BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Implementasi Tax Planning pada PT. Makro Rekat Sekawan Dalam implementasi tax planning pada PT. Makro Rekat Sekawan strategi yang digunakan untuk penghematan pajak penghasilan, ada beberapa hal yang digunakan diantaranya : 1. Pemilihan metode penilaian persediaan. Ada dua metode penilaian persediaan yang diizinkan oleh peraturan perpajakan, yaitu metode rata-rata (average method) dan metode masuk pertama keluar pertama (First in First Out –FIFO). Dalam hal ini PT. Makro Rekat Sekawan menggunakan metode FIFO. 2. Melalui pemilihan metode penyusutan yang diperbolehkan peraturan perpajakan yang berlaku. Dalam peraturan perpajakan, dimana diperbolehkan untuk menggunakan metode penyusutan yaitu saldo menurun atau garis lurus. Dalam hal ini perusahaan lebih memilih metode penyusutan garis lurus dengan bedasarkan pada kebijakan akuntansi perusahaan. 3. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara menguasai peraturan perpajakan yang berlaku.
54
55
4. Implementasi tax planning yang dilakukan pada dasarnya adalah dengan mempertimbangkan aspek perpajakan dan memilih alternatif yang menimbulkan beban pajak yang paling kecil (bila perusahaan dalam kondisi laba).
Berikut adalah laporan laba rugi PT. Makro Rekat Sekawan setelah menerapkan tax planning.
56
Tabel 4.1 PT. Makro Rekat Sekawan Laporan Tax Planning Hasil Analisis Penulis Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2009
Keterangan
Lap.Keuangan
Koreksi
Tax Planning
Fiskal
perusahaan
Lap.Keuangan Fiskal setelah Tax Planning Perusahaan
Penghasilan Dari Usaha Penjualan Bruto Potongan Penjualan Penjualan Neto
8,740,900,000 (1,027,647,249) 7,713,252,751
8,740,900,000 (1,027,647,249) 7,713,252,751
Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal Pembelian Lokal Barang Tersedia Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Laba Bruto Usaha
1,780,000,000 2,050,000,000 3,830,000,000 859,000 3,829,141,000 3,884,111,751
1,780,000,000 2,050,000,000 3,830,000,000 859,000 3,829,141,000 3,884,111,751
Beban Usaha Biaya Gaji dan THR Biaya Sewa Biaya Iklan Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Cetakan Biaya Listrik dan Internet Biaya Telepon Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Biaya Perjalanan Dinas Biaya Pendidikan & Pengembangan Biaya Perpajakan dan perijinan Biaya Sumbangan Jasa Profesional Biaya Kesejahteraan Karyawan Biaya Perjamuan Biaya Administrasi Lainnya Biaya Pengiriman Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Biaya Keamanan Jumlah Beban Usaha
1,285,000,000 180,200,000 29,750,000 47,805,020 10,762,096 70,580,000 22,543,000 56,750,000 67,225,000 11,762,918 13,870,000 5,000,000 122,000,000 63,416,027 10,972,086 11,379,000 56,892,000 17,927,161 41,875,000 2,500,000 2,128,209,308
1,285,000,000 180,200,000 28,721,000 47,805,020 10,762,096 70,580,000 19,943,000 56,750,000 61,475,000 11,762,918 13,870,000 5,000,000 122,000,000 63,416,027 8,886,956 11,379,000 56,892,000 17,927,161 41,875,000 2,500,000 2,116,745,178
Laba Neto Usaha
1,755,902,443
1,767,366,573
3,100,000 4,235,000 7,335,000
3,100,000 4,235,000 7,335,000
1,763,237,443
1,774,701,573
-
-
1,763,237,443
1,774,701,573
Penghasilan Diluar Usaha Pendapatan Forklift Laba Kurs Jumlah Penghasilan dari Luar Usaha Laba Bersih Sebelum Pajak Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena Pajak
Sumber : Laporan Keuangan PT. Makro Rekat Sekawan
1,029,000
2,600,000 5,750,000
2,085,130
11,464,130
57
Adapun penjelasan dari Laporan Keuangan PT. Makro Rekat Sekawan Setelah Penerapan Tax Planning adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan, terdapat dua jenis penghasilan yang diperoleh PT. Makro Rekat Sekawan yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan yang berasal dari luar kegiatan usaha perusahaan. Pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Atas pendapatan
ini
perusahaan
memperoleh
pendapatan
sebesar
Rp.
