60
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1
Sejarah Singkat Metro TV Metro TV adalah sebuah stasiun televisi berita pertama di Indonesia yang
tayang selama 24 jam penuh. Metro TV mulai
mengudara mulai tanggal 25
November 2000. Metro TV merupakan salah satu perusahaan dari media Group yang dimiliki oleh Surya Paloh. Surya paloh merintis usahanya dibidang pers sejak mendirikan harian surat kabar PRIORITAS yang dibredel oleh pemerintah pada tanggal 29 juni 1987 karena dinilai terlalu berani dan kritis. Pada tahun 1989, ia mengambil alih Media Indonesia yang kini tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena kemajuan teknologi, belum adanya media televisi yang fokus ke target pemirsa menengah keatas yang berkembang pesat dan lebih nature saat ini, serta kepemilikan lebih dari satu pesawat televisi di rumah, khususnya pada golongan menengah keatas dan kejenuhan pemirsa dengan isi acara televisi di indonesia yang hampir seragam, maka timbullah gagasan untuk mendirikan TV berita pertama di Indonesia, suatu bentuk pengembangan serta penyampaian berita dalam bentuk teknologi elektronik. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam
61
program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70 % berita (news) yang ditayangkan dalam tiga bahasa, yakni bahasa indonesia, inggris dan mandarin. Serta 30% infotainment maupun entertainment yang bersifat edukatif. Metro TV mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam tayang, 1 April 2001 Metro TV mengudara 24 jam penuh. Metro TV dapat ditangkap secara teresterial di 290 kota yang terbesar di Indonesia yang dipancarkan dari 52 transmisi. Selain secara teresterial, siaran Merto TV dapat ditangkap melalui cable vision dan indovison di seluruh Indonesia, melalui satelit palapa 2 keseluruh negaranegara ASEAN, termasuk di Hongkong, China Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua, New Guinea dan sebagian Australia dan Jepang. Metro TV bertujuan menyebarkan berita dan informasi keseluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni budaya dan lainnya guna mencerdaskan bangsa. Metro TV melakukan kerjasama dengan televisi asing yakni kerjasama dalam pertukaran berita, kerjasama dalam pengembangan tenaga kerja dan banyak lagi. Stasiun Televisi tersebut adalah Channel News Asia (CNA) singapura, CCTV, Channel 7 Australia, Al Jazeera Qatar, Voice Of America (VOA), dan ABS-CBN dari Philipina. Dengan kerjasama internasional ini, Metro TV berusaha untuk memberikan sumber berita mengenai keadaaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan ini mendukung juga Metro
62
TV untuk menjadi media yang secara tepat, cepat dan cerdas dalam mendapatkan berita.60
4.1.2
Identitas Metro TV
PT METRO TV ( PT. MEDIA TELEVISI INDONESIA ) Ijin siaran
: No. 800/MP/PM/1999
Dikeluarkan pada
: Tanggal 25 Oktober 1999
Dikeluarkan oleh
: Menteri Penerangan RI
Alamat : Jl. Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kedoya, Kebun Jeruk Jakarta 11520. Phone : (021) – 583 000777 (Hunting) Fax : (021) – 583 00066 (General) (021)- 583 02139 (Redaksi) (021)- 5816216 (PR & Publicity)
4.1.3 Struktur Organisasi Metro TV Susunan direksi dan struktur organisasi Metro TV :
60
Komisaris Utama
: Surya Dharma Paloh
Presiden Director
: Andrianto Machribie
Company Profile Metro TV
63
Deputi Presdir Financial dan Admin
: Andre Burhanudin
News Director
: Suryopratomo
Sales and Marketing Direktor
: Lestary Luhur
Technical Director
: John Balonso
Editor in Chief
: Putra Nababan
Gambar 8. Struktur Organisasi Metro TV
64
4.1.4 Visi dan Misi Metro TV 1.
Visi : Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dan menjadi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun pemasang iklan.
2.
Misi : a.
Untuk membangkitkan dan mempromosikan
kemajuan bangsa dan
negara melalui suasana demokratis, agar unggul dalam kompetisi global dengan menjunjung tinggi moral dan etika. b.
Memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas.
c.
Serta dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah
aset
perusahaan
untuk
meningkatkan
kualitas
dan
kesejahteraan bagi karyawannya dan menghasilkan keuntungan signifikan bagi pemegang saham.
4.1.5 Logo Metro TV Pada tanggal 20 Mei 2010, metro TV memperkenalkan Logo dan slogan barunya. Logo baru tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Handel Gothic BTItalic yang lebih memberikan
65
kesan modern dan fururistik. Penempatan logo juga dirubah dari semula dipojok kanan atas menjadi dipojok kanan bawah, berbeda dengan stasiun-stasiun televisi lainnya. Metro TV juga mengusung slogan baru dari sebelumnya “Ber Smart Be Informed” menjadi “Knowledge to Elevate”.
Gambar 9. Logo MetroTV
Logo Metro TV dirancang dalam citraaan tipografis sekaligus citraan gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya merupakan gabungan antara tekstual (diwakili huruf M-E-T-R-T-V) dengan visual ( diwakili dengan symbol bidang elipse emas dan terdapat gambar kepala burung elang). Elipse emas dengan kepala burung elang pada tempat diposisi huruf “O” dengan pertimbangan persamaan struktur hurf “O” dengan elipse emas, dan hal ini menjadi pemisah bentuk-bentuk teks M-E-T-R dan T-V, hal ini dirancang agar penonton akan menangkap dan membaca sekaligus melafalkan METR-TV sebagai MERTO TV, logo METRO TV dalam kehadirannya secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi Metro TV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembanguan image yang tepat dan cepat dari masyarakat terhadap institusi Metro TV. Melalui tampilan logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenai memahami serta menyakini visi, misi serta
66
karakter Metro TV sebagai Institusi. Logo Metro TV dalam rancang rupa bentuknya berlandaskan pada hal berikut : 1.
Simple, tidak rumit
2.
Memberikan kesan global dan modern
3.
Menarik dilihat dan mudah diingat
4.
Dinamis dan lugas
5.
Berwibawa namun familiar
6.
Memenuhi syarat teknis dan estetis untuk metamorfosis dan animatif
4.1.6
Tangkapan Siaran Selain secara teresterial, siaran Metro TV dapat ditangkap melalui
Cablevision di seluruh Indonesia, melalui satelit palapa 2 ke seluruh negara - negara ASEAN, termasuk Hongkong, China Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua, New Guinea dan sebagian Australia dan Jepang. Metro TV melakukan kerjasama dengan televisi asing yakni kerjasama dalam pertukaran berita, kerjasama dalam pengembangan tenaga kerja dan banyak lagi. Stasiun Televisi tersebut adalah Channel News Asia (CNA) singapura, CCTV, Channel 7 Australia, Al Jazeera Qatar, Voice Of America (VOA), dan ABS-CBN dari Philipina. Dengan kerjasama internasional ini, Metro TV berusaha untuk memberikan sumber berita mengenai keadaaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan ini mendukung juga Metro TV untuk menjadi media yang secara tepat, cepat dan cerdas dalam mendapatkan berita.
67
Metro TV juga memilki 7 buah mobile satelite untuk dapat menayangkan secara live peristiwa yang berlangsung di tempat, peralatan tersebut berupa : 1.
12 buah mobil SNG (Satellite News Gathering )
2.
7 buah mobil ENG (Electronic News Gathering )
Gambar 10. Mobil SNG Metro TV
Untuk mempermudah koordinasi berbagai informasi antara kantor pusat dengan daerah, saat ini Metro TV memilki 7 kantor biro yang terletak di kota-kota besar, antara lain di daerah Bandung, Yogyakarta, Medan, Palembang, Makassar, Surabaya dan terakhir di Banda Aceh. Untuk memantau partisipasi dan jangkauan pemirsanya, Metro TV menggunakan 2 cara yaitu :
68
1.
Sistem riset yang continue, melalui penilaian “ rating” yang
dilakuan oleh
konsultan Internasional : AC Nielsen. 2.
Sistem poling yang diadakan secara continue hampir setiap hari pada acara “Metro Siang” dan “Metro Hari Ini”. Dan untuk meningkatan kedekatan Metro TV dengan pemirsanya, Metro TV
memberikan kesempatan kepada pemirsa untuk melakuan tanya-jawab secara langsung melalui telepon interaktif atau dialog interaktif.
4.1.6 Target Audiens Target audiens Metro TV adalah :61 Stasiun TV lain
Metro TV
Me too product : 90% Entertainment
Berita/informasi : 70% news
10 % News
30 % non News
Sign On Sign Off
24 hours
15 – 20 % in house production
75 – 85 % in house production
Target audience : all segment
Target audience = segmented M/F, AB, 20+
61
Company Profile Metro TV
69
Keterangan : M/F
: Male/Female , Pria / Wanita
20 +
: Umur diatas 20 tahun
Segmentasi
: Segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilah-pilah
berdasarkan
kategori seperti jenis kelamin,umur, domisi, expenditure. Expenditure
: Besarnya pengeluaran rata-rata perbulan oleh tiap individu untuk memenuhi kebutuhan dan tidak termasuk tabungan.
Expenditure terbagi dalam kelas-kelas : A1
= diatas Rp. 3.500.000/bulan
A2
= Rp. 2.500.001 – Rp. 3.500.000/bulan
B
= Rp. 1.750.001 – RP. 2.500.000/bulan
C1
= Rp. 1.250.001 – Rp. 1750.000/bulan
C2
= Rp. 900.001 – Rp. 1.250.000/bulan
D
= Rp. 600.001 – Rp. 900.000/bulan
E
= dibawah / sama dengan Rp. 600.000/ bulan
4.1.7
Biro-Biro Metro TV Untuk mempermudah koordinasi berbagai informasi antara kantor pusat
dengan daerah, saat ini Metro TV memiliki 7 kantor cabang biro yang terletak dikotakota besar antara lain : 1.
Biro Medan
2.
Biro Palembang
70
3.
Biro Bandung
4.
Biro Yogyakarta
5.
Biro Surabaya
6.
Biro Makassar
7.
Biro Banda Aceh
4.1.8
Kategori dan Pembagian Program Metro TV
Pembagian Program di Metro TV : 1.
Entertainment : a.
Just Alvin
b.
Mario Teguh – The Golden Ways
c.
Stand Up Comedy
d.
Idenesia
e.
Dua Tamu
f.
