dan crew sudah terpilih dengan baik, selanjutnya mereka akan bertugas sesuai dengan jobdesk yang sudah ada. Jobdesk ini berbedabeda tiap orangnya, namun tiap orang harus tetap teroganisir agar tidak mengganggu jobdesk yang lainnya, karena disini mereka bekerja sebagai team dimana kekompakan dan kerjasama sangat diutamakan. Itu sebabnya,
89
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013 90 Hasil Wawancara via email dengan Produser Program “Inside” Monique Rijkers 11 Juli 2013
97
produser eksekutif harus melakukan koordinasi yang baik kepada team produksi. Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif, mengatakan : “Cara yang saya lakukan untuk mengkoordinasi dengan team melalui rapat harian, rapat mingguan, lalu online diskusi lewat email, lewat blackberry group, lewat by phone dan sejenisnya. Karena ini kan butuh koordinasi real time per menit per detik. Jadi, saya kira intensitasnya tidak hanya face to face. Tapi yang jelas jalan dengan segala cara dan koordnasi dengan setiap detik.”91 Monique Rijkers selaku Produser juga mengatakan : “Koordinasi yang saya lakukan dengan team yaitu melalui telepon, via BBM dan kirim TOR (surat operasional rutin) untuk liputan yang kita kirim kepada koordinator campers (camera person) dan reporter jika ada.”92 Dian Aristia selaku Campers (Camera Person) juga menambahkan : “Cara koordinasi dengan Produser dan team biasanya melalui email ataupun bbm. Tapi yang terpentiing adalah bertemu langsung dengan produser.”93 Koordinasi yang dilakukan antara Eksekutif Produser, Produser dan juga team sangat bagus dan intens. Walaupun program ini ditayangkan setiap hari Kamis dengan durasi 30 menit itu bukan hal yang mudah,
91
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013 92 Hasil Wawancara via email dengan Produser Program “Inside” Monique Rijkers 11 Juli 2013 93 Hasil Wawancara via email dengan Campers (Camera Person) Dian Aristia 20 Juli 2013
98
karena setiap habis editing untuk tayang team harus kembali bekerja dan dengan tema yang baru untuk minggu depan. Sehingga dalam proses produksi, Inside tidak mendapatkan kendala dalam melakukan koordinasi antar sesame team selama produksi berlangsung. Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif, mengatakan : “Kendala saya kira tidak ada karena team Inside itu team paling solid di program saya ini, dan semua sudah sangat professional dan sudah tahu kewajibannya, tahu pekerjaannya, jadi sangat meringankan pekerjaan semua team, jadi kita biasa dengan team work, tidak ada yang bekerja sendiri-sendiri, tidak ada one man show, tidak ada solo karir, tidak ada yang individualis.”94 Koordinasi antar team harus tetap terjaga, semua team harus dapat bekerja sama dengan baik dalam menyiapkan paket berita, semua team harus mengetahui kewajibannya, dan tidak ada yang bertindak “One Man Show”. Jadi, team harus professional dan dapat berkomunikasi dengan team yang lainnya.
4.3.3
Actuating (Pengarahan) Tahapan ini adalah tahapan dimana tim produksi melakukan
tindakan untuk memproduksi editing tema atau topik yang sudah ditentukan. Dari pengamatan penulis bahwa produksi program “Inside” langkah-langkah yang dilakukan adalah menyiapkan materi. Materi yang 94
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013
99
sudah dibuat apakah berguna untuk masyarakat atau tidak. Atau hanya untuk keperluan suatu organisasi tertentu. Pengarahan dari produser sangat penting untuk dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam tim pada saat memproduksi berita. Lalu apa saja yang produser lakukan dalam proses pengarahan kepada team yang bertugas dalam produksi selama produksi berlangsung ? Monique Rijkers selaku Produser, mengatakan : “Untuk proses pengarahan sebenarnya tidak sulit, karena kita sudah punya pola, rapat, pola program dan yang lebih jelasnya dari awal kita sudah punya visi dan misi yaiu menjadi program berita yang investigatif dan
menampilkan
informasi
secara
mendalam.
