Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 Tinjauan Tema III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah gallery harus menjadikan tempat yang dapat bertujuan untuk menampung segala bentuk jenis karya terutama pada anak-anak, dari berbagai macam bentuk luasan galeri memiliki deimensi yang lebih kecil di bandingkan dengan museum dan biasanya galeri tidak di siapkan untuk menerima pengunjung dalam segala besar seperi pengunjung museum, akan tetapi gallery mampu memberikan kualitas yang lebih besar dengan daya tarik benda yang di pamerkan maupun fasilitas penunjangnya. Bangunan gallery diharapkan menjadi wadah dan media untuk hasil karya-karya anak berbakat, gallery harus bisa menampung kreativitas dan imajinasi para anak, sehingga anak bisa mentransfer hasil karya seni kepada khalayak umum. Untuk dapat mewujudkan sebuah gallery yang ideal dan mampu menampung hasil karya-karya seni mereka, potensi gallery harus di maksimalkan. Tentunya tidak mengurangi kenyamanan dari gallery itu sendiri.
9
Kemampuan gallery untuk mewadahi dan memfasilitasi bakat anak akan dapat memacu kreatifitas dan inovasi baru di bidang seni khususnya. Masyarakat juga dapat belajar dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di gallery ini. Untuk merancang sebuah bangunan gallery yang memiliki kualitas dan standar dengan mencakup faktor-faktor di atas, maka di pilih tema “Ruang Eksploratif” sebagai tema dalam perancangan bangunan gallery. Tema Ruang Eksploratif diharapkan mampu memberikan dan memfasilitasi para anak-anak di Jakarta agar bisa menumbuhkan bakat kreatif seni dalam lingkup bermain di tempat rekreasi seperi gallery ini dan menjadi identitas bangunan-bangunan gallery di Jakarta.10
9 Skripsi dan Tugas Akhir, Hardiansyah, Universitas Mercu Buana 10
Skripsi dan Tugas Akhir, Seferina Dwi Leilani Harjanti Tj, Universitas Kristen Petra
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
22
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.1.2 Pengertian Ruang Pengertian ruang atau space berasal dari bahasa Latin spatium yang berarti ruangan atau luas (extent) dan bahasa Yunani yaitu tempat (topos) atau lokasi (choros) dimana ruang memiliki ekspresi kualitas tiga dimensional. Kata oikos dalam bahasa Yunani yang berarti pejal, massa dan volume, dekat dengan pengertian ruang dalam arsitektur, sama halnya dengan kata oikos yang berarti ruangan (room). Dalam pemikiran Barat, Aristoteles mengatakan bahwa ruang adalah suatu yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh kejelasan fisik, enclosure yang terlihat sehingga dapat dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah.
11
Perkembangan pemahaman dan usaha pemaknaan akan ruang telah berproses sedemikian lama dan meluas, sebagaimana dikemukakan oleh Cornelis van de ven dalam bukunya “Space in Architecture” (1987) sebagai berikut:
Dari tiada menjadi ada (Lao-Tzu)
Geometri terbatas jagad raya (Plato)
Ruang Ilahi: cahaya ghotik (Suger, Aquinas, Augusinus, Witelo)
Ruang jagat raya yang tak terbatas (Copernicus, Galilei, Locke)
Intuisi metafisik dan isi bentuk (Kant, Hegel, Scopenhauer)
Fisika: kontinum ruang-waktu (Weyl, Jammer, Lorenz, Einstein)
Menurut Lao Tzu Ruang adalah ” kekosongan ” yang ada di sekitar kita maupun disekitar objek atau benda. Ruang yang ada di dalamnya lebih hakiki ketimbang materialnya/masannya. Kekosongan yang terbingkaikan adalah sebagai transisi yang memisahkan arsitektur dengan fundamental, ada Tiga Tahapan hirarki ruang :
ruang adalah hasil serangkaian secara tektonik
ruang yang dilingkupi bentuk
ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan antara dunia di dalam dan dunia di luar.
11
Josias Tanyuga ”Ringkasan Materi Teori Arsitektur“Dosen : Anggia R. Nurmaningtyas, ST
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
23
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Arsitoteles mengatakan : wadaq- wadaq sementara bergerak keatas dan kebawah menuju tempatnya yang tepat dan setiap hal berada di suatu tempat, yakni dalam suatu tempat. ” suatu tempat, atau ruang, tidak dapat memiliki sesuatu wadaq. (cornelis van de ven, 1995). 12 Karakteristik dari ruang dirangkum menjadi lima butir :
Tempat melingkupi objek yang ada padanya
Tempat bukan bagian yang di linkunginya
Tempat dari suatu objek yang tidak lebih besar atau lebih kecil dari objek tersebut
Tempat dapat di tinggalkan oleh objek dan dapat di pisahkan dari objek
Tempat selau mengikuti objek walaupun objek terus bergerak
III.1.3 Unsur-unsur Pembentuk Ruang Di dalam buku “struktur Esensi Arsitektur” karya Forrest Wilson hal 15, Edward T. Hall menuliskan hubungan antara manusia dengan ruang. Ia mengatakan “Salah satu perasaan kita yang penting mengenai ruang adalah perasaan teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan identitas diri, kenyamanan dan rasa aman pada pribadi manusia”.
12
Secara umum, ruang dibentuk oleh tiga elemen pembentuk ruang yaitu : Bidang alas/lantai (the base plane). Oleh karena lantai merupakan pendukung kegiatan kita dalam suatu bangunan, sudah tentu secara struktural harus kuat dan awet. Lantai juga merupakan unsur yang penting didalam sebuah ruang, bentuk, warna, pola dan teksturnya akan menentukan sejauh mana bidang tersebut akan menentukan batas-batas ruang dan berfungsi sebagai dasar dimana secara visual unsur-unsur lain di dalam ruang dapat dilihat. Tekstur dan kepadatan material dibawah kaki juga akan mempengaruhi cara kita berjalan di atas permukaannya.
12
Modul Kuliah FPTK-UPI, 2007 mengutip dari karya Forrest Wilson hal 15, Edward T.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
24
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Bidang dinding/pembatas (the vertical space devider). Sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau dibuat sebagai bidang yang terpisah. Bidang tersebut bisa sebagai latar belakang yang netral untuk unsur-unsur lain di dalam ruang atau sebagai unsur visual yang aktif didalamnya. Bidang dinding ini dapat juga transparan seperti halnya sebuah sumber cahaya atau suatu pemandangan.
Gambar.3.1.Skematik gambar unsur ruangan.
Bidang langit-langit/atap (the overhead plane). Bidang atap adalah unsur pelindung utama dari suatu bangunan dan berfungsi untuk melindungi bagian dalam dari pengaruh iklim. Bentuknya ditentukan oleh geometris dan jenis material yang digunakan pada strukturnya serta cara meletakannya dan cara melintasi ruang diatas penyangganya. Secara visual bidang atap merupakan „topi‟ dari suatu bangunan dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap bentuk bangunan dan pembayangan.
