BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting dokumen RPJMD karena menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan jangka menengah Kabupaten Mamasa. Penyajian analisis isu-isu strategis diharapkan dapat menjelaskan butir-butir penting isu-isu strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan Kabupaten Mamasa dalam 5 (lima) tahun mendatang. Penyajian isuisu strategis RPJMD Kabupaten Mamasa meliputi permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis.
4.1. Permasalahan Pembangunan Permasalahan
pembangunan
daerah
dapat
terjadi
karena
kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini belum sesuai dengan yang direncanakan serta adanya upaya untuk mencapai pembangunan masa datang dengan kondisi riil saat ini. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Perumusan permasalahan pembangunan daerah bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kinerja pembangunan Kabupaten Mamasa di masa lalu. Identifikasi permasalahan pembangunan Kabupaten
Mamasa
diuraikan
menurut
bidang
urusan
penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan/atau terhadap beberapa urusan yang dianggap memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap munculnya permasalahan pada bidang urusan lainnya. Hal ini bertujuan agar dapat dipetakan berbagai permasalahan yang terkait dengan urusan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawab penyelenggaraan
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
222
pemerintahan daerah guna menentukan isu-isu strategis pembangunan jangka menengah daerah. Adapun permasalahan pembangunan Kabupaten Mamasa adalah
sebagai
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
berikut
:
:
223
Tabel 4.1 Permasalahan Pembangunan di Kabupaten Mamasa
No
Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
1
Pendidikan
1.1
Angka melek huruf
89,40 sedikit lebih tinggi
dari Provinsi Sulawesi Barat Angka rata-rata lama sekolah
7,19 tahun, lebih rendah
Masih banyak masyarakat yang tinggal di desa terpencil
yang tidak bisa membaca, terutama masyarakat komunitas
88,54 1.2
Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan
Permasalahan
Capaian Target
huruf melalui pelaksanaan kegiatan paket A, B, C
adat terpencil
dari Provinsi Sulawesi Barat
Masih rendah tingkat partisipasi sekolah terutama pada
dan kegiatan-kegiatan yang sesuai.
jenjang pendidikan menengah keatas
7,32 tahun
Meningkatkan program penuntasan angka buta
Meningkatkan kualitas layanan pendidikan gratis pada semua jenjang pendidikan; dan
Meningkatkan akses pendidikan pada penduduk usia sekolah
1.3
Angka pendidikan yang
SD: 28,76; SMP : 16,12;
ditamatkan
SMA : 13,37; & PT: 6,41
Masih rendah akses pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Meningkatnya jumlah penduduk untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
1.4
Pendidikan Dasar :
1.4.1
Angka Partisipasi Sekolah
SD/MI : 95,89%; SMP:
(APS/APK)
84,98%
Rasio ketersediaan
SD/MI : 91,99; SMP : 57,44
Angka partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan SMP
menurun akibat rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
untuk berparisipasi dalam pendidikan terutama
pendidikan terutama yang tinggal di wllayah pedesaan 1.4.2
sekolah/penduduk usia sekolah
Belum memadainya ketersediaan sarana dan prasarana
Meningkatkan kesadaran penduduk usia sekolah pendidikan dasar 9 tahun.
pendidikan
Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dasar sembilan tahun yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak usia sekolah;
Perlunya peningkatan anggaran untuk pembangunan sekolah dalam rangka pemerataan sampai di deas terpencil.
1.4.3
Ketersediaan Guru SD/MI untuk
Persentase Satuan
setiap satuan pendidikan
pendidikan SD/MI yang
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Belum merata sebaran guru ke sekolah-sekolah terutama sekolah yang berada di desa terpencil
Meningkatkan pemerataan kebutuhan guru disemua sekolah baik di perkotaan maupun di
224
sudah memenuhi standar
perdesaan/desa terpencil.
ketersediaan Guru (6 orang Guru per Satuan Pendidikan) 1.4.4
Ketersediaan Guru SMP/MTs.
Persentase Sekolah
untuk setiap mata pelajaran
SMP/MTs. yang sudah
Belum merata sebaran guru ke sekolah-sekolah terutama
sekolah yang berada di desa terpencil
Meningkatkan pemerataan kebutuhan guru disemua sekolah baik di perkotaan maupun di
memenuhi standar
perdesaan/desa terpencil.
ketersediaan Guru (1 Orang Guru per mata pelajaran) 1.5
Pendidikan Menengah :
1.5.1
Angka partisipasi sekolah
59,64%
(APS/APK) 1.5.2
Rasio ketersediaan
67,25
sekolah/penduduk usia sekolah
Angka partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan
menengah keatas masih rendah akibat keterbatasan
keatas untuk berparisipasi dalam pendidikan
ekonomi masyarakat dan biaya pendidikan yang mahal.
terutama pendidikan menengah.
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan pada tingkat
pendidikan menengah yang masih kurang;
Meningkatkan kesadaran penduduk usia 15 tahun
Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan menengah yang memadai untuk memenuhi
Rendahnya alokasi anggaran untuk pendidikan
kebutuhan pendidikan usia 15 – 18 tahun.
Perlunya peningkatan anggaran untuk pembangunan sekolah untuk memenuhi kebutuhan sampai di desa-deas terpencil.
1.5.3
Rasio guru terhadap murid
21
Tingkat sebaran guru tidak merata ke sekolah-sekolah
Meningkatkan pemerataan kebutuhan guru disemua sekolah baik di perkotaan maupun di perdesaan/desa terpencil.
1.6
Fasilitas pendidikan :
1.6.1
Bangunan sekolah SD kondisi
Persentase Jumlah Sekolah
baik
SD/MI Dalam Kondisi Baik
1.6.2
Bangunan sekolah SMP kondisi
Persentase Jumlah Sekolah
baik
SMP/MTs. Dalam Kondisi
Minimnya Anggaran Perbaikan Sekolah
Meningkatkan anggaran untuk perbaikan bangunan sekolah dasar yang rusak.
Minimnya Anggaran Perbaikan Sekolah
Melakanakan rehabilitasibangunan sekolah
Meningkatkan anggaran untuk perbaikan bangunan sekolah menengah yang rusak.
Baik
Melakanakan rehabilitasibangunan sekolah menengah yang rusak.
1.7
Guru yang memenuhi kualifikasi
Persentase Guru SD/MI
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Masih kurangnya guru yang memenuhi standar kualifikasi
Peningkatan kompetensi guru melalui pendidikan
225
S1/DIV
yang berijazah minimal
S1/D IV
dan pelatihan guru.
S1/DIV 2
Kesehatan
2.1
Angka kematian bayi
23
Masih tingginya angka kematian bayi;
Kurangnya pemahaman akan pentingnya kesehatan ibu hamil;
2.2
Rasio puskesmas, puskesmas
{(17+84+13+2)/146.292} x
pembantu, puskesmas keliling
1000
dan polindes per satuan
= 0,79
Masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan.
Masih kurangnya fasilitas kesehatan seperti poliklinik dan
Masih mnimnya fasilitas kesehatan yang terdapat di
Ketersediaan tenaga medis yang masih kurang.
Rendahnya rasio rumah sakit per satuan penduduk karena
Baru ada 2 rumah sakit
penduduk
yang melayani seluruh
RS hanya ada 2 (satu swasta satu milik pemerintah) namun
wilayah Kabupaten Mamasa
fasilitas yang masih minim.
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya kesehatan ibu dan anak.
Peningkatan
jumlah
pemerataan
fasilitas
kesehatan ;
puskesmas, poliklinik, dan atau posyandu;
Rasio Rumah Sakit per satuan
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama pada ibu dan anak;
pustu per satuan penduduk;
penduduk 2.3
Koordinasi antar tingkatan pemerintahan unuk penyediaan
sarana
dan
prasarana
fasilitas
kesehatan yang berkualitas
Perlunya peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah.
dengan 17 kecamatan dan jumlah penduduk 149.292 jiwa. 2.4
Rasio dokter per satuan
Dokter yang ada sebanyak
penduduk
16 orang dokter umum, 2
Masih sangat kurangnya tenaga dokter umum, dokter gigi
maupun dokter spesialis.
dokter gigi dan belum ada
Perlunya melakkan perekrutan tenaga dokter umum, gigi dan spesialis;
Perlu dibuat regulasi/aturan agar perekrutan
dokter spesialis yang
tenaga kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan
melayani penduduk
di unit pelayanan kesehatan;
Kabupaten Mamasa.
Perlu ada aturan tersendiri untuk penempatan Dokter Spesialis di RSUD Kabupaten/Kota
2.5
Rasio tenaga medis per satuan
(253/149.292)x 1000
penduduk
= 1,69%
Jumlah tenaga medis masih sangat kurang per satuan
penduduk;
Penyebaran tenaga medis yang tidak merata terutama di
dapat melayani penduduk dengan baik;
daerah-daerah terpencil dan belum memiliki aksesibilitas yang baik.
Meningkatkan jumlah tenaga medis sehingga Melakukan pemerataan tenaga kesehatan sampai ke daerah-daerah yang tidak terjangkau;
Meningkatkan insentif tenaga medis khususnya didaerah-daerah terpencil yang mengarah pada pemerataan persebaran tenaga medis
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
226
2.6
Cakupan Desa/Kelurahan
Jumlah desa/kel UCI:juml
Universal Child Immunization
seluruh desa/kel
(UCI)
Sarana dan prasarana penunjang pemberian imunisasi yang
Mengkaji dan Menganalisi data hingga
terstandarisasi;
merencanakan kegiatan ditingkat puskesmas,
Kantong-kantong daerah tak terjangkau imunisasi
identifikasi masalah dan mencari solusi;
mempunyai risiko timbulnya dan menyebarnya penyakit
Revitalisasi outreach (daerah sulit dijangkau)
penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi;
melalui pelayanan posyandu, pustu yang
Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap
terjadwal antara petugas dan masyarakat.
pentingnya imunisasi. 2.7
Cakupan pelayanan kesehatan
61,80%
rujukan pasien masyarakat
Minimnya fasiltas sarana dan prasarana kesehatan
termasuk obat-batan dan alat kesehatan ;
miskin
Kurangnya aksesibiltas pasien masyarakat miskin terhadap
Peningkatan ketersediaan obat di Rumah Sakit/Balai Kesehatan Masyarakat
pelayanan kesehatan.
