Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Khusus Tema ( Arsitektur High Tech ) 3.1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Bangunan kantor sewa ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Jakarta barat pada khususnya dan Jakarta pada umumnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka timbul suatu pemikiran untuk menciptakan kantor sewa yang mampu menampilkan nuansa teknologi dalam mengekspresikan fungsinya. Sehingga hal di atas mendorong untuk menyelesaikan permassalahan dengan pendekatan Arsitektur High-Tech. Inti dari Arsitektur High Tech ini adalah menciptakan suatu bangunan dengan cepat, memiliki kesan ringan, dan mempunyai karakter tersendiri yang permanent dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan ruang. Sejalan dengan pemikiran bahwa perkembangan teknologi dalam sebuah kantor sewa di massa depan sulit untuk diprediksi perkembangannya. Untuk mengantisipasi perkembangan yang tidak terdeteksi tersebut di gunakan topik Arsitektur High Tech sebagai konsep dari proyek ini, sehingga dapat menciptakan suatu fleksibilitas ruang terhadap perkembangan kantor sewa di massa depan dan diharapkan dapat memberikan pelayanan terhadap kebutuhan kantor sewa secara optimal. Maka dalam mendesain kantor sewa yang berfungsi sebagai tempat untuk mengoptimalkan kegiatan perkantoran, sehingga tema Arsitektur High Tech menjadi salah satu solusi yang akan di terapkan. Salah atunya dengan penerapan material berteknologi tinggi yang dapat menciptakan suasana dan bentuk yang unik dan modern.
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
14
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
3.1.2 Pengertian Tema Arsitektur High Tech Pengertian secara etimologis ( tata bahasa ), menurut kamus bahasa inggris adalah : High
:
untuk menunjukan sesuatu yang tinggi/maju.
Technology
: sesuatu yang menggunakan ilmu pengetahuan untuk memudahkan dalam melakukan pekerjaan.
Teknologi berasal dari bahasa yunani ”technologia” yaitu : 1 Techne
: cerdik, cerdas, pintar atau bisa diartikan jenius.
Logia
: akal atau pikiran
Jadi tema high tech didalam dunia desain arsitektur adalah untuk menyatakan sesuatu yang tinggi dalam ilmu pengetahuan yang dipakai untuk mempermudah dalam melakukan suatu pekerjaan dengan menggunakan teknik/cara yang canggih.
Gbr.1 Interior Tokyo International Forum
1
wikipedia, bebas berbahasa indonesia.
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
15
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
3.2 Kaitan Tema Arsitektur High Tech dengan Judul Beberapa hal yang mendasari keterkaitan tema dengan judul adalah Sebagai berikut ;
Tuntutan sebuah kantor sewa yang memiliki kesan modern dan akan tetap eksis dimassa yang akan datang, sehingga mampu bersaing dengan pada era perkembangan teknologi yang semakin maju/modern. Hal ini saya ingin mengaplikasikan tema arsitektur high tech sebagai solusinya, karena dalam high tech menuntut inovasi-inovasi yang modern.
Tuntutan sebuah kantor sewa yang mampu memberikan kemudahan pelayanan untuk memaksimalkan aktivitas/kegiatan perkantoran yang modern, sehingga semua kebutuhan pengguna/penyewa kantor tersebut serba sistem otomatis, efisiensi service, ketepatan dan kecepatan waktu. Hal ini bisa diaplikasikan dengan tema arsitektur high tech sebagai solusinya, karena dalam high tech menuntut inovasi-inovasi yang modern secara otomatis, praktis, cepat dan tepat waktu.
Tuntutan sebuah kantor sewa yang dapat dibangun/diwujudkan dengan cepat, efektif dan efisien. Hal ini high tech sangat berperan untuk memunculkan ide/inovasi teknik atau sistem terbaru dalam pelaksanaan perwujudan sebuah kantor sewa yang dapat di bongkar pasang dengan sistem pabrikasi yang modern.