Penantang Terakhir
g.
Young On Top
h.
Sentilan Sentilun
i.
Menu dan Venue
j.
Buah Hati
k.
Jalan-jalan Asik
l.
Segelas Cerita Keluarga Kusuma
71
2.
3.
Filler : a.
B-news
b.
Advertorial
c.
Lensa Bisnis
Documentary a.
Metro Files
b.
Metro Highlights
c.
Eagle Awards
d.
Journalist On Duty
e.
Risalah
f.
Inside
g.
Melawan Lupa
72
4.
5.
h.
Sisi Berita
i.
Politika
j.
Ikonia
k.
Road to Mecca
Talk Show a.
Suara Anda
b.
Kick Andy
c.
Mata Najwa
d.
Economic Challenges
e.
Talk Indonesia
f.
Sudut Pandang
g.
Face to Face With Desi Anwar
h.
To the Point
i.
Forum Bisnis
j.
Your Money
k.
Newshow
News a.
Primetime News
b.
Metro Hari Ini
c.
Headline News
d.
Editorial Media Indonesia
e.
Metro Pagi
73
f.
Metro Malam
g.
Metro This Week
h.
Metro Xin Wen
i.
Top News
j.
Metro Siang
k.
Indonesia Now
l.
Belahan Dunia
m. Newsmaker n.
Wideshot
o.
Angka Bicara
6.
Breaking News
7.
Religius : Tafsir Al Misbah
8.
Sport : Journal / High Light
4.1.9
News Library News Library merupakan
unit yang berada di bawah Departemen News
Services, di bawah direktorat Redaksi. Unit ini mengelola dan menyimpan semua materi liputan Metro TV untuk keperluan pra produksi, produksi dan pasca produksi berita Metro TV.
News Library dikepalai oleh seorang Head of News Library,
dibawahnya masing-masing ada dua orang koordinator, yaitu koordinator bagian Layanan dan Koordinator Pengolahan dan Indeks. Bagian Layanan bertugas melayani
74
sirkulasi media penyimpan, kaset, memory card, eksternal hard disk dan permintaan audio visual. Sedangkan bagian Pengolahan dan Indeks kompilasi
bertugas melakukan
audio visual dan pengindeksan serta melakukan upload audio visual
tersebut ke Server/data base LMS (Library Management System).
Gambar 11 . Struktur Organisasi Redaksi
Tugas dan fungsi News Library : 1.
Menyediakan kaset dan P2 Card (memory card) untuk kebutuhan pra produksi, produksi dan pasca produksi program Metro TV
2.
Melayani sirkulasi peminjaman/pengembalian Kaset dan P2 Card, SD Card (memory card), Eksternal Harddisk
75
3. Melayani permintaan riset audio visual dokumentasi untuk kebutuhan produksi program Metro TV 4. Mendokumentasikan master edit dan master shooting berita Metro TV 5. Melakukan kompilasi stock shot liputan Tim Metro TV 6. Memilihara aset Metro TV dalam bentuk dokumentasi audio visual
Gambar 12 . Work flow pengolahan materi audio visual
76
4.2
Hasil Penelitian Dalam bab ini, penulis akan memaparkan hasil penelitian berupa data-data
dengan fokus penelitian melalui metode observasi dan wawancara. Wawancara yang dilakukan dengan pihak-pihak atau narasumber yang cukup kredibel dengan masalah yang diangkat, yaitu: 1.
Head of News Library
2.
Senior Produser Desk Ekonomi dan Bisnis : Ade Firman
3.
Kepala Desk Camera Person
Dari hasil pengamatan (observasi)
: Nurudin S. Harsono
: Budiyanto
dan wawancara yang dilakukan peneliti,
narasumber memiliki tugas sebagai berikut : 1.
Head of News Library Bertugas dan bertanggungjawab terhadap pengelolaan, pemeliharaan dan pendokumentasian seluruh master edit dan master shooting liputan Metro TV.
2.
Senior Produser Desk Ekonomi dan Bisnis Menyiapkan materi berita, menyusun rundown dan berkoordinasi dengan produser dan koordinator liputan
untuk materi berita yang akan
ditayangkan, khususnya bidang ekonomi dan bisnis. Senior produser juga bertanggungjawab dengan show di studio, yaitu berkoordinasi dengan kru studio seperti program director.
77
3.
Kepala Desk Camera Person Kepala Desk Camera Person ini membawahi beberapa koordinator Camera Person, untuk mengatur dan mengkoodinasikan camera person yang bertugas di lapangan. Para camera person ini bertugas mengambil gambar untuk liputan berita Metro TV. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, penulis mendapatkan
penjelasan mengenai pengelolaan materi audio visual di News Library Metro TV, yaitu :
4.2.1
Audio visual sebagai karateristik Media Televisi Media televisi mempunyai salah satu ciri-ciri atau karakteristik, yaitu audio
visual, dapat dilihat dan didengar. Jurnalis televisi harus mampu membuat berita berdasarkan gambar yang dimiliki. Naskah tidak perlu panjang-panjang, karena bahasa televisi adalah bahasa gambar, biarkan gambar yang bercerita kepada pemirsa. Apabila membuat naskah maka harus berpikir dalam gambar atau dengan kata lain membayangkan apa yang terjadi atau gambar apa yang akan muncul di layar televisi. Berikut pernyataan dari Senior Produser bidang ekonomi dan bisnis Metro TV, Ade Firman. Setiap jurnalis televisi harus mampu membuat berita berdasarkan gambar yang dimiliki (write to picture). Naskah tidak perlu panjangpanjang dan tidak detail (kiss= keep it short and simple), karena
78
bahasa televisi adalah bahasa gambar, biarkan gambar yang bercerita kepada pemirsa. 62
Gambar atau audio visual
di stasiun televisi diambil oleh juru kamera
berdasarkan penugasan dari tim redaksi. Gambar yang diambil juru kamera ini, selain berupa peristiwa, ada juga gambar umum sebagai stock shot yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai gambar penunjang. Stock shot ini biasanya adalah gambar-gambar, seperti suasana pasar, pelabuhan, rumah sakit, sekolah, suasana kota, pompa bensin, laut, hutan dan sebagainya. Gambar pasar atau pelabuhan biasanya selalu dibutuhkan untuk berita-berita yang terkait dengan perkembangan ekonomi. Ade Firman, Senior Produser Ekonomi dan Bisnis membenarkan pernyataan ini. Berita-berita ekonomi sering sekali memakai gambar stock shot dokumentasi, misalnya tentang kenaikan harga minyak dunia, kita memakai gambar stock shot kilang minyak, pembangunan infrastruktur, kita menggunakan gambar-gambar petikemas, gedunggedung, dll. Hal ini selain untuk variasi gambar, juga untuk menguatkan naskah yang kita buat sesuai dengan gambar yang akan muncul di layar televisi.63 Ade Firman, juga mengatakan sering sekali menggunakan gambar-gambar dokumentasi karena berita ekonomi sangat mengandalkan stock shot untuk memperkuat naskah berita yang mereka buat. Seperti penuturannya dibawah ini.
62
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Bidang Ekonomi dan Bisnis, Ade Firman, 7 Oktober 2013, pukul 13.05 WIB
63
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Bidang Ekonomi dan Bisnis, Ade Firman, 7 Oktober 2013, pukul 13.15 WIB
79
Sering sekali, karena berita ekonomi selalu mengandalkan stock shot, ini penting untuk memperkuat naskab berita kita.64 Reporter dan juru kamera yang telah kembali dari lapangan membawa serta dua hal penting bersama mereka, yaitu informasi dan gambar (audio visual). Apa yang mereka bawa masih merupakan bahan mentah yang perlu diolah kembali agar dapat disajikan dan ditonton pemirsa. Informasi yang diperoleh dari lapangan perlu ditulis kembali berdasarkan gambar-gambar yang telah diperoleh dan kemudian diperiksa (diedit) oleh redaktur dan produser hingga siap ditayangkan. Gambar harus memenuhi beberapa kriteria, seperti fokus (gambar harus tajam tidak blur), Irish (terang tampak alamiah), Shot size (ukuran gambar), komposisi gambar, stabil, tidak goyang, gerakan kamera kalau diperlukan, continuity (kesinambungan gambar), motivasi atau alasan yang kuat. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Desk Camera Person Metro TV. Kualitas audio-video sesuai standar Metro TV, meliputi, memiliki standar teknis yang baik seperti fokus, irish , colour dan steady. Memiliki unsur –unsur jurnalistik. Memiliki unsur-unsur kreatif, inovatif dan estetika secara visual. Kaidah visual yang terstruktur atau continuity, itu sangat penting bagi seorang camera person yang bekerja di dunia televisi.65 Menurut Budiyanto, camera person selain memiliki kewajiban mengambil gambar, sepulang dari liputan, harus membuat shotlist dari gambar mereka yang buat, gunanya untuk membantu reporter, editor dan produser mencari shot-shot 64
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Bidang Ekonomi dan Bisnis, Ade Firman, 7 Oktober 2013, pukul 13.25 WIB 65
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Camera Person, Budiyanto, 10 Oktober 2013, pukul 12:45 WIB
80
terbaik untuk kepentingan program serta mempermudah sistem penyimpanan dan pencarian shot-shot secara detail. Berikut pernyataan Budiyanto. Membuat shotlist dan selanjutnya data tersebut dikirim via email ke alamat yang telah ditentukan. Mengembalikan seluruh peralatan ke camstore (ruang penyimpanan camera dan lainnya). Melakukan ingest (audio-video) hasil liputan ke dalam server. Jika mereka tidak melakukan tugas ini, camera person akan dikenakan sanksi, tindakan indisipliner berupa teguran , sanksi bahkan sampai tindakan keras. Karena fungsinya shotlist ini sangat berguna, untuk membantu reporter, editor dan produser mencari shot-shot terbaik untuk kepentingan program. Untuk mempermudah sistem penyimpanan dan pencarian shot-shot secara detail.66
Budiyanto juga menambahkan jika ada camera person yang belum memenuhi kualitas gambar yang sesuai dengan standar Metro TV, maka camera person tersebut akan diberikan sanksi, teguran dan pembinaan. Seperti kutipannya dibawah ini. Tentu, kalau tidak memenuhi standar akan masuk tempat sampah dan yang pasti akan dapat teguran, sanksi dan pembinaan secara melekat.67
4.2.2.
