BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA
III.1 Perkembangan Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. Berikut ini adalah peraturan-peraturan Pemerintah sehubungan dengan izin usaha TELKOM, antara lain sebagai berikut : •
Pendirian pertama kali dibawah Hindia Belanda sebagai suatu badan usaha yang dikelola oleh swasta bernama Post-en Telegraaf Dienst, yang didirikan dengan Staatsblad No. 52 tahun 1884.
•
Sesuai dengan Staatsblad No. 419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijvenwet (IBW, Undang-undang Perusahaan Negara), berdirilah Post, Telegraaf en Telefoondiest (PTT-Dienst) sebagai Perusahaan Negara.
•
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) No. 19 tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia, menyatakan PTT-Dienst memenuhi syarat untuk tetap menjadi Perusahaan Negara (PN).
•
Melebur kedalam Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Pos dan Telekomunikasi), sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1961.
•
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1965, berdirilah Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
38
•
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1974, berkembang menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi untuk umum.
•
Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 1980 berisi mengenai Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1974 menyatakan, PERUMTEL ditetapkan sebagai badan usaha penyelenggara telekomuniksai untuk umum dalam negeri.
•
Beralih menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991.
•
Sesuai UU No.1 tahun 1995 TELKOM sebagai Perusahaan Perseroan merupakan Badan Usaha M ilik Negara, diatur sesuai dengan yang tercatat pada UU No. 17 tahun 2003 mengenai Keuangan Negara, dan UU No. 19 tahun 2003 mengenai BUM N. M engantisipasi era globalisasi, maka TELKOM pada tahun 1995 melaksanakan
tiga program besar secara simulatan yaitu, restrukturisasi internal, penerapan Kerja Sama Operasi (KSO), dan persiapan Go Public atau dikenal dengan Initial Public Offering. Pada akhir September 2005, Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di 9 (sembilan) anak perusahaan, termasuk di PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selular di Indonesia dengan EBITDA margin sebesar 72%, merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Kepemilikan saham TELKOM saat ini dimiliki oleh pemerintah RI sebesar 51,19% dan oleh publik 48,81%. Sebagian dimiliki oleh investor asing sebesar 45,58%
39
dan sisanya oleh investor lokal sebesar 3,23% dengan kapitalisasi pasar untuk saham TELKOM saat ini berkisar 15 % dari total kapitalisasi pasar di BEJ. TELKOM mencatatkan sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange (TSE) (Public Offering Without Listing/POWL). Pada tahun 2005 ini, TELKOM baru saja memperingati 10 tahun sebagai perusahaan publik di BEJ dan closing bell ceremony di New York Stock Exchange dan sekaligus sebagai wujud komitmen perseroan untuk tetap listing di N YSE. Pada akhir September 2005, TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12,4 juta, sementara pelanggan selular Telkomsel berjumlah 23,5 juta.
III.2 Kon disi Perusahaan III.2.1 Tata Kelola Perusahaan Sebagai perusahaan yang tercatat di bursa lokal dan luar negeri, TELKOM berkomitmen penuh mengembangkan dan menerapkan kebijakan serta praktek tata kelola perusahaan yang sesuai dengan standar pasar modal dunia. TELKOM menyadari pentingnya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG)
sebagai alat
untuk
meningkatkan
kinerja perusahaan
dan
akuntabilitas kepada publik. TELKOM telah secara gradual memperkuat kebijakan dan praktek tata kelola perusahaan, diantaranya dengan membangun struktur internal serta prosedur yang dapat mengimbangi tuntutan pemenuhan standar internasional. Salah satu standar tersebut adalah the Sarbanes Oxley Act (SOA) tahun 2002, sebuah UU pelaporan keuangan dan 40
reformasi tata kelola perusahaan berstandar AS. Isinya antara lain mewajibkan perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa AS untuk mentaati sejumlah persyaratan yang ada guna menjamin adanya kepastian lebih besar terhadap integritas sebuah laporan keuangan. Sebagai perusahaan yang tercatat pada papan ADR, New York Stock Exchange, Telkom menjadi terikat pada aturan main dan peraturan yang dibuat US Securities and Exchange Commission yang telah mengadopsi SOA sebagai syarat untuk laporan keuangan. Pada saat yang sama, perusahaan juga terikat oleh peraturan dan regulasi yang dikeluarkan Bapepam dimana sejumlah aspek materialnya sejalan dan konsisten dengan SEC.
III.2.2 Pan dangan TELKOM terhadap Tata Kelola Perusahaan Telkom telah mengakui pentingnya prinsip tata kelola perusahaan sebagai sarana menjaga asset perusahaan serta menjaga nilai jangka panjang stakeholder. Pandangan perusahaan terhadap tata kelola perusahaan yang baik adalah upaya perusahaan untuk: •
M emaksimalkan
nilai
jangka
panjang stakeholder
lewat
pelembagaan
transparansi, independensi, akuntabilitas, tanggungjawab dan keadilan sebagai upaya meningkatkan daya saing perusahaan baik di pasar domestik maupun intenasional. •
M enjamin perusahaan dikelola secara profesional dan akuntabel sambil terus berupaya memuaskan otoritas terkait serta menjaga kemandirian RUPS, komisaris dan dewan direksi.
•
M enyediakan referensi yang sama kepada dewan komisaris dan direksi sebagai landasan membuat keputusan dan menerapkan kebijakan perusahaan. 41
III.2.3 Langkah-langkah Kunci GCG Telkom terus mengembangkan dan mengimplementasi sejumlah kebijakan. Langkah yang diambil sebagai bagian dari program tata kelola perusahaan yang baik, diantaranya: •
M embuat formasi tim SOA yang telah selama tiga tahun bekerja dibawah bimbingan Komite Audit, dan dengan bantuan konsultan independen, guna mengembangkan dan membangun kebijakan baru serta prosedur dalam hal pengawasan laporan keuangan internal sebagai salah satu persyaratan SOA.
•
M emasukkan GCG serta CSR sebagai bagian utama tanggung jawab para CEO sebagai jaminan komitmen pada tingkat manajemen paling tinggi.