3.3 Studi Tema Arsitektur High Tech 3.3.1 Definisi Arsitektur High Tech Arsitektur High Tech memiliki pengertian stayle arsitektur dimana ”building service” tidak hanya tersingkap, akan tetapi di utamakan atau di tekankan sebagai contohnya yaitu ducting dan pipa-pipa dapat dicat dengan warna cerah untuk mengidentifikasikan fungsi masing-masing.2 Arsitektur High Tech atau High Tech secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu tehnik maju atau tinggi yang digunakan untuk memudahkan dalam membuat suatu bangunan yang mencakup ruang, fungsi, bentuk,
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
16
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
struktur, material, dan lain-lain dengan menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam teknologi tinggi. Dari pengertian di atas tersebut bukan berarti bahwa bangunan high tech dibuat dengan menggunakan teknologi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pergerakan stayle arsitektur lainnya, akan tetapi tehnologi dan perlengkapan bangunan yang ada diletakkan diluar bangunan agar terlihat serta memberikan suatu gambaran yang jelas dan karakter pada bangunan itu sendiri. Hampir semua arsitektur high tech kerangka kerja ini di desain dengan penuh perhatian agar memperoleh bangunan yang fungsional dan fleksibel.
Gbr.2 Interior Tokyo Internationa Forum” Vertical structure of glass wall
3.3.2 Karakteristik Arsitektur High Tech Apabila kita mendengar ”bangunan high tech ” maka biasanya yang muncul dalam pikiran kita adalah bangunan yang mewah, besar, menggunakan teknologi yang paling anyar, serba otomatis dan mahal, sehingga secara tidak lansung sudah terbayang bahwa bangunan tersebut mahal dan yang dapat menikmatinya adalah orang-orang tertentu saja.
4
Strong Paul J (ED). ”Architecture of Tall Building” New York : Mc Graw Hill Book Co.Nomenclature.
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
17
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Gbr.3 Walt disney concert hall ” Frank O Gery ” Sebenarnya Arsitektur High Tech tidaklah sesempit yang diduga, dalam konsep high tech apabila kita gali sebenarnya terkandung banyak esensi yang pada prinsipnya malah bertentangan dengan pemikiran diatas. Beberapa esensi utama tersebut terangkum dalam suatu pedoman dasar hih tech yang telah tersajikan sebelumnya. sebagai contoh adalah ”celebration of process” berarti bahwa bangunan itu terjadi dari suatu proses yang jelas, jadi dalam pengambilan keputusan desain itu muncul pemikiran yang teranalisa dengan baik dan beralasan. Inside out , penarikan berbagai macam teknologi baik itu utilitas, service maupun struktur untuk di ekspose atau di perlihatkan pada muka bangunan. Perletakan ini memudahkan bagi perawatan, fleksibilitas dan kejujuran. Dan berbagai esensi lainnya yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapai suatu efisiensi jangka panjang, serta untuk memuaskan kebutuhan semua pihak. Pada Arsitektur High Tech ketiga biaya ini dipertimbangkan namun penekanannya lebih pada bagaimana menekan life-cycle cost dan enviroment cost. kedua biaya ini mencpai 80% total pengeluaran dalam jangka waktu 50 tahun memegang peranan penting untuk mencapai efisiensi jangka panjang dan long term profit yang merupakan target yang bijak. Jadi Arsitektur High Tech itu tidak selalu mahal (high cost), namun untuk first cost bangunan high tech akan kalah namun akan menang dalam penekanan life cost dan environmental cost yang berarti tercapainya efisiensi jangka panjang. pemikiran yang jauh kedepan namun realistis itulah yang memberikan nilai positif bagi Arsitektur High Tech. Sehingga yang terpenting bukanlah terletak pada apakah teknologi itu maju atau tidak, tetapi terletak Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
18
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
pada pemikiran serta pengaplikasian dari metode-metode yang tersedia, bagaimana bangunan itu diciptakan bukan hanya untuk sekarang, namun juga untuk menghadapi massa mendatang yang belum kita ketahui (design or unknown future).
