BAB III METODE PENELITIAN
1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi
penelitian
ini
dilakukan
pada
Inpspektorat
Propinsi
Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai dengan Januari 2013. 1.2 Metodologi Penelitian Penelitian
ini
ingin
menguji
pengaruh
pengetahuan
dan
independensi terhadap kualitas audit. Adapun untuk mengetahui pengaruh tersebut digunakan metode survei. Kerlinger (1996) dalam Riduwan (2008: 49) mengatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. 1.3 Definisi Operasional dan pengukuran Variabel Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunkan adalah kualitas audit, sedangkan variabel independennya yaitu independensi
auditor. Definisi operasional dan pengukuran untuk variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kualitas Audit Kualitas audit atau kualitas hasil pemeriksaan adalah pelaporan tentang kelemahan dan pengendalian intern, dan kepatuhan terhadap ketentuan,
tanggapan
dari
pejabat
yang
bertanggung
jawab,
merahasiakan pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundang-undangan, (Batubara, 2008: 38). Variabel ini diukur dengan menggunakan beberapa indikator yang digunakan Giu (2011) yaitu kepatuhan pada kode etik, keterlibatan pejabat/pimpinan yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan, sikap hati-hati, komitmen yang kuat terhadap kualitas hasil pemeriksaan, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, tidak mudah percaya, kecermatan professional, kemampuan teknis dan keterlibatan ketua tim. 2) Pengetahuan Pengetahuan adalah suatu fakta atau kondisi mengetahui sesuatu dengan baik yang didapat lewat pengalaman dan pelatihan, (Ishak, 2011: 8). Peneliti menggunakan beberapa indikator pengetahuan yang dikembangkan dari tiga dimensi pengetahuan yang digunakan Ishak (2011) yaitu pengetahuan akuntansi dan auditing, pengetahuan standar pemeriksaan dan pengetahuan yang diperoleh dari jenjang pendidikan. 3) Independensi Auditor
Independensi baik dilihat dari sisi sektor publik maupun sektor swasta memiliki makna yang sama, hal ini karena independensi marupakan salah satu syarat penting dari seorang auditor yang akan melaksanakan audit. Independensi aparat inspektorat dalam penelitian ini dilihat dari kebebasan dari aparat pemeriksa internal untuk melakukan proses audit tanpa adanya gangguan baik gangguan internal maupun gangguan eksternal meskipun aparat auditor. Untuk lebih jelasnya definisi operasional variabel dan indikator dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1: Definisi Operasional dan Indikator Variabel Variabel Pengetahuan (X1)
Konsep Variabel Suatu fakta atau kondisi mengetahui sesuatu dengan baik yang didapat lewat pengalaman dan pelatihan. (Ishak, 2011: 8)
Dimensi 1. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing 2. Pengetahuan standar pemeriksaan yang diperlukan
3. Pengetahuan yang diperoleh dari jenjang pendidikan
Indikator Pemahaman dibidang akuntansi Pemahaman dibidang auditing Pengetahuan dan pengalaman praktik akuntansi Pengetahuan dan pengalaman praktik auditing Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai Independensi dalam sikap mental Penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama 8. Perencanaan pemeriksaan 9. Pemahaman atas sistem pengendalian intern 10. Pengumpulan bukti kompeten yang cukup 11. Pernyataan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum 12. Pernyataan ketidakkonsistensian penerapan prinsip yang berlaku umum 13. Tingkat pendidikan 14. Pendidikan profesi berkelanjutan 15. Perkembangan berkaitan dengan profesi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Skala Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Referensi: Ishak (2011) ndependensi (X2)
Kualitas Audit (Y)
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menya takan pendapatnya (Mulyadi, 2002: 26). Pelaporan tentang kelemahan dan pengendalian intern, dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundang-undangan, (Batubara, 2008: 38).
Lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor
1. 2. 3. 4. 5.
Lama mengaudit klien Besar fee yang akan diberikan Fasilitas yang diberikan Manfaat telaah dari rekan auditor Konsekuensi dari auditor yang buruk
Referensi : Setiawan (2012)
1. Kepatuhan pada kode etik 2. Keterlibatan pejabat/pimpinan yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan 3. Sikap hati-hati 4. Komitmen yang kuat terhadap kualitas hasil pemeriksaan 5. Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat 6. Tidak mudah percaya 7. Kecermatan professional 8. Kemampuan teknis 9. Keterlibatan ketua tim. Referensi: Napu (2011)
Sumber: Data Olahan 2013
Ordinal Ordinal Ordinal Ordina Odinall
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Berdasarkan indikator-indikator tersebut, maka masing-masing variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat akan diuraikan dalam bentuk pernyataan. Setiap pernyataan diberi nilai dengan menggunakan sistem skor guna untuk menentukan bobot penilaian. Pemberian skor dengan menggunakan 5 kategori jawaban yaitu (A) dengan nilai 5, (B) dengan nilai 4, (C) dengan nilai 3, (D) dengan nilai 2, (E) dengan nilai 1. Setiap pilihan akan diberikan skor/bobot nilai yang berbeda seperti tampak pada table 5 berikut ini: Tabel 2: Pernyataan dengan Skala Likert Pilihan
Skor/Bobot
A
5
B
4
C
3
D
2
E
1
Sumber: Riduwan (2008: 86)
Penilaian tersebut didasarkan pada model yang sudah umum digunakan yaitu skala likert, yang dilakukan dengan cara menetapkan bobot, dan kemudian ditambahkan untuk mendapatkan suatu jumlah dari masing-masing indikator yang hendak diukur, (Pratiwi, 2012).
