BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Metro TV Metro TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000. Metro TV merupakan salah satu anak perusahaan dari Media Group yang dimilik oleh Surya Paloh. Surya Paloh merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar Prioritas.
Sumber gambar : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Media_Group_Office.jpg (Gambar 4.1 Gedung Metro TV) Pada tahun 1989, Surya Paloh mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum,
81
82 seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70% berita (news), yang ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, inggris, dan mandarin, ditambah dengan 30% program non berita (non news) yang edukatif. Metro TV mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam tayang. Dan sejak 1 April 2001 Metro TV sudah mulai mengudara selama 24 jam. Metro TV dapat ditangkap secara terrestrial di 280 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan dari 52 transmisi. Selain secara terrestrial, siaran Metro TV dapat ditangkap melalui televisi kabel di seluruh Indonesia, melalui Satelit Palapa 2 ke seluruh negara – negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Makau, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang. Metro TV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing yaitu kerjasama dalam pertukaran berita, kerjasama pengembangan tenaga kerja dan banyak lagi. Stasiun televisi tersebut adalah CCTV, Channel 7 Australia, Voice of America (VOA), dan Belarus TV. Selain bekerjasama dengan stasiun televisi Internasional. Metro TV juga memiliki kontributor internasional yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris. Dengan kerjasama internasional ini Metro TV berusaha untuk memberikan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung Metro TV untuk menjadi media yang secara cepat, tepat dan cerdas dalam mendapatkan beritanya. Metro TV juga memiliki 19 buah mobile satellite untuk dapat menayangkan secara live (langsung dan terbaru) kejadian – kejadian yang berlangsung setempat. Peralatan tersebut berupa :
83 1. 12 buah mobil SNG ( Satelite News Gathering ) 2. 7 buah mobil ENG (Electronic News Gathering ) Gambar di samping merupakan contoh mobil SNG
Gambar 4.2 Mobil SNG (Sumber:http://fc06.deviantart.net/fs70/i/2012/314/9/a/sng_by_viewfromhelld5kjihj.jpg)
4.1.2 Visi dan Misi Visi : Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan dan menjadi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun pemasang iklan. Misi 1. Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika.
84 2. Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas. 3. Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah
aset
perusahaan,
untuk
meningkatkan
kualitas
dan
kesejahtreraan para karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.
4.1.3 Logo dan Arti Metro TV Logo Metro TV dirancang tampil dalam acara citraan tipografis sekaligus citraan gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya merupakan gabungan antara tekstual (diwakili huruf – huruf : M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada tempat diposisi huruf “O”, dengan pertimbangan kesamaan struktur huruf “O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk – bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. hal itu mengingat. Dirancang agar pelihat akan menangkap dan membaca sekaigus mengetahui METRO TV. Logo Metro TV dalam kehadirannya secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi Metro TV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembangun image yang cepat dan tepat dari masyarakat terhadap institusi Metro TV. Melalui tampilan logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenal, memahami serta meyakini visi, misi serta karakter Metro TV sebagai institusi. Logo Metro TV dalam rancang rupa bentuknya berlandaskan pada hal – hal sebagai berikut :
85 1. Simpel, tidak rumit 2. Memberi kesan global dan modern 3. Menarik dilihat dan mudah diingat 4. Dinamis dan lugas 5. Berwibawa namun familiar 6. Memenuhi syarat – syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik dan filmis 7. Memenuhi syarat teknis dan estetis untuk metamorfosis dan animatif Selain menampilkan unsur simbol teks/ huruf. Metro TV menampilkan juga simbol gambar yaitu : Bidang Elips dan Kepala Burung Elang 1. Bidang Elips Emas Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan proses metamorphosis atas beberapa bentuk, yaitu : a. Bola Dunia Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi, komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi Metro TV. b. Telur Emas Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan image suatu bentuk (institusi) yang secara struktur kokoh, akurat, dan artistic sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan puncak kualitas c. Elips Sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet
86 sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit, sesuatu yang erat berkait dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran. d. Elang Simbol kewibawaan, kemandirian, keluasan, penjelajahan, dan wawasan. Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas namun penuh keanggunan gerak hidupnya anggun.
Logo Metro TV Gambar 4.3 Logo 1. PT. Media Televisi Indonesia (METRO TV) (Sumber : Data Internal Metro TV)
Logo Metro TV (25 November 2000 - 20 Mei 2010)
Logo Metro TV (20 Mei 2010 - Sekarang)
Sejarah Logo Pada tanggal 20 Mei 2010, Metro TV memperkenalkan logo dan slogan barunya. Logo baru tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Handel Gothic Kursif yang memberikan kesan
87 modern, segar dan futuristik. Penempatan logo pun juga diubah dari posisi semula di pojok kanan atas menjadi di pojok kanan bawah, penempatan ini pun berbeda dari stasiun - stasiun televisi yang ada di Indonesia yang letaknya masih di pojok kanan/ kiri atas.
4.1.4 Konsep Metro TV Stasiun TV ini pada awalnya memiliki konsep agak berbeda dengan yang lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya. Metro TV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan berita dalam bahasa Mandarin: Metro Xin Wen, dan juga satu-satunya stasiun TV di Indonesia yang tidak menayangkan program sinetron. Metro TV juga menayangkan siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia Indonesia Now yang dapat disaksikan dari seluruh dunia. Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia Metro TV juga menayangkan program e-lifestyle, yakni program talkshow yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi. Metro TV dimiliki Media Group pimpinan Surya Paloh yang juga memiliki harian Media Indonesia dan Lampung Post.\
4.1.5 Target Audiense Berita/ informasi
: 70% news - 30% non news
Waktu
: 24 jam
House production
: 75 % – 85 %
Target audiense
: segmented M/F, AB, 20+
88 Keterangan : M/F
: male/ female; pria/ wanita
20+
: umur di atas 20 tahun
Segmen
: segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilah – pilah berdasarkan berbagai kategori seperti jenis kelamin, umur, domisili, expenditure
Expenditure
: besarnya pengeluaran rata – rata per bulan oleh tiap individu untuk memenuhi
kebutuhannya dan tidak termasuk tabungan
Expenditure terbagi dalam kelas kelas : A1
= di atas Rp 3.500.000/ bulan
A2
= Rp 2.500.001 – Rp 3.500.000/ bulan
B
= Rp 1.750.001 – Rp 2.500.000/ bulan
C1
= Rp 1.250.001 – Rp 1.750.000/ bulan
C2
= Rp 900.001 – Rp 1.250.000/ bulan
D
= Rp 600.001 – Rp 900.000/ bulan
E
= di bawah/ sama dengan Rp 600.000/ bulan
4.1.6 Biro – Biro Metro TV Untuk mempermudah koordinasi berbagai informasi antara kantor pusat dengan daerah, saat ini Metro TV memiliki 6 kantor cabang biro yang terletak di kota – kota besar, antara lain daerah : 1. Biro Yogyakarta 2. Biro Medan 3. Biro Makasar 4. Biro Surabaya 5. Biro Bandung 6. Biro Pekan Baru
89 4.1.7 Struktur Metro TV
Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT. Media Televisi Indonesia Metro TV (Sumber : data internal Perusahaan)
1. Pemimpin Redaksi : adalah orang yang bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya. Di surat kabar manapun, Pemimpin Redaksi (Pemred) menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan. Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk Rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk Opinion). Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk
90 dibuat oleh Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapapun — dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi— yang mampu menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual. 2. Head Of Data Analysis : bagian riset, pustaka, dan dokumentasi memiliki tugas sebagai berikut: a) Mencari data - data, artikel, tulisan yang dibutuhkan untuk sebuah penulisan oleh reporter, redaktur, redaktur pelaksana, dan Pemimpin Perusahaan. b) Mencari dan menata buku - buku yang berkaitan dengan tugas dan kerja para wartawan. c) Menata majalah, surat kabar, dan tabloid setiap hari dan menyimpannya dengan baik sesuai aturan d) Melakukan kerja sama dengan bagian riset dan dokumentasi perusahaan lainnya seperti barter majalah, koran, tabloid, dan buku. e) Mengusulkan suatu berita kepada redaksi bila dalam melaksanaan tugas menemukan data-data atau informasi penting 3. Head Of News Secretary : Seorang Sekretaris Redaksi memiliki tugas sebagai berikut: 1. Menata dan mengatur undangan dari instansi, perusahaan, atau lembaga yang berkaitan dengan pemberitaan 2. Menghubungi sumber berita atau instansi untuk pendaftaran, konfirmasi, atau pembatalan undangan, wawancara, dan kunjungan kerja
91 3. Menyimpan salinan kartu pers dan foto untuk mendukung kebutuhan kerja para wartawan dalam meliput satu acara yang mengharuskan membuat tanda pengenal 4. Menyediakan peralatan kerja redaksi seperti tape, batu baterai, kaset, alat tulis, dan note book. 5. Menata keperluan keuangan redaksi: uang perjalanan, uang saku, uang rapat. 6. Mengatur jadwal rapat redaksi: rapat perencanaan, rapat checking, rapat final. 4. Head Of News Services :Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Redaktur Eksekutif, Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor. 5. Wakil Pemimpin Redaksi Soft News: Menggantikan tugas pimpinan redaksi dalam mengawasi berita-berita ringan. Membantu pimpinan redaksi dalam pengecekan kelengkapan penerbitan yang membawahi : 1. Head Of Current Afair : Tugas : a) Memastikan kelancaran produksi berita current affairs & documentary. b) Memastikan seluruh kegiatan peliputan dan produksi berita baik current affairs, special event, documentary maupun infotainment berjalan lancar.
