BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Gambaran tersebut dapat dilihat dari hasil yang dikelola pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N GAYA KEPEMIMPINAN
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
30
20
40
30.73
5.930
MOTIVASI (X2)
30
26
39
34.10
3.968
KINERJA KARYAWAN (Y)
30
19
38
29.60
4.847
Valid N (listwise)
30
(X1)
Dari tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa: 1. Gaya Kepemimpinan (X1) Nilai minimum dari total skor variabel gaya kepemimpinan terhadap 30 responden yang dianalisa adalah 20, sedangkan nilai maksimumnya ialah 40. Dengan nilai rata-rata sebesar 30,73 dan standar deviasi sebesar 5,930 2. Motivasi (X2) Nilai minimum dari total skor variabel motivasi terhadap 30 responden yang dianalisa adalah 26, sedangkan nilai maksimumnya ialah 39. Dengan nilai rata-rata sebesar 34,10 dan standar deviasi sebesar 3,968
36
37
3. Kinerja Karyawan (Y) Nilai minimum dari total skor variabel kinerja karyawan terhadap 30 responden yang dianalisa adalah 19, sedangkan nilai maksimumnya ialah 38. Dengan nilai rata-rata sebesar 29,60 dan standar deviasi sebesar 4,847. 4.1.2 Karakterisitik Berdasarkan Reponden Proses pengumpulan data kuesioner dilakukan mulai tanggal 27 Mei 2013 sampai dengan tanggal 27 Mei 2013. Dari 30 kuesioner yang disebar kepada 30 responden yang berada di Kantor Instansi Pemerintahan Suku Dinas Pelayanan Pajak II Kota Administrasi Jakarta Selatan ada 30 kuesioner atau bisa dikatakan seluruhnya yang kembali kepada peneliti, sehingga dianggap cukup untuk melakukan pengujian statistik. Tetapi sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu melihat profil karyawan Suku Dinas Pelayanan Pajak II Kota Administrasi Jakarta Selatan. Profil ini didapat dari pertanyaan yang bersifat personal. Berikut merupakan beberapa tabel yang menunjukan profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
38
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia
Jumlah
%
< 25
1
3,3
25-35
22
73,3
36-45
7
23,3
46-55
-
-
>55
-
-
TOTAL
30
100
Sumber : Data diolah (Tahun 2013) Dari tabel 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan Suku Dinas Pelayanan Pajak II Kota Administrasi Jakarta Selatan sebagian besar berumur 2535 Tahun atau bisa dikatakan berumur produktif. Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
%
Laki-Laki
12
40
Perempuan
18
60
Total
30
100
Sumber : Data diolah (Tahun 2013)
39
Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan Suku Dinas Pelayanan Pajak II Kota Administrasi Jakarta Selatan dominan berjenis kelamin perempuan. Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir
Jumlah
%
SMA
-
-
D3
2
6,7
S1
27
90
S2
1
3,3
TOTAL
30
100
Sumber : Data diolah (Tahun 2013) Dari tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan Suku Dinas Pelayanan Pajak II Kota Administrasi Jakarta Selatan berpendidikan S1. 4.2 Analisis Data 1. Uji Validitas Uji validitas diukur dengan cara membandingkan nilai pearson correlation atau nilar r-hitung dengan r-tabel. Jika r hitung > dari r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid dan jika r
hitung
< dari r
tabel,
maka item
pertanyaan dinyatakan tidak valid. Nilai r-tabel di dapat dari degree of freedom (df=n-2), dimana n adalah jumlah responden dengan α= 0,05. Dalam penelitian ini nilai r-tabel yang didapat adalah 0,361, nilai tersebut
40
didapat dari (df=30-2=28) dengan tingkat signifikan 0,05. Hasil uji validitas dapat dilihat dari tabel-tabel di bawah ini : Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Gaya Kepemimpinan Variabel
Uji Validitas r hitung
r tabel
Keterangan
1.
Gaya Kepemimpinan P1
0,847
0.361
Valid
2.
P2
0,780
0.361
Valid
3.
P3
0,735
0.361
Valid
4.
P4
0,780
0.361
Valid
5.
P5
0,735
0.361
Valid
6.
P6
0,847
0.361
Valid
7.
P7
0,847
0.361
Valid
8.
P8
0,847
0.361
Valid
No
Sumber : Data diolah (Tahun 2013 Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Motivasi
No 1.
Variabel
Uji Validitas
Motivasi
r hitung
r tabel
0,858
0.361
P1
Keterangan Valid
2.
P2
0,613
0.361
Valid
3.
P3
0,685
0.361
Valid
4.
P4
0,810
0.361
Valid
41
5.
P5
0,677
0.361
Valid
6.
P6
0,677
0.361
Valid
7.
P7
0,858
0.361
Valid
8.
P8
0,613
0.361
Valid
Sumber : Data diolah (Tahun 2013) Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Kinerja Karyawan Variabel
Uji Validitas
No
Kinerja Karyawan
r hitung
r tabel
Keterangan
1.
P1
0,817
0.361
Valid
2.