Pendokumentasian dan pemeliharaan dokumen program berita. Media televisi yang menayangkan program 24 jam sehari, tentu sangat banyak
memiliki materi audio visual yang merupakan output atau pun karya jurnalistik televisi yang harus disimpan, diolah dan diberdayakan sebagai sebuah aset yang sangat bernilai dan berdaya guna. Berikut pernyataan Ade Firman, Senior Produser 66
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Camera Person, Budiyanto, 10 Oktober 2013, pukul 12:35 WIB
67
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Camera Person, Budiyanto, 10 Oktober 2013, pukul 13:00 WIB
81
Ekonomi dan Bisnis Metro TV soal materi audio visual aset yang sangat bernilai dan penting untuk disimpan. Penting, sebagai momen bersejarah yang bisa mengingatkan pemirsa akan suatu peristiwa dan ucapan seseorang. Contohnya Peristiwa tsunami aceh tahun 2004, itu kan peristiwa sangat dahsyat dan mendunia, peristiwa sejarah yang mungkin saja tidak terulang lagi, peristiwa kerusuhan mei yang berakhir dengan kejatuhan presiden Soeharto, banyak lagi yang lainnya. Ucapan presiden SBY yang bertekad memberantas korupsi, beberapa kali ledakan bom di Jakarta, banyak sekali, dan itu peristiwa sejarah, penting untuk disimpan, aset yang tak ternilai harganya bagi Metro TV khususnya.68
Salah satu fungsi Library yang berada di bawah departemen pemberitaan, yaitu pelaksanaan tugas pendokumentasian dan pemeliharaan dokumen program berita di lingkungan stasiun televisi yang bersangkutan. Dokumen program berita ini disimpan dalam media penyimpan yang memerlukan penanganan dan pemeliharaan khusus, terutama untuk media penyimpan berbentuk pita magnetis seperti kaset, suhu dan kelembaban
harus selalu terjaga agar tidak terkena jamur Seperti
pernyataan Head of News Library Metro TV, Nurudin S. Harsono dibawah ini. Kaset disimpan dalam lemari dengan design khusus, suhu dan kelembaban ruangan dijaga sesuai standar penyimpanan kaset DVC yaitu suhu 18 derajat dan kelambaban 40 %. Ini penting, agar pita magnetik dari kaset tidak mudah kena jamur dan lengket. Kalau kena jamur sangat berbahaya, kaset ini tidak bisa lagi diputar untuk di preview di mesin VTR (Video Tape Recorder). Sementara kalau isinya penting, kan jadi hilang tuh peristiwa bersejarah, misalnya. Beberapa kali pernah terjadi, kaset menjadi rusak.69 68
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Bidang Ekonomi dan Bisnis, Ade Firman, 7 Oktober 2013, pukul 13:10 WIB 69 Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 15:15 WIB
82
News Library Metro TV memiliki banyak sekali media perekam dalam bentuk kaset, terutama dokumentasi audio visual sebelum tahun 2010. Metro TV menggunakan media perekam dalam bentuk kaset DVC Pro sejak awal berdiri tahun 2000 sampai dengan tahun 2010. Kaset-kaset ini disimpan di rak khusus dengan sistem tertentu, sementara data dari isi kaset tersebut sebagai back up dimasukkan ke dalam sistem data base BLS (Broadcast Library System). Nurudin, menjelaskan hal tersebut dibawah ini. Sistem penyimpanannya, kaset dikelompokkan berdasarkan kategori yang telah ditentukan dan disusun sesuai nomor panggil yang tertera di punggung kaset. Penelusuran data dokumen dalam kaset menggunakan data base digital News Library yaitu BLS (broadcast library system). Ini bisa diakses dari news room, kasetnya dapat diambil di News Library, kemudian di ingest atau dialihmediakan ke digital, karena sistem penyiaran di Metro TV sudah berbasis server. 70
Media penyimpan berbentuk kaset ini nantinya akan dialihmediakan atau didigitalisasi menjadi bentuk file, sehingga memudahkan untuk pencariannya. Beberapa peristiwa penting sudah mulai dipindahkan ke dalam bentuk file, seperti peristiwa Tsunami Aceh, ledakan bom yang terjadi di berbagai daerah, dll. Seperti pernyataan Nurudin di bawah ini. Rencana alih media sedang disusun, saat ini sudah pada tahapan penyusunan kebutuhan peralatan dan sumber daya dan target waktu yang hendak dicapai dan segera akan dilaksanakan.71
70
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 15:20 WIB 71 Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 15:43 WIB
83
Menurut Senior Produser Ekonomi dan Bisnis Ade Firman, tim mereka masih menggunakan beberapa stock shot dokumentasi dalam bentuk kaset, dan disarankan untuk segera dilakukan digitalisasi untuk materi kaset tersebut. Berikut kutipan dari Ade Firman dibawah ini. Ya, terkadang masih memerlukan, karena memang stock dokumentasi lama masih dalam format kaset. Sebaiknya di konvert dalam bentuk file, dialihmediakan menjadi file digital dan disimpan dalam server agar mudah diakses.72
Materi dalam bentuk kaset ini tidak semua isinya dialihmediakan menjadi file digital, tapi diseleksi berdasarkan peristiwa yang dianggap penting. Hal ini mengingat jumlah materi kaset yang dimiliki Metro TV sangat banyak mencapai ribuan kaset. Jika semuanya disimpan dalam bentuk file digital tentu akan sangat memakan waktu, tenaga dan biaya. Berikut penuturan Nurudin dibawah ini. Kaset-kaset dokumentasi akan dipreview dan diseleksi, diadakan pemilihan gambar yang layak untuk dijadikan file digital berdasarkan news value dan visual value, selanjutnya di-ingest untuk kemudian diedit bagian-bagian yang perlu untuk disimpan. File hasil dari proses tersebut kemudian di-upload ke data base LMS, selanjutnya dilakukan pendataan (cataloging dan index.). Jika tidak diseleksi tentu akan sangat memakan waktu, tenaga dan biaya. 73
Sementara itu, pemeliharan file digital yang tersimpan di dalam Server (Nearline storage) dan Deep Storage berbentuk LTO (Linear Open Tape) menjadi tanggung jawab Departemen IT (Information Technologie) Metro TV. File digital 72
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Bidang Ekonomi dan Bisnis, Ade Firman, 7 Oktober 2013, pukul 14:08 WIB 73 Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 15:45 WIB
84
yang berisi dokumentasi master edit dan master shooting ini dikelola dengan data base LMS (Library Management System). Penelusuran data dokumen dapat dilakukan secara online terhubung ke news room dan ruang editing. Materi dapat di preview dan bisa langsung dikirim ke news room system (Dalet) dan ruang editing. Dibawah ini selengkapnya penjelasan dari Nurudin, Head of News Library.
File dokumen disimpan dalam Near-line storage (server) dan Deep Storage (LTO), pemeliharaan storage menjadi tanggung jawab IT Metro TV. File dokumen di kelola dengan data base LMS (Library Management System) yang dikembangkan oleh News Library bekerjasama dengan Dept. MIS Metro TV. Penelusuran atau retrival dokumen dapat dilakukan on-line, user dapat melakukan preview dan meminta langsung materi yang diinginkannya di komputer tersebut. Materi bisa langsung dikirim ke Dalet (news room system) atau pun ke ruang edit.74
4.2.3
Teknologi Media Perekam Seiring dengan perkembangan teknologi penyiaran, Metro TV mulai
menggunakan media perekam digital untuk peliputan berupa memory card mulai tahun 2010, meskipun sistem penyiaran secara umum sejak awal berdiri
sudah
berbasis server. Memory card yang digunakan adalah Memory Card P2 sesuai dengan jenis kamera yang digunakan yaitu merk Panasonic P2 dan SD Card untuk jenis kamera merk Sony. Seperti yang dikatakan Budiyanto, Kepala Desk Camera Person berikut ini. Sejak awal Metro TV sudah menggunakan penyimpanan digital namun hanya untuk kepentingan produksi dan kegiatan control room 74
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 15:35 WIB
85
(editing, newsroom, studio control dan lainnya). Untuk kepentingan peliputan pada awalnya masih menggunakan media berbasis analog yaitu kaset, namun berangsur-angsur migrasi ke digitalisasi sejak tahun 2010.75
Pernyataan Budiyanto diatas juga dibenarkan oleh Nurudin S. Harsono, Head of Library Metro TV, beliau membenarkan bahwa memang sejak awal Metro TV menggunakan media perekaman untuk liputan berupa kaset DVC Pro dan Mini DV, selengkapnya pernyataan Nurudin dibawah ini. Pada awalnya berdiri tahun 2000 Metro TV menggunaka media penyimpanan berupa kaset DVC Pro dan Mini DV, seiring dengan perkembangan teknologi pertelevisi, saat ini sudah menggunakan media digital dalam bentuk memory card yaitu P2 Card dan SD Card. Kecuali kontributor masih menggunakan kaset mini DV.76
Budiyanto juga menambahkan media penyimpan digital lebih mudah dan praktis, kualitasnya juga bagus, mudah diintegrasikan ke media lain. Selengkapkan Budiyanto menuturkan dibawah ini. Metro TV melakukan perubahan ke digital lebih mengikuti perkembangan teknologi. Berbagai alasan perubahan ini karena teknologi terus berkembang, juga ada aspek-aspek lain misalnya soal kualitas, kepraktisan dan mudah diintegrasikan dengan berbagai media lain.77 Penggunaan media digital ini,
menurut Budiyanto
selain memiliki
keunggulan praktis dan terjaga kualitasnya, P2 Card, SD dan Express card ini 75
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Camera Person, Budiyanto, 10 Oktober 2013, pukul 12:18 WIB 76 Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 14:50 WIB 77 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Camera Person, Budiyanto, 10 Oktober 2013, pukul 12:25 WIB
86
memiliki kelemahan, hanya bisa digunakan pada unit kamera sejenis,
seperti
dikatakan Budiyanto dibawah ini. P2 card , SD card maupun express card keuntungannya lebih praktis dan terjaga kualitasnya, kelemahannya kedua media tersebut hanya bisa digunakan pada unit kamera tertentu.78