92 c) Mengembangkan program/ produk yang dapat memberikan revenue bagi perusahaan. 2. Head Of News Magazine : Tugas : i.
Memastikan kelancaran Berita News Magazine dan keseluruhan data - data untuk penayangan.
ii.
Memastikan keseluruhan persiapan penayangan News Magazine, mulai dari konten dan topik yang akan di tayangkan.
iii.
Mecari ide dan konsep dalam setiap episode penayangan, hal ini lebih diadakan kerjasama dengan tim produksi.
6. Wakil Pemimpin Redaksi Berita Hard News : Menggantikan tugas pimpinan redaksi dalam mengawasi berita-berita ringan. Membantu pimpinan redaksi dalam pengecekan kelengkapan penerbitan yang membawahi : a. Head Of News Production : Adalah orang yang bertanggungjawab dalam pengawasan produksi penayangan berita yang dimulai dari persiapan produksi sampai pra produksi, proses produksi, paska produksi. b. Head Of News Gathering : Tugas : 1.
Memastikan pasokan berita untuk setiap program berita,
tersedia tepat waktu dan tepat berita. 2.
Memastikan proses peliputan berita oleh reporter, penulis
berita dan komentator sesuai dengan hasil rapat budget.
93 3.
Memastikan ketepatan penempatan reporter, penulisan berita
dan komentator sesuai dengan topik liputan , baik untuk liputan yang bersifat regular acara khusus. 4.
Melakukan analisa terhadap laporan hasil liputan serta
memberikan masukan untuk hal – hal yang signifikan. 5.
Melakukan pengawasan atas proses peliputan, baik untuk
korlip / korkam /korda live support / reporter / kameramen / koresponden / ENG live report. c. Head Of News Talent : Adalah orang yang bertanggungjawab dalam mengatur, memilih, menjadwalkan pembaca berita yang akan membawakan acara berita pada pelaksanaan produksi.
4.2 Struktur Program 4.2.1 Profil Program “Metro Siang” Gambar 4.5 Logo 2. “Metro Siang” Sumber : https://twitter.com/MetroSiang
94 Nama Program
: “Metro Siang”
Twitter
: @Metrosiang
Durasi Program
: Senin – Jumat pkl. 11.30 s/d 13.00 WIB Sabtu – Minggu pkl. 12.00 s/d 13.00 WIB
Penonton Program
: Dewasa, usia mulai 20 tahun
Genre Program
: News
“Metro Siang” adalah program berita utama siang hari yang disiarkan oleh Metro TV. Program ini menjadi program berita pertama Metro TV, yang mengudara pada tanggal 26 November 2000. Metro Siang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pemirsa sebagai pengantar makan siang dan istirahat siang pemirsa. Segmentasi program “Metro Siang”, sebagai berikut : 1)
Nasional (Nusantara)
2)
Politik dan Keamanan
3)
Hukum dan Kriminal
4)
Ekonomi dan Teknologi
5)
Megapolitan, Sosial dan Budaya
6)
Mancanegara
7)
Olahraga
Penyiar “Metro Siang” : 1.
Prabu Revolusi
2.
Elvita Khairani
3.
Prita Laura
4.
Putri Ayuningtias
5.
Gilang Ayunda
95 6.
Aviani Malik
7.
Rory Ashari
4.2.2 Struktur Program “Metro Siang” Eksekutif Produser Kabul Indrawan
Produser 1 Djan Djan Produser 2 Lalita Produser 3 Elvita Khairani Produser 4 Imam Suwandi
Asisten Produksi 1. Roy Febrianto 2. Anggraito
96 4.2.3 Tanggungjawab Struktur Program Tugas Executive Producer : 1. Melakukan supervisi terhadap beberapa program dalam hal ini “Sisi Berita”, “Metro Siang dan “Wideshot”. Program - program tersebut dipastikan harus bisa berjalan sesuai dengan harapan pemirsa dan editorial policy Metro TV yang mengedepankan informasi yang cerdas, berimbang dan mencerahkan. Selain itu bertugas mengatasi dan menjembatani masalah administrasi kepegawaian yang biasa terjadi antara produser atau staf produksi dengan HRD (Human Recources Development), sehingga mereka dapat bekerja dengan baik dan memenuhi harapan institusi dan publik. 2. Bersama dengan produser memimpin rapat redaksi di pagi hari untuk melengkapi rundown program “Metro Siang”.
Tugas Produser : 1. Melaksanakan dan bertanggung jawab kepada jalannya program. 2. Memimpin rapat redaksi di pagi hari bersama dengan eksekutif produser. 3. Bersikap taktis, strategis untuk menjaga kelancaran program.
Tugas Asisten Produksi : 1. Menjalankan tugas – tugas untuk membantu produser demi kelancaran program. 2. Melakukan hal yang lebih bersifat teknis, menyiapkan CG (cargent) dan membuatnya atas arahan produser. 3. Mengontak nara sumber dan reporter.
97 4. Menjadi runner (lari sana lari sini untuk mengerjakan dan mencari sesuatu).
4.2.4 Jadwal Kerja Tim “Metro Siang” Pukul 07.00 – 07.30 07.30 – 11.00 11.00 – 11.30 11.30 – 13.00
Aktivitas Rapat pagi dengan redaksi Metro TV Menyiapkan materi untuk tayang Tim merapikan materi ke dalam ruang Master Control Room Live “Metro Siang” dari Studio 1 Metro TV Jakarta
13.00 – 14.00
Ishoma
14.00 – 14.30
Proyeksi untuk menyiapkan materi yang akan tayang keesokkan hari
14.30 – 15.00
Evaluasi oleh tim litbang Metro TV (meliputi menampilkan kesalahan selama program berlangsung, menampilkan share rating program) Selesai
15.00
4.3 Gambaran Umum Informan Adapun informasi mengenai informan yang sudah diwawancarai oleh penulis sebagai berikut : 1. Kabul Indrawan (KI) menjabat sebagai Eksekutif Produser di Metro TV. Mengawali karir di Metro TV sebagai Junior Reporter di tahun 2002. Informan telah menjadi orang termuda yang menjabat sebagai Eksekutif Produser (37 tahun). Informan lulusan S1 Pertanian dari Institut Pertanian Bogor dan sedang menyelesaikan S2 jurusan Ekonomi di Universitas Indonesia, Depok.
98 2. Djan Djan (DD) merupakan salah satu Senior Producer Metro TV yang menjalankan program “Metro Siang”. Informan telah bergabung dari tahun 2002. Informan yang kini berumur 51 tahun telah memegang banyak program sebelum di “Metro Siang”, seperti “Suara Anda”, “Todays Dialogue”, serta beberapa program ad hock (program sekali tayang). Informan adalah lulusan S1 Universitas Padjajaran Bandung, jurusan jurnalistik. 3. Andi Setia Gunawan (ASG) menjadi Kepala Produksi Berita Metro TV. Informan yang berusia 43 tahun dan terkenal akan ketegasan, keramahan serta kecekatan dalam bekerja membuat dia pernah menjadi News Writer, Produser “Metro Malam”, “Metro Hari Ini”, Midnight Live”, dan lainnya; menjadi Kepala Seksi Litbang, Kepala Desk Nusantara. Informan yang berasal dari lulusan S1 Manajemen Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung ini bergabung pada tahun 2001.