P2
0,555
0.361
Valid
3.
P3
0,817
0.361
Valid
4.
P4
0,555
0.361
Valid
5.
P5
0,797
0.361
Valid
6.
P6
0,817
0.361
Valid
7.
P7
0,719
0.361
Valid
8.
P8
0,797
0.361
Valid
Sumber : Data diolah (Tahun 2013)
42
Berdasarkan hasil olah data pada tabel-tabel hasil uji validitas diatas terlihat bahwa semua item pertanyaan memiliki nilai r
hitung>
dari r
tabel
yaitu 0,361, maka
dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Kinerja Karyawan dinyatakan valid. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa uji validitas seluruh pertanyaan dalam kuesioner kinerja karyawan dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk mengambil data penelitian. 2. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini juga dilakukan dengan SPSS 20, yang outputnya dapat dilihat pada lampiran. Suatu variabel dapat dikatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha dari variabel tersebut > 0,60. Hasil pengujian reliabilitas ditampilkan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Alpha
Keterangan
Gaya Kepemimpinan
0,942
Reliabel
Motivasi
0,908
Reliabel
Kinerja Karyawan
0,911
Reliabel
Sumber : Data diolah (Tahun 2013) Berdasarkan
tabel
4.8
menunjukan
bahwa
pada
variabel
Gaya
Kepemimpinan nilai cronbach alpha 0,942, nilai cronbach alpha variabel
43
Motivasi 0,908 dan nilai cronbach alpha variabel Kinerja Karyawan 0,911. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument untuk setiap variabel penelitian adalah reliabel, karena nilai cronbach’s alpha dari semua variabel yang di uji memiliki nilai > 0,60 dan penelitian dapat dilanjutkan. 4.2.1 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik bertujuan agar mendapatkan model penelitian yang valid dan dapat digunakan dalam melakukan estimasi. Model regresi dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik statistik. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan tidak terdapat heteroskedasitas dan tidak terdapat multikolinearitas. Pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan instrumen penguji dari uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Hal ini bertujuan bahwa variabel yang digunakan memenuhi syarat dalam melakukan analisis sehingga hasil penelitian tidak bias. 1. Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov yang dapat dilihat pada nilai Asym.Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga data dikatakan terdistribusi dengan normal.
44
Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters Most Extreme Differences
a,b
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Unstandardiz ed Residual 30 0E-7 4,24162816 ,128 ,128 -,081 ,701 ,710
Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2tailed) nya sebesar 0,710 atau nilai lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, yaitu: Gaya Kepemimpinan dan Motivasi. Uji multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat dari Tolerance Value (TOL) atau Variance Inflation Factor (VIF). Batas nilai TOL adalah 0.10 dan batas VIF adalah 10. Apabila TOL <0.10 atau nilai VIF >10 maka dapat disimpulkan terjadi multikolonieritas.
45
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
(Constant) GAYA KEPEMIMPINAN .636 (X1) MOTIVASI (X2) .636 a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN (Y) Sumber : Data diolah (Tahun 2013)
1.573 1.573
Dari hasil pengujian dari tabel 4.10 diatas menunjukan bahwa nilai tolerance dari masing-masing variabel independen, yaitu Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) mempunyai nilai yang sama sebesar 0,636, sedangkan nilai variance inflation factor (VIF) masing-masing variabel independen, yaitu Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) mempunyai nilai yang sama juga sebesar 1,573. Kedua variabel independen tersebut memiliki nilai tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
46
heterokedastisitas dapat digunakan metode grafik Scatterplot yang dihasilkan dari output program SPSS versi 20. Apabila pada gambar menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi adanya heterokedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2011). Gambar 4.1
Pada Gambar 4.1 diatas terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Y.
47
4.2.2 Uji Regresi Linier Berganda Tabel 4.11 Uji regresi linier berganda Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
28.757
7.060
-.495
.173
.471
.258
Beta 4.073
.000
-.606
-2.870
.008
.386
1.827
.079
GAYA KEPEMIMPINAN (X1) MOTIVASI (X2)
a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN (Y)
Berdasarkan tabel 4.18 diatas dapat diketahui persamaan regresinya, yaitu : Y = a + bX1 + bX2 Y = 28,757 - 0,495X1 + 0,471X2 Dimana :
Y a X1 X2
= Kinerja karyawan = Konstanta = Gaya kepemimpinan = Motivasi
Dari hasil pengujian regresi di atas, maka dapat diketahui bahwa: 1. Nilai konstanta sebesar 28,757 menyatakan bahwa jika gaya kepemimpinan dan motivasi dianggap konstan, maka kemampuan dalam menjalankan kinerja karyawan atas yang diperoleh adalah sebesar 28,757. 2. Nilai koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan -0,495 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai atau skor pada gaya kepemimpinan akan mengurangi kemampuan dalam menjalankan kinerja karyawan yang diperoleh adalah sebesar -0,495.