Beberapa jenis media perekam berbasis file digital yang digunakan di Metro TV adalah memory card P2 16 GB (Gigabyte) setara dengan durasi 30 menit dan 32 GB setara dengan durasi 60 menit atau satu jam, sedangkan SD Card menggunakan 16 GB. Biasanya media perekam jenis ini digunakan untuk liputan regular, dalam kota, maupun luar negeri. Untuk liputan luar kota atau luar negeri, biasanya tim redaksi yang berangkat akan dilengkapi dengan satu buah eksternal harddisk, gunanya untuk mentransfer materi master shooting jika memory card yang tersedia sudah tidak mencukupi. Sedangkan liputan yang berdurasi panjang, Metro TV juga menggunakan Citidisk HD, yaitu kamera yang dilengkapi dengan eksternal harddisk yang tersambung ke kamera atau istilahnya kamera harddisk. Harddisk kamera 98 GB ini memiliki durasi 500 menit atau sekitar 9 jam dengan format movie kualitas broadcast. Selengkapnya penuturan Budiyanto dibawah ini. Di Metro TV, media penyimpan yang digunakan untuk meliput ada berbagai jenis media, antara lain, berbasis kaset ( miniDV dan DVCPro ), media ini dipakai sejak awal berdirinya Metro TV hingga saat ini. Mini DV kebanyakan digunakan oleh kontributor Jakarta. Untuk sekarang ini penggunaan kaset sudah mulai berangsur-angsur dikurangi sejalan dengan perkembangan teknologi terbaru. Metro TV saat ini menggunakan media penyimpan berbasis file digital yaitu 78
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Camera Person, Budiyanto, 10 Oktober 2013, pukul 12:30 WIB
87
P2 card yang digunakan sebagai media rekam audio-video untuk berbagai jenis camera professional merk Panasonic . Kita juga menggunakan SD card dan Expresscard untuk berbagai jenis kamera merk Sony. Untuk liputan durasi panjang kita menggunakan Citidisk HD atau kamera yang dilengkapi dengan eksternal harddisk. Media ini yang saat ini dipakai secara umum di Metro TV.79
Selain materi liputan dalam kota (Jakarta dan sekitarnya), News Library juga menerima materi dari luar kota yang diperoleh dari koresponden di daerah yang dikirim melalui streaming dan dari beberapa biro Metro TV melalui feeding satelit. Materi video streaming kurang memenuhi kualitas gambar yang baik, namun jika memiliki nilai berita (news value) yang tinggi, maka gambar streaming tersebut juga perlu disimpan, terlebih jika master shootingnya sudah tidak ada atau tidak dikirim ke Jakarta, demikian juga dengan video amatir. Seperti penutusan Budiyanto, Kepala Desk Camera Person dibawah ini. Sepanjang memenuhi standar teknis, jurnalistik, kreatif dan gambarnya memiliki struktur yang bagus tetap layak disimpan sebagai dokumentasi apalagi memiliki news value yang sangat tinggi.80
Hal ini juga dibenarkan oleh Nurudin, Head of News Library Metro TV, dibawah ini. Gambar yang diterima baik dari daerah maupun luar negeri, prinsipnya akan disimpan jika memiliki nilai dokumentasi dan copy
79
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Camera Person, Budiyanto, 10 Oktober 2013, pukul 12:05 WIB 80 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Camera Person, Budiyanto, 10 Oktober 2013, pukul 13:05 WIB
88
right milik Metro TV. Demikian juga dengan video amatir, akan menjadi hak metro tv jika sudah ditayangkan.81
Proses pengiriman gambar dari luar kota atau pun luar negeri dilakukan berdasarkan kondisi di lapangan, antara lain dapat dikirim secara fisik, artinya media perekam dikirim langsung ke Jakarta, jika tidak ada akses teknologi disekitar lokasi. Dapat melalui streaming menggunakan akses internet, melalui feeding via SNG (satellite news gathering) atau melalui provider asing, seperti Reuters, APTN, dll. Metro TV juga sering menggunakan
peralatan mobile unit seperti BGAN
(broadband global area network), Thuraya serta Feeding via TVU, unit mobile dengan akses data internet. Dari semua proses pengiriman gambar tersebut diatas, kualitas gambar dari feeding lewat satelit, lebih baik dibandingkan yang lain. Seperti dijelaskan Budiyanto, Kepala Desk Camera Person berikut ini. Pengiriman gambar bisa dilakukan melalui tahapan yang dimungkinkan sesuai kondisi lokasi peliputan. Dikirim secara fisik, maksudnya media rekam dikirim langsung ke Jakarta, kalau tidak ada akses teknologi di sekitar lokasi peliputan yang mendukung. Kemudian Dikirim via streaming melalui akses internet ( FTP). Feeding melalui SNG (satellite news gathering) atau melalui provider asing ( Reuters, APTN dll). Menggunakan peralatan mobile unit seperti BGAN (broadband global area network), Thuraya. Feeding via TVU unit mobile dengan akses data internet. Feeding via MPLS menggunakan media fiber optic (FO). Sejauh ini, secara kualitas, masih unggul dengan menggunakan SNG (satellite news gathering), namun pada kondisi tertentu dengan media lain kualitas audio-video juga bagus.82
81
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 16:05 WIB 82 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Camera Person, Budiyanto, 10 Oktober 2013, pukul 13:10 WIB
89
Untuk menyimpan semua materi audio visual di News Library, Metro TV mengggunakan sistem penyimpanan berkapasitas besar (mass storage) yang dapat menyimpan program audio visual dengan kapasitas sampai order ratusan gigabyte yang setara dengan program beberapa minggu siaran. Mass storage ini berada pada pusat sistem penyimpanan yang dikenal juga sebagai server . Sistem mass storage ini digunakan dalam sistem automasi penyiaran. Materi audio visual yang disimpan di News Library adalah master edit dan master shooting. Untuk materi master edit dan master shooting
atau dokumentasi yang tingkat pemakaiannya sudah jarang,
disimpan di Deep Storage berupa LTO (Linear Open Tape). LTO ini berupa pita magnetis berbentuk cartright, satu cartright memiliki kapasitas 1,5 TB ( 1500 GB) native atau 3,0 TB (compressed), atau durasinya setara dengan 500 jam. LTO ini dikelola dengan data base LMS, juga sistem penelusurannya. Seperti disampaikan Nurudin, Head of News Library, berikut ini. Mass storage di News Library Metro TV menggunakan Near-line storage menggunakan server dan Deep storage menggunkan LTO (Linear Open Tape). LTO Ultrium 5 ini berupa pita penyimpanan data magnetik, dengan kapasitas 1,5 TB (1500 GB) native atau 3,0 TB (compressed), atau durasinya setara dengan 500 jam satu cartridge. Mulai januari 2013 semua master edit sudah dalam bentuk file digital dan sebagian sudah dimasukkan ke dalam LTO.83
4.2.4
Penerapan teknologi informasi di News Library Metro TV Teknologi informasi di Perpustakaan digunakan sebagai sistem informasi
Manajemen Perpustakaan. 83
Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 16:10 WIB
90
sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik, dan sebagainya. Perpustakaan yang sudah menerapkan teknologi dalam sistem informasi perpustakaannya disebut digital Library. News Library Metro TV sudah sejak awal menerapkan teknologi informasi sebagai sistem informasi manajemen perpustakaannya. Dalam hal Pengadaan kaset, investarisasi, katalogisasi data isi kaset, sirkulasi peminjaman dan pengembalian kaset dan memory card, serta keanggotaan menggunakan teknologi barcode system. Seperti dijelaskan Nurudin dibawah ini. News Library Metro TV sudah sejak awal menggunaka teknologi informasi dalam pengelolaan maupun manajemen perpustakaan. Kita sejak awal sudah menggunakan teknologi barcode untuk kaset yang jumlahnya ribuan. Teknologi barcode ini sangat mendukung unsur kecepatan yang dibutuhkan di dunia broadcast, terlebih Metro TV adalah televisi news 24 jam, dimana unsur kecepatan sangat diperlukan.84
Teknologi barcode system ini, digunakan untuk pengelolaan materi, mulai dari penerimaan kaset dan memory card dari departemen General Affairs (GA), diregistrasi ke dalam sistem BLS untuk kaset dan ELS untuk Memory Card dan Eksternal Harddisk. Sirkulasi peminjaman dan pengembalian menggunakan kedua sistem data base tersebut. Demikian juga keanggotaan, tidak semua karyawan dapat
84
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 14:25 WIB
91
meminjam, hanya namanya yang terdaftar di sistem data base yang diperbolehkan meminjam. Seperti yang dikatakan Nurudin dibawah ini. Semua materi kaset dan memory card maupun eksternal harddisk diterima dari departemen General Affairs (GA), kemudian didata ke dalam sistem data base kita, untuk kaset menggunakan BLS sedangkan untuk memory card dan eksternal harddisk menggunakan ELS (elektronic library system). Memory card hanya sirkulasi saja di ELS, sedangkan untuk pencarian gambar atau audio visualnya terpisah di data base LMS (Library Management System). Tidak semua karyawan dapat meminjam, hanya yang namanya terdaftar saja yang diperbolehkan meminjam baik kaset maupun memory card.85
Sedangkan proses atau sistem penerimaan materi liputan dimulai dari reporter meminjam kaset ataupun memory card ke bagian Layanan News Library, ID card diregistrasi ke sistem data base, reporter menandatangani struk peminjaman sebagai bukti telah meminjam, sepulang dari liputan, reporter diwajibkan untuk melakukan ingest atas materi liputan mereka di ruang ingest, kemudian mengembalikan lagi memory card ke bagaian Layanan, dengan menyertai shotlist dari liputan mereka, kemudian diregistrasi pengembalian, reporter mendapatkan struk pengembalian, dengan tanda tangan staf layanan, sebagai bukti telah mengembalikan memory card yang mereka pinjam. Hal ini sangat penting, mengingat jika mereka tidak mengembalikan
dalam jangka waktu tertentu,
nama mereka terblokir secara
otomotis, tidak dapat meminjam atau jika mereka keluar atau resign dari Metro TV, mereka harus bersih atau bebas dari peminjaman apapun, atau mereka dikenakan