•
M enyusun panduan formal manual tentang kebijakan tata kelola perusahaan, etika kerja mengelola perilaku karyawan, dan etika bisnis mengelola hubungan dengan pihak luar.
•
M embangun sejumlah komite pada tingkat komisaris dan direksi dengan anggaran dasar yang tepat guna mendukung kebijakan dan praktek GCG dalam perusahaan.
•
Penjelasan terbuka informasi berkala tentang hasil-hasil tata kelola perusahaan dan informasi material lainnya kepada publik lewat sejumlah cara termasuk ekspos publik, undangan konferensi, konferensi pers, dan rilis kepada media, serta penjelasan berkala laporan keuangan. Struktur tata kelola Telkom terdiri atas RUPS, dewan komisaris, dewan direksi,
sejumlah dewan komite yang per akhir 2005 terdiri atas komite audit, komite nominasi dan remunerasi, serta komite perencana perusahaan untuk komite-komite dewan komisaris; serta komite tata kelola perusahaan, komite disiplin, komite investasi, komite keterbukan perusahaan, komite kebijakan perusahaan, dan komite kinerja yang 42
membentuk komite untuk direksi. Sebagai tambahan, dewan direksi dibantu oleh SOA gugus tugas unit dan sekretaris perusahaan. Untuk memberikan gambaran penerapan Tata Kelola di TELKOM , maka contohcontoh pelaksanaan Tata kelola dikelompokkan sesuai dengan lima prinsip utama, yaitu Transparansi
(transparant),
Kemandirian
(independence),
Akuntabilitas
(accountability), Pertanggungjawaban (responsibility) dan Kewajaran (fairness).
III.2.4 S truktur Tata Kelola Struktur tata kelola TELKOM terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, serta sejumlah Komite yang hingga akhir tahun 2005 terdiri dari Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite Pengkajian dan Perencanaan untuk komite-komite dibawah Dewan Komisaris; dan Komite GCG, Komite Disiplin, Komite Investasi, Komite Pengungkapan, Komite Kebijakan Perusahaan, dan Komite Kinerja yang merupakan komite-komite dibawah Direksi. Selain berbagai komite tersebut, Direksi dibantu oleh Unit SOA dan Sekretaris Perusahaan.
III.2.4.1 Rapat Umum Pemegang S aham (RUPS ) Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) merupakan otoritas tertinggi struktur tata kelola, dan merupakan forum utama dimana para pemegang saham dapat menggunakan hak dan wewenang mereka atas manajemen Perseroan. RUPS juga merupakan majelis yang memiliki kewenangan tertinggi dimana keputusan-keputusan penting diambil dan menjadi kebijakan resmi Perseroan. RUPST dan RUPSLB memiliki kekuatan untuk 43
menunjuk dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menetapkan jumlah remunerasi dan tunjangan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menilai kinerja Perseroan dalam tahun buku yang dilaporkan, menentukan penggunaan laba perusahaan, pembayaran deviden, perhitungan pendapatan dan kerugian, dan perubahan Anggaran Dasar. RUPST diselenggarakan satu kali dalam satu tahun, sementara RUPSLB dapat diselenggarakan kapan pun sesuai kebutuhan.
III.2.4.1.1 Hak Para Pemegang S aham Hak para pemegang saham dilindungi hukum dan perundang-undangan, termasuk pasal-pasal yang berkaitan dengan perlindungan tersebut pada Anggaran Dasar Perseroan, Undang-undang Perseroan tahun 1995 dan Peraturan Bapepam. Para pemegang saham memuliki hak untuk: (i) memberikan hak suara pada pelaksaan RUPS, (ii) memperoleh informasi mengenai Perseroan, (iii) menerima dividen, (iv) meminta Perseroan untuk membeli kembali saham dengan harga yang pantas dari para pemegang saham yang tidak menyetujui beberapa tindakan Perseroan yang akan mengurangi nilai pemegang saham, dan (v) menggugat Perseroan atau atas nama Perseroan menggugat anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan alasan kerugian material atas nilai pemegang saham yang diakibatkan oleh kelalaian atau pengelolaan yang salah yang dilakukan manajemen.
III.2.4.1.2 Hak Pemegang S aham Seri A Pemegang saham khusus seri A Dwi Warna adalah Pemerintah Indonesia sampai akhir tahun 2005. Pemegang saham khusus ini memiliki hak untuk:
44
(i) M engangkat dan memberhentikan Direktur dan atau Komisaris melalui keputusan RUPST atau RUPSLB. (ii) M elakukan merjer, akuisisi, divestasi, atau melikuidasi Perseroan melalui keputusan RUPS.
III.2.5 Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertanggung jawab dalam pengawasan kebijakan dan aktivitas yang dilakukan oleh Direksi dalam pengelolaan Perseroan, dan memberikan masukan pada Direksi pada hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan Perseroan, anggaran tahunan dan rencana bisnis, serta Anggaran Dasar Perseroan. Dewan Komisaris juga menyetujui laporan keuangan dan laporan tahunan Perseroan yang disiapkan olah Direksi. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris dibantu oleh sejumlah Komite yang tugas dan tanggung jawabnya diuraikan dibawah ini. Sampai dengan akhir tahun 2005, Dewan Komisaris TELKOM terdiri dari lima Komisaris termasuk Komisaris Utama, dua diantaranya adalah Komisaris Independen yang telah ditunjuk sesuai dengan Peraturan Bapepam no. IX.1.5 mengenai konflik kepentingan.
