42
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan self assessment system dicerminkan dari jumlah Pengusaha Kena Pajak terdaftar, perhitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai selama tahun 2008 sampai dengan 2010 dianalisis sebagai berikut : A. Analisis Jumlah PKP Terdaftar
Tabel 4.1 Jumlah PKP Terdaftar KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama Tahun 2008 – 2010 Tahun
PKP Terdaftar
Kenaikan / Penurunan jumlah
Persentase (%)
2007
3.371
-
-
2008
3.384
13
0,39%
2009
4.165
331
8,6%
2010
5.472
1.307
31,4%
Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah PKP terdaftar mengalami kenaikan setiap tahunnya dari tahun 2008 sampai dengan 2010. Tahun 2008 mengalami kenaikan sbesar 0,39% atau 13 orang. Tahun 2009 mengalami
43
kenaikan kembali sebesar 8,6% atau 331 orang, yaitu dari jumlah PKP terdaftar tahun 2008 sebesar 3.384 orang menjadi 4.165 orang pada tahun 2009. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 31,4% atau 1.307 orang. Dengan jumlah PKP terdaftar tahun 2010 menjadi 5.472 orang. Kenaikan jumlah PKP terdaftar setiap tahunnya dari tahun 2008 sampai dengan 2010 menunjukkan bahwa masyarakat khususnya para pengusaha sudah menyadari kewajibannya untuk mendafatarkan dirinya menjadi pengusaha Kena Pajak (PKP).
Tabel 4.2 Efektifitas Jumlah PKP Terdaftar KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama Tahun 2008 – 2010
Tahun
PKP
Efektif
Non-efektif
terdaftar
Jumlah
%
Jumlah
%
2008
3.384
2.256
58,84%
1.578
41,61%
2009
4.165
3.150
75,63%
1.015
24,37%
2010
5.472
3.226
58,95%
2.246
41,05%
Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama
44
Tabel 4.2 menunjukan kenaikan dan penurunan jumlah PKP yang efektif dan jumlah PKP yang non-efektif dari tahun 2008 sampai dengan 2010. Jumlah PKP yang efektif di tahun 2008 sebesar 58,84% atau 2.256 orang dengan jumlah PKP yang non-efektif sebesar 41,16% atau 1.578 orang dari jumlah PKP yang terdaftar. Ditahun 2009 jumlah PKP yang efektif meningkat menjadi sebesar 75,63% atau 3.150 orang dan jumlah PKP yang non-efektif menurun menjadi 24,37% atau 1.015 orang. Namun, pada tahun 2010 jumlah PKP yang efektif dari segi persentase mengalami penurunan menjadi sebesar 58,95% atau 3.226 orang dan jumlah PKP yang non-efektif menjadi 41,05% atau 2.246 orang. Penurunan yang terjadi pada tahun 2010 ini terjadi karena beberapa hal yaitu meningkatnya jumlah PKP yang terdaftar cukup tinggi yang tidak berbanding lurus dengan PKP baru yang melaporkan SPT Masa PPN sehingga angka penyebut menjadi lebih besar dan persentasenya menjadi kecil. Dan karena hal tersebut juga PKP yang non-efektif menjadi mengalami peningkatan. Oleh sebab itu, jika dilihat dari kefektifitasan PKP terdaftar penerapan self assesstment system pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama belum berjalan efektif karena masih banyak Wajib pajak yang mendaftar sebagai PKP tetetapi tidak melaksanakan pelaporannya.
45
B. Analisis Perhitungan Penerimaan PPN Tabel 4.3 Jumlah Perhitungan PPN KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama Tahun 2008-2010 (dalam Rp) Tahun
Realisasi
Target
Persentase Pencapaian
2008
442.256.600.000
295.526.000.000
149,64%
2009
430.298.500.000
470.362.050.000
91,48%
2010
639.876.018.534
538.273.000.000
118,88%
Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama Dapat dilihat dari tabel 4.3 bahwa pada tahun 2008 total realisasi jumlah penerimaan PPN sudah mencapai target penerimaan PPN bahkan melebihi
dari
jumlah
yang
ditargetkan
yakni
sebesar
Rp.