3.3.3 Sejarah Perkembangan Arsitektur High Tech pada awal tahun 1970-an, kata High Tech sering digunakan oleh para arsitek untuk suatu istilah yang menyatakan alternatif teknologi yang mereka pakai dalam suatu rancangan. High tech dalam dunia arsitektur memiliki arti yang berbeda dengan High Tech dalam dunia industri. dalam dunia industri dapat diartikan dengan komputer, elektronik, robot dan lain sebagainya. Dalam dunia arsitektur sekarang dapat diartikan sebagai suatu bangunan terobosan yang memiliki gaya tersendiri. 3 Lalu mengarah ke late-rationnalism, menurut vittorio magnago
4
dimana High Tech tersebut telah diterapkan dibandingkan dengan earlyrationalism yang masih rancu dan belum dapat dibedakan dengan baik. kemudian setelah itu mulailah berkembang ke arah contemporary movements yang memiliki karakter antara lain : peningkatan ekonomi, industrialisasi, pertumbuhan penduduk, perkembangan teknologi, perkembangn budaya dan krisis energi. 3.3.4 Dasar-dasar Arsitektur High Tech A. Inside out o Bagian service dan struktur bangunan hampir selalu terekspose pada eksterior bangunan sebagai suatu bentuk ornamental. o terdapat ekspresi antara servant (pelayan) dan serve (yang dilayani). o dimungkinkan adanya perubahan / perbaikan teknologi secara cepat tanpa mengganggu kegiatan di dalam interior bangunan. 3 4
Davies, Colin ”High Tech Architecture” London : Thames and Hudson hal 6. Jenks Charles ”The Modern from Late to Neo-Modernism ” New York : Rizzoli National
Publication Inc, hal 94-101.
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
19
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
B. Celebration of Process o Penekanan pada logika dan kejelasan proses konstruksi sehingga ”what, why, dan how” dari bangunan dapat terlihat jelas. o dengan penekanan pada proses / mampu menyimbolkan proses yang jelas, bangunan High Tech menjanjikan lebih dari apa yang dapat diberikan oleh teknologi, yaitu perfect function dan efisiensi jangka panjang. C. Transparency, Layering and Movement o Transparansi, pelapisan dan pergerakan merupakan tiga kualitas utama dari estetik bangunan high tech. o penggunaan kaca transparan, pelapisan, ducting, tangga dan struktur aksentuasi dari escalator serta elevator yang bergerak merupakan karakter dari bangunan high tech. o pelapisan dari pelayanan dan dilayani, dengan perubahan ritme dan potensi untuk permainan cahaya dan bayangan, menawarkan kemungkinan untuk mengatur transformasi dari bangunan lebih lama. 5 o transparansi merupakan proses dimana mata diarahkan pada kegiatan yang berlapis (overlapping), tanpa lubang asli yang eksist, namun permainan cahaya dan bayangan inilah yang memberikan impresi bahwa suatu massa itu transparan.transparansi tidak selalu dicapai dengan media kaca kecuali terpaksa, walaupun pada prakteknya banyak yang mengartikan transparansi dengan media kaca. 6 o hirarki dari pergerakan yang berkisar dari cepat ke lambat, dan dari gaduh ke tenang, secara langsung memberikan pengaruh baik itu dalam pola skala ruang maupun pola bangunan dalam kota dan kawasan. 7
5 6 7
Poell, Kenneth.1994,Richard Rogers:StudioPaperback, London:Artemis London ltd, hal191. Poell, Kenneth.1994,Richard Rogers:StudioPaperback, London:Artemis London ltd, hal191. Poell, Kenneth.1994,Richard Rogers:StudioPaperback, London:Artemis London ltd, hal192.
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
20
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
o kemampuan untuk diubah, fleksibilitas, pergerakan bebas dan penambahan tanpa batas.
Gbr.4 Strata-Tower D. Optimistic Confidence in Scienci Culture o Keoptimisan bahwa bangunan high tech memiliki kemampuan yang menjanjikan dalam menghadapi massa mendatang yang belum kita ketahui. 3.4
Tipologi Bangunan High Tech Pada dasarnya tipologi bangunan high tech adalah sebuah pabrik. kenyataan terdapat sejumlah pengaruh high tech pada desain pabrik, sehingga muncul persepsi bahwa bangunan high tech adalah sebuah pabrik. Tipe pabrik yang lama dibangun dengan bata, cerobong asap yang tinggi telah digantikan dengan penutup panel metal yang dicat dengan warna cerah dan didekorasi dengan tulisan yang tegas dan berani. Tipe pabrik, yang didefinisikan sebagai struktur bentang lebar dengan penutup dinding yang sederhana, telah diadopsikan dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi fungsi-fungsi lain seperti supermarket, pusat kebugaran dah juga galeri seni.8
8
davies, colin ” High Tech Achitecture” London Thames and Hudson, hal 12.
