36
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Produk Sandal Ada 4 jenis sandal yang akan dibahas pada penelitian kali ini, yaitu Sandal dengan bahan berbulu yang selanjutnya akan disebut Sandal Jenis A, Sandal dengan alas bergerigi yang seterusnya akan disebut Sandal Jenis B, Sandal dengan pembatas pada pinggiran sandal yang seterusnya akan disebut Sandal Jenis C, dan sandal dengan tapak berbentuk kaki yang seterusnya akan disebut Sandal Jenis D. Masalah utama yang muncul dari keseluruhan proses produksi sandal pada PT. Primaco panca Indonesia yaitu pada proses pembuatan produk sandal untuk memenuhi permintaan. Untuk itu penulis melakukan penelitian agar dapat mengetahui waktu yang diperlukan, dalam pembuatan produk tersebut untuk meminimalkan keterlambatan.
37
4.1.1 Proses Pembuatan Produk Sandal Dengan Bahan Berbulu Proses pembuatan produk sandal dengan bahan berbulu merupakan proses yang membutuhkan waktu paling lama dalam produksinya. Adapun urutan proses pembuatan produk sandal PT. Primaco Panca Indonesia untuk produk sandal dengan bahan berbulu dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pertama diawali dengan pembuatan desain untuk produk sandal berbahan bulu. 2. Setelah desain terbentuk proses selanjutnya adalah pembentukan sol sandal untuk alas kaki. 3. Setelah sol terbentuk, dilanjutkan kembali dengan pemotongan cup pada elemen kerja yang lainnya. 4. Proses selanjutnya yaitu penjahitan bahan bulu untuk sol bagian atas. 5. Penjahitan bahan bulu pada bagian cup sandal. 6. Selanjutnya dilakukan proses pembordiran logo pada cup sandal sesuai dengan permintaan. 7. Terakhir dilakukan penjahitan untuk penggabungan antara alas sandal dengan cup sandal.
Gambar 4.1 Sandal Dengan Bahan Bulu
38
4.1.2
Proses Pembuatan Produk Sandal Dengan Alas Bergelombang Pembuatan produk sandal dengan alas bergelombang memiliki keunggulan anti licin, ringan dan mudah digunakan. Untuk proses produksi sandal dengan alas bergelombang menghabiskan waktu proses yang paling singkat diantara proses produksi lainnya. Berikut adalah tahap produksinya : 1. Pertama diawali dengan pembuatan desain untuk produk sandal dengan alas bergelombang. 2. Setelah desain terbentuk proses selanjutnya adalah pembentukan sol sandal untuk alas kaki dengan bagian bawah pada sol tersebut berbentuk bergelombang. 3. Setelah sol terbentuk, dilanjutkan kembali dengan pemotongan cup pada elemen kerja yang lainnya. 4. Jika cup telah terbentuk, kemudian dilakukan penyablonan logo pada cup sandal sesuai dengan permintaan. 5. Penjahitan pembatas pada cup sandal. 6. Selanjutnya dilakukan proses pengeleman untuk penggabungan antara alas sandal dengan cup sandal. 7. Terakhir dilakukan proses pengamplasan untuk memperhalus bagian samping pada sandal. Gambar 4.2 Sandal Dengan Alas Bergelombang
39
4.1.3
