BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Pada bab IV ini akan diuraikan tentang hasil serta pembahasan hasil penelitian. Uraian deskripsi berdasarkan kepada rumusan masalah yang kemudian akan dirumuskan menjadi sebuah kesimpulan dan rekomendasi penelitian.
A. Gambaran Umum Masyarakat Desa Giriasih Gambaran umum mengenai Desa Giriasih dapat dijelaskan dengan melihat beberapa aspek antara lain: letak geografis, aspek demografis, dan aspek kehidupan sosial masyarakat Desa Giriasih. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu sebagai berikut :
1. Letak Geografis Desa Giriasih Desa Giriasih termasuk kedalam Kecamatan Batujajar yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Bandung Barat, sebelum penulis memaparkan tentang Desa Giriasih maka akan dipaparkan terlebih dahulu mengenai gambaran umum Kabupaten Bandung Barat. Secara geografis, Kabupaten Bandung Barat berada pada perbatasan antara Kabupaten Purwakarta dengan Kabupaten Subang di sebelah barat dan utara, kota Bandung di sebelah selatan serta kabupaten Cianjur di sebelah barat dan timur. Secara geografis Kabupaten Bandung Barat berada pada 60041’- 700 19’ Lintang Selatan dan 1070 22’ – 1080 0,5’ Bujur
74
75
Timur. Luas wilayah Kabupaten Bandung Barat adalah 1.305,77 Km2. Kabupaten Bandung Barat memiliki rata-rata ketinggian 110 m dan maksimum 2.2429 m dari permukaan laut. Mata pencaharian masyarakat Kabupaten Bandung Barat antara lain pada sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor industri, sektor pemerintahan dan sektor jasa. (Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. 2010:10).
Peta 4.1 Peta Kabupaten Bandung Barat
Sumber
: http://www.bandungbaratkab.go.id/
Selanjutnya akan dipaparkan tentang Kecamatan Batujajar yang memiliki luas wilayah 5.339,24 Ha. Kecamatan Batujajar terbagi ke dalam tiga belas desa antara lain yaitu Desa Batujajar Timur, Desa Batujajar Barat, Desa Bojonghalueang, Desa Cangkorah, Desa Cikande, Desa Cipangeran, Desa
76
Galangang, Desa Giriasih, Desa Girimukti, Desa Jati, Desa Pangauban, Desa Saguling, dan Desa Selacau. Setelah memaparkan tentang Kecamatan Batujajar maka selanjutnya akan dibahas tentang keadaan geografis Desa Giriasih. Termasuk kedalam daerah dataran rendah dengan luas wilayah 344 Ha. Letak desa Giriasih berbatasan dengan beberapa desa dan kecamatan yaitu : Sebelah utara
: Desa Laksana Mekar
Sebalah selatan
: Desa Batujajar Timur
Sebelah barat
: Desa Cangkorah
Sebelah timur
: Kelurahan Cibeber
Desa Giriasih terdiri dari 18 rukun warga (RW) dan 50 rukun tetangga (RT). Jarak dari desa menuju kantor kecamatan adalah 1 Km dan dapat ditempuh dengan waktu ± 10 menit. Sedangkan jarak dari desa menuju kantor kabupaten adalah 0,5 Km dan dapat ditempuh dengan waktu ±5 menit. Akses jalan menuju Desa Giriasih ini merupakan jalan aspal serta banyak dilewati oleh truk pengangkut barang milik pabrik.
2. Keadaan Demografis Penduduk di Desa Giriasih Keadaan demografis merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan kependudukan. Mengenai keadaan penduduk di desa Giriasih, dapat
77
dikomposisikan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian masyarakat.
a. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin Jumlah penduduk di Desa Giriasih menurut data monografi desa tahun 2010 adalah 9.962 jiwa, dengan rincian laki-laki sebanyak 5.041 jiwa sedangkan perempuan sebanyak 4.921 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 3011 KK. Rincian jumlah penduduk di Desa Giriasih pada tahun 2010 dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Dalam Kelompok Umur dan Jenis Kelamin No
Komposisi Umur Penduduk
Jumlah
Jenis Kelamin L
P
1
0-6 Tahun
699
699
1398
2
7-12 Tahun
642
584
1226
3
13-15 Tahun
321
323
644
4
16-18 Tahun
342
343
685
5
19-25 Tahun
341
340
681
6
26-30 Tahun
343
339
682
7
31-35 Tahun
342
342
684
8
36-40 Tahun
342
342
684
9
41-45 Tahun
341
343
684
10
46-50 Tahun
340
343
683
78
11
51-55 Tahun
344
343
687
12
56-60 Tahun
323
327
650
381
201
582
5101
4869
9970
>60 Tahun
13
Jumlah Sumber
: Monografi Desa Giriasih, Kecamatan Batujajar Tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di Desa Giriasih memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Sehingga laju pertumbuhan Desa Giriasih cukup maksimal karena jumlah laki-laki yang lebih banyak untuk menggerakan pembangunan disuatu daerah. b. Komposisi penduduk berdasarkan sistem mata pencaharian Keadaan geografis di wilayah desa Giriasih pada awalnya adalah lahan pertanian namun seiring perkembangan daerah maka lahan pertanian yang ada mulai dipergunakan untuk lahan perindustrian dengan dibangunnya pabrik-pabrik disekitar daerah tersebut. Melihat keadaan wilayah tersebut maka mata pencaharian utama dari masyarakat adalah sebagai buruh pabrik. Namun, bukan hanya buruh pabrik saja akan tetapi juga sebagai petani, perkebunan dan lain sebagainya. Rincian mata pencaharian masyarakat dapat dilihat dalam tabel berikut:
79
Tabel 4.2 Komposisi Penduduk dalam Sistem Mata Pencahariannya No
Sektor/ Lapangan Usaha
Jumlah Orang
%
1
Pertanian
25
0,25%
2
Perkebunan
11
0,11%
3
Jasa
123
1,23%
4
Industri
4793
47,93%
5
Perdagangan
9
0,09%
6
Peternakan
5
0,05%
7
Angkutan
15
0,15%
4981
49,81%
Jumlah Sumber
: Monografi Desa Giriasih, Kecamatan Batujajar Tahun 2010
Dari jumlah komposisi penduduk dan mata pencaharian di Desa Giriasih terlihat bahwa penduduk desa sebagian besar bekerja pada sektor industri dengan jumlah presentase sekitar 47,93%. Dapat disimpulkan bidang industri merupakan mata pencaharian utama dari masyarakat. Hal tersebut di dasarkan pada banyaknya jumlah industri yang berada di desa yaitu sekitar enam puluh lima buah. Sektor jasa juga menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat desa dengan presentase sekitar 1,23%. Sebagian besar masyarakat yang bekerja sebagai pemilik dari kontrakan bagi masyarakat pendatang selain itu juga menawarkan
80
jasa lain seperti jasa rental komputer, warung internet (warnet), dan lain sebagainya. Selain bekerja pada bidang industri dan jasa, masyarakat Desa Giriasih juga bekerja pada sektor lain. Menurut monografi Desa Giriasih, Kecamatan Batujajar tahun 2010, masyarakat Desa Giriasih juga bekerja sebagai peternak sebanyak 0,05%, pedagang sebanyak 9 orang atau 0,09%, perkebunan sebanyak 11 orang atau 0,11%, dan angkutan sebanyak 15 orang atau 0,15%. Sedangkan yang lainya bekerja sebagai PNS serta tenaga kesehatan yang berjumlah 11 orang. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa masyarakat desa memiliki pekerjaan yang beragam di berbagai sektor bidang pekerjaan.
c. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat Pendidikan merupaka unsur penting dalam kehidupan seseorang. Hal ini dikarenakan lewat pendidikan maka seseorang dapat meningkatkan derajat kehidupannya. Dalam hal pendidikan, masyarakat desa memiliki tingkat pendidikan rata-rata lulusan SMA. Hal ini dikarenakan setiap orangtua telah sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Untuk melihat lebih rinci tentang tingkat pendidikan masyarakat dapat dilihat dalam tabel berikut ini
81
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Tingkat Pendidikan
No
Jumlah
1
Tidak lulus SD
256 orang
2
Sekolah Dasar (SD)
1468 orang
3
SMP
1175 orang
4
SMA
4286 orang
5
S1
2686 orang
6
S2
80 orang
Sumber : Monografi Desa Tahun 2010 Berdasarkan data monografi desa tersebut, ternyata tingkat pendidikan masyarakat desa berada pada tingkat SMA dan sedikit sekali yang melanjutkan hingga tingkat perguruan tinggi. Hal ini disebabkan oleh pemikirian masyarakat yang lebih mementingkan bekerja dibandingkan pendidikan. Dalam industri minimal para karyawan harus berijazah SMA sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih untuk langsung bekerja di pabrik untuk menghasilkan uang agar memenuhi kebutuhan hidupnya.
d. Kondisi sosial budaya Kondisi geografis dan lingkungan yang berbeda akan mengakibatkan kehidupan sosial budaya masyarakat yang berbeda pula. Perbedaan tempak dan masyarakat akan melahirkan bentuk-bentuk kebudayaan yang memiliki ciri khas yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya.