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
21
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Pemakaian kaca yang jernih dan trasparan secara besar, penempatan pipa-pipa, tangga dan struktur serta penekanan dan pergerakan escalator dan lift memberikan suatu karakter tersendiri bagi bangunan high tech. Pada bangunan Liyod’s dan hongkong bank, mekanisme yang begitu rumit dari escalatornya yang transparan, memberikan suatu kesenangan bagi pengamat yang melihat bagaimana mereka naik ke atas tanpa ada usaha sedikit pun.
Gbr.5 Hongkong bank
Gbr.6 Bangunan Liyod’s
o Pada bangunan liyod’s sangat terlihat sekali kalau richard rogers mengekspose bagian struktur dan kulit bangunan dengan menggunakan material stainless-steel. o Begitu juga dengan hongkong bank, lagi-lagi struktur bangunan ini ditonjolkan dan menggunakan material baja, sehingga bangunan ini terlihat kokoh namun tetap terlihat ringan , karena ditambah efek transparency. Pada pompidou centre, roger’s mengunakan warna-warna cerah untuk membedakan macam-macam struktur dan utilitas yang berbeda sehingga memungkinkan bagi mereka untuk mengerti dengan mudah dan efektif. o Pada bangunan
bangunan
ini roger’s benar-benar
mengekspose pipa-pipa utilitas, dan memberikan warna sesuai dengan fungsinya. walaupun system utilitasnya diekspose tetap terlihat rapih, tanpa mengabaikan fungsi.
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
22
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Gbr.7 Bangunan Pompidou Centre Kebanyakan arsitektur high tech ini di terapkan pada bangunan seperti bandara, stadion, pabrik, sport hall, serta gedung serbaguna yang besar dan diakui oleh masyarakat sebagai suatu gaya ”gaya yang cocok”.konflik atau kritik baru akan muncul ketiga gaya ini diterapkan pada bangunan eperti perumahan, sekolah, atau bangunan tradisional. pengertian high tech disini tidak berarti teknologi yang akan diterapkan kedalam suatu gedung yang akan dibangun harus menggunakan teknologi yang paling baru, yang terpenting hanyalah memberikan bangunan tersebut suatu kerangkaatau karakter. hampir semua bangunan Arsitektur High Tech kerangka ini sengaja dirancang agar fleksibel.
3.5
Penerapan Tema Arsitektur High Tech pada Bangunan Penerapan Tema Arsitektur High Tech adalah dalam upaya mewujudkan penampilan fisik pada bangunan kantor sewa. secara etimologis, penampilan dapat diartikan ; o Proses, pembuatan, cara menampilkan diri o Pengungkapan atau proses untuk menyatakan maksud, gagasan dan lain sebagainya.
Gbr.8 Tokyo Internationa Forum, Struktur terekspose tetapi kesan ringan Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
23
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Sehingga desain gedung kantor sewa harus direncanakan sesuai dengan fungsinya, maka tampilan harus menimbulkan kesan modern, skspresif dan elegan. karena hal tersebut berkaitan dengan aktifitas perkantoran, akan menampilkan elemen-elemen kulit bangunan dengan menggunakan material utama berupa plat baja, aluminium, stainless-steel, dan kaca serta mengekspose sistem jaringan utilitasnya. berdasarkan analisa di atas maka pendekatan pencapaian suasana melalui beberapa pendekatan yaitu :
melalui permainan elemen-elemen arsitektural pada bidang kulit bangunan, baik secara dua maupun tiga dimensi.
yang diterapkan pada bidang pengamatan melalui : permainan skala bidang,
pengolahan
jalur
sirkulasi,
pengolahan
bentuk bidang,
pengolahan pengurangan dan pengulangan.
yang di pertegas dengan pemilihan elemen warna dan tekstur bahan material yang meliputi : elemen pembatas, elemen pengisi, elemen pelengkap, serta finishing.
tampilan yang dinamis da komunikatif yang diungkapkan melalui wujud bidang bangunan yang berkesan modern dan merupakan suatu produk dari kemajuan teknologi dapat dihadirkan melalui gaya Arsitektur High Tech.