Proses Pembuatan Produk Sandal Dengan Pembatas pada Pinggiran Sandal Proses produksi untuk menghasilkan produk ini hampir sama dengan proses pembuatan sandal dengan bahan berbulu, yaitu memerlukan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya. Hanya saja, pembuatan sandal ini mengulang pekerjaan pada elemen kerja yang sama dalam waktu yang berbeda. Proses pembuatan sandal ini, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pertama diawali dengan pembuatan desain untuk produk sandal dengan pembatas pada pinggiran sandal. 2. Setelah desain terbentuk proses selanjutnya adalah pembentukan sol sandal untuk alas kaki. 3. Setelah sol terbentuk, dilanjutkan kembali dengan pemotongan cup pada elemen kerja yang lainnya. 4. Jika cup telah terbentuk, kemudian dilakukan penyablonan logo pada cup sandal sesuai dengan permintaan. 5. Selanjutnya dilakukan proses penjahitan pada pinggir cup sandal 6. Kemudian
dilakukan
pengeleman
sebagai
proses
untuk
penggabungan cup sandal yang telah dijahit dengan sol sandal. 7. Terakhir dilakukan proses penjahitan pembatas pada pinggiran sol sandal. Gambar 4.3 Sandal Dengan Pembatas Pada Pinggiran Sandal
40
4.1.4
Proses Pembuatan Produk Sandal Dengan Tapak Berbentuk Kaki Sandal dengan tapat berbentuk kaki ini merupakan produk unggulan yang membuat pemakainya nyaman menggunakkan produk jenis ini. Hal ini dikarenakan tapak sandal untuk pijakkan berbentuk kaki. Adapun proses pembuatannya yaitu sebagai berikut: 1. Pertama diawali dengan pembuatan desain untuk produk sandal dengan pembatas pada pinggiran sandal. 2. Setelah desain terbentuk proses selanjutnya adalah pembentukan sol sandal untuk alas kaki dengan tapak berbentuk kaki. 3. Setelah sol terbentuk, dilanjutkan kembali dengan pemotongan cup pada elemen kerja yang lainnya. 4. Jika cup telah terbentuk, kemudian dilakukan penyablonan logo pada cup sandal sesuai dengan permintaan. 5. Penjahitan pembatas pada pinggir cup sandal 6. Selanjutnya dilakukan proses pengeleman untuk penggabungan antara alas sandal dengan cup sandal. 7. Terakhir dilakukan proses pengamplasan untuk memperhalus bagian samping pada sandal. Gambar 4.4 Sandal Dengan Alas Berbentuk Kaki
41
4.2 Studi Waktu Studi waktu ini digunakan untuk mengukur sejauhmana perusahaan mampu untuk memenuhi permintaan pelanggan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Dalam studi waktu ini terdapat 3 (tiga) ketentuan, yaitu Siklus Waktu Rata-rata, Waktu Normal dan Waktu Standar. 4.2.1
Perhitungan Waktu Siklus Rata-rata ( Dimana: Xi N
)
: waktu penyelesaian proses atau pekerjaan ke-1 : jumlah pengukuran yang dilakukan
Waktu siklus rata-rata ini, digunakkan oleh perusahaan untuk menghitung rata-rata dari waktu setiap elemen kerja yang diukur. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Waktu Siklus Rata-rata Sandal Jenis A (Hasil perhitungan dapat dilihat pada data yang terdapat di lampiran.)
2. Waktu Siklus Rata-rata Sandal Jenis B (Hasil perhitungan dapat dilihat pada data yang terdapat di lampiran.)
42
3.
Waktu Siklus Rata-rata Sandal Jenis C (Hasil perhitungan dapat dilihat pada data yang terdapat di lampiran.)
4.
Waktu Siklus Rata-rata Sandal Jenis D (Hasil perhitungan dapat dilihat pada data yang terdapat di lampiran.)
4.2.2 Perhitungan Waktu Normal ( Dimana: Ws P
)
: Waktu siklus : faktor penyesuaian
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
43
1. Waktu Normal Sandal Jenis A Tabel 4.1 Waktu Normal Sandal Jenis A No.
Kegiatan
1.
Pembuatan Desain Sandal
2.
Pembentukkan Sol Sandal
3.