4.4 Analisis Interpretasi Data Program “Metro Siang” Penulis menjalankan penelitian dengan menggunakan wawancara mendalam dengan informan, pengamatan lapangan, data dari internal perusahaan serta berbagai sumber lainnya yang dipadukan dengan kerangka berpikir untuk dijadikan acuan dalam penelitian. Adapun hasil dari penelitian yang telah tersusun yaitu : 4.4.1 Analisis Konsep Program “Metro Siang” Etos kinerja di dunia penyiaran memiliki peranan yang baik dalam memberikan pengembangan fungsi penyiaran dari televisi sendiri. Awalnya televisi yang berbentuk hitam putih dan menjadi berwarna membuat tayangan televisi tidak serta merta menjadi tayangan baku saja. Di dalamnya peranan stasiun televisi sangat
99 berperan dalam mengembangkan minat masyarakat yang pada awalnya tidak mengerti akan televisi. Munculnya beragam konsep tayangan televisi yang penuh inovasi dan dinamis memberikan warna dalam menjanjikan pesan yang beragam kepada masyarakat yang menonton. Dalam masyarakat yang menyaksikan tersebut diperlukan beberapa tayangan tidak hanya menghibur namun dapat memberikan pesan – pesan atau informasi yang baik dalam pemikiran masyarakat yang menontonnya. Stasiun televisi mencoba untuk memberikan sebuah informasi yang dipadukan dengan suatu acara yang dinamakan acara berita atau program berita. Pesan atau informasi dalam berita seringkali dijadikan suatu variasi dalam tayangan. Metro TV hadir dengan memberikan variasi tayangan yang membentuk gambaran sebagai televisi berita yang khusus dihadirkan kepada para masyarakat (audiense) yang membutuhkan berita selama 24 jam yang dikemas sedemikian hingga dengan disertai beberapa unsur berita yang standar. Sebagai televisi saluran berita di Indonesia yang memberikan informasi intelektual, cermat, dan terbaru. Program yang mengumpulkan informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan ibu rumah tangga dan beberapa segmentasi masyarakat yang sedang meluangkan waktunya dikala siang hari; mulai pukul 11.30 – 13.00 wib atau selama satu setengah jam. “Jadi “Metro Siang” itu dimulai tahun 1999 untuk berita yang sifatnya updating mulai dari pagi sampe siang sampe ketemu pagi lagi dan tayang di siang. Kebutuhan yang ada pada siang hari itu adalah Ibu – Ibu jadi kita mengakomodirkan kebutuhan mereka gimana caranya berita siang adalah berita yang cocok untuk kaum wanita dan kita bikinlah “Metro Siang”, kita itu ga mungkin membiarkan dari pagi ke malem atau sore sementara di siang ga ada berita, kita ini kan news channel jadi harus ada berita di siang hari bahkan kalau bisa 24 jem lanjut semuanya gitu.” (KI)
100 “Yang saya tahu sih “Metro Siang” karena karakter penontonnya lebih banyak ke female jadi program kita disesuaikan dengan itu namun bukan berarti tidak ada male-nya yah tetep ada cuma mayoritas ke female. Seperti masalah – masalah sosial, hukum lebih mendominasi misal perkosaan, banjir, nenek yang dihukum karena mencuri kakao, gempa, pokoknya yang deket – deket sama human terus ada lagi ke pendidikan, politik itu penonton kurang suka, nah itu yang saya tau selama 4 bulan ini. Dan yang penting juga penonton kita AB+ kan, berarti yang kelompok perempuan yang mapan, sadar berita, kantoranlah, pengusaha, ibu rumah tangga pun yang sadar berita.”(DD) Menurut KI dan DD “Metro Siang” memberikan suasana berita yang dirangkum dalam waktu selama satu setengah jam selama sehari. Dan dapat memberikan gambaran nyata bagi audiensenya yang membutuhkan berita update kalau perlu selama 24 jam. Dari berita tersebut tentunya disesuaikan dengan segmentasi audiense, yaitu Ibu – Ibu (kaum wanita) yang sebagian besar melakukan aktivitas rumahan menunggu suami yang sedang bekerja, sekalian menjadi teman makan siang mereka. Setelah audiense sudah didapatkan dan telah dirangkul tentunya tidak lepas begitu saja. “Metro Siang” bertanggungjawab akan adanya sistematika dalam penayangan berita tersebut. Sistematika dalam penyusunan berita, konsep berita, setingan panggung, setingan komposisi gambar, maupun peran serta dalam penyiar yang akan membawakan materi berita “Metro Siang”. Kebersamaan yang apik dari berbagai kesiapan yang sudah ditata dengan baik akan memberikan kesan yang baik dari audiense atau pencinta tayangan berita maupun penggiat berita dalam menonton tanyangan ini. Beberapa unsur tidak sebatas itu dipikirkan dengan standar hanya menampilkan dengan datar, tetapi membuat tayangan yang dihasilkan menjadi lebih berwarna dan terpadu. Berita itu tidak terlepas dari fungsi memaparkan informasi yang beragam, yang terdiri dari isi materi pendukung untuk dibawakan dengan lancar kepada
101 penonton. Segala hal yang menjadi pendukung informasi memberikan dampak yang baik kepada audiense. Oleh karena itu unsur dalam berita yang dilihat seperti penempatan komposisi berita. “Metro Siang” menjadi berita yang menampilkan tayangan berunsur politik, nusantara, teknologi, megapolitan, sosial, budaya, hukum, kriminal, olah raga, internasional atau mancanegara. Unsur berita yang ditampilkan kepada audiense hampir semua dijangkau dan memberikan beberapa sajian yang menarik dan nampak baru. Mulai dari penampilan presenter berjumlah dua orang yang mampu menambah warna tersendiri bagi program “Metro Siang”. “Kalau “Metro Siang” itu beritanya fresh, pada awalny politik dengan adanya banyak kontributor jadi cukup banyak nusantara yang membuat berbeda lebih kepada pengemasan, pengemasan di “Metro Siang” tidak sama dengan yang lain lebih soft kaya susno dibuat beritanya lebih soft, kita beritanya lebih cenderung straight (hard) karena kita kan genrenya news station.” (KI) Informan menjelaskan komposisi berita yang ada dalam “Metro Siang” yang awalnya politik, namun berita yang dinamis menyebabkan adanya pengembangan pencarian berita dengan bantuan banyaknya kontributor di berbagai tempat membuat berita dari berbagai pelosok nusantara dapat dikumpulkan untuk materi berita. Pengemasan berita turut menjadi perhatian dalam menampilkan berita yang dapat membuat audiense tetap duduk melihat berita yang ada. Berita dari “Metro Siang” memiliki kemasan tayang yang straight (hard) berbeda dengan televisi lainnya. Televisi selalu dinamis dan tidak akan tetap bertahan karena mengikuti perkembangan arah yang berubah setiap waktunya. Itu semua pun diperlukan konsep program yang baik. Suatu program memerlukan suatu konsep yang baik dalam persiapan dari pra produksi, produksi, sampai pasca produksi. Tampilan informasi yang baik, maka
102 suatu tayangan berita memerlukan tema besar dan topik kecil (cargent/cg), itu berguna untuk memberikan informasi yang baik kepada audiense. “Kita melakukan order berita ke gathering/ tim peliput (desk), gathering menyerahkan beritanya seperti apa. Mereka (desk) meliput sesuai keinginan kita, besoknya kita yang sentralisir ada atau ga nanti mereka akan memproduksi sesuai keinginan kita sudah itu kita masukin ke rundown, di rundown kita masukin lagi tuh yang namanya perbaiki cg (character general), perbaikin struktur kata, desain shownya baru kita tayang. Jadi tim gathering yang banyak bermain di praproduksi sampai diproduksi. Arti dari gathering itu kan mencomot, mengumpulkan jadi yang diantaranya tim peliput itu.” (KI) Konsep program itu bermanfaat dalam memberikan pegangan dalam menjalankan program supaya tidak beralih terlalu jauh dalam pelaksanaanya. Pegangan yang dapat berupa suatu rundown mampu membuat suatu prinsip program agar tidak menggeser apa yang telah dirancang dari awal. Dari konsep yang ada dapat difungsikan sebagai dasar untuk tampilan yang tetap untuk “Metro Siang”. Tampilan itu tidak hanya yang dapat dilihat dari luar saja, namun dari pemikiran akan naskah yang baik, ditilik untuk lebih baik. Dari konsep yang berjalan kinerja yang baik dapat pula dengan peningkatan dari perolehan rating dan share tayangan program yang dilihat melalui suatu badan dalam Metro TV, serta evaluasi yang baik dan bijak yang dilakukan di dalam tim “Metro Siang” sendiri. Dilontarkan pernyataan dari eksekutif produser sebagai berikut : “Kita lihat share and rating kita seminggu sekali, kalau yang daily itu yang dilakukan tim litbang, evaluasi yang dilakukan apa sih kesalahan – kesalahan yang tadi dilakukan prinsipil dalam tayangan saat on air, cg salahkah, kalimat salahkah, gambar ga sinkron.” (KI) Evaluasi yang berjalan itu hasil dari konsep program, “Metro Siang” tetapi tetap apapun yang ada di dunia tidak akan bisa sempurna secara terus menerus memerlukan evaluasi dan berbagai alasan untuk dapat berubah secara dinamis.
103 Evaluasi yang membuat dampak dapat dilihat dengan share rating dari tim pengawas Metro TV. Kesalahan yang ada diharapkan dapat semakin hari semakin diperbaiki supaya sinkron terhadap konsep program (isi konten berita, tampilan tayangan, dsb.) Namun dapat dipandang pula dari sudut sebaliknya dibalik adanya konsep program, evaluasi yang selalu diikuti oleh “Metro Siang” itu semua selalu dikatikan dengan hambatan yang akan muncul dari segala tindakan yang akan dirubah. Hambatan memang akan selalu ada dalam setiap langkah dan harus terus dijabarkan untuk mengetahui apa yang selama ini mengganjal dan lainnya. Setiap produksi dan beberapa hal yang berjalan tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan maupun rintangan yang ada. Baik secara kompleks maupun ringan. Dan hambatan yang ada tentunya mampu memberikan poin tersendiri untuk tetap maju dalam menjalankan program “Metro Siang”. Hal di atas seperti dikemukakan oleh Senior Producer sebagai berikut : “Etos, visi “Metro Siang” tergantung pada paket yang dibuat oleh desk, jadi biarpun pasokan sudah direncanakan di rapat pagi, namun jika tidak sesuai yah itu yang membuat masalah. Ada eksternal : kontri malas,reporter tidak tepat waktu sampai pada lokasi kejadian. Internal : acara belum dimulai . Produksi : ada ngehang komputernya (IT), TVU atau SNG tidak bisa naik (teknologi), CG tidak update. Pasca produksi : evaluasi dari litbang Metro TV, proyeksi ( berita apa yang akan dibagikan untuk kedepan).” (DD) Hambatan yang selalu ada seperti paket yang dibuat oleh desk (redaksi) kurang pasokan. Ada hambatan eksternal yang membuat halangan semakin nyata seperti kontributor malas, reporter tidak sampai pada lokasi kejadian dengan tepat. Internal tidak luput dari pengamatan pula, seperti acara belum dimulai. Selain hal hambatan dari manusia, perangkat teknologi menjadi satu hal yang tidak luput dari padangan; seperti komputer yang bermasalah, satelit pemancar siaran tidak berfungsi.
104 Segala hambatan memang harus dapat teratasi dengan cepat dan baik, supaya kinerja program “Metro Siang” tetap menjadi maksimal. Kinerja yang baik itu dapat pula disenangi oleh audiense yang baru dan dapat memberikan tayangan yang mengikat audiense selalu.