442.256.600.000,00,- atau sebesar 149,65% dari target sebesar Rp. 295.526.000.000,00,-. Pada tahun 2009 total realisasi jumlah penerimaan PPN sebesar Rp. 430.298.500.000,- dan belum mencapai target atau baru mencapai
91,48%
dari
jumlah
yang
ditargetkan
sebesar
Rp.
470.362.050.000.00,- , namun pada tahun 2010 penerimaan PPN kembali mencapai target dengan jumlah realisasi sebesar Rp. 639.876.018.534.00,atau
118,88%
dari
jumlah
yang
ditargetkan
sebesar
Rp.
538.273.000.000.00,-. Pencapaian target penerimaan PPN di tahun 2008 dan 2010 dikarenakan oleh himbauan- himbauan yang dilakukan oleh KPP
46
Pratama Jakarta Kebayoran Lama terhadap PKP yang non-efektif dan memberikan sanksi Rp. 500.000 terhadap PKP yang telat yang melaporkan SPT Masa PPN sehingga himbauan tersebut adalah salah satu cara yang dapat menambah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Hal ini membuktikan bahwa penerapan self assesment system sudah efektif dan berjalan dengan baik dan masyarakat sadar membayar pajak demi kemajuan kas negara pada tahun tersebut. Namun, belum tercapainya target penerimaan PPN di tahun 2009 dikarenakan adanya kebijakan baru berupa pembentukan KPP Wajib Pajak besar sehingga Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan besar yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama di pindahkan ke KPP Wajib Pajak Besar atau disebut Large Tax Office (LTO). Tujuan di bentuknya KPP Wajib Pajak Besar tersebut adalah agar mempermudah pengawasan terhadap PKP yang berpenghasilan besar dengan pajak terhutangnya lebih dari Rp. 500.000.000.000 per tahun atau yang memiliki penghasilan diatas Rp. 2.000.000.000.000 per tahun. PKP tersebut diberikan pelayanan yang lebih karena kontribusinya terhadap negara yang besar.
C. Analisis Pelaporan atas Pajak Pertambahan Nilai Tabel 4.4 menunjukkan jumlah pelaporan yang dilihat dari jumlah SPT Masa PPN yang dilaporkan pertahun dari tahun 2008 sampai dengan 2010.
47
Tabel 4.4 Pelaporan PKP Efektif KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama Tahun 2008 – 2010 Tahun
PKP Efektif
SPT yang dilaporkan
Persentase kepatuhan
2008
2.256
2.171
96,23%
2009
3.150
2.355
74,76%
2010
3.226
3.199
99,16%
Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah pelaporan PKP efektif terhadap SPT Masa PPN mengalami kenaikan setiap tahunnya dari tahun 2008 sampai dengan 2010. Dari tabel diatas tahun 2008 SPT Masa PPN yang dilaporkan hanya sebesar 96,23% atau dengan jumlah 2.171 buah pelaporan dari PKP efektif 2.256 orang. Pada
tahun 2009 pelaporan SPT Masa PPN
mengalami penurunan sehingga menjadi 74,76% atau dengan jumlah 2.355 buah pelaporan dari PKP efektif 3.150 orang. Dan pada tahun 2010 pelaporan SPT Masa PPN mengalami kenaikan kembali menjadi sebesar 99,16% atau dengan jumlah 3.199 buah pelaporan dari PKP efektif. Nampak pada data dalam tabel 4.4 bahwa jumlah SPT Masa PPN pertahun tidak sama dengan jumlah PKP terdaftar efektif pertahunya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tidak semua PKP terdaftar
48