Pemotongan Cup Sandal
Penjahitan Bahan Bulu pada Cup
4. Sandal Penjahitan Bahan Bulu pada Sol
5. Sandal Pembordiran Logo pada Cup
6. Sandal Penggabungan Antara Cup
7. dengan Sol Sandal
Sumber: Data diolah peneliti
Hitungan
44
2. Waktu Normal Sandal Jenis B Tabel 4.2 Waktu Normal Sandal Jenis B No. 1.
Kegiatan Pembuatan Desain Sandal Pembentukkan Sol Sandal
2. Bergerigi 3.
Pemotongan Cup Sandal Penyablonan Logo pada Cup
4. Sandal Penjahitan Pembatas pada Cup
5. Sandal Penggabungan Antara Cup
6. dengan Sol Sandal
7.
Pengamplasan Pinggir Sandal
Sumber: Data diolah peneliti
Hitungan
45
3.
Waktu Normal Sandal Jenis C Tabel 4.3 Waktu Normal Sandal Jenis C No.
Kegiatan
1.
Pembuatan Desain Sandal
2.
Pembentukkan Sol Sandal
3.
Pemotongan Cup Sandal Penyablonan Logo pada Cup
4. Sandal Penjahitan Pembatas pada Cup
5. Sandal Penggabungan Antara Cup
6. dengan Sol Sandal Penjahitan Pembatas pada Sol
7. Sandal
Sumber: Data diolah peneliti
Hitungan
46
4.
Waktu Normal Sandal Jenis D Tabel 4.4 Waktu Normal Sandal Jenis D No. 1.
Kegiatan Pembuatan Desain Sandal Pembentukkan Sol Sandal
2.
dengan Alas Berbentuk Kaki
3.
Pemotongan Cup Sandal Penyablonan Logo pada Cup
4. Sandal Penjahitan Pembatas pada Bagian
5. Pinggir Cup Sandal Penggabungan Antara Cup
6. dengan Sol Sandal
7.
Pengamplasan Pinggir Sandal
Sumber: Data Diolah oleh peneliti
Hitungan
47
Sumber: Data diolah peneliti
4.2.3 Menghitung Waktu Standar ( Dimana: Wn : Waktu Normal A
: Allowance atau kelonggaran yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
Perhitungan waktu standar digunakkan untuk penyesuaian ke waktu normal dengan pemberian kelonggaran (allowance factor) kepada setiap pekerjanya, seperti kebutuhan pribadi, keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan dan kelelahan. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka peneliti melakukan perhitungan waktu standar sebagai berikut: 1. Waktu Standar Sandal Jenis A (Hasil perhitungan dapat dilihat pada data yang terdapat di lampiran.) 1.
Waktu Standar Sandal Jenis B (Hasil perhitungan dapat dilihat pada data yang terdapat di lampiran.)
2.
Waktu Standar Sandal Jenis C (Hasil perhitungan dapat dilihat pada data yang terdapat di lampiran.)
48
3.
Waktu Standar Sandal Jenis D (Hasil perhitungan dapat dilihat pada data yang terdapat di lampiran.)
4.3 Aturan Prioritas untuk Meminimalkan Keterlambatan Aturan prioritas digunakan oleh sebuah perusahaan untuk mengetahui pemenuhan permintaan pelanggan yang harusdipenuhi terlebih dahulu. Sehingga perusahaan mampu menyelesaikan proses produksi tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti. Data aturan prioritas diperoleh penulis dari perhitungan waktu standar didalam pembahasan pada studi waktu. Akan tetapi didalam pembahasan kali ini, penulis mengubah data dari satuan menit menjadi satuan hari, diasumsikan dalam 1 hari kerja terdapat 8 jam kerja dan terdapat 5 hari kerja dalam 1 minggu dengan perhitungan sebagai berikut: 1. Sandal jenis A 1000 pasang x 46 menit = 46.000 menit,
= 95,8
hari, sandal jenis A ini dikerjakan oleh 4 orang pekerja maka = 23,9 atau 24 hari. 2. Sandal jenis B 2000 pasang x 44 menit = 88.000 menit,
hari, sandal ini dikerjakan oleh 3 orang pekerja maka 61,1 atau 61 hari.
