| 41
BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN
A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk PT. Indorama Synthetics Tbk merupakan perusahaan manufaktur sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, dimana ruang lingkup kegiatan perseroan meliputi bidang usaha pemintalan benang. Dimana menurut fungsi dan produknya terbagi atas: 1. Divisi Spinning, yang memproduksi benang pintal 2. Divisi Polyester, yang memproduksi benang filament 3. Divisi PHB, yang memproduksi kain tissue dan kain georgette 4. Divisi PET resin, yang memproduksi bahan baku botol dan kemasan plastik Dalam melakukan kegiatan produksinya PT. Indorama Synthetics Tbk telah menggunakan teknologi canggih dengan membangun pembangkit tenaga listrik yang menggunakan sumber energy batu bara, yang dapat menghemat dalam penggunaan bahan bakar minyak bumi yang saat ini harganya relatif cukup tinggi. Dengan kecanggihan dan sumber daya yang dimiliki menjadikan PT. Indorama Synthetics Tbk menjadi salah satu produsen bahan baku tekstil dan polyester terbesar di Indonesia. Setiap tahun perusahaan mengembangkan strategi pemasaran dengan cara menciptakan produk yang dibuat berdasrkan pesanan pasar dan meningkatkan kualitas produknya. PT. Indorama Synthetics Tbk memiliki kantor, pabrik, dan gudang didalam
| 42
satu area milik perusahaan dengan luas area sekitar 64 hektar dan berlokasi di wilayah industri karena disekitar area perusahaan, cukup banyak terdapat perusahaan manufaktur lainnya. Wilayah atau daerah pengiriman barang jadi yang dihasilkan perusahaan sebagian besar diekspor ke luar negeri. Wilayah yang menjadi tujuan utama ekspor adalah Asia Tenggara, Asia Timur, Timur Tengah, dan Amerika Selatan. Sedangkan untuk penjualan lokal kebanyakan masih didalam wilayah Jawa Barat, seperti Bandung, Purwakarta, Karawang, serta Jakarta dan Tangerang. Proses produksi dari penerimaan bahan baku hingga menjadi barang jadi dalam perusahaan adalah sebagai berikut: a. Perusahaan melakukan pembelian kepada supplier dengan kesepakatan yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak. b. Supplier mengirimkan barang yang telah dibeli oleh perusahaan dan perusahaan menerima barang yang dikirim. c. Sebelum barang masuk gudang, perusahaan melakukan pengujian kualitas barang yang diambil secara sampel dan kuantitas barang yang ditimbang dibagian penimbangan. d. Jika barang yang diterima tidak memiliki kuantitas dan kualitas yang disepakati dan dipesan oleh perusahaan, maka perusahaan akan segera mengembalikan barang yang dikirim tersebut. Sebaliknya apabila barang yang telah dikirim tersebut telah sesuai dengan pesanan perusahaan, maka barang tersebut akan masuk ke gudang sebagai bahan baku. e. Proses produksi dimulai dari pengambilan bahan baku di gudang dan segera
| 43
dibawa ke pabrik untuk diproses menjadi barang jadi dengan kapasitas yang telah ditentukan dalam rencana produksi harian.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Tujuan dan Ruang Lingkup Pemeriksaan Tujuan umum dilakukannya pemeriksaan operasional ini adalah untuk membantu perusahaan dalam mengatasi kondisi negative atau masalah dan kelemahan yang terjadi. Rekomendasi yang akan diberikan membantu perusahaan untuk mengambil keputusan dan tindakan untuk perbaikan dan pencegahan atas masalah dan kondisi negative yang terjadi. Tujuan dari audit operasional atas persediaan barang jadi adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan dengan mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan atau masalah-masalah yang berkaitan dengan persediaan barang jadi serta membantu perusahaan untuk memperbaikinya dengan memberikan saran-saran dan rekomendasi kepada pihak manajemen perusahaan. Adapun ruang lingkup pemeriksaan operasional ini adalah:
Pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan persediaan barang jadi yang dilakukan oleh internal auditor. Tujuannya untuk mengetahui prosedur audit, program kerja, dan tahap-tahap pelaksanaan yang dilakukan internal auditor pada pelaksanaan audit operasional atas persediaan barang jadi.