Jadi
pengarahan kepada team dilakukan secara langsung karena kita semua sudah tahu porsinya masing-masing dan bekerja sesuai porsinya masingmasing. Maka pengarahan yang dilakukan juga tidak rumit, karena kita sudah mengetahui tugas dan kemampuan maisng-masing. Saya sebagai produser hanya memastikan bahwa apa yang sudah dirancang, sudah kita desain dan itu terlaksana dengan baik.”95 Dalam pengarahan memang produser tidak berperan banyak, karena produser percaya kepada teamnya, setiap team sudah memiliki bagian dan jobdesk masing-masing, dimana para team sudah sangat
95
Hasil Wawancara via email dengan Produser Program “Inside” Monique Rijkers 11 Juli 2013
100
professional dan ahli dalam bidang tersebut, produser lebih kearah pengawasan, dimana produser mengawasi berita yang akan ditayangkan. Produser melihat apakah berita itu sudah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh produser atau belum. Pada proses actuating ini pula penulis ingin mengetahui apakah dalam menentukan tema berita yang dibuat itu ada campur tangan atau ada arahan terhadap isi program dari pemilik modal atau tidak. Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif, mengatakan : “Tidak dapat dipungkiri, campur tangan pemilik modal itu pasti ada dimanapun, saya tidak akan munafik juga kalo kita berbicara media yang independen itu hanya teksbook, hanya ada teorinya saja, menurut saya sebegai pekerja media tidak ada di dunia ini satupun media yang independen, mau contoh mana “tempo” misalnya, majalah yang kayanya menjadi icon jurnalistik di Indonesia, misalnya. Begitu juga Metro TV, tinggal bagaimana kadar dan bagaimana kita mengantisipasi, mengakali dan memikirkan itu kedalam wilayah proses kerja kreatif.”96
96
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 14 Juli 2013
101
“Selama saya bekerja disini, langsung kepada pemilik program tidak pernah, bahkan sudah tiga tahun terakhir Pak Surya Paloh itu sudah sangat tidak aktif di Metro TV. Jadi, intinya belum pernah.”97 Jadi, ternyata penentuan berita Inside itu tidak pernah ada campur tangan langsung dari pemilik modal (pemilik stasiun televisi). Pengarahan datang dari pimpinan redaksi pemberitaan langsung kepada produser Inside. Namun, produser eksekutif juga menambahkan bahwa tidak dapat dipungkiri pasti ada campur tangan pemilik media pada beritanya. Tidak hanya di Metro TV namun pada media-media lainnya. Bila itu tadi dari pemilik modal sebagai penguasa dalam stasiun berita, sekarang bagaimana peran pemasang iklan, apakah pemasang iklan secara langsung juga ikut campur tangan dalam isi program ? Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif, mengatakan : “Nah kalo itu bukan urusan redaksi. Kalo iklan itu ada di orang iklan, jadi kalo kita mengurusi iklan jadi idealisme kita terganggu, yang jelas kita capai rating setinggi-tingginya. Kalo rating tinggi pasti iklannya tinggi tapi targetnya saya tidaktahu. Lebih ke bagian marketing.”98
97
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013 98 Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013
102
Iklan ini sangat terpengaruh dari rating, apabila rating program ini besar dan bagus, maka akan banyak para pemasang iklan yang akan ikut untuk memasang iklannya di program ini dan sebaliknya. Rating itu tidak menjadi harga mati di program ini, melainkan sebagai patokan untuk mereka bahwa apa yang kurang dari program mereka, dan apa yang bagus dari program mereka dapat melihat berdasarkan laporan rating. Rating lebih menjadikan bahan untuk evaluasi bagi program ini. Di setiap acara dan program televise selalu ada lembaga yang mengawasinya, karena setiap siaran televisi mempunyai batasan-batasan dan etika penyiaran. KPI atau Komisi Penyiaran Indonesia mempunyai kewenangan untuk memberikan peringatan atau hukuman bagi programprogram yang dinilai mereka melalui batasan-batasan siaran atau melanggar etika penyiaran. Inside juga pernah mendapat teguran dari KPI, namun hal itu memotivasi produser agar lebih hati-hati dalam memilih berita yang akan ditayangkan. Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif, mengatakan : “Kita pernah ditegur KPI, waktu itu karena kita tidak menutup wajah seorang anak yang sedang menangis karena masuk penjara dalam tema “Penjara anak”. Kita juga secara jujur dan objektif meminta maaf.