3.5.1 Pendapat Arsitek Tentang Arsitektur High Tech Deyan Sudjic in New Direction in British Archtecture : Norman Foster, Richard Roger’s, James Starling Inti dari modernisasi adalah bangunan yang bharus merefleksikan zamannya
dan
bahwa
zaman
industri
harus
memiliki
arsitekturyang tepat dan sesuai, yaitu : abstrak, tanpa ornament dan fungsional. Walter Gropius Dalam ”the new architecture and bauhaus (1935)” bahwa penutup bangunan dengan arsitektur, massa lalu membuat kita dapat melihat kepada aspek-aspek baru dari arsitektur dan berkorespondensi dengan peradaban teknologi di zaman kita
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
24
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
hidup. dimana gaya arsitektur lama dihancurkan dan kita kembali kepada kejujuran pikiran dan perasaan.
Mies Van de Rohe Pada tahun 1964 menyatakan bahwa ”tehnologi cangggih” memberikan bahan bangunan baru dan metode-metode yang lebih efisien yang sangat kontras dengan konsep tradisional arsitektur.
James Stirling Mengatakan bahwa arsitekturnya dikategorikan sebagai new brutalism dan bukanlah post-modernism. dan charles jencks mengkotakan richard roger’s dan norman foster sebagai arsitek late modern. Richard Roger’s Inti dari arsitektur adalah legalitas dimana dia menampilkan tampak bangunan yang elemen-elemennya dirancang untuk menampilkan fungsinya dengan jelas dimana elemen tersebut saling berhubungan dengan elemen lainnya dan dengan keseluruhan bangunan. tidak ada elemen yang disembunyikan dan semua diekspose. 9 Norman Foster Tehnologi canggih (high tech) bukan lah alat yang berdiri sediri, melainkan merupakan alat untuk tujuan sosial yang lebih luas.bangunan high tech pun masih dibantu dengan buatan tangan manusia, yang membuatnya disukai baik pengguna maupun pengamat. Norman Foster Norman Foster adalah yang paling mendekati cara membuat bangunan bagaimana proses industri untuk bangunan shanghai dan hongkong bank. setiap element : clading, strutur, joint, modul service di buat prototype, dites dan didesain sebelum di kirim ke site. 9
Norman Foster, Richard Roger’s, James Stirling ” New Direction in British Archtecture”,
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
25
Suhari (4120411-029)
3.6
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Tinjauan Terhadap Tema pada Penampilan Bangunan 3.6.1 Faktor-faktor yang mempengruhi penampilan bangunan, yaitu : 10 Fungsi Lebih dikaitkan pada penataan ruang dalam atau pemanfaatan unsur ruang secara fungsional.