Meningkatkan fasilias sarana dan prasarana kesehatan;
Meningkatkan aksesibiltas masyarakat miskin tehadap pelayanan kesehatan.
2.8
Cakupan puskesmas
(17/17)x100% = 100%
Sarana dan prasarana puskesmas masih terbatas
Peningkatan dan pemerataan Ketersediaan Infrastruktur dan SDM
2.9
Cakupan pembantu puskesmas
(84/165)x100% = 51%
Susahnya akses transportasi dari desa-desa terpencil ke
lokasi puskesmas pembantu
Peningkatan dan pemerataan jumlah PUSTU yang didukung oleh infrastruktur dan SDM yang memadai
3
Lingkungan Hidup :
3.1
Persentase penanganan sampah
Penanganan
masalah
Kapasitas sumberdaya aparatur dan kelembagaan yang
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam
sampah
terbatas
masih perlu ditingkatkan;
pengelolaan persampahan melalui upaya
pada
masih
Belum dikembangkannya teknologi pengolahan sampah;
pengurangan timbulan sampah mulai dari
kabupaten yaitu Kecamatan
wilayah
Penanganan sampah masih terbatas pada penanganan
sumbernya dengan penerapan 3R serta
Mamasa, dan kecamatan
timbulan sampah dan belum melakukan upaya pengurangan
optimalisasi kinerja pengelolaan layanan
terdekat yaitu Kecamatan
volume sampah dari sumbernya;
persampahan;
Tawalian
Masih kurangnya tempat pembuangan sampah sementara;
dan
ibukota
sebagian
Kecamatan Balla.
Meningkatkan kapasitassumberdaya aparatur dan kelembagaan penanganan sampah;
Meningkatkan ketersediaan tempat pembuangan sampah.
3.2
Cakupan penghijauan wilayah
Ruang terbuka hijau
Masih rendahnya ketersediaan ruang terbuka hijau;
rawan longsor dan Sumber Mata
sebanyak 72,1% yang
Belum adanya pertamanan kota/taman rekreasi;
Air
terbentuk secara alami.
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Meningkatkan kualitas ruang terbuka hijau melalu penanaman pohon-pohon pelindung.
227
3.3
Rasio tempat pembuangan
Daya tampung TPS sekitar
Pesatnya laju pertambahan dan aktivitas
sampah (TPS) per satuan
14,97%
penduduk belum didukung oleh keberadaan
tiap lingkungan permukiman secara berimbang
penduduk (daya tampung TPS)
penduduk.
sarana persampahan berupa TPS, serta institusi pengelola
dengan jumlah penduduk yang ditunjang oleh
terhadap
jumlah
yang memadai;
Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengolah
institusi pengelola yang profesional;
sampah dan membuangnya ke tempat sampah. 4
Pekerjaan Umum
4.1
Proporsi panjang jaringan jalan
Panjang jaringan jalan
dalam kondisi baik
kondisi baik pada tahun
Masih tingginya tingkat kerusakan jalan (jalan negara,
Peningkatan jumlah sarana persampahan pada
Mengurangi timbulan sampah dengan menerapkan prinsip 3R;
Meningkatkan institusi pengelola yang memadai.
Prioritisasi pembangunan dan peningkatan jalan
provinsi dan jalan kabupaten)
terutama pada kawasan strategis.
2012 adalah 94,95 km dengan rincian : jalan kabupaten 25,95 km; jalan provinsi 4025 km; jalan negara 28,75 km. 4.2
4.3
Rasio Jaringan Irigasi
97,63% naun merupakan
Masih rendahnya kualitas dan kuantitas irigasi;
jaringanirigasi sederhana
Belum tersedianya data dasar daerah irigasi berbasis GIS
Peningkatan rasio lahan pertanian dan budidaya perikanan yang terairi oleh jaringan irigasi dan
dengan lebar kurang dari
peningkatan kemampuan petani untuk mengelola
1,5 m.
sumber daya air.
Jalan Penghubung dari ibukota
Sebagian besar akses jalan
kecamatan ke kawasan
dari kecamatan ke desa-
menghubungkan ibukota kecamatan dengan kawasan
pemukiman penduduk (mimal
desa merupakan jalan
permukiman penduduk (desa);
dilalui roda 4)
dengan kondisi sedang
Masih rendahnya kualitas akses jalan yang
Peningkatan kualitas dan kuanitas jaringan irigasi.
Meningkakan kualitas dan kuantitas akses jalan penghubung antar kawasan permukiman.
sampai rusak berat. 4.4
Panjang jalan kabupaten dalam
Total panjang jalan
kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
kabupaten 1.799,16 km dan dalam kondisi baik hanya
25,95 km atau sekitar 1,5%
Masih rendahnya kualitas jalan dari ibukota kabupaten ke
Meningkatkan kualitas jalan status kabupaten
kecamatan dan antar kecamatan;
yang merupakan penghubung antar kecamatan,
Masih terdapat kecamatan yang sulit untuk dilalui kendaraan
dan dengan ibukota kabupaten.
roda 4.
dari total jalan status jalan kabupaten. 4.5
Panjang jalan yang memiliki
Belum ada
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Masih minimnya jalan yang memiliki trotoar dan drainase
Meningkatkan pembangunan drainase jalan
228
trotoar dan drainase/saluran
/saluran pembuangan air yang baik;
sebagai saluran pembuangan air terutama air
pembuangan air yang baik 4.6
Drainase dalam kondisi baik/
hujan sehingga tidak mengenangi jalanan. Belum ada
pembuangan aliran air tidak
Pembangunan drainase selama ini belum menjadi prioritas
pembangunan daerah.
saluran drainase jalan agar tidak tersumbat oleh
tersumbat 4.7
sampah dan sedimentasi..
Panjang irigasi Kabupaten dalam
13.489 km merupakan
kondisi baik
irigasi sederhana
5
Penataan Ruang
5.1
Rasio ruang terbuka hijau per
72,01
Rasio bangunan ber- IMB per
satuan bangunan 5.3
Masih rendahnya kualitas dan kuantitas irigasi;
Pemeliharaan dan pembangunan jaringan irigasi yang baik.
satuan luas wilayah 5.2
Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan
Ruang publik yang berubah
peruntukannya
Belum tersedianya pedoman pelaksanaan bidang penataan
Mempercepat proses legalsasi peraturan daerah
ruang
terkait penataan ruang dan menyusun peraturan-
Rendahnya kualitas bangunan dan kawasan perkantoran
peraturan
pusat pemerintahan Kabupaten Mamasa berbasis tata
penataan ruang dan wlayah serta pembangunan
ruang;
sistem informasi penataan ruang daerah;
Belum terbangunnya sistem informasi dan komunikasi
Mewujudkan sinkronisasi program pembangunan
penataan ruang serta penyebarluasan informasi penataan
sesuai
ruang kepada masyarakat;
meningkatkan upaya pencapaian luasan RTH
Rendahnya kualitas bangunan dan kawasan perkantoran
pada kawasan perkotaan dan permukiman.
yang
dengan
merupakan
rencana
turunan
tata
ruang
perda
dan
pusat pemerintahan Kabupaten Mamasa berbasis tata ruang; 5.4
Ketaatan terhadap RTRW
RTRW
masih
berupa
rancangan perda RTRW.
Belum ditetapkannya Perda RTRW Kabupaten Mamasa; Belum adanya Perda Rencana Detail dan Rencana Teknis Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten;
Belum tersedianya pedoman pelaksanaan bidang penataan ruang;
Randahnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang.
6
Perencanaan Pembangunan
6.1
Tersedianya dokumen
RPJPD
perencanaan jangka panjang,
ditetapkan dgn PERDA dan
jangka menengah dan jangka
RKPD dengan PERKADA
dan
pendek.
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
RPJMD
Masih kurangnya sumberdaya manusia yang berkualitas di
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di
bidang perencanaan pembangunan;
bidang perencanaan pembangunan daerah;
Manajemen
SDM
yang
peningkatan kinerja pegawai;
belum
mengarah
kepada
Meningkatkan
kualitas
data
dan
informasi
pembangunan daerah;
229
6.2
Penjabaran Program RPJMD
RKPD tahun 2015 sedang
Sistem pengumpulan data dan akurasi data belum optimal;
kedalam RKPD
dalam proses penyusunan.
Perencanaan partisipatif belum dapat terlaksana secara
perencanaan pembangunan daerah;
efektif karena menyangkut keterbatasan SDM aparatur dan
Meningkatkan sinkronisasi dan pengintegrasian
masyarakat pada umumnya;
antar
Sinkronisasi/pengintegrasian antar dokumen perencanaan
daerah, dan tetap mengacu pada aturan dalam
belum dilakukan secara optimal;
penyusunan dokumen perencanaan.
