BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) Slogan
: Metro TV Knowledge to Elevate
Alamat
: Jl. Pilar Mas Raya Kav A – D, Kedoya, Kebon Jeruk. Jakarta 11520
Phone
: (021)-583 000 77 (Hunting)
Website
: www.metrotvnews.com
3.1.1
Sejarah Singkat Perusahaan METRO TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000. METRO TV merupakan salah satu anak perusahaan dari MEDIA GROUP yang di miliki oleh Surya Paloh. Surya Paloh merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar harian PRIORITAS, yang dibredel oleh pemerintah pada tanggal 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu berani. Pada tahun 1989, dia mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. METRO TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, METRO TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai 43
44
kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya guna mencerdaskan bangsa. METRO TV terdiri dari 70% berita (news), yang ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30% program non berita (non news) yang edukatif. Metro TV mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam tayang. Dan sejak 1 April 2001 Metro TV sudah mulai mengudara selama 24 jam. Metro TV dapat ditangkap secara tangkap teresterial di 280 kota yang tersebar di tanah air Indonesia yang di pancarkan dari 52 transisi. Selain secara teresterial, siaran Metro TV dapat ditangkap melalui televisi kabel di seluruh Indonesia, melalui Satelit Palapa 2 ke seluruh negara – negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang. Metro TV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing di antaranya kerjasama dalam pertukaran berita dan kerjasama pengembangan tenaga kerja. Stasiun televisi tersebut adalah CCTV, Channel 7 Australia, Voice of America (VOA). Selain bekerja sama dengan stasiun televisi internasional, Metro TV juga memiliki kontributor internasional yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris. Dengan kerjasama internasional ini, Metro TV berusaha memberikan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung Metro TV untuk menjadi media yang secara cepat, tepat, dan cerdas dalam mendapatkan beritanya.
45
3.1.2
Visi dan Misi Perusahaan 3.1.2.1 Visi Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan dan menjadi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yag berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun pemasangan. 3.1.2.2 Misi a. Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika. b. Untuk memberikan nilai tambah di Industri pertelevisian dengan memberikan informasi
pandangan
yang
berbeda
baru, dan
mengembangkan memberikan
penyajian
hiburan
yang
berkualitas. c. Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah asset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan
para
karyawannya
dan
keuntungan yang signifikan bagi pegang saham.
menghasilkan
46
3.1.3
Logo dan Arti Metro TV Gambar 3.1 Logo Metro TV
(Sumber: Comprof PT. Media Televisi Indonesia METRO TV, 2011)
Logo METRO TV dirancang tampil dalam citraan tipografis sekaligus kecitraan gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya gabungan antara tekstual (diwakili huruf – huruf : M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada posisi huruf “O” dengan pertimbangan kesamaan stuktur huruf “O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk – bentuk teks ME-T-R dengan T-V. Hal itu mengingat,dirancang agar pelihat akan menangkap dan membaca sekaligus melafalkan METR-TV sebagai METRO TV. Logo METRO TV dalam kehadirannya secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi METRO TV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembangunan image yang tepat dan cepat dari masyarakat terhadap institusi METRO TV. Melalui tampilan logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenal, memahami, serta meyakini visi, misi serta karakter METRO TV
47
sebagai institusi. Logo METRO TV dalam rancang rupa bentuknya berlandaskan pada hal – hal berikut : − Simple, tidak rumit − Memberikan kesan global dan modern − Menarik dilihat dan mudah diingat − Dinamis dan lugas − Berwibawa namun familiar − Memenuhi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik dan filmis − Memenuhi syarat teknis dan estetis untuk metamorphosis dan animatif. Selain menampilkan unsur simbol teks / huruf, Metro TV menampilkan juga simbol gambar yaitu : Bidang Elips dan Kepala Burung Elang. 1. Bidang Elips Emas Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan proses metamorfosis atas beberapa bentuk, yaitu : a. Bola Dunia Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi, komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi METRO TV. b. Telur Emas Sebagai simbol Bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan image
48
suatu bentuk (institusi) yang secara struktur kokoh, akurat, dan artistik sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan puncak kualitas. c. Elips Sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sendiri sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat berkait dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran. 2. Elang Simbol kewibawaan, kemandirian, keluasaan penjelajahan dan wawasan. Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas, namun penuh keanggunan gerak hidupnya anggun. 3.1.4
Target Audiens METRO TV merupakan jaringan TV swasta nasional pertama di Indonesia yang menyajikan tayangan berita sebagai tayangan utama dalam penyiaranya, dengan rata-rata sekitar 70% tayangannya bersifat berita (news) dan memiliki persentase 30% tayangan non berita (non news). Program METRO TV dirancang untuk mengakomodasi keluarga yang berpenghasilan menengah ke atas (target pemirsa AB 20+). Susunan program METRO TV hampir semua menyuguhkan tayangan berita yang dalam produksinya hampir semuanya dilakukan atau diproduksi sendiri. METRO TV memusatkan upayanya pada peningkatan kualitas produksi lokal,
49
sementara di saat yang sama secara selektif memperoleh hak untuk menyiarkan content asing, yang diyakini METRO TV sesuai dengan selera lokal.