82
Kenyataan lain, masyarakat akan dihadapkan kepada kehidupan yang bersifat pertentangan. Kesenjangan baik sosial, ekonomi, maupun politik membawa masyarakat untuk berkompromi dengan keadaan tersebut. Kondisi seperti inilah yang akan selalu mewarnai kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai unsur kebudayaan seperti bahasa, kesenian dan lain-lain. Bahasa sehari-hari yang dipergunakan oleh penduduk adalah bahasa Sunda. Bahasa ini digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi antar anggota masyarakat. Dalam berinteraksi dengan penduduk yang usianya lebih tua dan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi digunakan bahasa Sunda yang halus. Hal ini menunjukan sikap hormat dan menghargai sesama masyarakat. Sedangkan untuk percakapan diantara warga yang usianya sama dan mempunyai kedudukan yang sama pula maka dipergunakan bahasa Sunda yang kasar untuk mengakrabkan antar anggota masyarakat. Bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia juga dipergunakan dalam kehidupan
masyarakat.
Namun
dalam
penggunaanya
tidak
seutuhnya
menggunakan bahasa Indonesia asli akan tetapi dicampur dengan bahasa Sunda. Hal ini dimaksudkan untuk memiliki kesan akrab dibandingkan menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Unsur kebudayaan lainnya adalah organisasi kemasyarakatan. Organisasi masyarakat ini dibentuk untuk memberikan wadah untuk menanmpung aspirasi masyarakat desa. Keberadaan organisasi ini tidak lepas dari nilai dan norma di masyarakat. Di mana untuk mewujudkan nilai sosial masyarakat menciptakan
83
aturan-aturan yang tegas yang disebut dengan norma sosial. Organisasi kemasyarakat yang dimiliki oleh desa antara lain adalah karang taruna, organisasi keagamaan seperti MUI, organisasi PKK serta organisasi kesenian.
3. Industri di Desa Giriasih Industri di desa Giriasih dimulai sejak tahun 1990 an. Pada saat itu mulai banyak dibangun pabrik-pabrik yang menyebabkan berkurangnya lahan pertanian milik masyarakat. Pembentukan daerah batujajar menjadi kawasan industri oleh pemerintah menyebabkan desa Giriasih yang secara administratif masuk kedalam kecamatan batujajar menjadikan desa ini sebagai salah satu kawasan industri. Di desa ini terdapat 40 industri besar yang terdiri dari berbagai macam pabrik dengan hasil produksi yang berbeda. Ke empat puluh industri tersebut antara lain adalah : Tabel 4.4 Industri di Desa No
Industri/Pabrik
1
PT Ateja
2
PT CGNP
3
Palmastex
4
Samdotex
5
Yihwa
6
Amindos Sinarnus
7
Nama Sindoplus
8
Giri Asih Indah
84
9
Putra Angkas
10
Senayan Sandang Makmur
11
Multi Group
12
Baskara
13
Beton Putra
14
Kencana Fajar Mulya
15
Beton Perkasa
16
Sapta Pelita Asia
17
Silva
18
PT Sabatex
19
PT Gunung Pada Kasih/ GP
20
Reajayamik
21
Aspalindo
22
Cahaya Kurnia Permai
23
Polister
24
Bigstar
25
Samsentral Indah
26
Sandarma Plastik
27
Sanbuana Ekspres
28
Fajar Mataram Sedaya
29
Luki Rejeki
30
Almasindo 2
31
Victory
32
Sentral Texindo
85
33
Sipatatex
34
Sinar Makin Mulya
35
Mulya Adi Paramita
36
Sipatamuda
37
Prodomo
38
Indorama
39
Sentral Mulya Citra Nitindo
40
Daya Mekar Texindo
Sumber : Monografi Desa Tahun 2010 Industri di desa Giriasih berkembang semenjak diberlakukannya kawasan Batujajar sebagai daerah industri. Berbagai macam industri di bangun di kawasan ini. Hal ini yang menyebabkan peralihan profesi masyarakat dari petani menjadi pegawai atau buruh pabrik. Industri yang berada di daerah ini sebagian besar bergerak pada bidang industri beton, kertas, dan tekstil. Industri di desa bukan hanya industri dengan skla besar saja akan tetapi juga industri dengan skla kecil yang dimiliki oleh masyarakat. Industri kecil berjumlah sekitar 21 industri kecil milik masyarakat yang rata-rata berprofesi sebagai seorang penjahit. Sejak saat itu warga mulai ramai beralih pekerjaan menjadi buruh pabrik. kebanyakan alasan warga beralih menjadi buruh pabrik karena menanggap bahwa upah yang didapat dari pabrik lebih besar dibandingkan hasil pertanian. Selain itu
86
juga karena sudah berkurangnya lahan pertanian yang dipergunakan untuk pabrik sehingga memilih untuk bekerja sebagai buruh pabrik. Pada umumnya produk yang dihasilkan oleh industri yang berada di desa antara laian adalah tekstil, beton, kertas dan lain sebagainya. Hasil produksi biasanya langsung dibawa ke beberapa daerah seperti Jakarta, dan berbagai kota di Indonesia. Selain itu akses jalan yang dekat dengan jalan antar kota membuat pendistribusian barang menjadi lebih mudah. Adanya industri di Desa Giriasih menyebabkan suasana kehidupan seharihari di desa penuh dengan suasana kerja. Hal ini dapat dilihati dari rutinitas para karyawan yang bekerja kurang lebih 8 jam setiap harinya. Karyawan pabrik tidak hanya berasal dari masyarakat asli desa saja akan tetapi banyak juga yang berasal dari luar daerah. Biasanya mereka yang berasal dari luar kota memilih untuk mengontrak rumah atau kamar kost milik warga setempat.
B. Deskripsi Hasil Wawancara Dalam mengumpulkan data dilakukan dengan proses wawancara yang dilakukan terhadap subjek penelitian yang dipilih berdasarkan kebutuhan terhadap data yang diperlukan. Subjek tersebut diantaranya sebagai berikut:
87
Tabel 4.5 Subjek Penelitian Nama Responden
Status
Ahmad Kosasih
Sekretaris Desa Giriasih
H. Mahfudz
Tokoh Masyarakat
Tono
Keamanan desa
Dayat
Keamanan desa
Amaliyah
Masyarakat desa
Eneng
Masyarakat desa
Sumber
: Diolah Peneliti Tahun 2011
1. Faktor yang menyebabkan pergeseran nilai antar masyarakat desa Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai sumber yang dilakukan pada tanggal 26 Juni 2011, pada beberapa sumber yaitu AK, MF, En, Dy, Tn, Am mengenai faktor yang menyebabkan pergeseran nilai antar masyarakat desa. Terdapat berberbagai tanggapan yang berbeda seperti yang dikemukakan oleh AK yang merupakan seorang pejabat desa, beliau mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan pergeseran nilai antar masyarakat adalah kesibukan masyarakat pada bidang pekerjaan masing-masing sehingga jarang bertemu satu sama lain, selain itu juga banyak pendatang yang masuk ke desa dimana pendatang tersebut jarang sekali bergaul dengan masyarakat asli. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya keakraban antar tetangga. Menurut MF, faktor yang menyebabkan pergeseran nilai pada masyarakat yaitu masuknya pendatang yang membawa pengaruh bagi masyarakat desa.