Menganalisis efektivitas dan efisiensi dari kegiatan pengelolaan atas
| 44
persediaan barang jadi.
Mengidentifikasi berbagai kendala yang dihadapi oleh perusahaan dalam melakukan pengelolaan atas persediaan barang jadi.
2. Audit Operasional Perusahaan Pada PT. Indorama Synthetics Tbk, audit internal berfungsi untuk dapat berkontribusi, baik langsung maupun tidak langsung, dalam bentuk pengawasan dan pengendalian kegiatan bisnis perusahaan. Mekanisme pelaksanaannya,
audit
internal
mengacu
pada Sistem
Operasional
Perusahaan (SOP) atau prosedur yang berlaku di perusahaan. Saat ini audit internal berada di dalam bagian Departemen Finance & Accounting dibawah Manager Finance & Accounting, yang dijalankan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI) yang bertugas memberikan laporan atas kinerja perusahaan dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan dewan komisaris. Hingga 2014 unit Audit Internal memiliki 4 (empat) orang anggota, yang terdiri dari satu orang kepala SPI dan tiga orang anggota.
3. Prosedur Audit PT. Indorama Synthetics Tbk Audit internal pada PT. Indorama Synthetics Tbk melaksanakan fungsi assurance dan konsultasi untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan dan pengendalian
| 45
resiko, serta proses good governance. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap PT. Indorama Synthetics Tbk dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan pemeriksaan, tahap survey pendahuluan, tahap penelaahan dan pengujian sistem pengendalian manajemen, tahap pengujian terinci, dan tahap pengembangan laporan. 1) Tahap Perencanaan Terdapat
tiga tingkatan perencanaan audit
atas pengelolaan
persediaan barang jadi pada PT. Indorama Synthetics Tbk, yaitu: a) Perencanaan Tahunan Perencanaan tahunan merupakan rencana yang cukup detail atas kegiatan yang akan diaudit dalam satu tahun mendatang. Rencana audit tahunan mencakup daftar unit dan kegiatan yang akan diaudit dengan mempertimbangkan tingkat resiko, rencana pelaksanaan audit, anggaran waktu dan biaya audit. Rencana audit tahunan mempertimbangkan anggaran dan kekuatan personel auditor internal yang ada. Penyusunan rencana audit tahunan merupakan tanggung jawab Kepala Satuan Pengawasan Internal (SPI) yang telah disetujui oleh Komite Audit. Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) yang sudah disahkan oleh Komite Audit tersebut, didistribusikan ke setiap unit bisnis PT. Indorama Synthetics Tbk, perencanaan pemeriksaan tersebut dilakukan dengan maksud agar setiap auditee disetiap unit bisnis dapat mempersiapkan dengan baik, sehingga penugasan audit dapat dilakukan
| 46
secara optimal. b) Perencanaan Penugasan Pada tahap ini, auditor internal mempersiapkan program kerja dengan mengacu kepada Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT), yang kemudian program kerja tersebut diketahui dan disetujui oleh General Manajer Unit Bisnis. Dengan ini, General Manajer Unit Bisnis telah memberikan kewenangan pada auditor internal untuk melakukan tugas dan fungsi audit dalam perusahaan. Auditor internal memiliki akses tak terbatas ke seluruh fungsi, aktivitas, data, dokumen, korespondensi, laporan, asset, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan audit sehingga audit internal dapat melakukan audit terhadap semua kegiatan unit kerja, fungsi dalam organisasi perusahaan yang tertuang dalam rencana tahunan, maupun yang menjadi perhatian khusus Direksi dan Komite Audit. c) Pengembangan Program Audit Sebelum melakukan pemeriksaan, auditor harus menyusun audit program yang merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis. Pengembangan program audit disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil pada tahap perencanaan penugasan. Program audit akan disesuaikan dengan sasaran, tujuan ,dan cakupan audit untuk masing-masing auditee. Berdasarkan langkah-langkah audit yang telah disusun dalam