Gambar.3.2.Skematik aktifitas ruangan berdasarkan unsur ruang. FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
25
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.1.4 Pemahaman Ruang Anak Ruang anak
sebagai wadah
berlangsungnya
kegiatan
belajar yang
menunjang pengembangan bakat, kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan anak sehari-hari sehingga menjadi kebiasaan yang baik dan pengembangan kemampuan dasar. Agar program kegiatan belajar tersebut dapat berjalan dengan optimal, maka pendekatan ruangan terhadap anak :
Menciptakan situasi ruangan belajar seni yang memiliki rasa aman dan menyenangkan bagi anak, mengingat gallery kreatifitas dan seni anak merupakan salah satu bentuk awal pendidikan dan karya pameran kreatifitas bakat seni yang dikenal anak yang tidak ada di sekolah mereka.
Memberikan kegiatan perseorangan kepada anak didik sesuai dengan minat dan tahap perkembangannya, disamping kegiatan kelompok maupun klasikal agar anak didik belajar bermasyarakat. Ketiga kegiatan tersebut harus diberikan mengingat setiap anak adalah unik dalam arti berbeda keadaan fisik (gerakan atau motorik kasar dan halus), psikis (moral, actor, perasaan dan kecerdasan) dan tingkat perkembangannya.
Cara belajar anak menggunakan prinsip bermain sambil belajar karena cara belajar anak yang paling efektif adalah dengan bermain. Dalam bermain anak dapat mengembangkan otot besar dan halusnya, meningkatkan penalaran dan memahami keberadaan dilingkungannya, membentuk daya imaginasi dan dunia sesungguhnya, mengikuti peraturan, tata tertib dan disiplin. Dalam bermain anak menggunakan seluruh aspek pancainderanya. Secara alamiah bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam dan secara spontan anak mengembangkan bahasanya. Dengan bermain anak mendapat kesempatan bereksperimen dan faktor menemukan sendiri, sangat membantu memahami konsep-konsep sesuai dengan perkembangan anak.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
26
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.1.5 Pengertian Eksploratif atau Eksplorasi Eksploratif
merupakan
langkah
yang
bertujuan
untuk
memperoleh
pemahaman yang mendalam tentang kemungkinan di selenggarakannya penelitian tentang studi kasus (weblog) sebagai media layanan bimbingan dan konseling. Studi eksploratif di arahkan pada tiga hal, yaitu : 1.
Pengumpulan informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah yang muncul pada mahasiswa.
2.
Pemahaman tentang studi kasus (weblog) sebagai upaya untuk mengembangkan media layanan bahan studi.
3.
Pemahaman tentang daya dukung peneliti dan lapangan dalam melaksanakan penelitian permasalahan.
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat mahasiswa temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini ialah “explorative learning”. Konsep ini mengingatkan kita pada pernyataan Lao Tsu, seorang filosof China yang menyatakan “I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand.” Salah satu model yang dikembangkan oleh Heimo adalah Architecture of Integrated Information System sebagai model terintegrasi yang menggambarkan kompleksnya proses pembelajaran yang efektif dan interaktif. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi belajar. Informasi tidak hanya disusun oleh dosen, perlu ada keterlibatan mahasiswa untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini mahasiswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar (Heimo H. Adelsberger, 2000).
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
27
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Konsep yang dikembangkan oleh Laurillard (2002) dalam tulisan Heimo menunjukan kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang baik, yaitu
13
:
1.
Interaktif,
2.
Adaptif, Interaktif dan Reflektif,
3.
Menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan,
4.
Menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna.
Gambar.3.3.Model Proses Rencana Eksploratif menurut Penelitian.
Penguatan itu sendiri diperoleh melalui kegiatan eksplorasi melalui perluasan pengalaman melalui sharing dan observation, proses dan genaralisasi dan akhirnya mahasiswa menerapkan pembelajaran yang berstandar dengan merujuk pada paradigma kognitifisme.
14
13 14
Support and Elaboration in Writing By – Rebecca Columbo
Metode Penelitian, Universitas Pendidikan Indonesia. Perpustakaan
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
28
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.1.6 Pengertian Ruang Eksploratif Ruang eksploratif implementasinya hampir menyamai atau serupa dengan ruangan yang ekspresif, kreatif, inspiratif, dan aktif yang menjabarkan secara luas dan mendalam mengenai ruang lingkup pada peneletian di bidang arsitektur, adapun pengertiannya ialah ruang yang terbatas atau tidak terbatas yang memiliki karakter, dimana pengguna ruang tersebut mengalami pengalaman yang di dapat dari kesan ruang yang dimunculkan dan mendalami segala aspek daya pemikiran yang luas dan mendalam untuk pemahaman sifat bentuk eksplorasi aktif ruangan.
