SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
Bab-III Tinjauan Khusus 3.1
Latar Belakang Tema
Pendekatan perancangan arsitektur yang ekologis, yaitu memahami dan selaras dengan perilaku alam diharapkan dapat memberi kontribusi yang berarti bagi perlindungan alam dan sumber daya di dalamnya sehingga mampu membantu mengurangi kerusakan lingkungan1. Upaya perancangan arsitektur yang selaras dengan alam serta memperhatikan kelangsungan ekosistim, yaitu dengan pendekatan ekologi. Pendekatan ekologi merupakan cara pemecahan masalah perancangan arsitektur dengan mengutamakan keselarasan perancangan dengan alam, melalui pemecahan secara teknis dan ilmiah. Pendekatan ini diharapkan menghasilkan konsep-konsep perancangan arsitektur yang ramah lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistim, menggunakan energi yang efisien, memanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara efisien, penekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan daur ulang dan pemanfaatan energi terbarukan. Semua ini ditujukan bagi kelangsungan ekosistim, kelestarian alam dengan tidak merusak tanah, air dan udara, tanpa mengabaikan kesejahteraan dan kenyamanan manusia secara fisik, sosial dan ekonomi secara berkelanjutan. 3.2
Pengertian Tema
Eko Arsitektur (Eco-Architecture) Pengertian pembangunan secara holistis (hubungan dengan sistem keseluruhan), yang memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai proses dan kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya2. Ekologi
Catatan-catatan Hipocartus, Aristoteles, dan Filsuf lain merupakan naskah kuno yang digunakan sebagai rujukan masalah Ekologi, yang pada abad ke-16 sampai dengan abad ke-17 dikenal sebagai Natural History, disusun secara sistimatik, analitik, obyektif. Abad-19 (1860), Ernst
Haeckel
(1834–1919), mengusulkan istilah
Ekologi, yang mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungan Pendekatan Ekologi pada Rancangan Arsitektur,sebagai upaya mengurangi Pemanasan Global.Wanda Widigdo C, dosen Jurusan Arsitektur,Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UK Petra 1
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 1
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
Ekologi, merupakan salah satu cabang biologi (seperti hubungan organisme dan lingkungan), mempelajari pengaruh lingkungan terhadap jasad hidup (manusia, hewan, tumbuhan), dimana mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan sebagainya. Ekologi, secara harfiah berasal dari kata oikos, yang berarti rumah, tempat hidup dan logos, yang berarti ilmu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan alam sekitarnya (lingkungannya) 2. Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal, seperti3 : 1) Bagaimana alam bekerja 2) Bagaimana manusia beradaptasi dalam lingkungannya (terutama dalam kaitan hubungan sosial kemasyarakatan). 3) Apa yang diperlukan dari alam lingkungannya untuk kelangsungan hidup. 4) Bagaimana mereka mencukupi materi dan energi 5) Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies atau makhluk lain. 6) Bagaimana individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi 3.2.1 Tinjauan Teoritis Tentang Tema Manusia diharapkan menjaga dan memelihara kelestarian alam, pada setiap kegiatannya terutama yang berkaitan sumber daya alam. Upaya tersebut harus dilakukan oleh setiap manusia disegala kegiatannya untuk menyelamatkan kualitas alam yang akan menjamin kualitas hidup manusia. Pada setiap rancangan kegiatan manusia termasuk rancangan bangunan diharapkan juga berpihak pada keselarasan dengan alam dan keselarasan terhadap hubungan sosial manusia yang berkaitan dengan tema, melalui pemahaman terhadap alam. Pemahaman terhadap alam dengan menggunakan pendekatan