48
3. Nilai koefisien regresi variabel motivasi 0,471 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai atau skor pada motivasi akan meningkatkan kemampuan dalam menjalankan kinerja karyawan yang diperoleh adalah sebesar 0,471. 4.2.3 Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
1
R Square
.484
a
.234
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .177
4.396
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI (X2), GAYA KEPEMIMPINAN (X1) b. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN (Y)
Dari tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa angka koefisien determinasi atau Adjusted R Square sebesar 0,177 atau (17,7%). Koefisien determinasi
ini
menunjukkan bahwa 17,7 % kinerja karyawan dapat dijelaskan atau dpengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan motivasi. Sedangkan sisanya sebesar (100% 17,7%=82,3 %) kinerja karyawan dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
49
4.2.4 Uji Hipotesis 1. Uji t (Uji Parsial) Tabel 4.13 Hasil Uji t Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
28.757
7.060
-.495
.173
.471
.258
Beta 4.073
.000
-.606
-2.870
.008
.386
1.827
.079
GAYA KEPEMIMPINAN (X1) MOTIVASI (X2)
a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN (Y)
Dari tabel 4.12 di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel gaya kepemimpinan memiliki nilai probabilitas signifikasi sebesar 0,008 jauh lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Dan dapat diketahui hasil dari hipotesis ini adalah H01 ditolak dan Ha1 diterima. 2. Variabel motivasi memiliki nilai probabilitas signifikasi sebesar 0,079 yang mana berarti lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di sini motivasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Dan dapat diketahui hasil dari hipotesis ini adalah H02 diterima dan Ha2 ditolak.
50
2. Uji F (Uji Simultan) Untuk
menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama diuji
dengan menggunakan uji F. Pengujiannya bisa dilakukan berdasarkan signifikansi, jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, dan jika signifikansi > 0,05 maka Ha diterima. Hasil perhitungan regresi secara simultan diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.14 Hasil Uji F ANOVAa Model
1
Regression Residual Total
Sum of Squares 159.449 521.751 681.200
Df 2 27 29
Mean Square 79.725 19.324
F 4.126
Sig. .027b
a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN (Y) b. Predictors: (Constant), MOTIVASI (X2), GAYA KEPEMIMPINAN (X1)
Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa benar hipotesis yang menyatakan bahwa secara simultan variabel gaya kepemimpinan dan motivasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan, karena berdasarkan signifikansi atau probabilitas p value sebesar 0,027 yang artinya < 0,05 maka dapat disimpulkan H03 ditolak dan Ha3 diterima.
51
4.3 Pembahasan Dari hasil pengujian secara parsial (individu), hanya variabel gaya kepemimpinan yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sementara variabel motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Tetapi jika variabel gaya kepemimpinan bersamaan (simultan) dengan motivasi itu akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ada yang membedakan dengan hasil penelitian sebelumnya. Penjelasan dari masingmasing pengaruh variabel dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Hasil pengujian hipotesis pertama telah membuktikan
terdapat
pengaruh signifikasi antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,008 dimana lebih kecil dari 0,05. Dari pengujian secara statistik membuktikan adanya nilai negatif yang berarti memiliki pengaruh bersifat negatif antara variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan Suku Dinas Pelayanan Pajak II Kota Administrasi Jakarta Selatan. Hal ini dikarenakan jika dilihat dari penilaian kuisioner yang diisi responden gaya kepemimpinan yang digunakan adalah gaya kepemimpinan yang cenderung besifat delegatif. Artinya, Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya yang sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. Pada prinsipnya pemimpin bersikap menyerahkan
tugas
dengan
tidak
peduli,
terserah
bagaimana
mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik.
52
Tapi disini pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan dalam arti pimpinan menginginkan agar para bawahan bisa mengendalikan diri mereka sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sehingga bawahan dituntut memiliki kematangan dalam pekerjaan dan kematangan dalam melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Dan hasil ini mendukung dengan penelitian sebelumnya oleh Yuli Andriani (2012) yang menguji pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan hasil analisis yaitu gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Sehingga dapat diketahui hasil hipotesisnya adalah Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. 2. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Hasil pengujian hipotesis kedua telah membuktikan tidak terdapat pengaruh antara motivasi terhadap kinerja karyawan Suku Dinas Pelayanan Pajak II Kota Administrasi Jakarta Selatan. Motivasi memiliki tingkat signifikansi hasil sebesar 0,079 tersebut lebih besar dari 0,05. Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa motivasi tidak terdapat pengaruh antara variabel motivasi terhadap kinerja karyawan. Hasil ini tidak mendukung dengan penelitian sebelumnya oleh Yuli Andriani (2012) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan. Sehingga dapat diketahui hasil hipotesisnya adalah Ho2 diterima dan Ha2 ditolak.
53
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Dari tabel Hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 4.126 dengan nilai probabilitas sebesar 0,027. Karena nilai probabilitas 0,027 lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05, hal ini menandakan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa jika secara bersamaan (simultan) variabel gaya kepemimpinan dan motivasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan sesuai penelitian terdahulu Yuli Andriani (2012). Sehingga dapat diketahui hasil hipotesisnya adalah adalah Ho3 ditolak dan Ha3 diterima.