BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab metode penelitian ini dijabarkan mengenai rancangan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, instrumen penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan teknik penyajian data.
3.1
Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan
pada metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan naturalistik. Penelitian Kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2008). Metode penelitian kualitatif deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan fakta-fakta yang ada di lapangan terkait dengan kondisi infrastruktur pada permukiman kumuh yang distudi, proses pengadaan infrastruktur dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut pada
permukiman kumuh di Kecamatan
Denpasar Barat. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus (batasan masalah) diperoleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau
30
31
yang disebut dengan penjelajahan umum. Dari penjelajahan umum ini peneliti memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi penelitian. Dalam hal ini gambaran umum penelitian yang diperoleh adalah konteks studi dari penelitian yang dilakukan yaitu, infrastruktur sebagai bagian penting sebuah permukiman, proses dan pihak yang terlibat dalam pengadaan infrastruktur pada permukiman kumuh, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut pada permukiman kumuh yang distudi. Pendekatan naturalistik pada penelitian ini digunakan karena peneliti melihat fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan terkait kondisi infrastruktur serta pihak-pihak yang terkait didalamnya secara apa adanya dan tidak dibuatbuat. Pendekatan naturalistik juga digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada ketiga rumusan masalah yang sudah dirumuskan sebelumnya. Untuk mendukung data-data yang diperoleh di lapangan, dilakukan juga wawancara mendalam kepada pihak-pihak terkait, baik itu pihak lembaga pemerintahan maupun penghuni permukiman kumuh itu sendiri. Hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk gambar berupa peta jaringan infrastruktur, serta analisis deskriptif mengenai kondisi infrastruktur, proses pengadaan infrastruktur, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi dan pengadaan infrastruktur pada permukiman kumuh di Denpasar Barat.
3.2
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kecamatan Denpasar Barat, dengan jumlah
penduduk Denpasar Barat mencapai 234.182 jiwa dengan luas wilayah 2.413 Ha pada tahun 2011 (Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2012). Permukiman
32
kumuh yang ada di Denpasar Barat yaitu sebanyak 9 titik. Berikut merupakan kriteria penentuan lokasi permukiman kumuh yang diteliti:
Tabel 3.1 Kriteria penentuan lokasi permukiman kumuh No. 1
2
3
4
5
Kriteria Lokasi Kelurahan - Dauh puri - Pemecutan - Padangsambian Jenis Infastruktur - Air bersih - Jalan permukiman - Drainase - MCK - Pembuangan limbah - Pembuangan sampah Pihak yang mengadakan - Pemerintah - Swasta - Individu - Bersama Penghuni permukiman kumuh - Masyarakat Denpasar - Masyarakat Bali diluar Denpasar - Masyarakat dari luar Bali Lokasi lahan permukiman - Pinggir sungai - Permukiman padat penduduk - Sawah/tegalan yang tidak produktif
1
2
√
√
Kecamatan Denpasar Barat 3 4 5 6 7 8 √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √
√
√
√
9
√
√ √
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
√
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
Keterangan : √ : Tersedia/ya : Tidak 1 : Lingkungan Catur Panca, Kelurahan Dauh Puri 2 : Br. Sumuh, Desa Dauh Puri Kauh 3 : Br. Jematang, Desa Dauh Puri Kauh 4 : Br. Penyaitan, Kel. Pemecutan 5 : Br. Kerandan, Kel. Pemecutan 6 : Br. Pekandelan, Desa Pemecutan Kelod 7 : Br. Tegal Gede, Desa Pemecutan Kelod 8 : Br. Buana Kubu, Desa Tegal Harum 9 : Br. Buana Asri, Desa Tegal Kertha
√
√
33
Permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar Barat tersebar di 4 kelurahan yaitu, Kelurahan Dauh Puri, Pemecutan, Tegal Kertha serta Padang Sambian. Pada Kelurahan Dauh Puri terdapat 3 titik permukiman kumuh, Kelurahan Pemecutan terdapat 4 titik permukiman kumuh, sedangkan pada Kelurahan Padang Sambian terdapat 1 titik permukiman kumuh dan Kelurahan Tegal Kertha juga terdapat 1 titik permukiman kumuh. Berdasarkan kriteria penentuan lokasi yang sudah dipaparkan pada tabel diatas, terpilih 3 kasus permukiman kumuh yang diteliti yaitu permukiman kumuh Br. Jematang, Desa Dauh Puri Kauh, permukiman kumuh Br. Buana Asri, Desa Tegal Kertha, serta permukiman kumuh Br. Pekandelan, Desa Pemecutan Kelod. Kriteria-kriteria yang digunakan pada penentuan lokasi adalah jenis infrastruktur yang tersedia, pihak yang mengadakan infrastruktur, penghuni permukiman kumuh, serta lokasi lahan permukiman. Batas-batas Kecamatan Denpasar Barat adalah sebagai berikut: -
Utara
: Kecamatan Denpasar Utara
-
Timur
: Kecamatan Denpasar Timur
-
Selatan : Kecamatan Denpasar Selatan
-
Barat
: Kabupaten Badung
34
`
Permukiman kumuh Br. Buana Asri, Tegal Kertha
Permukiman kumuh Br. Pekandelan, Pemecutan kelod
Permukiman kumuh Br. Jematang, Dauh Puri Kauh
Gambar 3.1 Lokasi penelitian permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar Barat
35
3.3
Jenis dan Sumber Data Dalam sub bab ini dibahas mengenai jenis data dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian.
3.3.1
Jenis data Sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif,
maka jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif yang diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian berdasarkan atas apa yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh informan maupun responden. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil dari observasi ataupun wawancara mendalam kepada narasumber/informan di lapangan. Informasi yang diperoleh adalah mengenai kondisi infrastruktur di permukiman kumuh Denpasar Barat, proses pengadaan infrastruktur baik dari pihak swasta, pemerintah maupun swadaya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut. Selain itu juga diperoleh jenis data kuantitatif yang merupakan data-data terukur dan pasti. Pada penelitian ini yang termasuk ke dalam jenis data kuantitatif yaitu, peta jaringan infrastruktur, luas permukiman, lebar jalan, lebar saluran drainase terkait dengan kondisi infrastruktur.
3.3.2
Sumber data Sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder. Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing sumber data:
36
1)
Data primer Data primer diperoleh secara langsung melalui informan/responden
melalui wawancara secara mendalam ataupun dalam bentuk question list serta observasi lapangan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan cara melihat secara langsung fenomena dan fakta yang ada di lapangan (observasi fisik) mengenai kondisi infrastruktur seperti, jaringan jalan, pembuangan limbah, jaringan air bersih, serta sarana mandi cuci kakus (MCK). Data mengenai pengadaan serta pengelolaan infrastruktur dapat diperoleh melalui wawancara secara mendalam kepada pihak terkait seperti kepala lingkungan, kepala camat, pemilik lahan serta penghuni rumah kumuh. Wawancara dilakukan dengan menggunakan question list yang sudah disiapkan, namun pertanyaan ini nantinya bisa berkembang menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.
3.3.3
Data sekunder Data sekunder merupakan data yang berupa dokumentasi, salinan/kutipan
data, referensi-referensi. Dalam penelitian ini data sekunder bersumber dari instansi pemerintahan terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Tata Ruang, Badan Pusat Statistik (BPS), kecamatan, kantor desa, kepala lingkungan, pemilik lahan, ataupun penghuni permukiman kumuh itu sendiri. Data yang diperoleh berupa data statistik Kota Denpasar secara umum, data kependudukan, penetapan titik kumuh yang yang ada di Kecamatan Denpasar Barat, pengadaan infrastruktur yang pernah dilakukan pemerintah pada titik kumuh, serta referensi-referensi untuk landasan teori.