III.2.6 Komite-komite di bawah Dewan Komisaris a. Komite Audit Komite Audit beranggotakan tujuh orang, terdiri dari dua Komisaris Independen, Komisaris, dan empat orang angota Independen dari luar TELKOM . Komite Audit diketuai oleh seorang Komisaris Independen Perseroan. Dua orang anggota memiliki keahlian dibidang keuangan dan akuntansi, serta pengendalian internal. Komite Audit 45
bekerja berdasarkan charter Komite Audit yang ditetapkan dengan keputusan Dewan Komisaris yang antara lain berisi tujuan, fungsi, tanggung jawab dan wewenang Komite Audit. Komite ini mengkaji laporan keuangan sebelum dipublikasikan, memilih dan merekomendasikan kandidat untuk auditor independen (akuntan publik), mengawasi tugas akuntan publik, memantau efektifitas pengendalian internal, dan menyelia kepatuahan Perseroan sesuai peraturan dan perundangan, serta mengemban tugas-tugas khusus dari Dewan Komisaris. Secara garis besar charter berisi maksud, fungsi, dan tanggung jawab Komite Audit, dan secara khusus menerangkan bahwa Komite Audit bertanggung jawab untuk: •
M engawasi proses pelaporan keuangan TELKOM dengan seijin Dewan Komisaris. Sebagai bagian dari tanggung jawabnya, Komite Audit memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai pelilihan auditor eksternal untuk disetujui pemegang saham;
•
M elakukan pembahasan bersama dengan auditor internal dan eksternal mengenai cakupan dan rencana-rencana khusus untuk kegiatan audit mereka masing-masing. Selain itu juga membahas laporan keuangan konsolidasi TELKOM , dan kecukupan perangkat pengendalian internal TELKOM .
•
M elakukan pertemuan rutin dengan auditor internal dan eksternal TELKOM tanpa dihadiri manajemen untuk membahas hasil pemeriksaan, evaluasi terhadap pengendalian internal Perseroan dan kualitas laporan keuangan secara keseluruhan; dan
•
M enjalankan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris, khususnya yang berhubungan dengan keuangan dan akuntansi.
46
b. Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari: •
Tanri Abeng (Ketua dan Komisaris Utama)
•
P. Sartono (Sekretaris dan Komisaris Independen)
•
Gatot Trihargo (Komisaris) Tugas Komite Nomindasi dan Remunerasi adalah:
•
M erumuskan kriteria seleksi dan prosedur nominasi untuk posisi-posisi strategis dalam Perseroan berdasarkan prinsip-prinsip GCG;
•
M embantu Dewan Komisaris dan berkonsultasi dengan Direksi dalam memilih kandidat untuk posisi strategis dalam Perseroan; dan
•
M erumuskan sistem remunerasi untuk Direksi berdasarkan kinerja dan prinsip kewajaran.
c. Komite Pengkaji dan Perencanaan (KPP) Komite ini dibentuk untuk mengkaji rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) dan rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) yang dilanjutkan dengan memberikan rekomendasi kepada Direksi. Komite ini juga bertanggung jawab dalam menyelia dan memantau pelaksanaan rencana kerja perusahaan. Sampai akhir tahun 2005, KPP terdiri dari sembilan anggota: •
Anggito Abimanyu (Ketua, Komisaris)
•
Arif Arryman (Wakil Ketua, Komisaris Independen)
•
P. Sartono (Komisaris Independen)
•
Yuki Indrayadi (Sekretaris)
•
Kindy Syahrir
47
•
Ario Guntoro
•
Adam Wirahadi
•
Widuri M . Kusumawati
•
Arman Soeriasoemantri
III.2.7 Direksi Direksi TELKOM bertanggung jawab dalam penyusunan kebijakan, strategi bisnis, dan
pelaksanaannyadalam
kerangka
manajemen
perusahaan.
Direktur
Utama
bertanggung jawab dalam memadukan kebijakan dan sumber daya TELKOM mencapai sasaran dan tujuan, serta memastikan pelaksanaan kebijakan dan rencana kerja Direksi. Sementara Direktur lainnya bertanggung jawab dalam merumuskan kebijakan, rencana pengembangan, pengawasan pelaksanaan dan administrasi sesuai lingkup kerjanya. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi dibantu sejumlah komite eksekutif yang tugas dan tanggung jawabnya diuraikan dibawah ini.
III.2.8 Komite-komite di bawah Manajemen a. Komite Disclosure Komite Disclosure (pengungkapan) terdiri dari 14 anggota senior dari berbagai unit yang diketahui oleh Chief Financial Officer (CFO). Tugas Komite ini adalah mendukung M anajemen TELKOM dalam merancang dan mengevaluasi prosedur dan pengendalian disclosure dan ikut serta dalam proses disclosure. Sejak dibentuk 18 Febuari 2005, Komite ini telah menyusun prosedur kerja internal yang berhubungan dengan pengkajian dan persiapan laporan tahunan TELKOM dalam forum 20-F.
48
Pembentukan Komite Disclosure membakukan proses disclosure yang telah dirancang sebelumnya oleh sejumlah staf senior dari berbagai unit yang bertanggung jawab untuk proses disclosure yang diperlukan. b. Komite GCG Komite GCG terdiri dari tujuh anggota dan diketuai oleh Direktur Sumber Daya M anusia. Komite ini bertanggung jawab dalam memantau sanksi hukum dan administratif yang dikeluarkan oleh TELKOM .
III.2.8.1 Rapat Dewan Komisaris dan Direksi Rapat Dewan Komisaris TELKOM haris diselenggarakan sedikitnya satu kali dalam tiga bulan dan setiap saat: (i) atas permintaan Komisaris Utama, (ii) atas permintaan sepertiga anggota Dewan Komisaris, (iii) atas permintaan tertulis Dewan Komisaris, atau (iv) atas permintaan seorang atau sekelompok pemegang saham TELKOM yang sedikitnya 10% dari saham TELKOM dengan hak suara yang sah. Kuorum rapat Dewan Komisaris tercapai jika lebih dari setengah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakilkan dengan kuasa kepada Komisaris lain. Keputusan rapat diambil secara mufakat. Jika mufakat tidak terjadi, maka dilakukan pemungutan suara di antara anggota Dewan Komosaris yang hadir atau diwakilkan dalam rapat. Jika hasilnya imbang, maka keputusan yang akan diambil tersebut akan dipertimbangkan untuk ditolak. Rapat Direksi dapat diselenggarakan sesuai keperluan atas permintaan (i) Direktur Utama, (ii) sedikitnya sepertiga anggota Direksi, (iii) Direksi, atau (iv) permintaan tertulis dari pemegang saham atau sekelompok pemegang saham TELKOM yang memiliki sedikitnya 10% dari saham TELKOM dengan hak suara yang sah. Kuorum 49
rapat tercapai bila lebih dari setengah anggota Direksi hadir atau diwakilkan dengan kuasa kepada direktur lain. Pada rapat Direksi, setiap direktur memiliki satu hak suara dan satu hak suara tambahan dari Direktur lain yang diwakilinya.
