III-1 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
BAB III PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA SERTA PENGAMBILAN TINDAKAN
III. 1 Pengumpulan Data Pada bagian pengumpulan data, akan dilakukan pengumpulan data mengenai : 1. Riwayat singkat PT. Philip Morris Indonesia 2. Struktur Organisasi Departemen Produksi Bekasi Manufacturing Centre PT. Philip Morris Indonesia 3. Job Description Bekasi Manufacturing Centre 4. Kegiatan Operasi di Bekasi Manufacturing Centre PT. Philip Morris Indonesia 5. Pemilihan sistem 6. Pembatasan sistem 7. Materi dan dokumentasi sistem 8. Pembentukan tim peninjau RCM
III.1.1 Riwayat Singkat PT. Philip Morris Indonesia PT. Philip Morris Indonesia merupakan perusahaan afiliasi dari Philip Morris Internasional yang bergerak dalam bisnis pembuatan rokok putih dengan merek dagang Marlboro. Produk utamanya terdiri dari Marlboro full flavour, Marlboro Lights dan Marlboro Menthol. PT. Phillip Morris Indonesia memulai Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-2 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
bisnisnya di Indonesia pada bulan april 1984 dengan mendirikan pabrik rokok Marlboro di daerah Malang Jawa Timur, dan memasarkan produknya di Indonesia dibawah lisensi Philip Morris Internasional. Pada Bulan Mei 2006, PT. Philip Morris Indonesia membuka pabrik di daerah Bekasi, Jawa Barat dengan sebutan Bekasi Manufacturing Centre (BMC) yang masih beroprasi hingga kini untuk memenuhi pasar di Indonesia dan Timor Leste. Di BMC diproduksi rokok Marlboro Full Flavor, Marlboro Lights, Marlboro Menthol serta Marlboro Black Menthol yang khusus dijual di pasar dalam negeri. Pada bulan Mei 2005, PT. Philip Morris Indonesia sukses melakukan akusisi sebagian besar saham PT. HM. Sampoerna Tbk. Hingga saat ini PT. Philip Morris Indonesia memiliki 98,18% saham PT. HM. Sampoerna Tbk.
III.1.2 Struktur Organisasi Departemen Produksi Bekasi Manufacturing Centre PT. Philip Morris Indonesia Functional group produksi berada dibawah departemen operasi yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memproduksi produk yang sangat baik dengan perbaikan terus menerus dalam hal proses, sumber daya manusia, kepatuhan terhadap proses manufaktur yang benar serta menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Selain functional group produksi, dibawah departemen operasi terdapat juga factory finance, procurement, planning and logistic, environmental health and safety, quality assurance, engineering, dan technical training. Berikut adalah struktur organisasi produksi factory bekasi ( Bekasi Manufacturing Centre ) PT. Philip Morris Indonesia yang khusus menangani produksi rokok Marlboro :
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-3 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Manager Factory
Shift Manager Secondary
Manager Maintenance Secondary
Admin Production
Asset Engineer
Production Technician Secondary
Maintenance Planner
Process Engineer Secondary
Admin Tax Stamp
Maintenance Supervisor Secondary
Mechanic Secondary
Electrician Secondary
Workshop secondary
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Factory Bekasi PT. Phillip Morris Indonesia
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-4 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
III.1.3 Job Description Bekasi Manufacturing Centre PT. Philip Morris Indonesia Berikut adalah job description dari Bekasi Manufacturing Centre : 1. Manager Factory Bertugas untuk merencanakan dan mengontrol strategi pemenuhan target produksi agar sesuai dengan yang diharapkan, serta mengontrol kerja bagian- bagian lain di bawahnya. 2. Shift Manager Secondary Bertugas untuk melakukan kontrol dan memastikan seluruh kegiatan produksi dalam satu shift berjalan dengan baik untuk memenuhi target produksi ynag telah ditetapkan, serta melakukan penjadwalan kerja production technician. 3. Manager Maintenance Secondary Bertugas untuk merencanakan dan mengontrol kegiata perawatan seluruh asset pabrik. 4. Process Engineer Secondary Melakukan analisa terhadap seluruh tahapan kegiatan produksi untuk menentukan bagian mana saja yang perlu dilakukan perbaikan, modifikasi atauoun pengurangan, dan menyusun strategi pelaksanaannya 5. Admin Production Bertugas untuk melakukan pencatatan penggunaan tax stamp, pengaturan jatah konsumsi karyawan per shift, membantu shift manager dalam tugas koordinasinya, serta melakukan pencatatan stock opname material produksi di akhir minggu. 6. Production Technician Secondary Bertugas untuk menghasilkan produk dengan sarana yang disediakan, menjaga kualitas produk, memperbaiki kerusakan kecil di mesin, serta melakukan pencatatan downtime report
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-5 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
7. Maintenance Supervisor Secondary Melakukan
penjadwalan
kerja
mekanik
dan
elektrik
serta
mengkoordinasikan seluruh anggota tim dalam melaksanakan perbaikan dalam satu shift 8. Melakukan
penjadwalan
kerja
mekanik
dan
elektrik
serta
mengkoordinasikan seluruh anggota tim dalam melaksanakan perbaikan dalam satu shift 9. Mechanic Secondary Melakukan perbaikan dan modifikasi proses mekanik di mesin 10. Electrician Secondary Melakukan perbaikan dan modifikasi proses elektrik di mesin 11. Workshop Secondary Membuat spare part diluar kebutuhan mesin, melakukan perawatan mesin feeder tembakau dan mesin ripper tembakau 12. Asset Engineer Melakukan analisa kebutuhan spare part serta mencari supplier/vendor untuk seluruh kebutuhan spare part produksi. 13. Maintenance Planner Melakukan penjadwalan seluruh legiatan perawatan mesin produksi beserta sarananya 14. Admin Tax Stamp Melakukan pencatatan serta keluar masuk tax stamp dari kantor bea dan cukai
III.1.4 Kegiatan Operasi di Bekasi Manufacturing Centre PT. Philip Morris Indonesia Proses pembuatan rokok dari bahan baku hingga siap untuk dijual dibagi menjadi dua macam proses. Proses yang pertama adalah proses pengolahan daun tembakau menjadi tembakau kering yang siap untuk digunakan pada pembuatan rokok. Proses ini disebut primary procsssing. Proses yang kedua adalah proses Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-6 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
perangkaian tembakau kering dari primary processing beserta material non tembakau lainnya menjadi rokok disebut sebagai secondary processing. Bekasi Manufacturing Centre (BMC) merupakan secondary processing yang membuat rokok dengan merek dagang Marlboro Full Flavor, Marlboro Lights, Marlboro Menthol serta Marlboro Black Menthol. Kegiatan operasi pabrik BMC terbagi menjadi 6 bagian yaitu proses pembuatan filter rokok ( filter making ), proses pemisahan tembakau (tobacco feeder), proses pembuatan rokok ( cigarette making ), proses pembungkusan rokok ( cigarette packing ), serta penyimpanan bahan baku dan produk jadi ( warehouse ) yang siap untuk dijual. Kegiatan lainnya adalah kegiatan administrasi pabrik.