88
Faktor lainnya adalah kesibukan masyarakat terhadap pekerjaan masing-masing sehingga tidak ada waktu untuk berkumpul dengan tetangga maupun keluarga. Kehidupan individualis juga muncul seiring berkembangnya masyarakat. Setiap anggota masyarakat lebih memetingkan kehidupan pribadinya dan tidak ingin tahu kehidupan tetangganya sehingga cenderung bersikap individualis. Selain itu masuknya budaya luar ke dalam masyarakat juga membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Kegiatan gotong royong sudah mulai jarang dilakukan oleh masyarakat karena keengganan masyarakat akibat kesibukan kerja tersebut. Menurut En, faktor dari munculnya pergeseran nilai pada masyarakat yaitu kesibukan masyarakat terhadap pekerjaan dan jadwal kerja yang tidak menentu karena beliau pernah bekerja di pabrik dimana jadwal kerja yang berdasarkan pada shift sehingga jarang sekali ada waktu untuk bergaul dengan masyarakat sekitar. Menurut Dy, faktor dari munculnya pergeseran nilai pada masyarakat desa yaitu tingkat mobilitas penduduk dan kesibukan masyarakat karena pekerjaan mereka serta masuknya pendatang ke desa. Menurut beliau pada saat sebelum dibangunnya industri masyarakat masih saling mengenal satu sama lain karena antar tetangga biasanya masih memiliki hubungan kekerabatan namun setelah masuknya industri banyak masyarakat asli yang lebih memilih menjual tanah pertaniannya dan pindah ke daerah lain sehingga hubungan kekeluargaan pun semakin merenggang karena banyak penduduk asli yang pindah ke daerah lain.
89
Menurut Tn, faktor yang menyebabkan pergeseran nilai antar masyarakat adalah munculnya pendatang yang membawa pengaruh terutama dalam cara berpakaian sehingga banyak masyarakat yang pada saat ini mengikuti gaya masyarakat kota. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat sekarang semakin maju setelah banyaknya arus informasi yang masuk melalui televisi, internet, serta alat komunikasi lainya lagi. Menurut Am, faktor yang menyebabkan pergeseran nilai pada masyarakat desa yaitu kurangnya komunikasi antar masyarakat akibat kesibukan masingmasing warga sehingga jarang sekali berhubungan satu sama lain. Selain itu ada faktor lain yaitu pendatang yang jarang sekali berkomunikasi dengan masyarakat asli dan lebih sering berkumpul dengan sesama pendatana. Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai sumber mengenai faktor yang menyebabkan pergeseran nilai sosial pada masyarakat desa, maka dapat disimpulkan bahwa faktor utamanya adalah kesibukan masyarakat dengan pekerjaannya sehingga tidak ada komunikasi dengan warga lain dan juga faktor pendatang yang membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat asli seperti cara berpakaian serta kurangnya partisipasi masyarakat pendatang kepada berbagai kegiatan yang dilakukan di desa.
90
2. Dampak Pembangunan Industri di Desa Giriasih, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat Pembangunan industri membawa dampak bagi masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa narasumber seperti aparat desa yaitu Asep Kosasih (AK), tokoh masyarakat yaitu H. Mahfud (MF), serta masyarakat sekitar daerah industri yaitu Eneng (EN), Dayat (Dy), Tono (Tn), dan Amaliyah (Am) terungkap tentang dampak pembangunan industri. Menurut AK, industri memberikan dampak bagi masyarakat desa. Dampak tersebut antara lain terhadap bidang sosial budaya masyarakat serta sektor lain seperti pendidikan, ekonomi, lingkungan dan agama. Dalam bidang sosial budaya industri membawa perubahan rutinitas kegiatan sosial masyarakat seperti kegiatan gotong royong yang sudah jarang dilakukan oleh masyarakat jika ada pun harus diminta langsung oleh aparat desa sehingga tidak ada kesadaran untuk melakukan kegiatan tersebut. Dalam bidang pendidikan, industri membawa dampak yang positif karena dengan adanya industri yang mengharuskan setiap orang yang ingin bekerja di pabrik rata-rata harus berpendidikan minimal SMA atau SMK selain itu juga harus memiliki keterampilan sehingga mampu bekerja dengan maksimal. Dalam bidang ekonomi, industri mampu menciptakan peluang usaha walau tidak semuanya terserap akan tetapi masyarakat dapat bekerja pada bidang lainnya. Dalam bidang lingkungan, industri menyebabkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar. Menurut AK, pencemaran yang dilakukan yaitu pencemaran udara dan juga pencemaran air yang menyebabkan masyarakat
91
kesulitan untuk mencari air bersih. Pencemaran air menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mencari air bersih untuk keperluan rumah tangga. Dalam bidang politik, menurut AK, masyarakat dikatakan sudah menyadari akan hak nya untuk memilih dan dipilih. Hal ini dilihat dari keikut sertaan masyarakat dalam pemilu dapat dikatakan tinggi dan terlihat minat masyarakat untuk memilih serta dipilih. Menurut MF, dampak yang diberikan industri terhadap kehidupan masyarakat terbagi menjadi dua yaitu dampak positif serta dampak negatif. Dampak positif pembangunan industri di desa antara lain yaitu membuka peluang usaha dan mengurangi angka pengangguran walaupun tidak bisa mengatasi pengangguran seutuhnya sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat. Dampak negatif dari pembangunan industri menurut MF yaitu tidak semua warga yang terserap dalam bidang industri sehingga pabrik tidak begitu berpengaruh untuk mengatasi pengangguran. Selain itu banyaknya pendatang yang terkadang membawa pengaruh seperti dalam berpakaian, banyak pendatang yang menggunakan model berpakaian yang beragam bahkan tidak sesuai dengan sopan santun di masyarakat. Pendatang juga jarang ingin bergaul dengan masyarakat sekitar akibatnya terjadi hubungan yang kurang harmonis antara penduduk asli dan pendatang. MF juga mengemukakan bahwa ada tradisi yang berubah sebelum dan sesudah datangnya industri yaitu tradisi kirim nasi pada saat lebaran. Tradisi ini
92
biasa dilakukan oleh masyarakat sekitar agar terjalin silaturahmi antar tetangga akan tetapi sekarang sudah tidak ada lagi tradisi ini. Dalam kehidupan politik masyarakat. Masyarakat cukup aktif dalam kehidupan politik karena mereka sangat antusias untuk memilih calon yang akan menjadi pemimpin mereka baik itu dalam pemilihan kepala desa maupun pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden. Menurut En, industri berdampak kepada kehidupan masyarakat, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif pembangunan industri seperti memajukan perekonomian masyarakat dengan membuka peluang pekerjaan serta peluang usaha lain bagi masyarakat. Sehingga menambah pemasukan bagi masyarakat sekitar. Namun, industri juga membawa dampak negatif
yaitu
merenggangnya
hubungan
kemasyarakatan
antar
warga,
merenggangnya hubungan komunikasi antar anggota keluarga dalam masyarakat terutama apabila kedua orangtua bekerja di pabrik sehingga anak kurang mendapatkan perhatian dari orang tua. Pencemaran udara pun terjadi akibat industri sehingga masyarakat merasa tidak nyaman dengan keadaan lingkungan tersebut. Air juga menjadi perhatian karena akibat limbah industri menyebabkan air di desa tersebut sudah tidak dapat lagi di manfaatkan oleh masyarakat. Hampir
serupa
seperti
yang
dikemukakan
oleh
En,
Dy
juga
mengemukakan bahwa industri yang dibangun di desa membawa dampak bagi masyarakat baik itu secara positif maupun secara negatif. Dampak postif pembangunan industri adalah peluang usaha yang besar dan pekerjaan telah di
93
spesialisasikan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan. Namun dampak negatif pembangunan industri yaitu masih terdapat pengangguran akibat kurangnya keterampilan masyarakat selain itu juga jika masyarakat ini masuk menjadi pegawai pabrik maka harus membayar terlebih dahulu melalui calo. Menurut narasumber lain yaitu Tn, mengungkapkan bahwa dampak pembangunan industri terhadap masyarakat antara lain yaitu berdampak positif serta berdampak negatif. Dampak postif pembangunan industri adalah membuka banyak peluang usaha bagi masyarakat sehingga menambah penghasilan masyarakat. Sedangkan dampak negatif pembangunan industri adalah banyaknya limbah pabrik yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Dalam kehidupan sosial masyarakat juga kegiatan seperti gotong royong hilang akibat kesibukan masing-masing dan kegiatan kepemudaan juga sepertinya tidak ada karena lebih mementingkan kehidupan. Hal tersebut berbeda dengan sebelum pembangunan industri dimana dahulu masyarakat memiliki sistem kekerabatan yang akrab sedangkan sekarang masyarakat kurang mengenal tetangganya. Kegiatan kesenian tradisional seperti pencak silat dan calung sudah tidak ada dan berganti pada kesenian modern seperti orkes dangdut. Am mengemukakan bahwa dampak pembangunan industri yaitu pencemaran terhadap lingkungan dan udara. Selain itu juga terjadi kehidupan yang individualis yang menyebabkan merenggangnya hubungan kekeluargaan. Dalam bidang keamanan juga dikatakan tidak aman karena terjadi pencurian ternak milik warga. Dalam bidang pendidikan, masyarakat hanya mampu
