BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan 1. PT Gudang Garam Tbk.
Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie. Sebelum mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun, Ing Hwie mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan salah satu pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada waktu itu. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut.
2. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") tidak terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih.
44
Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti ”kesempurnaan”. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya. 3. PT Bentoel Internasional Tbk. Sejarah dari Bentoel Group diawali pada tahun 1930 ketika Ong Hok Liong menjalani industri rokok rumah miliknya yang bernama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong. PT Bentoel Internasional Tbk didirikan dalam kerangka undang-undang No 1 tahun1967 tentang Penanaman Modal Asing yang dibuat berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH., No 199 tanggal 23 September 1979. Anggaran dasar perseroan telah memperoleh perestujuan dari menteri kehakiman republic Indonesia dengan surat kepurusan No. Y.A. 5/421/20 tanggal 13 Oktober 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.92 tanggal 16 November 1979.
45
4.1.2 Penawaran Umum Efek Perusahaan 1. PT Gudang Garam Tbk. Dengan izin Menteri Keuangan No. SI-126/SHK/KMK.10/1990 tanggal 17 Juli 1990, perseroan telah melakukan penawaran umum kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah 57.807.800 saham nominal Rp. 1.000 (rupiah penuh) persaham. Dengan Surat PT Bursa Efek Surabaya sebanyak 96.204.400 telah disetujui dan dicatatkan di Bursa Efek Surabaya. Dalam Tahun 1996 telah dilakukan pemecahan nilai nominal saham (Stock Spit) dari Rp. 1.000 menjadi Rp 500 (dalam rupiah penuh) persaham dan pengeluaran satu saham bonus untuk setiap saham yang beredar sehingga jumlah saham beredar bertambah dari 481.088.000 menjadi 1.924.088.000. dengan surat dari PT Bursa Efek Jakarta No. SE039/BEJ.I.2/0596 tanggal 24 Mei 1996 telah dicatatkan saham perseroan yang beredar, yaitu sebanyak 1.924.088.000. 2. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Pada tahun 1990, perusahaan melakukan penawaran umum sebanyak 27.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 1.000 (dalam rupiah penuh) persaham melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan harga penawaran sebesar Rp. 12.600 (dalam rupiah penuh) per saham. Sejak saat
46
itu, perusahaan telah melaksanakan transaksi-transaki yang berkaitan dengan modal saham.
1) 1994 penerbitan saham bonus, setiap pemegang dua saham selama menerima tiga saham baru sebesar Rp.450.000.000. 2) 1996 perubahan nilai
nominal saham dari Rp.1.000 (dalam rupiah
penuh) per saham menjadi Rp.500 (dalam rupiah penuh) per saham sebesar Rp.900.000.000. 3) 1999 penerbitan 28.000.000 saham sebesar Rp. 900.000.000
3. PT Bentoel Internasional Tbk.
Pada tanggal 28 Februari 2000 peningkatan pasar modal dasar perusahaan sehubungan dengan penawaran umum terbatas 1 tersebut telah mendapat persetujuan dari menteri hukum dan perundang-undangan republik Indonesia dengan surat keputusan No.C-3988 HT.01.04-TH 2000. Dengan demikian keseluruhan jumlah saham yang dikeluarkan dalam rangka penawaran umum terbatas 1 ini adalah 166.250.000 saham. Pada tanggal 28 Desember 2001, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua BAPEMPAM
dengan
surat
No.
S-4068/PM/2001
untuk
melakukan
penawaran terbatas 2 dengan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 1.346.625.00 saham biasa atas nama.