Estetika menyangkut nilai keindahan dari suatu fisik bangunan yang ditampilkan secaravisual
Gbr.9 Dubai tower Bagian strukturnya diekspose tanpa ditutupi, sehingga kesan yang di timbulkan kuat dan ringan bagi pengamat 10
Pengadaan Seminar Arsitektur Unpar, Aspek Estetika” struktur dan sarana pelengkap
bangunan”, bandung, 1990
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
26
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Lingkungan Fisik dan non fisik, lebih di kaitkan kepada pengolahan ruang luar
3.6.2 Elemen Bentuk Bangunan Bentuk Didalam dunia arsitektur bentuk adalah unsur yang tertuju langsung pada mata, dan pengolahan dari bentuk tersebut akan memberikan kesanvisual dari pengamatan yang mengamati bentuk tersebut. Melalui kerjasama antara panjang, lebar, volume dan kedalaman akan menghasilkan daya tarik dan tanggapan terentu.11 Bentuk merupakan kreasi desain, ”from is the total visual appearance of design” 12 Bentuk adalah apa yang kita lihat pada bangunan
,
menyangkut
keseluruhan
dari
bentuk
yang
ditampilkan. pengertian mengenai bentuk yang dikemikakan oleh beberapa arsitek ternama, antara lain : o Alvar Alto : Bentuk adalah media bagi arsitek untuk menyampaikan informasi melalui kesan yang akan ditampilkan. 13 o Hugo Haring : Bentuk adalah suatu perwujudan dari organisasi ruang yang merupakan hasil dari suatu proses pemikiran. proses ini didasarkan atas usaha pernyataan diri dan pengembangan fungsi. 14
11 12 13 14
Narudin S, Pengantar Kepada Arsitektur” Long Wocius” Prinsipal of Third Dimension Design” Charles Jencks” Modern Movement in Architecture” Penguin Book, London, 1982 Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur FTUI, Persepsi Bentuk dan
Konsep Arsitektur, Djambatan.1986, hal. 5
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
27
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
o Juan Bonta : Pencapaian bentuk fisik suatu obyek atau tempat adalah merupakan rangkaian dari seluruh bagian yang dapat diamati / diterima secara langsung atau tidak langsung. 15
Tampak atau Fasade Bangunan Dalam proses pengolahan fasade bangunan terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan. o Bentuk sosok bangunan Bentuk sososk bangunan akan menuntut cara-cara yang tidak sama untuk pengolahan tampak luarnya. o Tempat dan bentuk tapak Pengolahan tapak bangunan tidak dapat dipisahkan dengan tempat dimana bangunan tersebut akan didirikan. hal ini berarti bangunan harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi tapak, dimana bangunan akan berdiri bersama-sama dengan bangunan yang akan lebih dahulu ada. o Orientasi lingkungan Orientasi diartikan secara umum sebagai hal-hal yang perlu kita perhatikan seperti potensi terdekat, arah muka bangunan, dan lain-lainnya.
Faktor-faktor yang mewujudkan bentuk Perwujudan bentuk tidak terlepas dari pengaruh tuntutan kebutuhan aktifitas pemakai, tuntutan kepuasan akan keindahan dan kenyamanan. o Fungsi Peranan fungsi menyangkut pemenuhan terhadap aktifitas manusia yang timbul akibat kebutuhan manusia, baik kebutuhan jamani maupun rohani. 15
Geoffrey Broadbent, Sing, ” Symbol in Architecture” John Willey Sons, Hal. 95
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
28
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
o Simbol Pengenalan simbol merupakan proses yang terjadi pada individu maupun masyarakat melalui panca indra, sehingga menimbulkan suatu arti dari apa yang ditangkap pada saat bangunan tersebut dilihat / diamati.
3.7
Tinjauan Empiris Menurut Tema Berikut ini contoh-contoh study banding bangunan yang menggunakan tema High Tech.16 3.7.1 Tokyo Internationa Forum Architect
:
Rafael vinoly
Location
:
Tokyo, japan
Date
:
1989 competition, completed 1996
Building type
:
Exhibition hall, conference centre
Construction system
:
Steel frame an mega truss, glass curtain wall
Style
:
high-tech modern
Gbr.10 Tokyo Internationa Forum
16
sumber dari www.highTheBuilding.com
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
29
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Tokyo Internationa Forum didesain oleh arsitek rafael vinoly, dari new york pemenang kompetisi desain internasional yang diadakan di UIA. rafael vinoly menjelaskan lebih bari 80% kaca yang di gunakan pada proyek ini adalah kaca laminasi, alasan penggunaannya adalah keamanan. hall kaca adalah yang pertama kali ditentang karena tingginya biaya bila menggunakan kaca film, tetapi kami tetap memaksa karena hasil penelitian membuktikan fakta bahwa kaca laminasi lebih aman. Sejak Tokyo Internationa Forum di bangun faktor keselamatan atas terjadinya gempa sangat berpengaruh pada desain, desain menerapkan kaca laminasi yang diberi bingkai memungkinkan orang dapat bergerak saat terjadi gempa dan kaca tidak pecah, penggunaan kaca laminasi pada kanopi adalah juga dengan alasan yang sama.