Stasiun TV Lain
Tabel 3.1 Target Audiens Metro TV Metro TV
Me-Too product : 90% Entertainment 10% News Sign on – sign off 15-25% in house production Target audiens : all segment
Berita/informasi : 70% news 30% non news 24 hours 75-85% in house production Target audiens : segmented M/F, AB, 20+
(Sumber: Comprof PT. Media Televisi Indonesia METRO TV, 2011) Keterangan : M/F
: Male/Female ; Pria/Wanita
20+
: Umur di atas 20 tahun
Segment M/F
: Segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilah - pilah
berdasarkan berbagai kategori jenis kelamin yaitu M (male) dan F (female). Expenditure AB : Besarnya pengeluaran rata- rata per bulan oleh tiap individu untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak termasuk tabungan. Expenditure terbagi dalam kelas – kelas : A1
= di atas Rp. 3.500.000 / bulan
A2
= Rp 2.500.001 – Rp 3.500.000 / bulan
B
= Rp 1.750.001 – Rp 2.500.000 / bulan
C1
= Rp 1.250.001 – Rp 1.750.000 / bulan
50
3.1.5
C2
= Rp 900.001 – Rp 1.250.000 / bulan
D
= Rp 600.001 – Rp 900.000 / bulan
E
= di bawah / sama dengan Rp 600.000 / bulan
Biro – Biro Metro TV Untuk mempermudah koordinasi berbagai informasi antara kantor pusat dengan daerah, saat ini Metro TV ada 6 kantor cabang biro yang terletak di kota – kota besar, antara lain di daerah: a. Biro Yogyakarta b. Biro Medan c. Biro Makasar d. Biro Surabaya e. Biro Bandung f. Biro Pekanbaru
3.1.6
Kategori/Pembagian Program Metro TV 3.1.6.1 Entertainment a. Variety Show : Welcome to BCA b. Music
: Zona Memori Masih Ada
c. Talkshow
: Democrazy, Oprah Winfrey Show, Rachael Ray
d. Reality Show : Nanny 911, Super Nanny 3.1.6.2 Filler a. News
: Surya 16 Eksklusif Reports, B-News
b. Others
: Advertorial, Lensa Bisnis, Uang Anda
51
3.1.6.3 Information a. Documentary : Inside, Metro Files, I Witness, News Maker, Expedition, Big Ideas for a Small Planet, Kreasi Karya & Seni Anak Negeri, Earth From Above, Oasis, Archipelago b. Infomercial
: Signature Properties, Puri Mansion, Garden
House Bukit Golf Mediterania, Ancol Mansion, Residence 8 @Senopati c. Infotainment : Showbiz d. Skill/Hobbies : E Life Style, Otoblitz, Cerita Rasa William Wongso, Techno & Mobile e. Talkshow
: Mario Teguh Golden Ways, Kick Andy, Mata
Najwa, Just Alvin, The Interview, Healthy Life, Chat Club, Face2Face f. TV Magazine : Dunia Kita, Autozone 3.1.6.4 News a. Feature
: Secret Operation, Metro Highlights, Genta
Demokrasi, Metro Realitas, Metro 10 b. Metro Hard News
: Metro Hari Ini, Metro This Week, Top
Nine News, Metro Siang, Discover Indonesia, Metro Sore, Metro Pagi, Metro Malam, Megapolitan, Indonesia Now, Indonesia This Morning, Metro Xin Wen, Market Review, Bisnis Hari ini, Headline News c. Special News
: Breaking News
52
d. Talkshow
: Today’s Dialogue, Suara Anda, Economic
Challenges, Editorial Media Indonesia, Public Corner, Save Our Nation 3.1.6.5 Religious Dialog
: Tafsir Al Misbah
3.1.6.6 Sport Journal/Highlights
: 12 Pas, Metro Sport, Sport Club, Spirit
Football 3.1.7
Manajemen Perusahaan 3.1.7.1 Susunan Direksi President Director
: Wisnu Hadi
News Director
: Suryopratomo
Sales & Marketing Director
: Lestary Luhur
Finance & Adm. Director
: Ana Widjaja
Technical Director
: John Balonso
Editor-in-Chief
: Elman Saragih
53
3.1.7.2 Struktur Organisasi Gambar 3.2 Struktur Organisasi Metro TV
54
3.2 Profil Program Gambar 3.3 Logo Program F2FWDA
(Sumber: Dokumentasi Face2Face)