III.2.8.2 Remunerasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Setiap Komisaris TELKOM mendapatkan honorarium bulanan dan tunjangan tertentu, dan menerima bonus yang besarnya ditentukan oleh para pemegang sahan dalam RUPS. Setiap Komisaris juga memperoleh bonus uang penghargaan yang diberikan pada saat komisaris mengakhiri masa jabatannya sesuai dengan ketentuan M enteri Keuangan yang diterapkan pada seluruh perusahaan BUM N. Setiap Direktur memperoleh gaji bulanan dan tunjangan-tunjangan tertentu (termasuk tunjangan pension juka telah memenuhi syarat). Setiap Direktur juga mendapatkan bonus tahunan (tantiem) yang besarnya ditentukan oleh para pemegang saham dalam RUPS. Bonus dan insentif dianggarkan setiap tahun berdasarkan rekomendasi Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris. Komisaris dan Direksi tidak mendapatkan uang kehadiran untuk rapat Komisaris dan atau Direksi yang dihadirinya. Selain itu, Direksi menerima fasilitas lainnya, seperti perumahaan, kendaraan, dan supir.
III.2.9 S ekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab di antaranya untuk memastikan bahwa fungsi Dewan Komisaris dan Direksi sejalan dengan prosedur dan peraturan yang berlaku; mengadiri seluruh rapat Dewan Komisaris dan Direksi serta membuat notulensi; menyampaikan
informasi-informasi
material dan
bertindak
sebagai
penghubung dengan otoritas pasar modal; melakukan koordinasi kegiatan hubungan 50
investor; dan secara umum melakukan tugas-tugas kesekretariatan untuk Dewan Komisaris dan Direksi.
III.2.10 Corporate Compliance Group Corporate Compliance Group beranggotakan sejumlah staf senior dari berbagai unit yang bertanggung jawab untuk membantu dan memberikan saran kepada Direksi dalam hal yang berhubungan dengan aspek kepatuhan hukup pada setiap kegiatan usaha TELKOM . III.2.11 Corporate Transformation Group Corporate Transformation Group terdiri dari sejumlah staf senior dari berbagai unit yang bertanggung jawab untuk membantu dan memberikan saran kepada Direksi dalam hal-hal yang berkaitan dengan proses transformasi TELKOM menuju perusahaan jasa yang customer-centric.
III.2.12 Corporate Planning Group Corporate Planning Group beranggotakan sejumlah staf senior dari berbagai unit yang bertanggung jawab untuk membantu dan memberikan saran kepada Direksi berkaitan dengan perumusan rencana bisnis TELKOM baik jangka pendek maupun jangka panjang.
III.2.13 Unit Sarbanes Oxley Act (S OA) Selain unit-unit pendukung, Direksi juga dibantu oleh Unit SOA yang terdiri dari beberapa staf senior dari bidang keuangan, akuntansi, pengendalian internal, dan legal.
51
Tanggung jawab utamanya adalah melakukan koordinasi agar antara rencana dan pelaksanaan kegiatan pengendalian internal TELKOM dapat berlangsung secara terpadu.
III.2.14 Unit Audit Internal M erupakan bagian dari struktur pengendalian internal TELKOM yang bertanggung jawab untuk melakukan audit dan penilaian secara independen mengenai kehandalan dan efektifitas sistem dan mekanisme pengendalian internal TELKOM , serta membantu M anajemen dan unit operasional untuk mencapai target mereka masing-masing. Audit Internal melakukan kajian terhadap ketepatan dan kebenaran informasi Perseroan; kepatuhan pada kebijakan, rencana bisnis, prosedur kerja TELKOM , serta peraturan dan perundangan yang ada; pengendalian internal untuk menyelamatkan aset-aset Perseroan; pemanfaatan sumber daya manusia secara efisien dan efektif; dan pencapaian sasaran dan tujuan TELKOM . Perseroan telah membentuk forum komunikasi auditor internal yang bekerja pada unit-unit yang berbeda untuk berbagi informasi yang berkaitan dengan aktivitas audit TELKOM .
III.2.15 Auditor In dependen Penunjukkan auditor independen dilakukan sesuai dengan prosedur dengan memperhatikan independensi dan kualifikasi auditor independen yang diperlukan oleh Perseroan, seperti yang disebutkan dalam Laporan Komite Audit Tahun 2005.
III.2.16 Manajemen Resiko Salah satu aspek pokok tata kelola perusahaan yang efektif adalah perumusan dan pelaksanaan kerangka kerja manajemen resiko perusahaan secara menyeluruh. M engacu 52
pada kegiatan pasca tahun 2005, pada tanggal 3 Febuari 2006, TELKOM menerbitkan pedoman dan kebijakan manajemen resiko dengan judul M anajemen Resiko TELKOM , yang diantaranya membahas tiga masalah utama, resiko keuangan, resiko operasional, dan resiko strategis.