= 183,3 =
49
3. Sandal jenis C 1700 pasang x 48 menit = 81.600 menit,
= 170
hari. Sandal ini di produksi oleh 5 orang pekerja maka
=
34 hari. 4. Sandal jenis D 2500 pasang x 45 menit = 112.500 menit,
=
234,4 hari. Sandal ini diproduksi oleh 4 orang pekerja maka = 58,5 atau 59 hari. Tabel 4.5 Aturan Prioritas Jenis Sandal
Waktu proses (menit)
Waktu Proses (hari)
Jatuh Tempo
A B C D
46 44 48 45
24 61 34 59
30 65 39 60
Sumber: Data diolah peneliti Dari data tersebut diatas maka penulis menganalisisnya kedalam berbagai kemungkinan yang terjadi didalam pemenuhan pesanan pelanggan. Dengan menggunakkan metode-metode pemenuhan pesanan pelanggan yang terdiri dari Pertama Datang Pertama Dilayani (First come First Served), Waktu Pemrosesan Terpendek (Short Operating Time),
50
Batas Waktu Paling Awal (Earliest Due Date), dan Waktu Pemrosesan Terpanjang (Long Operating Time).
4.3.1
Pertama Datang Pertama Dilayani (First Come First Served) Dalam metode aturan prioritas ini, sering digunakkan oleh perusahaan-perusahaan dalam bidang produksi. Karena setiap pesanan yang datang terlebih dahulu keperusahaan langsung dilayani sesuai dengan permintaan pelanggan. Perhitungan dalam metode ini dapat kita lihat sebagai berikut: Tabel 4.6 Pertama Datang Pertama Dilayani
Jenis Sandal A B C D Total
Waktu proses (menit)
Waktu Proses (hari)
46 44 48 45
24 61 34 59 178
Jatuh Tempo 30 65 39 60
Aliran Waktu Proses
Keterlambatan
24 85 119 178 406
V V V
Hari keterlambatan -6 20 80 118 212
Sumber: Data diolah oleh peneliti Dari data diatas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut untuk mendukung aturan prioritas yang akan digunakan. a. Waktu
penyelesaian
rata-rata
=
hari b. Utilitas
=
c. Jumlah pekerjaan dalam sistem = hari
hari =
51
d. Keterlambatan
pekerjaan
rata-rata
=
hari Dalam tabel aturan prioritas degan menggunakan metode pertama datang pertama dilayani, hanya sandal jenis A yang tidak mengalami keterlambatan didalam proses produksi guna memenuhi pesanan pelanggan. Sedangkan sandal jenis lain mengalami keterlambatan hingga mencapai 118 hari pada sandal jenis D. 4.3.2 Waktu Pemrosesan Terpendek (Short Operating Time) Metode ini digunakan perusahan dalam pemenuhan pesanan pelanggan pemrosesan
dengan
asumsi
terpendek
jika,
pekerjaan
dengan
waktu
terlebih
dahulu,
dapat
dikerjakan
menghemat waktu didalam pengerjaannya. Tabel 4.7 Waktu Pemrosesan Terpendek Jenis Sandal
Waktu proses (menit)
Waktu Proses (hari)
46 48 45 44
24 34 59 61 178
A C D B Total
Jatuh Tempo 30 39 60 65
Aliran Waktu Proses 24 58 117 178 377
Keterlambatan V V V
Hari Keterlambatan -6 19 57 113 183
Sumber: Data diolah peneliti Dari data tersebut diatas, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut: a. Waktu penyelesaian rata-rata
=
= 94,25
hari b. Utilitas
=
= 0,47 hari
c. Jumlah pekerjaan dalam sistem =
=
= 2,12 hari
52
d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata = = 45,75 hari Dengan metode aturan prioritas ini, hanya satu jenis sandal saja yang tidak mengalami keterlambatan didalam proses produksi yaitu sandal jenis A. sedangkan pekerjaan untuk jenis sandal yang lain mengalami keterlambatan. 4.3.3
Batas Waktu Paling Awal (Earlist Due Date) Metode ini digunakkanuntuk menghitung aturan prioritas dengan batas waktu paling awal atau waktu jatuh tempo terkecil, agar perusahaan mampu memenuhi permintaan pelanggannya. Tabel 4.8 Batas Waktu Paling Awal
Jenis Sandal
Waktu proses (menit)
Waktu Proses (hari)
A C D B Total
46 48 45 44
24 34 59 61 178
Jatuh Tempo
Aliran Waktu Proses
30 39 60 65
hari Keterlambatan
Keterlambatan
24 58 117 178 377
V V V
-6 19 57 113 183
Sumber: Data diolah peneliti Dari data tersebut dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut: a. Waktu penyelesaian rata-rata
=
=
94,25 hari b. Utilitas
=
= 0,47 hari
c. Jumlah pekerjaan dalam sistem = hari
=
= 2,12
53
=
d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata = = 45,75 hari.