Gambar 3.2 Free Body Diagram Level 0 kegiatan pabrik BMC
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-7 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Proses pembuatan filter rokok (filter making) merupakan pengolahan beberapa bahan baku filter rokok menggunakan mesin filter making dengan hasil berupa batangan-batangan filter yang kemudian disalurkan ke mesin-mesin pembuatan rokok melalui pipa-pipa penyalur menggunakan prinsip air shooter juga diangkut secara manual menggunakan trolley.
Proses pemisahan tembakau
(tobacco
feeder)
merupakan proses
pemisahan tembakau yang menggumpal di dalam kardus penyimpanan, menggunakan mesin pemisah tembakau. Kemudian dari area tobacco feeder tembakau yang sudah terpisah dihisap menggunakan pipa-pipa ke mesin pembuatan rokok .
Proses pembuatan rokok (cigarette making) merupakan proses penyatuan beberpa komponen pembentuk rokok seperti filter, kertas rokok, kertas filter, lem dan tembakau menjadi satu kesatuan yang disebut rokok. Rokok-rokok yang dihasilkan selanjutnya disalurkan ke mesin-mesin pembungkusan rokok dan juga sebagian ditampung di reservoir rokok sebagai cadanan rokok.
Proses pembungkusan rokok (cigarette packer) merupakan proses pembungkusan rokok yang dihasilkan dari mesin pembuat rokok. Pada proses pembungkusan ini dilakukan penyatuan komponen-komponen pembentuk bungkus rokok dan juga rokok itu sendiri manjadi satuan kecil yang disebut pack yang kemudian dibungkus dengan satuan sedang yang disebut slove, kemudian dibungkus dalam satuan besar yang disebut dengan case.
Kegiatan administrasi pabrik meliputi seluruh pencatatan administrasi dan pengaturan kebutuhan bagian produksi dan maintenance serta sebagai penghubung produksi dengan bagian-bagian di departemen lainnya.
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-8 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
III.1.5 Pemilihan Sistem Analisa akan dilakukan pada sistem penyaluran dan aplikasi lem pada mesin HLP Model 550, dimana letak dari sistem tersebut digambarkan dalam bagan aset di bawah ini dengan tanda kotak berwarna abu:
Secondary Processing BMC
Filter Making
Tobacco Feeder
Cigarette Making
Mesin GD X2
HLP Model 550
Mesin Focke 350
R741
W751
Cigarette Packing
Mesin Focke 550
BOW 441
SCP (tambahan)
... dst Cigarette infeed
Inner Frame Unit
Foil Unit
Blank Unit
dst ...
Gluing Unit Packet Track
... dst Glue Jet
Gambar 3.3 Sistem mesin Focke 550
Pengertian pembungkusan adalah proses memasukan suatu produk yang siap konsumsi / siap pakai ke dalam suatu tempat, yang telah di desain khusus untuk menyimpan dan melindungi produk dari perubahan standar kualitas yang telah ditentukan. Selain itu, pembungkusan dari sisi pemasaran produk berfungsi untuk menarik minat pembeli dari segi penampilannya. Sehingga pada proses produksinya, pembungkus haruslah dijaga standarnya agar tetap menarik dan juga tetap mempertahankan fungsinya. Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-9 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Di tahun 2010 ini, pembungkusan produk masal umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin otomasi yang memang dapat menghasilkan produk pembungkusan yang banyak, diiringi dengan hasil kualitas yang relatif sama untuk setiap produknya. Teknologi otomasi yang pada awalnya banyak diartikan sebagai pemakaian suatu sistem pengatur yang mampu menggerakan suatu kontruksi mekanik (manipulator) secara mandiri tanpa campur tangan manusia, dewasa ini makin berkembang dengan dimasukkannya pengertian tentang kemampuan untuk mengatur pengolahan data secara mandiri. Mesin HLP model 550 merupakan mesin otomasi pembungkusan produk rokok, dimana di dalamnya terdapat proses pemilahan rokok menjadi paket-paket kecil, pembentukan kotak pembungkus rokok hingga ke proses pemasukan paketpaket kecil rokok ke dalam kotak pembungkus untuk kemudian disalurkan ke proses selanjutnya ( pelapisan dengan plastik transparan ) Berikut adalah data teknis mesin HLP Model 550 yang didapatkan dari buku manual HLP Model 550 :
Tabel 3.1 Data teknis mesin HLP Model 550 SPESIFIKASI
KETERANGAN 500 PPM
Kapasitas Mesin Emisi Kebisingan :
78,2 dB
Level tekanan suara pada 500 ppm
Instalasi elektrikal :
Koneksi utama
415 V
Frekuensi input
50 Hz
Beban Koneksi
22 KVA / 18kW
Vacuum : Tekanan
0,6 bar abs
Konsumsi udara
10 m3/h
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-10 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.1 (terusan) Data teknis mesin HLP Model 550 SPESIFIKASI
KETERANGAN
Pneumatic :
Tekanan
ρ min 4,5 bar abs ρ min 6 bar abs
Konsumsi udara
2m3/ h
Ukuran partikel maksimal 40 µm
Densitas partikel maksimal
Catatan : Rekomendasi kualitas ISO 8573−1 untuk udara bertekanan tanpa oli Material Solid : Quality class 5
10 mg/m3 Kandungan Air : Quality class 3
Tekanan maksimal titik embun -20 oC
Kandungan Oli : Quality class 2
Konsentrasi oli maksimal 0,1 mg/m3
Dimensi : Panjang
4660 mm
Lebar
2360 mm
Tinggi
2450 mm
Berat : Total berat
11000 kg
Kemungkinan tambahan beban : Kabin
600 kg
Kotak dan asesoris
300kg
Inti proses dari mesin HLP F550 ada tiga. Rokok yang masuk ke HLP F550 dikumpulkan menjadi 20 batang kemudian dibungkus dengan kertas aluminium foil kemudian dimasukan ke dalam kotak kertas (blank pack).
