BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.
B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan pada penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Alat yang Digunakan Selama Penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama Alat GPS (Global Positioning System) Tali rapia Refraktometer pH Meter Multi Parameter Analyzer Kertas label Kantong plastik Tissu Kamera Spidol Alat tulis menulis Kertas lakmus Buku identifikasi Roll Meter Tabung reaksi dan tabung erlenmeyer
Kegunaan Untuk menentukan posisi titik koordinat tiaptiap stasiun Untuk membuat transek Untuk mengukur salinitas Untuk mengukur pH air Untuk mengukur suhu dan DO Untuk menandai sampel Untuk menyimpan sampel Untuk membersihkan alat Sebagai alat dokumentasi Pelabelan sampel Untuk mencatat hasil yang diperoleh Untuk mengukur pH tanah Untuk mengidentifikasi jenis-jenis Gastropoda Untuk mengukur jarak Sebagai wadah untuk sampel tanah
2. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Bahan yang Digunakan Selama Penelitian No. 1. 2.
Nama Bahan Sampel Gastropoda Aquades
Kegunaan Sebagai sampel penelitian Komponen pencampur substrat
C. Tehnik Pengambilan Data Pengambilan data dibedakan atas data primer dan data sekunder yang pengambilannya sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, yaitu dengan cara pengambilan sampel jenis Gastropoda di Ekosistem Mangrove di Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara dan pengukuran parameter lingkungan. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu dari instansi Pemerintah Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gorontalo Utara, instansi-instansi terkait dan sebagai data penunjang antara lain peta serta keadaan umum lokasi penelitian.
D. Tahapan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Observasi lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung kondisi lapangan untuk menentukan stasiun pengambilan sampel.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran awal tentang kondisi lapangan. 2. Penentuan Stasiun Pengamatan Penentuan stasiun pengamatan dilakukan dengan menggunakan GPS dengan cara dibagi menjadi 4 stasiun yang masing-masing stasiun mewakili wilayah kajian yaitu pada titik koordinat 0o47´10.56˝ sebagai stasiun I yang mewakili sebelah Barat, stasiun II pada titik koordinat 0o43´47.20˝ mewakili sebelah Selatan, stasiun III pada titik koordinat 0o83´47.23˝ mewakili sebelah Timur, dan stasiun IV pada titik koordinat 0o73´47.63˝ mewakili sebelah Utara Pulau Dudepo. 3. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel Gastropoda dilakukan dengan menggunakan metode line transek (transek garis). Transek garis dilakukan pada setiap stasiun secara tegak lurus dari arah pinggiran pantai ke arah darat dengan menngunakan roll meter sepanjang ±100 meter dengan ukuran luas area yang diamati yaitu ±28 Ha yang dibagi menjadi 4 titik stasiun pengamatan yang mewakili masing-masing wilayah kajian. Tiap stasiun dibagi menjadi 3 sub stasiun. Pencatatan data pada setiap sub stasiun dengan menggunakan kuadran yang berukuran 2x2m. Pengambilan sampel yang dilakukan mulai pada pagi hari sampai siang hari. Tipe subtrat diamati secara visual. Adapun secara rinci sebagai berikut : a) Dibuat garis transek dari arah pinggiran pantai ke arah daratan pada titik-titik yang telah ditetapkan sebagai stasiun pengambilan sampel.