94
bersekolah hingga tingkat SMA karena mereka lebih memilih untuk langsung bekerja di pabrik dibandingkan melanjutkan pendidikan dan alasan lainnya adalah kurangnya biaya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan pada pendapat narasumber tentang dampak yang ditimbulkan oleh industri, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua dampak yaitu dampak positif serta dampak negatif. Narasumber mengemukakan bahwa dampak positif dari pembangunan industri adalah terbukanya peluang pekerjaan bagi masyarakat. Namun, ternyata terdapat pula dampak negatif pembangunan industri baik terhadap sosial masyarakat, terhadap lingkungan, terhadap tingkat pendidikan, terhadap perekonomian masyarakat serta terhadap kebudayaan masyarakat. Dalam bidang sosial masyarakat, dampak yang dirasakan pada umumnya adalah melemahnya ikatan kekeluargaan, munculnya sikap individualis serta kurangnya komunikasi terutama dalam komunikasi keluarga maupun komunikasi antar warga masyarakat. Dampak negatif industri terhadap lingkungan sangat dirasakan oleh warga terutama kesulitan warga untuk mencari air bersih karena air yang ada telah tercemar oleh limbah pabrik selain itu juga ada pencemaran terhadap udara akibat hasil pembuangan pabrik yang menyebabkan udara sekitar masyarakat tercemar oleh limbah buangan pabrik tersebut. Dalam bidang perekonomian walaupun dikatakan industri mampu menciptakan peluang pekerjaan bagi masyarakat akan tetapi belum mampu menyerap tenaga kerja asli dari desa akan tetapi lebih banyak
95
menyerap pekerja dari pendatang. Hal ini dikarenakan kurang disiplinnya masyarakat asli serta kurangnya keterampilan masyarakat. Dalam bidang kebudayaan ternyata terdapat kebudayaan masyarakat asli yang sudah mulai ditinggalkan yaitu kegiatan gotong royong dan tradisi saling mencicipi masakan saat lebaran. Hal ini karena mereka sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga mereka melupakan tradisi tersebut. Mereka cenderung mengikuti gaya hidup masyarakat kota yang lebih bersifat modern dibandingkan mengikuti gaya hidup masyarakat desa yang bersifat sederhana. Dalam bidang kesenian, masyarakat lebih memilih serta menyukai kesenian modern seperti modern dance, musik-musik barat dibandingkan melestarikan kesenian tradisional seperti calung dan pencak silat. Mereka menganggap bahwa kesenian tersebut kuno dan tidak sesuai
dengan
perkembangan zaman sehingga sekarang mulai jarang ditampilkan. Kehidupan politik masyarakat dapat dikatakan cukup baik. Hal ini dikarenakan masyarakat ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan baik itu pemilu legislatif, pemilu presiden maupun pemilihan kepala desa. Mereka mengikuti kegiatan tersebut dengan baik dan menyadari akan pentingnya kegiatan tersebut bagi kehidupan mereka. Berdasarkan pada pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa industri membawa dampak bagi kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan baik sosial masyarakat, budaya, politik, ekonomi dan pendidikan bagi masyarakat sekitar daerah industri.
96
3. Upaya perangkat desa dan masyarakat untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh industri Dalam meminimalisir dampak pembangunan industri ternyata terdapat beberapa hambatan antara lain seperti yang dikemukakan oleh AK yaitu kurangnya kerjasama antara pihak desa dengan masyarakat akibat tidak adanya komunikasi antara warga dengan pihak pemerintah desa. Dalam mengatasi hambatan tersebut maka pihak desa berusaha untuk mengadakan pertemuan dengan warga sekitar melalui rapat desa. Sedangakan Tn mengemukakan bahwa hambatan yang dialami masyarakat terutama dalam menjaga keamanan warga dan hubungan kekerabatan antar warga yaitu banyak warga yang terlihat acuh terhadap kondisi warga yang lainnya. Menurutnya, hal ini berbeda dengan keadaan sebelum pembangunan industri dimana pada saat itu hubungan antar warga sangat akrab bahkan setiap warga saling mengenal satu sama lain, namun saat ini hanya beberapa warga yang saling mengenal sedangkan sisanya sudah tidak saling mengenal sama sekali. Berdasarkan
hasil
wawancara
yang
dilakukan
kepada
beberapa
narasumber maka terdapat berbagai pendapat yang berbeda mengenai upaya yang dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh industri. Menurut AK, hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan yang ditimbulkan oleh industrialisasi, pihak desa telah berusaha dengan berbagai cara diantaranya adalah memberikan pelatihan keterampilan bagi masyarakat agar mampu berkarya dan tidak menganggur. Selain itu juga pihak desa juga menjalin
97
kerjasama dengan pihak pabrik untuk membuka peluang masyarakat agar bekerja di desa. Dalam mengatasi hilangnya sifat serta sikap gotongroyong di masyarakat, pihak desa berusaha untuk mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan datang ke rumah-rumah warga selain itu dalam menyelesaikan perselisihan antar warga biasanya pihak desa mengajak musyawarah kedua belah pihak yang bersengketa agar berdamai dan menyelesaikan dengan kekeluargaan. Desa juga memiliki program anak asuh, biasanya ini untuk membiayai anak yang putus sekolah dan orangtuanya sudah tidak ada, sehingga mereka yang tidak memiliki biaya dapat bersekolah kembali. Menurut MF, Upaya yang dilakukan tokoh masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di desa antara lain dengan bekerja sama dengan pihak desa untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Beliau juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan keimanan dengan mengikuti kegiatan pengajian yang diselenggaran oleh Pondok Pesantren yang beliau pimpin. Tn mengungkapkan bahwa hambatan yang dialami masyarakat terutama dalam menjaga keamanan warga dan hubungan kekerabatan antar warga yaitu banyak warga yang terlihat acuh terhadap kondisi warga yang lainnya. Menurutnya, hal ini berbeda dengan keadaan sebelum pembangunan industri dimana pada saat itu hubungan antar warga sangat akrab bahkan setiap warga saling mengenal satu sama lain, namun saat ini hanya beberapa warga yang saling mengenal sedangkan sisanya sudah tidak saling mengenal sama sekali.
98
Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan warga tersebut, biasanya kepala desa mengajak bermusyawarah serta berkomunikasi dengan warga sekitar bahkan tidak jarang kepala desa mendatangi langsung kediaman warga untuk mengetahui keadaan masyarakat di desanya. Dy berpendapat bahwa dalam menyelesaikan permasalahan pergeseran nilai
sosial
dalam
masyarakat
desa
biasanya
masyarakat
mengadakan
perkumpulan dan pertemuan untuk mempererat hubungan kekeluargaan antar warga walaupun terkadang hal itu sangat sulit karena kesibukan masing-masing. Desa juga mengadakan kegiatan kerja bakti sebagai salah satu bentuk gotongroyong antar warga sehingga terjalin kerjasama yang baik antar anggota masyarakat.
Kegiatan
keagamaan
juga
mulai
sering
dilakukan
untuk
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME. Beberapa warga juga memberikan pendapat tentang upaya untuk menanggulangi dampak pergeseran nilai sosial dalam masyarakat seperti dikemukakan
oleh
Am
yang
mengemukakan
bahwa
dalam
mengatasi
permasalahan pergeseran nilai sosial dalam masyarakat tersebut maka warga berusaha untuk menjalin komunikasi yang lebih baik terutama dengan anggota keluarga terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan terjadinya kerenggangan hubungan kekeluargaan akibat kesibukan orangtua sehingga anak tidak diperhatikan oleh orangtua. Sedangkan dalam hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitar, warga melakukan pertemuan rutin untuk menjalin silaturahmi antar warga asli serta warga pendatang di desa.