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-11 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Cigarette plunger (0) mendorong rokok yang keluar dari cigarette vanes (3) ke dalam cigarette turret (2). Cigarette turret (2) menyalurkan kumpulan 20 batang rokok ke cigarette track (4). Cigarette end detector (5) memeriksa kelengkapan jumlah rokok yang melalui cigarette track (4). Jika jumlahnya kurang maka mesin akan membuangnya sebagai rokok rusak. Cutting block (1) memotong kertas aluminium untuk melapisi kumpulan rokok menjadi beberapa bagian dengan panjang tertentu serta memberikan perforasi pada kertas tersebut. Rokok yang lolos di cigarette track (4) akan dibalut dengan potongan kertas aluminium foil dengan bentuk U. Kertas aluminium foil yang telah membalut rokok kemudian dilipat di bagian foil folding plough (6) dimana sisi samping dari kertas alumium foil lah yang yang dilipat. Kertas innerframe dipotong secara pararel menuju cigarette track. Innerframe disatukan dengan kumpulan rokok dan kertas aluminium di akhir dari folding plough (6) kemudian didorong ke dalam reciprocating pocket (7) di depan folding turret (8) bersamaan dengan kumpulan rokok. fungsi dari reciprocating pocket adalah untuk melipat bagian sisi atas kertas aluminium foil.
Gambar 3.4 Mesin HLP F550 tanpa guard ( cigarette infeed – folding turret ) Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-12 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kumpulan rokok yang dibalut dengan aluminium foil dan diaplikasikan innerframe kemudian dimasukan ke dalam blank pack di folding turret (13). Blank pack diambil dari blank hopper (11) yang kemudian disalurkan melalui blank track untuk diberikan aplikasi lem dan dilakukan pra pelipatan untuk kemudian ditekan masuk ke foding turret pocket (12). Blank dan kumpulan rokok keluar dari folding turret dengan menyisakan sisi samping dari blank pack. Kemudian blank tadi didorong ke packet track (14) untuk diberikan aplikasi lem di bagian sisi blank yang tadi belum terlipat. Kemudian blank dilipat di bagian folding plough blank dan disalurkan ke transfer turret (16) ke dalam drying drum 1 (10). Setelah menyelesaikan satu siklus drying drum, kemudian paket bungkus rokok disalurkan melalui discharge belt (9) ke drying drum 2 (17) dimana seluruh titik lem dikeringkan. Selanjutnya paket rokok disalurkan ke mesin selanjutnya untuk disatukan dengan material lainnya.
Gambar 3.5 Mesin HLP F550 tanpa guard ( folding turret – additional drying drum ) Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-13 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Proses pemberian lem sisi Proses pemberian titik lem
Gambar 3.6 Rangkuman proses pada HLP Model 550
Keluaran produk dari mesin ini adalah bungkus rokok yang terbuat dari kertas. beserta komponen pembentuk bungkus rokok di dalamnya. Untuk lebih jelasnya, komponen pembentuk bungkus rokok beserta rokok yang merupakan keluaran mesin ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-14 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Rokok Kertas Aluminium Foil Inner Frame Blank Pack
Gambar 3.7 Komponen pembentuk bungkus rokok
Mesin HLP F550 terdiri dari beberapa subassembly yang saling berkaitan untuk menunjang fungsi mesin. Sub-assembly mesin ini memiliki komponen dan sub komponen yang banyak sehingga tidak akan ditampilkan pada laporan ini. Akan tetapi untuk kebutuhan analisa akan langsung diambil dari buku manual perawatan serta buku katalog spare part. Berikut adalah daftar sub-assembly beserta fungsinya :
Tabel 3.2 Daftar sub-assembly HLP Model 550 NO 1
SUBASSEMBLY Cigarette Hopper
FUNGSI Area pemilahan rokok yang masuk dalam jumlah besar menjadi 14 baris sebelum masuk ke cigarette infeed
2
Cigarette Infeed
Pembagian rokok menjadi 20 batang per bungkus
dengan konfigurasi susunan
paket rokok dalam bungkus 7-6-7 dan menyalurkannya ke cigarette track
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-15 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.2 (terusan) Daftar sub-assembly HLP Model 550 NO 3
SUBASSEMBLY Cigarette Track
FUNGSI Menyalurkan
paket
rokok
menuju
suction disk cutting block untuk dibalut dengan foil 4
Suction Disk Cutting Block
Memotong foil dengan panjang sesuai standar
5
Embossing Unit
Memberikan tekstur titik kasar dan tekstur tulisan PULL pada permukaan foil
6
Foil Unit
Menampung bobbil foil, menyalurkan bobbin foil, menahan bobbin foil pada posisi
kerja,
melakukan pergantian
posisi kerja bobbin foil, menyalurkan lembaran foil ke embossing unit 7
Innerframe Unit
Mensuplai kebutuhan suplai innerframe ke mesin
8
Reciprocating Unit
Menyatukan innerframe, foil dan paket rokok, melipat bagian top foil serta menyalurkannya ke folding turret
9
Blank Feeder
Menampung cadangan blank pack dan menyalurkannya menuju blank hopper
10
Blank Unit
Menampung blank pack, memproses blank pack dan memberikan aplikasi lem
11
Folding Turret
Melipat blank dan proses penyatuan blank
pack dengan
packet
rokok,
innerframe dan foil 12
Packet Track
Melakukan pelipatan bagian sayap sisi blank pack
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-16 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.2 (terusan) Daftar sub-assembly HLP Model 550 NO 13
SUBASSEMBLY Gluing Unit Packet Track
FUNGSI Pemberian aplikasi lem di bagian sayap sisi blank pack
14
Transfer Turret
Menyalurkan bungkus rokok ke drying drum 1
15
Handwheel Gearbox
Melakukan pemutaran mesin secara manual
16
Drying Drum
Pengeringan tahap 1 bungkus rokok
17
Additional Drying Drum
Pengeringan tahap 2 bungkus rokok
18
Discharge Belt
Jalur penghubung drying drum1 dengan drying drum 2
19
Main Gearbox
Penyalur utama daya putaran motor
20
Screen
Interface control mesin
Gambar 3.8 Sub-assembly mesin HLP Model 550
Mekanisme pergerakan seluruh komponen untuk memenuhi fungsinya masing masing bersumber dari putaran yang berasal dari motor listrik. Mesin HLP Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-17 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
F550 terdiri dari satu motor penggerak utama dan juga beberapa motor penggerak kecil untuk menggerakan komponen – komponen mesin. Motor – motor ini dibagi kedalam beberapa jenis dan fungsinya masing masing. Penjelasan mendetail dari motor-motor tersebut beserta fungsinya masing-masing dapat dilihat pada buku manual HLP Model 550 yang memang tidak dapat ditampilkan pada laporan ini. Selain itu informasi mengenai roda gigi penggerak dan rangkaiannya serta sistem pelumasan mesin ini juga dapat dilihat pada buku manual tersebut.