Program Face2Face with Desi Anwar menghadirkan isu – isu internasional dan sosok pemimpin. Dengan tujuan memenuhi kebutuhan pemirsa Metro TV yang berkualitas tinggi akan informasi terhadap isu global serta keinginan untuk menerangkan pemirsa dengan prespektif global yang aktual dan berbeda, Face2Face menghadirkan sosok internasional, public figure, dan global newsmaker dari semua perjalanan hidup untuk menginspirasi dan menginformasi dalam sebuah percakapan one on one secara mendalam dengan senior anchor Metro TV, Desi Anwar. Dari kepala negara/pemerintahan, entrepreneur, CEO, pebisnis terkenal, sosok terkenal, figur inspirasi, pembuat kebijakan, Face2Face memberikan prespektif internasional dan konten berkualitas yang tidak ada di stasiun televisi lain. Karir jurnalis senior, Desi Anwar seperti peta jalan bagi para jurnalis TV. Sepanjang karirnya di dunia pertelevisian yang hampir dua dekade, Desi
55
memproduksi dan juga membawa banyak program berita terkemuka dan talkshow dengan figur terkenal dari dalam negeri dan juga internasional. Hingga sekarang, sebagai host talkshow di Metro TV, dia melanjutkan perjalanan ke berbagai sudut dunia dan melakukan interview dengan banyak public figure dan orang – orang kenegaraan yang penting. Ditargetkan untuk pembuat keputusan dan kebijakan, audiens internasional dan juga audiens Metro TV berkualitas dan cerdas, termasuk mahasiswa, Face2Face adalah program talkshow yang berbeda daripada yang lainnya. Di tengah industri yang menghadirkan hiburan yang kurang mendidik dan newsmaker yang biasa – biasa saja, Face2Face hadir dengan perspektif global dari pemain – pemain berpengaruh, di dunia politik, bisnis dan keuangan, dan juga seni dan budaya. Program berdurasi 55 menit dalam primetime Metro TV disajikan dalam bahasa Inggris dan
mayoritas taping dilakukan di lokasi narasumber, sehingga
memberikan gambaran sekilas pada audiens. Berwawasan, informatif, menerangkan, dan eksklusif, Face2Face with Desi Anwar membawakan dunia pada layar kaca anda untuk menginspirasi dan meningkatkan pemahaman Anda tentang apa yang membuat dunia berputar. Program Face2Face with Desi Anwar yang berslogan “Bringing You the World” tayang setiap bulan hari Sabtu, pukul 20.05 – 21.00 WIB. 3.3 Metode Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009: 2). Metode
56
penelitian sendiri memiliki banyak kategori. Menurut Rakhmat (2009: 21), metode penelitian dikategorikan ke dalam lima macam : historis, deskriptif, korelasional, eksperimental, dan kuasi-eksperimental. Dan metode penelitian yang dipilih peneliti adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan (Rakhmat, 2009: 24). Penelitian deskriptif yang biasa disebut juga dengan penelitian taksonomik, bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengklarifikasi suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan cara mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Ardianto, 2010: 48). Masih di dalam buku yang sama, Ardianto juga menjabarkan bahwa metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa angka – angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan (Ardianto, 2010: 47). 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2009: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Binusian 2011 jurusan Komunikasi Pemasaran yang berjumlah 320 orang. Latar belakang pemilihan populasi ini sejalan dengan target pemirsa dari Program F2FWDA Metro TV yang salah satunya adalah mahasiswa. Terlebih mahasiswa angkatan
57
Binusian 2011 rata – rata sudah menginjak usia 20 tahun ke atas yang dianggap sudah dewasa dalam pemilihan tayangan televisi yang bermanfaat baginya dan mahasiswa Binus termasuk masyarakat kelas menengah ke atas. 3.4.2
Sampel Berdasarkan apa yang diungkapkan Sugiyono (2009: 116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan sampel yang diambil haruslah bersifat representatif (mewakili). Adanya sampel ini adalah karena keterbatasan peneliti untuk meneliti keseluruhan populasi dari segi biaya, waktu, ataupun tenaga. Penentuan ukuran sampel akan dihitung dengan rumus Slovin sebagai berikut (Kriyantono, 2010: 164) :
Keterangan: n
= ukuran sampel
N
= ukuran populasi
e
= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir, misalnya 2%, kemudian e ini dikuadratkan. 320 n=