47
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
1. PT. Gudang Garam Tbk.
Susunan pengurus
Perusahaan
PT. Gudang Garam Tbk. Pada
Tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris Presiden Komisaris
Ny. Juni Setiawati Wonowidjojo
Komisaris-komisaris
Tn. Yudiono Muktiwidjojo Tn. Frank Willem van Gelder Tn. Lucas Mulia Suhardja
Direksi Presiden Direktur
Tn. Susilo Wonowidjojo Tn. Heru Budiman Tn. Herry Susianto Tn. Buana Susilo Tn. Fajar Sumeru Tn. Istata Taswin Siddharta Ny. Ginawati Tn. Sony Sasono Rahmadi
Komite Audit Ketua
Tn. Frank Willem van Gelder
Anggota
Tn. Jusuf Halim Tn. Bambang Susilo
48
2. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
Susunan pengurus
Perusahaan
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk. Pada Tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Komisaris Presiden Komisaris
John Gledhill
Wakil Presiden Komisaris
Charles Herve Bendotti
Komisaris
Niken Rachmad
Komisaris Independen
Phang Cheowk Hock Goh Kok Ho
Direksi Presiden Direktur
Paul Norman Janelle
Direktur
Mark Ingo Niehaus Shea Lih Goh Wayan Mertasana Tantra Yos Adiguna Ginting Peter Alfred Kurt Haase Nikolaos Papathanasiou
Komite Audit Ketua
Phang Cheowk Hock
Anggota
Ronny Kusumo Muntoro Gok Kok Ho
49
3. PT. Bentoel Internasional Tbk. Susunan pengurus PT. Bentoel Internasional Tbk pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris
Hendro Martowardojo
Komisaris
Richard Remon Bakker Brendan James Brady
Komisaris Independen
James Richard Suttie
Direksi Presiden Direktur
Jason Fitzgerald Murpyh
Direktur
Andre Willem Joubert Dian Paramitha Tang Chung Leong Prijunatmoko Sutrisno
Komite Audit Ketua
James Richard Suttie
Anggota
Johanes Sutrisno Subarto Zaini
50
4.2 Hasil Penelitian Pada hasil penelitian ini akan dijelaskan berdasarkan tahapan-tahapan analisis data, yaitu sebagai berikut : 4.2.1 Memperoleh Laporan Keuangan PT. Gudang Garam Tbk., PT. Bentoel Internasional Tbk., PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dari Bursa Efek Indonesia 1. Gudang Garam Tabel 1 Kondisi Laporan Keuangan PT . Gudang Garam Periode 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011. 2012 Tahun Indikator
Aset
Kewajiban
2008
2009
2010
2011
2012
Aset Lancar
1.134.826
1.222.879
1.249.249
1.094.895
1.285.799
Aset Tidak Lancar
1.134.826
1.222.879
1.249.249
1.094.895
1.285.799
Kewajiban 1.134.826 Lancar
1.222.879
1.249.249
1.094.895
1.285.799
Kewajiban Tidak 1.134.826 Lancar
1.222.879
1.249.249
1.094.895
1.285.799
1.134.826
1.222.879
1.249.249
1.094.895
Piutang Usaha
161.207
51
Kas dan Setara Kas
Persediaan Pinjaman Jangka Panjang
1.134.826
1.222.879
1.249.249
1.094.895
1.285.799
13.528.987
16.853.310
20.174.168
28.020.017
26.649.777
4.331.923
3.182.762
2.683.654
6.163.978
8.164.350
2. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Tabel 2 Kondisi Laporan Keuangan PT . Hanyaja Mandala Sampoerna Tbk 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011. 2012 Indikator
Tahun 2008
2009
2010
Aset Lancar 11.037.287 12.688.643 15.768.558 14.851.460 Aset Tidak Lancar 5.096.532 Piutang Usaha Kas dan Setara Kas Persediaan
5.027.804
4.756.565
4.478.298
2011
2012
21.128.313
5.119.214
132.938
496.019
856.450
891.413
1.076.545
499.326
527.681
3.209.559
2.070.123
783.505
7.657.848
9.539.067
9.802.455
8.913.348
15.669.906
52
3 . PT Bentoel Internasional Tbk. Tabel 3 Kondisi Laporan Keuangan PT . Bentoel Internasional Tbk 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011. 2012 Tahun Indikator 2008
2009
2010
2011
2012
3.053.065.247.8 05
2.791.034.406.5 07
3.053.134
4.287.26 8
4.472.19 5
1.402.466.715.9 22
1.511.624.771.6 58
1.849.463
2.046.68 9
2.463.40 8
1.040.992.186.4 52
1.209.997.621.7 26
1.731.400
1.921.19 4
2.191.48 8
Aset Lainnya
1.495.563.953
2.247.151.235
26.530
40.532
7.079
Piutang Usaha
136.669.487.704
174.309.061.823 189.042
279.984
187.619
Kas dan Setara Kas
7.669.242.894
84.310.801.719
88.338
180.967
Aset Lancar As et
Aset Tidak Lancar
Aset Tetap
88.376
53
4.2.2 Melakukan Analisis Kinerja laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan metode analisis rasio keungan dan Tren 4.2.2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan 1. Kondisi Rasio Solvabilitas Perusahaan Rasio
solvabilitas
merupakan
rasio