| 47
program audit, maka auditor diharapkan mampu mengungkapkan kelemahan sekaligus membantu auditee meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian atas resiko yang berdampak signifikan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan operasional auditee. 2) Tahap Survei Dalam melakukan survei, informasi yang diperoleh adalah mengenai gambaran umum atau sejarah perusahaan, struktur organisasi dan fungsifungsinya, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan persediaan barang jadi. Informasi lainnya yaitu seperti kebijakan tentang persediaan jadi, prosedur pembelian atau pemasukan bahan baku ke gudang sebelum diproses menjadi barang jadi dan prosedur penjualan barang jadi. Informasi-informasi yang diperoleh tersebut sangat membantu untuk memahami lebih mendalam mengenai kondisi di dalam perusahan dan membantu dalam pengumpulan bukti-bukti yang berguna sebagai dasar untuk membuat rekomendasi bagi perusahaan. Hasil dari survei pendahuluan lainnya berupa kebijakan-kebijakan perusahaan yang dapat diuraikan di bawah ini:
Kebijakan Perusahaan Terhadap Persediaan 1. Persediaan barang jadi, bahan baku, perlengkapan, dan barang dalam proses diakui berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan persediaan usang disajikan untuk mengurangi nilai tercatat
| 48
persediaan ke nilai realisasi bersih berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan. 2. Pembelian dilakukan dengan order pembelian melalui telepon atau kontrak antara bagian pembelian dengan pelanggan atas permintaan bagian produksi dan gudang. 3. Bagian pembelian membuat surat pesanan barang dan berita acara pemeriksaan barang sebagai bukti pembelian dan penerimaan barang yang dibeli. 4. Pemeriksaan fisik persediaan biasanya dilakukan 1 bulan sekali oleh pihak manajemen dan 1 tahun sekali oleh auditor internal yang dilakukan untuk mencocokkan kebenaran data yang dilaporkan dengan jumlah persediaan yang sebenarnya. Dilakukan pada setiap akhir bulan dan pada bulan November - Desember (audit tahunan). 5. Pencatatan akuntansi berdasarkan periodic system. 6. Pencatatan dalam kartu persediaan berdasarkan physical system.
Kebijakan Perusahaan Terhadap Proses Produksi 1. Untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan baku, perusahaan membeli bahan baku lebih dari jumlah yang ditentukan untuk produksi bulan yang akan datang (untuk mengurangi biaya). 2. Produksi dilakukan berdasarkan pesanan (Job Order Costing) atau Just in time. 3. Barang yang cacat, rusak, dan persediaan sisa akan segera diatur,
| 49
namun apabila dapat diproduksi kembali maka perusahaan akan melakukan reproduction. Sebaliknya apabila barang tidak dapar diproduksi kembali maka barang-barang tersebut akan segera dihancurkan (reject).
Kebijakan Perusahaan Terhadap Penjualan Barang Jadi. 1. Perusahaan melakukan penjualan langsung kepada pelanggan tanpa memiliki distributor, dan memberikan hak sepenuhnya kepada pelanggan tersebut untuk menjual atau mengonsumsi langsung. 2. Penjualan dilakukan dengan delivery order. 3. Perusahaan tidak menerapkan sistem diskon kepada pelanggan yang membeli produk dalam julmah besar. Karena harga sudah disepakati dari sejak awal pemesanan. 4. Bagian penjualan membuat DO (delivery order) ketika ada pemesanan, faktur penjualan jika produk sudah selesai diproduksi dan siap dikirim, dan berita acara penyerahan barang dan surat jalan jika pesanan akan segera dikirimkan. 5. Barang yang akan dijual akan ditimbang terlebih dahulu. 6. Pengiriman barang atau pengeluaran barang dari gudang dilakukan paling lama pada jam 4 sore.