15
Element-lement yang dimunculkan untuk menampilkan kesan eksploratif antara lain:
Warna
Bentuk
Dimensi (skala)
Selain ketiga unsur pembentuk ruang tersebut diatas, terdapat beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi terbentuknya suatu ruang. Suatu ruang tidak saja mempunyai bentuk secara fisik tetapi juga mempunyai kualitas, secara fisik ruang dibentuk oleh bidang alas, bidang dinding dan bidang langit-langit sedangkan kualitas ruang ditentukan oleh faktor-faktor tersebut diatas, yang disebut sebagai faktor-faktor penentu keterangkuman ruang. Contoh lainnya bisa kita ambil pada hubungan antara faktor keterangkuman ruang Bukaan dengan kualitas ruang yang dihasilkan dalam hal kenyaman ruang. Ukuran, rupa dan letak dari bukaan yang dihasilkan dalam hal kenyamanan ruang yang merangkum akan mempengaruhi nilai/kualitas dari suatu ruang dalam hal: bentuk ruang yang terjadi, pencahayaan ruang dan penerangan pada permukaanpermukaan dan bentuk-bentuknya, serta pada fokus dan orientasi ruang tersebut akibat dari adanya bukaan. 16
15 16
Skripsi dan Tugas Akhir, Hardiansyah, Universitas Mercu Buana
Bahan Ajar,TA 110,Pengantar Arsitektur 2007, Drs. R. Irawan Surasetja, MT.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
29
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.1.6.1 Pendekatan Bentuk Eksploratif Pengertian Bentuk menurut Vitruvius, tidak ada istilah bentuk. Bentuk, bagi Vitruvius, bila mau dikaitkan dengan fungsi/utilitas tentunya merupakan gabungan antara firmistas (technic) dengan venustas (beauty/delight) (Saliya, 1999). Obyekobyek dalam persepsi kita memiliki wujud/ujud (shape) (Abecrombie, 1984;37) Wujud/ujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi bentuk (Ching, 1979;50). Wujud adalah ciri-ciri pokok yang menunjukan bentuk. Dengan membuat konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisisisi, maka akan dihasilkan suatu wujud tertentu pula. Semakin banyak konfigurasi dari wujud suatu bangunan, akan semakin banyak ragam bentuk yang dihasilkan. Bentuk-bentuk yang terjadi dari konfigurasi tersebut akan dapat memberikan pengaruh baik secara fisik maupun secara psikologis kepada pengamat dan pengguna ruang. Misalnya konfigurasi bentuk ruang segi banyak (segi enam, segi delapan dsb), secara fisik akan mempengaruhi penataan perabot didalam dan memberikan kesan kaku dan tegas terhadap ruang tersebut. Sedangkan bentuk ruang yang melengkung (lingkaran, ellips dsb), akan memperjelas adanya kontinuitas
permukaan-permukaan
bentuk,
kekompakan
volume
ruang
dan
kelembutan kontur. Dengan penghayatan terhadap wujud kita bisa mendapatkan kepuasan. Wujud dapat menawan perhatian kita, mengundang keingintahuan, memberikan sensasi yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dalam berbagai cara. Ada wujud-wujud yang memuat pesan-pesan khusus, mempengaruhi kita dengan cara yang mudah dimengerti, sementara yang lain dengan cara yang sulit dijelaskan. Dengan atau tanpa penjelasan, kekuatan wujud tidak dapat dipertentangkan (Abercrombie, 1984). Sebagai contoh, piramid adalah suatu wujud yang mempunyai suatu kekuatan. Tentunya, effektifitasnya diperkaya oleh pengulangan melalui sejarah
dan
oleh
kekayaan
akan
asosiasi-asosiasinya
yang
terakumulasi
(terkumpul). Bagi masyarakat Mesir, yang mengenalnya sebagai transformasi ideal dan agung dari gundukan makam biasa, yang mempercayainya sebagai jaminan keabadian pharaoh dan yang melihat lapaisan atapnya yang berkilat memantulkan cahaya langsung pertama dari matahari terbit, sebagai imaji kedewaan/ketuhanan, piramid memiliki arti yang tidak akan pernah kita peroleh kembali bagi kita saat ini. FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
30
17
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Sekalipun demikian, piramid masih mempunyai pengaruh terhadap kita, walaupun masyarakat yang mengenal asal usulnya dan mempunyai keyakinan terhadap pendirinya (masyarakat Mesir terhadap Pharaoh) sudah tidak ada (musnah), wujudnya tetap ada dan tetap mempunyai kekuatan (dalam tingkat yang berbeda). Piramid mempunyai kekuatan yang hakiki.
Gambar.3.4. Bentuk segitiga (piramid) pada zaman sekarang.
Obelisk adalah salah satu bentuk yang memiliki daya tarik.obelisk hampir selalu menarik perhatian. Tidak dapat dipungkiri bahwa obelisk melambangkan “lingga‟. Tetapi bukan berarti asosiasi ini dilihat sebagai satu-satunya sumber daya tariknya. Sumber tersebut mungkin sedikit lebih berkaitan dengan sex daripada dengan sebuah isyarat melawan gravitasi, atau usaha melawan inersia.
18
Gambar.3.5. Bentuk obelisk,Herman Hertzberger,bangunan sekolah.
17 18
Skripsi dan Tugas Akhir, Hardiansyah, Universitas Mercu Buana
Bahan Ajar,TA 110,Pengantar Arsitektur 2007, Drs. R. Irawan Surasetja, MT.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
31
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Dome merupakan salah satu bentuk arsitektur yang mendasar. Dome berbeda dengan piramid dan obelisk, memiliki tingkat bentuk yang berbeda dimana piramid dan obelisk dapat dikategorikan sebagai obyek seni (sculpture). Dome dapat disebut sebagai sebuak „bentuk‟ bangunan (building form), dalam arti sebuah bentuk yang tidak hanya memiliki permukaan luar tetapi juga ruang dalam dan organisasi (internal space). Dengan pengertian lain, secara umum, bentuk (form) lebih tinggi (superior) dari wujud (shape), bahwa arsitkeutr berada pada potensinya yang paling tinggi ketika eksterior dan interior dapat dipahami sebagai suatu kesatuan.
Gambar.3.6. Bentuk dome pada eksterior dan interior Museum of Fruit.
Bentuk dapat diperkuat atau dilemahkan oleh bentuk lain. Untuk programprogram fungsional pada bangunan biasanya membutuhkan gabungan beberapa elemen. Hal ini tidak berarti menjadi keterbatasan estetika. Arsitek dapat menghasilkan efek yang impresif dengan menggabungkan bentuk-bentuk. Misalnya dengan menggunakan pengulangan bentuk-bentuk yang sama, atau mengejutkan dengan mensejajarkan dua bentuk yang sama sekali berbeda, yang kemudian dapat menimbulkan penghargaan bahwa perbedaan-perbedaan dapat digabungkan menjadi satu komposisi tunggal. Bentuk dapat bergabung untuk menghasilkan komposisi yang koheren dengan cara persamaan, pengulangan ataupun proporsi. Bentuk-bentuk yang sama tidak perlu benar-benar sama dan sebangun, untuk dapat dikenali hubungan antara mereka, kemiripan dalam satu keluarga sudah cukup, justru karena keberagaman dapat menyenangkan, bahkan lebih disukai daripada kesamaan yang sempurna. 19 20
www.wikipedia.com
Bahan Ajar,TA 110,Pengantar Arsitektur 2007, Drs. R. Irawan Surasetja, MT.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
32
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.1.6.2 Pendekatan Warna Eksploratif “Warna”, kita sudah tidak asing lagi mendengar ataupun melihatnya. Karena semua yang ada di alam semesta ini mempunyai warna. Warna adalah sesuatu yang berhubungan dengan emosi manusia dan dapat menimbulkan pengaruh psikologis. Sebagai contoh, kita dapat merasa nyaman dengan adanya warna. Kita dapat merasakan sesuatu seperti ketenangan, bebas, bahkan kita bisa merasakan panas atau tertekan sesuai dengan karakter warna itu sendiri. “Menurut Feng Shui Dalam feng shui, warna adalah getaran. Getaran itu selalu kita respon, secara sadar maupun tidak. Warna memengaruhi kenyamanan lingkungan dan mood.” Dalam dunia Arsitektur, warna pun berperan penting. Sebagai contoh, untuk pewarnaan tembok bangunan ataupun furniture yang ada di bangunan tersebut, sang arsitek harus memikirkan matang-matang warna apa yang cocok untuk bangunan yang ia bangun. Apakah warna yang dipakai sesuai dengan fungsi bangunan tersebut atau apakah menyamankan bagi pengguna bangunan tersebut. Seperti warna bangunan rumah sakit tentu tidak sama dengan warna untuk bangunan Sekolah Taman Kanak-kanak. Dan kepintaran sang arsitek dalam mengkombinasikan antara satu warna dengan yang lain. Untuk itu sang arsitek harus memahami akan karakter dari warna yang akan dipakai. Untuk mengetahui karakter dari warna, tentunya kita harus memahami pengertian dari warna. Dengan ilmu alam, warna adalah gelombang cahaya, yang dasar-dasar teorinya dikemukakan oleh Newton. Menurut Newton, warna merupakan bagian sinar dalam spektrum yang tergantung pada gelombang cahayanya. Kita ingat akan teori Newton tentang spektrum warna akibat berkas cahaya matahari yang melalui sebuah prisma. Urutan warna dalam spectrum warna terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu kemudian lebih dikenal sebagai lingkaran warna. Disamping warna-warna murni dikenal juga warna-warna kutub yang sebenarnya bukan merupakan warna, yaitu putih dan hitam.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
33
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Pencampuran sutau warna murni dengan warna putih atau hitam akan menghasilkan skala warna lain yang disebut warna-warna pastel. Jadi warna murni dicampur putih akan menjadi warna muda (tint). Warna murni dicampur hitam akan menghasilkan warna tua (shade). Sedang warna murni dicampur warna abu-abu akan menghasilkan warna tanggung (tone).