37
3.4
Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, instrumen yang dipakai dalam pengumpulan
data bergantung pada diri peneliti sebagai alat pengumpulan data. Hal ini disebabkan oleh sulitnya mengkhususkan secara tepat pada apa yang akan diteliti. Disamping itu, orang sebagai instrumen dapat mengambil keputusan secara luwes. Ia dapat menilai keadaan dan dapat mengambil keputusan (Moleong, 2008). Dalam penelitian ini, selain peneliti sebagai instrumen dalam suatu penelitian, instrumen lain yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: a)
Panduan pengamatan Merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan pengamatan atau
observasi lapangan mengenai kondisi infrastruktur, proses pengadaan, serta faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut pada objek yang distudi. b)
Panduan wawancara Sama halnya dengan panduan pengamatan, panduan wawancara ini
nantinya digunakan sebagai dasar untuk melakukan wawancara agar tetap berada pada konteks studi. c)
Question list/daftar pertanyaan Berupa daftar pertanyaan terkait data-data yang diperlukan seperti,
bagaimana proses pengadaan dan pengelolaan infrastruktur pada objek studi, bagaimana mereka menggunakan fasilitas infrastruktur yang sudah tersedia maupun tidak, serta faktor-faktor internal yang mempengaruhi kondisi tersebut terjadi di lapangan.
38
d)
Alat tulis Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengamatan ataupun wawancara
di lapangan. e)
Alat perekam Alat perekam yang digunakan berupa kamera dan recorder untuk
merekam gambar yang ada di lapangan pada saat observasi fisik berupa kondisi dan pengadaan infrastruktur yang ada pada permukiman kumuh yang distudi. Sedangkan recorder digunakan untuk merekam percakapan pada saat wawancara berlangsung, agar tidak ada satu data pun yang terlewatkan pada saat mencatat. f)
Seperangkat komputer Komputer digunakan untuk mentabulasi keseluruhan data-data yang sudah
diperoleh.
3.5
Pendekatan Pemilihan Kasus dan Informan Pendekatan pemilihan kasus dan informan merupakan suatu pendekatan
yang digunakan untuk menentukan studi kasus yang diteliti. Studi kasus ini digunakan karena adanya faktor-faktor biaya, tenaga dan waktu dalam melakukan suatu penelitian. Pendekatan ini nantinya juga akan menetukan keberhasilan suatu penelitian
dilakukan,
karena
ketepatan
dalam
penentuan
kasus
akan
mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Studi kasus dipilih berdasarkan beberapa kriteria dalam menentukan lokasi penelitian. Dari 9 titik permukiman kumuh yang ada di Denpasar Barat yang tersebar pada 4 desa/kelurahan yaitu, Kelurahan Pemecutan, Kelurahan Dauh Puri Kauh, Kelurahan Tegal Kertha, serta Kelurahan Padang Sambian. Pada masing-
39
masing kelurahan/desa dipilih 1 titik permukiman kumuh kecuali pada Desa Padang sambian yang terdapat 1 titik permukiman kumuh yang tidak memenuhi kriteria pemilihan lokasi. Selain itu juga sudah disebutkan sebelumnya beberapa kriteria dalam menentukan lokasi penelitian, sehingga diperoleh 3 lokasi permukiman kumuh yang digunakan sebagai objek studi yaitu, (1) Br. Jematang, Kelurahan Dauh Puri kauh yang merupakan lahan pinggir sungai, (2) Br. Buana Asri, Desa Tegal Kertha yang berada di tengah-tengah lahan permukiman, (3) Br. Pekandelan, Kelurahan Pemecutan Kelod. Untuk pemilihan informan maupun narasumber yang diwawancara nantinya juga berdasarkan pada beberapa kriteria. Untuk langkah awal dipilih key person sebagai narasumber yang memberikan informasi mengenai data non fisik berupa proses pengadaan infrastruktur, serta siapa pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Orang-orang yang dipilih dirasa dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti adalah Camat Denpasar Barat, kelian banjar, kepala lingkungan, kepala permukiman (jika ada). Informan yang dipilih adalah penghuni permukiman kumuh yang distudi yang dapat memberikan informasi terkait penelitian, seperti misalnya penghuni yang sudah lama tinggal di permukiman tersebut, dan mengetahui bagaimana perjalanan pengadaan infrastruktur serta perbaikan-perbaikan yang pernah dilakukan di lingkungan permukimannya.