ekologis diharapkan mampu menjaga keseimbangan alam. Ekologi merupakan disiplin baru dari biologi yang merupakan mata rantai fisik serta proses biologi yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial. Tahun 1900, Ekologi menjadi acuan ilmu-ilmu lainnya, yang wajib diketahui, karena dapat menerangkan, memberikan ilham, mencari jalan menuju hidup layak.1 Pendekatan Ekologi pada Rancangan Arsitektur,sebagai upaya mengurangi Pemanasan Global.Wanda Widigdo C, dosen Jurusan Arsitektur,Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UK Petra 2 Heiz Frick.Tri Hesti Mulyani.Arsitektur Ekologis.Penerbit Kanisius (Anggota Ikapi) Th 2006 3 Pusat Pengembangan Bahan Ajar.Ir.Henny Gambiro,M.Si.Arsitektur Lingkungan. 1
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 2
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
(Gambar 3.1) Sistem di alam
(Gambar 3.2) Peredaran alam yang utuh dan yang terganggu
3.2.2 Kaitannya Judul Terhadap Tema Ekologi sosial yang unsur-unsurnya terdiri dari tiga macam, yaitu : habitat, populasi, dan kebutuhan, satu sama lain mempunyai hubungan timbal balik yang saling berkaitan. Salah satu bentuk perilaku hubungan sosial, yang diaplikasikan secara Arsitektural adalah : 1) Dapur dibuat ada bukaan (window) selain berfungsi sebagai sirkulasi udara, juga bisa sebagai view dalam koridor. 2) Tempat ibadah di buat terpisah dari bangunan yaitu di halaman luar, hal ini dimaksudkan untuk memberikan sarana untuk hubungan sosial (salliturahmi) antar penghuni secara umum. 3) Sarana hiburan atau ruang bersama direncanakan ada pada setiap lantai, ini dilakukan supaya setiap unit lantai ada rasa kebersamaan, dan saling mengenal. Area dapur dibuat bukaan selain untuk crossing udara, bisa juga dimanfaatkan untuk saling mengawasi atau hubungan sosial secara tidak langsung dengan penghuni sebelah
Koridor
void
Koridor Sirkulasi Udara
Penggunaan void diharapkan jalinan antar penghuni dengan penghuni lantai diatasnya
(Gambar 3.3) Alternatif Pendekatan Sosial pada Bangunan
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 3
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
Kaitannya dalam penerapan sebuah identitas lingkungan sebagai satu kesatuan yang mendukung antara bangunan, penghuni dan lingkungan sekitar.10 1.
Terhadap Aspek Manusia
Permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan berkaitan dengan aspek manusia dalam perencanaan dan perancangan Apartemen Bersubsidi, antara lain : •
Bagaimana
memenuhi
kebutuhan
hunian
bagi penghuni
dengan
memberikan fasilitas-fasilitas penunjang yang sesuai. •
Bagaimana merencanakan organisasi ruang yang efektif dan efisien agar dapat mendukung keberadaan penghuni.
•
Bagaimana besaran ruang yang sesuai pada hunian vertikal.
•
Bagaimana
kenyamanan
pengguna
bangunan,
yang
menyangkut
kenyamanan visual dan kenyamanan thermal. •
Bagaimana merancang bangunan dan fasilitas yang mampu menampung kegiatan manusia di dalamnya dalam hal ini penghuni rumah susun.
•
Hubungan sosial budaya antara bangunan, penghuni, dan ruang luar dengan masyarakat.
(Gambar 3.4) Salah satu hubungan dan pendekatan sosial
Perilaku Penghuni pada umumnya adalah : •
Pola jalan (coridoor) menjadi pola sirkulasi penghuni dalam aktifitas setiap harinya.
•
Ruang terbuka dan ruang bersama menjadi tempat yang paling sering digunakan penghuni untuk kontak sosial.
•
Hubungan antar keluarga type kecil lebih akrab jika dibandingkan dengan unit type besar.
10
Rumah Susun Sewa.Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta.Universitas Bina Nusantara.
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 4
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
(Gambar 3.5) Konsep ruang bersama dan hubungan interaksi sosial antar lantai
2.