8.740.900.000 Dari pendapatan ini perusahaan bisa membiayai semua pengeluaran dan kebutuhan untuk kelangsungan kegiatan operasional perusahaan. 2. Harga Pokok Penjualan Dengan menggunakan metode First In First Out (FIFO Method) harga pokok penjualan perusahaan diperoleh sebesar Rp. 3.829.141.000 3. Beban usaha Beban ini merupakan biaya-biaya yang digunakan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi, kegiatan operasional dan biaya umum lainnya.
58
a. Gaji dan THR Biaya Gaji dan THR terdiri atas : a). Gaji Sales dan Marketing
Rp. 290.000.000
b). Gaji Supporting Staff
Rp. 352.500.000
c) THR
Rp. 642.500.000
jumlah
Rp. 1.285.000.000
b. Biaya sewa Didalam pembayaran biaya sewa sebesar
Rp. 180.200.000 untuk
pembayaran sewa bangunan kantor. c. Biaya iklan Beban iklan sebesar yang digunakan oleh perusahaan adalah untuk : Biaya iklan internet
Rp. 21.807.400
Biaya iklan pada Surat Kabar
Rp. 7.942.600
Jumlah biaya iklan
Rp. 29.750.000
d. Rumah Tangga Biaya-biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
berkenaan
pengeluaran rumah tangga kantor diantaranya :
Biaya Pakaian
Rp. 40.980.020
Belanja pantry
Rp. 6.825.000
Jumlah
Rp. 47.805.020
dengan
59
e. Biaya Cetakan Biaya yang dikeluarkan perusahaan memfotocpy dokumen, fotocopy tender-tender perusahaan, membuat brosur-brosur untuk perusahaan adalah sebesar Rp. 10.762.096 f. Biaya Listrik dan Internet Beban pemakaian Internet
Rp. 27.330.820
Beban pemakaian Listrik
Rp. 43.249.180
Jumlah
Rp. 70.580.000
g. Biaya Telepon Selular Beban pemakaian telepon selular Para Direksi dan Manager-manager adalah sebesar Rp. 22.543.000 h. Biaya pemeliharaan dan perbaikan didalam akun biaya pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari : Pemeliharaan dan perbaikan gedung
Rp. 42.590.300
Pemeliharaan dan perbaikan kendaraan
Rp. 14.159.700
Total biaya pemeliharaan dan perbaikan
Rp. 56.750.000
i. Biaya perjalanan dinas Beban perjalanan dinas yang digunakan Direksi dan Sales keluar kota sebesar Rp. 67.225.000 j. Biaya pendidikan dan pengembangan
60
Biaya sebesar Rp. 11.762.918 merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk Pelatihan dan Pendidikan Dalam Negeri. k. Biaya perpajakan dan perijinan Merupakan beban untuk perizinan usaha dan fee kepada pihak ketiga yang mengurusi masalah perizinan Surat Pemberitahuan Barang (SPB) sebesar 13.870.000 l. Biaya sumbangan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk : a) Bencana alam
Rp. 3.500.000
b) Pos yandu
Rp. 1.500.000
Jumlah
Rp. 5.000.000
m. Jasa Profesional a. Jasa Akuntansi dan perpajakan
Rp. 67.000.000
b. Jasa Audit
Rp. 55.000.000
Total Jasa Profesional
Rp. 122.000.000
n. Biaya kesejahteraan karyawan Biaya sebesar Rp. 63.416.027 merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan antara lain untuk biaya pengobatan dan kesehatan karyawan.
