BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil uji coba instrumen penelitian, deskripsi data dari hasil penelitian, pengujian penelitian atau analisis data, dan pembahasan hasil analisis penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara kemampuan penguasaan teori terhadap kemampuan penguasaan praktik peserta didik kelas X semester I Ikompetensi keahlian konstruksi rangka pesawat udara (KRPU) tahun ajaran 2010-2011 SMK Negeri 12 Bandung. Hasil dan pembahasan ini adalah data dari pengolahan data hasil instrumen penelitian kemampuan penguasaan teori untuk variabel bebas (X) dan data hasil observasi kemampuan penguasaan praktik untuk variabel terikat (Y).
A. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Data penelitian diukur dengan skala interval sehingga uji validitas dapat menggunakan rumus korelasi Product Moment. Hasil uji validitas instrumen penelitian dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment, ternyata untuk variabel X (penguasaan kemampuan teori) dari 32 butir soal, terdapat 27 butir soal yang valid dan 5 butir soal tidak valid. Nomor butir soal yang tidak valid dan berkategori jelek untuk variabel X selanjutnya tidak digunakan sebagai instrumen penelitian untuk pengambilan data. Untuk hasil analisis butir soal instrumen
77
78
penelitian penguasaan kemampuan teori selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran C.1. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel X (penguasan kemampuan teori) dengan menggunakan rumus K-R 21, untuk variabel (X) diperoleh r11 = 0,768. Instrumen penelitian penguasaan kemampuan teori mengeling reliabel, dengan koefisien realibilitas 0,768 dan menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini memiliki interpretasi tinggi. Oleh karena itu instrumen penelitianini dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya dan untuk lebih jelasnya hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen penelitian variabel X (penguasaan kemampuan teori) dapat dilihat dalam lampiran pada tabel lampiran C.2. 3. Uji Tingkat Kesulitan dan Indeks Pembeda Instrumen penelitian Hasil uji tingkat kesukaran dan indeks pembeda menunjukkan bahwa butir soal sudah dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Dari hasil uji tingkat kesukaran diperoleh: 12 butir soal yang berkategori mudah, 18 butir soal yang berkategori sedang dan 2 butir soal berkategori sulit. Sedangkan dari uji daya pembeda diperoleh: 5 butir soal berkategori baik, 20 butir soal berkategori sedang, dan 7 butir soal yang berkategori jelek. Karena dari kategori daya pembeda butir soal tersebut ada yang berkategori jelek, maka butir soal harus dibuang sebagian yaitu
yang
berkategori
jelek
dan
sisanya
dipakai
untuk
penelitian
selanjutnya.(lampiran C.3). Mengacu lampiran C.4 dapat di lihat, bahwa dari 30 butir soal terdapat 5 butir soal yang termasuk atau tidak valid dan 7 butir soal berkategori indeks pembeda
79
jelek, sehingga untuk penelitian selanjutnya peneliti menggunakan butir soal sebanyak 25 butir soal. B. Deskripsi Data Deskripsi data merupakan gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas dua kelompok data yaitu data hasil instrumen penelitian pengusaan kemampuan teori mengeling (riveting) dan data
hasil
observasi
penguasaan
kemampuan
praktik
penyambungan
menggunakan sambungan paku keling. Sebagian besar peserta didik dalam praktek memiliki nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, tetapi setengah dari jumlah peserta didik memiliki nilai teori dibawah KKM. Tabel 4.1. Nilai teori dan praktik mengeling kelas X KRPU No.