Gbr.11 Interior Tokyo Internationa Forum
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
30
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
3.7.2 30 St Mary Axe Commentary 17 Architect
:
Norman Foster
Location
:
London, England
Date
:
2000-2004
Building type
:
Commercial Office Tower, Skyscraper
Construction system
:
Glass clading
Style
:
high-tech modern
30St Mary Axe Commentary didesain oleh arsitek norman foster didalam desinnya menjelaskan system penghawaan pada bangunannya, dan tidak 100% mengandalkan penggunaan AC. karena dia berfikir pada saat yang akan datang dunia akan mengalami krisis energi. Sehingga
norman
foster
dalam
mendesain
bangunannya
mengandalkan penghawaan alam, caranya jendela pada bangunan ini dapat terbuka secara otomatis apabila suhu pada ruangan tersebut panas sehingga dapat terbuka secara otomatis apabila suhu pada ruangan tersebut panas, sehingga dapat menghemat energi 40%. setiap tahunnya.
Gbr.12 30 St Mary Axe Commentary 17
sumber dari www.highTheBuilding.com
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
31
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
3.7.3 Hotel du Departement 18 Architect
:
Alsop and Stormer
Location
:
Marseille, France
Date
:
1994
Building type
:
Regional goverment headuarters
Construction system
:
Glass and steel, fabric converings
Style
:
Sculptural high-tech modern
Ternyata stayle high tech dapat diterapkan pada bangunan hotel, yang dirancang olel arsitek Alsop dan Stormer. Pada bangunan inibanyak menggunakan material stainless-steel dan kaca pada fasadenya sehingga menghasilkan bentuk yang futuristik. Alsop dan Stormer bisa dikatakan cukup berhasil dalam menerapkan gaya high tech pada hotel tersebut, karena jarang sekali hotel yang menerapkan tema high tech, tetapi disisi lain material terlalu
transparan
sehingga
dapat
mengganggu
kenyamanan
pengunjung.
Gbr.13 Hotel du Departement
18
sumber dari www.highTheBuilding.com
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
32
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Dari bebera hasil tinjauan terhadap tema arsitektur high tech diatas dapat disimpulkan ciri-ciri bangunan high tech antara lain ;
Inside out o Bagian service dan struktur terekspose o terdapat ekspresi antara servant dan serve o adanya perubahan/perbaikan teknologi secara cepat
Celebration of process o Penekanan pada logika dan kejelasan proses konstruksi o perfect function dan efisiensi jangka panjang.
Transparency, Layering and Movement o Transparansi, pelapisan dan pergerakan o penggunaan kaca transparan, pelapisan, ducting, tangga dan struktur aksentuasi dari escalator yang bergerak o pelapisan dari pelayanan dan dilayani, dengan perubahan ritme dan potensi untuk permainan cahaya dan bayangan o transparansi yang berlapis (overlapping),transparansi tidak selalu dicapai dengan media kaca o hirarki pergerakan
Optimistic Confidence in Scienci Culture o Mampu bersaing diberbagai zaman (eksis)
3.8
Studi Banding dengan Fungsi Bangunan yang sama
Studi banding diperlukan sebagai perbandingan dan sebagai pembelajaran sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai dasar dalam merancang sebuah kantor sewa sehingga yang dihasilkan sebuah hasil akhir yang lebih baik. 3.8.1 Menara Palma - Jakarta Nama proyek
: Menara Palma
Alamat proyek : Jakarta Fungsi gedung : Perkantoran Sumber
: Majalah Indonesia Design
Gbr.4 Tampak Menara Palma Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
33
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Bangunan menara palma ini dibangun diatas lahan seluas 4720m2 dengan berbentuk huruf L dan memanjang ke belakang dan terdiri dari 24 lantai. Bangunan karya DCM ini mencitrakan sebuah perkantoran modern.