61
o. Biaya Perjamuan Biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan beban jamuan yang terkait dengan kegiatan mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dengan total Rp. 10.972.086. p. Biaya Administrasi Lainnya Beban administrasi lainnya sebesar Rp. 11.379.000 dikeluarkan untuk menunjang tertibnya administasi bank dan biaya lainnya. q. Biaya pengiriman Biaya yang digunakan perusahaan dalam rangka untuk mengirim barang kepada pelanggan adalah sebesar Rp. 56.892.000 r. Biaya perlengkapan kantor Biaya yang digunakan untuk membeli perlengkapan kantor berupa alat tulis kantor sebesar Rp. 17.927.161 s. Biaya Peyusutan Aktiva Tetap Dalam biaya penyusutan perusahaan menggunakan metode garis lurus dengan perkiraan masa manfaat aktiva tetap bedasarkan kebijakan akuntansi perusahaan, sebagai berikut : a. Inventaris kantor dengan masa manfaat selama 4 tahun, persentase penyusutan per tahun sebesar 25% yaitu Rp. 18.437.500 (Rp. 73.750.000 x 25%)
62
b. Kendaraan dengan masa manfaat 8 tahun, persentase penyusutan per tahun 12.5% yaitu Rp. 23.437.500 (Rp. 187.500.000 x 12.5%) Sehingga besarnya penyusutan aktiva tetap adalah : Inventaris kantor
Rp. 18.437.500
Kendaraan
Rp. 23.437.500
Jumlah
Rp. 41.875.000
t. Biaya Keamanan Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga keamanan kantor sebesar Rp. 2.500.000. 4. Penghasilan dari luar usaha a. Pendapatan dari penyewaan forklift didapat sebesar Rp. 3.100.000 b. Laba kurs yang didapat dari pembayaran customer adalah sebesar Rp. 4.235.000
B. Analisis Implementasi Tax Planning pada PT. Makro Rekat Sekawan Dari hasil laporan laba rugi perusahaan setelah melakukan tax planning diatas, menurut hasil analisa penulis ada beberapa tambahan beban usaha yang harus dimasukan oleh PT. Makro Rekat Sekawan kedalam laporan laba rugi. Berikut adalah laporan laba rugi PT. Makro Rekat Sekawan tahun 2009 hasil analisis penulis setelah melakukan tax planning :
63
Tabel 4.2 PT. Makro Rekat Sekawan Laporan Tax Planning Hasil Analisis Penulis Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2009 Lap.Keuangan
Lap.Keuangan
Koreksi
Tax Planning
Tax Planning
Fiskal
perusahaan
Penulis
Lap.Keuangan Fiskal setelah Tax Planning Perusahaan
Lap.Keuangan Fiskal Setelah Tax Planning Penulis
8,740,900,000 (1,027,647,249) 7,713,252,751
8,740,900,000 (1,027,647,249) 7,713,252,751
8,740,900,000 (1,027,647,249) 7,713,252,751
8,740,900,000 (1,027,647,249) 7,713,252,751
Barang Tersedia Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Laba Bruto Usaha
1,780,000,000 2,050,000,000 3,830,000,000 859,000 3,829,141,000 3,884,111,751
1,780,000,000 2,050,000,000 3,830,000,000 859,000 3,829,141,000 3,884,111,751
1,780,000,000 2,050,000,000 3,830,000,000 859,000 3,829,141,000 3,884,111,751
1,780,000,000 2,050,000,000 3,830,000,000 859,000 3,829,141,000 3,884,111,751
Beban Usaha Biaya Gaji dan THR Biaya Sewa Biaya Iklan Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Cetakan Biaya Listrik dan Internet Biaya Telepon Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Biaya Perjalanan Dinas Biaya Pendidikan & Pengembangan Biaya Perpajakan dan perijinan Biaya Sumbangan Jasa Profesional Biaya Kesejahteraan Karyawan Biaya Perjamuan Biaya Administrasi Lainnya Biaya Pengiriman Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Biaya Keamanan Jumlah Beban Usaha
1,285,000,000 180,200,000 29,750,000 47,805,020 10,762,096 70,580,000 22,543,000 56,750,000 67,225,000 11,762,918 13,870,000 5,000,000 122,000,000 63,416,027 10,972,086 11,379,000 56,892,000 17,927,161 41,875,000 2,500,000 2,128,209,308
1,285,000,000 180,200,000 29,750,000 47,805,020 10,762,096 70,580,000 22,543,000 56,750,000 67,225,000 11,762,918 13,870,000 5,000,000 122,000,000 63,416,027 10,972,086 11,379,000 56,892,000 17,927,161 41,875,000 2,500,000 2,128,209,308
1,285,000,000 180,200,000 28,721,000 47,805,020 10,762,096 70,580,000 19,943,000 56,750,000 61,475,000 11,762,918 13,870,000 5,000,000 122,000,000 63,416,027 8,886,956 11,379,000 56,892,000 17,927,161 41,875,000 2,500,000 2,116,745,178