Gambar.3.7. Lingkaran pencampuran warna.
Karakter Warna Warna memiliki karakter dalam sifat dan fungsi kegunaanya pada lingkungan sekitar, tempat tinggal dan juga terhadap ribadi manusia yang sejatinya dapat terlihat berdasarkan warna, dengan ini ada beberapa karakteristik warna yang dapat kita pahami :
Member kesan tertentu pada ruang
Mempengaruhi dan mendorong kemauan kerja
Mendorong memusatkan perhatian
Mendorong kesenangan kerja
Membantu penerangan
Mempertinggi keselamatan kerja
Membantu orientasi kerja
Membantu aspek kebersihan
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
34
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Karakter warna dapat ditentukan oleh hal-hal berikut :
Hue : adalah corak atau nada warna, yaitu kesan pertama terhadap suatu warna dengan mengabaikan value dan intensitas warna. Contoh Hijau daun.
Value : adalah nilai terang gelap warna, diukur terhadap hitam dan putih dengan mengabaikan hue dan intensitas warna. Contoh warna kuning jeruk.
Intensitas : adalah kuat dan lemahnya warna diukur terhadap warna abu-abu yang netral. Kekuatannya akan bertambah ke arah paling terang. Intensitas menunjukan jumlah hue yang bebas dari unsur putih.
Warna dapat dibagi menjadi 2 menurut Kemurnian dan Temperartur :
Kemurnian
1.
Warna pokok atau primer, terdiri dari tiga warna :
Merah
Biru
Kuning
Gambar.3.8. Warna pokok primer.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
35
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
2.
Warna sekunder, merupakan percampuran warna primer, jadi :
Jingga adalah campuran warna merah dan kuning
Hijau adalah campuran warna biru dan kuning
Ungu adalah campuran warna merah dan biru
Gambar.3.9. Warna skunder yang di campur dengan warna pokok primer.
Temperatur
Temperatur suatu warna tidak mempunyai landasan fisik, tetapi ada pembagian warna :
Panas, yaitu warna-warna yang terang, merangsang bila digunakan untuk mewarnai objek dan objek akan nampak lebih besar. Contoh : warna merah sampai kuning dalam lingkaran warna.
Dingin, yaitu warna-warna yang dapat memberi kesan dingin dan sejuk serta akan mempersempit atau memperkecil objek. Contoh : Hijau sampai violet dalam lingkaran warna.
Netral, yaitu warna di tengah-tengah dalam lingkaran warna, sering digunakan sebagai aksen atau penekanan objek : misalnya warna coklat.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
36
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.1.6.2.1 Efek Psikologis Warna pada Manusia Menurut Albert O. Halse menyebutkan dari hasil pengamatan dapat terlihat warna memiliki efek emosional yang kuat pada manusia, di antaranya : 1. Warna biru memiliki efek menurunkan gairah dan kemudian membantu seseorang untuk berkonsentrasi dan mampu mendinginkan dan meredakan sakit. 2. Warna hijau memiliki efek menyejukkan dan meringankan sakit. 3. Warna jingga dapat menstimulasi efek 4. Warna kuning sebagai perwujudan dari matahari sebagai efek gembira, pemberi semangat, attention-drawing, dan menarik perhatian. 5. Warna merah menggairahkan dan menstimulasi otak sedangkan medium red memiliki efek pada kesehatan dan vitalitas. 6. Warna coklat bersifat, menenangkan dan menghangatkan tetapi harus di kombinasikan dengan jingga, kuning, atau emas karena dapat menghilangkan semnagat bila di gunakan tanpa warna-warna tersebut. 7. Warna abu-abu berkesan dingin dan seperti warna coklat dapat memuramkan asalkan di kombinasikan minimal dengan satu warna yang hangat. 8. Warna putih, di satu sisi menyenangkan terutama di gunakan dengan merah, kuning, dan jingga. 9. Warna ungu berefek mengurangi sakit dan menyejukkan. (Halse 1968:45-46)
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
37
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.1.6.2.2 Efek Psikologis Warna pada Ruangan Menurut J. Pamudji Suptandar menyebutkan bahwa warna mempengaruhi ruang seperti yang tercantum tabel di bawah ini : WARNA
JARAK
EFEK SUHU
PSIKIS
BIRU
JAUH
SEJUK
MENYEJUKKAN
HIJAU
JAUH
TERSEJUK
MENYEJUKKAN
NETRAL MERAH
DEKAT
PANAS
MENYOLOK
HANGAT ORANGE
DEKAT
TERHANGAT
-
KUNING
DEKAT
TERHANGAT
MERANGSANG
SAWO MATANG
TERDEKAT
NETRAL
MERANGASANG
UNGU
TERDEKAT
SEJUK
MERANGSANG
HITAM
DEKAT
PANAS
-
CERAH
NETRAL
ARISTOKRAT
Tabel.3.1. Efek Psikologis interior Ruang
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
38
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.1.6.2.3 Efek Psikologis Warna pada Anak Agar kondisi otak anak selalu dalam keadaan yang menyenangkan, maka bermain sebagai bentuk kegiatan belajar di taman kanak-kanak merupakan bermain yang kreatif dan menyenangkan (tidak menimbulkan rasa takut pada diri anak). Untuk mendukung kegiatan tersebut haruslah disediakan sarana yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. Pentingnya penciptaan lingkungan kelas dalam mendukung prestasi belajar, menekankan pentingnya penciptaan hubungan dinamis dalam lingkungan yang interaksi ruangnya menjadi landasan dan kerangka untuk belajar. Lebih lanjut, De Porter menjelaskan bahwa faktor penataan ruang kelas merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Pemilihan jenis perabotan, penataan, warna, pencahayaan, musik, visual poster, gambar, temperatur, tanaman, kenyamanan, dan suasana hati secara umum merupakan kunci menciptakan lingkungan yang optimal, baik secara fisik maupun mental. (De Porter dkk, 2000 : 67) Pentingnya
penciptaan
lingkungan
ruang
bermain
dan
belajar
juga