Meningkatkan
dokumen
peran
masyarakat
perencanaan
dalam
pembangunan
Koordinasi, komitmen dan tanggung jawab internal maupun antar SKPD masih belum optimal
7
Perumahan
7.1
Rasio rumah layak huni
7.2
Rasio permukiman layak huni
Perbandingan rumah ayak
Masih banyaknya penduduk yang tinggal di rumah tidak
Peningkatan aksesibilitas MBR akan rumah yang
huni adalah 53,13% dari
layak huni akbat keterbatasan pembiayaan perumahan;
layak melalui fasilitasi peningkatan kualitas
jumlah total rumah yang
Terbatasnya
ada.
masyarakat berpenghasilan rendah;
Permukiman
yang
layak
Rumah tangga pengguna air
pembiayaan
perumahan
bagi
sederhana;
Rendahnya kualitas permukiman padat penduduk; perdesaan/kumuh dengan pola pemberdayaan masyarakat;
utilitas umum yang memadai dan terpadu dengan
Masih rendahnya cakupan pelayanan sanitasi terhadap
pengembangan kawasan perumahan;
rumah tangga serta belum diterapkannya PHBS oleh
Meningkatkan progam-program pemberdayaan
masyarakat.
masyarakat dalam ber-PHBS.
Masih rendahnya kualitas layanan air minum dan sanitasi
Peningkatan cakupan pengguna air bersih
permukiman perkotaan;
khususnya pada masyarakat perdesaan yang
Masih rendahnya jumlah rumah tangga yang menggunakan
belum terjangkau oleh PDAM melalui penyediaan
air bersih.
sarana dan prasarana air minum dan
12,20% pada ahun 2012
bersih
permukiman
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
Rendahnya
sanitasi
infrastruktur
memiliki
fasilitas
kualitas
perumahan dan fasilitasi penyediaan rumah
huni belum banyak yang yang baik.
7.3
alokasi
melalui penyediaan sarana dasar, prasarana dan
penambahan kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum serta perlindungan sumber air baku dari pencemaran lingkungan. 7.4
Persentase rumah tinggal ber-
Rumah tinggal bersanitasi
Masih rendahnya kualitas layanan air minum dan sanitasi
Peningkatan rumah tangga yang dapat
sanitasi
sebanyak
permukiman perkotaan;
mengakses sanitasi yang layak
rumah fasiitas
58,25%
yang
mempunyai
air
pembuangan
yaitu bersih,
tinja
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
dan
Masih banyak rumah tangga yang tidak menggunakan WC;
Peningkatan pemahaman masyarakat akan
Masih rendahnya cakupan pelayanan sanitasi rumah tangga
pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
serta belum diterapkannya PHBS oleh masyarakat.
(PHBS) bagi masyarakat melalui pembangunan
230
sampah.
prasarana dan sarana sanitasi di sekolah dan tempat umum serta peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan.
7.5
Lingkungan pemukiman kumuh
Sarana
pembuangan
air
Rendahnya
kualitas
infrastruktur
permukiman
Peningkatan kualitas dan cakupan prasarana,
bekas (air buangan) masih
perdesaan/kumuh dengan pola pemberdayaan masyarakat;
saran dan utilitas lingkungan permukiman.
menyatu
Belum optimalnya cakupan pelayanan dan jumlah prasarana
Meningkatkan
dan utilitas lingkungan perumahan;
meningkatkan kualitas lingkungan.
dengan
pembuangan
air
hujan
berupa saluran air.
peran
masyarakat
dalam
Minimnya pemahaman masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat.
8
Bidang Kepemudaan dan Olahraga
8.1
Jumlah organisasi pemuda
1 organisasi
a.
Ketersediaan
sarana
dan
prasarana
publik
untuk e.
Mengupayakan
peningkatan
sarana
dan
8.2
Jumlah organisasi olahraga
1 organisasi
pengembangan olahraga baik dari segi kuantitas maupun
prasarana untuk pengembangan olahraga dan kegiatan kepemudaan;
8.3
Jumlah kegiatan kepemudaan
-
pemerataannya masih belum memadai.;
8.4
Jumlah kegiatan olahraga
Hanya diaksanakan ketika b.
Peningkatan kualitas dan kuantitas atlet di berbagai cabang f.
Meningkatkan upaya pemberdayaan organisasi
ada acara resmi seperti 17
olahraga prestasi masih kurang;
pemuda
Belum optimalnya upaya pemberdayaan organsasi pemuda;
olahraga tertentu.
Agustus
dan
hari
Tahun Kabuaten 8.5
Gelanggang / balai remaja
Ulang c. d.
Lapangan olahraga
pembinaan
terhadap
cabang
Prestasi di bidang olahraga masih kurang dikarenakan pembinaan terhadap cabang olahraga prestasi belum
-
mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah
(selain milik swasta) 8.6
dan
Terdapat di setiap
meskipun telah dilaksanakan pembinaan pada cabang
kecamatan berupa
olahraga tertentu.
lapangan sepak bola dengan fasilitas yang sangat minim. 9
Penanaman Modal
9.1
Jumlah investor berskala
Belum ada
nasional
Data potensi penanaman modal belum memadai;
Masih perlu dukungan infrastrktur dan regulasi;
penanaman modal, meningkatkan dukungan
Masih kurangnya informasi serta kualitas dan kuantitas
melalui ketersediaan infrastruktur dan regulasi.
Mengupayakan ketersediaan data potensi
event-event promosi daerah yang bertujuan untuk
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
231
meningkatkan iklim investasi;
Tidak maksimalnya tugas-tugas promosi diakibatkan oleh kurangnya data potensi daerah serta kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung tugas-tugas promosi;
Pengolahan potensi Penanaman Modal Daerah belum optimal karena kurangnya anggaran dalam pendayagunaan fasilitas pengembangan usaha;
Lemahnya pelayanan Penanaman Modal diakibatkan oleh kurangnya koordinasi dan pembinaan terhadap dunia usaha serta belum tersedianya standar operasional pelayanan dan fasilitasi Penanaman Modal;
Lemahnya pengawasan dan pengendalian PMA dan PMDN diakibatkan belum adanya acuan berupa perda.
10
Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
10.1
10.2
Persentase koperasi aktif
Jumlah UKM non BPR/LKM
86,18% atau 103 koperasi
Masih sedikitnya jumlah koperasi di Kabupaten Mamasa;
aktif dari toal koperasi 120.
Kurangnya peran aparat pemerintahan dalam pembinaan
pembinaan koperasi serta meningkatkan
koperasi;
pembinaan wawasan kewirausahaan;
Sebanyak 954 UKM
Wawasan kewirausahaan masih kurang
Pengembangan UKM belum didukung oleh optimalisasi
UKM 10.3
Persentase Jumlah Usaha
peningkatan SDM para pelaku usaha Terdapat 593 usaha dengan
Masih kurangnya inovasi, penelitian dan pengembangan
berbagai jenis usaha seperti
produk;
meubel, batu bata,
Kurangnya kemtraan usaha.
Masih ada penduduk wajib KTP yang belum memiliki KTP
Meningkatkan peran pemerintah dalam
Mendorong terciptanya kerjasama usaha (kemitraan)
Meningkatkan inovasi, penelitian dan pengembangan produk serta kemitraan usaha.
penggilingan padi, pembuatan kue, tenunan, pembuatan tempe/tahu da konveksi. 11
Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
11.1
Rasio penduduk berKTP per
Sekitar 20% penduduk yang
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada
232
satuan penduduk
mempunyaiKTP pada tahu
masyarakat tentang administrasi kependudukan
2012. 11.2
Rasio bayi berakte kelahiran
Akte kelahiran yang telah
kependudukan yang berkualitas dan akurat;
diterbitkan selama kurun waktu 5 (lima) tahun (2008-
Belum terdapat penduduk/pasangan yang belum memiliki
pemeliharaan sistem informasi dan database
akte nikah
kependudukan.
Rasio pasangan berakte nikah
Akte nikah sebanyak 266
11.4
Kepemilikan KTP
27.032 penduduk berKTP
Masih terdapat penduduk yang belum memiliki KTP
11.5
Ketersediaan database
Belum akurat
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang administrasi
kependudukan Bidang Ketenagakerjaan
12.1
Angka Partisipasi Tenaga Kerja
Peningkatan koordinasi antar tingkatan pemerintahan dalam pengoperasian dan
2012) sebanyak 4.547 11.3
12
Peningkatan kapasitas dan pengetahuan aparatur pemerintah dalam penyusunan database
Masih terdapat bayi yang belum memiliki akte kelahiran
kependudukan;
75,09 pada tahun 2012
Belum optimalnya tertib layanan administrasi kependudukan
Rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan tenaga
Pembekalan dan pelatihan tenaga kerja baik skil
kerja;
maupun kemapuan manajemen
mengalami peningkatan dari sebelumnya 71,59.
Tingkat partisipasi angkatan kerja masih perlu ditingkatkan;
Database ketenagakerjaan daerah perlu ditingkatkan;
standar nasional;
Belum terbangunnya gedung dan sarana prasarana UPTD
Pembangunan sekolah kejuruan yang berbasis
BLK dan BPPD Kabupaten Mamasa sebagai tempat
kebutuhan pasar kerja
Pembangunan balai latihan kerja yang memenuhi
peningkatan kualitas pelatihan berbasis kompetensi dan masyarakat 12.2
Rasio penduduk yang bekerja
Terdapat 67.299 penduduk
yang sudah bekerja dan
Peningkatan jumlah angkatan kerja yang tinggi tidak diikuti
Peningkatan ketersediaan lapangan pekerjaan
dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai;
yang baru;
2.345 merupakan penduduk
Tingginya angka pengangguran.
dengan status
Rendahnya tingkat pendapatan di sekto pertanian
meningkatkan nilai tambah hasil produksi
pengangguran terbuka. 13
Bidang Ketahanan Pangan
13.1
Regulasi ketahanan pangan
Ada
Peningkatan kemampuan petani dalam pertanian.