103
Karena kita memang kelepasan dan kita epakat dengan KPI untuk tidak mengulangi hal yang sama.”99 Setelah menerima teguran dari KPI produser melakukan meeting dengan team produksi untuk lebih berhati-hati dan teliti dalam menyaring berita yang akan disiarkan. Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif, mengatakan : “Surat teguran disampaikan kepada produser dan produser mendapat surat teguran dari kantor. Kita menerima undangan KPI, kita terima, kita meeting dengan KPI. Kita lakukan briefing kepada temanteman, bahwa mulai hari ini tidak ada kejadian serupa.”100 Monique Rijkers selaku Produser, mengatakan : “Saya ingat memang pada saat itu kita menampilkan adegan yang mungkin hanya bisa dipahami oleh orang-orang dewasa. Karena kita menampilkan gambar seorang anak yang sedang menangis karena masuk penjara dalam tema “Penjara Anak.”101
99
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013 100 Hasil Wawancara via email dengan Ptroduser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013 101 Hasil Wawancara via email dengan Produser Program “Inside” Monique Rijkers 11 Juli 2013
104
Lalu apa yang dilakukan pihak Inside setelah mendapat teguran dari KPI ? “Kita akan menetapkan tahap pengawasan, terutama pada tahap editing. Itu yang akan kita lebih ketatkan lagi.”102 Memang Inside pernah mendapatkan teguran dari KPI karena ada gambar yang dinilai KPI tidak pantas untuk di perlihatkan pada saat tayang, walaupun jam 23.00 itu jam tayang Inside akan tetapi anak-anak mungkin masih menonton. Jadi, KPI melarang keras kepada “Inside”, dan produser “Inside” pun menerimanya kalau mereka salah dan sampai kecolongan untuk menampilkan adegan atau tayangan gambar tersebut. Produser juga sepakat dengan KPI tentang tegurannya itu, karena memang ada adegan atau tayangan yang tidak pantas ditonton oleh anak-anak, jadi langkah yang mereka lakukan, mereka segera mengadakan rapat dan membicarakannya kepada para team agar tidak terjadi hal yang sama dan mereka mulai memperketat pengawasan dan penyaringan di bagian editing.
102
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013
105
4.3.4
Controlling (Pengawasan) Tahap selanjutnya adalah pengawasan dan evaluasi dari hasil
keseluruhan produksi yang telah dilakukan. Pengawasan dalam program selalu dilakukan oleh semua produser di dalam programnya, seperti di Inside ini program yang berdurasi 30 menit ini memang harus memerlukan pengawasan yang ekstra, selain karena durasi 30 menit dan jam tayang yang malam, di jam itu juga banyak anak-anak yang menonton. Lalu bagaimana proses pengawasan yang dilakukan oleh para produser agar program ini sesuai dengan etika jurnalistik ? Rakhmat Yunianto selaku Produser Eksekutif, mengatakan : “Pengawasan produksi lebih kepada koridor etika jurnalistik lalu pada keindahan gambar dan segala macam dan itu hamper terjadi setiap produksi. Jadi, sebelum liputan kita sudah lakukan supervise dan melihat semua materi yang akan diambil untuk liputan sehingga itu bias meminimalisir berbagai kesalahan sekecil apapun.”103 Moique Rijkers selaku Produser juga menambahkan : “Naskah di edit oleh kepala desk (baru mulai dua bulan terakhir ini) dan video hasil editing di preview oleh Litbang dan untuk urusan
103
Hasil Wawancara via email dengan Produser Eksekutif Program “Inside” Rakhmat Yunianto 17 Juli 2013
106
teknis tayangan program (hasil editing yang sudah siap tayang) dilakukan oleh QC.”104 Dian Aristia selaku Camera Person (Campers), menambahkan : “Pegawasan ketika produksi itu sangat diperlukan. Karena banyak hal tak terduga yang tiba-tiba bisa merusak pembahasan si tema itu sendiri.”105 Pengawasan yang dilakukan hanya untuk memastikan team dalam produksi sudah bekerja sesuai dengan rencana yang sudah dibuat atau belum, produser melihat keindahan dan nilai berita, gambar dan suara yang pas untuk ditayangkan, tema apa yang akan dimainkan, semua team sudah mengetahui tanggung jawab dan porsinya masing-masing. Tugas produser hanya memastikan apakah sudah berjalan sesuai rencana atau belum. Setelah melakukan pengawasan pastinya produser dan team berharap agar program inside dapat mencapai target dengan mendapatkan rating yang tinggi. Namun semua itu tergantung pada tingkat kepuasan masyarakat yang menyaksikan yang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda-beda. Maka, produser harus mampu memenuhi kebutuhan audien.