III.2.17 Etika Kerja dan Bisnis Kebijakan etika kerja Perseroan menuntut setiap karyawan untuk memahami visi dan misi TELKOM , dan tujuh tata nilai utama: kejujuran, transparan, komitmen, kerjama, disiplin, peduli, dan tanggung jawab. Karyawan didorong untuk mendalami lima perilaku utama-strecth the goals (mencapai target lebih tinggi), simplify (efisiensi dan efektifitas cara kerja), involve everyone (membangun kerjasama dan sinergi), quality is my job (mengutamakan kualitas), dan reward the winner (memberikan respek dan penghargaan)- dan mengambil langkah nyata untuk mendukung kebijakan Perseroan, diantaranya dengan meningkatkan kapasitas individu, menjaga kerahasiaan informasi Perseroan, memelihara loyalitas, taat aturan, menjaga infrastruktur Perseroan, dan menjaga lingkungan kerja. TELKOM mengembangkan kebijakan etika bisnis yang komprehensif yang mendorong karyawan untuk memahami dan mempraktikan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, tanggung jawab, dan kewajaran dalam aktivitas rutinnya. Kebijakan etika bisnis memberikan panduan bagaimana Perseroan, manajemen, dan karyawan berperilaku dan berhubungan dengan pihak-pihak lain. Kebijakan memberikan arahan bagaimana karyawan bersikap dalam memelihara hubungan yang baik dengan regulator dan stakeholder lainnya, serta mengembangkan praktik bisnis yang sehat dan transparan. 53
III.2.17.1 Transparansi Aspek transparansi dalam pengelolaan perusahaan di TELKOM dapat dilihat dari berbagai bidang. Dalam rangka transparansi kepada publik dan pemegang saham, perseroan memberikan keterbukaan (disclosure) secara luas, baik sesuai dengan peraturan pasar modal dalam dan luar negeri maupun disclosure yang dilakukan atas inisiatif perseroan, dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada publik dan para pemegang saham. Sesuai dengan peraturan pasar modal di Indonesia, TELKOM telah menyampaikan laporan-laporan berbahasa Indonesia, yang mencakup Laporan Keuangan unaudited Triwulanan, Laporan Keuangan akhir tahun audited, dan Laporan Tahunan perseroan tanggal 2 Juni 2005. Selain itu, perusahaan juga telah melakukan satu kali paparan publik pada tanggal 24 November 2005. Selama tahun 2005, perusahaan telah menyampaikan 20 press release yang berkaitan dengan berbagai kegiatan perusahaan yang material. Perusahaan juga telah memasang 3 (tiga) buah iklan laporan keuangan akhir tahun 2004, masing-masing pada bulan Februari, bulan Juni dan bulan Agustus, di dua koran berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dan melaksanakan RUPS selama 2 kali, masing-masing RUPS tahunan pada tanggal 24 Juni 2005 dan RUPS LB pada tanggal 21 Desember 2005. Khusus untuk NYSE, TELKOM telah menyampaikan laporan-laporan versi bahasa Inggris berupa Laporan Tahunan 2004 dalam Form 20-F pada tanggal 14 Juli 2005 kepada otoritas bursa AS (Securities and Exchange Commission atau U S-SEC). Laporan 20-F tersebut berisi berbagai informasi perusahaan yang detil antara lain memuat berbagai risiko perusahaan, strategi pengembangan perusahaan, accounting treatment, penjelasan tentang anak perusahaan, internal control dan prosedur serta kasus-kasus 54
litigasi. Sejak terjadinya kasus Enron pada tahun 2002, US-SEC telah mengeluarkan peraturan baru pasar modal yaitu Sarbanes Oxley Act 2002 yang memperketat persyaratan disclosure dan Good Corporate Governance. Atas inisiatif perusahaan, tiap triwulan dibuat Info M emo yang berisi laporan performansi keuangan dan operasional perusahaan yang dilanjutkan dengan kegiatan conference call antara Direksi dengan para investor dan analis pasar modal, dalam dan luar negeri. Kegiatan lainnya yang menunjang transparansi, TELKOM telah melakukan inhouse investor meeting sebanyak 112 kali. , baik dengan unit Hubungan Investor maupun dengan Direksi. Direksi juga telah menghadiri kegiatan investor Conference di negara-negara Asia, Eropa dan Amerika sebanyak 4 kali. Road Show sebanyak 3 kali, pada bulan September 2005 sebanyak 1 kali dan pada bulan November sebanyak 2 kali. Kegiatan lainnya dalam rangka 10 tahun TELKOM Go Public, telah diselenggarakan ulang tahun di Bursa Efek Jakarta dan di NYSE dalam acara Closing Bell pada tanggal 14 November 2005. Selain itu, perusahaan telah mengumumkan sesuai hasil RUPS tahunan pada bulan Juni 2005 dan RUPS LB pada bulan Desember 2005 di beberapa media cetak dan dalam laporan tahunan 20-F. Juga telah mengumumkan berbagai dokumen-dokumen disclosure dalam website perusahaan yaitu www.telkom-indonesia.com.
III.2.17.1.1 Transparansi proses pengambilan keputusan Dalam upaya menerapkan aspek transparansi dalam setiap pengambilan keputusan, beberapa contoh yang telah dicapai oleh perseroan dalam tahun 2005 antara lain melalui pengembangan infrastruktur informasi berupa intranet, knowledge management. Khusus 55
untuk knowledge management, merupakan sarana karyawan dalam menyampaikan berbagai informasi berupa tulisan, ide-ide, atau gagasan sehingga informasi tersebut dapat diakses oleh setiap karyawan TELKOM . Untuk ide-ide atau inovas i yang bagus dan dapat direalisasikan, akan diberikan penghargaan oleh manajemen atau diberikan brevet melalui penilaian yang dilakukan oleh Dewan Brevetisasi. Juga telah dikembangkan sarana komunikasi antara manajemen dengan karyawan melalui SM S DIRUT 3010 yang diharapkan dapat dimamfaatkan oleh setiap karyawan sebagai sarana dalam memberikan
masukan
langsung ke DIRUT apabila di lapangan ada
penyimpangan atau untuk sarana memberikan masukan demi kemajuan perusahaan. Kliping media cetak online yang diupdate setiap hari untuk kebutuhan informasi internal.
III.2.17.1.2 Transparansi kepada mitra kerja Untuk meningkatkan transparansi kepada seluruh mitra kerja, TELKOM menerapkan aplikasi e-procurement dan e-tender (e-auction) dan implementasi modul vendor manajemen dalam proses pengadaan barang-barang dan jasa. Dengan eprocurement, kontak fisik antara vendor/mitra dengan panitia di minimalisir, dan semua kegiatan
tender
dilakukan
dengan
sistem komputerisasi sehingga menunjang
transparansi. Seluruh vendor memperoleh informasi yang sama. Dengan implementasi pengadaan melalui e-auction dapat mengefisiensi pekerjaan.