320
1 + 320. (0,1)2 Dengan
=
populasi
320 =
1 + 3,2 mahasiswa
= 76,19 ≈ 76 4,2 aktif
Binusian
2011
jurusan
Komunikasi Pemasaran yang berjumlah 320 orang, maka sampel
58
penelitian ini berjumlah 76 orang dengan kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10%. 3.4.3
Teknik Pengambilan Sampel Gambar 3.4 Teknik Sampling
(Sumber: Metode Penelitian Bisnis, Sugiyono,2009: 117)
Untuk penelitian ini, teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 122). Jika dikaitkan dengan topik penelitian ini, pertimbangannya adalah bagian dari populasi yang setidaknya pernah menonton tayangan Program F2FWDA Metro TV sekali. 3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara – cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data (Kriyantono, 2010: 95). Dalam penelitian kuantitatif, biasanya dikenal metode pengumpulan data: kuesioner, wawancara, dan dokumentasi.
59
3.5.1
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Jenis angket (nama lain dari kuesioner) yang akan digunakan adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah suatu angket di mana responden telah diberikan alternatif jawaban oleh periset. Responden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan realitas yang dialaminya (Kriyantono, 2010: 98). Angket ini akan disebarkan kepada responden sebagai sampel dari populasi Binusian 2011 jurusan Komunikasi Pemasaran. 2) Wawancara Untuk melengkapi data penelitian, maka dilakukan juga metode pengumpulan data melalui wawancara dengan narasumber adalah pihak stasiun televisi Metro TV yang berhubungan Program F2FWDA yaitu Produser Program F2FWDA. Hasil wawancara akan bermanfaat sebagai data pendukung. Selain itu, peneliti juga menghubungi Public Relation Metro TV untuk meminta informasi seputar perusahaan (company profile).
60
Selain kedua metode tersebut, peneliti juga akan menggunakan data – data dari buku, data perolehan rating, ataupun tulisan – tulisan ilmiah yang berhubungan sebagai data sekunder yang juga berfungsi untuk mendukung penelitian ini. 3.5.2
Skala Pengukuran Jumlah variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah satu yakni variabel persepsi pemirsa dengan dimensi sensasi, atensi, dan memori di kalangan Binusian 2011 jurusan Komunikasi Pemasaran. Ketiga dimensi ini akan dijabarkan dalam butir – butir pernyataan dalam kuesioner berdasarkan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009: 132). Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun butir – butir instrumen. Dalam penelitian ini, instrumen akan berupa pernyataan dan setiap butir instrumen akan menggunakan jawaban dengan gradasi dari sangat negatif sampai sangat positif, sebagai berikut : Sangat Setuju
:5
Setuju
:4
Netral
:3
Tidak Setuju
:2
Sangat Tidak Setuju : 1
61
3.5.3
Rentang Skala Rentang skala penilaian digunakan untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1 hingga 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang sangat positif. Penghitungan rentang skala tersebut menurut Durianto, Sugiarto, Widjaja, dan Supratikno (2003) menggunakan rumus :
Keterangan : Rs
= Rentang Skala
R (bobot)
= Bobot terbesar – bobot terkecil
M
= Banyaknya kategori bobot
Sehingga didapatkan perhitungan sebagai berikut :
Keterangan kinerja interpretasi skor atau bobot : 1,00 – 1,80
= Sangat Tidak Setuju (STS)
1,81 – 2,60
= Tidak Setuju (TS)
2,61 – 3,40
= Netral (N)
62
3,41 – 4,20
= Setuju (S)
4,21 – 5,00
= Sangat Setuju (SS)
Sehingga posisi keputusannya dapat digambarkan sebagai berikut :
3.5.4
Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum disebar kepada sejumlah responden yang menjadi sampel populasi, kuesioner yang telah dibuat sesuai dengan operasionalisasi konsep yang telah dibuat di Bab 2 harus diuji validitas dan reliabilitasnya sebagai instrumen penelitian. Ardianto (2010: 187) juga menjabarkan bahwa ketika ingin meneliti suatu masalah dengan kuesioner, kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reliabilitas kepada responden yang setara dengan responden yang menjadi sampel penelitian. Oleh karena itu, peneliti akan menyebarkan kuesioner terlebih dahulu kepada 10 orang mahasiswa. 3.5.4.1 Uji Validitas Menurut Kriyantono (2010: 143), validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen akan mengukur apa yang ingin diukur. Melalui sejumlah data yang terkumpul, kuesioner diuji validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment
63
yang akan dihitung dengan program software “SPSS 19”. Menurut Azwar dalam Rochaety, Tresnati, & Latief (2009), biasanya butir pertanyaan atau peryataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi lebih besar dari 0,3. Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Uji Validitas Butir Koefisien Penyataan Korelasi 0.70 1 0.64 2 0.72 3 0.85 4 0.58 5 0.66 6 0.73 7 0.75 8 0.81 9 0.88 10 0.86 11 0.70 12 0.48 13 0.44 14 0.39 15 0.80 16 0.70 17 0.91 18 0.71 19 0.66 20 0.80 21 0.64 22
r kritis 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(Sumber : Penghitungan SPSS 19, Data Primer)
Dari hasil analisis uji validitas setiap butir pertanyaan pada kuesioner dalam penelitian ini, diketahui bahwa koefisien korelasi
64
semua butir instrumen memiliki nilai di atas 0,3 sehingga setiap butir pernyataan pada kuesioner dinyatakan valid. 3.5.4.2 Uji Reliabilitas Alat ukur dikatakan reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali (Kriyantono, 2010: 145). Uji reliabilitas akan dilakukan dengan pengolahan data yang terkumpul dengan rumus Cronbach Alpha melalui program software “SPSS 19”. Sekaran (dalam Zulganef, 2006) yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70. Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha 0.957
N of Items 22
(Sumber : Penghitungan SPSS 19, Data Primer)
Dengan koefisien alpha Cronbach lebih besar dari 0,70 yaitu 0,957, maka butir- butir dalam kuesioner dinyatakan reliabel.
65
3.6 Analisis Data Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa analisis data merupakan kegiatan setelah seluruh data dari responden terkumpul yang meliputi kegiatan pengelompokkan data, tabulasi data, penyajian data, penghitungan untuk menjawab rumusan masalah dan juga untuk menguji hipotesis. Analisis yang digunakan dalam metode deskriptif – kuantitatif adalah analisis statistik deskriptif dengan data frekuensi (f) dan presentase (%) dan tabel tunggal atau silang (Ardianto, 2010: 48). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program software SPSS 19 dalam proses penghitungan data statistik deskriptif yang akan menghasilkan gambaran data berupa tabel frekuensi dan tabulasi silang (crosstab). Tabel frekuensi menyajikan data dalam bentuk satu variabel saja. Sementara tabulasi silang menyajikan data dalam kolom dan baris. Setelah melakukan pengumpulan data, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Sesuai dengan apa yang diuraikan Ardianto (2010), pengolahan data akan dilakukan melalui tahapan berikut : 1. Tahap Pemeriksaan (Editing) Proses editing dimulai dengan memberikan identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab. Pada bagian ini, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data sudah memenuhi harapan peneliti, misalnya data yang terkumpul sudah lengkap dan jelas.
66
2. Tahap Pengkodean (Coding) Pada tahapan ini, data yang telah di-edit diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu saat dianalisis. Apabila dikaitkan dengan instrumen yang dipakai peneliti, maka jawaban dari setiap butir pernyataan diberi nilai angka dengan skala 1-5. 3. Tahap Pembeberan (Tabulasi) Tahap pembeberan ini dilakukan dengan memasukkan data pada tabel – tabel tertentu dan mengatur angka – angka serta menghitungnya.