III.1.6 Pembatasan Sistem Proses analisa RCM sebaiknya dilakukan pada tingkat sistem bukan pada tingkat komponen karena pada tingkat komponen kesulitan dapat terjadi untuk mendefinisikan fungsi komponen dan kegagalan fungsi komponen. Sebagai contoh, katup dapat gagal membuka atau menutup, tetapi dengan analisa yang lebih dalam tidak akan memberikan informasi yang lebih dalam akibat kegagalan fungsi tersebut. Dengan analisa di tingkat sistem akan memberikan informasi yang lebih jelas mengenai fungsi dan kegagalan fungsi komponen terhadap sistem. Oleh karena itu analisa akan dilakukan pada tingkat sistem Tidak seluruh sistem akan dilakukan proses analisa. Ini disebabkan karena jika analisa dilakukan pada keseluruhan sistem secara bersamaan, maka proses analisa akan sangat luas. Selain itu, proses analisa yang dilakukan secara terpisah untuk setiap sistem akan memudahkan untuk menunjukan karakteristik sistem dari mesin HLP Model 550. Mesin HLP Model 550 terdiri dari sistem mekanik, elektrik, instrumentasi dan kontrol, serta instalasi suplai udara bertekanan dan vacuum yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Selain itu, ada faktor input mesin yang juga berpengaruh terhadap kinerja mesin. akan tetapi faktor input kita asumsikan dalam keadaan baik untuk mempermudah proses analisa di lingkup perawatan mesin. Oleh karena itu, pada aplikasi RCM ini dibatasi proses analisanya hanya pada sistem mekanik penyaluran lem, dengan definisi detail batasan berdasarkan komponen untuk input bahan baku serta area komponen
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-18 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
untuk output sistem penyaluran lem mesin HLP Model 550 seperti yang tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.3 Batas fisik analisa RCM HLP Model 550 NO BATASAN
PENJELASAN
1
Sub-assembly
Reseroir glue with pump
yang
berfungsi
untuk
menampung dan memompa lem ke glue jet dan glue pot 2
Glue jets unit
Sub-assembly
yang
berfungsi
untuk
memberikan titik-titik lem di blank pack 3
Glue pot packet track
Sub-assembly
yang
berfungsi
untuk
memberikan aplikasi lem pada bagian sayap blank pack
Berikut ini merupakan skema definisi batas sistem dari sistem penyaluran lem HLP model 550 :
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-19 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3.9 Free body diagram pembatasan analisa RCM pada mesin HLP Model 550 (kotak warna merah) Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-20 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
III.1.7 Materi dan Dokumentasi Sistem Proses analisa membutuhkan data-data mengenai sistem yang akan dilakukan aplikasi RCM. Disini objek yang akan dilakukan proses aplikasi RCM adalah mesin HLP Model 550. Adapun materi dan dokumenasi mesin yang menjadi sumber pengambilan data adalah petunjuk operasi HLP F550, petunjuk perawatan HLP Model 550, katalog spare part HLP Model 550, daftar riwayat perawatan mesin ( termasuk corrective maintenance ) HLP Model 550 bulan januari 2007 – Juni 2010, serta catatan harian operator mengenai mesin HLP Model 550 bulan januari 2007 – juni 2010. Selain sumber – sumber di atas, datadata juga akan diambil dari hasil wawancara bersama tim peninjau RCM yang akan dibentuk pada bagian selanjutnya.
III.1.8 Pembentukan Grup Peninjau RCM Pada bab landasan teori, kita telah mengetahui mengenai tujuh pertanyaan dasar memgenai RCM. Dalam prakteknya, kita tidak dapat menjawab tujuh pertanyaan dasar ini sendirian. Ini sebabnya kita harus melibatkan bagian produksi atau bagian operasi, terutama untuk menjawab masalah fungsi, performa mesin, efek kegagalan fungsi serta konsekuensinya. Selain itu pelibatan tim peninjau RCM diharapkan akan membawa pengaruh terhadap kepedulian tim mengenai asset yang mereka tangani. Untuk alasan itulah maka dibentuk tim peninjauan RCM yang terdiri dari manager maintenance, shift manager, maintenance supervisor, operator, mekanik dan elektrik serta trainer Manager maintenance Maintenance Supervisor
Shift Manager RCM Plan
Mechanic & Electrick
Operator Trainner
Gambar 3.10 Tim peninjau RCM Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-21 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
III. 2
Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) RCM berfokus kepada kegagalan fungsi dari suatu sistem dan komponen.