Bentuk bangunan
Bentuk bangunan ini tergolong type menara yang terbentuk dari 2 buah massa lempengan setebal 6 meter yang menjulang ke atas dan 1 buah massa di tengah sebagai penghubung secara asimetri sehingga seperti membentuk hurf A. Bentuk menara palma ini harus mengecil ke atas secara berundak-undak dari dinding batas utara dan batas selatan lahan, sehingga berkesan monumental, menjulang ke atas lebih tinggi secara visual sebagai “ symbol “ tentang kekuatan yang terus maju menjulang ke atas.
Bangunan Utama
Bangunan Parkir
Cafe
Lift Lobby
U Kantor
Gbr.5 Denah lt.Dasar
Sirkulasi dalam bangunan
Pencapaian sirkulasi dalam banguan ini tergolong dalam type pencapaian satu jalur yaitu secara vertikal menggunakan lift dan tangga yang tergabung dalam sebuah core bangunan, sedangkan secara horisontal menggunakan sistem open layout, sehingga memudahkan dalam penyusunan ruang-ruangnya.
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
34
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Jalur pencapaian dalam bangunan menggunakan Lift dan tangga yang tergabung dalam Core/inti bangunan
Area Kantor dengan sistem open layout
Core bangunan
Gbr.6 Denah typikal
Efisiensi penggunaan ruang sewa
Untuk mencapai ruang sewa yang efisien pedekatan yang dilakukan dalam bangunan ini adalah dengan meletakan bangunan utama, 45 meter lebarnya dan 75 meter ke arah dalam hal ini diutamakan karena untuk memperoleh tapak bangunan minimal 1200 m2 untuk efisiensi suatu bangunan perkantoran, karenanya denah lantai dasar mencapai 30m lebar dan 40m panjang ke belakang.
Pendekatan desain terhadap arsitektur high tect
Pendekatan yang dilakukan adalah trnsparancy dan layering yaitu merancang kulit luar gedung secara tidak beraturan, terdiri dari 3 macam jenis kaca untuk mengurangi panas matahari terhadap ruang kantor. Low-e glass dipakai untuk menghindari masuknya radiasi infra merah ke dalam ruang. Sedangkan pada bagian sisi yang menghadap ke timur, sebagian besar kaca diganti dengan louvers, sedangkan bagian sisi barat menggunakan kaca dark grey reflective dengan horisontal sun shuding yang akan mengurangi panas matahari. Semua pendekatan ini dilakukan untuk mengurangi panas matahari masuk ke dalam gedung sehingga meringankan beban pendingin ruangan yang berakhir pada efisiensi pemakaian energi.
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
35
Suhari (4120411-029)
Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower
Dari beberapa hasil analisa studi banding dan studi lapangan maka dapat disimpulkan perhitungan proporsi atau prosentasi penggunaan ruang-ruang pada Kantor sewa sebagai berikut :
Menara Palma Lantai Dasar Area Publik
1400 m2 Comercial / Café Hall & lobby Sirkulasi
21% 29% 11%
Kantor
26%
Core & service
13%
Area Privat
Area Service
Lantai Typical Area Privat
900 m2 Kantor
84%
Core & service
16%
Area service
Dari perbandingan prosentasi, disimpulkan bahwa penggunaan ruang untuk kantor pada lantai atas ( typical ) adalah 60 s/d 80 % dari luas lantai dan sisanya untuk sirkulasi, core dan service area. Sedangkan untuk lantai dasar prosentasi penggunaan ruang untuk kantor cenderung lebih kecil 20 s/d 25 % dari luas lantai dan sisanya untuk area comercial, sirkulasi, core dan service. Dari hasil study banding beberapa kantor sewa tersebut diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan dari segi high tech antara lain sebagai berikut ;
Transparancy yaitu penggunaan material kaca untuk memaksimalkan pencahayaan alami/sinar matahari.
layering yaitu material kaca pada fasade yang bermacam-macam jenis untuk kesesuaian karakteristik, intensistas dan fungsi ruang/interior.
Memaksimalkan fungsi transportasi vertikal (lift) dengan pengelompokan berdasarkan ketinggian.
Inside out yaitu mengekspose area service yang bertujuan untuk memaksimalkan fungsi.
Universitas Mercubuana – Jakarta 2010
36