1,285,000,000 180,200,000 28,721,000 60,498,694 25,262,096 78,980,000 19,943,000 56,750,000 61,475,000 11,762,918 13,870,000 5,000,000 122,000,000 134,400,110 8,886,956 11,379,000 56,892,000 17,927,161 41,875,000 5,250,000 2,226,072,935
Laba Neto Usaha
1,755,902,443
1,755,902,443
1,767,366,573
1,658,038,816
3,100,000 4,235,000 7,335,000
3,100,000 4,235,000 7,335,000
3,100,000 4,235,000 7,335,000
3,100,000 4,235,000 7,335,000
1,763,237,443
1,763,237,443
1,774,701,573
1,665,373,816
-
-
-
-
1,763,237,443
1,763,237,443
1,774,,701,573
1,665,373,816
Keterangan
Penghasilan Dari Usaha Penjualan Bruto Potongan Penjualan Penjualan Neto Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal Pembelian Lokal
Penghasilan Diluar Usaha Pendapatan Forklift Laba Kurs Jumlah Penghasilan dari Luar Usaha Laba Bersih Sebelum Pajak Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena Pajak
1,029,000
2,600,000 5,750,000
2,085,130
11,464,130
Selisih
12,693,674 14,500,000 8,400,000
70,984,083
2,750,000 109,327,757
64
Sumber : olahan Penulis Berikut adalah hasil analisis penulis terhadap implementasi tax planning pada PT. Makro Rekat Sekawan : 1. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor pada Laporan Keuangan PT. Makro Rekat Sekawan adalah : Biaya Pakaian
Rp. 40.980.020
Belanja pantry
Rp. 6.825.000
Jumlah
Rp. 47.805.020
Biaya pakaian adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai seragam seluruh karyawan. Biaya belanja pantry adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli kebutuhan seperti kopi,gula dan kebutuhan dapur lainnya guna memenuhi kebutuhan karyawan didalam perusahaan. Menurut penulis, strategi yang dapat dilakukan dalam Biaya Rumah Tangga Kantor adalah dengan cara memberikan logo perusahaan disetiap seragam karyawan. Dengan cara memberikan logo perusahaan disetiap
seragam
karyawan,
perusahaan
bisa
menjadikannya
Deductible expense sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a. Tentunya
juga dengan
pemberian logo perusahaan disetiap seragam karyawan akan menjadikan wadah promosi juga jika pihak luar melihat seragam yang
65
dikenakan oleh karyawan PT. Makro Rekat Sekawan. Sehingga Biaya Rumah Tangga Kantor PT. Makro Rekat Sekawan menjadi : Biaya Pakaian
Rp. 40.980.020
Tax planning pemberian logo
Rp. 12.693.674
Belanja pantry
Rp. 6.825.000
Jumlah setelah tax planning penulis
Rp. 60.498.694
2. Biaya Listrik dan Internet Biaya pemakaian Listrik dan Internet PT. Makro Rekat Sekawan adalah : Beban pemakaian Internet
Rp. 27.330.820
Beban pemakaian Listrik
Rp. 43.249.180
Jumlah
Rp. 70.580.000
Beban pemakaian internet yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah beban untuk membiayai penggunaan internet yang digunakan oleh perusahaan untuk menunjang email-email serta untuk browsing. Perusahaan memasang 2 WIFI yaitu dilantai 1 dan dilantai 2 agar koneksi yang didapat cepat serta dapat dengan mudah menerima email-email yang masuk . Beban pemakaian listrik yang dikeluarkan perusahaan adalah untuk membiayai pembayaran listrik yang digunakan perusahaan dalam operasional perusahaan.
66
Menurut penulis, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan cara perusahaan bisa memberikan modem kepada karyawan. Pemberian modem kepada karyawan adalah solusi jika jaringan internet kantor putus yang dapat menghambat pekerjaan seperti putusnya email dan jaringan internet jika sedang digunakan untuk perkejaan dan dengan cara menggunakan modem pastinya lebih efektif bagi karyawan dan berguna sekali untuk Sales dan Marketing jika sedang tugas keluar kantor. Dengan cara memberikan modem kepada karyawan perusahaan bisa mencatat dan menambahkan biaya internet kedalam laporan keuangan sebesar Rp. 8.400.000 sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a. Sehingga biaya listrik dan internet perusahaan menjadi : Beban pemakaian Internet
Rp. 27.330.820
Tax Planning pemberian modem
Rp. 8.400.000
Beban pemakaian Listrik
Rp. 43.249.180
Jumlah
Rp. 78.980.000
3. Biaya Keamanan Biaya yang dikeluarkan PT. Makro Rekat Sekawan untuk menjaga keamanan kantor sebesar Rp. 2.500.000. dalam hal ini perusahaan memberikan tunjangan berupa sembako kepada keamanan setempat.