Proses yang sistematik dibuat untuk menjelaskan fungsi dari suatu aset fisik, mode kegagalan, konsekuensi dari suatu kegagalan, juga arti mereka dalam suatu sistem. Failure Mode dan Effect Analysis akan dituangkan dalam suatu kertas informasi RCM untuk mempermudah dalam mendata dan mengartikan kegagalan fungsi dan efeknya terhadap suatu sistem.
III.2.1 Fungsi Sistem Penyaluran Dan Aplikasi Lem HLP Model 550 Sistem penyaluran dan aplikasi lem mesin HLP model 550 berfungsi untuk memberikan aplikasi lem pada blank pack yang bersumber dari penampungan lem yang dipompakan ke bagian-bagian aplikator lem. Bagian – bagian blank pack yang diberikan aplikasi lem dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Aplikasi titik lem
Gambar 3.11 Aplikasi lem pada blank pack Sistem penyaluran lem mesin HLP model 550 yang terdiri dari 3 subassembly utama yaitu glue jets unit dan control valve with glue filter (1), glue reservoir with pump (2), glue pot packet track (3). Berikut adalah skema sistem penyaluran lem tersebut : Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-22 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3.12 Sistem penyaluran lem mesin HLP model 550
Aplikasi titik lem diberikan saat blank pack disalurkan melalui roler-roler pada blank track dengan cara ditembakan oleh bagian glue jet. Glue jets unit terbagi kedalam 3 komponen, yaitu glue jet head with 6 valves (2), air cylinders (1), serta glue collecting tray (3). Berikut adalah gambar bagian glue jet :
Gambar 3.13 Glue jet unit Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-23 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3.14 Blank track
Glue jets unit berfungsi untuk memberikan titik lem pada permukaan blank sesuai dengan spesifikasi yang telah dibahas sebelumnya. Glue jet memiliki 3 posisi kerja yaitu posisi suplai penuh, posisi stand-by/cleaning serta posisi pengetesan lem. Pada saat mesin berhenti beroprasi lebih dari 5 detik, glue jet kembali ke posisi standby/cleaning untuk mencegah lem kering di nozzle. Pada saat mesin akan bekerja, glue jet bergerak pada posisi tes untuk menyemprotkan lem ke glue collecting tray untuk memastikan kuantitasnya sudah sesuai, kemudian pada saat mesin bekerja, glue jet akan berada pada posisi kerjanya. Glue reservoir memompa lem melalui glue supply dan glue valve (1) dari glue jet. Lem masuk ke glue jet melalui filter (3), regulating station (4) dan juga shut off Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-24 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
valve (2). Tekanan kerja dari glue jet system diatur pada control valve (6). Lem disaring melalui 2 buah filter. Shut off valve digunakan untuk menutup jalur lem saat akan dilakukan perawatan. Glue jet memiliki tekanan kerja antara 2,5 - 3 bar diatur pada control valve (6) dan dibaca dari pressure gauge (5). Batasan minimal tekanan pada pressure switch adalah 1,9 bar dan tekanan maksimalnya 3,3 bar. Saat tekanan turun dibawah batas minimal, glue jet dapat beroprasi kembali saat tekanan kembali mencapai 2,2 bar. Jika tekanan melebihi batas maksimal, glue jet akan kembali bekerja saat tekanan turun ke 3,1 bar. Berikut adalah skema kerjanya :
Gambar 3.15 Skema kerja glue jet unit
Gambar 3.16 Glue jet pada posisi stand-by (kiri) dan Glue collecting tray (kanan) Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-25 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Aplikasi lem samping diberikan pada saat paket bungkus rokok melewati glue pot packet track. Glue disk pada glue pot memberikan aplikasi lem pada bagian samping bawah ( nomor 11 dan 12 pada gambar 3.22 ). Glue disk berputar sambil terendam oleh lem dalam glue pot lalu lem tipis terbawa berputar untuk diaplikasikan pada bagian samping bawah paket bungkus rokok. Level lem pada glue pot dikontrol oleh sensor ultrasonic yang mana akan mengaktifasi glue suplply valve pada glue pump. Glue disk
Gambar 3.17 Glue disk
Gambar 3.18 Glue pot packet track
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-26 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3. 19 Proses aplikasi lem glue pot packet track (tampak atas)
Gambar 3.20 Skema penyaluran lem ke glue pot Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-27 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Glue reservoir with pump merupakan tangki penyimpanan lem yang tidak bertekanan dan dilengkapi dengan menggunakan pompa (3). Lem yang digunakan adalah jenis lem dingin. Glue pump (3) dan control valve (6) dengan pressure gauge (5) terdapat pada cover (7) pada glue reservoir (4). Control valve digunakan untuk mengatur tekanan kerja glue pump (3). Glue pump (3) merupakan pompa diapraghma yang digerakan oleh udara bertekanan. pompa menyedot lem dari reservoir (4) melalui pipa hisap (11) dan memompanya menuju selang (2) menuju glue supply di mesin. Udara bertekanan yang digunakan berasal dari jalur udara bertekanan di mesin. Sensor lem (9,10) memantau level pengisian lem pada reservoir (4). Jika lem berada di bawah posisi sensor (9) mesin akan memberikan sinyal lammpu material aan habis. Sedangkan jika level pengisian berada di bawah sensor (10) maka mesin akan berhenti dan lem harus diisi dengan level diatas sensor (10) agar mesin bisa kembali beroprasi. Shutt off valve (13) berada pada posisi tertutup (A) saat mesin beroprasi dan berada pada posisi terbuka (B) jika mesin mati dan lem akan dipompakan balik ke reservoir (4). Fungsi pompa balik ini berfungsi untuk menjaga viskositas lem tetap merata saat akan digunakan kembali setelah lama berhenti (misalnya seminggu).