| 50
3) Tahap Penelaahan dan Pengujian Sistem Pengendalian Manajemen Komponen-komponen yang terdapat dalam pengendalian internal meliputi: 1. Lingkungan Pengendalian Merupakan tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orangorangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal, menyediakan disiplin dan struktur. 2. Penetapan Resiko oleh Manajemen Merupakan identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana reriko harus dikeloka. Penentuan resiko tujuan laporan keuangan adalah identifikasi organisasi, analisis, dan manajemen resiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 3. Sistem Komunikasi dan Informasi Akuntansi Merupakan
metode
yang
dipakai
untuk
mengidentifikasi,
menggabungkan, mengklasifikasikan, mencatat dan melaporkan transaksi suatu entitas untuk menjamin akuntabilitas untuk aktiva yang terkait. Penerapan sistem komunikasi dan informasi akuntansi sebagai komponen pengendalian internal dalam perusahaan adalah sebagai
| 51
berikut:
Metode penilaian harga pokok persediaan berdasarkan metode ratarata tertimbang.
Pencatatan akuntansi dilakukan dengan menerapkan metode periodic system.
4. Aktivitas Pengendalian Merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Penerapan aktivitas pengendalian dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
Adanya pemisahan fungsi dalam perusahaan baik fungsi gudang, produksi, penjualan, pembelian dan pencatatan.
Adanya otorisasi pada setiap fungsi dalam kegiatan operasional dan transaksi yang dilakukan perusahaan.
5. Pemantauan Merupakan penilaian efektivitas rancangan struktur pengendalian internal secara periodik dan terus menerus oleh manajemen untuk menilai apakan peraturan manajemen telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan. Penerapan pemantauan sebagai komponen pengendalian internal dalam perusahaan antara lain sebagai berikut:
Manajemen melakukan stock opname pada persediaan setiap sebulan
| 52
sekali.
Audit dalam perusahaan dilakukan satu kali dalam setahun oleh auditor internal yang dilakukan antara bulan Februari – Maret.
Pengawasan terhadap keluar masuknya persediaan didasarkan kartu gudang/ persediaaan.
4) Tahap Pengujian Terinci Tahap berikutnya dari pemeriksaan operasional ini adalah dengan melakukan pengujian terhadap ketaatan (Compliance Test) dan evaluasi pengendalian internal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran data dan apakah kebijakan dan aturan-aturan yang diterapkan oleh perusahaan telah dijalankan dengan baik atau tidak. Pengujian dilakukan secara detail, sehingga dari pengujian ini dapat diketahui efektivitas dan efisiensi sistem pengendalian internal perusahaan. Dari hasil pengujian ketaatan, dapat disimpulkan bahwa pengendalian atas persediaan barang jadi telah memadai karena prosedur dan kebijakan yang ditetapkan telah ditaati dengan baik, seperti hal-hal sebagai berikut : (1). Setiap persediaan yang masuk atau keluar telah dicatat ke dalam kartu gudang/persediaan. (2). Adanya otorisasi yang baik oleh pihak-pihak yang bersangkutan setiap ada persediaan yang masuk atau keluar. (3). Setiap transaksi sudah diposting ke dalam jurnal penjualan/pembelian dan telah diposting ke dalam buku besar piutang/hutang.
| 53
(4). Perhitungan matematis tiap-tiap transaksi sudah dihitung dengan benar. (5). Dokumen-dokumen pendukung tiap-tiap faktur penjualan/pembelian sudah lengkap seperti, delivery order, surat jalan, dan bon penyerahan barang/bon pemeriksaan barang.