4.4.2 Analisis Pengaruh Individu Media massa memiliki bahan materi berita dalam memberikan informasi kepada audiensenya. Sama seperti Metro TV yang mempunyai materi informasi yang sudah disiapkan untuk disiarkan atau ditayangkan kepada audiense di seluruh Indonesia. Melalui program berita “Metro Siang” segala materi berita sudah dikumpulkan dan dikaji dalam penyeleksian para produser, desk maupun beberapa pihak yang membantu penyeleksian. Proses materi berita yang ada tentunya tidak terlepas dari pola pencari berita yang melaksanakan tugas mereka dengan caranya masing – masing. Tidak terlepas dari saling koordinasi yang dilakukan oleh para redaksi (desk) kepada anggotanya dalam mencari berita. Pencarian berita yang dilakukan anggota redaksi untuk memberikan pandangan – pan dangan secara terkait sesuai dengan bahan yang sedang mereka cari. Anggota redaksi yang berkecimpung dalam pencarian berita di lapangan yaitu reporter, kontributor, dan citizen journalist. Dan dibalik dari pencarian berita yang dilakukan oleh mereka, terkadang masing – masing individu tentunya mempunyai cara pandang, pemikiran dan pemahaman. Pencarian berita yang terjadi di lapangan memiliki standarisasi sendiri, peliputan yang dilakukan berdasarkan pada patokan berita yang sudah dipilih oleh pencari berita (kontri dan reporter). Mereka mencari berita berdasarkan kepada tema
105 khusus yang sudah terbangun dalam pemikiran perindividunya. Itu yang memberikan warna tersendiri untuk hasil materi berita “Metro Siang”. “Perbedaan sudut pandang (angle) meliput berita itu tergantung orang yang meliput, misalkan ada kejadian banjir atau longsor mengambil sudut pandang ke korbannya, bagaimana di pengungsian, proses evakuasinya. Tapi biasanya kita (desk/ redaksi) yang suruh untuk mencari angle tersebut. Tapi kalau kontributor itu berbeda, dia yang kirim langsung berita, memang ada kalanya kadang kontributor pernah di suruh mencari berita sesuai angle kita (desk/ redaksi).” (ASG) “Lalu jika sudut pandang itu hanya kemampuan pencari berita yang berpikir secara sistematik pada saat liputan pasti pencari berita memiliki pemikiran untuk menaikkan sesuatu yang akan mereka liput kan.” (DD) Pengaruh individu dalam mempengaruhi materi berita yang menjadi bahan dalam pencarian para pencari berita berdasarkan kepada pola pemikiran, pemahaman dan kesesuaian dalam menjalankan eksekusi meliput berita. Dan meliput hal yang masih awal tetap dijaga oleh pemikiran pembantu, yang suka terjadi seperti “Metro Siang” itu program pada siang hari, tentunya jika berita yang sudah diliput pada pagi hari tidak mungkin di siang hari tetap. Oleh karena itu jika mendapatkan reporter yang berganti shift, tentunya akan dibantu pemikirannya dari desk. Materi “Metro Siang” tentunya memang dipengaruhi oleh sebagian pemikiran dari individu yang mencari berita tersebut, namun tidak semata – mata tim dalam desk membiarkan untuk naik ke program. Terkait pula dari isi materi “Metro Siang” dipengaruhi oleh sudut pandang para pencari berita. Tentunya harus dilihat hal yang ada dalam pemahaman mereka, apakah itu pendidikan ataupun pemikiran apapun. Pendidikan yang ada dalam pemikiran para pencari berita tentunya memang menjadi bekal bagi masing – masing individu dalam menetapkan perkembangan kecerdasan intelektual. Tanpa pendidikan sebagai dasar maka tidak akan membuat mereka tetap bertahan dalam situasi pemikiran dan pemahaman yang beragam.
106 Pendidikan yang telah ditempuh oleh para pencari berita memiliki peranan sendiri untuk memberikan hasil dalam materi berita. Peran pendidikan yang terbangun perindividu hanya sebagai elemen bantuan terkecil tidak kepada peran serta yang besar. Kegunaan pendidikan hanya kepada bantuan jika si individu mendapatkan tugas dalam mencari berita yang jika pada suatu saat tepat kepada latar belakang pendidikannya. Pernyataan di atas dikemukan pula oleh informan sebagai berikut : “Ga ada, bidang pendidikan itu hanya menjadi supporting element saja, misalkan : saya yang mengerti mengenai pendidikan, otomatis saya lebih mengerti mengenai pendidikan, kurikulum, lalu di sini juga ada banyak jurusan selain jurnalistik, seperti pertanian. Serta saya tidak percaya dengan wartawan bisa sukses kalau pendidikan harus tinggi jika tidak ada basic data maka pencari berita itu tidak bisa. Sama halnya dengan wartawan tamatan SD yang ingin belajar tidak melalui pendidikan formal itu akan prakteknya bagus, dibandingkan dengan S3 yang baru belajar kemarin. Di sini pun pekerjaannya seperti hutan rimba. Latar belakang pendidikan itu bisa menolong jika meliput sesuatu yang sesuai dengan bidang kita, namun sudut pandang tidak berubah.” (DD) “Latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap sedikit banyaknya berita yang tayang atau diliput. Ada perbedaan antara wartawan berstatus organik (reporter, campers, produser) dengan wartawan non organik/ bukan karyawan (misalnya kontributor). Sedikit banyaknya berita yang dihasilkan organik, tergantung penugasan korlip/produser dan inisiatif mereka di lapangan dalam mengembangkan angle dan item liputan. Sedangkan utk wartawan non organik, alias bukan karyawan seperti kontributor, banyak sedikitnya berita yang tayang, lebih banyak dipengaruhi oleh kreativitas kontri, usulan dan angle angle liputan yang membuat korda atau produser tertarik untuk menayangkan. Namun, ada juga kontri yang mendapat penugasan atau order dari korda.” (ASG) Dalam kacamata informan pertama (Senior Producer), pendidikan yang telah menjadi bekal bagi para pencari berita hanya sebagai elemen pembantu untuk memberikan pengetahuan dasar, pengembangan ide dari mereka. Pendidikan bagi mereka dapat dirasakan nyata jika tema liputan materi berita mengenai berita pendidikan lalu salah satu individu yang kebetulan mendapatkan mandat untuk
107 meliput atau mencari berita tersebut berasal dari latar pendidikan guru, atau yang berhubungan dengan hal pendidikan. Untuk kacamata informan yang kedua (Kepala Produksi Berita), latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap isi materi berita terlalu banyak. Berita yang berjalan disesuaikan oleh keadaan dan sistematika dalam para individu pencari berita tersebut melihat secara logika dari berita yang akan diliput mereka. Cara mencari berita bagi individu yang mempengaruhi dapat dilihat seperti peranan dari para koordinator daerah (desk nusantara) Metro TV, koordinator liputan, “produser Metro Siang”, kontributor berdasarkan kepada daya inisiatif mereka sendiri. Peranan pemahaman akan pendidikan tidak berpengaruh kepada isi materi berita “Metro Siang”. Pendidikan yang ada sebagai salah satu unsur pendukung dalam pemahaman tambahan para pencari berita. Terkadang pendidikan tidak terlalu menjadi bantuan penuh. Untuk mencari berita yang menjadi pengaruh seperti bantuan penjelasan dari produser “Metro Siang”, koordinator liputan, koordinator daerah/ nusantara (desk nusantara). Tujuannya untuk memberikan sudut pandang arahan yang baik dan benar dalam menghasilkan materi bagi “Metro Siang”. Terkait akan individu pencari berita di lapangan tentunya tidak terlepas dari yang namanya peran individu dalam redaksi sendiri. Redaksi atau biasa disebut desk pada Metro TV membuat pengaruh yang banyak dalam materi “Metro Siang”. Redaksi atau news gathering (desk) memiliki peran sangat besar dalam memberikan penyeleksian berita untuk “Metro Siang”. Di desk berbagai berita yang masuk dari kontributor, serta reporter di setel supaya tepat, objektif, dan terakurasi. Hasil dari materi yang sudah “sempurna” baru bisa ditayangkan di program “Metro Siang”. Hal di atas dikemukakan pula oleh informan sebagai berikut :
108 “Sebetulnya menurut sop (standar operasional prosedur) itu wajib, dari berita yang masuk diolah lagi oleh produser desk atau kalau di desk nusantara namanya korda.” (ASG) “Redaksi itu berpengaruh banget karena mereka yang menyediakan berita untuk Metro TV.” (KI) Menurut informan Kepala Produksi Berita (ASG), berita yang telah masuk dari pencari berita (reporter, kontributor) sebelum masuk ke dalam siaran “Metro Siang” tetap dan wajib diolah untuk kebenaran dan standarisasinya. Prosedur seperti itu sudah menjadi sop (standar operasional prosedur). Menurut informan Eksekutif Produser (KI), segala berita yang telah diterima oleh “Metro Siang” berasal dari redaksi dan mereka pun menyediakan untuk “Metro Siang”. Redaksi sangat berpengaruh akan isi materi berita “Metro Siang” dalam berbagai tugasnya redaksi membuat proses pengolahan materi, pengumpulan materi dari pencari berita, menyeleksi dan memberikan kepada produser “Metro Siang” sebelum ditampilkan di program. Namun diteliti lagi dari peran serta perindividunya mungkin berasal dari berbagai pihak, dalam artian redaksi Metro TV tidak hanya berasal dari Metro TV sendiri, sebelumnya mereka itu tentunya berasal dari redaksi luar Metro TV. Dari pengembangan penelitian ternyataan hasil materi berita yang diolah oleh redaksi yang sebelumnya berasal dari redaksi televisi lain tidak terlalu berdampak dalam materi “Metro Siang”. Hasil materi berita “Metro Siang” tidak terlalu berdampak dari redaksi yang berasal dari luar “Metro TV”. Keberadaan mereka (redaksi yang sebelumnya berasal dari tv lain) membuat suatu keragaman dari gaya pengolahan fisik berita yang masuk. Keberadaan orang desk baru tersebut dapat dirasakan dari adanya perbedaan cara kerja mereka.