Gambar 3.21 Glue reservoir with pump Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-28 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Sistem penyaluran lem HLP Model 550 berfungsi menyalurkan lem. dari glue reservoir menuju glue jets dan glue pot di packet track . Pompa pneumatik digunakan untuk memompa lem menuju titik-titik tersebut, dengan tekanan kerja pada pompa glue reservoir sebesar 4 - 5 bar dan tekanan kerja pada katup kontrol di mesin sebesar 2,5 - 3 bar. Suhu ruangan kerja dipersyaratkan pada suhu kamar yaitu 25-26 oC. Sistem ini akan bekerja sesuai dengan konteks operasi mesin yaitu 24 jam perhari dan 7 hari seminggu. Waktu operasi harian mesin dibagi menjadi 3 shift, dimana mesin berhenti beroprasi setiap shift-nya selama 30 menit (0,5 jam) untuk proses pembersihan dan pengecekan. Setiap satu minggu sekali mesin berhenti beroprasi selama 3 jam untuk dilakukan pembersihan yang lebih mendalam. Kesimpulannya, dengan asumsi satu bulan 30 hari jam operasi mesin ini dalam sebulan adalah ( 24 x 30 ) – ( 30 x ( 3 x 0,5 ) ) – ( 3 x 4 ) = 720 - 45 – 12 = 663 jam perbulan atau 22,1 jam perhari. Sub-assembly sistem penyaluran lem ini memiliki unit cadangan yang terdiri dari 2 buah glue jet, satu buah glue pot serta satu buah glue reservoir with pump
III.2.2 Kegagalan Fungsi ( Function Failure ) Standar kerja mesin digunakan untuk menjelaskan kegagalan fungsi sehingga dapat ditentukan sejauh mana tim perawatan harus mencegah kegagalan tersebut. Waktu dan tenaga juga dapat dihemat apabila kita dapat menentukan standar kerja mesin sebelum kegagalan itu terjadi. Standar kerja mesin yang digunakan untuk menjelaskan kegagalan fungsi haruslah ditentukan oleh pelaksana operasi dan petugas perawatan secara bersama – sama
untuk
mengatakan bagaimana standar kerja yang seharusnya serta apakah kegagalan fungsi yang terjadi. Berikut ini adalah daftar performa standar beserta kegagalan fungsi:
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-29 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.4 Identifikasi fungsi dan kegagalan fungsi sub sistem glue jets unit dan control valve with glue filter KERTAS INFORMASI RCM SISTEM
: Sistem Penyaluran Lem HLP Model 550
SUB-SISTEM : Glue Jets Unit dan Control Valve With Glue Filter FUNGSI
1
Pada
posisi
kerja,
KEGAGALAN FUNGSI
glue
jet A
Lem tidak keluar sama sekali
menembakan titik lem secara lurus B
Lem keluar tidak lurus terhadap
sejajar dengan nozzle pada tekanan
nozzle
kerja minimal 2,5 (tolereansi - C
Glue jet tidak mau berada pada
0,3bar) dan tekanan kerja maksimal
posisi kerja
3 bar (toleransi +0,1 bar)
2
Pada
posisi
tes,
glue
jet A
menembakan lem pada 4 valve
Glue jet tidak mau berada pada posisi tes
secara bersamaan
3
Pada posisi standby / cleaning, glue A
Glue jet tidak mau berada pada
jet
posisi stand-by
secara
penuh
berhenti
mengeluarkan lem dan roller busa B
Roller busa tidak mau berputar
pembersih berputar selama 10 detik C
Lem tidak berhenti keluar
lalu berhenti
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-30 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.5 Identifikasi fungsi dan kegagalan fungsi sub sistem glue pot KERTAS INFORMASI RCM SISTEM
: Sistem Penyaluran Lem HLP Model 550
SUB-SISTEM : Glue Pot FUNGSI
1
KEGAGALAN FUNGSI
Glue disk memberikan aplikasi lem A
Tidak terdapat lem di glue disk
setebal
Lem pada glue disk lebih tebal dari
0,1
mm
terhadap B
permukaan glue disk
0,1 mm C
Lem pada glue disk kurang dari 0,1mm
2
Glue
disk
berputar
untuk A
Glue disk tidak mau berputar
memberikan aplikasi lem
3
Pada saat mesin bekerja lem terisi A
Lem tidak terisi mesin jalan terus
secara otomatis berdasarkan jarak B
Lem terisi lebih dari batas level
level pada glue pot. Jika kurang
atas mesin jalan terus
atau lebih dari batas level mesin akan berhenti.
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-31 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.6 Identifikasi fungsi dan kegagalan fungsi sub sistem glue reservoir with pump KERTAS INFORMASI RCM SISTEM
: Sistem Penyaluran Lem HLP Model 550
SUB-SISTEM : Glue Reservoir With Pump FUNGSI
1
KEGAGALAN FUNGSI
Memompa lem ke glue pot pada A
Lem sama sekali tidak keluar
tekanan 4 bar dengan debit 1 liter B
Lem keluar dengan debit kurang
per menit
dari 1 liter per menit C
Lem keluar dengan debit lebih dari 1 liter per menit
D
Tekanan di pompa kurang dari 4 bar
E
2
Tekanan di pompa lebih dari 4 bar
Memompa lem ke glue jets pada A
Lem sama sekali tidak keluar
tekanan 4 bar dengan debit 0,75 B
Lem keluar dengan debit kurang
liter per menit
dari 0,75 liter per menit C
Lem keluar dengan debit lebih dari 0,75 liter per menit
D
Tekanan di pompa kurang dari 4 bar
E
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
Tekanan di pompa lebih dari 4 bar
III-32 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.7 Identifikasi fungsi dan kegagalan fungsi sub sistem glue jets KERTAS INFORMASI RCM SISTEM
: Sistem Penyaluran Lem HLP Model 550
SUB-SISTEM : Glue supply FUNGSI
KEGAGALAN FUNGSI
1
Menyalurkan lem ke glue jets
A
Lem tidak sampai ke glue jet
2
Menyalurkan lem ke glue pot
B
Lem tidak sampai ke glue pot
3
Menyaring lem yang masuk ke glue A
Terdapat kotoran yang menyumbat
jets
glue jets
Mengontrol tekanan kerja di glue A
Tekanan kerja sulit untuk dikontrol
jets tetap pada 2,5 - 3 Bar
pada tekanan 2,5 - 3 bar
4
B
Pembacaan tekanan tidak tepat dengan kenyataan
III.2.3 Identifikasi Peralatan Untuk analisa RCM, prosesnya membutuhkan identifikasi dari seluruh peralatan atau komponen, dimana kegagalan komponen tersebut dapat berpengaruh terhadap kegagalan fungsi. Seluruh komponen mekanik yang bergerak dan yang diam harus disertakan. Ini untuk memudahkan dalam membuat database reliability. Berikut ini adalah daftar komponen beserta sub komponen dari Sistem penyaluran lem HLP Model 550 :