Metode ini memiliki hasil sama dengan metode waktu pemrosesan terpendek yaitu hanya sandal jenis A saja yang tidak mengalami keterlambatan
sedangkan
pekerjaan
yang
lain
mengalami
keterlambatan sampai 113 hari pada pekerjaan B. 4.3.4
Waktu Pemrosesan Terpanjang (Long Operating Time) Metode ini sangat jarang digunakan oleh perusahaan yang bergerak dalam hiding inddustri. Karena metode ini mengutamakan waktu pemrosesan terpanjang. Pengujian dengan menggunakkan metode ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode ini cocok digunakkan oleh perusahaan manufacturing. Tabel 4.9 Waktu Pemrosesan Terpanjang
Jenis Sandal B D C A Total
Waktu proses (menit)
Waktu Proses (hari)
44 45 48 46
61 59 34 24 178
Jatuh Tempo 65 60 39 30
Aliran Waktu Proses 61 120 154 178 513
Keterlambatan V V V
Hari keterlambatan -4 60 115 148 171
Sumber: Data diolah peneliti Dari tabel diatas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut: a. Waktu penyelesaian rata-rata 128,25 hari
=
=
54
b. Utilitas
=
= 0,35 hari
c. Jumlah pekerjaan dalam sistem =
=
=
2,88 hari
=
d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata = = 42,75 hari.
Dengan menggunakan metode ini hanya satu jenis pengerjaan sandal B saja yang tidak mengalami keterlambatan, sedangkan pekerjaan yang lain mengalami keterlambatan didalam pengerjaannya hingga 148 hari pada jenis sandal A. 4.4 Rasio Kritis Perhitungan rasio kritis digunakkan untuk memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap menepati jadwal. Sehingga PT. Primaco Panca Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya. Untuk mengetahui pekerjaan mana yang harus diprioritaskan
guna
meminimalkan
keterlambatan,
maka
melakukan perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.10 Rasio Kritis Jenis Sandal
Waktu proses (menit)
Waktu Proses (hari)
Jatuh Tempo
Rasio Kritis
A B C D
46 44 48 45
24 61 34 59
30 65 39 60
0.033708 0.022472 0.02809 0.005618
Sumber: Data diolah peneliti
peneliti
55
Dari data tersebut diatas, maka dapat diketahui pengerjaan dari masingmasing jenis sandal tersebut sebagai berikut: 1.
Sandal jenis A dikerjakan pada proses pertama dengan rasio kritis terbesar yaitu 0,033708
2.
Sandal jenis B dikerjakan setelah pekerjaan C selesai dengan rasio kritis sebesar 0,022472
3.
Sandal jenis A dikerjakan setelah pekerjaan A selesai dengan rasio kritis sebesar 0,2809
4.
Sandal jenis D dikerjakan terakhir karena memiliki rasio kritis paling sedikit yaitu 0,005618.