5) Tahap Pengembangan Laporan a) Evaluasi Pengendalian Internal Internal
Control
pertanyaan-pertanyaan
Questionnaire tulisan
yang
merupakan
serangkaian
dimaksudkan
untuk
mengidentifikasi aspek-aspek yang menunjukkan adanya kekuatan dan kelemahan yang perlu diperbaiki pada perusahaan. Selain serangkaian pertanyaan yang diajukan, Internal Control Questionnaire juga berisi kolom jawaban “Ya” ( Y ) yaitu merupakan hal-hal yang dilakukan perusahaan dan “Tidak” ( T ) yang merupakan hal-hal yang tidak dilakukan perusahaan, beserta kolom “Keterangan” yang merupakan alasan dari beberapa jawaban perusahaan. Dari hasil evaluasi terhadap pengendalian internal atas pengelolaan persediaan barang jadi di PT. Indorama Synthetics Tbk dapat diketahui bahwa pengendalian internal yang telah ditetapkan perusahaan cukup memadai, seperti: a) Fungsi permintaan terpisah dari fungsi pembelian b) Fasilitas gudang yang cukup memadai c) Adanya pemisahan gudang persediaan bahan baku dengan gudang
| 54
persediaan barang jadi d) Perusahaan memilikistandar kualitas terhadap bahan baku yang dibeli dan barang yang diproduksi e) Bagian akuntansi melakukan pencatatan terhadap transaksi secara harian f) Adanya pengecekan secara fisik sebulan sekali Namun berdasarkan kuesioner pengendalian internal, terdapat beberapa kelemahan diantaranya: a) Adanya pedoman baku penentuan waktu pemesanan barang harus dilakukan minimal satu minggu sebelum waktu penggunaan, namun belum berjalan dengan baik b) Pengambilan barang bahan baku di gudang dilakukan secara manual, sehingga terdapat persediaan barang yang tidak dapat dijual/ digunakan menumpuk. c) Barang di gudang tidak terjamin keamanannya karena tidak ada penjagaan, sehingga bisa hilang atau rusak sewaktu-waktu.
| 55
No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 12
13
14
15
16
17
18
Pertanyaan Apakah fungsi permintaan pembelian terpisah dari fungsi pembelian? Apakah fungsi permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian dengan membubuhkan paraf pada formulir permintaan pembelian? Apakah spesifikasi dan unit yang diminta dalam order pembelian sesuai dengan permintaan pembelian? Apakah diadakan perhitungan jumlah stok persediaan secara berkala? Apakah formulir permintaan pembelian dibuat sesuai dengan prinsip saldo minimum? Apakah secara periodik diadakan pemeriksaan mendadak ke gudang secara independen untuk memastikan pencatatan dan perhitungan persediaan telah sesuai dengan kondisi barang yang sebenarnya sebelum permintaan pembelian dibuat? Apakah order pembeliaan telah dibuat berdasarkan formulir permintaan pembeliaan? Apakah adanya pedoman baku penentuan waktu pemesanan barang? Apakah fungsi pemesanan barang diotorisasi oleh fungsi anggaran (keuangan)? Apakah ada pertanggungjawaban atas semua order pembelian yang dibuat? Apakah adanya pengecekan atas semua order pembelian yang dibuat? Apakah pemilihan pemasok sudah tepat dan sesuai kriteria? Apakah adanya pemisahan antara fungsi gudang, fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan barang? Apakah layout penyimpanan persediaan barang di gudang selalu dirancang secara berkala? Apakah adanya pengecekan kondisi fisik barang yang diterima? Apakah adanya otorisasi dari fungsi gudang berupa paraf di surat jalan keluar? Apakah ada pedoman tertulis untuk prosedur pengambilan barang di gudang? Apakah adanya pengecekan secara independen terhadap tanggal keluar barang yang tercantum di surat jalan keluar dengan buku stok?
Ya
Keterangan
Tidak
x
x
x
x
x
Perhitungan sering terlambat
x
Ada, namun belum berjalan dengan baik
x
Pengambilan secara manual
x
x
x
x
x x
x
x
x
x
x
Tabel 4.1 Internal Control Questioner
| 56
b) Pengujian Rasio Berikut penulis menyajikan analisa perhitungan rasio yang mengukur tingkat kecepatan rata-rata persediaan bergerak masuk dan keluar perusahaan: Sumber: PT. Indorama Synthetics Tbk Keterangan Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal Persediaan Akhir
2010 5.217.460.348 778.796.532 726.360.506
2011 7.466.804.449 726.360.506 730.557.207
Tabel 4.2 HPP dan Persediaan PT. Indorama Synthetics Tbk
Perputaran Persediaan =
Harga Pokok Penjualan Inventory Rata-rata
Tahun 2010
=
5.217.460.348 752.578.519
Tahun 2011
=
6,93 kali
=
7.466.804.449 728.458.857
=
10,25 kali
Dari hasil perhitungan rasio diatas terlihat bahwa rasio perputaran persediaan rata-rata pada tahun 2011 meningkat dari 6,93 kali menjadi 10,25 kali. Rasio ini menunjukkan bahwa kecepatan rata-rata persediaan bergerak masuk dan keluar perusahaan pada tahun 2011
| 57
lebih cepat dibandingkan dengan tahun 2010. Hal ini dikarenakan penjualan mengalami kenaikan, Sehingga nilai harga pokok penjualan juga meningkat. Peningkatan penjualan ini terjadi karena perusahaan telah melakukan peramalan produksi yang baik. Hal ini menunjukkan terjadi
peningkatan efektivitas dan efisiensi
atas operasional
perusahaan pada tahun 2011.