NilaiTeor i 1. 75 – 100 2. 0,0 – 74,9 Jumlah Rata-rata nilai
Frekuensi 29 28 57
Prosentase (%) 50,87 49,13 100 68,33
NilaiPraktik
Frekue nsi 75 – 100 45 0,0 – 74,9 12 Jumlah 57 Rata-rata nilai
Prosentase (%) 78,95 21,05 100 77,81
Mengacu tabel di atas sebanyak 29 peserta didik atau sebesar 50,87% mendapatkan nilai diatas KKM (antara 75 – 100) maka dalam tes teori peserta didik tersebut dinyatakan berhasil. Untuk nilai praktik sebanyak 45 peserta didik atau sebesar 78,95% dinyatakan berhasil. Untuk dinyatakan lulus atau berkompeten, maka kedua nilai tersebut harus berada diatas nilai KKM. Dari hasil pengolahan data penelitian, sebanyak 29 peserta didik atau sebesar 50,87% dinyatakan lulus atau berkompeten pada standar kompetensi menggunakan perkakas tangan operasi digenggam.
80
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Hasil Kemampuan Penguasaan Teori Mengeling (Variabel X) Pada Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga Operasi Digenggam. No. Interval Frekuensi (fi) Batas Kelas Interval (X ( i) 1. 33 – 37 7 35 2. 38 – 42 8 40 3. 43 – 47 12 45 4. 48 – 52 2 50 5. 53 – 57 5 55 6. 58 – 62 16 60 7. 63 – 67 7 65 Jumlah (Σ) (Σ 57
Mengacu dari tabel 4.2 frekuensi terbesar data hasil instrumen penelitian variabel X terdapat pada interval 49-53. 49 Untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 4.1 berikut ini. 18 16 14 Frekuensi
12 10 8 6 4 2 0 33 – 37
38 – 42
43 – 47
48 – 52
53 – 57
58 – 62
63 – 68
Interval
Gambar 4.1 Diagram Data Kemampuan penguasaan teori (Variabel ( X).
81
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Penguasaan Praktik Menggunakan Sambungan Paku Keling/rivets (VariabelY) Pada Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga Operasi Digenggam. No. Interval Frekuensi (fi) Batas Kelas Interval (Xi) 1. 19 – 26 2 22,5 2. 27 – 34 1 30,5 3. 35 – 42 9 38,5 4. 43 – 50 14 46,5 5. 51 – 58 16 54,5 6. 59 – 66 13 52,5 7. 67 – 74 2 70,5 57 Jumlah
Dari tabel 4.3 frekuensi terbesar data hasil instrumen penelitian variabel Y terdapat pada interval 54-59. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 4.2 berikut ini. 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 19 – 26
27 – 34
35 – 42
43 – 50
51 – 58
59 – 66
67 – 74
Gambar 4.2 Diagram Data Kemampuan Praktik(Variabel Y).
82
C. Hasil Analisis Data 1. Uji Homogenitas Uji Homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap kelompok sampel dapat dikatakan homogen atau tidak. Hal ini berguna untuk menentukan bisa atau tidaknya kelompok sampel di analisis dalam satu kelompok sampel. Hasil dari perhitungan uji homogenitas varians populasi pada lampiran E, dengan dk = k – 1; dk = 1, diperoleh χ2 tabel, untuk tingkat kepercayaan 95% yang artinya 95% dianggap homogen sedangkan untuk 5% kemungkinan dianggap sebagai sumber pembuat eror. Variabel X dari perhitungan uji F dengan dk pembilang = 29 – 1 = 28, dk penyebut = 28 – 1 = 27 di dapat Fhx = 1,757 berada didaerah penerimaan homogen, karena Fhx = 1,757 < Ftabel = 1,89. Sehingga disimpulkan bahwa sampel-sampel untuk instrumen penelitian ini (variabel X) diambil dari populasi yang homogen dengan taraf signifikansi 0,161. Maka kedua kelompok data tadi homogen. Variabel Y dari perhitungan uji F dengan dk pembilang = 29 – 1 = 28, dk penyebut = 28 – 1 = 27 didapat Fhy = 1,51 berada didaerah penerimaan homogen, karena Fhy = 1,51 < Ftabel = 1,897. Sehingga disimpulkan bahwa sampel-sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yang homogen dengan taraf signifikansi 0,087. Maka kedua kelompok data tadi homogen.