109 “Ga sih, dan tidak masalah, mungkin perbedaan sistem kerjanya.” (DD) “Ga lah, ga ada hubungannya tidak ada.” (KI)
4.4.3 Analisis Pengaruh Rutinitas Media Rutinitas media adalah kebiasaan sebuah media dalam pengemasan sebuah berita. Dalam rutinitas media itu bisa dibilang dengan adanya beberapa unsur yang termasuk ke dalam pengemasan media dalam penelitan kali ini yaitu “Metro Siang”. Program “Metro Siang” tentunya dipengaruhi oleh beberapa komponen yang memberikan sumbangsih berita yang sudah berjalan dari Metro TV. Rutinitas yang pertama dari audiense yang tentunya dapat mempengaruhi tayangan dari “Metro Siang”, secara logikanya dalam pengamatan peneliti melihat adanya unsur yang jelas berhubungan dengan tayangan dari segmentasi “Metro Siang”, Dalam pemahaman audiense atau penonton melihat suatu tayangan yang menjadi kedekatan dari pemikiran mereka. Audiense tidak menyukai dan tentunya tidak akan tetap memperhatikan tayangan “Metro Siang” jika tidak memberikan materi – materi berita yang sesuai. Dengan kata lain audiense menjadi pusat perhatian dalam pemberitaan program “Metro Siang”. Audiense yang ditargetkan yaitu Ibu Rumah Tangga yang cukup sadar akan berita tentunya mengingat Metro TV yang memiliki slogan “Knowledge To Elevate”. Isi konten yang disajikan berbeda dengan materi pagi, sore dan malam hari tentunya. “Iya untuk “Metro Siang” diberikan tayangan untuk ibu – ibu (segmentasinya),yaitu yang sesuai dengan proximitas (kedekatan) ibu – ibu; harga – harga naik; solar langka, gas langka, sembako mahal. Yah disesuaikan dengan segmennya, sudah dipikirkan dulu untuk penayangan materi beritanya.” (ASG)
110 “Kebutuhan yang ada pada siang hari itu adalah ibu – ibu jadi kita mengakomodirkan kebutuhan mereka gimana caranya berita siang adalah berita yang cocok untuk kaum wanita.” (KI)
Segmentasi dalam tayangan “Metro Siang” membuat isi materi berita menjadi terfokus kepada sejumlah penonton yang sudah memiliki kalangannya sendiri. Siaran yang disajikan kepada pemirsa pun memberikan warna tersendiri bagi audiensenya, eksekutor media juga bersama – sama memperhatikan audiense dengan perhatian khusus supaya mereka tidak “lari” dari program “Metro Siang”. Selanjutnya dalam rutinitas media Metro TV yang berkaitan dengan “Metro Siang” peran dari sumber berita yang menjadi materi dalam pemberitaan memberikan peranan tersendiri dari membantu mendukung jalannya program “Metro Siang”. Sumber berita itu bermacam – macam dan diperlukan untuk memberikan tambahan informasi untuk memaksimalkan materi berita yang terkumpul. Sumber berita lain yang memberikan tambahan dalam materi bagi “Metro Siang” dapat dijadikan suatu pengaruh tersendiri bagi program ini. Segala referensi yang nyata jika tidak ditambah dari berbagai sumber, belum tentu yang didapatkan untuk ditayangkan menjadi maksimal. “Kalau itu iya, kalau itu kan source yah, kalau source pasti mempengaruhi bagaimana kita punya tayangan on air nanti post pronya itu seperti apa, kalau source-nya kita ga ada, aptn misalnya kita ga punya source aptn gimana kita mau mencari gambar dari luar negeri kita ga punya orang di luar negeri jadi kalau ditanya itu berpengaruh atau ga yah berpengaruh,seperti aptn, antara, sntv pengaruh, cctv chinese itu pengaruh, bukan cctv ini yah gitu.” (KI) Sumber berita bisa menjadi suatu tambahan materi yang berpengaruh dalam pemberitaan atau isian suatu materi berita yang ada. Diperlukan sumber berita dari suatu “source” yang lain memberikan dukungan dalam bentuk gambar, naskah, dan informasi lain guna memberikan kepastian nyata dalam membangun jalan pikiran yang disesuaikan dengan materi “Metro Siang”. Dan sumber berita yang
111 dimaksudkan seperti sumber dari kantor berita luar Indonesia ataupun website luar negeri (reuters, cnn, cctv channel chinese, aptn, voa), kantor berita Indonesia (antara), biro – biro di seluruh daerah Indonesia (Bandung, Surabaya, Sumatera, Yogyakarta,dll.). Rutinitas media yang lain dalam program “Metro Siang” adalah pemimpin redaksi. Pemimpin redaksi (pemred) memiliki banyak hak yang terbuka dalam mempengaruhi isi materi berita “Metro Siang”. Pembentukan rundown, pengemasan berita selalu menjadi fokus utama dari pemred. Suatu organisasi tentunya memiliki seorang pemimpin yang mampu menindak, memperhatikan serta mengawasi segala tindakan yang dilakukan oleh bawahannya. Itu tugas dari pemimpin redaksi di Metro TV yang membuat banyaknya pengaruh dari berita yang ditayangkan “Metro Siang”. Keberadaan pemimpin redaksi mampu membuat dorongan untuk memberikan tayangan sekaligus motivasi sendiri dalam kinerja seorang redaktur (bawahannya). “Pemred yang sekarang itu satu – satunya pemred yang lahir dari dalam, dia (pemred) kan dulunya reporter, produser, bareng dengan saya (informan) di Metro TV, jadi dia (pemred) sangat detail, misalkan kemarin berita pelantikan 6 kapolda se-Indonesia kan ada kapolda DIY, Sumsel yang mundur karena mau nyalonin diri jadi gubernur, dia (pemred) langsung kasih tau ke kita (desk) “kenapa tidak pakai grafik, harusnya ada grafik dong, yang diganti siapa?”, dia sangat cerewet dan detail, karena dia juga lahir dari redaksi sini, dan kalau yang sebelum – sebelumnya itu sudah sesepuh dan tidak mengerti detail, hanya mengerti konten saja, misal hari ini kita fokus kepada peradilan kasus cebongan ngomongnya kisarannya saja, tapi kalau yang sekarang sampai yang detail, karena dia (pemred sekarang) lahirnya dari bawah, dan dia tahu persis keadaanya yang namanya audio ga clear, gambar scratch tuh dia tahu, lalu sering mengontak saya (telepon, sms), sms ke produser.” (ASG) Pemimpin redaksi sangat memberikan pengaruh dalam jalannya tayangan berita “Metro Siang” yang disajikan kepada audiense. Contoh kasus yang sudah disampaikan dan dijelaskan oleh informan di atas menunjukan adanya hubungan
112 yang secara otomatis dari pemred yang memberikan banyak responsi atas “Metro Siang”. Peneliti mendapatkan kasus yang hampir sama, seperti pada saat praktek kerja lapangan di Program “Metro Siang” sebagai asisten produksi seringkali melihat pemred menelpon kepada produser untuk memberikan saran, nasehat yang terjadi selama siaran, kadang pemred sampai masuk ke dalam ruang Master Control Room untuk mengamati jalannya siaran.
4.4.4 Analisis Pengaruh Struktur Organisasi Pengaruh dalam struktur organisasi dalam Metro TV lebih kepada pemilik serta beberapa kebijakan dari pemimpin media di dalam redaksi. Dalam struktur organisasi dalam Metro TV tentunya adanya bagian – bagian yang telah menjadi suatu bentuk golongan dalam birokrasi. Birokrasi yang berjalan tentunya memberikan beberapa dampak atau pengaruh kepada suatu pesan maupun isyarat yang berjalan kepada bawahannya dalam kegerakkan dari hubungan atasan dengan bawahannya. Dengan kata lain dilihat dari kegerakkan hubungan media, kadang dapat ditarik suatu benang merah bahwa pemilik memiliki wewenang dalam menggerakan perusahaan (Metro TV) dalam pemberitaan dirinya di “Metro Siang” serta program berita lainnya. Stasiun televisi ataupun perusahaan lain tentunya mempunyai seorang pemilik dan tidak serta merta pemilik tersebut tidak memperhatikan aktivitas organisasi miliknya yang dikelola oleh anak buahnya. Dalam kaitannya dengan pemberitaan di “Metro Siang” telah dirasakan adanya pengaruh dari pemiliknya. Di beberapa kasus ada tayangan berita yang memiliki kaitan dengan sang pemilik. Itu
113 mungkin menjadi suatu keharusan pengangkatan berita yang menjadi penghormatan bagi pemiliknya.