99
Sedangkan En mengemukakan bahwa dalam mengatasi permasalahan pergeseran nilai sosial pada masyarakat, umumnya kepala desa mengajak memusyawarahkan permasalahan yang ada di desa. Jika ada pertikaian antar warga pun kepala desa berusaha bertindak sebagai penengah untuk melakukan mediasi antar warga sehingga permasalahan tidak berlarut-larut.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini dikaitkan dengan kajian teoritis sehingga diharapkan dapat di peroleh gambaran yang jelas tentang permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Oleh karena itu, pembahasan disesuaikan dengan batasan masalah sebagai berikut : 1. Faktor Penyebab Pergeseran Nilai Sosial Pada Masyarakat Desa Giriasih, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap beberapa responden dapat diketahuai bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan pergeseran nilai sosial pada masyarakat. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan ditemukan beberapa hal yang menyebabkan pergeseran nilai sosial pada masyarakat setelah dibangun induustri. Beberapa hal tersebut diantaranya :
a. Perubahan sistem mata pencaharian masyarakat Berdasarkan hasil penelitian di desa Giriasih dapat diketahui bahwa terjadi perubahan dalam sistem mata pencaharian masyarakat, hal ini dapat dilihat dari
100
berkurangnya lahan pertanian, banyak anggota masyarakat yang bekerja sebagai buruh pabrik, serta pembangunan pabrik sebagai bentuk industrialisasi di desa. Pembangunan pabrik menyebakan perubahan sistem mata pencaharian masyarakat, keadaan tersebut bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Suatu pembangunan akan menyebabkan perubahan bagi masyarakat yang mendapatkan dampak dari pembangunan tersebut. Industrialisasi menyebabkan perubahan sistem mata pencaharian masyarakat. Perubahan sistem mata pencaharian masyarakat seperti yang dikemukakan oleh Tn bahwa masyarakat desa saat ini telah banyak yang memilih untuk bekerja di pabrik karena lahan pertanian telah dibangun pabrik walaupun tidak semua masyarakat meninggalkan pekerjaan sebagai seorang petani. Menurut AK di desa hanya sekitar sepuluh persen masyarakat yang masih bekerja sebagai petani sedangkan sisanya memilih bekerja di pabrik atau menjadi pedagang. Berdasarkan data monografi desa tahun 2010 terlihat bahwa hanya sekitar 0,25% masyarkat yang bekerja pada bidang pertanian dan 47,3% bekerja pada sektor industri. Hal ini menunjukan terjadinya perubahan sistem mata pencaharian masyarakat dari masyarakat petani menjadi masyarakat industri. Hal senada juga dikemukakan oleh En, beliau mengemukakan bahwa masyarakat saat ini sudah jarang mengolah lahan pertanian karena banyak lahan yang telah terpakai oleh industri selain itu juga kesibukan masyarakat terhadap bidang pekerjaan yang baru menyebabkan mereka malas untuk menggarap lahan pertanian yang tersisa.
101
Seperti yang dikemukakan Simandjuntak (1992:44) mengatakan mengenai pengaruh timbulnya industri yang menyebabkan terbukanya sistem mata pencaharian yang baru sehingga menyebabkan terciptanya peluang baru dalam bentuk pekerjaan yang lebih beragam. Seperti juga menurut Ginting (2009:126) mengatakan mengenai kebutuhan industri terhadap tenaga kerja yang terampil, berpengalaman dan berpendidikan sehingga mampu bersaing dengan para pekerja lain yang menyebabkan timbulnya peningkatan terhadap hasil produktivitas pekerja. Berdasarkan analisis di atas, penulis berpendapat bahwa pembangunan industri telah menyebabkan perubahan dalam sistem mata pencaharian masyarakat. Hal tersebut terlihat dari perubahan sistem mata pencaharian masyarakat dari pertanian menjadi buruh pabrik walaupun tidak semua masyarakat meninggalkan profesinya sebagai seorang petani akan tetapi sebagian besar masyarakat bekerja sebagai pekerja pabrik. Hal yang menyebabkan terjadinya perubahan sistem mata pencaharian tersebut adalah berkurangnya lahan pertanian akibat dari pembangunan industri sedangkan lahan pertanian yang tersisa telah tercemar oleh limbah pembuangan dari pabrik. Perubahan tersebut telah menyebabkan timbulnya persaingan antar pekerja yang menyebabkan peningkatan produktivitas melalaui keterampilan, pengalaman serta pendidikan yang menunjang untuk menciptakan peluang baru dalam pekerjaan yang lain.
102
b. Pengaruh budaya masyarakat kota sebagai akibat masuknya pendatang ke desa. Selain peralihan sistem mata pencaharian masyarakat dari pertanian menjadi industri, faktor lain yang menyebabkan pergeseran nilai sosial adalah masuknya budaya masyarakat kota ke desa. Salah satu budaya masyarakat desa adalah individualis. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh budaya masyarakat kota yang secara langsung atau tidak telah memberikan pengaruh bagi masyarakat terutama pemuda yang merupakan golongan yang mudah menerima pengaruh dari budaya luar. Biasanya yang dijadikan pedoman kaum muda adalah budaya pada negara modern sehingga individualis mewarnai kehidupan masyarakat saat ini. Hal ini dapat dilihat dari keengganan para pemuda untuk berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong yang dilaksanakan di desa. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh AK selaku sekretaris desa tentang keengganan pemuda di desa untuk mengadakan kegiatan gotong royong sebagai akibat dari pekerjaan yang padat apalagi jika kegiatan gotong royong itu tidak menghasilkan imbalan bagi para pemuda. Mereka cenderung memilih untuk menghabiskan waktu dengan bersenang-senang dibandingkan ikut membantu kegiatan gotong royong atau kerja bakti yang diselenggarakan di desa. Hal senada juga diungkapkan oleh MF selaku tokoh masyarakat yang mengungkapkan bahwa arus urbanisasi masyarakat pendatang menuju ke desa memberikan pengaruh bagi kaum muda di desa. Kaum muda baru akan mengikuti kegiatan gotong royong apabila diberi imbalan. Walaupun menurut beliau tidak
103
semua golongan muda meminta imbalan untuk pekerjaan sosial namun hal tersebut jelas berbeda dengan sebelum masuknya pendatang dimana setiap orang langsung mengikuti kegiatan gotong royong walaupun tidak diminta terlebih dahulu. Kesibukan masyarakat desa dengan kehidupan pribadinya juga mengakibatkan masyarakat jarang bertemu dengan tetangga untuk bersosialisasi. Seperti yang dikemukakan oleh Am yang merupakan salah satu masyarakat desa faktor yang menyebabkan pergeseran nilai pada masyarakat desa yaitu kurangnya komunikasi antar masyarakat akibat kesibukan masing-masing warga sehingga jarang sekali berhubungan satu sama lain. Selain itu ada faktor lain yaitu pendatang yang jarang sekali berkomunikasi dengan masyarakat asli dan lebih sering berkumpul dengan sesama pendatang. Hal ini dikarenakan jam kerja di pabrik yang padat menyebabkan masyarakat terutama kaum pendatang lebih memilih untuk menghabiskan waktu di rumah daripada bersosialisasi dengan masyarakat yang lain. Seperti yang dikemukakan oleh Rahardjo (1999:39) mengatakan mengenai ciri dari masyarakat industri diantaranya terjadinya kemerosotan pengaruh dan kewibawaan lembaga-lembaga keagamaan, timbulnya masyarakat kota, mobilitas yang tinggi, serta pudarnya hubungan tatap muka antar anggota masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Soedjito (1986:39) mengatakan perubahan cara pandang masyarakat yang bersifat matrealisitis dimana semuanya dinilai berdasarkan materi semata tanpa memperhatikan nilai-nilai tradisional masyarakat seperti nilai kejujuran belum tertanam pada masyarakat. Namun, masyarakat
104
masih menggunakan nilai tradisional dalam menilai hal yang bersangkutan dengan uang ataupun hal yang bersifat materi. Berdasarkan analisis di atas, penulis berpendapat bahwa pembangunan industri akan mengakibatkan munculnya arus urbanisasi yang menyebabkan bergesernya nilai-nilai sosial di masyarakat terutama perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat perkotaan dengan ciri yaitu mobilitas penduduk yang tinggi sehingga menyebabkan pudarnya hubungan tatap muka antar anggota masyarakat. Secara langsung ataupun tidak langsung perubahan masyarakat desa akan dipengaruhi oleh kaum pendatang yang masuk dengan membawa unsur-unsur nilai baru kedalam masyarakat asli. Nilai-nilai tersebut kemudian di adaptasi oleh masyarakat sehingga menjadi sebuah kebudayaan yang baru. Berikut adalah tabel data hasil penelitian dengan menggunakan metode triangulasi dengan teknik berdasarkan tiga sumber data. Tiga sumber data berasal dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat desa. Tabel 4.6 Triangulasi dengan tiga sumber data Faktor penyebab pergeseran nilai sosial pada masyarakat Desa Giriasih, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat Sumber Data Pemerintah Desa
Tokoh Masyarakat
Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemerintah desa dalam hal ini diwakilkan oleh sekretaris desa menjelaskan bahwa faktor penyebab
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat desa setempat. Terlihat bahwa faktor yang menyebabkan pergeseran nilai sosial pada masyarakat desa
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat terdapat informasi mengenai faktor yang menyebabkan pergeseran nilai sosial pada
105
pergeseran nilai sosial pada masyarakat desa adalah faktor perubahan mata pencaharian masyarakat dari petani bergeser menjadi buruh pabrik akibat dari pembangunan industri di desa. Selain itu adalah pengaruh dari pendatang yang masuk ke desa dengan membawa nilainilai baru dan nilai-nilai tersebut diterima oleh masyarakat terutama golongan muda
Sumber
adalah kesibukan masyarakat dengan pekerjaan masing-masing sehingga tidak memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Selain itu juga masuknya pendatang ke desa yang mengakibatkan banyak masyarakat terutama golongan muda mengikuti gaya masyarakat pendatang bersifat ke kota-kota an
masyarakat adalah banyak masyarakat yang lebih memilih bekerja di pabrik atau industri dibandingkan mengolah lahan pertanian karena lahan pertanian yang tersisa sudah tercemar oleh limbah pabrik. Hal lain yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai sosial pada masyarakat adalah faktor kesibukan masyarakat dengan pekerjaan masing-masing sehingga menyebabkan mereka jarang berkomunikasi satu sama lain.