85
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 14: 30 WIB
92
pemotongan gaji. Berikut dibawah ini penjelasan rinci dari Nurudin, Head of News Library. Pertama, reporter meminjam memory P2 atau SD Card sesuai dengan assignment dari Korlip (koodinator liputan) ke ruangan Layanan News Library dengam membawa ID Card, dilakukan registrasi peminjaman dengan sistem data base ELS (electronic library system), reporter menerima memory card beserta struk bukti peminjaman. Sepulang liputan, camera person atau reporter melakukan ingest materi liputan mereka di ruang ingest, setelah itu memory card dikembalikan lagi ke News Library, dilakukan proses pengembalian pada sistem data base ELS, reporter menerima struk tanda pengembalian sebagai bukti pengembalian. Struk ini penting untuk disimpan karena staf layanan tidak menerima complain jika tidak membawa struk pengembalian. Dan jika reporter masih memiliki hutang peminjaman P2 dan SD card, maka sistem akan memblokir nama mereka dan tidak bisa meminjam. Bahkan jika belum mengembalikan dalam jangka waktu tertentu, mereka akan dikenakan pemotongan gaji. Peminjaman juga dibatasi hanya 2 buah untuk liputan reguler, kecuali liputan khusus atau liputan luar kota, harus dilampiri memo dari produser terkait. Kemudian materi tersebut di transfer ke temporary server, disimpan selama 15 hari, selanjutnya diseleksi berdasarkan news value dan visual value, dilakukan editing (pemotongan bagian-bagian penting untuk disimpan), kemudian di upload ke data base LMS, dibuat katalog dan indeksnya, baru data bisa di publish ke user, artinya data bisa diakses dan digunakan oleh user, dalam hal ini seluruh pengguna data base LMS.86
Sedangkan materi liputan dari kontributor Jakarta, diterima langsung dari messenger masing-masing kontributor, kemudian di entri data oleh staf Layanan News Library, materi dari koresponden daerah diterima melalui streaming dengan
86
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 14:00 WIB
93
ketentuan nilai beritanya sedang, bila tinggi maka harus di feeding. Materi dari biro diterima melalui feeding satelit. Seperti dituturkan Nurudin dibawah ini. Sedangkan penerimaan materi dari kontributor Jakarta diterima langsung dari messenger masing-masing kontributor, sedangkan koresponden daerah diterima melalui streaming. Materi dari biro diterima melalui feeding setelah proses produksi selesai. Selanjutnya dilakukan proses pendataan dari materi liputan tersebut.87
Materi liputan memory card P2 dan SD card ditransfer ke temporary storage, disimpan selama 15 hari (2 minggu), selanjutnya diseleksi dan diedit menggunakan software editing Final Cut Pro, demikian juga dengan materi feeding dari biro, sedangkan materi dari kontributor, master shootingnya disimpan untuk sementara waktu, selanjutnya semua materi ini di upload ke dalam data base LSM untuk diisi meta datanya (katalogisasi dan indeks). Berikut penjelasan dari Nurudin, head of News Library Metro TV. Untuk materi liputan menggunakan P2 dan SD Card di transfer ke temporary storage, disimpan selama 15 hari, selanjutnya diseleksi dan diedit (jika perlu), kemudian di up-load kedalam data base LMS, (library manajement system), kemudian dilakukan entri data dari dokumen tersebut. Materi feeding, langsung diseleksi, jika dinilai layak untuk disimpan maka di up-load kedalam LMS, setelah itu memasukkan meta data dokumen. Materi liputan kontributor, disimpan untuk sementara waktu, ditayangkan selanjutnya disimpan master editnya, kemudian di up-load ke dalam LMS setelah itu memasukkan meta data dokumen.88
87
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 14:10 WIB 88 Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 16:15 WIB
94
Tidak semua materi liputan (master shooting) disimpan seterusnya, kecuali master edit, dilakukan seleksi berdasarkan kaidah-kaidah teknis dan peristiwa atau stock shot yang benar-benar memiliki news value dan visual value yang tinggi. Seleksi perlu dilakukan karena keterbatasan ruang penyimpanan, tidak seluruh materi liputan memiliki nilai dokumentasi, juga efisiensi biaya perawatan. Harus selektif dalam memilih gambar untuk dokumentasi, agar efektif dan efisien, karena media penyimpanan sudah berbasis server. Seperti penyataan Nurudin di bawah ini. Materi liputan/master shooting tidak seluruhnya disimpan tetapi dilakukan seleksi, hanya materi liputan yang memiliki news value dan visual value yang tinggi maka akan disimpan. Seleksi perlu dilakukan karena keterbatasan ruang penyimpanan, tidak seluruh materi liputan memiliki nilai dokumentasi, efisiensi biaya perawatan.89 Hal ini juga dibenarkan oleh Budiyanto, Kepala Desk Camera Person, dibawah ini. Master shooting yang sudah diseleksi detail shotnya sesuai kaidahkaidah teknis dan lainnya agar lebih efektif dan efisien. Apalagi saat ini menggunakan media penyimpan digital, harus lebih selektif lagi dalam pemilihan gambar untuk disimpan sebagai dokumentasi, karena sudah berbasis server.90 Awalnya kegiatan seleksi materi master shooting ini dikerjakan oleh bagian Pengolahan News Library, namun untuk pengembangan Departemen News Services, dibentuk unit Visual Inspector yang bertugas menyeleksi semua materi master shooting yang disimpan untuk dokumentasi. Namun, karena keterbatasan SDM
89
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 14:48 WIB 90 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Camera Person, Budiyanto, 10 Oktober 2013, pukul 13:25 WIB
95
(sumber daya manusia), sebagian masih dikerjakan oleh bagian pengolahan, terutama materi memory card P2. Seperti dijelaskan Nurudin berikut ini. Pada awalnya yang melakukan seleksi adalah staf Pengolahan News Library, selanjutnya untuk pengembangan karier dan pengembangan organisasi maka Manager News Services dibantu dengan Section Head News Library membentuk unit kerja baru yang dinamakan Visual Inspector. Unit inilah yang kelak bertanggung jawab terhadap seleksi materi master shooting yang perlu disimpan.91
Dalam mengelola materi analog (kaset) dan file digital,
News Library
memiliki data base terpisah. Untuk materi berbentuk kaset, menggunakan data base BLS (Broadcast Library Sytem) termasuk sirkulasi dan penelurusan (retrieval) datanya. Sedangkan untuk materi memory card dan external harddisk menggunakan data base ELS (Electronic Library System) untuk sirkulasi peminjaman dan pengembalian. Sedangkan untuk penelurusan (retrieval) file digital menggunakan LMS (Library Management System). Sistem digital Library
dibangun untuk
memudahkan tim redaksi dalam mengakses data audio visual ke pangkalan data News Library. Seorang produser tidak perlu lagi datang ke Library untuk mengambil kaset dokumentasi untuk meminta gambar, karena sudah dapat melihat (preview) di data base LMS yang tersedia di news room, tinggal pilih mau dikirim ke news room system (dalet) atau ke ruang editing. Lebih mudah, cepat dan praktis.
Seperti
dijelaskan oleh Nurudin, Head of News Library Metro TV dibawah ini. Kenapa terpisah, karena untuk memudahkan dan kepraktisan saja, kaset kan sudah ada sejak awal, kemudian sirkulasi dan penelusuran 91
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 14:50 WIB
96
datanya juga ada di data base yang sama yaitu BLS, sedangkan memory card dan eksternal harddisk dibuatkan data base baru, yaitu ELS karena untuk kepraktisan saja. Kenapa dibuat data base LMS untuk file digital karena mengikuti perkembangan teknologi, Metro TV saat itu mulai beralih ke sistem digital terutama untuk liputan, dan akan meninggalkan kaset, jadi dibuatlah data base yang sesuai dengan kebutuhan file digital, bisa langsung preview, pilih gambar dan kirim ke news room system (dalet). Lebih cepat dan praktis92.
Semua sistem memiliki kekurangan dan kelebihan, demikian juga dengan sistem analog dan digital. Kekurangan sistem analog adalah katalog terpisah dengan dokumen, diperlukan alat bantu VTR (Video Tape Recorder) untuk preview dokumen, dibutuhkan ruang penyimpanan yang besar dan lemari penyimpanan khusus dan bertambah setiap tahunnya. Biaya perawatan tinggi (AC dan Humidifier), rentan terjadi kerusakan pada pita kaset, lembab, jamur, mengakibatkan pita lengket. Sedangkan kelebihan dari sistem analog adalah investasi relatif murah, mobilitas dokumen lebih flexible. Berikut penjelasan dari Nurudin, Head of News Library Metro TV. Kekurangan sistem analog adalah katalog terpisah dari dokumen, diperlukan alat bantu VTR untuk preview dokumen, dibutuhkan ruang penyimpanan yang besar dan lemari penyimpanan bertambah setiap tahunnya. Biaya perawatan tinggi (AC dan Humidifier), scrats (kerusakan) pada gambar rentan terjadi. Lembab, jamur mengakibatkan pita lengket. Sedangkan kelebihan dari sistem analog adalah investasi relatif murah, mobilitas dokumen lebih flexible.93
92
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 2 Oktober 2013, pukul 14:41 WIB 93 Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 4 Oktober 2013, pukul 15:00 WIB
97
Menurut, Nurudin, kelemahan sistem digital adalah investasi awal tinggi (mahal), karena harus membeli server dan mass storage LTO (Linear Open Tape) yang harganya cukup mahal,
SDM (Sumber Daya Manusia) harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan khusus, bergantung pada sistem jaringan untuk akses data, jika jaringan sedang sibuk, pengiriman dan pencarian data menjadi lambat serta jika sistem atau server hang (rusak) maka data tidak bisa diakses.