“Kalau secara langsung tidak ada, tapi keterkaitan pemilik (Surya Paloh) ketika dia menjadi ketua partai Nasdem, mau tidak mau kita (desk) harus memberitakan. Dulu sekitar 6 bulan lalu ke sana, begitu ada liputan soal Nasdem, yauda kita (desk) tayangkan, besok – besoknya Metro TV kena tegur oleh KPI; sekedar untuk informasi saja KPI itu memiliki data dalam sebulan Metro TV menyiarkan Nasdem misalkan 20 kali, partai lain; Golkar 6, dan lainnya 7. Sekarang pada saat Bapak Pemred (Putra Nababan) baru memimpin redaksi, baru wajib dalam segmen tersebut disertai oleh berita dari partai lain, dengan kata lain kita mengambil sikap adil; bahwa dalam durasi lebih banyak nasdem itu iya, itu berlaku juga pada saat ketua partai lain kunjungan ke mana, kita (Metro TV) tetap ikuti.” (ASG) Pengaruh dari kepemilikkan media terhadap isi materi “Metro Siang” memang tidak terlalu kelihatan secara langsung, namun pada saat Surya Paloh (Pemilik Media Group dan Media Televisi Indonesia) yang menjadi Ketua Partai Nasdem membuat Metro TV yang memang berkecondong kepada politik (hard news) meliput kegiatan pemilik selama beraktivitas di dalam partainya. Pemberitaan dalam “Metro Siang” mengenai pemiliknya tidak secara langsung diberitakan, porsi dari pemberitaannya secara perlahan dikikir supaya berimbang guna memenuhi kriteria media yang baik, dan dibandingkan dengan beberapa berita yang lain supaya tidak berat sebelah. Menurut informan juga pemred berpengaruh dalam memberikan kebijakan perimbangan, mungkin yang dilakukan oleh pemred mendiskusikan secara dalam kepada pemilik media. Selain dari pemilik perusahaan/ media yang dapat mempengaruhi isi materi “Metro Siang” ada unsur lain yang mungkin berpengaruh, seperti peran organisasi internal yang berada dalam Metro TV. Metro TV tentunya memungkinkan adanya keterkaitan kepada pihak dalam organisasi lainnya dalam isi konten siarannya.
114 Bagian dari perusahaan mampu membuat pengaruh dalam beberapa tayangan “Metro Siang”, namun tetap kepada beberapa alasan yang jelas. Dan internal perusahaan hanya dapat berpengaruh dalam hal penambahan, variasi dari materi berita, tidak kepada arah pemberitaan suatu berita yang akan ditayangkan “Metro Siang”. “Oh ga, sales itu pengaruhnya pada gini kalau misalkan ada iklan yang dijual dan mereka minta blocking yang kita sediakan tempat karena tugas kita itu. Tapi kalau dia mempengaruhi arah pemberitaan berita itu ga, misalkan berita ada kebakaran di sini tolong jangan dibilang ada kebakaran yah karena dia itu klien kita itu ga.” (KI) Pengaruhnya memang tidak secara maksimum dalam isi materi “Metro Siang”, hanya ada beberapa ruang yang tidak terlalu banyak untuk menempatkan titik dalam penyiaran mengenai iklan yang dijual dari tugas bagian internal perusahaan yang dinamakan sales atau penjualan. Bagian penjualan tentunya berhak dalam meminta blocking tempat dalam menyiarkan produk yang akan dijual. Namun tetap pada kesejajaran kesepakatan awal dari perusahaan untuk tidak mempengaruhi isi materinya. Jika dibilang mempengaruhi dalam isi tayangan memang benar, tetapi tidak kepada isi materi beritanya. “Misal bagian sales untuk konten berita mereka yang atur, redaksi akan mengizinkan tetapi tidak di dalam segmen berita, misalkan Metro Siang sudah selesai pada pukul 12.55 WIB, nah di saat itulah masuk program namanya Advertorial. Tetapi kalau misalkan mereka (sales) tidak mau seperti itu dan diserahkan ke kita (redaksi/ desk) kontennya redaksi yang urus, seperti Bank Jabar Banten ada RUPS, wajib diliput dan tayang kata sales, nah angle dan yang mau kita (redaksi) terserah kita, pendekatannya news value tadi.” (ASG) Perubahan mendasar dalam sudut pandang tidak diperbolehkan dengan jelas dirubah oleh bagian penjualan atau yang ada hubungannya dengan produk hasil hubungan kerja sama bisnis. Kalaupun ada materi berita yang dipesan oleh bagian
115 penjualan, berita dan sudut pandang yang akan ditayangkan di “Metro Siang” akan dikembalikan kepada pihak redaksi atau produser “Metro Siang”.
4.4.5 Analisis Pengaruh Ekstra Media Untuk pengaruh ekstra media yang berhubungan dengan Program “Metro Siang” dapat ditelaah mengenai sumber berita yang menjadi gejala dalam pengaruh pemberitaan berita. Pada bab sebelumnya yang memberikan penjelasan mengenai sumber berita yang ada telah berpengaruh bagi tayangan “Metro Siang”. Sumber berita yang ada memang terkait, dan disambungkan pula dengan sumber berita yang dijalankan oleh pencari berita (reporter, kontributor) dalam mencari berita di lapangan pasti mencari beberapa sumber dalam pemikiran yang dapat dijadikan kerangka berpikirnya. Dari peran ekstra media lain dapat ditilik mengenai unsur pengiklan dan penonton yang dapat berpengaruh, tetapi yang berpengaruh sangat besar yaitu penonton (audiense) dalam isi materi “Metro Siang”. “Metro Siang” seperti yang dibahas pada sub bahasan sebelumnya iklan lebih kepada hanya kewajiban program ditayangkan mengenai isi konten berita tidak diarahkan oleh bagian penjualan atau sang pengiklannya. Unsur ekstra media lain seperti pemerintah, di negara bukan demokratis memang pemerintah sanggup memberikan kontrol serta aturan yang dapat menahan suatu tayangan dan isi materi berita yang menyinggung pemerintahan atau terlalu kritis. Lain halnya dengan Indonesia, pemerintah mulai di atas tahun 1998 atau masa revolusi. Media mampu mengkritisi pemerintah, memberikan saran, mencelikan mata pemerintahan, sebagai pengingat pemerintah supaya memberikan kinerja yang baik dan benar, serta semakin maju dalam menyejahterakan bangsa Indonesia.
116 ” Ga , justru kita itu mempengaruhi pemerintah, salah satu tugas media itu membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan, misalkan; soal harga bawang yang melambung gara – gara langka itu setiap hari kita beritakan karena impor bawangnya ditahan dan numpuk di pelabuhan Tanjung Perak akhirnya dikeluarkan ke pasar dan membuat harga turun.” (ASG) Peran dari media saat ini membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan, sebagai pengingat akan keadaan negaranya seperti apa saat ini. Sama seperti isi berita “Metro Siang” yang menjadi bagian dari pengingat tersebut dan berita yang terbaru mengenai keadaan negeri Indonesia ikut diulas dalam setiap penayangan “Metro Siang”. Saat ini kontrol pemerintah sudah sama sekali tidak ada untuk penayangan dan konten yang ada, hanya ada badan independen (berdiri sendiri) yang dibentuk pemerintah untuk mengawasi siaran, menegur dan mengingatkan tayangan program, mengevaluasi kinerja dari tayangan media tanpa mengubah isi materi dan tidak mampu untuk membungkam media dengan alasan subjektif. Badan tersebut dinamakan Komisi Penyiaran Indonesia. “Ga, sekarang kan kita dijamin undang – undangkan, undang – undang pokok pers kita menjamin bahwa media itu independen sepanjang kita (media) memiliki tanggung jawab untuk itu (independensi), kalau misal di luarkan kita ada KPI kan dia yang akan menegur kita, KPI itu dijamin undang – undang dia (KPI) bisa menutup perusahaan media, KPI yang mengingatkan media, kan banyak tuh tapi kalau penutupan sih belum kan, yah kalau program kan kaya misalnya tukul kan sekarang bukan empat mata yang lama dihentikan yah itu kan ada polisinya yang akan mengawasi kalau gitu kan kita terlalu bebas, kalau di kpi kan ada aturannya kan undang – undangnya tentang penyelenggaraan penyiaran, seperti kalau anak kecil jadi korban pemerkosaan di blur.” (DD) Pemerintah sudah tidak mampu untuk mengontrol penuh media yang sedang berkembang pada saat ini, media sudah dilindungi oleh beberapa undang – undang pers yang menjamin kebebasan media dalam berkarya. Namun media tidak bisa bergerak sebebasnya karena adanya lembaga KPI untuk mengawasi dan
117 mengingatkan media. Jika dirasakan dan sesuai fakta di luar batas kebijakan KPI, maka KPI dapat menutup siaran di suatu media. Oleh karena itu harus tetap mengikuti kebijakan KPI. Selain dari beberapa lembaga yang dapat mempengaruhi isi berita “Metro Siang” ada unsur teknologi. Teknologi ini berkenaan dengan kemajuan zaman yang tentunya tidak akan terlepas dari peran serta dalam memberikan kinerja yang cepat, baik dan benar seperti yang sangat dibutuhkan oleh “Metro Siang”. Teknologi tidak hanya bermanfaat di dunia teknologi informatika ataupun di luar dunia penyiaran. Dibuktikan dari hari ke hari teknologi apapun itu diperlukan di dunia penyiaran juga. “Metro Siang” menggunakan sistem teknologi informatika yang bernama dalet, satelit, sistem injest (video), internet, dan beragam teknologi sendiri. Peran itulah yang memberikan dampak kebutuhan yang banyak di dalam teknologi. “Teknologi tidak hanya bermanfaat di dunia teknologi informatika ataupun di luar dunia penyiaran. Dibuktikan dari hari ke hari teknologi apapun itu diperlukan di dunia penyiaran juga. “Metro Siang” menggunakan sistem teknologi informatika yang bernama dalet, satelit, sistem injest (video), internet, dan beragam teknologi sendiri. Peran itulah yang memberikan dampak kebutuhan yang banyak di dalam teknologi.” (KI) Pengembangan teknologi mampu memaksimalkan kinerja dalam kerja media Metro TV untuk mendukung siaran “Metro Siang” setiap harinya. Dengan menggunakan penggabungan file dan teknologi yang akan memberikan hasil bagi penyiaran “Metro Siang”, seperti presenter “Metro Siang” menggunakan telepromter (alat yang bisa menampilkan tulisan yang biasanya dipasang pada depan kamera, atas atau di tempat yang memungkinkan untuk dapat dibaca oleh presenter), pembuatan tema; topik untuk tayangan materi berita “Metro Siang” menggunakan software dari komputer yang bernama dalet. Lalu dalam pemancaran materi berita untuk live
118 report yang menggunakan satelit (SNG), kemudian alat (TVU). Alat tersebut akan mempengaruhi isi materi berita dapat tayang atau tidak, misal : untuk mobil satelit (SNG) atau TVU tidak bisa tersambung dengan studio maka live dinyatakan tidak jadi, dalam mengetik naskah memerlukan seperangkat komputer, dsb.