67
Menurut penulis, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan cara memberikan tunjangan dalam bentuk uang kepada keamanan setempat. Dengan
cara
memberikan
tunjangan
uang
perusahaan
dapat
menjadikannya deductible expense sesuai dengan ketentuan UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a. Sehinga biaya kemanan perusahaan menjadi sebagai berikut : Biaya Keamanan Fiskal Perusahaan
Rp. 2.500.000
Tax planning dalam bentuk tunjangan
Rp. 2.750.000
Jumlah
Rp. 5.250.000
4. Biaya cetakan Biaya yang dikeluarkan perusahaan memfotocopy dokumen, fotocopy tender-tender perusahaan, membuat brosur-brosur untuk perusahaan adalah sebesar Rp. 10.762.096 Menurut penulis strategi yang bisa dilakukan adalah dengan cara membeli mesin fotocopy. dengan pembelian mesin fotocopy perusahaan bisa mencatat sebagai deductible expense karena mesin fotocopy digunakan untuk aktivitas kerja di perusahaan sesuai UU No.36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a No.1 yaitu biaya langsung yang dikeluarkan untuk kepentingan perusahaan, selain itu juga jika ada document yang harus cepat difotocopy, karyawan tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menunggu fotocopy tersebut. Karena dengan tidak adanya mesin fotocopy didalam perusahaan sangat
68
menghambat dan memperlambat pekerjaan para karyawan. Karyawan harus menunggu sampai document banyak dan office boy perusahaan baru akan pergi untuk mem-fotocopy dokumen-dokumen tersebut. Sehingga beban cetakan perusahaan menjadi : Beban cetakan
Rp. 10.762.096
Tax planning pembelian mesin fotocopy
Rp. 14.500.000
Jumlah
Rp. 25.262.096
5. Biaya kesejahteraan karyawan Biaya kesejahteraan karyawan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pemberian obat secara Cuma-Cuma serta natura kepada karyawan sebesar Rp. 63.416.027 Menurut penulis, strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan cara dengan pemberian tunjangan kesehatan kepada karyawan. Pemberian tunjangan tersebut dapat diberlakukan sebagai pengurang dalam laporan keuangan perusahaan sesuai dengan pasal 6 ayat 1 huruf a. dan pada sisi karyawan pemberian tunjangan kesehatan akan menambah penghasilan kena pajak mereka. Sehingga biaya kesejahteraan karyawan menjadi :
Biaya kesejahteraan karyawan
Rp. 63.416.027
Tax planning pemberian tunjangan kesehatan
Rp. 70.984.083
Jumlah
Rp. 134.400.110
69
Bedasarkan penerapan strategi tax planning diatas menunjukan bahwa penerapan tax planning yang dilakukan oleh perusahaan belum sepenuhnya efisien. hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan antara PPh badan terutang menurut perusahaan setelah tax planning dan PPh badan terutang menurut penulis sebesar Rp. 30.611.772 (hasil dari PPh badan terutang setelah tax planning menurut perusahaan – PPh badan terutang menurut analisis penulis (Rp. 496.916.440 – Rp. 466.304.668 Perbedaan besarnya penghasilan kena pajak PPh badan terutang sebelum dan setelah Tax Planning pada PT. Makro Rekat Sekawan dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Perbandingan Besarnya PKP dan PPh Badan Terutang PT. Makro Rekat Sekawan Keterangan PKP PPh Badan Terutang Laba Setelah Pajak PPh Pasal 25 Tahun 2009
Fiskal Setelah Tax Planning Perusahaan 1.774.701.573 496.916.440 1.277.785.133 41.409.703
Fiskal Setelah Tax Planning Penulis 1.665.373.816 466.304.668 1.199.069.148 38.858.722
70
Dengan demikian jumlah penghematan pajak masing-masing dapat dihitung sebagai berikut : PPh badan terutang setelah tax planning (Perusahaan)
Rp. 496.916.440
PPh badan terutang setelah tax planning (penulis)
Rp. 466.304.668
Penghematan pajak
Rp. 30.611.772
Dari hasil analisis penulis tersebut diatas, total beban yang ditanggung perusahaan bertambah menjadi sebesar Rp. 1.665.373.816 beban tersebut mengakibatkan penurunan jumlah laba bersih sebelum pajak yang diterima oleh perusahaan. Dengan penurunan jumlah PPh Badan Terutang menjadi Rp. 466.304.668 dengan demikian besarnya penghematan pajak yang seharusnya masih dapat dilakukan perusahaan adalah sebesar Rp. 30.611.772