Sedangkan
kelebihan sistem digital adalah katalog menyatu dengan dokumen, dapat langsung di preview, online system, tidak diperlukan lemari penyimpanan yang besar dan khusus, biaya perawatan relatif kecil, kerusakan pada gambar dapat diminimalisir. Berikut selengkapnya penjelasan dari Nurudin dibawah ini. Sedangkan sistem digital , investasi awal tinggi karena harus beli server dan LTO yang harganya cukup mahal. SDM (sumber daya manusia) harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus. Bergantung dari sistem jaringan untuk akses, kalau jaringan sedang sibuk, pengiriman dan pencarian terkadang lambat dan kalau server hang maka data tidak dapat diakses. Sedangkan kelebihan sistem digital yaitu katalog menyatu dengan dokumen, dapat langsung di preview, online system, tidak diperlukan lemari penyimpanan, biaya perawatan relatif kecil, scrats atau kerusakan pada gambar dapat diminimalisir. 94
Sistem digital library menggunakan server dan online system, sangat mendukung pekerjaan produser dalam memproduksi berita, lebih mudah dan cepat. Terlebih Metro TV memiliki program berita 24 jam, yang sangat mengandalkan unsur kecepatan. Disamping itu, infrastruktur di Metro TV juga sudah mendukung 94
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 4 Oktober 2013, pukul 15:15 WIB
98
sistem tapeless (tanpa kaset) ini. Sistem file digital ini juga mudah digunakan, meski jarak jauh
bisa dikirim via email selama terkoneksi dengan internet. Seperti
penuturan Ade Firman, Senior Produser Ekonomi dan Bisnis, dibawah ini. File terpusat atau server tentu saja, karena sistemnya sudah online, kita tinggal pilih mana gambar yang kita inginkan, preview, kemudian kirim ke dalet atau ruang edit. Lebih mudah dan cepat. Ini sangat pendukung pekerjaan produser dalam memproduksi berita, terlebih Metro TV adalah TV berita 24 jam, yang sangat mengandalkan kecepatan dalam penyiaran beritanya. Semuanya harus serba cepat. Karena harus disesuaikan dengan infrastuktur produksi berita yang dimiliki suatu stasiun televisi (editing dan perangkat siar). Untuk saya pribadi lebih baik file dibanding kaset, karena infrastruktur Metro TV sudah mendukung sistem tapeless alias tanpa kaset. File juga mudah digunakan, meski jarak jauh file bisa dikirim dengan email dan bisa edit dimanapun berada selama terkoneksi internet.95 Menurut Ade Firman, sistem digital di News Library Metro TV sudah cukup bagus, karena materi-materi liputan terbaru dan satu tahun terakhir sudah berbentuk file digital dan bisa diakses secara online, ini sangat mempermudah produser dalam bekerja. Dengan sistem digital, seorang produser tidak perlu lagi
mondar-mandir
dari News Room atau dari ruang editing ke News Library untuk meminta dan meminjam kaset, belum lagi jika gambar yang diambil salah, maka harus kembali lagi ke Library, dalam sehari bisa beberapa kali bolak balik, ini tentu sangat memakan waktu dan melelahkan tentu saja. Produser dapat mencari sendiri gambar yang diinginkan, bisa langsung preview, kemudian kirim ke dalet (newsroon system) atau pun ruang editing. Berikut dibawah ini tanggapan Ade Firman, Produser Senior
95
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Bidang Ekonomi dan Bisnis, Ade Firman, 7 Oktober 2013, pukul 13:27 WIB
99
Ekonomi dan Bisnis tentang sistem file digital yang digunakan di News Library Metro TV. Ya sudah lumayan bagus, karena materi-materi terbaru dan satu tahun terakhir sudah bisa di akses dari news room, dan sudah berbentuk file digital, sangat memudahkan dalam proses produksi berita, dan yang penting lebih cepat diakses dibandingkan dulu masih memakai kaset. Dulu ketika masih menggunakan kaset, kita harus bolak balik dari news room ke library hanya untuk mengambil satu materi stock shot misalnya soal peti kemas, dan tentu ini memakan waktu tentu saja. Sementara televisi berita berkejaran dengan waktu, tenggat waktu/deadline sangat ketat. Sedangkan sistem sekarang dengan file digital, bisa mencari sendiri di news room, tersedia komputer khusus untuk mencari gambar, terkoneksi dengan sistem data base News Library, bisa langsung preview, bisa pilih mau dikirim ke mana, ruang edit atau dalet sistem, kemudian request ke Library, tunggu sebentar, kiriman gambar akan tiba, jauh lebih mudah saya rasa.96 Ade Firman juga memberikan masukan dan saran untuk sistem digital library Metro TV, agar meningkatkan kapasitas server dan memory supaya pencarian dan pengiriman file lebih cepat lagi. Beliau juga memiliki harapan digital library audio visual masa depan menggunakan sistem server global, bisa diakses via internet, sehingga dimanapun jurnalis berada dapat mengakses gambar dokumentasi dengan mudah dan cepat untuk keperluan editing berita. Berikut penuturan Ade Firman. Digital library audio visual masa depan, menurut saya menggunakan sistem server global, bisa diakses via internet dimanapun jurnalis membutuhkan gambar dokumentasi untuk keperluan editing berita. Saya rasa teknologi masa depan juga akan lebih canggih lagi, termasuk teknologi di bidang broadcasting.97
96
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Bidang Ekonomi dan Bisnis, Ade Firman, 7 Oktober 2013, pukul 13:41 WIB 97 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desk Bidang Ekonomi dan Bisnis, Ade Firman, 7 Oktober 2013, pukul 14:12 WIB
100
4.2.5
Manajemen Perpustakaan di News Library Metro TV Sebagai mana unit dari sebuah departemen di satu perusahaan, News Library
juga menerapkan sistem manajemen dalam pelaksanaan operasional kerjanya, untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Manajeman perpustakaan adalah sistem aktivitas perpustakaan yang dilaksanakan dengan atau melalui tenaga perpustakaan secara efisien untuk mencapai tujuan perpustakaan. Sistem aktivitas adalah apa yang dilakukan oleh perpustakaan untuk mencapai tujuan
perpustakaan. Jenis aktivitas perpustakaan antara lain,
pengadaan bahan pustaka, pengolahan, penyimpanan, retrieval dan layanan data base. Fungsi manajemen perpustakaan adalah apa yang dilakukan oleh pustakawan dalam
melaksanakan
Perencanaan (Planning),
manajemen
perpustakaan.
Fungsi
manajemen
adalah
Pengoranisasian (Organizing), Penggerakan (Actuating)
dan pengontrolan (Controlling) atau dikenal dengan istilah POAC. Fungsi Manajemen juga diterapkan di News Library Metro TV, mencakup : 1. Perencanaan (Planning) Ada beberapa yang telah dan akan masuk dalam perencanan tim News Library. Ada Rencana jangka panjang dan jangka pendek. Rencana jangka pendek, pembuatan dan pengembangan aplikasi software LMS (pangkalan data) untuk digital library, dan alih media dari sistem analog (kaset) ke sistem digital (file base) atau digitalisasi. Rencana jangka panjang melakukan sinergi News Library dengan Metrotvnews.com, website milik Metro TV dan Media Indonesia, melakukan publish dokumen di dunia maya melalui website
101
tersebut
dan
pembuatan
Indonesia
Document
Video
Portal
(Pusat
dokumentasi video tentang Indonesia). Seperti dituturkan Nurudin, Head of News Library dibawah ini. Perencanaan, ada rencana jangka panjang dan jangka pendek. Rencana jangka pendek mencakup pembuatan dan pengembangan aplikasi software LMS (data base) dan alih media dari analog ke digital. Sedangkan rencana jangka panjang Sinergi News Library dan Metrotvnews.com (publish dokumen) dan pembuatan Indonesia Docoment Video portal (Pusat dokumentasi video tentang Indonesia).98 2. Pengorganisasian (Organizing) News Library dipimpin oleh seorang kepala, yaitu Head of News Library, dibawahnya ada dua orang koordinator, yaitu koordinator Layanan dan Koordinator Pengolahan dan Index, kemudian staf bagian layanan dan staf bagian pengolahan masing-masing berjumlah 8 orang. Mereka bekerja dalam sistem shift, dibagi ke dalam tiga shift yaitu pagi, siang dan malam. Setiap bagian mempunyai job description (deskripsi kerja) masing-masing. Bagian layanan bertugas melayani sirkulasi peminjaman dan pengembalian memory card, eksternal harddisk, kaset dan riset audio visual dokumentasi. Sedangkan bagian
Pengolahan
bertugas
melakukan
kompilasi
master
shooting
menggunakan peralatan editing (Final Cut Pro) dan melakukan entri data (kataloging dan indeks) ke pangkalan data (data base). Penempatan SDM
98
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 4 Oktober 2013, pukul 15:30 WIB
102
(Sumber Daya Manusia) disesuaikan dengan kompetensi masing-masing SDM. Seperti dikatakan Nurudin dibawah ini. Sedangkan Pengorganisasian menempatkan orang-orang yang tepat di setiap posisi masing-masing bagian, seperti bagian layanan, pengolahan dokumen yang mencakup kataloging atau meta data untuk dokumen, indexing, klasifikasi dokumen, dll.99
3. Penggerakan (Actuating) Memberikan pengarahan kepada setiap bagian baik bagian layanan maupun pengolahan untuk
maksimal dalam bekerja dan mendapatkan hasil yang
memuaskan user dalam memperoleh data/informasi yang dibutuhkan. Penentuan urgensi input data-data penting yang harus segera diolah. Memberi motivasi kepada staf untuk bekerja dengan baik dan sesuai SOP (Standart Operational Procedure), karena setiap pekerjaan mereka akan diberi nilai dalam bentuk poin. Berikut penuturan Nurudin dibawah ini. Memberikan pengarahan dan motovasi kepada setiap staf, baik bagian Layanan maupun bagian Pengolahan, untuk selalu bekerja dengan baik sesuai SOP, memberikan Layanan terbaik kepada user yang membutuhkan atau mencari gambar. Karena setiap pekerjaan mereka akan diberi nilai dalam bentuk poin, data dikolek dari data base LMS, semua pekerjaan ada nilainya.100
99
Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 4 Oktober 2013, pukul 15:20 WIB 100 Berdasarkan hasil wawancara dengan Head of News Library, Nurudin S. Harsono, 4 Oktober 2013, pukul 15:25 WIB
103
4. Pengontrolan (Controling) Pengawasan, meliputi pemeriksaan audio visual hasil kompilasi dari staf pengolahan dan memastikan pekerjaan semua staf sesuai dengan kaidahkaidah yang ditentukan.
Pemeriksaan katalog atau meta data dokumen
sebelum di publish kepada user. User dalam hal ini adalah pengguna yaitu redaksi khususnya.
Pengawasan juga dilakukan terhadap kinerja masing-
masing staf News Library, agar
bekerja sesuai dengan SOP (Standart
Operational Procedure). Dan setiap tiga bulan ada penilaian dari kinerja masing-masing staf.
Berikut penjelasan dari Nurudin, Head of News
Library. Pemeriksaan hasil kerja dari staf pengolahan berupa kompilasi master shooting, apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan bersama. Demikian juga dengan staf Layanan, benar-benar harus teliti dalam bekerja, jangan sampai terjadi kesalahan dalam memberikan P2 card, misalnya, harus diperiksa kelengkapannya. Pemeriksaan katalog dan meta data dokumen sebelum di publish ke user. Pengawasan juga dilakukan terhadap kinerja masing-masing staf, karena setiap tiga bulan sekali ada penilaian dan ini menjadi acuan untuk kenaikan gaji dan perolehan bonus tahunan. Jadi cukup ketat dalam hal pengawasan.