4.4.6 Analisis Pengaruh Ideologi Ideologi yang menjadi pengaruh bagi isi konten “Metro Siang” yang dapat dikembangkan sebagai ide yang berjalan untuk audiensenya sudah disiapkan dengan materi yang tentunya berimbang dengan fakta. Jadi tidak membuat audiense yang menonton seakan dibodohi. Pembentuk pemikiran dalam “Metro Siang” terfokus dari segmentasi audiense. Untuk faktor lain ada pengaruh namun tidak terlalu banyak dan mendominasi. Faktor lain hanya sebagai pendukung saja dan tidak memberikan efek yang cukup drastis dalam pemberitaan “Metro Siang”. “Kita itu patokannya itu satu rating share yang kedua proximity kalau kita punya rating share yang bagus kalau proximity yah seberapa dekat kah dengan pemirsa. Jika mengenai audiense yah seperti ibu – ibu itu dipengaruhi oleh mereka karena ibu – ibu konsumen kita kan klien kita jadi mau ga mau yang kita harus tau keperluan mereka apa need mereka apa. Jadi tapi kalau kita membentuk, merubah main frame dia yah memang kita punya kewajiban mencerdaskan bukannya menggiring pada arah yang salah, misalkan kalau ngelihat dulu ada anak yang bisa menyembuhkan ponari namanya kita angkat fenomenanya tapi kita harus luruskan ponari itu cuma pake batu medis ga mungkin kita wawancara dokter juga artinya apa kita membentuk orang supaya cerdas jadi ngerti supaya ga gampang dibodoin apalagi dikibulin anak kecil, tapi kalau membentuk ideologi politik yah galah, terlepas yang punyanya pemilik parpol.” (KI) Ideologi yang ada dalam penyusunan materi berita “Metro Siang” tidak memberikan suatu pemahaman yang menjerumuskan penafsiran yang buruk akan suatu hal yang ditayankan. Isi materi “Metro Siang” dibuat dengan beberapa fakta dan sejalannya logika berpikir. Berhubungan pula mengenai peran dari pemilik
119 media ini orang politik, “Metro Siang” tidak memberikan suatu pesan yang tersembunyi yang digunakan dalam kampanye terselubungnya pemilik.
4.4.7 Analisis Pemilihan Berita “Metro Siang” Dalam pemilihan berita yang akan ditayangkan dalam “Metro Siang” tentunya memiliki beberapa penjelasan dan hambatan yang terjadi selama produksi. Peneliti ingin memberikan beberapa hasil kajian analisis untuk membantu dalam tambahan materi yang dilakukan “Metro Siang” dalam menjalankan segala hal yang sudah disiapkan untuk memberikan tayangan yang berkualitas. Isi materi berita “Metro Siang” memiliki permasalahan dalam pemilihan berita yang memberikan suatu pilihan yang cukup mengandalkan pemikiran akan pemilahan berdasarkan nilai – nilai berita yang telah baku. Tidak mudah memang memilih setiap berita, namun dengan prinsip nilai berita dirasakan mampu memberikan pemilihan dengan bijak. “Yang pasti satu visualnya menarik ga, yang kedua beritanya menarik ga, kalau kita ngomong soal ada dua berita yang mau kita drop yang satu inggris mau perang, dengan malaysia yang lagi perang mana deh yang mau diturunkan? Yah inggris, kalau malaysia itu kan proximity dengan kita, dan jika beritanya kalau sama ga ada proximitynya yah dua - duanya ga penting terus balik lagi ke durasinya dilihat, gambarnya dilihat.” (KI) Adanya kasus dari 2 berita dalam rundown yang sudah disiapkan kadang diturunkan salah satu akibat durasi yang sudah berlebihan dan ternyata dalam kacamata informan penelitian memberikan penjelasan akan nilai kedekatan (proximity) dari kejadian dengan Indonesia, kemudian dilihat dari gambar dan audionya yang baik atau tidak. Menentukan berita yang akan ditayangkan di “Metro Siang” cukup dinamis, hari sebelum tayang sudah ditentukan kemudian disambung dengan rapat redaksi
120 pada pagi hari pkl. 07.00 WIB. Namun berita itu tidak tetap keadaannya selalu berubah setiap saat dan memberikan warna tersendiri. Perbedaan visi yang seringkali terjadi menjadi barang biasa. Perubahan yang cukup ekstrim pun dirasakan biasa untuk dilakukan. Di mana waktu terus berputar dan memberikan peristiwa yang beragam setiap waktunya. Mungkin kata fleksibilitas yang mampu menggambarkan peristiwa berita setiap harinya. “Ibarat ini aja, apa yang kita cita – citakan terkabul, sama saja dengan apa yang kita inginkan baik di proyeksi maupun prerundown faktanya pasti berubah, karena faktor eksternal, baik materi tidak tersedia atau peristiwa berubah misal : kasus susno yang tiba – tiba di eksekusi, naiklah ke segmen pertama itukan tidak diproyeksikan faktor materi, peristiwanya ada yang baru, intinya kita harus punya perencanaan supaya jelas supaya diproyeksi, dan besoknya visi kita disamakan dengan desk, pastikan di desk suka mengecek materinya, pas siangnya fleksibel bisa berubah, bisa tiba – tiba wapemred atau pemred yang mengganti berita gitu.” (DD) Kejadian berita selama 24 jam atau seharian terkadang tidak bisa diprediksi, dan rundown gunanya untuk pegangan dalam mengolah materi berita “Metro Siang” dalam pengumpulan di saat rapat redaksi pada pagi hari. Pernyataan informan ini berdasarkan kepada contoh kasus keadaan rundown dari proyeksi materi berita H-1 siaran, prerundown, sampai rundown selalu berubah. Ada kalanya pemilihan berita yang dititikberatkan kepada kemudahan penjangkauan, teknis, gambar tangkapan untuk ditayangkan pada program “Metro Siang”. Beragam kasus yang sama jika terjadi dikembalikan lagi kepada sang pemegang kebijakan program dalam menentukan mana yang layak naik untuk disiarkan. Ini disebut dengan masalah pilihan. “Kebijakan redaksi dalam menayangkan berita serupa, dari beberapa berita yang dikirim kontributor, adalah dengan pendekatan: visual yang paling menarik. Jika ada 5 berita serupa dari 5 daerah, produser bisa menayangkan ke-5 berita tersebut, atau karena keterbatasan durasi, maka hanya memilih 2 atau 3 saja yang paling menarik visualnya. Persoalan live Palembang seperti barusan, kenapa dari SMA 2, ini lebih ke alasan teknis izin dan kemudahan
121 saja. dalam kasus UN, semua sekolah punya nilai berita yang sama, tapi Metro TV harus memilih mau live darimana. ini pertimbangan izin, kemudahan daya jangkau sng dan lain lain.” (ASG) Hal yang dikemukakan oleh informan di atas mengacu kepada mengapa berita kejadian yang sama di satu negara, tapi hanya beberapa daerah saja yang ditayangkan dalam satu negara. Jadi dipilih berdasarkan kemudahan jangkauan, kasus yang terkait dengan isi materi berita “Metro Siang” yang akan ditayangkan, serta pilihan yang sudah dipersiapkan “Metro Siang” memiliki kendala – kendala dalam pemilihan berita yang ada. Kesiapan yang diharapkan pada bagian – bagian pendukung membuat keyakinan dapat menyelesaikan dan meminimalisir masalah. Bagian ini menuntut kebersamaan setiap unit dalam memberikan sumbangsih dalam materi yang akan dikerjakan dan digarap. “Etos visi “Metro Siang” tergantung pada paket yang dibuat oleh desk, jadi biarpun pasokan sudah direncanakan di rapat pagi, namun jika tidak sesuai yah itu yang membuat masalah, sdm,acaranya belum ada, beritanya telat, yah tergantung kepada kontri, reporter jakarta, kalau daerah yang kontri daerah. Ada internal: kontri malas,reporter tidak tepat waktu sampai pada lokasi kejadian. Lalu berita yang belum masuk , Eksternal: acara belum dimulai, atau nara sumber ga mau ngomong. Yah kalau ga ada materi berita kita ganti dengan berita lain” (DD) Masalah yang telah terkumpul tentunya tidak serta merta memiliki kekhawatiran. Namun tetap memberikan solusi yang berkembang untuk memberikan dampak yang cukup sedikit atau menurunkan resiko salah yang terulang. Balik lagi kesiapan setiap bagian yang harus saling berkoordinasi serta kemampuan perusahaan itu sendiri dalam mendukung. “Untuk desk sumber daya manusianya ditambah, (nusantara, megasosbud), aktif dalam mendekati nara sumber supaya mudah untuk mencari berita.” (DD)