yang
digunakan
untuk
menunjukan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan likuidasi. Indikatorindikator yang umumnya digunakan dalam mengukur tingkat solvabilitas perusahaan antara lain Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR) dan Times Interest Earnings (TIE). Perbandingan tingkat solvabilitas pada masing-masing perusahaan yang diamati adalah sebagai berikut : Tabel 4 Perusahaan Tahun
Rasio
Gudang Garam
Sampoerna Bentoel
0.550
0.900
1.580
0.480
0.770
1.280
0.440
1.000
1.300
0.592
0.880
1.820
2012
0.560
0.970
2.600
Rata-Rata
0.524
0.904
1.716
2008 2009 2010 2011
Debt To Equity Ratio (DER)
54
2008
0.355
0.440
0.560
0.324
0.460
0.610
0.306
0.500
0.570
0.371
0.470
0.640
2012
0.350
0.490
0.720
Rata-Rata
0.341
0.472
0.620
2008
4.800
34.700
1.380
10.800
43.290
0.490
23.600
237.000
2.390
26.100
385.000
3.030
2012
11.200
503.000
1.880
Rata-Rata
15.300
240.598
1.834
2009 2010 2011
2009 2010 2011
Debt To Asset Ratio (DAR)
Times Interest Equity (TIE)
Debt to Equtiy Ratio (DER) Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas sehingga rasio
ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman dengan pemilik perusahaan. Semakin besar nilai DER yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan semakin besar proporsi jumlah utang yang dimiliki bila dibandingkan dengan ekuitas yang dimiliki. Nilai DER yang semakin tinggi menunjukkan
perusahaan
tersebut
mempunyai
masalah
dalam
hal
pengelolaan hutang.
55
Grafik perbandingan nilai DER dari tiga perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai Debt to Equity Ratio (DER) Selama Periode 2008-2012
Gambar 2 Dari grafik diatas terlihat bahwa dari tiga perusahaan yang diamati, PT. Bentoel Internasional, Tbk memiliki nilai DER yang tertinggi. Sedangkan perusahaan yang memiliki DER terendah adalah PT. Gudang Garam, Tbk. Nilai DER untuk PT. Bentoel Internasional juga memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 nilai DER perusahaan hanya sebesar 1,58 dan pada tahun 2012 menjadi 2,6. Peningkatan nilai DER ini menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah utang yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini menjadi sinyal memburuknya kondisi solvabilitas perusahaan. Adapun untuk PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Hanjaya
56
Mandala Samperna, Tbk menunjukkan perkembangan nilai DER yang cukup stabil.
Debt to Asset Ratio (DAR) Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat proporsi dari dana hutang.
Semakin rendah rasio ini menunjukkan tingkat proporsi dana hutang maka perusahaan semakin aman. Perusahaan yang memiliki rasio hutang lebih rendah lebih disukai oleh kreditur sebab dalam keadaan seperti itu tersedia penyangga yang besar bagi kreditur apabila terjadi likuidasi. Grafik perbandingan nilai DAR dari tiga perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai Debt to Asset Ratio (DAR) Selama Periode 2008-2012
Gambar 3.
57
Dari grafik diatas terlihat bahwa ketiga perusahaan memiliki nilai DAR yang relatif rendah. Secara rata-rata, ketiga perusahaan tersebut memiliki nilai DAR dibawah 1. Kondisi ini menunjukkan jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaaan masih lebih kecil dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Dengan kata lain jika seandainya terjadi masalah yang menyebabkan bangkrutnya perusahaan, jumlah hutang yang dimiliki masih dapat ditutupi dengan nilai aset yang ada. Selain memiliki nilai DAR yang relatif rendah, ketiga perusahaan ini juga pada umumnya menunjukkan kestabilan nilai DAR selama periode 20082012. Namun untuk PT. Bentoel International, Tbk, pada tahun 2010-2012 menunjukkan peningkatan nilai DAR dari 0,57 pada tahun 2010 menjadi 0,72 pada tahun 2012. Sementara untuk perusahaan lainnya (Gudang Garam dan Sampoerna) justru menunjukkan penurunan.
Times Interest Earned (TIE) Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan mampu
membayar biaya bunga tahunan. Jika kewajiban ini tidak dapat dipenuhi, kreditur dapat mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan yang dapat menimbulkan kepailitan. Karena bunga merupakan beban yang biasa dikurangkan terhadap pendapatan dalam hal perpajakan, maka kemampuan membayar bunga tidak dipengaruhi oleh pajak.