dikemukakan oleh Maria Montessori yang mengatakan bahwa selain guru dan orang tua harus kreatif dan tersedianya bahan-bahan untuk pengembangan anak, lingkungan belajar yang responsif pun dipersiapkan untuk kebutuhan anak, termasuk pengaturan interior dan perabot, yang secara fisik dan mental membuat anak tertarik. Lebih lanjut Montessori menjelaskan bahwa dalam mendesain ruang-ruang belajar dan bermain adalah dengan merubah bentuk seperti rumah dan perlengkapannya dalam ukuran anak-anak, merefleksikan dunia anak, meja, kursi, dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran anak-anak. Sebuah rumah bagi anak adalah indah dan menyenangkan karena dapat mendorong anak menjadi kreatif dan bekerja, perabot didesain bersih, simple, menyenangkan dan harmonis dalam garis dan warna, dicat dalam warna-warna terang, dan menjadi “indah dan inspiratif”. Pembahasan di atas memberikan gambaran bahwa kebutuhan anak-anak dalam sebuah ruang adalah ruang yang mampu memberikan suasana hangat, nyaman, bebas, rangsang dan aman. Sehingga mereka dapat beraktivitas, berimajinasi dengan bebas, memperoleh motivasi dan inspirasi dalam setiap kegiatan kreatifnya melalui suasana ruang yang mereka rasakan dan baik untuk perkembangan psikologisnya. FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
39
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Untuk memenuhi rasa bebas dalam ruang, anak memerlukan suasana ruang yang fleksibel, tidak terlalu padat dan didukung dengan warna terang dan warna netral, karena skema warna netral adalah yang paling fleksibel (Ching, 1996). Gambar berikut menjelaskan skema gelap-terang warna pada lingkaran warna dalam pencahayaan normal. Kesan hangat atau dingin dari suatu warna, sejalan dengan pencahayaan dan tingkat kepekatannya. Warna hangat dan intensitas tinggi dikatakan aktif secara visual dan merangsang, sedangkan warna dingin dan intensitas rendah lebih tenang dan santai.
Gambar.3.10. Gelap-Terang warna dalam cahaya normal.
Memenuhi kebutuhan anak akan rasa aman dalam ruang memerlukan suasana ruang yang tidak menakutkan dan menegangkan, dalam arti warna-warna yang digunakan secara psikologis tidak menakutkan, menekan mereka, seperti penggunaan warna hitam. Sedangkan aman dalam warna adalah warna tidak menyilaukan sehingga tidak menyebabkan mata cepat lelah, sakit kepala dan tegang (Birren, 1961).
Gambar.3.11. Skema Intensitas Warna.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
40
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Warna menyilaukan berkaitan dengan intensitas warna atau chroma. Dimensi warna yang menyatakan kekuatan atau kelemahaan warna, daya pancar warna dan kemurnian warna, seberapa jauh jaraknya dari kelabu atau netral. Intensitas adalah kualitas warna yang menyebabkan warna itu berbicara, berteriak atau berbisik dalam nada yang lembut. Pencahayaan warna dapat ditingkatkan dengan penambahan warna putih dan diturunkan dengan penambahan warna hitam. Menambahkan warna putih menimbulkan warna muda atau biasa disebut warna pastel. Dengan demikian warna yang dibutuhkan anak untuk memenuhi rasa aman adalah warnawarna pastel, intensitas tidak penuh.
21
Gambar.3.12. Penambahan dan pengurangan Intensitas Warna.
Kebutuhan berikutnya adalah rasa nyaman dan hangat dalam ruang, suasana tersebut dapat diciptakan dengan menghadirkan komposisi warna-warna hangat dengan intensitas rendah. Kebutuhan terakhir adalah ruang yang dapat merangsang anak untuk beraktifitas, gembira dan kreatif, hal-hal tersebut membutuhkan suasana ruang hangat dan meriah. Warna-warna yang dapat mendukung suasana tersebut adalah warna-warna hangat, komposisi warna-warna kontras dan komposisi warnawarna terang (Pile, 1995 dan Birren, 1961). 22 Warna-warna yang mendukung kebutuhan anak dalam sebuah ruang seperti tersebut di atas, agar program kegiatan dapat berjalan dengan baik dan perkembangan anak optimal, lebih dijelaskan dalam tabel berikut ini:
21 22
The Use of Color in Interiors, Albert O. Halse, 1968
Skripsi dan Tugas Akhir, Sriti Mayang Sari, Universitas Kristen Petra
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
41
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
KEBUTUHAN ANAK DALAM RUANG
SUASANA RUANG
WARNA
RASA BEBAS
Fleksibel, tidak terlalu padat Tidak menakutkan, menegangkan
-
RASA AMAN
RASA NYAMAN DAN HANGAT RANGSANG, MERANGSANG ANAK BERAKTIFITAS, GEMBIRA DAN KREATIF
Suasana hangat
Tidak menyilaukan, sehingga tidak menyebabkan: Mata cepat lelah Sakit kepala Tegang Dibutuhkan warna-warna pastel (warna dicampur dengan putih sehingga nilai dan intensitas warna lemah sampai sedang) Komposisi warna-warna dengan intensitas rendah
Suasana hangat,meriah
hangat
Warna-warna hangat Komposisi warna kontras Komposisi warna-warna terang
Tabel.3.2. Warna-warna yang mendukung kebutuhan anak dalam Ruang
Warna-warna yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan tersebut di atas adalah warna yang dapat memberikan suasana aman, hangat, nyaman, bebas dan rangsang. Warna-warna pastel dengan intensitas yang berbeda-beda dapat menunjang suasana ruang ruang tersebut di atas. Warna pastel aman dalam arti warna tidak menyilaukan, membuat mata cepat lelah, menyenangkan, tidak menakutkan dalam arti warna dapat memotivasi anak untuk beraktifitas, bergembira dan kreatif. III.1.6.2.4 Peran Warna Anak pada Interior Penting untuk dipahami bahwa seorang anak belum mempunyai persepsi yang utuh mengenai ruangan. Ia mengamati detail-detail dari bagian ruangan yang disenangi, apakah itu furnitur, warna-warna pada dinding sekolah atau unsur-unsur ruangan lainnya, kemudian anak mencoba menangkap suasana yang diciptakan untuk ruangan kelas tersebut secara menyeluruh. Jadi dalam menciptakan suasana di dalam suatu ruangan belajar yang menyangkut Gallery untuk anak seni kreatifitas, lebih dipentingkan penampilan dari tiap-tiap unsur ruang secara maksimal. Dengan demikian dapat merangsang keinginan anak untuk tinggal dalam ruangan, penciptaan suasana yang ingin dicapai dalam ruangan tersebut merupakan hal yang kedua.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
42