83
2. Uji Normalitas Data Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah data pada kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak. Hal ini berguna untuk menentukan jenis statistik yang digunakan pada langkah selanjutnya. a. Uji Normalitas Variabel X Hasil perhitungan uji normalitas distribusi frekuensi variabel X diperoleh harga Chi-kuadrat χ2hitung = 22,8 dengan tingkat kepercayaan 95% yang artinya 95% dianggap normal sedangkan untuk 5% kemungkinan dianggap sebagai 2 sumber pembuat error. Kemudian mencari harga χ tabel dengan α = 0,05 dan dk = 2 2 k-3 = 7 – 3 = 4, maka χ tabel 0,95 (4) = 9,49 maka berdasarkan hal tersebut χ tabel <
χ 2 hitung dinyatakan berada di luar daerah penerimaan. Pengujian menyatakan bahwa data kemampuan penguasaan teori mengeling (variabel X) tidak berdistribusi normal. Sehingga analisis metoda statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik. Selengkapnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran uji normalitas data. Tabel 4.4. Distribusi Chi-Kuadrat Variabel X (Kemampuan Penguasaan Teori). Interval
fi
33 – 37 38 – 42 43 – 47 48 – 52 53 – 57 58 – 62 63 – 68 Jumlah
7 8 12 2 5 16 7 57
Xin
zi
Lo
32,5
-1,716
0,5000
37,5 42,5 47,5 52,5 57,5 62,5 68,5 -
-1,25 -0,78 -0,31 0,16 0,63 1,1 1,66 -
0,3944 0,2823 0,1217 0,0636 0,2357 0,3643 0,4515 -
Li
ei
χi2
0,12 0,11 0,16 0,19 0,2 0,13 0,09 1
6,84 6,27 9,12 10,83 11,4 7,41 5,13 57
0,003743 0,477337 0,909474 7,199344 3,592982 9,957908 0,681657 22,82244
84
b. Uji NormalitasVariabel Y Hasil perhitungan uji normalitas distribusi frekuensi variabel Y diperoleh harga Chi-kuadrat χ2hitung = 13,986, dengan tingkat kepercayaan 95% yang artinya 95% dianggap normal sedangkan untuk 5% kemungkinan dianggap sebagai 2 sumber pembuat error. Kemudian mencari harga χ tabel dengan α = 0,05 dan dk = 2 2 k-3 = 7 – 3 = 4, maka χ tabel 0,95 (5) = 9,49 maka berdasarkan hal tersebut χ tabel <
χ 2 hitung dinyatakan berada di luar daerah penerimaan. Pengujian menyatakan bahwa data kemampuan penguasaan praktik sambungan menggunakan paku keling (variabel Y) tidak berdistribusi normal. Sehingga analisis metoda statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik. Selengkapnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran uji normalitas data Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Uji Chi-Kuadrat ( χ 2 ) Variabel Y (Kemampuan Penguasaan Praktik) Interval
zi
Lo
Li
ei
χi2
fi
Xin
19 – 26 27 – 34 35 – 42 43 – 50 51 – 58 59 – 66 67 – 74
2 1 9 14 16 13 2
Jumlah
57
18,5 -3,398 0,5000 26,5 -2,49 0,4936 0,01 0,57 3,588 34,5 -1,59 0,4441 0,05 2,85 1,201 42,5 -0,69 0,2549 0,19 10,83 0,309 50,5 0,22 0,0871 0,34 19,38 1,494 58,5 1,12 0,3686 0,28 15,96 0,0001 66,5 2,03 0,4788 0,11 6,27 6,745 74,5 2,93 0,4983 0,02 1,14 0,649 1 57 13,986
85
3. AnalisisKoefisienKorelasi dan UjiHipotesis Uji korelasi dimaksudkan untuk mengungkapkan kadar hubungan dan arah variabel penelitian. Tanda (+) menunjukkan arah hubungan positif dan tanda (-) menunjukkan arah hubungan negatif. Karena data kelompok variabel X dan Y homogen maka keempat kelompok sampel tersebut dapat digabung untuk di analisis lebih lanjut, dan kedua data (variabel X dan Y) tidak berdistribusi normal artinya uji korelasi dilakukan pada seluruh sampel gabungan, dan jenis statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik. a. Uji Korelasi Metode yang ditempuh dalam penelitian ini adalah metode statistik non parametrik
dimana
koefisien
korelasi
yang
digunakan
adalah
dengan