Terhadap Aspek Lingkungan
Permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan berkaitan dengan aspek lingkungan dalam perencanaan dan perancangan Apartemen Bersubsidi, antara lain : •
Bagaimana mengolah tapak yang dapat berintegrasi dengan lingkungan sekitar.
•
Bagaimana merancang tata ruang luar yang dapat mengakomodasi kegiatan penghuni.
•
Perencanaan ruang publik yang sesuai dengan kebutuhan penghuni lingkungan sekitar tapak.
•
Pengaturan pola
sirkulasi
untuk
kendaraan
dan
manusia
harus
dipertimbangkan dengan baik karena intensitas pejalan kaki dan kendaraan yang ada di sekitar lokasi tapak cukup sebanding. •
Bagaimana pengaturan pencapaian dari tapak maupun lingkungan yang jelas (manusia, kendaraan, servis) baik dari segi kemudahan, ketertiban, dan keamanan di tapak dan lingkungannya.
•
Penempatan
massa
bangunan
dan
fasilitas
pendukungnya,
pola
penyusunan, hubungan antar masa dan fasilitas, pengolahan lahan, ruang luar (lansekap), yang memaksimalkan potensi dan kapasitas lahan secara optimal. 3.
Terhadap Aspek Bangunan
Permasalahan - permasalahan yang harus diselesaikan yang berkaitan dengan aspek bangunan dalam perancangan Apartemen Bersubsidi, antara lain : •
Penciptaan ruang yang nyaman sehingga bisa meningkatkan daya tarik, produktivitas pengguna bangunan, khususnya penghuni rumah susun.
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 5
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
•
Pembagian dan hubungan antar ruang, baik ruang-ruang utama maupun fasilitas secara jelas dan hierarki, sesuai fungsinya dan mendukung rancangan yang hemat energi.
•
Bagaimana merancang sirkulasi di dalam bagunan dan tapak sehingga tercipta hubungan ruang yang selaras dan tidak saling mengganggu.
Kebutuhan penghuni dari suatu lingkungan permukiman dalam hubungannya dengan kegiatan interaksi sosial adalah terpenuhinya kebutuhan untuk melakukan kontak sosial secara individu maupun kelompok. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana sifat individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki sifat individu yang lain, atau sebaliknya.5 Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Dimana kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu : -
Antar individu dengan individu
-
Antar individu dengan kelompok
-
Antar kelompok
Sedangkan kontak sosial tidak semata-mata tergantung dari “tindakan”, tetapi juga adanya “tanggapan” terhadap tindakan tersebut. Dengan demikian interaksi sosial pada dasarnya dapat berbentuk kerjasama, persaingan atau pertikaian. Namun interaksi sosial juga mengarah pada salah satu tujuan masyarakat atau sistem yaitu tingkat pencapaian adaptasi. Adaptasi atau penyesuaian akan menghasilkan fasilitas yang digeneralisasikan atau alat untuk mencapai tujuan kelompok dengan menentukan dimana dan bagaimana sumber-sumber yang dapat diperoleh akan digunakan. Dalam hal kegiatan interaksi sosial secara fisik merupakan kegiatan pertemuan baik antar individu maupun kelompok yang menempati suatu ruang tertentu secara bersama, baik dilakukan secara sadar maupun tidak. Ruang-ruang yang digunakan untuk kegiatan yang sifatnya bersama mempunyai fungsi sebagai ruang komunal. Rumah susun dengan struktur vertikal dan horisontal memiliki ruang komunal yang terencana dan tidak terencana.
5
H.Bonner (dalam Gerungan,1991)
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 6
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
Ruang komunal yang terencana adalah ruang yang sengaja dibuat untuk keperluan bersama, yang berupa ruang komunal terbuka, atau tertutup, sedangkan ruang komunal tidak terencana adalah ruang-ruang publik yang dimanfaatkan untuk kegiatan yang bersifat komunal, berupa Hall, selasar,koridor, ruang-ruang publik lainnya yang terdapat pada masing-masing lantai. Berikut alternatif perencanaan ruang bersama (komunal) untuk hubungan sosial secara ekologis -Setiap unit lantai disediakan teras (semi publik) -Area semi publik dipasang kisi-kisi vertikal, sebagai pembatas dengan ruang publik.