104 105
Hasil Wawancara via email dengan Produser Program “Inside” Monique Rijkers 11 Juli 2013 Hasil Wawancara via email dengan Camera Person (Campers) Dian Aristia 20 Juli 2013
107
Monique Rijkers selaku Produser, mengatakan : “Kalau ditanya mampu atau tidak mampu, kita masih berusaha untuk memberikan informasi yang terbaik. Target rating belum, tetapi jika dibandingkan dengan program lain di Metro TV dengan kapasitas SDM terbatas, Inside cukup survive.”106 Karena program ini baru berjalan tiga tahun jadi produser berpendapat belum bisa mencapai target yang direncanakan, bahwa sekarang ini sedang proses menuju target itu, upaya produser sekarang yaitu dengan menjadikan Inside sebagai program berita yang investigative dan menjadi program investigasi unggulan.
4.4
Pembahasan Dari hasil penelitian yang sudah penulis uraikan diatas, akhirnya penulis
dapat mengetahui bagaimana strategi produser dalam membuat perencanaan untuk tim produksi “Inside” dalam upaya meningkatkan rating yang ditayangkan di Metro TV. Menurut peneliti keterkaitan hasil penelitian dengan teori yang digunakan karena teori ini mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa orang sama-sama menganggap pentingnya suatu isu. Teori ini juga mempunyai kekuatan memprediksi, sebab memprediksi bahwa jika orang-orang mengekspos pada satu
106
Hasil Wawancara via email dengan Produser Program “Inside” Monique Rijkers 11 Juli 2013
108
media yang sama, mereka akan merasa isu yang sama tersebut penting. Teori ini juga dapat dibuktikan salah, jika orang-orang mengekspos pada satu berita yang sama maka mereka tidak akan mempunyai kesamaan bahwa isu media itu penting. Di dalam program berita, penentuan berita yang akan disiarkan menjadi faktor utama dalam keberhasilan program tersebut. Tingkat pentingnya suatu berita atau issue dapat ditujukan dengan penampakan yang menonjol (Head-Line) halaman pertama, judul yang mencolok, frekuensi pembuatan, rubrik-rubrik utama atau penyajian yang memiliki nilai berita yang tinggi (konflik). Metro TV sebagai salah satu stasiun televisi yang memiliki tujuan menyebarkan berita, mendidik dan sekaligus memberikan informasi ke seluruh Indonesia. Banyaknya program acara yang ditawarkan oleh Metro TV, mulai dari informasi mengenai teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya dan lain sebagainya. Semua itu dikemas dalam bentuk berita, yang berbentuk soft news dan hard news dan sebagainya. Salah satu program yang ada di Metro TV dan mempunyai ciri khas tersendiri dari pada program berita yang lainnya di Metro TV adalah “Inside”. Tim produksi program “Inside” merupakan tim yang menjadi satu kesatuan dalam memproduksi program “Inside”. Program “Inside” merupakan satu program berita yang bersifat Hardnews. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemem untuk mencapai suatu tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut strategi berikut
109
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. 107 Demikian pula dengan strategi yang dijalankan oleh Tim Produksi program “Inside” ada tujuan yang ingin dicapai dari produksi program ini yaitu menjadi program investigasi unggulan dan memberikan informasi investigatif yang lebih bermanfaat dari program investigatif yang lainnya. Strategi produksi merupakan tahapan pelaksanaan produksi yang melibatkan peralatan, orang dan biaya yang sangat besar. Untuk mencapai suatu keberhasilan yang ingin dicapai, terdapat langkah-langkah strategis yang harus dijalankan mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating) dan pengawasan (controlling). Dari hasil penelitian yang penulis dapatkan memang tim produksi program “Inside” sudah menjalakan strategi produksi sesuai dengan keinginan produser, mulai dari kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling). Namun, menurut penulis strategi yang mereka jalankan itu masih belum jelas, dan belum terlaksana dengan baik. Penulis juga menyimpilkan bahwa masih kurangnya upaya dan usaha untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh tim “Inside”, bahkan tujuan mereka pun masih kurang jelas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa strategi yang digunakan tidak jelas dan belum terlaksana
107
Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2000, Hal. 32.