: Diolah peneliti tahun 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor yang menyebabkan pergeseran nilai sosial pada masyarakat desa antara lain adalah perubahan mata pencaharian masyarakat dari sektor pertanian menuju sektor industri. Selain itu juga masuknya pendatang menuju desa yang bermaksud untuk bekerja di desa juga menyebabakan pergeseran nilai sosial pada masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat pendatang membawa nilai-nilai baru ke dalam masyarakat desa yang kemudian menyebabakan bergesernya nilai asli pada masyarakat desa.
106
2. Dampak pembangunan industri di Desa Giriasih, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap perangkat desa, tokoh masyarakat serta masyarakat desa yang didukung oleh observasi yang dilakukan pada masyarakat. Dampak pembangunan industri terhadap masyarakat desa Giriasih bukan hanya dampak yang bersifat positif semata akan tetapi juga dampak yang bersifat negatif. Dampak pembangunan industri bukan hanya terjadi pada satu bidang saja akan tetapi juga berdampak pada berbagai bidang kehidupan masyarakat.
a. Pembangunan industri terhadap keluarga Industri memberikan dampak bagi kehidupan berkeluarga pada masyarakat desa. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang warga yaitu En, beliau merupakan salah satu pekerja wanita yang bekerja pada salah satu industri di desa mengungkapkan bahwa jam kerja pabrik yang padat menyebabkan kurangnya komunikasi sehingga terkadang tidak mampu mengurus keluarga. Pembangunan industri tersebut akan berakibat pada arah perubahan peranan antara suami dan istri. Umumnya, lingkungan keluarga dan lingkungan kerja akan berkembang menuju arah yang berbeda, terutama dikarenakan oleh adanya spealisasi pekerjaan dalam peranannya di dalam masyarakat. Hal senada diungkapkan oleh Am, beliau mengemukakan bahwa wanita yang bekerja biasanya mempercayakan pengasuhan anaknya kepada keluarga atau
107
kerabatnya seperti orangtua ataupun terkadang dipercayakan kepada tetangga yang dinilai sudah cukup dekat dengan dirinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak AK, terdapat informasi bahwa sebagian besar yang menjadi pencari nafkah atau yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga adalah wanita. Hal ini dikarenakan rata-rata pekerja yang diterima di pabrik adalah wanita sedangkan hanya sebagian kecil laki-laki yang diterima bekerja di pabrik sebagai buruh pabrik. Pabrik menilai bahwa wanita lebih terampil dibandingkan oleh laki-laki Seperti yang dikemukakan oleh Parker (1990:59) yang mengemukakan bahwa industri secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam kehidupan keluarga. Peran tersebut antara lain adalah pembentukan peran suami istri di dalam suatu keluarga. Dalam masyarakat industri, peran seorang suami adalah pencari nafkah sedangkan peran seorang istri adalah mendukung suami. Sedangkan Mustopo (1983:98) mengemukakan tentang peran seorang istri sebagai pendukung serta mematuhi segala perintah suami sedangkan peran lainnya adalah sebagai seorang ibu yang mendidik anaknya menjadi pribadi yang lebih baik selain mendidik juga seorang ibu mampu mengurus rumah tangga. Berdasarkan analisis diatas, penulis berpendapat bahwa ternyata industri menyebabkan terjadinya perubahan peran dalam keluarga. Apabila pada masyarakat desa, seorang istri berperan untuk mengurus keluarga sedangkan pada masyarakat industri berubah selain mengurus keluarga seorang istri juga mencari
108
nafkah di pabrik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pekerja wanita yang bekerja di pabrik sebagai buruh dibandingkan pekerja laki-laki.
b. Industri dan kepatuhan norma Industri memberikan dampak terhadap kepatuhan masyarkat akan norma yang ada. Masyarakat yang maju akan mengalami perubahan sosial. Hal ini seperti yang diungkapkan AK, beliau mengemukakan bahwa masyarakat saat ini sudah jarang mematuhi norma yang ada. Hal senada juga diungkapkan oleh MF, beliau mengemukakan bahwa banyak masyarakat yang tidak mematuhi norma terutama norma kesopanan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang menggunakan pakaian yang tidak sesuai seperti pakaian yang menunjukan lekuk tubuh. Sedangkan Dy, mengemukakan bahwa norma yang masih dipatuhi dalam kehidupan bermasyarakat sebagian besar adalah norma agama. Hal ini dikarenakan di desa terdapat sebuah pesantren yang mampu mengajak masyarakat untuk mematuhi norma agama sehingga norma masyarkat masih dipertahankan. Senada dengan yang diungkapkan oleh Am, yang menganggap bahwa norma yang masih dipatuhi oleh masyarakat adalah norma agama karena masyarakat akan merasa malu apabila tidak mematuhi norma agama tersebut. Namun, hal berbeda dengan norma hukum. Menurutnya, di desa masih terjadi pencurian hewan ternak akan tetapi desa tidak mengetahui informasi tersebut.
109
Kepatuhan masyarakat akan norma seperti yang dikemukakan oleh Parker (1990:92) tentang pengaruh akibat industri terhadap kepatuhan masyarakat terhadap norma yang ada dan kemudian tercermin dalam sikap masyarakat dalam bekerja. Masyarakat yang mematuhi norma akan lebih bersikap disiplin. Hal lain dikemukakan oleh Simandjuntak (1992:12) yang mengemukakan tentang perubahan norma-norma yang ada dimasyarakat dikarenakan masyarakat menganggap bahwa norma tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman sehingga masyarakat cenderung meninggalkan norma tersebut. Sedangkan Pranoto (2004:90) mengungkapkan tentang pentingnya norma kesopanan dalam masyarakat yang timbul akibat pergaulan hidup sebagian manusia serta dianggap sebagai sebuah tuntunan hidup bagi sebagian masyarakat. Menurut penulis hubungan antara industri dan kepatuhan norma terjadi kemunduran terhadap kepatuhan tersebut. Hal ini dilihat berdasarkan banyak masyarakat yang sudah tidak mematuhi norma yang terdapat di masyarakat. Padahal norma tersebut dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat setempat. Akan tetapi justru masyarakat menganggap norma yang ada sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
c. Industri terhadap kondisi alam sekitar Industri memberikan dampak terhadap kondisi alam sekitar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh AK, beliau mengemukakan bahwa industri telah menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan masyarakat. Hal senada juga
110
diungkapkan oleh Tn yang mengungkapkan bahwa akibat industri di desa terjadi pencemaran lingkungan di desa. Senada dengan yang diungkapkan oleh Am, industri telah mengakibatkan pencemaran baik udara maupun air sehingga masyarakat merasa kesulitan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di desa karena telah dicemari oleh limbah pabrik. Dampak pembangunan industri terhadap kondisi alam sekitar seperti yang dikemukakan oleh Ranjabar (2008:96) tentang pembangunan industri yang berakibat pada perubahan kondisi alam sekitar sehingga menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan hidup pada masyarakat sekitar. Kurang sadarnya masyarakat terhadap pemeliharan lingkungan hidup dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kelestarian lingkungan hidup dan juga keinginan masyarakat untuk menguasai alam tanpa memikirkan cara untuk menjaga kelestariannya. Menurut penulis terdapat pandangan yang serupa bahwa ternyata industri memberikan
dampak
bagi
lingkungan
serta
kondisi
alam
sekitar.