III.2.17.1.3 Transparansi penyusunan laporan keuangan Untuk dapat memenuhi aturan Sarbanes Oxley Act section 404 yang dikeluarkan oleh US-SEC, perusahaan dibantu Konsultan Ernst & Young (E&Y) telah 56
mengembangkan dan menerapkan prosedur, bisnis proses dan mekanisme pelaporan pengendalian internal, keseluruh unit baik bulanan maupun triwulanan untuk menjamin diperolehnya laporan keuangan perusahaan yang dapat dipertanggung jawabkan.
III.2.17.1.4 Transparansi penilaian kinerja pegawai Penerapan penilaian kompetensi pegawai dengan menggunakan kompetensi assessment tool, melalui asessment online penilaian dilakukan oleh masing-masing secara langsung, yang melibatkan pegawai yang bersangkutan, atasan langsung, rekan sekerja dan bawahan serta dokumen nilai kinerja individu. Pemanfaatan assessment center juga dilakukan untuk mengetahui potensi seorang pegawai dalam hal penempatan jabatan dan promosi.
III.2.17.2 Kemandirian Berkaitan dengan aspek kemandirian, Direksi dan Komisaris TELKOM memiliki pendapat yang independen dalam setiap keputusan yang diambil. Selain itu, dimungkinkan pula untuk memperoleh saran dari konsultan independen, konsultan legal dan Komite Audit untuk menunjang kelancaran tugas Direksi dan Komisaris. Contoh Aspek Kemandirian dalam bidang Keuangan, SDM dan Network Dengan cash flow perusahaan yang selalu positif, sebagian besar belanja modal TELKOM (capital expenditure) berasal dari dana internal perusahaan. Pada saat dilakukan penunjukkan pejabat di tingkat tertentu, kandidat yang terpilih (shortlisted candidates) ditentukan melalui job tender , sidang jabatan dan assesment tool melalui asessment center, dengan memperhatikan hasil nilai kinerja individu, asessment online dan asessment center. 57
Telkom memiliki network telekomunikasi yang luas di seluruh Indonesia, yang seluruhnya dimiliki oleh perusahaan.
III.2.17.3 Akuntabilitas Untuk menjunjung tinggi akuntabilitas, diperlukan kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Seperti misalnya fungsi lembaga Dewan Komisaris, Lembaga Direksi, masing-masing unit Teknostruktur (Corporate Transformation Group, Corporate Planning Group, Unit-unit pendukung ( Internal auditor Group, Sekretaris Perusahaan, Corporate Compliance Group)) dan unit-unit lain Sesuai fungsi masingmasing unit.
III.2.17.3.1 Aspek Akuntabilitas dalam Penyampaian Laporan Keuangan RUPST tahun buku 2004 yang diselenggarakan pada tanggal 24 Juni 2005, merupakan sarana Direksi perusahaan dalam mempertanggungjawabkan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan tersebut telah disetujui oleh pemegang saham. Selain itu, laporan-laporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan periode tahun 2006 serta pembahasan rutin antara Direksi dan Dewan Komisaris mengenai evaluasi performasi keuangan triwulanan dan tahunan, merupakan bentuk-bentuk penerapan GCG di TELKOM dalam aspek akuntabilitas. Sementara itu, penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan kepada publik dilaksanakan melalui 2 (dua) media cetak berperedaran luas.
58
III.2.17.3.2 Aspek Akuntabilitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Peran Internal Auditor yang efektif, digunakan dalam melakukan pemeriksaan setiap unit kerja serta dalam melaksanakan sistem dan prosedur, merupakan kebijakan Perseroan. Selain itu, untuk menjaga integritas dalam hal pemeriksaan/penyampaian laporan keuangan serta memenuhi persyaratan ketentuan pasar modal dalam dan luar negeri, TELKOM menggunakan Eksternal Auditor melalui penunjukan akuntan publik KPM G untuk mengaudit laporan keuangan tahunan untuk tahun buku 2005 Selain itu pula Unit Pengelola SOA juga memonitoring penerapan bisnis proses pengendalian internal di masing-masing unit di TELKOM agar sesuai dengan Sarbanes-Oxley Act Section 302 & 404, melalui mekanisme kewajiban masing-masing unit melaporkan pelaksanaan bisnis proses di masing-masing setiap bulan dan triwulanan, juga melakukan pemeriksaan ke masing-masing unit bersama Internal Auditor
III.2.17.3.3 Aspek Akuntabilitas dalam SDM Berkaitan dengan upaya meningkatkan kinerja SDM , diterapkan sistem reward and punishment kepada karyawan yang dikaitkan dengan kebijakan kompensasi yang berlaku di intern perusahaan.
III.2.17.4 Pertanggungjawaban TELKOM selalu mengutamakan kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan, terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Setiap pihak/bagian memiliki tugas dan fungsi mas ing-masing yang terpisah, di mana alokasi tanggung jawab masing-masing secara jelas tercantum dalam kebijakan
59
peraturan perusahaan yang disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
III.2.17.5 Kewajaran Untuk memenuhi aspek kewajaran dalam penyampaian informasi, TELKOM menerapkan equal treatment, baik kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas pasar modal maupun pemegang saham. Hubungan dengan karyawan juga terus dijaga yaitu dengan menghindari praktek diskriminasi antara lain menghormati hak asasi karyawan, memberi kesempatan yang sama tanpa membedakan umur, suku, bangsa, agama dan gender; memperlakukan karyawan sebagai sumber daya yang berharga M elalui sarana knowledge manajemen dan SM S 3010. Dalam menjamin kewajaran dalam pelaksanaan dan sistem remunerasi, Komite Remunerasi berperan dalam keputusan perusahaan berkaitan dengan penetapan gaji dan bonus direksi dan komisaris. Selain itu, TELKOM secara berkala mengadakan survey mengenai tingkat remunerasi dalam industri telekomunikasi maupun industri secara umum di dalam negeri sebagai bahan evaluasi remunerasi pegawai di TELKOM . •
Kegiatan Keterbukaan Informasi Jumlah Kegiatan Waktu pelaksanaan
•
Conference Call Direksi dengan Investor 4 kali Setiap 3 bulan sekali
•
Analyst /Investor Meeting 112 kali 2 atau 3 kali seminggu
•
Public Expose 1 kali 24 November 2005
•
RUPS 1 kali 24 Juni 2005
•
RUPSLB 1 kali 21 Desember 2005
•
Press Release 20 kali
60
•
Investor Conference 5 kali
•
Road Show 3 kali Bulan Sept. dan Nov. 2005
•
Ulang Tahun Go Public 2 kali BEJ & N YSE
•
Other Corporate Governance Issues
III.2.2 Visi, Misi dan Slogan Perusahaan III.2.2.1 Visi To become a leading InfoCom player in the region. Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
III.2.2.2 Misi TELKOM mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom " dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. TELKOM akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
III.2.2.3 S logan Commited 2 U.