Belum optimalnya pelaksanaan regulasi ketahanan pangan
Mengoptimalisasilkan pelaksanaan regulasi
sebagai pedoman tata laksana keamanan, mutu dan gizi
ketahanan pangan.
pangan di daerah. 13.2
Ketersediaan pangan utama
182,31 kg pertahun
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Belum
optimalnya
peningkatan
ketersediaan
pangan
Meningkatkan kemampuan penduduk untuk
233
berbasis kemandirian;
mengakses pangan utama an pangan lokal
Peningkatan kemudahan dan kemampuan masyarakat
masih rendah dalam mengakses pangan; Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi
lainnya;
Pengendalian pertumbuhan penduduk;
pangan
menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal yang belum memadai; Laju pertumbuhan pangan yang cenderung melandai
dibandingkan pertambahan jumlah penduduk. 14
Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
14.1
14.2
Persentase partisipasi
Sekitar 43,25% atau 1.927
perempuan di lembaga
pekerja perempuan di
pemerintah maupun swasta
lembagan pemerintah.
Partisipasi Angkatan Kerja
43,25%
Pertumbuhan
Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM)
Meningkatkan kapasitas dan skill perempuan
utamanya pada Indeks Pembanguan Gender (IPG) dan
melalui berbagai kegiatan penddikan dan
Indeks Pemberdayaan Gender masih perlu ditingkatkan.
pelatihan
Terbatasnya akses perempuan terhadap pekerjaan yang
Perempuan
layak akibat rendahnya pengetahun dan keterampilan; Terdapat perbedaan upah kerja laki-laki dengan perempuan
terutama di sektor pertanian. 14.3
Rasio KDRT
Kasus KDRT yang
Masih adanya kekerasan terhadap perempuan dan anak
dilaporkan sebanyak 2
Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
kasus atau 0,06%. 15
Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
15.1
Rata-rata jumlah anak per
3 sampai 4 anak
Tingginya angka kelahiran disebabkan oleh masih
Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk ber-KB;
Kurangnya tenaga penyuluh tentang keluarga berencana
Akses masyarakat miskin terhadap alat KB masih rendah.
Peningkatan cakupan KB pada MBR
Masih tingginya angka kemiskinan sebagai akibat tingginya
Penguatan ketahanan ekonomi keluarga;
angka kelahiran;
Peningkatan partisipasi ber-KB;
Tingginya persentase keluarga pra-sejahtera dan pra-
Pembinaan terhadap remaja tenang ampak
keluarga
rendahnya penggunaan alat kontrasepsi.
15.2
Rasio akseptor KB
-
15.3
Cakupan peserta KB aktif
65,23%
15.4
Keluarga Pra Sejahtera dan
71,69% atau sekitar 23.980
Keluarga Sejahtera I
rumah tangga
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang keluarga berencana
Peningkatan tenaga penyuluh keluarga berencana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
234
sejahtera I; 16
Bidang Perhubungan
16.1
Jumlah terminal dan bandara
Terminal belum ada,
terdapat satu bandara perintis yang dalam tahap pembangunan. 16.2 16.3
Jumlah uji kir angkutan umum
Jumlah kendaraan angkutan
Terdir dari beberapa bus
umum
kecil yang mengangkut
Meningkatnya pernikahan dini di kalangan anak remaja. Masih kurangnya fasilitas keselamatan lalu lintas jalan
Peningkatan pelayanan dan kapasitas
berupa rambu lalu lintas, pagar pengaman maupun marka
transportasi umum melalui peningkatan
jalan;
keterpaduan transportasi antar moda dan antar
Terbatasnya pendanaan untuk membiayai sarana dan
wilayah;
prasarana perhubungan;
Belum ada
negatif pernikahandini.
Belum terbangunnya terminal sebagai sarana pelayanan
peningkatan aksesibilitas pelayanan transportasikhususnya pada kawasan perdesaan.
transportasi darat;.
penumpang antar
Belum tersedianya angkutan umum dalam kabupaten;
kabupaten.
Masih sedikitnya angkutan yang memenuhi ijin kelaikan jalan.
17
Bidang Komunikasi dan Informatika
17.1
17.2
Jumlah jaringan komunikasi
Rasio wartel/warnet terhadap
2
Sangat rendah.
penduduk
17.3
Jumlah surat kabar nasional/lokal
7 terdiri atas 2 surat kabar
Belum optimalnya layanan multi media dalam rangka
Penyediaan sarana dan prasarana jaringan
pemenuhan hak tahu publik sesuai Undang-Undang Nomor
komunikasi pada wilayah yang belum terjangkau
14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik;
pelayanan jaringan komunikasi
Pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi belum
Penyediaan sarana dan prasarana jaringan
maksimal;
komunikasi pada wilayah yang belum terjangkau
Kelembagaan komunikasi dan informatika masih lemah;
pelayanan jaringan komunikasi;
Masih terbatasnya sarana internet untuk diakses oleh
Peningkatan kualitas dan jangkauan jaringan
masyarakat maupun untuk penyelenggaraan pemerintahan;
komunikasi
Penyebarluasan informasi terkait kebijakan pemerintah
Peningkatan jumlah, kualitas dan kapasitas media
masih belum optimal.
cetak lokal yang ada di daerah;
nasonal dan 5 surat kabar lokal
17.4
Jumlah penyiaran radio/TV lokal
Peningkatan peran dan fasilitasi pemerintah dalam peningkatan kualitas dan kapasitas media
Satu unit
cetak lokal 18
Bidang Pertanahan
18.1
Persentase penduduk yang
Sertifikat yang sudah
memiliki lahan bersertifkat
dikeluarkan sebanyak 4.704
hak milik belum mengeluarkan serifkat hak guna bangunan
sertfikat tanah hak milik.
dan hak guna usaha;
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Pengurusan sertifikat tanah masih terbatas pada sertifikat
Adanya prona sertifikasi lahan;
235
18.2
Persentase luas lahan yang
?????
Belum tersedianya regulasi batas desa;
Masih banyaknya tanah tanpa sertifikat yang berada di
Mendorong sertifikasi tanah/lahan yang belum
Kabupaten Mamasa;
mempunyai bukti kepemilikan yang sah
bersertifikat
Administrasi
kepemilikan
tanah
termasuk
aset
tanah
Pemerintah Daerah belum tertib. 19
Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1 19.2
Kegiatan pembinaan terhadap
Melakukan 3 (tiga) kali
LSM, Ormas dan OKP
pembinaan politik daerah.
Kegiatan pembinaan politik
Melakukan 1 satu) kali
daerah
kegiatan pembinaan terhadap LSM,ORMAS dan
Peningkatan pembinaan politik daerah
politik;
Pembangunan wawasan kebangsaan dan watak budaya
Peningkatan pembinaan terhadap LSM,ORMAS
demokrasi masih kurang;
dan OKP
Terdapat potensi gangguan terhadap ketenteraman dan ketertiban masyarakat.
OKP. 20
Masih kurangnya kemandirian dan kinerja infrastruktur
Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
21.1
Sistem informasi Pelayanan
Belum menggunakan sistem Prinsip pelayanan prima dalam bentuk pelayanan yang lebih
Peningkatan pelayanan publik yang berkuaitas;
Perijinan dan adiministrasi
informasi pelayanan
berkualitas masih perlu ditingkatkan;
Penertiban administrasi kepemilikan aset daerah,
pemerintah
perijinan dan administrasi
pemerintahan
21.2
Sistim Informasi Manajemen
Belum ada
penatausahaan keuangan daerah dan layanan
daerah;
perizinan yang efisien dan terintegrasi
Administrasi kepemilikan aset daerah masih belum tertib.
Penatausahaan keuangan pada SKPD masih belum tertib.
Layanan perizinan belum efisien dan terintegrasi.
Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum
Membangun sistem informasi manajemen
tertata dalam suatu sistem yang terpadu, efektif, dan efisien.
pemerintah daerah;
Koordinasi antara Sekretariat Daerah dengan Dinas, Badan,
Meningkatkan koordinasi dan integrasi antar
dan Lembaga Teknis belum berjalan secara optimal.
SKPD;
Pola pembinaan aparat yang belum terorientasikan pada
Peningkatan penerapan prinsip good governance;
peningkatan kinerja.
Mengupayakan peningkatan peran BUMD dalam
Pemda
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Belum optimalnya evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
Kelembagaan
pemerintah
masih
belum
sepenuhnya
rangka peningkatan capaian target PAD.
236
menerapkan prinsip good governance.
Sumber pendapatan daerah masih terbatas, besaran potensi PAD belum diketahui secara pasti.
22
Peran BUMD dalam peningkatan PAD masih belum optimal.
Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.1
Rata-rata jumlah kelompok
Jumlah kelompok binaan
Belum mantapnya penyelenggaraan otonomi desa.
binaan lembaga pemberdayaan
LPM sejak tahun 2008
Tingginya angka kemiskinan di perdesaan.
lembaga pemberdayaan masyarakat ;
masyarakat (LPM)
sampai 2012 hanya 2 (dua)
Teknologi Tepat Guna yang sesuai dengan kebutuhan
Meningkatnya jumlah Kelompok Binaan Pada
masyarakat belum dimanfaatkan secara optimal.
Masing-Masing LPM pada setiap Desa.
kelompok.
Meningkatkan pembinaan terhadap kelompok
Pelayanan pemerintahan desa kepada masyarakat belum optimal.
22.2
PKK aktif
PKK aktif ada di 17 tujuh
Kurang aktifnya kelompok binaan PKK
belas) kecamatan.