menggunakan korelasi Tata Jenjang Spearman dengan rumus koefisien korelasi sederhana, diperoleh rs = 0,35 koefisien r = 0,35, memberikan penjelasan kualitas keterikatan X terhadap Y, dengan kategori rendah. b. UjiHipotresis Hipotesis akan disimbolkan dengan Ho. Supaya ada dua pilihan, hipotesis ini perlu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan untuk Ho, selanjutnya disebut hipotesis alternatif dengan simbol H1. Untuk Ho dan H1 ini akan ditetapkan sebagai berukut : H0 : ρ =0 ” kemampuan teori tidak memberikan kontribusi terhadap kemampuan praktek” H1 : ρ ≠ 0 ” kemampuan teori memberikan kontribusi signifikan terhadap kemampuan praktek”
86
Selanjutnya, penulis menentukan bentuk statistik yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis ini, yaitu rumus distribusi t-student. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Jika t hitung ≥ t tabel, maka tolak Ho artinya memberikan kontribusi dan t hitung ≤ t tabel, terima H1 artinya tidak memberikan kontribusi Tolak Hipotesis jika p-value < 0,05 artinya nilai r signifikan untuk menjelaskan hubungan kemampuan teori dengan kemampuan praktek. Mengacu dari perhitungan (Lampiran H), diperoleh thitung = 2,775 >ttabel = 1,6725 kemudian nilai p-v = 0,0095< α = 0,05, maka Ho ditolak, artinya kemampuan teori memberikan kontribusi terhadap kemampuan praktek. Mengacu dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel X (kemampuan teori) memberikan kontribusi kepada Variabel Y (kemampuan praktik). 4. Koefisien Determinasi Perhitungan Koefisien determinasi (KD) mempergunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100 % = (0,35)2 x 100 % = 12,25 % Artinya, variabel X (kemampuan penguasaan teori mengeling) berkontribusi terhadap variabel Y (kemampuan penguasaan praktik menggunakan sambungan paku keling) sebesar 12,25%. 5. Pembahasan Hasil Penelitian Gambaran kemampuan teori dan praktek yang diteliti dari peserta didik adalah dari hasil berupa nilai. Sebab besar kecilnya atau tinggi rendahnya hasil belajar
87
pada lembaga-lembaga pendidikan formal atau sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai. Hasil proses belajar (nilai) yang didapat merupakan hasil evaluasi oleh guru atau evaluator, dan nilai merupakan cerminan dari kemampuan sesorang peserta didik dalam menguasai ilmu pengetahuan. Kemampuan teori mengeling peserta didik dinyatakan masih rendah karena sebanyak 28 peserta didik (49,13%) berada dibawah nilai KKM sedangkan kemampuan praktik peserta didik dinyatakan dalam kategori baik karena sebagian besar peserta didik (78,95%) berada di atas nilai KKM. Hal yang menyebabkan banyaknya nilai kemampuan teori peserta didik lebih kecil daripada nilai kemampuan praktik salah satunya adalah karena untuk mendapatkan nilai kemampuan teori diberlakukan tes yang bersifat individual yang sehingga peseta didik tidak bergantung kepada orang lain dan merupakan hasil pemikiran sendiri. Sedangkan untuk mendapatkan nilai kemampuan praktik kegiatan yang dilakukan lebih bersifat kelompok dan ada kemungkinan adanya kerja sama bahkan peniruan pekerjaan antara peserta didik satu dengan yang lainnya. Hasil penelitian diketahui besarnya hubungan antara kemampuan penguasaan teori mengeling dan kemampuan penguasaan praktik peserta didik kelas X program keahlian KRPU pada standar kompetensi menggunakan perkakas tangan operasi digenggam yang terjadi memiliki interpretasi rendah. Hasil temuan penelitian bahwa kontribusi (sumbangan) kemampuan penguasaan teori terhadap kemampuan penguasaan praktik sebesar 12,25%. Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar praktik selain kemampuan
88