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-33 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.8 Daftar sub-komponen air cylinders SUB-ASSEMBLY : GLUE JET UNIT KOMPONEN KODE
: AIR CYLINDERS SUB KOMPONEN
A4
KODE UTUH A41 A42 A43
. . . dst
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-34 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3.22 Sub-komponen Air cylinder
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-35 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.9 Daftar sub-komponen head SUB-ASSEMBLY : GLUE JET UNIT KOMPONEN KODE
: HEAD SUB KOMPONEN
A6
KODE UTUH A61 A62 A63
. . . dst
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-36 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3.23 Sub-komponen head Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-37 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.10 Daftar sub-komponen glue nozzle unit SUB-ASSEMBLY : GLUE JET UNIT KOMPONEN KODE
: GLUE NOZZLE UNIT SUB KOMPONEN
A7
KODE UTUH A71 A72 A73
. . . dst
Gambar 3.24 Sub-komponen glue nozzle unit Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-38 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.11 Daftar sub-komponen glue filter SUB-ASSEMBLY : GLUE SUPPLY KOMPONEN KODE
: GLUE FILTER SUB KOMPONEN
D2
KODE UTUH D21 D22 D23 . . . dst
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-39 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3.25 Sub-komponen glue filter
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-40 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.12 Daftar sub-komponen glue pot SUB-ASSEMBLY : GLUE POT KOMPONEN KODE
: GLUE POT SUB KOMPONEN
C3
KODE UTUH C31 C32 C33 . . . dst
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-41 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3.26 Sub-komponen glue pot
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-42 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.13 Daftar sub-komponen glue disk unit SUB-ASSEMBLY : GLUE POT KOMPONEN KODE
: GLUE DISK UNIT SUB KOMPONEN
C4
KODE UTUH C41 C42 C43 . . . dst
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-43 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3.27 Sub-komponen glue disk unit
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-44 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.14 Daftar sub-komponen glue reservoir with pump SUB-ASSEMBLY : GLUE RESERVOIR WITH PUMP KOMPONEN KODE
: SUPPLY AND DISTRIBUTION SUB KOMPONEN
B1
KODE UTUH B11 B12 B13
. . . dst
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-45 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3.28 Sub-komponen supply and distribution
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-46 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.15 Daftar sub-komponen glue reservoir with pump SUB-ASSEMBLY : GLUE RESERVOIR WITH PUMP KOMPONEN KODE
: GLUE PUMP UNIT SUB KOMPONEN
B2
KODE UTUH B21 B22 B23
. . . dst
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-47 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Gambar 3.29 Sub-komponen glue pump unit
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-48 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.16 Daftar sub-komponen glue pump SUB-ASSEMBLY : GLUE RESERVOIR WITH PUMP KOMPONEN KODE
: GLUE PUMP SUB KOMPONEN
B3
KODE UTUH B31 B32 B33 . . . dst
Gambar 3.30 Sub-komponen glue pump Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-49 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
III.2.4 Identifikasi Mode Kegagalan ( Failure Mode ) Identifikasi mode kegagalan merupakan segala sesuatu kejadian yang menyebabkan kegagalan fungsi terjadi. Kategori kegagalan fungsi dibagi menjadi 3 macam yaitu menurunnya kemampuan, peningkatan kapasitas kerja, serta awal dari ketidak mampuan. Menurunnya kemampuan suatu sistem dapat terjadi karena kemerosotan kemampuan komponen, kegagalan pelumasan, kotoran, pemasangan komponen yang tidak kencang, serta kesalahan manusia. Peningkatan kapasitas kerja maksudnya adalah peningkatan kapasitas kerja mesin diluar standar yang telah ditetapkan ( overloading ). Selain itu juga kesalahan proses karena material yang tidak standar baik dari fisiknya maupun dari sifat kimianya. Untuk sistem penyaluran dan aplikasi lem pada mesin HLP model 550 kategori mode kegagalannya adalah menurunnya kemampuan. Identifikasi mode kegagalan selengkapnya akan disajikan pada bagian sistem pencatatan FMEA.
III.2.5 Identifikasi Efek Dari Kegagalan ( Failure Effect ) Identifikasi efek dari kegagalan akan menjelaskan apa yang akan terjadi apabila kegagalan fungsi dari suatu sistem terjadi. Ketika mencatan efek dari suatu kegagalan, maka kita harus mencatat hal dibawah ini : 1. Apa bukti (jika ada) yang menunjukan terjadinya kegagalan 2. Bagaimana pola terjadinya dampak kegagalan terhadap keamanan lingkungan 3. Bagaimana kegagalan itu berpengaruh terhadap produksi dan operasi 4. Apakan kerusakan fisik yang terjadi atas kegagalan tersebut 5. Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kegagalan
Efek kegagalan terhaadap waktu juga harus tercatat. Jika suatu kegagalan terjadi, maka lama waktu untuk memperbaikinya juga dapat dikatakan sebagai Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-50 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
efek terhadap produktifitas mesin, Sebagai gambarannya dapat dilihat pada gambar ilustrasi berikut ini : DOWNTIME
Mesin Berhenti
Mencari orang untuk memperbaiki
Diagnosa Kegagalan
Mencari komponen pengganti
Proses Perbaikan
Pengetesan mesin
Mesin kembali beroprasi
WAKTU PERBAIKAN
Gambar 3.31 Downtime vs waktu perbaikan
Untuk sistem penyaluran dan aplikasi lem pada mesin HLP model 550 efek
kegagalannya hanya berpengaruh terhadap produksi dan operasi mesin.
Identifikasi efek kegagalan selengkapnya akan disajikan pada bagian sistem pencatatan FMEA.