7. Hasil Audit Operasional Terhadap Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Berikut merupakan hasil pemeriksaan operasional atas pengelolaan persediaan barang jadi pada PT. Indorama Synthetics Tbk: a) Temuan/Kondisi : Tidak adanya orang yang bertugas sebagai penjaga keamanan gudang.
Kriteria : Gudang seharusnya memiliki satu orang karyawan yang tugasnya hanya menjaga keamanan barang-barang di gudang.
Akibat : Pada siang hari gudang dapat dijamin keamanannya karena masih terdapat banyak karyawan yang beraktivitas, tetapi pada saat jam kerja selesai/malam hari tidak ada yang dapat menjamin keamanan barang-barang di gudang, karena tidak adanya satpam penjaga gudang sehingga dapat terjadi resiko barang hilang dan rusak.
| 58
Sebab : Karena lokasi pabrik terletak di dalam komplek industri, dan sudah terdapat satpam di gerbang utama komplek industri, dan lokasi pabrik di dalam komplek industri terletak jauh dari gerbang utama dan jalan raya, sehingga menimbulkan perasaan aman bagi manajemen, sehingga merasa tidak perlu menempatkan seorang penjaga gudang lagi.
Rekomendasi : Manajemen seharusnya menempatkan karyawan yang bertugas sebagai satpam gudang untuk benar-benar membuat persediaan di gudang aman.
b) Temuan/Kondisi : Pengambilan barang bahan baku di gudang dilakukan secara manual, sehingga terdapat persediaan barang yang tidak dapat dijual/ digunakan menumpuk.
Kriteria : Persediaan yang tidak dapat dijual kembali/digunakan lagi akibat kadaluarsa, cacat, dan tidak laku dijual sehingga menumpuk dan menimbulkan cost yang tinggi pengadministrasiannya dipastikan agar dapat diambil keputusan sejak dini.
| 59
Akibat : Tidak dapat diketahui nilai persediaan yang produktif.
Sebab : Kurang
perhatian
dari
manajemen,
barang
rusak
karena
penyimpanan yang kurang baik, dan ditariknya beberapa order dari Suzuki.
Rekomendasi : Segera
menggunakan
peralatan
modern
untuk
menunjang
kelancaran pengambilan barang di gudang, kemudian pisahkan stock macet yang ada dan diambil tindakan yang tepat, untuk meminimalisasi biaya yang timbul.
c) Temuan/Kondisi : Adanya pedoman baku penentuan waktu pemesanan barang harus dilakukan minimal satu minggu sebelum waktu penggunaan, namun belum berjalan dengan baik
Kriteria : Seharusnya pedoman baku dalam menentukan waktu pemesanan barang harus sudah diterapkan.
Akibat : Keteraturan proses arus barang masuk dan keluar kurang memadai.
Sebab : Hal ini dapat berguna untuk memastikan keteraturan proses arus
| 60
barang masuk dan keluar.
Rekomendasi : Segera seluruh karyawan yang berkaitan menerapkan pedoman baku dalam menentukan waktu pemesanan barang tersebut, dan pihak manajemen memberikan sanksi bagi karyawan yang melanggar.
Temuan, kriteria, akibat, sebab, dan rekomendasi yang diuraikan di atas berguna bagi pengambilan keputusan manajemen sebagai identifikasi tentang kondisi perusahaan yang sesungguhnya.