Ketidakmampuan masyarakat dalam melestarikan lingkungan hidup serta pemanfaatan lingkungan hidup sebesar-besarnya menyebabkan kerusakan terhadap kondisi alam sekitar.
d. Industri terhadap kondisi sosial politik masyarakat Dampak yang diberikan industri terhadap kondisi sosial politik masyarakat tercermin dalam kegiatan pemilihan umum maupun pemilihan kepala desa.
111
Dalam setiap pemilu, menganggap bahwa pemilu sebagai sebuah hak yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Hal ini berdasarkan pendapat yang dikemukakan AK bahwa masyarakat sudah menyadari haknya untuk dipilih dan memilih. Sedangkan MF, mengemukakan bahwa masyarakat cukup aktif dalam pemilu karena mereka sangat antusias untuk memilih calon yang akan menjadi pemimpin mereka baik itu dalam pemilihan kepala desa maupun pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden. Seperti yang dikemukakan oleh Eston dan Denis dalam Rush dan Althoff (2005:34) mengungkapkan bahwa dibutuhkan sebuah sosialisasi politik untuk mendapatkan orientasi politik serta pola tingkah laku masyarakat. Senada dengan yang
diungkapkan
oleh
Parker
(1990:98)
tentang
bagaimana
industri
mempengaruhi pemilihan dengan maksud agar dalam pembangunan industri tidak mengalami hambatan akibat dari pemegang kebijakan. Penulis berpendapat bahwa pengaruh industri terhadap kondisi sosial politik masyarakat desa Giriasih tercermin pada keaktifan masyarakat untuk memilih calon yang akan menjadi pemimpin mereka. Masyarakat telah menyadari akan pentingnya pemilihan tersebut. Industri menurut penulis tidak ikut campur dalam pengambilan kebijakan di masyarakat karena biasanya yang mengambil kebijakan di masyarakat adalah kepala desa serta masyarakat.
112
e. Industri terhadap pandangan hidup masyarakat Salah satu yang terkena dampak dari pembangunan industri di desa adalah pandangan hidup masyarakat. Setiap orang pasti memiliki pandangan hidup yang dijadikan pedoman hidup di dunia. Menurut MF selaku tokoh masyarakat setempat mengungkapkan bahwa pandangan hidup masyarakat pada awalnya berpedoman pada nilai-nilai keagamaan akan tetapi saat ini yang dijadikan padangan hidup lebih berdasarkan aspek kepentingan semata. Maksudnya adalah masyarakat saat ini menilai semuanya berdasarkan kepada materi dan keuntungan semata. Masyarakat mulai memikirkan untung rugi bila melakukan sesuatu. Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu anggota masyarakat yaitu Am, beliau mengemukakan bahwa saat ini masyarakat selalu memikirkan untung rugi dalam bertindak bahkan untuk membantu sesamanya banyak yang memikirkan manfaat bagi dirinya. Berbeda dengan sebelum pembangunan industri, pada saat itu masyarakat dengan suka rela membantu sesamanya tanpa memikirkan hal apa yang akan didapatkannya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Simandjuntak (1992:42) yang menyatakan dalam masyarakat tradisional masih memegang teguh nilai-nilai kerukunan serta hubungan kekeluargaan yang harmonis antar anggota masyarakat. Pembangunannya pun berwawasan lingkungan sehingga masyarakat hidup selaras dengan alam. Sedangkan pandangan hidup masyarakat industri menurut Dharmawan (1986:13-17) menitik beratkan individualistis serta menganggap keluarga sebagai
113
sebuah beban yang harus ditanggung. Selain itu masyarakat industri juga menginginkan segala yang serba cepat serta menganggap seseorang berdasarkan kepada kemampuan seseorang bukan karena keturunan. Penulis berpendapat bahwa pandangan hidup masyarakat desa mengalami perubah setelah adanya industri dengan munculnya sikap individualistis dengan menganggap semua berdasarkan kepada manfaat yang akan didapat sehingga menyebabkan masyarakat bersikap matrealistis.
f. Industri terhadap tatanan sosial masyarakat Dampak industri terhadap pergeseran tatanan sosial pada masyarakat. Urbanisasi akan menghasilkan akulturasi budaya antara pendatang dengan masyarakat asli, hal ini akan memperkaya tatanan sosial dan lambat laun akan menggeser perilaku sosial dan menimbulkan keberagaman dalam masyarakat. Menurut salah satu narasumber yaitu AK, mengungkapkan bahwa terjadi pergeseran tatanan nilai sosial yang terlihat dalam pola perilaku masyarakat. Pola perilaku masyarakat saat ini tidak mencerminkan pola perilaku masyarakat desa akan tetapi lebih kepada masyarakat perkotaan. Hal lain diungkapkan oleh En, yang mengungkapkan bahwa pergeseran tatanan sosial dalam masyarakat tercermin dalam kehidupan individualistis yang terlihat dari gaya hidup masyarakat desa yang meniru gaya hidup dari masyarakat kota. Sehingga hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat pun berubah.
114
Seperti yang dikemukakan oleh Polak dalam Maryati dan Surawati (2005:27) dan Syani dalam Pranoto (2004:26) yang mengungkapkan tentang fungsi dari tatanan sosial yaitu sebagai dasar untuk menanamkan nilai-nilai disiplin dalam kehidupan bermasyarakat. Penulis beranggapan bahwa tatanan sosial dalam masyarakat saat ini sudah mulai bergeser dalam artian jarang masyarakat yang masih mematuhi nilai-nilai kehidupan masyarakat terutama nilai-nilai kehidupan yang mengarahkan pada kedisiplin. Hal ini didasarkan pada kondisi masyarakat yang telah bergeser dan meninggalkan nilai-nilai tradisional dan lebih pada nilai-nilai matrealistis.
g. Terhadap lembaga sosial dalam masyarakat Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan masyarakat ternyata hanya beberapa lembaga sosial saja yang masih berlangsung di masyarakat. Seperti dikemukakan oleh narasumber yaitu En, yang mengatakan bahwa lembaga sosial yang masih dipertahankan dimasyarakat antara lain adalah lembaga keagamaan, lembaga pendidikan serta lembaga sosial utama dalam masyarakat yaitu keluarga sebagai lembaga inti. Sedangkan menurut Am, lembaga sosial dalam masyarakat yang sudah jarang terlihat adalah lembaga kepemudaan sebagai salah satu lembaga penampung aspirasi masyarakat. Hal senada juga diungkapkan oleh En, lembaga kepemudaan seperti karang taruna memang masih ada akan tetapi tidak pernah terlihat eksistensinya bagi masyarakat desa.
115
Lembaga sosial yang mendapatkan pengaruh dari industrialisasi yaitu lembaga keagamaan. Menurut AK, kegiatan keagamaan di desa masih berlangsung akan tetapi jarang sekali kaum muda yang mengikuti kegiatan ini jika pun ada hanya sebagian kecil sedangkan sisanya lebih mementingkan dirinya masing-masing. Namun, demikian lembaga keagamaan masih dipatuhi oleh masyarakat dan masyarakat pun masih mengganggap penting dengan lembaga keagamaan ini Seperti yang dikemukakan oleh Soemarno (2007:62) tentang lembaga pendidikan yang ada untuk mengantarkan masyarakat kepada suatu kebudayaan. Sedangkan lembaga agama menurut Durkheim dalam Soemarno (2007:67) berfungsi sebagai suatu sistem untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dengan mempersatukan masyarakat dalam suatu komunitas moral. Penulis beranggapan bahwa lembaga sosial masyarakat yang masih dipertahankan pada saat ini hanya beberapa lembaga saja sepeti lembaga keagamaan dan lembaga pendidikan. Hal ini karena kedua lembaga tersebut masih memiliki pengaruh yang kuat bagi masyarakat.