Pengoptimalan Fungsi dan Tanggung Jawab Penggerak PKK Kabupaten Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
22.3
Posyandu aktif
Kurang kader, sarana dan prasarana yang layak untuk
posyandu yang terletak di desa terpencil
Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kader Posyandu dan Pemberian Dukungan Sarana DanPrasarana yang Layak kepada Posyandu Didasa/Kelurahan khususnya didaerah terpencil.
22.4
Swadaya masyarakat terhadap
Posyandu aktif ada 472
Peran dan fungsi kelembagaan masyarakat belum optimal;
Program Pemberdayaan
dari total 531 posyandu
Peran serta masyarakat dalam pembangunan di kawasan
bertujuan meningkatkan swadaya Gotong Royong
Masyarakat
yang ada.
perdesaan cenderung menurun.
Masyarakat serta melakukan pendataan secara
Menggiatkan program-program pemerintah yang
rutin terhadap kegiatan Pembangunan yang dilakukan secara swadaya 25
Bidang Sosial
25.1
Sarana sosial seperti panti
Ada 7 sarana sosial yang
asuhan, panti jompo dan panti
ada
rehabilitasi
25.2
PMKS yg memperoleh bantuan
Sebanyak 8.053 jumlah
sosial
PMKS dan seluruhnya
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Pemerintah Daerah belum optimal dalam memberikan
Diperlukan peningkatan anggaran dan sasaran
pelayanan kesejahteraan sosial dan pembinaan bagi PMKS;
pada masing-masing kegiatan untuk
Peran masyarakat melalui organisasi nirlaba dan dunia
meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial;
usaha dalam pelayanan kesejahteraan sosial belum terarah
Meningkatkan peran masyarakat dalam dunia
dan terdayagunakan secara optimal.
usaha
Cakupan atau jangkauan pelayanan program kesejahteraan
Optimalisasi cakupan atau jangkauan pelayanan
sosial masih sangat terbatas;
program kesejahteraan sosial kepada penerima
237
sudah mendapat/menerima
bantuan sosial (100%)
Terbatasnya anggaran yang dialokasikan untuk sarana dan prasarana pendukung.
manfaat;
Peningkatan anggaran untuk membantu PMKS;
Penyediaan SOP dan penentuan kriteria PMKS yang akan mendapatkan bantuan.
25.3
Penanganan penyandang
Jumlah penyandang cacat
masalah kesejahteraan sosial
yang meneriman bantuan
Pemerintah Daerah belum optimal dalam memberikan
Adanya komitmen pemerintah untuk
pelayanan kesejahteraan sosial dan pembinaan bagi PMKS.
meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat;
sebanyak 295 dari total 326
orang.
Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat melalui upaya pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial
26
Bidang Kebudayaan
26.1
Penyelenggaraan festival seni
Belum pernah dilaksanakan
Pelestarian seni dan budaya belum optimal;
dan budaya
sampai dengan tahun 2012
Masih lemahnya manajemen grup kesenian serta belum
Sarana penyelenggaraan
Dilaksanakan pada saat
pagelaran seni dan budaya
peringatan hari ulang tahun
Mulai lunturnya nilai-nilai budaya daerah;
kesenian;
kabupaten dan hari ulang
Masih kurangnya sarana dan prasarana penyelenggaraan
Meningkatkan pembinaan terhadap pelestarian
seni dan budaya daerah.
nilai-nilai budaya daerah;
Masih rendahnya promosi budaya lokal Kabupaten Mamasa.
Meningkatkan sarana dan prasarana
Belum tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan
penyelenggaraan seni budaya daerah;
26.2
terorganisir dengan baik;
tahun Republik Indonesia. 26.3
Benda, Situs dan Kawasan
Terdapat 41 benda, situs
Cagar Budaya yang dilestarikan
dan kawasan cagar budaya
budaya;
museum daerah;
Mengupayakan penyelenggaraan festival seni Meningkatkan pembinaan terhadap grup
Meningkatkan promosi budaya lokal;
Kurangnya perhatian terhadap pelestarian seni budaya,
Meningkatkan upaya pelestarian seni budaya
dilestarikan sebanyak 14
situs, benda purbakala dan kawasan cagar budaya sehingga
daerah serta pemanfaatan museum daerah.
pada tahun 2012 atau
terdapat
yang ada dan sudah
34,15%.
beberapa
kawasan
yang
belum
mendapat
perhatian pemerintah.
Kurang
terawatnya
dokumentasi
sejarah
kebudayaan
termasuk peninggalannya. 27
Bidang Statistik
27.1
Buku ”kabupaten dalam angka”
Tersedia
Masih lemahnya sistem pendataan dan pelaporan data;
27.2
Buku ”PDRB kabupaten”
Tersedia
Akurasi data perlu ditingkatkan;
yang akurat;
Masih minimnya ketersediaan dokumen publikasi daerah
Mempercepat penyusunan dokumen publikasi
termasuk statistik daerah lain di sekitarnya;
daerah setiap tahun.
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Memperkuat sistem pendataan dan palopran data
Terlambatnya penyusunan dokumentasi daerah.
238
28
Bidang Kearsipan
28.1
Pengelolaan arsip secara baku
Penerapan arsip secara
baku baru dilaksanakan
Belum
adanya
Perda
yang
mengatur
tentang
Penyelenggaraan Kearsipan Daerah Kabupaten Mamasa;
oleh SKPD sebanyak 24
Belum dilakukannya pengelolan arsip dengan baik;
SKPD dari total 29 SKPD
Sarana dan prasarana pengelolaan dan penyimpanan arsip
atau 82,75%.
kearsipan daerah;
berkualitas;
Rendahnya pemahaman dan kesadaran akan pentingnya arsip.
Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasaranapengelolaan kearsipan yang
masih kurang sehingga arsip belum tertata dengan baik sesuai dengan kaidah kearsipan;
Penyusunan regulasi tentang penelenggaraan
Peningkatan pemahaman dan kapasitas aparat terkait pengelolaan arsip;
kurangnya komitmen para pimpinan SKPD akan pentingnya arsip;
tiap SKPD berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
28.2
Peningkatan SDM pengelola
Belum pernah dilakukan
kearsipan 29
Bidang Perpustakaan
29.1
Jumlah perpustakaan
Ketersediaan
dan
kapasitas
sumber
daya
manusia
pengelola arsip belum memadai;
pentingnya pengelolaan arsip, dan keterseiaan
Belum dilakukannya pembinaan kearsipan di SKPD;
aparatur pengelola arsip
Terdapat satu perpustakaan
Sarana dan prasarana pendukung perpustakaan termasuk
umum mlik pemerintah
kantor belum memadai;
daerah.
Jumlah pengunjung
Jumlah pengunjung selama
perpustakaan per tahun
satu tahun (2012) sebanyak
Penyediaan unit pengelolaan arsip pada SKPD
Peningkatan sarana dan prasarana perpusatakaan, termasuk gedung perpusatakaan
Terbatasnya pendanaan untuk pengembangan perpustakaan;
29.2
Belum adanya gedung perpustakaan yang representatif;
Masih kurangnya minat baca masyarakat yang disebabkan
yang representatif;
Pengembangan perpustakaan daerah.
Peningkatan fasilitasi dan sosialisasi pemerintah
oleh rendahnya budaya membaca masyarakat.
baik untuk memacu peningkatan minat baca
80 orang atau 0,19%. 29.3
Koleksi buku yang tersedia di
Koleksi buku yang tersedia
perpustakaan daerah
di perpustakaan daerah
Peningkatan pemahaman aparatur akan
masyarakat
Kualitas dan kuantitas bahan pustaka masih kurang.
Peningkatan koordinasi dan kerjasama antar pemerintah dan penerbit dalam pengadaan bahan
sebanyak 1.215 buku
bacaan yang bermutu;
Peningkatan peran pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam pengadaan bahan bacaan yang bermutu
30
Bidang Perikanan
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
239
30.1
Produksi perikanan
Potensi perikanan yang ada
Kurang akuratnya data kelompok usaha perikanan budidaya
Pemutahuran Data Kelompok Usaha Perikanan;
adalah perikanan air tawar
akibatnya identifikasi dan inventarisasi kelompok penerima
Pelatihan & Pembinaan Penyuluh Perikanan;
yang berupa kolam air
bantuan membutuhkan waktu yang lama;
Peningkatan Kualitas Sarana & Prasarana
deras, kolam air tenang,
Keterbatasan tenaga penyuluh;
Perikanan;
sawah/mina padi, jaring
Sarana dan Prasarana penunjang untuk mengoptimalkan
Peningkatan Kualitas & Kuantitas Prouksi
pemanfaatan potensi perikanan masih terbatas;
Perikanan;
apung, BBI dan UPR dengan total produksi pada
Masih rendahnya nilai tambah pengolahan hasil perikanan;
tahun 2012, ikan mas
Kurangnya
sebanyak 333,77 ton, ikan
kapasitas
kelembagaan
produksi
Intensifikasi & Ekstensifikasi Budidaya Perikanan
dan
pemasaran.
nila 60,81 ton dan ikan lele 2,20 ton. 30.2
Konsumsi ikan
Konsumsi ikan meningkat dari tahun 2011 sebanyak 13,64 ton menjadi 15,50 ton pada tahun 2012.
30.3
Cakupan bina kelompok petani
Cakupan bina kelompok petani sebanyak 150 kelompok pada tahun 2012.
30.4
Kontribusi terhadap PDRB
Kontribusi terhadap PDRB pada tahun masih rendah yaitu 1,01.