40
Camat Denpasar Barat Kepala Kelurahan/Desa Pemecutan, Dauh Puri Kauh, dan Tegal Kertha Tokoh masyarakat
Kelian Banjar Kepala Lingkungan Kepala di permukiman kumuh
Informan/ responden/ narasumber
Pemilik lahan permukiman kumuh
Penghuni yang sudah lama tinggal di permukiman ini
Penghuni permukiman kumuh
Penghuni yang memiliki usaha sendiri (warung, dll) Penghuni sebagai pihak penyewa pertama Penghuni sebagai pihak penyewa kedua (kost)
Gambar 3.2 Diagram teknik penentuan informan
3.6
Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan jenis dan sumber data yang sudah disebutkan diatas, maka
metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
41
3.6.1
Observasi lapangan Observasi lapangan diperlukan untuk mengetahui kondisi riil dan masalah-
masalah yang terjadi. Sasaran observasi terdiri atas: 1. Tempat atau lokasi, dalam hal ini adalah 3 titik permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar Barat yang digunakan sebagai studi kasus. 2. Pihak-pihak terkait, orang-orang yang melakukan suatu kegiatan terkait infrastruktur pada permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar Barat yaitu, instansi pemerintah (Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Ruang, Bappeda, kepala camat, kepala lingkungan), pemilik lahan, penghuni rumah kumuh, serta warga sekitar permukiman ataupun orang-orang yang berkompeten didalamnya. 3. Aktivitas, kegiatan yang dilakukan oleh pelaku pada objek studi maupun sekitarnya. Tahapan
observasi
yang
dilakukan
adalah,
(1)
grand
tour
observation/observasi deskriptif merupakan observasi awal untuk mengetahui gambaran umum mengenai titik kumuh yang ada di Kecamatan Denpasar Barat, (2) observasi terfokus, pada observasi ini, pengamatan mulai difokuskan pada masalah yang diteliti yaitu pada infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar Barat, (3) observasi terseleksi, pada tahapan ini fokus yang ditemukan mulai diuraikan sehingga data yang diperoleh lebih rinci yang tertera pada question list.
42
3.6.2
Wawancara mendalam Metode wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui tanya
jawab langsung dengan responden ataupun informan. Pada penelitian ini dilakukan wawancara mendalam pada pihak-pihak yang berkompeten dan terkait penelitian yang dilakukan, seperti instansi pemerintahan (Dinas PU, Dinas Tata Ruang, Bappeda, kepala camat, kepala lingkungan), pemilik lahan, penghuni rumah kumuh, serta warga sekitar permukiman.
3.6.3
Dokumentasi Metode dokumentasi terdiri atas dokumen-dokumen yang berisi data dan
informasi berupa foto-foto atau video pada saat observasi lapangan, rekaman hasil wawancara, kebijakan, pedoman, peraturan, kajian, artikel, opini yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara perekaman menggunakan kamera secara langsung pada objek penelitian, pencatatan data yang diperoleh, kemudian pencocokan dengan data yang diperoleh.
43
Tabel 3.2 Teknik pengumpulan data No. 1.
2.
3.
4.