-Alternatif void pada koridor, untuk pencahayaan dan sirkulasi udara. -Salah satu alternatif Interaksi sosial antar lantai.
-Dinding tiap unit pada koridor dibuat ada bukaan (jendela). -Saling mengawasi dan jalinan sosial antar unit hunian.
-Interaksi penghuni antar lantai -Area koridor ada void
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 7
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
4.
Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku menekankan pada keterkaitan dialek antara ruang dengan manusia dan masyarakat yang memanfaatkan atau menghuni ruang tersebut. Pendekatan ini menekankan
perlunya memahami perilaku manusia atau
masyarakat yang berbeda-beda dalam memanfaatkan ruang. Dalam hal ini perlu dilihat bahwa aspek norma, kultural, psikologi masyarakat yang berbeda akan menghasilkan konsep dan wujud ruang yang berbeda. Salah satu contoh perhitungan ketinggian swich pada lift dengan mempertimbangkan pada penghuni yang cacat.
Penyediaan ramp bagi penyandang cacat
Garis pandang dan penglihatan pada ruang tidur terhadap opening jendela
(Diagram.1) Dimensi manusia & Ruang Interior
Secara konseptual, pendekatan perilaku menekankan bahwa manusia merupakan makhluk berpikir yang mempunyai persepsi dan keputusan dalam interaksinya dengan lingkungan. Konsep ini meyakini bahwa interaksi antar manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya tidak dapat diinterpretasikan secara
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 8
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
sederhana, melainkan kompleks dan cenderung dilihat sebagai sesuatu yang probabilistik.
(Gambar 3.6) Model sistem lingkungan perilaku Sumber : Weisman (1981:38)
3.2.3 Kaitannya Tema Terhadap Proyek Bertempat tinggal di dalam satuan rumah susun (apartement) itu “nyaman, dan menyenangkan”, dan menjadi sangat privat (High Privacy). Namun dibalik segala kenyamanan tersebut ada toleransi dan tanggung jawab yang harus dijaga bersama hal ini yang masih perlu ditingkatkan lagi. Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangga, lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. Rumah juga harus memenuhi unsur kualitas lingkungan yang baik dengan mempertimbangkan penggunaan sumber energi secara efisien dan mengurangi dampak ekologis. Bangunan harus dibuat dengan ramah lingkungan, dan dapat menciptakan interaksi kesatuan ekologi dengan berbagai komponen penyusunan yaitu faktor (Biotik) makhluk hidup manusia, hubungan sosial manusia, hewan ,
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 9
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
tumbuhan yang berada disekitarnya dan faktor (Abiotik) yang terdiri dari tanah, air dan udara.