31
Bidang Pertanian
31.1
Produksi hasil pertanian
Jenis komoditaslpertanian
tanaman pangan
tanaman pangan yang dominan adalah tanaman
padi dengan produksi sebesar 81.439.5 ton 31.2
Penguasaan teknologi dan pemanfaatan pupuk organik di
Peningkatan kualitas SDM Pertanian &
tingkat petani masih kurang;
Perkebunan melalui penguasaan teknologi,
Kurang memadainya kondisi infrastruktur jalan dan irigasi
pemanfaatan pupuk organik, dan penanganan
ke sentra produksi;
pasca panen yang tepat.
Terbatasnya SDM yang kompeten di sektor pertanian dan
Peningkatan infrastruktur jalan tani dan irigasi ke
peternakan;
sentra-sentra produksi pertanian;
Kontribusi pertanian tanaman
Kontribusi pertanian
pangan terhadap PDRB
tanaman pangan sebesar
Terbatasnya tenaga penyuluh pertanian;
26,42 mengalami
Masih rendahnya nilai tambah yang didapatkan oleh para
Penyediaan sarana pengolahan hasil produksi
petani akibat mutu hasil pertanian yang rendah;
pertanian yang memadai termasuk bibit dan
Minimnya pengelolaan pasca panen hasil pertanian
pupuk.
penurunan dibanding tahun 2011 sebesar 27,15
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Optimalisasi kegiatan penyuluhan pertanian;
240
meskipun demikian masih berada pada urutan pertama dibanding dengan sektor lainnya. 31.3
Produksi hasil perkebunan
Hasil pekebunan yang
paling dominan adalah kopi (arabica dan robusta) dan
kakao, dan merupakan komoditas unggulan.
Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
kopi dan kakao masih dibawah potensi kemampuan lahan;
perkebunan yang merupakan komoditas unggulan
Pengelolaan kawasan/lahan pertanian dan perkebunan
sesuai dengan potensi yang tersedia;
yang belum berjalan optimal;
Produksi kopi pada tahun 2012 sebanyak 1776,42 ton
Produksi dan produkivitas tanaman perkebunan terutama
Optimalisasi pengolahan lahan perkebunan;
Masih rendahnya nilai tambah yang di dapatkan oleh para
Penyediaan sarana pengolahan hasil produksi
petani akibat mutu hasil pertanian yang rendah;
perkebunan (pengolahan pasca panen) dalam
Minimnya pengelolaan pasca panen hasil perkebunan.
upaya meningkatkan nilai tambah;
Produktivitas peternakan masih belum optimal (rendahnya
kopi robusta, 4.356 kopi arabica, 12.695 ton kakao. 31.4
Kontribusi sektor perkebunan
Sektor perkebunan
terhadap PDRB
memberikan kontribusi sebesar 18,77% terhadap PDRB tahun 2012, merupakan penyumbang terbesar kedua setelah sektor pertanian yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mamasa
31.5
Produksi peternakan
Produksi sub sektor peternakan pada tahun 2012 mencakup ternak
besar (sapi 5273 ekor, kerbau 7235 ekor, kuda 624
ekor), ternak kecil yaitu babi
Peningkatan produksi dan produktivitas hasil
produksi daging);
peternakan;
Masih terbatasnya pemasaran untuk memasarkan hasil
Optimalisasi pengolahan lahan penggembalaan;
produksi peternakan;
Penyediaan (pengolahan pasca panen) dalam
Metode pengendalian hama penyakit tanaman dan ternak belum optimal;
71.184 ekor, serta unggas
Minimnya pengelolaan pasca panen hasil peternakan;
dan hasil-hasilnya.
Belum optimalnya pengelolaan lahan penggembalaan.
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
upaya meningkatkan nilai tambah;
Meningkatkan upaya pengendalian hama dan penyakit.
241
31.6
Kontribusi sektor peternakan
Sub sektor peternakan
terhadap PDRB
tergabung dalam sektor pertanian yang ikut memberikan kontribusi terhadap PDRB tahun 2012.
32 32.1
Bidang Kehutanan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
Luas kawasan
Status kawasan hutan yang belum mantap;
hutan pada tahun
Masih luasnya lahan kritis baik di dalam maupun di luar
luar dan batas fungsi kawasan hutan serta
kawasan hutan;
penguatan upaya peningkatan kapasitas
2012 adalah
Penyelesaian tata batas kawasan hutan, batas
198.873 Ha yang
SDM aparatur dan anggaran kehutanan yang masih kurang;
pengelolaan kawasan hutan melalui peningkatan
terdiri atas hutan
Belum adanya RDTR kawasan hutan;
kapasitas polisi hutan;
lindung dan hutan
Belum maksimalnya konservasi hutan dan lahan.
produksi terbatas,
Peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan monitoring kegiatan konservasi hutan dan lahan;
dan lahan kritis
terdiri atas lahan
Peningkatan sdm aparatur dan anggaran kehutanan.
kritis dalam kawasan hutan seluas 4.349 Ha, luar kawasan hutan seluas 64.213 Ha. Yang sudah direhabilitasi seluas 10.133 Ha. 32.2
Kerusakan Kawasan Hutan
Luas lahan kritis dalam
Masih tingginya tekanan dan gangguan keamanan hutan serta Illegal logging.
kawasan hutan sebesar 2,29% pada tahun 2012. 32.3 33
Kontribusi sektor kehutanan
Kontribusi terhadap PDRB
Produktifitas hasil hutan yang masih rendah;
terhadap PDRB
adalah sebesar 0,61
Kontribusi sektor kehutanan masih rendah.
Izin pertambangan yang
Belum adanya regulasi/Perda
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
33.1
Pertambangan tanpa ijin
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
mengenai pertambangan
Sinkronisasi perencanaan dan pengembangan
242
sudah dikeluarkan sebanyak 10 izin usaha
yang merupakan pertambangan galian C
(batuan) dan ada 56 yang
batuan (galian C);
pertambangan dengan rencana tata ruang serta
Penambangan liar/tanpa izin dan pengendalian aktivitas
konsistensi pemanfaatan rencana tata ruang dan
penambangan;
penegakan hukum;
Pengembangan dan monitoring subsektor pertambangan
Penetapan regulasi terkait pertambangan;
migas dan subsektor pertambangan mineral.
tidak mempunyai izin usaha pertambangan. Untuk pertambangan logam sebanyak 4 izin yang dikeluarkan namun masih terbatas pada izin eksplorasi. 33.2
Kontribusi sektor pertambangan
Kontribusi terhadap PDRB
terhadap PDRB
adalah sebesar 0,61 pada tahun 2012.
Potensi adanya pertambangan mineral logam yaitu emas, perak, tembaga, timbal, zink, ferrum dan mangan;
Pemetaan sumber daya geologi, tata lingkungan, mineral dan batu bara;
Kurangnya pasokan listrik, sebagian besar wilayah di Kabupaten Mamasa belum mendapatkan suplai energi listrik dari PLN.
34
Bidang Pariwisata
34.1
Kunjungan wisata
Pada tahun 2012 terdapat
183 kunungan wisata, tidak meningkat dari tahun-tahun
sebelumnya.
34.2
Kontribusi sektor pariwisata
Kontribusi terhadap PDRB
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Masih belum memadainya sarana dan prasarana penunjang
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang
akses pariwisata;
dan akses ke DTW
Belum memiliki ikon wisata unggulan dan paket destinasi
Optimalisasi promosi DTW baru dan perbaikan
wisata;
Infrastruktur
Belum tersedianya regulasi Rencana Induk Pengembangan
Peningkatan sdm yang profesioanl di bidang
Pariwisata
pariwisata
Daerah
(RIPPDA)
dan
Rencana
Induk
Pengembangan Obyek Wisata (RIPOW), sehingga konsep
Pengembangan destinasi, sarana dan pemasaran
pengembangan wisata yang bersifat tematik belum dapat
pariwisata
dioptimalkan;
masyarakat di kawasan wisata;
Masih terbatasnya SDM yang profesional
di
bidang
serta
pemberdayaan
ekonomi
Peningkatan jumlah kunjungan wisata melalui
pariwisata.
promosi lewat berbagai media termasuk media
Pengembangan destinasi, sarana dan pemasaran pariwisata
sosial.
243
terhadap PDRB
sebesar 0,52
serta pemberdayaan ekonomi masyarakat di kawasan wisata;
Masih rendahnya jumlah kunjungan wisatawan domestik dan internasional, hal ini disebabkan karena masih kurangnya perhatian
untuk
pengembangan
daerah-daerah
yang
memiliki potensi pariwisata serta masih kurangnya promosi pariwisata baik di dalam maupun di luar negeri, hal ini berdampak pada rendahnya kontribusi sektor pariwisata terhadap peningkatan PDRB. 35
Bidang Perindustrian
35.1
Kontribusi sektor industri dan
Kontribusi terhadap PDRB
industri rurmah tangga terhadap
sebesar 4.50
PDRB
35.2
Pertumbuhan Industri
Industri yang ada sampai
Pemanfaatan pengolahan komoditi daerah belum optimal,
Optimalisasi peran sektor industri terhadap PDRB;
disebabkan karena pembangunan industri yang akan
Peningkatan koordinasi antar tingkatan
menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan
pemerintahan dalam upaya memacu kontribusi
produktivitas tinggi belum ada;
sektor industri terhadap PDRB
Belum adanya kawasan industri yang diatur dalam RTRW.
Persaingan
pada tahun 2012 adalah
di
era
globalisasi
pasar
bebas
semakin
meningkat;
industri non migas yang
Sarana dan prasarana penunjang industri belum memadai;
terdiri dari industri rumah
Penguasaan teknologi masih kurang
Peningkatan daya saing daerah di era pasar global melalui peningkatan kapasitas pelaku industri kecil, menengah dan rumah tangga;
tangga sebanyak 543,
Upaya optimalisasi sarana dan prasarana industri.
industri kecil 50, industri menengah 1 dan industri besar belum ada. 35.3
Cakupan bina kelompok
Cakupan bina kelompok
pengrajin
pengajin meningkat dari
Perlunya peningkatan cakupan bina kelompok pengrajin lokal.
tahun 2008 sebanyak 19 dan tahun 2012 sebanyak 30. 36
Bidang Perdagangan
36.1
Kontribusi sektor perdagangan
Kontribusi terhadap PDRB
terhadap PDRB
sebesar 10,35.