58
Perkembangan nilai Times Interest Earned (TIE) dari setiap perusahaan rokok yang diamati dapat dilihat dalam grafik berikut ini : Grafik Perkembangan Nilai Times Interest Earned (TIE) Selama Periode 2008-2012
Gambar 4 Dari grafik diatas terlihat bahwa dari tiga perusahaan yang diamati, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk yang memiliki rasio TIE paling tinggi secara rata-rata. Ini menunjukkan kemampuan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk dalam membayar biaya bunga tahunan yang ada sangat besar. Kemampuan ini dari tahun ke tahun senantiasa mengalami peningkatan yang sangat pesat. Pada tahun 2008, rasio TIE yang dimiliki oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk masih sebesat 34,7 yang kemudian meningkat drastis menjadi 503 pada tahun 2012. Adapun untuk
59
PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Bentoel International, Tbk juga memiliki kemampuan membayar bunga yang cukup baik (terlihat dari rasio TIE yang lebih dari 1) meskipun tidak sebaik kemampuan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. 2. Kondisi Rasio Likuiditas Perusahaan Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Likuiditas perusahaan menggambarkan
kemampuan
perusahaan
tersebut
dalam
memenuhi
kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Quick Ratio dan Cash Ratio. Perkembangan ketiga rasio tersebut untuk setiap perusahaan adalah sebagai berikut : Tabel 5 Perusahaan Tahun
Rasio
Gudang Garam
Sampoerna Bentoel
2008
2.210
1.440
2.470
2009
2.450
1.880
0.250
2.700
1.610
2.500
2011
2.240
1.770
1.110
2012
2.170
1.770
1.640
2010
Current Ratio
60
Rata-Rata
2.354
1.694
1.594
2008
48.000
44.000
2.480
2009
34.300
46.000
0.370
32.230
60.000
0.460
2011
17.440
70.000
0.190
2012
23.940
45.000
0.280
Rata-Rata
31.182
53.000
0.756
2008
14.800
6.500
6.460
2009
15.360
7.800
8.000
14.720
33.000
7.230
2011
8.100
24.700
2.300
2012
9.310
6.500
6.650
Rata-Rata
12.458
15.700
6.128
2010
2010
Quick Ratio
Cash Ratio
Current Ratio Rasio lancar (Current ratio) adalah angka yang diperoleh dengan jalan
membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio tersebut menunjukan sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari kreditur dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi tunai dalam waktu dekat. Grafik perkembangan nilai rasio lancar dari setiap perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut :
61
Grafik Perkembangan Nilai Current Ratio Selama Periode 2008-2012
Gambar 5. Dari grafik diatas terlihat bahwa dari 3 perusahaan yang diamati, dua perusahaan yakni PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk mempunyai nilai current ratio yang relatif stabil dimana PT. Gudang Garam, Tbk mempunyai rata-rata nilai current ratio yang lebih baik dibandingkan dengan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. Adapun untuk nilai current ratio dari PT. Bentoel International, Tbk dari grafik terlihat sangat fluktuatif dari tahun ke tahun. Kondisi ini menunjukkan adanya ketidakstabilan dalam pengelolaan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan (biasanya berupa piutang yang gagal ditagih). Kegagalan dalam mengkonversi piutang menjadi kas tentu saja akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
62
membayar tagihan yang tercermin dari rendahnya nilai current ratio perusahaan.
Quick Ratio Rasio lancar (Current ratio) adalah adalah rasio yang dihitung dengan
mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan membagi sisanya dengan kewajiban lancar. Rasio cepat dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau bergantung pada persediaannya. Grafik perkembangan nilai quick ratio dari setiap perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut : Grafik Perkembangan Nilai Quick Ratio Selama Periode 2008-2012
Gambar 6
63
Dari grafik diatas terlihat bahwa perusahaan yang memiliki nilai quick ratio adalah PT. Bentoel International, Tbk. Dari data yang ada juga dapat dilihat bahwa nilai quick ratio untuk PT. Bentoel International, Tbk menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Sedangkan untuk dua perusahaan lainnya memiliki nilai quick ratio yang cukup baik. Untuk PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk nilai quick ratio mengalami peningkatan selama tahun 2008-2011 namun mengalami sedikit penurunan pada tahun 2012. Sedangkan untuk PT. Gudang Garam, Tbk justru mengalami hal yang sebaliknya dimana selama tahun 2008-2011 menunjukkan penurunan namun pada tahun 2012 mengalami peningkatan.