(Rumah Biasa)
(Rumah Bersifat Ekologis)
(Gambar 3.7) Perbandingan siklus energi, materi pada rumah biasa dan rumah ekologis
Secara garis besar, rumah memiliki 4 fungsi pokok sebagai tempat tinggal yang layak dan sehat bagi setiap maniusia, yaitu: 4 Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar. Pengertian rumah yang dapat memuaskan kebutuhan jasmani manusia adalah rumah yang memenuhi persyaratan berikut ; a. Dapat memberi perlindungan terhadap gangguan-gangguan cuaca atau keadaan iklim yang kurang sesuai dengan kondisi hidup manusia, misalnya panas, dingin, angin, hujan dan udara yang lembab. b. Dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan rumah tangga sehari-hari antara lain: Kegiatan kerja yang ringan, misalnya memasak, menjahit, belajar dan menulis; Berkumpul bersama seluruh keluarga atau mengadakan pertemuan dengan tamu; Kegiatan rutin untuk memenuhi kebutuhan kesehatan jasmani bagi kelangsungan hidup, yakni antara lain: mandi, makan, dan tidur. American Public Health Association.Basic Principles of Beautiful Housing.New York 1960.Dikutip oleh Rudy Gunawan FX.Haryanto.Pedoman Penerapan Rumah Sehat..Edisi 2 Yogyakarta.1981 4
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 10
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
c. Dapat digunakan sebagai tempat istirahat yang tenang di waktu lelah atau sakit. Rumah yang merupakan tempat berlindung dari pengaruh lingkungan luar adalah rumah yang dapat menjauhkan segala gangguan kesehatan bagi penghuninya. Karena itu rumah juga harus kuat dan stabil sehingga dapat memberi perlindungan terhadap gangguan keamanan yang disebabkan bencana alam, kerusuhan maupun kejahatan pencurian atau perampokan. Pendekatan ekologi pada rancangan arsitektur atau eko arsitektur bukan merupakan konsep rancangan bangunan hi-tech yang spesifik, tetapi konsep rancangan bangunan yang menekankan pada suatu hubungan sosial manusia sesama penghuni rumah susun yang selama ini mulai ditinggalkan. Sedangkan pendekatan ekologis pada tapak, dibantaran kali Ciliwung terhadap perencanaan dinding penahan tanah (Retaining Wall) dengan pencegahan secara biologis terhadap erosi, ini memungkinkan pembuatan dinding penahan tanah (Retaining Wall) pada tepi sungai dengan cara alamiah, hal ini penting sekali untuk daerah yang padat penghuni. Suatu konstruksi tanggul yang dibuat dari beton bertulang, selain mahal dan tidak ekologis. Akan berbeda sifat perilaku dengan konsep tanggulan secara biologis terhadap erosi lerengan, yang pada saat digunakan akan tumbuh, kemudian bertambah kuat, dan makin tua, makin tahan lama. Penggunaan tanaman sebagai dinding penahan tanah merupakan penyelesaian yang lebih ekologis.
(Gambar 3.8).Perencanaan dinding penahan tanah oleh Arthur Wiechula 1924 Jerman
Acuan yang dapat digunakan dalam bangunan ekologis adalah sebagai berikut: 2 1. Menciptakan kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau. Heiz Frick.Tri Hesti Mulyani.Arsitektur Ekologis.Konsep Arsitektur Ekologis di Iklim Tropis,Penghijauan Kota Ekologis,serta Energy terbarukan.Penerbit Kanisius (Anggota Ikapi) Th 2006 2
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 11
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
2. Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan dari gangguan
atau
radiasi
geobiologis
dan
meminimalkan
medan
elektromagnetik buatan. 3. Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah. 4. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan. 5. Menghindari kelembaban tanah naik kedalam kontruksi bangunan dan memajukan sistim bangunan kering. 6. Memilih lapisan permukaan dinding dan plafon ruang yang mampu mengalirkan uap air. 7. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan. 8. Mempertimbangkan bentuk atau proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal. 9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan dan membutuhkan energy seefesien mungkin (mengutamakan energi terbarukan). 10. Menciptakan
bangunan
bebas
hambatan
sehingga
gedung
dapat
dimanfaatkan oleh semua penghuni (anak-anak, orang tua maupun orang cacat). Strategi perencanaan Desain yan berkaitan dengan ekologis ini dituangkan ke dalam: Pemanfaatan material yang berkelanjutan Keterkaitan dengan ekologis dan hubungan sosial manusia. Keterkaitan antara transit dengan tempat tinggal, bekerja dan rekreasi. Efesiensi penggunaan air. Penanganan limbah.(buangan akhir ke sungai sudah dalam keadaan bersih). Mengedepankan kondisi lokal, baik secara fisik maupun sosial. Pendidikan sustainability (pembangunan berkelanjutan) melalui desain. Memperkuat keterkaitan dengan alam. Sifat lingkungan ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya :
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 12
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
1. Hubungan atau interaksi antara unsur dalam dalam lingkungan tersebut. Dua ruangan yang luasnya sama, dilengkapi perabot yang sama pula namun dengan layout berbeda, akan menghasilkan sifat ruangan yang berbeda pula 2. Faktor kelakuan (kondisi) unsur lingkungan hidup. Sebagai contoh, kota dengan penduduk yang aktif dan bekerja keras akan memiliki lingkungan yang lain dengan sebuah kota yang sikap penduduknya santai dan malas bekerja. Atau, lingkungan daerah yang berlahan landai dan subur dengan yang berlereng dan tererosi. 3. Non material lingkungan panas, silau, dan bising akan berbeda dengan lingkungan sejuk yang dengan cahaya cukup tapi tenang.