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
Belum meratanya ketersediaan prasarana pasar di tiap
Optimalisasi peran sektor industri terhadap PDRB;
kecamatan.
Peningkatan koordinasi antar tingkatan
Belum tertibnya ketersediaan data dan informasi komoditi
pemerintahan dalam upaya memacu kontribusi
244
perdagangan yang keluar-masuk daerah.
Belum optimalnya penciptaan iklim usaha yang kondusif.
Terbatasnya sumber daya listrik yang dapat menunjang
global melalui peningkatan kapasitas pelaku
perdagangan.
perdagangan;
Penggunaan alat teknologi tepat guna bagi IKM masih
Upaya optimalisasi sarana dan prasarana
rendah.
perdagangan.
37
Bidang Ketransmigrasian
37.1
Transmigran swakarsa
Permukiman transmigasi
Kontibusi transmigrasi terhadap
swakarya pada tahun 2012
PDRB
dilaksanakan di desa
Legalitas dan kepastian hukum usaha belum optimal.
Masih rendahnya daya saing produk daerah.
Perlunya
Botteng dan desa Passembuk masing-masing
sektor industri terhadap PDRB;
sejumlah 150 dan 100 KK.
peningkatan
kapasitas
SDM
pembina
Unit
Peningkatan daya saing daerah di era pasar
Peningkatan koordinasi dan sinergitas
Permukiman Transmigrasi di setiap lokasi.
pelaksanaan program transmigrasi;
Kesiapan sumber daya manusia yang dikirim menjadi
Penyediaan data dan informasi yang berkualitas
transmigran.
dan bersinergi antar tingkatan pemerintahan
Dukungan aksesibilitas jalan, pelayanan kesehatan dan
terkait.
pendidikan pada kawasan transmigrasi belum optimal.
Sarana
dan
ditingkatkan
prasarana yang
ketransmigrasian
ditunjang
dengan
masih
perlu
ketersediaan
regulasinya.
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
245
4.2. Isu Strategis Kabupaten Mamasa Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan signifikan
dalam
bagi
perencanaan
kemajuan
pembangunan
Kabupaten
karena
Mamasa
dampaknya
dimasa
datang.
yang Suatu
kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
dalam
jangka
panjang.
Adapun
isu
strategis
pembangunan jangka menengah Kabupaten Mamasa yaitu :
Tabel 4.2 ISU-ISU STRATEGIS Dinamika Regional/Lokal ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL Pemetaan Wilayah
a. Belum adanya pewilayahan
Komoditas dan Pengembangan
komoditas b. Belum maksimalnya produksi
Komoditas Unggulan
Penwilayahan komoditas diharapkan dapat memaksimalkan produksi
komoditas unggulan maupun
komoditas unggulan daerah
komoditas lainnya karena belum
seperti kopi dan kakao, sehingga
dapat diketahui secara tepat potensi
dapat memenuhi kebutuhan
masing-masing wilayah untuk
masyarakat dan mampu
pengembangan komoditas yang
bersaing dengan daerah lain.
sesuai. Peningkatan Produksi
Peningkatan produksi sektor
Pertanian, Perkebunan,
pertanian yang terdiri dari
Peternakan dan
subsektor tanaman bahan
Perikanan
makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan dimaksudkan untuk memenuhi ketersediaan pangan bagi masyarakat Mamasa dalam jangka panjang dan menciptakan kemandirian sektor pertanian, serta menghindari ketergantungan kepada daerah
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
246
ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL lain Pengembangan dan 1. Sektor industri pengolahan pada 1. Perhatian yang serius terhadap Peningkatan Industri
tahun 2012 mengalami perlambatan
tumbuh kembangnya industri
Pengolahan
pertumbuhan dibanding tahun
kecil dan kerajinan rumah tangga
sebelumnya
akan memacu produktivitas dan
2. Sektor industri pengolahan di
penyediaan lapangan pekerjaan.
Kabupaten Mamasa hanya diwakili2. Pengembangan dan peningkatan oleh subsektor industri kecil dan
industri pengolahan diharapkan
kerajinan rumah tangga, belum ada
akan menghasilkan nilai
subsektor indsutri besar dan sedang. tambah/kualitas bagi produk yang dihasilkan, sehingga meningkatkan nilai/harga produk dan pada masa mendatang 3. Industri pengolahan diharapkan menjadi salah satu pondasi perekonomian di Kabupaten Mamasa.
Peningkatan Kualitas 1. SDM aparatur di Kabupaten Mamasa 1. Peningkatan kapasitas aparatur SDM Aparatur
masih belum optimal dalam
pemerintahan yang
mendukung pelaksanaan tugas-
berkelanjutan melalui pemberian
tugas pemerintahan dalam rangka
beasiswa/bantuan tugas belajar,
penyelenggaraan otonomi daerah
pendidikan dan pelatihan, kursus-kursus diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja aparatur. 2. Peningkatan disiplin aparatur melalui pemberian reward dan punishment bagi pegawai melalui penanganan kasuskasus pelanggaran disiplin dan pemberian penghargaan bagi pegawai yang berprestasi, 3. Pelaksanaan seleksi penerimaan CPNS yang baik dan alokasi pegawai sesuai kebutuhan daerah akan mendukung
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
247
ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan. Peningkatan SDM
Masih rendahnya kualitas sumber
Berdasarkan kriteria UNDP, nilai
Masyarakat
daya manusia yang terlihat dari nilai
IPM Kabupaten Mamasa pada
Indeks Pembangunan Manusia
tahun 2012 tergolong IPM
(IPM). Komponen dari IPM terdiri
menengah. Ketiga komponen
dari Indeks Kesehatan, Indeks
IPM tersebut masih perlu
Pendidikan dan Indeks Paritas Daya
mendapat perhatian, terlebih
Beli. IPM Kabupaten Mamasa pada
pada komponen Indeks
tahun 2012 adalah sekitar 72,07.
Pendidikan dan Indeks Paritas Daya Beli yang nilainya lebih rendah daripada nilai indeks Provinsi Sulawesi Barat.
Kualitas dan
Sektor pendidikan merupakan salah
. Ketersedian sarana dan
Aksesibilitas
satu sektor yang mendapat prioritas
prasarana pendidikan yang
Pendidikan
utama dalam pembangunan
memadai, penyelenggaraan
Kabupaten Mamasa karena
pendidikan dengan biaya
pendidikan merupakan unsur utama
terjangkau dan peningkatan
dalam pembentukan kualitas sumber kompetensi tenaga pengajar daya manusia. Dilihat dari angka
diharapkan dapat memajukan
rata-rata lama sekolah Kabupaten
dunia pendidikan Kabupaten
Mamasa pada tahun 2012 yaitu 7,19 Mamasa. tahun, menunjukkan bahwa secara rata-rata penduduk Kabupaten Mamasa baru menyelesaikan pendidikan pada tingkat SD atau SLTP tahun pertama. Angka ratarata lama sekolah ini menunjukkan bahwa Kabupaten Mamasa belum memenuhi program wajib belajar sembilan tahun. Jika dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan, persentase penduduk Kabupaten Mamasa pada tahun 2012 yang paling tinggi adalah pada kategori “tidak/belum pernah sekolah/belum tamat SD.” Dilihat dari
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
248
ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL Angka Partisipasi Sekolah dan Angka Partisipasi Murni, APS dan APM di Kabupaten Mamasa untuk kelompok umur 19-24 tahun atau usia D1-S1/tingkat perguruan tinggi masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih perlu ditingkatkan Pelayanan Kesehatan
Pada tahun 2012 tercatat bahwa di
Peningkatan sarana dan
Kabupaten Mamasa hanya terdapat
prasarana kesehatan,
satu rumah sakit umum dan satu
penyediaan tenaga medis dan
rumah sakit swasta, serta jumlah
non medis sesuai kebutuhan,
dokter yang tercatat sebanyak 18
peningkatan kompetensi tenaga
orang yang terdiri dari dokter umum
medis dan non medis,
16 orang dan 2 dokter gigi dan
penyediaan biaya pendukung
belum memiliki dokter spesialis.
kesehatan dan pembebasan biaya pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga miskin diharapkan dapat meningkatkan pemerataan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Mamasa.
Tata Kelola
Belum optimalnya penyelenggaraan
Dalam hal perizinan,
Pemerintahan
pemerintahan yang efektif dan
implementasi one stop service
efisien akan berdampak pada
diharapkan dapat memepercepat
ketidakpuasan masyarakat.
waktu pengurusan, menghemat
Penyelenggaraan pemerintahan
biaya dan tenaga dalam rangka
dipandang berhasil ketika mampu
penyederhanaan perizinan.
memberikan pelayanan publik yang
Efektivitas dan efisiensi
optimal dan memuaskan
penyelenggaraan pemerintahan
masyarakat.
dan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel dapat dicapai dengan penerapan prinsip good governance dan
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
249
ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL clean government yang kedepannya diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat memenuhi harapan masyarakat.