Cash Ratio Cash ratio menunjukan perbandingan antara jumlah kas yang dimiliki
oleh perusahaan dengan beban utang yang ditanggung. Semakin besar nilai rasio ini menunjukkan semakin baik kemapuan perusahaan dalam membayar beban utang yang ada. Grafik perkembangan nilai cash ratio dari setiap perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut :
64
Grafik Perkembangan Nilai Cash Ratio Selama Periode 2008-2012
Gambar 7 Dari grafik diatas terlihat bahwa secara rata-rata, perusahaan yang memiliki nilai cash ratio yang tertinggi adalah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. Walaupun demikian, cash ratio untuk perusahaan ini tidak stabil. Ini terlihat dari pola perkembangan dimana pada tahun 2008-2009, nilai cash ratio yang dimiliki oleh PT. Hanjaya Mandala Samperna, Tbk relatif sama
dengan
perusahaan
lain.
Pada
tahun
2010-2011
mengalami
peningkatan yang sangat pesat namun kembali menurun pada tahun 2012. Sedangkan untuk PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Bentoel International, Tbk mempunyai nilai cash ratio yang relatif stabil.
65
Kondisi Rasio Profitabilitas Perusahaan Merupakan Rasio yang breguna untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu baik dengan hubungan penjualan asset maupun laba rugi modal sendiri. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kondisi profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE). Perkembangan ketiga rasio tersebut untuk setiap perusahaan adalah sebagai berikut : Tabel 6 Perusahaan Tahun
Rasio
Gudang Garam
Sampoerna Bentoel
6.210
13.000
0.400
10.400
11.000
0.410
11.300
14.000
2.450
11.800
14.700
3.040
2012
8.300
15.000
3.040
Rata-Rata
9.602
13.540
1.868
2008
12.760
24.000
5.360
2009
28.700
0.580
2010
Return On 7.810 Investment 13.710 (ROI)
31.000
4.460
2011
12.700
41.000
4.830
2008 2009 2010 2011
Net Profit Margin (NPM)
66
2012
9.800
37.000
4.660
Rata-Rata
11.356
32.340
3.978
2008
18.800
48.800
13.800
12.100
48.600
1.430
19.800
62.800
10.300
20.000
78.000
13.600
2012
15.000
73.600
13.100
Rata-Rata
17.140
62.360
10.446
2009 2010 2011
Return On Equity (ROE)
Net Profit Margin Rasio ini digunakan utnuk mengukur margin laba bersih setelah bunga
dan pajak atas penjualan neto pada suatu periode tertentu. Semakin besar nilai rasio NPM suatu perusahaan maka kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba juga akan semakin besar. Perkembangan nilai Net Profit Margin dari perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut ;
67
Grafik Perkembangan Nilai Net Profit Margin Selama Periode 2008-2012
Gambar 8 Dari grafik diatas terlihat bahwa dari 3 perusahaan yang diamati, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk mempunyai nilai rasio NPM tertinggi (secara rata-rata) yang diikuti oleh PT. Gudang Garam, Tbk. Adapun nilai NPM untuk PT. Bentoel International, Tbk adalah yang palig rendah. Namun demikian, dari tren perkembangan yang ada, nilai rasio NPM untuk PT. Bentoel International, Tbk menunjukkan adanya peningkatan yang konsisten.
Return On Investment Rasio ini mengukur keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan
perusahaan (net Income) dengan Jumlah invenstasi atau aktiva yang
68
digunakan setelah dikurangi bunga dan pajak (EAIT) untuk menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Perkembangan nilai ROI dari perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut ; Grafik Perkembangan Nilai Return On Investment Selama Periode 2008-2012
Gambar 9 Dari grafik dan data diatas terlihat bahwa niali ROI untuk PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk jauh diatas dua perusahaan lainnya baik yakni PT. Gudang Garam, Tbk maupun PT. Bentoel International, Tbk. Dari segi perkembangan, ketiga perusahaan ini memiliki tren perkembangan nilai ROI yang relatif sama.
69
Return On Equity Rasio ini mengukur Hasil pengembalian ekuitas atau Return on equity
atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Perkembangan nilai ROE dari perusahaan rokok yang diamati adalah sebagai berikut ; Grafik Perkembangan Nilai Return On Equity Selama Periode 2008-2012
Gambar 10 Grafik perkembangan nilai ROE diatas tidak berbeda jauh dengan grafik perkembangan nilai ROI yang telah dibahas sebelumnya. Ini disebabkan kedua rasio ini mengukur parameter yang sama yakni tingkat
70
return. Dengan demikian, hasil analisisnya juga akan memberikan hasil yang relatif sama.