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Warna adalah salah satu sarana kita untuk melatih keutuhan persepsi mereka terhadap ruang, karena berbagai kombinasinya dapat menghasilkan sejumlah petunjuk bagi anak-anak untuk memperkirakan jarak dan kedalaman. Dengan demikian prosesnya harus dibalik. Jangan dimulai dari apa yang kita inginkan untuk anak-anak kita, melainkan apa yang sebaiknya diberikan kepada mereka. misalnya, apabila kita ingin mencegah mereka bergerak terlalu jauh ke satu arah tertentu di dalam ruang, maka dinding di arah tersebut kita beri warna yang tidak menarik mereka ke situ. Demikian pula sebaliknya. Penggunaan warna yang tepat untuk gallery anak agar dapat meningkatkan proses belajar mengajar bakat seni kreatifitas mereka dengan para ahli seni. Suatu lingkungan yang dirancang dengan baik bukan hanya memberi kemudahan belajar tetapi juga dapat mengurangi masalah-masalah perilaku yang negatif. Hal ini disebabkan warna menimbulkan kesan-kesan tertentu dalam menciptakan suasana ruang dan warna dapat menimbulkan pengaruh terhadap jiwa anak-anak, baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya perasaan gelisah, nyaman, panas, dan sebagainya. Karena hal-hal tersebut perlu diketahui pengaruh warnawarna tertentu terhadap anak-anak, dengan demikian dapat memperkecil bahkan mencegah terjadinya kesalahan di dalam menempatkan warna-warna yang mempunyai pengaruh negatif, khususnya terhadap perkembangan fisik dan mental anak.
Gambar.3.13. Peran warna sebagai psikologis tumbuh kembang anak pada ruangan.
Peran warna dalam mendukung program belajar mengajar di taman kanakkanak tidak hanya dalam hal menciptakan suasana emosional saja, akan tetapi dalam banyak hal warna dapat berperan, antara lain
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
23
:
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
43
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Stimuli, warna berperan sebagai stimuli (rangsangan), dengan menggunakan warnawarna cerah yang disukai anak dan menarik perhatian seperti merah, kuning, orange pada sarana pembelajaran akan merangsang anak untuk beraktivitas dan berimajinasi. Evaluasi perkembangan anak, warna merupakan sebuah elemen penting untuk mengevaluasi perkembangan anak, misalnya anak-anak diberi bendabenda dengan bentuk sama tetapi warna berbeda atau sebaliknya bentuk beda dan warna sama, puzzles, berbagai figur, dan sebagainya. Memfokuskan dan mengalihkan perhatian, bila ingin memfokuskan anak pada sesuatu, berilah warna yang menarik perhatian dan sebaliknya bila ingin mengalihkan perhatian, berilah warna-warna yang tidak menarik perhatian anak, seperti warna coklat, abu-abu. Mengatur ruang agar tampak lebih luas atau mengecil, warna dingin bila digunakan untuk mewarnai ruangan akan memberikan ilusi jarak, akan terasa mundur. Sebaliknya warna hangat, terutama keluarga merah akan terasa seolah-olah maju, memberikan kesan jarak yang lebih pendek. Warna-warna cerah membuat objek kelihatan lebih besar dan ringan dari pada sesungguhnya. Sementara warna gelap membuat mereka lebih kecil dan berat. Menciptakan rasa hangat, dingin, tenang dan riang, sebagai contoh penggunaan komposisi warna-warna cerah dan warna-warna kontras pada ruang akan menciptakan suasana gembira atau riang.
Pentingnya unsur warna bagi anak-anak diungkapkan oleh Crow (1995) bahwa dalam menciptakan suasana suatu ruangan faktor warna dan bentuk merupakan penampilan pertama yang dapat dinikmati, sebab kedua faktor ini langsung berhubungan dengan penglihatan tanpa melalui proses penghayatan terlebih dahulu, bagi anak-anak yang mempunyai taraf penghayatan yang masih terlalu sederhana, maka yang dapat dinikmati sebagai unsur suasana hanyalah faktor warna dan bentuk saja. 24
23 The Use of Color in Interiors, Albert O. Halse, 1968 24
Skripsi dan Tugas Akhir, Sriti Mayang Sari, Universitas Kristen Petra
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
44
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Gambar.3.14. Peran warna sebagai suasana terhadap fasade bangunan dan warna.
III.1.6.3 Pendekatan Dimensi (skala) Eksploratif Dimensi adalah ukuran panjang, lebar dan tinggi ruang. Skala wajar di hasilkan dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi ruang yang sebanding dengan tinggi manusia normal, contohnya pada bangunan rumah tinggal. Skala megah dapat di capai dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi ruang yang jauh lebih besar dari ukuran manusia normal, contohnya pada bangunan-bangunan monumental seperti istana, theatre dan lain sebagainya. Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan satu elemen tertentu dengan ukurannya bagi manusia. Skala dalam Arsitektur adalah suatu kualitas yang menghubungkan bangunan atau ruang dengan kemampuan manusia dalam memahami bangunan atau ruang tersebut. Ada 2 (dua) macam sakal, yaitu : 1. Skala manusia adalah perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang dengan dimensi tubuh manusia.
Gambar.3.15. Skala manusia
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
45
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
2. Skala generik adalah perbandingan
ukuran elemen banguna
atau
ruang terhadap elemen lain yang berhubungan dengannya atau disekitarnya.
Gambar.3.16. Skala generik.
Pada ruang-ruang yang masih terjangkau oleh manusia skala ini dapat langsung di kaitkan dengan ukuran manusia, tetapi pada ruang-ruang yang melebihi jangkauan manusia penentu skala harus didasarkan pengamatan visual dengan membandingkannya dengan elemen-elemen yang berhubungan dengan manusia. Pada lingkungan perkotaan terdapat beberapa macam skala, yaitu di antaranya : Skala Intim Skala Intim merupakan skala ruang yang kecil sehingga memberikan rasa terlindungi bagi manusia yang berada di dalamnya. Sebagai contoh pada suatu lapangan atau taman kecil yang di kelilingi bangunan rumah, di dalam ruangan ini manusia merasakan ke intiman dengan sesama maupun lingkungannya.