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 13
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
3.3
Studi Banding
3.3.1 Apartemen Green Parkview_Cengkareng Jakarta Barat Gambar / Sketsa/ Foto (Rancangan Tapak, Denah, Tampak, Potongan & Detail)
Keterangan / Uraian Tampak Depan Bangunan Tampak façade bangunan dengan corak warna dinamis. Perbedaan warna menonjol untuk selain untuk memberikan aksen pada bangunan tersebut, juga merupakan area core, tangga darurat pada sisi kiri dan kanan bangunan.
Analisa Topografi Apartemen green Parkview terletak di Cengkareng Jakarta Barat, merupakan tanah urug dengan pondasi sistim pancang.Topping off tower oktober 2010.
Data Bangunan Developer
: Pt. Inten Cipta Sejati
Group Perusahaan : Cempaka Group Lokasi
: Jl. Daan Mogot km.14
Total tower
: 3 Tower
Tower E 12 lt Tower F 20 lt & Tower G 20 lt.
Luas Lahan
: ± 25.000 m2 (2.5 ha)
Fungsi
: Rumah Susun Bersubsidi
Analisa Lokasi Apartemen Green Parkview terletak Jl. Daan Mogot Raya KM 14 Jakarta Barat. Ditinjau dari segi lingkungan maka; a) Berada ditempat kawasan yang strategis b) Berada di kawasan niaga c) Berada di kawasan yang jauh dari pusat kota. Ditinjau dari segi pencapaian kendaraan & pejalan kaki, maka a) Mudah pencapainnya karena tersedia beberapa kendaraan umum & fasilitas pejalan kaki. b) Akses kendaraan pribadi bisa juga dilakukan,karena merupakan di jalan utama. Ditinjau dari segi kebisingan,maka suara kebisingan cukup jauh dari suara kendaraan (jarak dari jl.utama terhadap lokasi ± 500 m) Ditinjau dari sosial budaya, maka; a) Berada dilokasi yang jauh dari permukiman. b) Penghuni terdiri dari berbagai macam individu dengan tingkat sosial dan ragam budaya yang berbeda.
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 14
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
Gambar / Sketsa/ Foto (Rancangan Tapak, Denah, Tampak, Potongan & Detail)
Keterangan / Uraian Analisa Tapak Sebelah Utara : Permukiman Penduduk Sebelah Selatan : Pabrik Sebelah Barat : Lahan kosong Sebelah Timur : Jalan Daan Mogot
Analisa Penataan Ruang/ Letak Main Entrance : Pemberian warna lebih menonjol Kanopi beton expose pada pintu utama Terdapat 2 bukaan pada pintu masuk dan keluar pada area lobby. Material pada pintu dan jendela dari alumunium Unit hunian pada rusun yang baru dibuat lebih tinggi dengan penambahan fasilitas. - Pada perencanaan bangunan yang akan dibangun sekitar 18 lantai 2 tower
Bangunan existing 12 lt Bangunan baru 18 lt
Lebar Koridor 2.00 m, unit hunian saling berhadapan (double loaded) dan view arah luar - Pada kasus tersebut suasana koridoor seakan akan mati “tidak ada aktifitas” dan hubungan sosial semakin jauh (Individualism) - Pada kasus tersebut akan diangkat ke permukaan menjadi isu utama dalam perencanaan ekologi yang mengedepankan hubungan sosial manusia.