61
III.2.3 S istem Nilai Perusahaan III.2.3.1 Etika Kerja III.2.3.1.1 Memiliki dan mengamalkan nilai-nilai “Commited 2 U” Dalam rangka memberikan komitmen yang terbaik kepada stakeholders, setiap insan TELKOM wajib menjaga dan mempunyai nilai kerja yang merupakan wujud nyata dari “Commited 2 U” yaitu: a. Kejujuran M emiliki kejujuran berupa integritas, ketulusan, dapat dipercaya dan satu kata dengan perbuatan, disamping itu bersikap dan berperilaku baik sehingga dapat menjadi taladan bagi bawahannya. b. Transparan M enyampaikan hal-hal yang perlu diketahui oleh orang lain dilingkungan perusahaan sesuai dengan kepentingan dan kewenangannya. Dalam melakukan aktivitas hubungan dengan pihak atau unit lain tidak mempunyai maksud-maksud lain yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. c. Komitmen Bekerja dengan dedikasi tinggi yang dilandasi dengan kesamaan pandangan dan tujuan dengan perusahaan. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan keputusan yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan dan berani menanggung resiko atas keputusan yang diambilnya, menjalankan keputusan yang sudah disepakati untuk mendukung pemenuhan kepentingan stakeholders secara proporsional. d. Kerja Sama M embangung sinergi dan terbentuknya kerja tim yang solid dengan menghilangkan sekat-sekat vertikal, horizontal, dan hubungan antar unit. M enciptakan iklim dimana 62
semua karyawan bias berpartisipasi dan berkontribusi dengan
menumbuh
kembangkan ide, kreatifitas, dan gagasan banyak orang (open minded) serta selalu melihat sisi positif dan manfaat dari setiap ide/ gagasan/ kritik/ permasalahan yang disampaikan tanpa mencari-cari kesalahan orang lain. e. Disiplin Bekerja dengan mengikuti sistim peraturan dan perundangan yang berlaku serta hasil pencapaian performasi tidak dilakukan melalui cara-cara jalan pintas (short cut) demi terciptanya good governance. f. Peduli Berupaya memahami dan menghargai kebutuhan stakeholders serta menaruh perhatian yang tulus terhadap permasalahan yang dihadapi dan mengupayakan solusinya. g. Tanggungjawab Bertanggungjawab dalam memberikan hal terbaik bagi stakeholders, dengan menjadikan kualitas atau mutu sebagai tujuan, dengan cara memnuhi standardstandard proses dan mutu yang telah disepakati dan ditetapkan, tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai dan selalu berupaya melakukan perbaikan serta meningkatkan hasil.
III.2.3.1.2 Melaksanakan perilaku yang diamanatkan dalam budaya TTW 135 Selain sebagaimana dimaksud butir 1 diatas, setiap insan TELKOM dalam bekerja dan bekerjasama selalu berpedoman kepada 5 perilaku berdasarkan budaya TTW 135 yaitu:
63
a. Strech the goals Karyawan TELKOM harus mempunyai komitmen untuk dapat mencapai target yang lebih tinggi atau diatas rata-rata dari yang diharapkan. b. Simplify Karyawan TELKOM senantiasa berusaha meningkatkan cara-cara kerja yang semakin baik, capat dan mudah. Penyederhanaan dapat dilakukan dalam hal memecahkan masalah dengan tidak menerapkan peraturan yang kaku; mengambil keputusan dan aktifitas/ proses dengan cepat; dan penggunaan teknologi yang sudah diaplikasikan. Sikap sederhana dapat juga direfleksikan dalam penggunaan anggaran atau peralatan yang tidak boros, efisien dan tidak mubazir, serta tidak menciptakan pekerjaan yang tidak perlu. c. Involve everyone Karyawan TELKOM selalu melibatkan setiap orang yang terkait untuk bekerjasama membangun sinergi dan terbentuknya kerja tim yang kuat. M enghilangkan sekat vertical, horizontal dan external (customer & supplier), agar tercipta iklim dimana semua karyawan bias berpartisipasi dan berkontribusi. Dengan kerjasama akan memunculkan ide, kreatifitas dan gagasan banyak orang, sehingga tugas yang berat menjadi lebih ringan, dapat dilakukan lebih cepat, lebih cerdas dan lebih inovatif. d. Quality is my job Karyawan
TELKOM
selalu
mengutamakan
kualitas
dalam
melaksanakan
pekerjaannya. Kualitas bukan pekerjaan atasan tapi pekerjaan semua karyawan. M emastikan bahwa kualitas atau mutu pekerjaan menjadi tujuan yang dimulai dari pekerjaan yang ada pada setiap insan pegawai.
64
e. Rewards the winner Karyawan TELKOM harus mempunyai sifat saling menghargai pendapat, respek dan manajemen memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Perusahaan menerapkan penghargaan yang tinggi bagi yang terbaik, baik secara individu maupun unit kerja.
III.2.3.2 Etika Usaha Etika Usaha adalah sistim nilai atau norma yang dianut oleh Perusahaan sebagai acuan
perusahaan,
manajemen
dan
karyawannya untuk
berhubungan
dengan
lingkungannya, baik internal maupun eksternal. Dalam pelaksanaan perusahaan dan segenap karyawannya berpedoman kepada Etika Usaha sebagai berikut: 1. Hubungan dengan regulator: tunduk pada hukum yang berlaku TELKOM dalam menjalankan Perusahaan menganut prinsip bisnis yang bermoral dengan komitmen sebagai berikut: a. Perusahaan selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran terhadap regulator serta abdi negara lainnya. b. Perusahaan
dan
segenap
karyawannya tunduk
dan
mematuhi hukum,
perundangan dan peraturan bisnis yang berlaku. 2. Hubungan dengan stakeholders Perusahaan dan seluruh karyawan harus bertindak secara professional, jujur, adil dan konsisten dalam memberikan pelayanan kepada stakeholders (pelanggan, mitra kerja, pemegang saham, competitor, dan masyarakat).