4.3
Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, banyak informasi
yang didapat dari para informan terutama key informan yaitu Nurudin S. Harsono, sebagai Head of News Library, dimana penggunaan teknologi dalam manajeman materi audio visual, sangat menunjang dan mempermudah tim redaksi dalam bekerja, mulai dari pra produksi, proses produksi maupun pasca produksi. Hal ini juga
104
dibenarkan oleh informan kedua yaitu Ade Firman, Produser Senior Ekonomi dan Bisnis, sebagai user (pengguna) dari materi audio visual yang dikelola oleh News Library. Audio visual merupakan salah satu ciri atau karakteristik media televisi. Setiap jurnalis televisi harus mampu membuat berita berdasarkan gambar yang dimiliki. Naskah tidak perlu panjang-panjang karena bahasa televisi adalah bahasa gambar, biarkan gambar bercerita kepada pemirsa. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Karena sifatnya yang audiovisual itu, maka acara siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta (still picture), maupun rekaman peristiwa yang menjadi topik berita, juga agar penonton memperoleh gambaran yang lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita. Terlebih lagi bila kualitas rekamannnya baik, serta moment pengambilannya tepat, seolah-olah pemirsa melihat langsung peristiwa tersebut. Berita jatuhnya pesawat terbang, tabrakan mobil secara beruntun, atau penangkapan penyeludup obat terlarang, bahkan peristiwa perang dan lain-lain, merupakan unsur paling menarik dari acara siaran berita televisi, karena peristiwa tersebut tidak direncanakan. Audio visual atau gambar diambil oleh seorang juru kamera berdasarkan penugasan. Gambar yang diambil oleh juru kamera ini, selain berupa peristiwa, ada juga yang gambar umum yang digunakan sebagai stock shot, yang sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai gambar penunjang untuk berita. Seperti gambar pasar,
105
pelabuhan, petikemas, suasana bank, rumah sakit, sekolah dan lain-lain. Untuk berita ekonomi, sering sekali menggunakan gambar stock shot dokumentasi, seperti kenaikan nilai dolar terhadap rupiah, kenaikan harga beras. Gambar-gambar yang diambil juru kamera ini harus dikelola dengan manajemen yang baik. agar mudah dicari dan ditemukan oleh semua unit yang membutuhkan. Demikian juga unit News Library Metro TV, unit yang mengelola dan menyimpan materi audi visual di departemen Redaksi Metro TV. Materi audio visual yang diambil oleh seorang juru kamera harus memenuhi beberapa kriteria, seperti fokus (gambar harus tajam tidak blur), irish (terang tampak alamiah), shot size (ukuran gambar), komposisi gambar, stabil, tidak goyang, gerakan kamera kalau diperlukan, continuity (kesinambungan gambar), motivasi atau alasan yang kuat. Hal ini juga berlaku di Metro TV, seorang juru kamera harus memenuhi kualitas yang seperti disebutkan diatas. Memiliki unsur-unsur jurnalistik, kreatif, inovatif dan estetika secara visual. Kaidah visual yang terstruktur. Seorang juru kamera juga diwajibkan membuat shotlist dari gambar yang mereka rekam, gunanya untuk membantu reporter, editor dan produser mencari shotshot terbaik untuk kepentingan program dan mempermudah sistem penyimpanan dan pencarian shot-shot secara detail. Seorang juru kamera di Metro TV haruslah memenuhi kualitas gambar yang sesuai dengan standar Metro TV, jika tidak maka juru kamera tersebut diberi sanksi, teguran dan pembinaan. Media televisi yang menayangkan program 24 jam sehari, seperti Metro TV, sangat banyak memiliki materi audio visual yang merupakan output atau pun karya
106
jurnalistik televisi yang harus disimpan, diolah dan diberdayakan sebagai sebuah aset yang sangat bernilai dan berdaya guna. Manajeman penyimpanan dan pemeliharan materi audio visual di News Library Metro TV sejak awal berdiri telah memanfaatkan teknologi dalam operasional kerjanya. Mulai pengadaan materi media perekam, sirkulasi dan penelusuran materi audio visual itu sendiri, memudahkan proses kerja pengelolaan materi berita. News Library Metro TV memiliki banyak sekali media perekam dalam bentuk kaset, terutama dokumentasi audio visual sebelum tahun 2010. Metro TV menggunakan media perekam dalam bentuk kaset DVC Pro sejak awal berdiri tahun 2000 sampai dengan tahun 2010. Kaset-kaset ini disimpan di rak khusus dengan sistem tertentu, sementara data dari isi kaset tersebut dimasukkan ke dalam sistem data base BLS (Broadcast Library System). Media penyimpan berbentuk kaset ini nantinya akan dialihmediakan atau didigitalisasi menjadi bentuk file, sehingga memudahkan untuk pencariannya. Beberapa peristiwa penting sudah mulai dipindahkan ke dalam bentuk file, seperti peristiwa Tsunami Aceh, ledakan bom yang terjadi diberbagai daerah, dll. Materi dalam bentuk kaset ini tidak semua isinya dialihmediakan menjadi file digital, tapi diseleksi berdasarkan peristiwa yang dianggap penting. Hal ini mengingat jumlah materi kaset yang dimiliki Metro TV sangat banyak mencapai ribuan kaset. Jika semuanya disimpan dalam bentuk file digital tentu akan sangat memakan waktu, tenaga dan biaya.
107
Pemeliharan file digital yang tersimpan di dalam Server (Near-line storage) dan Deep Storage berbentuk LTO (Linear Open Tape) menjadi tanggung jawab Departemen IT (Information Technologie) MetroTV. File digital yang berisi dokumentasi master edit dan master shooting ini dikelola dengan data base LMS (Library Management System). Penelusuran data dokumen dapat dilakuka secara online terhubung ke news room dan ruang editing. Materi dapat di preview dan bisa langsung dikirim ke news room system (Dalet) dan ruang editing. Seiring dengan perkembangan teknologi penyiaran, Metro TV mulai menggunakan media perekam digital untuk peliputan berupa memory card mulai tahun 2010, meskipun sistem penyiaran secara umum sejak awal berdiri
sudah
berbasis server. Memory card yang digunakan adalah Memory Card P2 sesuai dengan jenis kamera yang digunakan yaitu merk Panasonic P2 dan SD Card untuk jenis kamera merk Sony. Media penyimpan digital lebih mudah dan praktis, kualitasnya juga bagus, mudah diintegrasikan ke media lain. Selain memiliki keunggulan praktis dan terjaga kualitasnya, P2 Card, SD dan Express card ini memiliki kelemahan, hanya bisa digunakan pada unit kamera sejenis. Beberapa jenis media perekam berbasis file digital yang digunakan di Metro TV adalah memory card P2 16 GB (Gigabyte) setara dengan durasi 30 menit dan 32 GB setara dengan durasi 60 menit atau satu jam, sedangkan SD Card menggunakan 16 GB. Biasanya media perekam jenis ini digunakan untuk liputan regular, dalam kota, maupun luar negeri. Untuk liputan luar kota atau luar negeri, biasanya tim redaksi yang berangkat akan dilengkapi dengan satu buah eksternal harddisk,
108
gunanya untuk mentransfer materi master shooting jika memory card yang tersedia sudah tidak mencukupi. Sedangkan liputan yang berdurasi panjang, Metro TV juga menggunakan Citidisk HD, yaitu kamera yang dilengkapi dengan eksternal harddisk yang tersambung ke kamera atau istilahnya kamera harddisk. Harddisk kamera 98 GB ini memiliki durasi 500 menit atau sekitar 9 jam dengan format movie kualitas broadcast. Selain materi liputan dalam kota (Jakarta dan sekitarnya), News Library juga menerima materi dari luar kota yang diperoleh dari koresponden di daerah yang dikirim melalui streaming dan dari beberapa biro Metro TV melalui feeding satelit. Materi video streaming kurang memenuhi kualitas gambar yang baik, namun jika memiliki nilai berita (news value) yang tinggi, maka gambar streaming tersebut juga perlu disimpan, terlebih jika master shootingnya sudah tidak ada atau tidak dikirim ke Jakarta, demikian juga dengan video amatir. Proses pengiriman gambar dari luar kota atau pun luar negeri dilakukan berdasarkan kondisi di lapangan, antara lain dapat dikirim secara fisik, artinya media perekam dikirim langsung ke Jakarta, jika tidak ada akses teknologi disekitar lokasi. Dapat melalui streaming menggunakan akses internet, melalui feeding via SNG (satellite news gathering) atau melalui provider asing, seperti Reuters, APTN, dll. Metro TV juga sering menggunakan
peralatan mobile unit seperti BGAN
(broadband global area network), Thuraya serta Feeding via TVU, unit mobile dengan akses data internet. Dari semua proses pengiriman gambar tersebut diatas, kualitas gambar dari feeding lewat satelit, lebih baik dibandingkan yang lain.