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 15
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
Gambar / Sketsa/ Foto (Rancangan Tapak, Denah, Tampak, Potongan & Detail)
Keterangan / Uraian Type unit yang ada pada Apartment green parkview, - Type SG 20,25 m2 - Type SG 24,75 m2 - Type SG 33,75 m2 - Type SG 35 m2
SG : 35
SG : 20,25
Unit hunian pada ruang dalam : Pintu Utama dan 2 pintu menuju ke ruang tidur, material dari kusen kayu dan daun pintu panel Meja dapur, pasangan batu bata finish keramik Jendela finish alumunium + kaca bening (hal ini untuk mengantisipasi supaya kusen jendela lebih awet). View bukaan mengarah ke luar bangunan. (Pada perencanaan yang akan dirancang, view akan di desain menjadi 2,yaitu view luar dan view dalam) Sarana Rumah susun dibuat terbuka (Open) pada lantai dasar, adapun perencanaan pada area tersebut difungsikan untuk kantin & rumah makan.
Bangunan Existing.
Bangunan Perencanaan, setelah difungsikan sebagai kantin atau r. makan (Berbentuk sekatsekat ruang untuk area makan)
Kesimpulan : Berdasarkan studi banding yang dilakukan pada apartemen yang berlokasi di Cengkareng, ada beberapa point yang bisa dijadikan acuan dalam perencanaan apartemen bersubsidi diantaranya adalah : 1. Pencapaian pada bangunan (Main Entrance) adalah pencapaian langsung. Analisa ini akan menjadi acuan dalam perencanaan. 2. Kantin, penyekat antar ruang (partisi) dari material gypsum dan rangka besi hollo 40x40 mm, penggunaan material tersebut dilakukan agar mudah dalam merubah dan membentuk desain pola baru, pada area ruang makan.
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 16
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
3.3.2 Apartemen Menara Latumenten_Jakarta Barat Gambar / Sketsa/ Foto (Rancangan Tapak, Denah, Tampak, Potongan & Detail)
Keterangan / Uraian
Tampak Depan Bangunan Tampak façade bangunan dengan corak warna dinamis. Pemberian warna menyolok, merupakan strategi pengembang supaya menarik konsumen. Perbedaan warna menonjol untuk selain untuk memberikan aksen pada bangunan tersebut, juga merupakan area tangga darurat pada sisi depan bangunan.
Analisa Topografi Apartemen Menara Latumenten terletak di Jl. Prof. Dr. Latumenten –Grogol Jakarta Barat, merupakan tanah existing dan beberapa tambahan tanah urug dengan pondasi sistem pancang dan daya dukung tanah sudah baik, karena sebelumnya sudah ada bangunan existing.
Data Bangunan Developer : Anggana Margahayuland Group Perusahaan : PT.Metro Margahayuland Lokasi : Jl.Prof.Dr.Latumenten-Grogol Jakarta Barat Total tower : 3 Tower, total unit 1.150 unit Jumlah Lantai. : 18 lt Luas Lahan : ± 10,781 m2 (1,7 ha) Fungsi : Rumah Susun Bersubsidi Status kepemilikan : HGB (kepemilikan strata title) ini dapat diperjual belikan dan bisa untuk agunan bank. Signage informasi berkaitan dengan fasilitas dan ruang pada tiap lantai. Tower A dan B saling berhubungan, yang dihubungkan menjadi jalur koridor, pada lantai dasar koneksi ini tidak sampai bawah hanya ada pada lantai 3 sampai dengan atas Lobby ada 2 yaitu pada tower A dan tower B Kantor pengelola terdapat di lantai 1, sedangkan lantai semi basement sebagai area servis.