65
3. M enerapkan perilaku persaingan usaha yang sehat Dalam menjalankan bisnis, Perusahaan akan selalu mematuhi peraturan, perundangundangan yang berlaku. Perusahaan akan melakukan praktek-praktek usaha yang jujur, fair dan seimbang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. 4. Pemaparan M erupakan kebijakan perusahaan untuk bersikap penuh kewajaran, akurat, tepat waktu dan penuh keterbukaan dan patuh terhadap hukum serta peraturan-peraturan yang berlaku dalam penyusunan laporan-laporan dan dokumen-dokumen baik sebagai arsip perusahaan maupun yang yang disajikan kepada bursa-bursa surat berharga termasuk badan regulasi pasar modal di Indonesia dan di tempat lainnya dimana perusahaan terdaftar, US SEC, NYSE, dan komunikasi publik lainnya yang ditetapkan perusahaan. Disamping perannya sebagai pemimpin, manajemen mempunyai kewajiban khusus untuk menerapkan kebijakan ini dengan mengembangkan standar, kebijakan, dan prosedur yang selaras dengan kebijakan ini.
III.3.1 S truktur Organisasi Berikut adalah struktur organisasi TELKOM Pusat dan Divisi Regional II sesuai dengan Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) No. KD 11/ P S 150/ CTG10/ 2006.
66
Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. RUPS Dewan Komisaris Komite Audit Direktur Utama dan CEO
Wakil Direktur Utama dan COO
Head of Corporate Affair
Direktur Network & Sollution
Head of Corporate Communicatio
Direktur Konsumer
Direktur Enterprise &
Head of Internal Audit
EVP Risk Management & Compliance
Direktur Keuangan (CFO)
Komite GCG Komite Disiplin Komite Investasi Komite Disclosure Komite Kebijakan Komite Kinerja
Direktur Pengembanga n SDM
Sumber: Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
EVP IT & Supply
EVP Strategic Investment & Corporate
67
Struktur Organisasi Divisi Regional II EGM DIVRE DEPUTI
HRC-Area Fin Ctr-Area LD-Area & RO MM-RO FWN Area
Communication
SM Product & Bus. Perf. ASM Product Perf. ASM Bus. Planning ASM Rev. Assurance ASM Quality & Change Management
SM Acess NW Plan & Perf. ASM Acess Planning ASM CAPEX Mgt. ASM Acess Perf. & QoS ASM Acess Data & Support
GM KANDATEL
Sekretariat
SM Marketing & Sales ASM Marketing Planning ASM Sales ASM Card & Authorized
OSM Billing Colecction
SM Customer Care ASM Quality Service Mgt. ASM Channel Mgt.
OSM Security & Safety
Sumber: Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi Regional II
SM General Support ASM Log. & Asset Mgt. ASM Legal ASM Community Dev't.
68
III.3.2 Uraian Pekerjaan III.3.2.1 Bidang Product & Bu siness Performance Senior Manager Product & Business Performance bertanggung jawab atas penyiapan strategi, kebijakan penyelenggaraan bisnis pada lingkup DIVRE II, yang mencakup perencanaan operasi bisnis, pengelolaan portfolio product, pengaturan mekanisme revenue assurance, serta pengelolaan quality dan performasinya, sehingga dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan operasi bisnis DIVRE II dilaksanakan dalam koridor pengendalian manajamen secara memadai.
III.3.2.2 Bidang Access Network Planning & Performance Senior Manager Network Planning & Performance bertanggung jawab atas perencanaan pengembangan, penyediaan, serta pendayagunaan access network, sehingga dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan operasi layanan kepada customer, baik kepada customer segmen konsumer / retail maupun customer segmen corporate customer / OLO, dapat didukung dengan pendayagunaan acess network secara efisien dan berkualitas.
III.3.2.3 Bidang Marketing & Sales Senior Manager Marketing & Sales bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan fungsi marketing & sales pada lingkup wilayah operasi DIVRE II, sehingga dapat dipastikan bahwa upaya pemasaran seluruh produk TELKOM dilakukan secara kompetitif dan sesuai dengan karakteristik permintaan pasar serta direspon dengan upaya sales yang mampu secara efektif menghasilkan revenue maksimal.
69
III.3.2.4 Bidang Customer Care Senior Manager Customer Care bertanggung jawab atas kualitas dan efektifitas penyelenggaraan layanan customer pada lingkup wilayah operasi DIVRE II, sehingga dapat dipastikan bahwa upaya pelayanan kepada customer segmen konsumer / retail dilakukan secara kompetitif dan sesuai dengan karakteristik segmennya serta mampu secara efektif menjaga kepuasan customer.
III.3.2.5 Bidang General Support Senior
Manager
General
Support
bertanggung
jawab
atas
efektifitas
penyelenggaraan fungsi General Support pada lingkup wilayah operasi DIVRE II, sehingga dapat dipastikan bahwa kebutuhan fasilitas penyelenggaraan operasional DIVRE II dapat dipenuhi dan dilaksanakan dengan lancar, didukung dengan lindungan aspek legal & compliance yang memadai, serta dilaksanakan secara efisien, dan dengan adaministrasi yang tertib.
III.3.2.6 Bidang S ekretariat DIVRE II Division Secretary DIVRE II, bertanggung jawab atas kelancaran dan efektifitas dukungan bagi kegiatan-kegiatan perkantoran dan protokoler pada Kantor Divisi Regional.
III.3.2.7 Bagian Komunikasi DIVRE II Division Communication DIVRE II, betanggung jawab atas terkoordinasinya public image yang positif atas representasi TELKOM diwilayah DIVRE II, yang dilakukan melalui upaya pengelolaan komunikasi yang efektif. 70