4.2.2.2
Trend Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan
1. PT. Gudang Garam, Tbk Tren perkembangan beberapa indikator kinerja keuangan PT. Gudang Garam, Tbk selama tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 7 Tahun Indikator 2008 2009
2010
2011
2012
Aset Lancar
100
115.15 135.11 178.63 98.59
Aset Tidak Lancar
100
108.24 110.89 123.25 132.71
Kewajiban Lancar
100
103.79 110.58 176.56 179.94
Kewajiban Tidak Lancar
100
100.45 106.38 113.62 1687.54
Piutang Usaha
100
523.76 473.08 493.01 150.32
Kas dan Setara Kas
100
107.76 110.08 96.48
Persediaan
100
124.57 149.12 207.11 95.11
Pinjaman Jangka Panjang
100
73.47
Aset
Kewajiban
61.95
117.44
142.29 188.47
Dari tabel diatas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :
71
1. Nilai aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan selama tahun 20092011 mengalami peningkatan yang cukup pesat. Nilai aset lancar yang dimiliki perusahaan pada tahun 2011 meningkat sebesar 78,63% dibandingkan pada tahun 2008. Namun pada tahun 2012 terjadi penurunan yang sangat drastis dari nilai aset lancar perusahaan menjadi hanya sebesar 89,59. Artinya nilai aset lancar pada tahun 2012 berkurang sebesar 1,41% dibandingkan nilai aset lancar yang dimiliki perusahaan pada tahun 2008. 2. Nilai aset tidak lancar mengalami peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun.Nilai aset lancar pada tahun 2012 meningkat sebesar 32,71% dibandingkan pada tahun 2008. 3. Jumlah kewajiban lancar perusahaan meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. Sedangkan jumlah kewajiban tidak lancar walaupun mengalami peningkatan yang cukup konsisten namun pada tahun 2012 jumlah kewajiban tidak lancar yang dimilik perusahaan meningkat sangat pesat sebesar 15kali lipat dibandingkan jumlah kewajiban tidak lancar pada tahun 2008. 4. Jumlah piutang usaha mengalam penurunan yang konsisten dari tahun ke tahun 5. Jumlah kas dan setara kas relatif stabil (cenderung mengalami sedikit peningkatan)
walaupun
padatahun
2010
sempa
mengalami
penurunan. 72
6. Jumlah persediaan mengalami peningktan yang cukup pesat hingga tahun 2011. Namun pada tahun 2012 jumlah persediaan mengalami penurunan sebesar 4,89% dibandingkan tahun 2008. 7. Pinjaman
jangka
panjang
yang
dimiliki
perusahaan
sempat
mengalami penurunan selama tahun 2009-2010 namun meningkat sangat pesat pada tahun 2011-2012.
2. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Tren perkembangan beberapa indikator kinerja keuangan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk selama tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 8 Tahun Indikator 2008 2009
2010
2011
2012
Aset Lancar
100
114.96 142.87 134.56 191.43
Aset Tidak Lancar
100
98.65
Ekuitas dan Kewajiban
100
109.81 127.22 119.81 164.09
Piutang Usaha
100
383.70 704.79 706.10 843.86
Kas dan Setara Kas
100
105.68 642.78 414.58 156.91
Persediaan
100
124.57 128.01 116.39 204.63
Aset
93.33
87.87
100.45
73
Dari tabel diatas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Nilai aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan selama tahun 20092011 mengalami peningkatan yang cukup pesat. Nilai aset lancar yang dimiliki perusahaan pada tahun 2012 mengakami peningkatan sebesar 91,43% dibandingkan pada tahun 2008. 2. Nilai aset tidak lancar mengalami penurunan selama tahun 20092011 dan mulai mengalami peningkatan pada tahun 2012. 3. Jumlah ekuitas dan kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. Jumlah ekuitas dan kewajiban pada tahun 2012 meningkat sebesar 64,09% dibandingkan dengan jumlah ekuitas dan kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan pada tahun 2008. 4. Jumlah piutang usaha mengalami peningkatan yang sangat drastis pada tahun 2009 dan 2010. Selanjutnya terjadi peningkatan jumlah piutang usaha secara konsisten dari tahun ke tahun. 5. Jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan cukup berfluktuasi. Sempat mengalami peningkatan yang sangat pesat pada tahun 2010 namun selanjutnya kembali mengalami penurunan. 6. Jumlah persediaan cukup berfluktuasi dari tahun ke tahun. Jumlah persediaan pada tahun 2012 dua kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah persediaan pada tahun 2008.