efektif menyampaikan atau melaporkan SPT Masa PPN disebabkan tidak semua PKP terdaftar efektif melakukan pelaporan karena Wajib Pajak yang melakukan pelaporan sudah pasti PKP terdaftar efektif, dan PKP terdaftar efektif belum tentu melakukan pelaporan. Menurut Bapak Mursyid selaku staf PDI pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama bahwa PKP terdaftar diakatakan efektif apabila selama 2 (dua) tahun berturut-turut melakukan pelaporan. Pelaporan yang terdapat di atas mebuktikan bahwa tingkat kepatuhan PKP efektif sudah berjalan dengan efektif. Namun, masih ada PKP efektif belum seluruhnya melakukan pelaporan. Hal ini karena sistem self assessment memungkinkan adanya PKP yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik akibat kelalaian, kesengajaan atau ketidakpatuhan PKP atas kewajiban perpajakannya. Dan PKP yang tidak melakukan pelaporan juga dikarenakan usahanya tidak jalan lagi karena tidak ada transaksi jual beli dan tidak menerbitkan faktur pajak maka PKP menganggap tidak ada kewajiban melaporkan SPT Masa PPN, banyak PKP yang memang sudah tidak aktif tetapi belum dirubah statusnya menjadi PKP non-efektif, banyak PKP yang sudah meninggal tetapi belum dihapus NPWP-nya. Tabel 4.5 menunjukkan efektifitas dari kepatuhan PKP dalam melaporkan pajak terhutangnya tahun 2008 sampai dengan 2010.
49
Tabel 4.5 Efektifitas SPT yang Dilaporkan KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama Tahun 2008 – 2010 Tahun
SPT yang
SPT TEPAT
SPT TELAT
Dilaporkan
Jumlah
%
Jumlah
%
2008
2.171
1.960
90,28%
211
9,72%
2009
2.355
2.171
92,19%
184
7,81%
2010
3.199
2.675
83,62%
524
16,38%
Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah SPT Masa PPN mengalami kenaikan setiap tahunnya dari tahun 2008 – 2010. Pelaporan atas PPN yang dilihat dari jumlah SPT Masa yang dilaporkan tepat diakatakan efektif apabila memenuhi tingkat kepatuhan sebesar 70%. Dilihat dari tahun 2008 sampai dengan 2010 jumlah SPT Masa PPN yang dilaporkan dapat dikatakan efektif atau patuh karena setiap tahunnya SPT Masa yang dilaporkan tepat selalu mencapai 70%. Pada tahun 2008 SPT Masa yang dilaporkan tepat mencapai angka 90,38% atau 1.960 buah dan SPT Masa PPN yang telat hanya berjumlah 211 buah atau 9,72% dari SPT yang dilaporkan, dan tahun 2009 SPT Masa yang dilaporkan tepat mengalami kenaikan menjadi 92,19% atau 2.171 buah dan SPT yang telat dilaporkan mengalami penurunan sehingga menjadi 184 buah
50
atau 7,81%. Namun, pada tahun 2010 meskipun dari jumlah SPT yang tepat dilaporkan mengalami kenaikan dengan jumlah sebesar 2.675 buah tetapi dari persentase SPT Masa PPN yang dilaporkan mengalami penurunan menjadi 83,62% dan jumlah SPT yang telat mengalami kenaikan juga dengan jumlah sebesar 524 buah atau 16,38% dari SPT Masa yang dilaporkan, hal ini disebabkan oleh kenaikan yang cukup tinggi dari SPT Masa PPN yang dilaporkan pada tahun 2010, dan PKP yang telat melaporkan SPT Masa PPN juga disebabkan ketidak patuhan PKP itu sendiri atau karena kesibukan dari PKP sehingga PKP lupa bahkan mengabaikan pembayaran pajaknya. Kenaikan dan penurunan pelaporan SPT Masa PPN yang tepat yang dialami setiap tahunnya dari tahun 2008 sampai dengan 2010 dapat mencapai terget efektifitas kepatuhan. Hal ini membuktikan bahwa penerapan self assessment system sudah berjalan efektif pada para pengusaha, yakni PKP terdaftar melaporkan pajaknya yaitu Pajak Pertambahan Nilai yang terutang demi kemajuan penerimaan kas khususnya dari sektor pajak.