110
dengan baik. Karena tujuan mereka pun tidak ada yang bersifat priority atau tidak ada tujuan utama yang penting. Dalam industri media televisi rating sangat mempengaruhi perolehan iklan. Perusahaan pengiklan hanya mau atau cenderung akan beriklan di suatu stasiun (atau program) jika diketahui jumlah penontonnya banyak. Rating menjadi tolak ukur keberhasilan suatu acara atau program, apakah program itu diminati atau tidak tergantung dari tingkat ratingnya. Dari hasil yang didapatkan penulis, penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi yang dijalankan tim produksi “Inside” dalam upaya meningkatkan rating lebih kepada tingkat kreatifitas dan kejelian produser untuk tanggap dalam membuat tema berita yang menarik. Semakin menarik tema yang dibahas maka semakin tinggi pula peminat atas program “Inside”. Namun dari hasil penelitian yang didapatkan, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan mereka untuk mencapai rating program ini tidak sesuai dengan kenyataan yang mereka dapatkan. Jika dalam tujuannya mereka menargetkan 1,2 untuk ratingnya maka sangat berbanding jauh dengan hasil yang didapatkan yang hanya berkisar antara 0,2. Menurut penulis antara target rating dan hasil rating yang didapat bisa sangat berbanding jauh karena Metro TV sebagai stasiun televisi berita yang tidak terlalu mementingkan rating untuk programnya, namun lebih mementingkan isi berita yang akan mereka sampaikan. Selain strategi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling) untuk mendapatkan rating
111
yang tinggi, ada juga yang dapat mempengaruhi strategi untuk meningkatkan rating, yaitu Agenda Setting. Agenda Setting menyatakan bahwa media membentuk persepsi atau pengetahuan publik tentang apa yang dianggap penting, dengan ungkapan lain apa yang dianggap penting oleh media, maka dianggap penting juga oleh publik. Ada hubungan positif antara tingkat penonjolan yang dilakukan media terhadap suatu persoalan (issue) dan perhatian yang diberikan publik terhadap yang ditonjolkan media. “The media may be not successful at telling people what to think (i.e.attitude), but they are stunningly successful in telling it’s audience what to think about.”108 Dalam program “Inside” Agenda Setting dapat dilihat dari : 1. Adanya pengarahan atau campur tangan pemilik modal terhadap isi program. 2. Adanya campur tangan pemasang iklan terhadap isi program. Banyak faktor yang mempengaruhi rating, selain karena strategi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling) untuk mendapatkan rating yang tinggi, ada juga Agenda Setting yang dapat juga mempengaruhi isi program dan peningkatan rating.
108
Dr. Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, UPT. Universitas Muhammadiyah Malang, 2007, Hal. 81.
112
Menurut penulis tidak jelas dan tidak tercapainya tujuan dari program ini karena strategi yang mereka gunakan tidak efektif, mereka juga tidak mempunyai tujuan yang dari program ini, hal ini dikarenakan adanya campur tangan dari pemilik media dan juga karena ada faktor politik, mengingat pemilik dari Metro TV sendiri adalah seorang yang tergabung dalam partai politik.