74
3. PT. Bentoel International, Tbk. Tren perkembangan beberapa indikator kinerja keuangan PT. Bentoel International, Tbk selama tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 9 Tahun Indikator 2008 2009
2010
2011
2012
Aset Lancar
100
91.42
100.00 140.42 146.48
Aset Tidak Lancar
100
107.78
100.00 110.66 133.20
Aset Tetap
100
116.24
100.00 110.96 126.57
Aset Lainnya
100
150.25
100.00 152.78 26.68
Piutang Usaha
100
127.54
Kas dan Setara Kas
100
1099.34 100.00 99.96
Persediaan
100
90.81
Aset
204.77
100.00 143.07 148.83
Dari tabel diatas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Nilai aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan selama tahun 20092011 mengalami peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2009. 2. Nilai aset tidak lancar tidak mengalami pertumbuhan yang berarti selama tahun 2009-2010. Pada tahun 2011, nilai aset tidak lancar mulai
meningkat.
Demikian
pula
pada
tahun
2012,
terjadi
peningkatan jumlah aset tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
75
3. Jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan relatif stabil bahkan cenderung
stagnan.
Sedangkan
untuk
aset
lainnya
sempat
mengalami peningkatan selama tahun 2009-2011 namun akhirnya mengalami penurunan yang sanat signifikan pada tahun 2012. 4. Jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan cukup berfluktuasi. Sempat mengalami peningkatan yang sangat pesat pada tahun 2009 namun selanjutnya kembali mengalami penurunan. Pada tahun 2012 jumlah kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun 2008 5. Jumlah persediaan cukup berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 jumlah persediaan yang dimiliki oleh perusahaan 48% lebih banyak dibandingkan dengan persediaan pada tahun 2008. 4.3
Pembahasan Pada bab ini penulis akan menguraikan bahasan dari hasil penelitian yang diperoleh dari perhitungan rasio keuangan dan anlisis tren
1. Analisis Rasio Keuangan
PT. Gudang Garam Tbk. Dilihat dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajibannya PT Gudang Garam memiliki nilai DER terendah, ini dikarenakan total hutang perusahaan semakin bertambah dari tahun ke
76
tahun.
Total
aktiva
yang
dimiliki
perusahaan
tidak menunjukan
peningkatan yang kurang stabil sehingga menghasilkan presentase nilai yang kecil bagi perusahaan. Hubungan kas dengan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar mempunyai nilai yang stabil, ini memungkinkan tagihan jangka pendek dan kreditur dapat terpenuhi begitupun dengan kewajiban perusahaan. PT Gudang Garam dalam nilai NPM memiliki nilai terendah, ini diakibatkan dengan laba perusahaan bunga pajak yang meningkat lebih tinggi
disbanding
perusahaan
penjualan
rendah,
ini
sehingga
menunjukan
menghasilakn bahwa
nial
perusahaan
NPM dalam
menghasilkan laba semakin kecil.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna PT Sampoerna memiliki nilai yang relative rendah DAR, ini bisa dikatakan tingkat proporsi dari dana hutang perusahaan relatif rendah. Semakin rendah rasio ini, menunjukan tingkat proporsi dana hutang perusahaan semakin aman. Selain itu perusahaan demikian cash rasio perusahaan ini tidak stabil, ini dapat menggambarkan perusahaan dalam membayar beban hutang yang ada kurang baik. Walaupun demikian perusahaan dalam menghasilkan laba dapat dikatakan semakin besar, ini menunjukan perusahaan berhubungan erat dengan laba yang diperoleh dan sumber yang dipergunakan untuk menghasilkan.
77
PT Bentoel Internasional Dari hasil penelitian, nilai DER perusahaan ini memperlihatkan peningkatan dari tahun-ketahun pada tahun 2008 nilai DER perusahaan hanya sebesar 1,58% dari tahun 2012 2,6%. Peningkatan DER ini menunjukan jumlah utang yang dimiliki perusahaaan semakin besar, dapat dikatakan perusahaaan mempunyai masalah dalam hal pengelolaaan utang. Nilai
NPM
PT
bentoel
memiliki
presentase
rendah
dibanding
perusahaan lainnya, ini diakibatkan dengan rendahnya nilai laba setelah bunga pajak dari tahun-ketahun. Dapat dikatakan perusahaan ini dalam kemampuan menghasilkan laba perusahaan semakin kecil. 2. Analisis Tren
PT Gudang Garam. PT
Gudang Garam dalam jumlah aktiva mengalami penurunan dari
tahun ketahun yang berfluktuasi. Kondisi ini digambarkan dengan perolehan presentase dari hasil penelitian pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan sebesar 15,6%. Penurunan ini terjadi karena perusahaan harus membayar kewajibannya yang cukup tinggi sehinga jumlah aktiva perusahaan lebih kecil. Dari hasil keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaaan gudang garam cukup baik dilihat dari kemampuan
78
membayar tagihan yang cukup tinggi sehingga junlah aktiva mengalami penurunan.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Dari hasil penelitian PT Sampoerna memiliki jumlah aktiva yang mengalami penurunan pada tahun 2011, penurunan ini dikarenakan dengan perusahaan membayar kewajibannya yang tinggi dengan total asset yang dimiliki relative rendah, sehingga jumlah aktiva pada tahun 2012 mengakibatkan penurunan. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja PT Sampoerna cukub baik dari kemampuan membayar hutang kewajibannya sehinggga jumlah aktiva mengalami penurunan. Walaupun mengalami penurunan kemampuan perusahaaan dalam memperoleh laba dapat dikatakan semakin besar.