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 17
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
Gambar / Sketsa/ Foto (Rancangan Tapak, Denah, Tampak, Potongan & Detail)
Keterangan / Uraian Analisa Lokasi Apartemen Menara Latumenten terletak Jl.Prof.Dr.Latumenten-Grogol. Jakarta Barat. Ditinjau dari segi lingkungan maka; Berada ditempat kawasan yang strategis Berada di kawasan niaga Ditinjau dari segi pencapaian kendaraan & pejalan kaki, maka ; Mudah pencapainnya karena tersedia beberapa kendaraan umum & fasilitas pejalan kaki. Ditinjau dari segi kebisingan,maka suara kebisingan cukup dekat, karena berada di jalur utama Ditinjau dari sosial budaya, maka; Berada dilokasi yang relatif padat, terutama pada view sekitar tapak (analisa sekitar tapak). Penghuni terdiri dari berbagai macam individu dengan tingkat sosial dan ragam budaya yang berbeda.(Toleransi antar penghuni tinggi) Analisa Tapak Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur
: Rumah dan Toko (RUKO) : Pom bensin : Permukiman : Jalan Raya dan view Seasons City
Analisa Penataan Ruang/ Letak Main Entrance : Desain main entrance kesan sederhana Area lobby apartemen (Receptions,Locker dan Lift barang terpisah) Terdapat 2 bukaan pada pintu masuk dan keluar pada area loby. Pengelolaan interior terkesan sederhana (Monochrome). Analisa Ruang Luar Parkir motor dan Mobil. Berdasarkan hasil survey penggunaan kendaraan pribadi para penghuni hampir 80%, hal ini dapat dilihat pada sepanjang area parkir kendaraan mobil yang penuh.Ini memberikan persepsi kepada kita (apakah apartemen tersebut bersubsidi) Area Bersama Balai warga, Kolam renang dan Play ground
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 18
SKRIPSI & TUGAS AKHIR PERANCANGAN APARTEMEN BERSUBSIDI DENGAN PENDEKATAN SOSIAL
Gambar / Sketsa/ Foto (Rancangan Tapak, Denah, Tampak, Potongan & Detail)
Keterangan / Uraian Jalur basement sebagai area servis dan loading dock Locker pada lobby, sebagai penitipan kunci atau dokumen penghuni apabila penghuni akan pergi
Koridor Pencahayaan alami pada koridor sangat kurang, nantinya pada perencanaan pada tiap lantai akan dibuat ruang bersama + tata pencahayaan alami Hal lain yg perlu dipertimbangkan adalah suasana gelap (seram) dan kurang nyaman (lorong). Pembuangan sampah sementara disediakan pada setiap lantai pada ruangan khusus, sebelum dibuang pada pembuangan akhir pada lantai basement. Disediakan Lift servis samping ruang sampah
Area lobby lift pada setiap unit lantai Sistim pengaman masuk area dalam dengan kartu, yang dimiliki oleh setiap penghuni. Desain handle pintu terlalu rapat, beresiko terjepit.
Kesimpulan : Berdasarkan studi banding yang dilakukan pada apartemen yang berlokasi di Latumenten Jakarta barat, ada beberapa point yang bisa dijadikan acuan dalam perencanaan apartemen bersubsidi, diantaranya adalah : 1. Shaft didesain terbuka, dengan penutup kisi-kisi horizontal. Selain mudah dalam pengawasan (maintenance) keuntungan lain adalah sirkulasi udara yang diperoleh dari lobang shaft dapat tercapai. 2. Penataan ruang bersama didesain menghadap view kolam renang. Ini sangat bagus terutama apabila ada acara pesta. 3. Penzoningan terutama pada lantai dasar sudah baik antara zona publik, semi publik dan privat. -
Retail, Ruang makan, Ruang bersama, Play Ground, Swimming Pool dan Lobby
Fery Yulianto|41208110002
Bab III - 19