122 “Yah itu proyeksikan adalah perencanaan, alangkah lebih bagusnya jangan mendadak, misal dulu metro siang rapat jam 7, terus baru minta jam segitu liputannya dengan kata lain perencanaan harus lebih dini, seperti “Metro Siang” sekarang selesai rapat evaluasi jam 3 sore, langsung korda bisa menyuruh untuk persiapan liputan langsung pada besok paginya begitu.” (ASG) 4.5 Diskusi Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan segala data dapat bentuk pengamatan secara langsung dan melakukan berulang ulang, serta melakukan wawancara kepada informan yang sudah direncanakan dari awal. Untuk memberikan hasil dalam penelitian yang dilakukan peneliti sudah cukup dengan menggunakan teori hirarki pengaruh. Yang mana menjelaskan beberapa aspek dalam hal isi media “Metro Siang” dipengaruhi. Namun kembali lagi kepada prinsip dasar metode kualitatif yang mengandalkan penjabaran teori yang berkembang tidak hanya kepada satu teori khusus saja. Data yang diperoleh oleh peneliti dalam melakukan penelitian memberikan pemikiran dan pemahaman dalam perkembangan suatu situasi yang ada dari teori hirarki pengaruh. Beberapa teori menjadi nampak berkembang pada saat peneliti bergerak di lapangan. Tetapi pada dasarnya program “Metro Siang” turut dirasakan cocok untuk penelitian dalam skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemilihan Berita Di Program “Metro Siang”, Metro TV Jakarta”. “Metro Siang” diawali dengan konsep kebutuhan berita yang dirasakan oleh beberapa masyarakat melalui pemahaman dan pemikiran tim kreatif Metro TV pada awal pembangunan Metro TV. Perencanaan yang dibangun sudah disiapkan sebelum Metro TV siaran pada tanggal 25 November 2000. Karena sehari setelah Metro TV melakukan siaran udaranya “Metro Siang” sudah mengikuti Metro TV siaran. Konsep yang dipakai oleh “Metro Siang” tetap pada membangun citra sebagai program berita yang menjadi unggulan atau sebagai “anak sulung”, karena
123 ada beberapa patokan program yang menjadi ditiru oleh program televisi lain, seperti membuat konsep penyiar studio berdua dan sebagainya. Keadaan yang memberikan “Metro Siang” tetap menjadi salah satu program berita di Metro TV unggulan. Keadaan berita selalu dinamis dan “Metro Siang” dituntut dapat mengikuti keadaan tersebut, mulai dari awal mengudaranya “Metro Siang” yang setengah jam (30 menit) , satu jam dan terakhir satu setengah jam. Pasokan berita dan kebutuhan penontonlah yang menjadikan program ini merubah jam tayangnya. Perkembangan berita yang ada dari beberapa tahun belakangan ini memang memberikan kerja media sendiri selain jam tayang yang berubah tadi,pemberitaan media menjadi lebih selektif untuk memilah suatu berita yang berlimpah. Penelusuran yang ada di lapangan serta beberapa data yang diperoleh peneliti memberikan beberapa penjelasan mengenai pemilihan berita, tentunya pemilihan berita tidak serta merta dengan mudah menjadi terkumpul. Dipengaruhi oleh beberapa faktor : individu, rutinitas media, struktur media, ekstra media, dan ideologi. Pengaruh individu yang dirasakan dalam konten tayangan “Metro Siang” membuat pencarian berita menjadi lebih teliti dan disesuaikan dengan keadaan dalam pencarian berita sendiri, dalam artian masing – masing individu mendapatkan suatu pemahaman secara logis untuk memilih berita yang akan mereka liput. Ada beberapa kasus yang diperlukannya koordinator liputan atau bahkan produser “Metro Siang” dalam memberikan arahan dalam memberikan pandangan yang benar. Tujuan pengarahan sudut pandang itu untuk membantu data terbaru yang harus dapat dipilih oleh pencari berita. Pemikiran yang terdapat dalam masing – masing individu berdasarkan pengalaman mereka, dan pendidikan yang menjadi dasar pemikiran tidak berhubungan dengan cara pemilihan, mungkin sebagai elemen pendukung kecil
124 saja jika para pencari berita mendapatkan tugas meliput berita yang berhubungan dengan dasar pendidikannya. Peran redaksi sendiri memang besar dalam memberikan penyuluhan kepada pencari berita di lapangan dan memberikan olahan yang baik bagi produksi berita “Metro Siang”. Olahan yang baik itu berpengaruh dari redaksi Metro TV yang memang sudah terlatih dan berpengalaman di bidang mereka. Untuk redaksi yang berasal dari luar Metro TV yang bergabung dengan Metro TV tidak memberikan dampak besar dalam pengaruh mereka dalam hasil konten “Metro TV”. Rutinitas Media terdiri dari beberapa bagian; seperti : audiense, sumber berita, pemimpin redaksi (editor in chief). Audiense jelas berpengaruh kepada tayangan “Metro Siang”. Sumber berita menjadi suatu pengambilan data yang berlimpah untuk “Metro Siang”. Pemimpin redaksi memberikan pengarahan, kebijakan, pengawasan kepada jalannya “Metro Siang”. Struktur Organisasi dalam Metro TV memiliki beberapa komponen yang diteliti seperti pemilik Metro TV dan beberapa internal dalam Metro TV. Untuk pengaruh yang besar memang dilihat dari pemilik Metro TV dalam memberikan tayangan kepada “Metro Siang”, namun tidak langsung nampak dalam pengaruhnya kejadian dalam kegiatan pemilik perusahaan yang buruk tentunya tidak akan ditayangkan karena pemilik perusahaan tidak serta merta diumbar secara bebas oleh tim media yang menjadi bawahannya. Internal perusahaan mendapat porsi sendiri dalam penempatan untuk tayangan yang berkaitan dengan bagian penjualan (sales), namun tetap pada jaklurnya sendiri, bagian penjualan bisa melepas sudut pandang dan arahan kepada redaksi atau produser “Metro Siang” untuk tayangan program “Metro Siang” ditampilkan.
sendiri, bagian penjualan hanya mementingkan produk mereka
125 Ekstra media merupakan bagian luar dari media seperti pemerintah, pengiklan, audiense, dan teknologi. Pemerintah saat ini tidak semudah dengan masa dulu sebelum 1998 yang dengan mudah menutup pesan – pesan yang buruk, untuk media saat ini justru memudahkan pemerintah dapat menjadi sadar dan mengingat tugas mereka dalam berbenah untuk negerinya. Untuk pengiklan berpengaruh kepada isi konten “Metro Siang” karena pengiklan disediakan tempat tersendiri (blocking) bagi produk yang akan dijual mereka, namun tidak memberikan pengaruh kepada pandangan berita”Metro Siang”. Teknologi yang memiliki pengaruh yang nyata dan besar bagi “Metro Siang”, seperti dalam segala aspek pembuatan naskah (mengetik, mengatur,dsb.) itu menggunakan teknologi suatu komputer, lalu cara mengatur tayangan melalui suatu alat teknologi, telepon genggam pada saat berhubungan dengan studio (di studio menggunakan telepon hybrid), pembentukan karakter umum dalam menampilkan nama, tema, kejadian dalam layar, dan lainnya. Pengaruh ideologi yang dimaksudkan pemikiran yang menjadi olahan bagi konten “Metro Siang”. Ideologi yang berpengaruh dalam pemberitaan seperti yang pada sebelumnya dijelaskan mengenai pemilik media yang secara tidak langsung menanamkan pemikiran untuk menayangkan beberapa tayangan yang dia suka atau tidak. Pengamatan langsung yang didapat oleh peneliti pada saat tayangan “Metro Siang” memberitakan Hugo Chavez seorang pemimpin Venezuela yang telah meninggal serta karir selama Hugo Chavez hidup dan sebagainya; ada beberapa hal yang memang dirasakan tidak secara langsung, karena peran media sendiri yang harus berimbang. Kalau dalam pengaruh audiense sendiri “Metro Siang” tidak serta merta memberikan tayangan yang dapat membodohi para audiensenya, tayangan yang ada diseleksi dan dibuat bagian logika maupun fakta.
126 Untuk pemilihan berita yang ada pada “Metro Siang memberikan beberapa proses yang pada saat produksinya tidak mudah, yang dimaksudkan adalah kasus jika durasi tayangan sudah berlebihan maka produser akan milih dengan cepat beberapa tayangan untuk diturunkan. Pemilihan itu berdasarkan kepada visualisasi yang baik, kedekatan berita, serta audio. Kasus berikutnya seperti adanya rundown yang berbeda pada saat proyeksi h-1 serta pada saat rapat pagi dengan redaksi; masalah materi berita yang belum siap, belum jadi, nara sumber tidak ingin ditanya, adanya sumber daya manusia yang kurang itulah yang membuat permasalahan itu terjadi. Solusi yang dicapai pada saat kejadian agar dapat dikecilkan resikonya dengan beberapa opsi; 1) menyiapkan materi berita minimal h-2 tayang, 2) mendekatkan diri kepada berbagai nara sumber agar mendapatkan banyak data, 3) beberapa desk harus ditambah untuk memaksimalkan kinerja. Berdasarkan pada proses analisa data yang diperoleh beberapa inti dari teori yang dipakai oleh peneliti sebagian telah berkembang dalam segi mekanisme lapangannya, seperti pada pengaruh ekstra media (pemerintah) sudah tidak berpengaruh terhadap isi beria. Namun tetap segala yang menjadi patokan dalam hirarki pengaruh memang tepat yang digunakan oleh peneliti. Peneliti berpendapat untuk ukuran tayangan “Metro Siang” memang sama dengan slogan Metro TV “Knowledge To Elevate”. Nampak dari beberapa pengamatan lapangan serta diskusi dengan informan materi berita yang akan ditayangkan untuk “Metro Siang” biarpun ada beberapa pengaruh tetap dipilih dan disesuaikan dengan standar dari berita yang layak.