PT Bentoel Internasional Dari hasil penelitian, PT bentoel memiliki jumlah aktiva yang berbeda dari perusahaan lainnya. Perusahaan ini memiliki jumlah aktiva yang meningkat dari tahun-ketahun. Ini dapat simpulkan bahwa PT bentoel memiliki kondisi yang cukup buruk, dilihat dari jumlah aktiva lebih besar dari
jumlah
kewajiban,
ini
mengakibatkan
perusahaan
memiliki
permasalahan dalam pengelolaan kewajibannya.
79
4.4 Menarik Kesimpulan Berdasarkan Hasil Perhitungan Yang Diperoleh a. Rasio Keuangan Perusahaan Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran rasio keuangan, untuk rasio Likuidasi yaitu rasio yang menunjukan hubungan kas dengan kewajiban lancer, likuidasi juga menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor. Dari ketiga perusahaan yang diamati dua perusahaan yakni PT Gudang Garam, dan PT Sampoerna mempunyai nilai current ratio yang relative stabil dimana PT Gudang Garam mempunyai nilai rata-rata curent ratio yang lebih baik dibandingkan dengan PT Sampoerna. Adapun untuk PT Bentoel menunjukan adanya ketidakstabilan dalam pengelolaan asset lancer yang dimiliki oleh perusahaan. PT. Bentoel juga pada Quick Ratio menunjukan nilai penurunan dari tahun ketahun, ini menggambarkan kurang baiknya perusahaan dapat memenuhi kewajibannya. Untuk perusahaan lain memiliki nilai yang cukup stabil dan mengalami peningkatan dari tahun- ketahun. Dilihat dari kemampuan perusahaaan dalam membayar beban utang yang ada ketiga perusahaan memiliki nilai yang stabil, maka dinyatakan perusahaan masi dapat memenuhi dalam hal beban utang perusahaan. Profitabilitas ketiga perusahaan dilihat dari perkembangan ROE, ROA, NPM, PT bentoel memiliki nilai yang paling rendah, ini dikarenakan perusahaan
80
bentoel dalam menghasilkan laba perusahaan kurang efisien. Namun demikian dari tren perkembangan PT bentoel menunjukan peningkatan yang konsisten dalam nilai ROI. Ketiga perusahaan memiliki nilai ROI yang relatif sama begitupun dilihat dari nilai pengukuran ROE yang memiliki nilai relatif sama.
b. Pengukuran Nilai Tren Perusahaan Berdasarkan hasil perhitungan Trend Financial Statement yakni 1. PT. Gudang Garam Perusahaan ini mengalami peningkatan asset lancar dari tahun ketahun (2008-2011) sebesar 78,63%. Namun dinilai asset lancar mengalami penurunan sebesar 89,59. Artinya nilai asset lancar pada tahun 2012 berkurang 1,41 %. Pada Piutang mengalami penurunan dari tahun ketahun, ini dikerenakan kurang efisiennya perusahaan dalam hal penagihan piutang usaha sehingga mempengaruhi laba perusahaan.
2. PT. Sampoerna Kondisi perusahaan relatif baik, dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup pesat, nilai asset lancar mencapai 91,43%, kewajiban dan ekuitas 64,09%. Dalam hal piutang perusahaan memiliki nilai yang cukup stabil, tetapi pada nilai asset tidak lancar 81
mengalami penurunan dari tahin 2009-2011. Dan peningkatan hanya pada tahun 2012. 3. PT.Bentoel Internasional. Pada perusahaan Bentoel setelah dilakukan perhitungan trend financial statement, pada jumlah kas yang dimiliki perusahaan sangat berfluktuasi mengalami peningkatan pesat pada tahun 2009 sebesar 1099,34 namun selanjutnya kembali menurun pada tahun 2012 sebesar 204,77%. Namun PT Bentoel mengalami pertumbuhan asset lancar yang mulai meningkat dari tahun ketahun.
82