III.2.6 Sistem Pencatatan FMEA Pada bagan ini akan dilakukan analisa penyebab kegagalan dan analisa efek dari kegagalan yang terjadi pada bagian sistem penyaluran lem HLP model 550, yang dilakukan dengan mengisi tabel informasi RCM untuk mempermudah dalam pendataan fungsi, kegagalan fungsi, penyebab kegagalan serta efek dari kegagalan tersebut. Berikut adalah tabel informasi RCM untuk sistem penyaluran HLP model 550 :
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-51 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM FMEA (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-52 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM FMEA (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-53 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM FMEA (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-54 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM FMEA (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-55 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM FMEA (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-56 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM FMEA (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-57 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM FMEA (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-58 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM FMEA (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-59 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
III.2.7 Pemilihan Tindakan Pemilihan tindakan terhadap suatu kegagalan fungsi yng terjadi terbagi menjadi beberapa bagian yaitu proaktif task yang terdiri dari preventive maintenance dan predictive maintenance. default action yang terdiri dari failure finding task, no scheduled maintenance, redesign, serta walk around check. Untuk predictive maintenance atau perawatan pencegahan, waktu pelaksanaan perawatan dapat diambil dari P-F interval. kegiatan predictive maintenance harus dilaksanakan pada masa sebelum P-F interval, seperti pada gambar berikut ini ( berdasarkan RCM book john moubray, halaman : 146 ) :
condition
Gambar 3. 32 P-F interval Untuk preventive maintenance, pelaksanaannya bergantung pada umur pakai dari suatu komponen. Berikut adalah contoh diagram umur pakai dari suatu komponen ( berdasarkan RCM book john moubray, halaman : 132 ) :
Gambar 3.33 Conditional probability of “failure and useful life” Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-60 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Untuk failure finding task, pelaksanaannya bergantung pada availability needed dan mean time between occurrences of the hidden failure (MTBF) . Berikut adalah tabel ilustrasi kaitan antara availabiliy dan MTBF ( berdasarkan RCM book john moubray, halaman : 178 ) :
Tabel 3.21 Failure finding interval, Availability and reliability Availability we require 99,99%
99,95%
99,9%
99,5%
99%
98%
95%
0,02%
0,1%
0,2%
1%
2%
4%
10%
for the hidden function Failure finding interval (as A % of the MTBF)
III.2.8 Diagram Pengambilan Keputusan RCM Setelah kertas informasi RCM untuk sistem penyaluran lem HLP model 550 terisi, langkah selanjutnya adalah menentukan kegiatan perawatan seperti apa yang harus dilakukan terhadap bagian-bagian yang memiliki kegagalan fungsi. Proses ini akan menggunakan RCM decision diagram, dimana pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pertanyaan standar yang harus dijawab guna menentukan jenis perawatan yang pas. Berikut adalah pembuatan RCM decision diagram untuk sistem penyaluran lem HLP model 550 :
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-61 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM Decision diagram (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-62 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM Decision diagram (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-63 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM Decision diagram (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-64 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM Decision diagram (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-65 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Kertas informasi RCM Decision diagram (landscape orientation)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-66 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
III.2.9 Pengambilan Tindakan Dari Hasil Analisa Pada bagian ini akan dilakukan pengelompokan waktu perawatan yang akan dilakukan pada sistem penyaluran lem HLP model 550, dimana rentang waktu perawatannya dibagi kedalam 6 macam yaitu shiftly maintenance yang merupakan perawatan setian awal shift (setiap 8 jam), weekly maintenance (setiap 1 minggu), monthly maintenance (setiap satu bulan), three month maintenance (setiap3 bulan), half year maintenance (setiap setengah tahun) serta yearly maintenance (setiap satu tahun). Kegiatan perawatan sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu perawatan pencegahan (preventive maintenance) yang merupakan perawatan pencegahan sebelum kegagalan terjadi serta no scheduled maintenance atau run to failure yang diberlakukan bagi bagian yang memang belum diketahui umur pemakaiaanya secara pasti. Berikut adalah pengelompokannya :
Preventive Maintenance Task Tabel 3.26 Daftar shiftly maintenance NO KEGIATAN
PELAKSANA
1
Cek tembakan lem pada glue jet
Mekanik
2
Bersihkan bagian ujung nozzle dari lem
Operator
kering 3
Cek kekencangan pemasangan nozzle
Mekanik
4
Cek lem kering di bagian packet track
Operator
Tabel 3.27 Daftar weekly maintenance NO KEGIATAN
PELAKSANA
1
Bersihkan bagian dalam nozzle dari lem
Mekanik
2
Kuras seluruh lem pada selang dengan
Operator
air 3
Bersihkan pipa hisap dan sensor pada glue reservoir with pump
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
Operator
III-67 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.28 Daftar monthly maintenance NO KEGIATAN 1
Bersihkan nipple dari deposit
PELAKSANA Mekanik
Tabel 3.29 Daftar three month maintenance NO KEGIATAN 1
PELAKSANA
Cek kondisi scrappers terhadap keausan Mekanik
Tabel 3.30 Daftar half year maintenance NO KEGIATAN 1
Cek pergerakan glue jet pada posisi
PELAKSANA Mekanik
standby untuk memastikan pergerakannya tidak tersendat 2
Cek kondisi bearing dan seal
Mekanik
Tabel 3.31 Daftar yearly maintenance NO KEGIATAN
PELAKSANA
1
Ganti nozzle blank
Mekanik
2
Ganti rotor
Mekanik
3
Ganti filter lem glue jet
Mekanik
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
III-68 BAB III PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA SERTA ANALISA
Tabel 3.32 Daftar No Scheduled Maintenance maintenance NO KEGIATAN
PELAKSANA
1
Pantau umur koil
Tim proaktif
2
Pantau umur silinder penggerak glue jet
Tim proaktif
3
Pantau umur motor penggerak roller
Tim proaktif
busa pembersih 4
Pantau umur katup otomatis buka tutup
Tim proaktif
compresed air pada glue pump 5
Pantau umur katup kontrol compresed
Tim proaktif
air pada glue pump 6
Pantau umur katup gerbang lem menuju
Tim proaktif
selang glue jet 7
Cek umur pressure gauge pada control
Tim proaktif
tekanan glue jet 8
Pantau umur katup gerbang lem menuju selang glue pot
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercubuana
Tim proaktif