Data Gambaran umum wilayah penelitian dan kondisi geografis Kecamatan Denpasar Barat
Rumusan Masalah 1 (data) : - Data kondisi infrastruktur permukiman kumuh (jaringan jalan, pengelolaan limbah, air bersih, sarana MCK) Rumusan Masalah 2 (data dan analisis) : - Proses pengadaan infrastruktur pada permukiman kumuh - Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya
Rumusan Masalah 3 (analisis) : - Faktor yang mempengaruhi kondisi infrastruktur pada permukiman kumuh yang distudi
Jenis Data
Sumber Data
Kualitatif
Sekunder
Kualitatif
Primer
Kualitatif
Primer
Kualitatif
Primer
Instrumen Penelitian - Peneliti - Alat tulis - Seperangkat komputer
-
Peneliti Panduan pengamatan Panduan wawancara Question list Alat perekam (kamera, video) - Alat tulis - Seperangkat komputer
- Peneliti - Panduan pengamatan - Alat perekam (kamera, video) - Alat tulis - Seperangkat komputer
Teknik Pengumpulan Data - Instansi pemerintahan (BPS, Dinas PU, Dinas Tata Ruang, Bappeda) - Internet - Dokumentasi data-data sekunder - Observasi lapangan (observasi terfokus dan terseleksi) - Wawancara mendalam (kepala camat, kepala lingkungan, pemilik lahan, penghuni titik kumuh, warga sekitar dan yang berkompeten lainnya) - Instansi pemerintahan (BPS, Dinas PU, Dinas Tata Ruang, Bappeda) - Dokumentasi berupa foto-foto kondisi di lapangan - Observasi lapangan (observasi terfokus dan terseleksi) - Dokumentasi berupa foto-foto kondisi di lapangan
44
3.7
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini diarahkan pada uraian deskriptif mengenai bagaimana kondisi dan mekanisme pengadaan infrastruktur pada permukiman kumuh di Denpasar Barat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Data-data yang diperoleh di lapangan dalam bentuk hasil wawancara maupun rekaman terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk tulisan, dengan menentukan kata kunci dari setiap hasil tersebut agar dapat mempermudah dalam mengingat dan mengelompokkan data tersebut. Data-data berupa gambar (foto, sketsa, peta) juga di interpretasikan ke dalam bentuk peta tematik, sehingga mempermudah dalam analisis data nantinya. ditransformasikan Hasil wawancara (audio)
Hasil wawancara (teks)
Kata kunci
Hasil wawancara (teks)
Pengklasifikasian data berdasarkan sumber
Kata kunci
Data kualitatif
Data hasil observasi
Data Gambar (foto, sketsa, peta)
Interpretasi data
Peta tematik
Interpretasi data
Gambar 3.3 Diagram teknik analisis data
45
Data yang dihasilkan diuji kembali keabsahannya berdasarkan validitas dan reliabilitasnya. Untuk menganalisis fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a) Reduksi data, yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh dari hasil wawancara mengenai pengadaan infrastruktur dan data sekunder terkait hal tersebut, kemudian ditentukan data atau informasi yang sesuai dengan fokus penelitian. Sementara data yang kurang relevan dikesampingkan. b) Pengklasifikasian data dalam beberapa titik tekan pada persoalan atau rumusan masalah penelitian. Pada tahap inilah pendekatan-pendekatan teori yakni teori-teori mengenai infrastruktur dan proses pengadaannya serta kualitas ruang permukiman dijadikan teori untuk memahami, meneliti serta menganalisis fokus dalam penelitian. c) Kesimpulan/verifikasi data, merupakan tahap akhir dari teknik analisis data yang diperoleh dari klasifikasi data yang didapat, dan kemudian dibuatkan kesimpulan dari keseluruhan hasil analisisnya.
3.8
Teknik Penyajian Data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang
dapat memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian informasi dilakukan dalam bentuk teks naratif yang memperlihatkan kondisi dan proses pengadaan infrastruktur pada permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar Barat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
46
kondisi tersebut. Data tersebut juga disajikan dalam bentuk teks naratif, gambar dan peta. Penarikan simpulan merupakan satu bagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Penarikan simpulan dilakukan berdasarkan analisis yang cermat dan mendalam terhadap data-data yang diperoleh. Simpulan yang didapat harus mampu memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan yang telah dikemukakan dalam rumusan permasalahan penelitian ini.
Tabel 3.3 Teknik penyajian data
No. 1.
2.
3.
Jenis Data Rumusan Masalah 1 (data) : - Data kondisi infrastruktur permukiman kumuh Rumusan Masalah 2 (data dan analisis) : - Data proses pengadaan infrastruktur pada permukiman kumuh - Pihak yang terlibat Rumusan Masalah 3 (analisis) : - Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar Barat
Metode dan Teknik Analisis Data
Metode dan Teknik Penyajian Data
Reduksi data dan pengklasifikasian data
Tabel, gambar dan penjelasan naratif
Reduksi data dan pengklasifikasian data
Tabel dan penjelasan naratif
Verifikasi data/kesimpulan
Tabel dan penjelasan naratif