Kemandirian Ekonomi
Salah satu tantangan masa depan
Dengan melakukan revitalisasi
bagi Kabupaten Mamasa adalah
pertanian, perkebunan dan
kemandirian ekonomi. Kemandirian
perikanan secara terintegrasi
ekonomi berarti kemandirian
dengan aspek-aspek ekonomi
Pemerintah Daerah dan masyarakat
lainnya diharapkan akan tercipta
dalam sektor perekonomian yang
kemandirian ekonomi.
didukung oleh tangguhnya ekonomi masyarakat, yang dapat dilakukan melalui peningkatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kondisi Sarana dan
Banyaknya kondisi jalan
Prasarana Wilayah,
yang rusak di Kabupaten Mamasa,
Jaringan Transportasi,
serta jembatan dan jaringan irigasi
serta Jalan dan
yang kurang memadai akan
Jembatan yang Belum
mengurangi produktivitas dan
Memadai
menghambat akses distribusi. Belum terbangunnya secara menyeluruh jaringan transportasi antar wilayah sebagai penunjang kemajuan perekonomian daerah, ditambah lagi belum optimalnya sarana dan prasarana perdagangan dan belum meratanya ketersediaan pasar akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Sarana dan Prasarana
Pengelolaan teknologi informasi dan
Adanya informasi yang up to
Komunikasi dan
komunikasi di Kabupaten Mamasa
date akan memberikan
Informasi Belum
masih belum maksimal.
pemahaman bagi masyarakat
Maksimal
Keterbatasan sarana internet dan
dan akan meningkatkan
minimnya sarana komunikasi dan
pengetahuan masyarakat.
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
250
ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL informasi lainnya dapat menghambat Informasi merupakan hal yang kemajuan daerah
sangat penting bagi peningkatan kualitas manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan indeks pembangunan manusia Kabupaten Mamasa.
Potensi Sumber Daya
pemanfaatan sumber daya alam
Kabupaten Mamasa merupakan
Alam, Pengelolaan dan
harus dikelola dan dilakukan
daerah potensial pada sektor
Pemeliharaannya
pemeliharaan dengan baik serta
pertanian yang meliputi
perlu dilakukan pembinaan dan
subsektor tanaman bahan
pengawasan agar tidak hanya
makanan, perkebunan,
kesejahteraan yang merata bagi
peternakan, kehutanan dan
masyarakat saja yang tercapai
perikanan. Sektor pertanian telah
namun juga tercipta keadilan antar
memberikan kontribusi yang
generasi.
cukup besar dalam pertumbuhan PDRB Kabupaten Mamasa. Selain sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian yang diwakili oleh penggalian tambang golongan C juga memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan PDRB. Selain itu terdapat pula potensi adanya pertambangan mineral logam yaitu emas, perak, tembaga, timbal, zink, ferrum dan mangan. Hal ini menunjukkan besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Mamasa
Air Bersih dan Sanitasi
Sumber air minum merupakan
Lingkungan
indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan keluarga. Air bersih adalah sumber air minum yang berasal dari ledeng, pompa, sumur terlindung, mata air
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
251
ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL terlindung, dan air kemasan. Rumah tangga Kabupaten Mamasa yang menggunakan air bersih pada tahun 2012 sekitar 12,20 % dari total rumah tangga. Rumah tangga yang menggunakan kakus (kakus sendiri, bersama dan umum) sekitar 64,89 %, dan rumah tangga yang mempunyai WC sendiri sekitar 35,01 %. Sedangkan rumah tangga yang menggunakan tangki septik sebagai tempat penampungan akhir kotoran/tinja baru sekitar 30,89 %. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kualitas layanan air minum dan sanitasi lingkungan. Selain itu, kesadaran masyarakat Kabupaten Mamasa terhadap kesehatan lingkungan tergolong masih kurang.
4.2.1. Sumber Daya Energi
Masih terbatasnya energi listrik
Pemanfaatan dan
dalam menunjang seluruh aktivitas,
pengembangan energi baru
baik untuk rumah tangga dan industri terbarukan melalui PLTMH atau maupun perkantoran. Sebagian
alternatif lain seperti Pembangkit
besar wilayah di Kabupaten Mamasa Listrik Tenaga Surya (PLTS) belum mendapatkan suplai energi
memang sangat dibutuhkan
listrik dari PLN. Dalam rangka
untuk memenuhi pasokan listrik
pemenuhan kebutuhan energi
di Kabupaten Mamasa
terutama energi listrik di Kabupaten Mamasa saat ini maka Pemerintah Daerah berupaya memfokuskan pengembangan kepada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) atau turbin untuk desa-desa yang belum terjangkau aliran listrik dari PLN.
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
252
ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL Mitigasi Bencana
Tingginya curah hujan di Kabupaten Mamasa serta ditambah oleh banyaknya penebangan liar di dalam kawasan hutan menyebabkan tingginya potensi bencana banjir. Struktur tanah di hampir seluruh wilayah Kabupaten Mamasa yang tergolong sangat labil ditambah dengan tingginya curah hujan menjadikan Mamasa sangat rawan terhadap bencana longsor. Wilayah Kabupaten Mamasa yang memiliki luas hutan yang cukup besar sangat berpotensi terjadinya kebakaran hutan. Wilayah Kabupaten Mamasa juga tergolong daerah yang rawan terhadap bencana angin topan atau puting beliung. Hal ini menunjukkan perlunya keseriusan Pemerintah Daerah untuk melakukan mitigasi bencana pada daerah-daerah rawan bencana.
Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten
Kesejahteraan penduduk
dan Persebarannya
Mamasa bertambah dari tahun ke
merupakan sasaran utama dari
tahun, namun pertambahan jumlah
pembangunan. Sasaran ini tidak
penduduk setiap tahun tidak
mungkin tercapai bila
diimbangi dengan pemerataan
Pemerintah
penyebaran penduduk. Perbedaan
dapat memecahkan masalah
distribusi penduduk setiap
kependudukan seperti besarnya
kecamatan dengan persentase luas
jumlah penduduk dan tidak
wilayah mengakibatkan kepadatan
meratanya penyebaran
penduduk setiap kecamatan juga
penduduk
Daerah tidak
berbeda-beda. Pusat Destinasi
Kondisi yang ada adalah masih
Salah satu tantangan masa
Pariwisata
belum memadainya sarana dan
depan adalah Kabupaten
prasarana penunjang akses
Mamasa menjadi salah satu
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
253
ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA REGIONAL/LOKAL pariwisata. Kabupaten Mamasa juga daerah tujuan wisata yang paling belum memiliki ikon wisata unggulan diminati baik wisatawan dan paket destinasi wisata yang
domestik maupun mancanegara.
mantap. Hal ini menunjukkan masih
Kedepan diharapkan Kabupaten
kurangnya perhatian untuk
Mamasa akan memiliki obyek
pengembangan daerah-daerah yang wisata unggulan yang menjadi memiliki potensi pariwisata serta
ikon daerah, serta obyek wisata
masih kurangnya promosi pariwisata tradisional/potensial lainnya yang baik di dalam maupun di luar negeri
tertata, sehingga akan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing daerah.
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
254
Tabel 4.3 ISU-ISU STRATEGIS Dinamika Internasional / Nasional ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA INTERNASIONAL/NASIONAL Kesepakatan antara
a. Konsekuensi dari diterapkannya
a. Komoditas unggulan
seluruh negara ASEAN
AEC maka setiap daerah
Kabupaten Mamasa yaitu
untuk mewujudkan
termasuk Kabupaten Mamasa
kopi dan kakao merupakan
integrasi ekonomi
harus meningkatkan daya saing
dua diantara sepuluh
yang lebih nyata
daerah terutama dalam hal
komoditi unggulan ekspor
melalui ASEAN
peningkatan efisiensi, efektifitas
kedunia yang potensial
Economy Community
dan kualitas produksi komoditas
untuk semakin ditingkatkan;
(AEC) pada Tahun
unggulan;
2015
b. Peningkatan kualitas
b. Kesamaan produk /keunggulan
c.
produksi komoditas
komparatif disektor pertanian
unggulan daerah,
dan perkebunan sehingga perlu
peningkatan industri
strategi peningkatan nilai
pengolahan yang dapat
tambah bagi produk eksport
menghasilkan dan
sehingga mempunyai
meningkatkan nilai tambah
karakteristik tersendiri;
bagi produk yang dihasilkan;
Meningkatkan kemampuan
c.
Peluang bagi terciptanya
dalam penguasaan teknologi
iklim investasi melalui
informasi dan komunikasi
pemanfaatan program
termasuk promosi pemasaran
kerjasama regional terutama
dan lobby.
dalam melancarkan program perbaikan infrastruktur; d. Kabupaten Mamasa sebagai destinasi wisata dengan karakteristik adat dan budaya memungkinkan untuk pengembangan sektor jasa prioritas yaitu pariwisata.
Global Worming
a. Tantangan yang dihadapi
a. 65% Wilayah Kabuaten
(Pemanasan global)
Kabupaten Mamasa adalah
Mamasa merupakan
Peningkatan suhu rata-
tingginya degradasi hutan akibat
kawasan hutan yang terdiri
rata permukiman bumi
ilegal loging , kebakaran hutan
atas hutan lindung dan hutan
akibat efek rumah kaca
dan lahan , pembukaan lahan
produksi sehingga
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
255
ISU-ISU STRATEGIS
TANTANGAN
PELUANG
DINAMIKA INTERNASIONAL/NASIONAL yang dihasilkan dari
permukiman baru dengan cara
berpotensi dalam
aktivitas manusia seperti
menebang pohon .
mengurangi karbondioksida
perambahan hutan dan
di udara dengan melakukan
ilegal logging ,
penanaman pohon atau
pembakaran bahan
penghutanan kembali lahan-
bakar fosil, dan
lahan hutan yang kritis.
sebagainya.
RPJMD Kabupaten Mamasa Tahun 2014-2018
256