b) Panjang garis transek ± 100 m. Pada masing-masing garis transek diletakkan titik dengan jarak antar sub stasiun ± 10 m. Jarak antara kuadran atau petak ± 50 m c) Masing-masing titik digunakan sebagai pusat kuadran yang berukuran 2x2m. Kuadran ini dipakai sebagai tempat pengambilan sampel epifauna dan treefauna. Untuk skema pengambilan sampel pada lokasi penelitian dapat disajikan pada Gambar 3 di bawah ini :
10 m
Darat
50 m
U
B
T
S
Pinggiran pantai Gambar 3. Skema pengambilan sampel pada lokasi penelitian Keterangan :
B S T U
: Kuadran : Stasiun I : Stasiun II : Staiun III : Stasiun IV Gastropoda yang terdapat dalam setiap kuadran yang berukuran 2 x 2 m
dihitung masing-masing jenis yang ditemukan. Pengambilan sampel dilakukan
pada saat air laut surut, sehingga dapat mempermudah dalam menghitung dan mengidentifikasi jenis Gastropoda. Setiap jenis diambil 2 individu dan diiisi dalam kantong plastik dengan diberi tanda dengan menggunakan kertas label dan selanjutnya didokumentasikan dan diidentifikasi di Laboratorium Jurusan Teknologi Perikanan dengan menggunakan buku identifikasi (Dharma, 1992). Cara pengambilan sampel Gastropoda yaitu : 1. Cara pengambilan sampel Epifauna a) Dihitung semua jenis Gastropoda yang terdapat di atas permukaan lumpur atau tanah pada kuadran 2 x 2 m. Selanjutnya dicatat jumlahnya. b) Masing-masing 2 individu setiap spesies Gastropoda yang ditemukan diambil dengan mengisinya ke dalam kantong plastik dan diberi label untuk selanjutnya diidentifikasi di Laboratorium Jurusan Teknologi Perikanan. 2. Cara pengambilan sampel Treefauna a) Semua jenis Gastropoda yang ditemukan baik yang menempel pada pohon, daun, dan batang yang terdapat dalam kuadran dihitung dan dicatat. Dicatat pula jenis pohon, batang dan daun Mangrove yang ditemukannya Gastropoda dan selanjutnya dicatat jumlahnya dan diambil 2 individu untuk masing-masing jenis dan diisi dalam kantong plastik dengan diberikan tanda atau label pada setiap kantong. b) Sampel Gastropoda yang ditemukan selanjutnya diidentifikasi di Laboratorium Jurusan Teknologi Perikanan.
3. Pengukuran Kualitas Air a) Pengukuran kualitas air yang dilakukan adalah pengukuran salinitas menggunakan refraktometer, pengukuran pH tanah menggunakan kertas lakmus yang sebelumnya telah dimasukan di dalam wadah/tabung reaksi, pengukuran DO (oksigen terlarut) dan suhu menggunakan multi parameter analyzer, pengukuran pH air menggunakan pH meter. Selanjutnya alat yang digunakan dibersihkan dengan menggunakan tissu. b)
Pengukuran langsung dilakukan di lapangan pada saat pengambilan sampel.
4. Analisis Data Analisis data dengan menggunakan formulasi sebagai berikut : 1. Indeks Kelimpahan Spesies (D) Kelimpahan merupakan gambaran banyaknya jenis Gastropoda yang ditemukan pada setiap stasiun atau titik garis transek (Retno, dkk., dalam Dharmawan, 1995). Indeks kelimpahan spesies (Abundance index) dengan menggunakan formulasi (Ludwig dan Reynolds, 1981 dalam Dharmawan, 1995) :
2. Indeks Dominansi (D) Indeks dominansi dihitung dengan Rumus Simpson (Krebs, 1989 ; Waite, 2000 dalam Sahami, 2003) sebagai berikut :
∑
Dimana,
Keterangan : D = indeks dominansi N = total cacah individu dalam sampel ni = cacah individu spesies-i 3. Indeks Keanekaragaman Indeks keanekaragaman/diversitas menunjukkan hubungan antara jumlah spesies dengan jumlah individu yang menyusun suatu komunitas. Indeks diversitas dihitung menurut Rumus Simpson (Krebs, 1989 ; Waite, 2000 dalam Sahami, 2003) sebagai berikut :
Keterangan : D’ = indeks diversitas D = indeks dominansi 4. Indeks Kemerataan Indeks kemerataan (Evenness indices) dihitung dengan rumus menurut (Soegianto, 1994 dalam Sahami, 2003) sebagai berikut : Dimana : Dmax = [(
Keterangan : Es = indeks kemerataan Simpson D’ = indeks diversitas Simpson S = cacah spesies N = total cacah individu
][
)]
Hasil perhitungan nilai indeks indeks keanekaragaman (D′) dan indeks kemerataan (Es) dari tiap-tiap stasiun pengamatan selanjutnya dianalisis untuk mengetahui tingkat perbedaan antara epifauna dan treefauna dalam antar stasiun dengan menggunakan analisis varians ANOVA dengan bantuan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 16.0