Gambar.3.17. Skala Intim. FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
46
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Jadi suatu perencanaan jika di inginkan suasana yang akrab dan intim baik dengan sesama maupun lingkungannya dapat di ciptakan suatu ruangan dengan skala intim atau skala kecil, terlindungi dari daerah sekelilingnya dan perlindungan ini dapat berupa hard material maupun soft material. Skala Intim dapat terasa bila D/H = 1, dimana D adalah jarak dan H adalah tinggi bangunan. Skala Perkotaan Skala perkotaan merupakan skala ruang yang di kaitkan dengan kota serta lingkungan manusianya, sehingga manusia merasa memiliki kerasan pada lingkungan itu.
Gambar.3.18. Skala perkotaan.
Menurut teori Camillo ukuran suatu plaza minimum sama dengan tinggi bangunan utama pada plaza, sedangkan maksimum sebaiknya dua kali tingginya. Dengan kata lain 1 < D/H < 2, bila D/H = 1, maka interaksi bangunan terlalu kuat sehingga ruang luarnya tidak terasa sebagai plaza, dan bila D/H= 2 maka perasaan terlingkup (enclosed) suatu plaza tidak ada. Skala Monumental Skala Monumental merupakan skala ruang yang besar dengan suatu objeknya yang mempunyai nilai tertentu sehingga manusia akan merasakan keagungan dalam ruangan itu. Manusia akan terangkat perasaan spiritualnya dan tertekan pada keagungan yang di rasakannya. Dalam skala monumental ini D/H = 2.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
47
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Gambar.3.19. Skala monumental.
Skala Menakutkan Skala ini mempunyai perbandingan yang jauh sekali perbedaannya dengan manusia sehingga menimbulkan rasa menakutkan bagi manusia yang berada dalam ruangan tersebut. Dalam skala menakutkan, D/H < 1.
Gambar.3.20. Bangunan tinggi yang berdekatan merupakan skala ruang yang menakutkan.
III.1.6.3.1 Beberapa pendapat mengenai skala Sudut pandang manusia secara normal pada bidang vertikal adalah 60⁰, tetapi bila ia melihat secara intensif maka sudut pandangnya akan berubah menjadi 1⁰. H. Marten, seorang arsitek Jerman, dalam papernya “scale in Civic Design” mengatakan bahwa bila manusia melihat lurus kedepan maka bidang pandangan vertikal di atas bidang pandangan horisontal mempunyai sudut 40⁰. Manusia dapat melihat keseluruhan bila sudut pandangnya 27⁰ atau bila D/H = 2 (perbandingan jarak bangunan dan tinggi bangunan = 2).
25
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
25
Bab III-Elemen Luar_pdf,kutipan Teori Camillo,halaman 18-24
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
48
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Gambar.3.21. Bidang pandangan.
Werner Hegemann dan Albert Peets dalam bukunya “American Vitruvius” menyatakan bahwa manusia akan merasa terpisah dari bangunan bila melihat jarak sejauh 2 x tinggi bangunannya, ini berarti sudut pandangnya 27⁰. Bila manusia ingin melihat sekelompok bangunan sekaligus maka di perlukan sudut 18⁰, ini berarti dia harus melihat dari jarak sejauh pandangan 3x tinggi bangunan. Menurut Yoshinobu Ashihara, perbandingan antara tinggi bangunan adalah sebagai berikut :
D/H = 1
: Ruang teras seimbang dalam perbandingan jarak dan tinggi bangunannya, merupakan batas perubahan nilai dan kualitas ruang.
D/H < 1
: Ruang yang terbentuk terlalu sempit sehingga teras tertekan.
D/H > 1
: Ruang terasa agak besar.
Paul D. Sprieregen menyatakan, bila orang berdiri dengan :
D/H = 1
: Cenderung memperhatikan detail daripada keseluruhan bangunan.
D/H = 2
: Cenderung untuk melihat bangunan sebagai sebuah komponen keseluruhan bersama dengan detailnya.
D/H = 3
: Bangunan dilihat dalam hubungannya dengan lingkungan.
D/H = 4
: Bangunan dilihat sebagai pembatas kedepan saja.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
49
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Gambar.3.22. Hubungan D/H dalam Skala Arsitektur.
III.1.6.3.2 Skala untuk Ruang Luar Bagi Arsitek yang terpenting adalah mencari dan bermacam-macam skala untuk di pakai sebagai standar dalam menciptakan ruang baik ruang dalam maupun ruang luar. Skala ruang luar biasanya sulit di pastikan dan tidak begitu jelas, oleh karena itu di perlukan perasaan yang tajam untuk merancang ruang luar dengan memilih skala yang tepat. 26 „Modul-21 Meter‟ adalah suatu metode untuk merancang ruang luar dengan menggunakan metode 21-24 meter. Ruang luar yang tidak mempunyai daya meruang, cenderung tidak jelas dan kabur. Oleh karena itu pada setiap jarak 21-24 meter harus di adakan perubahan dan pergantian suasana secara berkelanjutan dalam irama, tekstur, dan tinggi permukaan lantainya, agar suasana ruang menjadi lebih hidup.
27
Gambar.3.23. Dimensi (skala) elemen ruang dalam dan ruang luar Explorative Science Museum. 26
Bab III-Elemen Luar_pdf,kutipan Teori Camillo,halaman 18-24 27
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
www.archdaily.com
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
50
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.2 Kaitan Tema dengan Judul Proyek Semua pendekatan dalam merancangan bangunan akan dikaitkan dengan tema yang di ambil yaitu Ruang Eksploratif. Alasan saya kenapa mengambil tema Ruang Eksploratif dalam bangunan Gallery Kreatifitas dan Seni Anak, karena ruangruang dapat memberikan timbulnya nuansa yang imajinatif, ekspresif, kreatif, dan aktif kepada setiap pengunjung keluarga dan anak-anak yang menampilkan identitas suatu bangunan gallery itu sendiri sebagai Galleri Kreatifitas dan Seni Anak.
28
Ada pun pengenalan kita terhadap studi atau riset penelitian mengenai karateristik bangunan yang memiliki judul sebagai Gallery Kreatifitas dan Seni Anak yang di gabungkan kedalam tema “Ruang Eksploratif”, memiliki gaya-gaya dari inspirasi literatur bangunan dan ruang dalamnya, sebagai berikut :
Gambar.3.24. Bangunan pendidikan ini mengaplikasikan warna, dimensi, bentuk. Gary Comer CollegePrep.
28 www.arcspace.com
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
51
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Dengan mengaplikasikan warna yang di tonjolkan, maka bangunan yang lebih di tujukan kepada anak-anak, memiliki ciri khas yang indah dan sesuai dengan fungsi sebagai sarana pendidikan anak. Proses dimensi dan bentuk tergantung kepada sifat pola anak yang imajinati dan kreatif yang akan tergambarkan dari si Arsitek untuk bisa memerankan bentuk dan dimensi anak kedalam tahapan desain yang menarik, sehingga akan menjadi daya tarik anak untuk dapat bisa merasakan suasana bangunan itu sendiri, tanpa harus melihat dari sisi warna saja melainkan bentuk dan dimensi menjadi daya dorong untuk psikologi anak.