penguasaan teori adalah sebesar 87,75 %. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan praktik, yaitu: 1) Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang sudah ada dalam diri peserta didik itu sendiri (faktor psikologis) diantaranya kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi. • Kecerdasan merupakan kemampuan peserta didik dalam berpikir (inteligen) untuk memecahkan suatu masalah. • Minat merupakan ketertarikan peserta didik terhadap sesuatu yang menimbulkan semangat. • Bakat merupakan kemampuan yang sudah ada dan dibawa sejak lahir. • Emosi merupakan kondisi psikologi (ilmu jiwa) peserta didik untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah untuk belajar. 2) Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi: • Lingkungan sosial di sini adalah kultur atau budaya yang mempengaruhi peserta didik. Sebagai contohnya bila suatu kelas dimana peserta didiknya dalam kultur persaingan dalam mengerjakan praktik maka peserta didik tersebut akan berlomba-lomba menghasilkan benda kerja yang terbaik. Tidak sedikit peserta didik yang melakukan pekerjaan hanya meniru pekerjaan peserta didik lain dan hanya mengikuti instruksi dari guru tanpa memiliki landasan teori yng memadai sehingga peserta didik tersebut tidak mengetahui makna dari pembelajaran.
89
• Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil yang diharapkan atau berhubungan dengan perangkat pendidikan. Faktor instrumen ini antara lain: kurikulum, struktur program, sarana dan prasarana praktikum, staf pengajar, metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Mengacu pada hasil penelitian maka tujuan pembelajaran antara teori dan praktik belum tercapai. Tujuan pembelajaran seharusnya dapat mengintegrasikan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan sikap kerja (afektif) sebagai proses pembentukan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi dalam pembelajaran ini adalah integrasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan oleh peserta didik untuk melaksanakan suatu tugas di dunia kerja. Peserta didik dinyatakan berkompeten dalam pekerjaan tertentu bila peserta didik memiliki pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan sikap kerja (afektif) yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam bentuk unjuk kerja/kinerja (tingkah laku yang membuahkan hasil). Dalam pembelajaran, unjuk kerja merupakan penampilan peserta didik dalam mengerjakan sesuatu tugas yang terkait dengan pembelajaran yang dilakukan. Menurut Sudji Munadi (2008) untuk dapat menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang efektif dan menghasilkan peserta didik yang berkualitas perlu diperhatikan adanya beberapa hal di antaranya: 1) Tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja.
90
2) Peserta didik dilatih dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yangdiperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. 3) Guru telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapa keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan. 4) Sejak awal latihan sudah ada pembiasaan perilaku yang akan ditunjukkan dalam pekerjaannya. 5) Pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata. Penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar teori maupun praktik ini hanya dapat disimpulkan dari beberapa kemungkinan yang dapat terjadi. Karena peneliti tidak meneliti pengaruh faktor-faktor penyebab keberhasilan belajar tetapi penelitian ini bertujuan mencari seberapa besar kontribusi kemampuan penguasaan teori mengeling terhadap kemampuan praktik menggunakan sambungan paku keling (rivets) serta mencari gambaran kemampuan teori dan kemampuan praktek yang dimiliki peserta didik kelas X KRPU tahun ajaran 2010/2011 pada standar kompetensi menggunakan perkakas tangan bertenaga operasi digenggam. Hasil pengolahan data penelitian ini bukan berarti menjadi tolok ukur keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar tetapi merupakan gambaran bahwa hasil penelitian yang diambil dari data-data dan diolah dengan menggunakan metode statistik hanya sebagian kecil saja untuk menemukan permasalahan, tentunya masih banyak permasalahan yang harus dicari solusinya untuk dapat terus diperbaharui agar menjadi lebih baik.