Tabel 4.7 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data Dampak pembangunan industri di Desa Giri Asih, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat Teknik Pengumpulan Data Wawancara
Observasi
Berdasarkan hasil Berdasarkan wawancara dengan aparat pengamatan
Studi Kepustakaan hasil Rahardjo (1999:74) yang mengemukakan bahwa
116
desa, menyatakan bahwa dampak pembangunan industri di Desa Giriasih mencakup berbagai bidang kehidupan seperti pekerjaan masyarakat, kepatuhan akan norma dimana masyarakat mulai jarang yang mematuhi norma, selain itu juga terjadi pencemaran terhadap kondisi alam sekitar, serta berbagai bidang kehidupan lain yaitu lembaga-lembaga sosial masyrakat yang saat ini sudah mulai dilupakan oleh masyarakat akibat kesibukan masyarakat.
dilakukan oleh peneliti bertempat di lingkungan desa masyarakat, menunjukan bahwa terdapat beberapa pergeseran dan hal yang tampak adalah jarangnya komunikasi antar warga karena kesibukan warga selain itu kurang aktifnya masyarakat dalam kegiatan gotongroyong dalam rangka perbaikan jalan desa.
pertumbuhan industri menciptakan persoalan lingkungan hidup. Selain pencemaran lingkungan, banyak kasus tak bisa ditanggulangi seperti daya dukung alam yang sudah sangat tidak memadai
Industri juga menyebabkan wanita dapat mencari nafkah dan tidak tergantung kepada pemberian suami
Tingkat partisipasi masyarakat terbilang cukup dengan banyaknya masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pilkades Sumber
: Diolah oleh peneliti tahun 2011
Dampak yang ditimbulkan akibat industrialisasi menciptakan pergeseran dalam kehidupan bermasyarakat pergeseran tersebut tampak nyata dalam kehidupan bermasyarakat seperti dengan munculnya masyrakat individual akibat dari kesibukan masyarakat dengan pekerjaannya. Dampak pembangunan industri terhadap masyarakat desa Giriasih bukan hanya dampak yang bersifat positif semata akan tetapi juga dampak yang bersifat negatif. Dampak positif pembangunan
industri
antara
lain
adalah
keinginan
masyarakat
untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sosial politik karena masyarakat sudah sadar akan
117
hak dan kewajiban sebagai seorang warga negara. Dampak positif lainnya adalah keterlibatan wanita dalam berbagai bidang kehidupan bahkan banyak wanita yang telah mencari nafkah untuk membantu keuangan keluarga.
3. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Dan Upaya Untuk Meminimalisir Dampak yang Ditimbulkan Akibat Industrialisasi Dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat industrialisasi perangkat desa dan masyarakat pasti mengalami berbagai hambatan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada perangkat desa, tokoh masyarakat serta masyarakat yang bermukim di daerah industri serta didukung dengan hasil observasi. Ditemukan beberapa hambatan antara lain yaitu kurangnya kerjasama antara pihak desa dengan masyarakat untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Selain itu juga kurang harmonisnya hubungan antara warga asli dan pendatang karena masyarakat pendatang jarang untuk bergaul dengan masyarakat asli. Menurut penulis, hambatan yang dialami oleh masyarakat desa seperti kurang harmonisnya hubungan antara warga asli dan pendatang serta kurangnya kerjasama telah menyebabkan terjadinya pergeseran nilai sosial masyarakat karena masyarakat justru mengikuti arus perubahan tanpa melakukan penyaringan mengenai nilai yang baik dan nilai yang buruk untuk masyarakat. Ketika dihadapkan pada permasalahan tersebut pemerintah desa maupun masyarakat harus mampu mengatasinya dengan mengadakan pertemuan serta
118
menjalin kerjasama untuk meminimalisir dampak industri. Kesibukan warga yang kadang kala dijadikan alasan jangan menjadi hambatan bagi masyarakat untuk menjalin komunikasi dengan tetangganya minimal adanyanya tegur sapa antar anggota masyarakat. Kehadiran pendatang yang dikatakan sebagai hambatan dalam meminimalisir dampak industri sebenarnya dapat diatasi dengan mengurangi ego masing-masing anggota masyarakat selain itu juga masyarakat asli harus mampu mempertahankan sistem nilai sosial yang ada jangan sampai justru hilang dan terganti dengan nilai-nilai yang bersifat negatif. Selain
itu
pemerintah
desa
dan
masyarakat
sekitar
sebaiknya
meningkatkan kembali fungsi dari lembaga sosial dalam masyarakat seperti karang taruna hal ini dimaksudkan karena karang taruna merupakan sebuah organisasi masyrakat yang dibentuk dengan maksud untuk menghimpun segala bentuk keinginan masyarakat dan menyampaikannya kepada pemerintah desa.
119
Tabel 4.8 Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Dan Upaya Untuk Meminimalisir Dampak yang Ditimbulkan Akibat Industrialisasi Triangulasi dengan Tiga Sumber
Teknik Pengumpulan Data Aparat Desa
Tokoh Masyarkat
Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dengan aparat desa, diketahui bahwa hambatan yang dialami oleh aparat desa dan masyarakat dalam menanggulangi dampak yang diakibatkan oleh industrialisasi terhadap pergeseran nilai sosial dalam masyarakat antara lain adalah kurangnya kerjasama antara perangkat desa, tokoh masyarakat serta masyarakat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu juga adanya ego setiap masyarakat karena munculnya sikap individualistis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat setempat diketahui bahwa hambatan yang dialami adalah kurangnya komunikasi antar warga akibat kesibukan. Hambatan lain adalah sikap indivualistis yang mulai ditampilkan oleh masyarakat setelah dibangunnya industri di desa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa anggota masyarakat diketahui bahwa hambatan yang dialami warga untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh industrialisasi adalah komunikasi antar warga. Terganggunya komunikasi antar warga ini dikarenakan jarangnya masyarakat saling bertatap muka mereka lebih memilih menggunakan alat komunikasi dibandingkan harus bertatap muka langsung antar anggota masyarakat.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut aparat desa mengadakan sebuah kerjasama antara tokoh masyarakat, desa dan
Dalam mengatasi permasalahan tersebut tokoh masyarakat mengadakan kerjasama dengan aparat desa dan masyarakat melalui pertemuan yang diadakan di kantor desa, selain itu juga sering diadakan kegiatan pengajian untuk meningkatkan keimanan masyarakat serta menjalin silaturahmi antar anggota
Dalam mengatasi permasalahan tersebut masyarakat meluangkan waktu minimal pada hari minggu untuk
120
masyarakat melalui masyarakat. berbagai kegiatan antara lain kegiatan kerja bakti, serta kegiatan karang taruna.
Sumber
bertemu serta menjalin komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya.
: Diolah Peneliti Tahun 2011
Hambatan-hambatan
yang
dikemukakan
memang
menyebabkan
masyarakat kesulitan untuk meminimalisir dampak dari pembangunan industri. Pemerintah desa, tokoh masyrakat serta masyarakat setempat mempunyai beberapa solusi yang dapat dipergunakan untuk meminimalisir dampak tersebut. Solusi tersebut diantaranya adalah pengadakan kerjasama antara aparat desa, tokoh masyarakat serta masyarakat melalui berbagai bentuk kegiatan seperti kerja bakti, kegiatan keagamaan maupun pertemuan rutin antar warga sehingga hambata-hambatan tersebut dapat di minimalisir untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis.
121
D. Temuan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti ternyata ditemukan temuan-temuan baru diluar konteks pembahasan rumusan masalah. Hal-hal tersebut adalah: 1. Sulitnya masyarakat mencari pekerjaan akibat tidak memiliki keterampilan dan tidak ada uang 2. Masyarakat tidak berani untuk melawan pabrik dalam kasus pencemaran terhadap lingkungan di masyarakat. Hasil temuan peneliti yang ditemukan merupakan hasil temuan yang diperolah ketika peneliti melakukan penelitian yang tidak terkait dengan rumusan masalah dalam tulisan ini. Dari hasil temuan ini diharapkan dapat diteliti oleh penelit lain agar temuan tersebut dapat dicari solusinya untuk diperbaiki Kepala Desa dan masyarakat.