109
Untuk menyimpan semua materi audio visual di News Library, Metro TV menggunakan sistem penyimpanan berkapasitas besar (mass storage) yang dapat menyimpan program audio visual dengan kapasitas sampai order ratusan gigabyte yang setara dengan program beberapa minggu siaran. Mass storage ini berada pada pusat sistem penyimpanan yang dikenal juga sebagai server . Sistem mass storage ini digunakan dalam sistem automasi penyiaran. Materi audio visual yang disimpan di News Library adalah master edit dan master shooting. Untuk materi master edit dan master shooting
atau dokumentasi yang tingkat pemakaiannya sudah jarang,
disimpan di Deep Storage berupa LTO (Linear Open Tape). LTO ini berupa pita magnetis berbentuk cartright, satu cartright memiliki kapasitas 1,5 TB ( 1500 GB) native atau 3,0 TB (compressed), atau durasinya setara dengan 500 jam. LTO ini dikelola dengan data base LMS, juga sistem penelusurannya. News Library Metro TV sudah sejak awal menerapkan teknologi informasi sebagai sistem informasi manajemen perpustakaannya. Dalam hal Pengadaan kaset, investarisasi, katalogisasi data isi kaset, sirkulasi peminjaman dan pengembalian kaset dan memory card, serta keanggotaan menggunakan teknologi barcode system. Teknologi barcode system ini, digunakan untuk pengelolaan materi, mulai dari penerimaan kaset dan memory card dari departemen General Affairs (GA), diregistrasi ke dalam sistem BLS untuk kaset dan ELS untuk Memory Card dan Eksternal Harddisk. Sirkulasi peminjaman dan pengembalian menggunakan kedua sistem data base tersebut. Demikian juga keanggotaan, tidak semua karyawan dapat
110
meminjam, hanya namanya yang terdaftar di sistem data base yang diperbolehkan meminjam. Sedangkan proses atau sistem penerimaan materi liputan dimulai dari reporter meminjam kaset ataupun memory card ke bagian Layanan News Library, ID card diregistrasi ke sistem data base, reporter menandatangani struk peminjaman sebagai bukti telah meminjam, sepulang dari liputan, reporter diwajibkan untuk melakukan ingest atas materi liputan mereka di ruang ingest, kemudian mengembalikan lagi memory card ke bagaian Layanan, dengan menyertai shotlist dari liputan mereka, kemudian diregister pengembalian, reporter mendapatkan struk pengembalian, dengan tanda tangan staf layanan, sebagai bukti telah mengembalikan memory card yang mereka pinjam. Hal ini sangat penting, mengingat jika mereka tidak mengembalikan
dalam jangka waktu tertentu,
nama mereka terblokir secara
otomotis, tidak dapat meminjam atau jika mereka keluar atau resign dari Metro TV, mereka harus bersih atau bebas dari peminjaman apapun, atau mereka dikenakan pemotongan gaji. Materi liputan dari kontributor Jakarta, diterima langsung dari messenger masing-masing kontributor, kemudian di entri data oleh bagian Layanan, materi dari koresponden daerah diterima melalui streaming. Materi dari biro diterima melalui feeding satelit. Materi liputan memory card P2 dan SD card ditransfer ke temporary storage, disimpan selama 15 hari (2 minggu), selanjutnya diseleksi dan diedit menggunakan software editing Final Cut Pro, demikian juga dengan materi feeding dari biro,
111
sedangkan materi dari kontributor, master shootingnya disimpan untuk sementara waktu, selanjutnya semua materi ini di upload ke dalam data base LSM untuk diisi meta datanya (katalogisasi dan indeks). Tidak semua materi liputan (master shooting) disimpan seterusnya, kecuali master edit, dilakukan seleksi berdasarkan kaidah-kaidah teknis dan peristiwa atau stock shot yang benar-benar memiliki news value dan visual value yang tinggi. Seleksi perlu dilakukan karena keterbatasan ruang penyimpanan, tidak seluruh materi liputan memiliki nilai dokumentasi, juga efisiensi biaya perawatan. Harus selektif dalam memilih gambar untuk dokumentasi, agar efektif dan efisien, karena media penyimpanan sudah berbasis server. Awalnya kegiatan seleksi materi master shooting ini dikerjakan oleh bagian Pengolahan News Library, namun untuk pengembangan Departemen News Services, dibentuk unit Visual Inspector yang bertugas menyeleksi semua materi master shooting yang disimpan untuk dokumentasi. Namun, karena keterbatasan SDM (sumber daya manusia), sebagian masih dikerjakan oleh bagian pengolahan, terutama materi memory card P2. Dalam mengelola materi analog (kaset) dan file digital,
News Library
memiliki data base terpisah. Untuk materi berbentuk kaset, menggunakan data base BLS (Broadcast Library Sytem) termasuk sirkulasi dan penelurusan (retrieval) datanya. Sedangkan untuk materi memory card dan external harddisk menggunakan data base ELS (Electronic Library System) untuk sirkulasi peminjaman dan pengembalian. Sedangkan untuk penelurusan (retrieval) file digital menggunakan
112
LMS (Library Management System). Sistem digital Library
dibangun untuk
memudahkan tim redaksi dalam mengakses data audio visual ke pangkalan data News Library. Seorang produser tidak perlu lagi datang ke Library untuk mengambil kaset dokumentasi untuk meminta gambar, karena sudah dapat melihat (preview) di data base LMS yang tersedia di news room, tinggal pilih mau dikirim ke news room system (dalet) atau ke ruang editing. Lebih mudah, cepat dan praktis.
Gambar 13 . Permintaan Materi Audio Visual sistem Analog (BLS)
Semua sistem memiliki kekurangan dan kelebihan, demikian juga dengan sistem analog dan digital. Kekurangan sistem analog adalah katalog terpisah dengan dokumen, diperlukan alat bantu VTR (Video Tape Recorder) untuk preview dokumen, dibutuhkan ruang penyimpanan yang besar dan lemari penyimpanan
113
khusus dan bertambah setiap tahunnya. Biaya perawatan tinggi (AC dan Humidifier), rentan terjadi kerusakan pada pita kaset, lembab, jamur, mengakibatkan pita lengket. Sedangkan kelebihan dari sistem analog adalah investasi relatif murah, mobilitas dokumen lebih flexible. Permasalahan yang timbul dengan menggunakan data base BLS (Broadcast Library System) adalah kaset harus diambil ke rak penyimpanan, proses transfer memerlukan waktu (real time), harus di preview, kaset rentan rusak, kualitas visual turun. Solusinya, segera dilakukan proses digitalisasi untuk dokumentasi lama dan dianggap penting dan sering dicari atau dipakai oleh jajaran redaksi. Kelemahan sistem digital adalah investasi awal tinggi (mahal), karena harus membeli server dan mass storage LTO (Linear Open Tape) yang harganya cukup mahal, SDM (Sumber Daya Manusia) harus memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus, bergantung pada sistem jaringan untuk akses data, jika jaringan sedang sibuk, pengiriman dan pencarian data menjadi lambat serta jika sistem atau server hang (rusak) maka data tidak bisa diakses. Sedangkan kelebihan sistem digital adalah katalog menyatu dengan dokumen, dapat langsung di preview, online system, tidak diperlukan lemari penyimpanan yang besar dan khusus, biaya perawatan relatif kecil, kerusakan pada gambar dapat diminimalisir. Sistem digital library menggunakan server dan online system, sangat mendukung pekerjaan produser dalam memproduksi berita, lebih mudah dan cepat. Terlebih Metro TV memiliki program berita 24 jam, yang sangat mengandalkan unsur kecepatan. Disamping itu, infrastruktur di Metro TV juga sudah mendukung
114
sistem tapeless (tanpa kaset) ini. Sistem file digital ini juga mudah digunakan, meski jarak jauh bisa dikirim via email selama terkoneksi dengan internet. Sistem digital di News Library Metro TV sudah cukup bagus, karena materimateri liputan terbaru dan satu tahun terakhir sudah berbentuk file digital dan bisa diakses secara online, ini sangat mempermudah produser dalam bekerja. Dengan sistem digital, seorang produser tidak perlu lagi
mondar-mandir dari News Room
atau dari ruang editing ke News Library untuk meminta dan meminjam kaset, belum lagi jika gambar yang diambil salah, maka harus kembali lagi ke Library, dalam sehari bisa beberapa kali bolak balik, ini tentu
sangat memakan waktu dan
melelahkan tentu saja. Tidak demikian dengan sistem digital, produser dapat mencari sendiri gambar yang diinginkan, bisa langsung preview, kemudian kirim ke dalet (newsroon system) atau pun ruang editing.
Gambar 14 . Pemintaan materi audio visual sistem digital (LMS)
115
Permasalahan yang timbul dengan data base LMS (Library Management System) atau sistem digital adalah koneksi untuk pengiriman data sering lambat, terlebih jika banyak permintaan materi audio visual di saat bersamaan (rush hour). Solusinya, koneksi jaringan harus diperbaiki, dan muatan server harus diperbesar. News Library menerapkan sistem dan fungsi manajemen dalam pelaksanaan operasional kerjanya, untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Fungsi Manajemen juga diterapkan di News Library Metro TV, meliputi Perencanaan (Planning), yang dibagi menjadi rencana jangka panjang dan jangka pendek. Rencana jangka pendek, pembuatan dan pengembangan aplikasi software LMS (pangkalan data) untuk digital library, dan alih media dari sistem analog (kaset) ke sistem digital (file base) atau digitalisasi. Rencana jangka panjang melakukan sinergi News Library dengan Metrotvnews.com, website milik Metro TV dan Media Indonesia, melakukan publish dokumen di dunia maya melalui website tersebut dan pembuatan Indonesia Document Video Portal (Pusat dokumentasi video tentang Indonesia). Sedangkan Pengorganisasian (Organizing), News Library dipimpin oleh seorang kepala, yaitu Head of News Library, dibawahnya ada dua orang koordinator, yaitu koordinator Layanan dan Koordinator Pengolahan dan Index, kemudian staf bagian layanan dan staf bagian pengolahan masing-masing berjumlah 8 orang. Mereka bekerja dalam sistem shift, dibagi ke dalam tiga shift yaitu pagi, siang dan malam. Setiap bagian mempunyai job description (deskripsi kerja) masing-masing. Bagian layanan bertugas melayani sirkulasi peminjaman dan pengembalian memory card, eksternal harddisk, kaset dan riset audio visual dokumentasi. Sedangkan bagian
116
Pengolahan bertugas melakukan kompilasi master shooting menggunakan peralatan editing (Final Cut Pro) dan melakukan entri data (kataloging dan indeks) ke pangkalan data (data base). Penempatan SDM (Sumber Daya Manusia) disesuaikan dengan kompetensi masing-masing SDM.
Gambar 15. Struktur Organisasi News Services
Penggerakan (Actuating), memberikan pengarahan kepada setiap bagian baik bagian layanan maupun pengolahan untuk maksimal dalam bekerja dan mendapatkan hasil yang dapat memuaskan user (customer satesfaction) dalam memperoleh data/informasi yang dibutuhkan. Penentuan urgensi input data-data penting yang harus segera diolah. Memberi motivasi kepada staf untuk bekerja dengan baik dan
117
sesuai SOP (Standart Operational Procedure), karena setiap pekerjaan mereka akan diberi nilai dalam bentuk poin. Pengontrolan (Controling), meliputi pengawasan, meliputi pemeriksaan audio visual hasil kompilasi dari staf pengolahan dan memastikan pekerjaan semua staf sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditentukan.
Pemeriksaan katalog atau meta data
dokumen sebelum di publish kepada user. User dalam hal ini adalah pengguna yaitu redaksi khususnya. Pengawasan juga dilakukan terhadap kinerja masing-masing staf News Library, agar bekerja sesuai dengan SOP (Standart Operational Procedure). Dan setiap tiga bulan ada penilaian dari kinerja masing-masing staf.