29
Gambar.3.25. Bangunan pendidikan ini mengaplikasikan warna, dimensi, bentuk. Gary Comer Youth Centre.
29 www.arcspace.com
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
52
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
III.3 Studi Banding Tema Sejenis Studi peneletian ini sebagai pembelajaran dari suatu permasalahan pada sarana kreatifitas anak di banding seni dan karakter anak yang lebih cenderung pada sebuah permainan dan pembelajaran yang menarik untuk tumbuh kembang psikologi anak sambil meluapkan bakat mereka. Dengan memahami suatu permasalahan dan mencari sebuah titik penemuan berdasarkan pencarian data, agar data dari sebuah penelitian ini terjawab semua, maka penelitian yang di bandingkan ialah Kandank Jurank Doank dan Taka Tuka Land sebagai data dari tema yang sejeni dengan bahan penelitian studi banding. Exterior Kandank Jurank Doank Bagi mereka yang belum tahu seakan melihat seperti taman bermain untuk anak-anak, tapi yang benar adalah Sekolah Alam Kandank Jurank Doank. Lokasinya cukup jauh dari hiruk pikuk metropolitan, sekolah nonformal dengan metode outdoor milik Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang alias Dik Doank setiap harinya berlangsung. Untuk itu, kandank jurank doank memiliki suatu objek bangunan dan elemen luar yang sangat eksploratif terutama di khususkan untuk anak. Berikut ini pengamatan dari sudut analisis bangunan atau desain ekteriornya.
Gambar.3.26. Bangunan pendopo yang imajinatif. Kandank Jurank Doank.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
53
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Karya dari desain si pemilik memiliki karakter yang imajinatif berdasarkan bentuk dan warna coklat yang di pakai sebagai kestabilan dan ke anggunan sosok bangunan tersebut, yang di sesuaikan dengan lingkungan dan lebih di tujukan pada anak, agar kestabilan belajar yang kreatif dapat di gunakan dengan baik. Dari gambar tersebut telat tergambarkan bangunan yang eksploratif.
Gambar.3.27. Bangunan konsep eksploratif. Kandank Jurank Doank.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
54
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Sekolah kandank jurank ini memiliki karakteristik yang sesuai dengan tema yang di terapkan sebagai Ruang Eksploratif, yang di karenakan dari berbagai objek penelitian suevei lapangan yang berupa image atau gambar, bahwa bangunan ini cenderung pada desain warna kuning, coklat, dan abu-abu. Dari pemanfaatan bangunan tersebut dengan menggunakan warna, sudah cukup jelas bahwa si pengelola lebih mendasin semua konsep dengan terpusat pada anak, agar dapat memicu sebuah kegembiraan, permulaan, pencerahan, dan stabil. Konsep ini sudah bisa di aplikasikan terhadap anak, karena sifat dan karakter bangunan sudah mencerminkan eksploratif dan fungsi bangunan tersebut sudah mendapat suati ekspresi anak dalam nuansa bermain mereka. Elemen Luar Kandank Jurank Doank Elemen dari sekolah alam ini lebih dominan pada warna yang alami dan kesan eksploratif lebih kepada warna dan dimensinya yang di sesuaikan pada anakanak dengan konteks bermain dan belajar. Semua konsep ruang luar menggubakan bahan alam, dan semua fasilitas di sekolah alam ini masih totalitasnya kepada unsur alam atau kesan warnanya ialah hijau, coklat dan abu-abu. Untuk itu, berdasarkan pengamatan suervei lapangan, sekolah alam ini mempunyai suasan eksploratif, sebagai berikut :
Gambar.3.28. Amphytheater konsep eksploratif. Kandank Jurank Doank.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
55
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Taka Tuka Land Suasana didefinisikan oleh strategi desain komunal. Baupiloten ini adalah sekelompok mahasiswa di fakultas arsitektur Universitas Teknik Berlin yang melaksanakan proyek pembangunan di bawah bimbingan Susanne Hofmann dan pengawasan. Dalam lingkup dari pemugaran yang Baupiloten menciptakan sebuah dunia yang sepenuhnya dipahami baru dari struktur sementara dari TK seperti yang dibayangkan oleh anak-anak. Hasilnya ruang interior interaktif dan komunikatif serta fasade multifungsi menurut cerita Astrid Lindgren itu.
Gambar.3.29. Ruang Interior eksploratif. Taka Tuka Land.
Ruang interior Taka Tuka Land sangat imajinatif, ekspresif, dan aktif. Penyesuaian
ruang eksploratif
sangat terasa di ruang dalamnya,
seperti
mengaplikasikan warna putih dan kuninf, serta dimensi yang telah di ukur pada posisi pandang anak dan letak penyampaian anak pada suatu objek yang sedang di mainkan.
Gambar.3.30. Ruang menjadi fungsi warna dan dimensi. Taka Tuka Land.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
56
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Ruang Luar Taka Tuka Land Struktur sementara asli dari taman kanak-kanak telah berubah menjadi sebuah pohon ek yang kekal di mana limun tumbuh dan mengalir. Aliran limun memiliki tujuh interval di mana anak-anak dapat menikmatinya, misalnya, skala besar jendela dimana matahari siang berubah ruangan ke sebuah lingkungan berkilauan karena kristal yang telah dipasang di jendela. Sebagai soal fakta, kuning adalah warna yang dominan, baik itu di pintu masuk atau koridor dengan galeri limun mana anak-anak dapat menunjukkan prestasi terbaru mereka. Di aula pakaian anakanak ditampung dalam lemon berwarna lemari. Para Highpoint arsitektur adalah "limun-pulau" di mana anak-anak lebih tinggi dari orang-orang dewasa. Ini permukaan miring mengundang setiap anak untuk bermain dan "tenggelam" dalam aliran limun kuning
Gambar.3.31. Denah, Tampak Bangunan, Detail elemen luar galeri. Taka Tuka Land.
FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
57
Galleri Kreatifitas dan Seni Anak
“ EKSPLORATIF “
Hal ini telah menjadi kerangka panjat miring terbuat dari kayu ek hijau ditutupi oleh membran kuning dengan banyak ruang untuk menyembunyikan. Seluruh konstruksi dilindungi terhadap unsur-unsur oleh membran transparan yang berwarna kuning di dalam gudang dengan cahaya hangat.
Gambar.3.32. Fasilitas penunjang yang terdapat diluar dan dalam galleri. Taka Tuka Land.
Konsep
Gambar.3.33. Konsep Ruangan Taka Tuka Land. FAKULTAS TEHNIK PERENCANAAN DAN DESAIN
PAHALA BUDIMAN | 41207010028
58