1.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, (Riduwan, 2008: 55). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota yang terlibat secara langsung dalam pengawasan yang bersertifikasi yang ada di Inspektorat Provinsi Gorontalo. Terdapat 50 anggota yang tersertifikasi yang berada di Inspektorat Provinsi Gorontalo. 3.4.2 Sampel Menurut Riduwan (2008: 56) sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling jenuh yaitu pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus, (Riduwan, 2008: 64). Karena menggunakan sampling jenuh maka, jumlah sampel dalam penelitian ini sama dengan jumlah populasi yaitu berjumlah 50 anggota yang terlibat secara langsung dalam pengawasan yang bersertifikasi. 1.5 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data ini diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang
melakukan penelitian. Data primer ini berupa jawaban atas kuesioner yang diberikan. 1.6 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dengan metode sensus yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada auditor, yang berisikan berbagai pernyataan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti dan diperoleh melalui studi dokumenter terhadap hal-hal yang berkaitan dengan subyek penilitian. Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner langsung, yaitu daftar pertanyaan dikirim atau diserahkan langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya atau diminta menceritakan tentang dirinya sendiri. Kuisioner penelitian diantar langsung ke Kantor Inspektorat Provinsi Gorontalo yang menjadi subyek penelitian, dan diberi waktu tenggang selama dua minggu. Jika ada responden yang belum mengumpulkan kuisioner maka kepada mereka diberikan waktu satu minggu. Jika kuisioner tersebut belum juga diserahkan, maka kuisioner dikategorikan tidak kembali. 1.7 Uji Validitas Menurut Arikunto (1995: 63-69) dalam Riduwan (2008: 109), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total
yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment adalah:
rxy
n xy x . y
n. x
2
x . n. y 2 y 2
2
Dimana: rxy
:
Koefisien korelasi
∑x
:
Jumlah skor item
∑y
:
Jumlah skor total (seluruh item)
n
:
Jumlah Responden
Sumber: Riduwan (2008: 136) Korelasi PPM dilambangkan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut: Tabel 3: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
Sangat kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus: thitung =
r n-2 1 r2
Dimana: thitung
: Nilai t
r
: Nilai koefisien korelasi
n
: Jumlah responden
1.8 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas pada dasarnya untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data pada dasarnya menunjukkan ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsitensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu
dari
sekelompok
individu,
walaupun
dilakukan
terhadap
pernyataan-pernyataan yang kurang valid, untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha. Jika nilai koefisien
alpha lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel, (Riduwan, 2008:125). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
k Si r11 = 1 St k 1 Dimana: r11
: Nilai reliabilitas
Si
: Jumlah varians skor tiap-tiap item
St
: Varians total
k
: Jumlah item
Sumber: Riduwan (2008: 125) 1.9 Konversi Data Menurut Sugiyono (2011: 331), sebelum dilakukan analisis lebih lanjut data ordinal yang dikumpulkan melalui instrumen kuesioner selanjutnya dijadikan data interval melalui method successive intervals (MSI). Adapun langkah kerja metode suksesive interval adalah sebagai berikut: a. Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap item kuisioner. b. Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekwensi. c. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga diperoleh nilai proporsi kumulatif.
d. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. e. Menentukan nilai density untuk setiap nilai z. f. Menghitung SV (scale value) dengan rumus: SV
density at lower limit - density at upper limit area under offer limit - under lower limit
g. SV (scale value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negatif terbesar), diubah menjadi sama dengan satu (=1). h. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus:
Y SV SVminimum 1.10
Metode Analisis
3.10.1 Teknik Analisis Data Setelah data penelitian dinaikkan skala ukurannya menjadi skala interval, maka tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data dengan menggunakan
pendekatan
analisis
regresi.
Analisis
regresi
yang
digunakan adalah analisis regresi berganda, oleh karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel dependen (kualitas audit) dan dua variabel independen (pengetahuan dan Independensi) maka, model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian adalah: Y= bo + b1X1 + b2X2 + e Y
: Variabel dependen (kualitas audit).
X1 X2
: Variabel independen (pengetahuan dan Independensi).
bo
: konstansta (intercept)
b1 ; b2
: koefisien regresi (slope)
e
: error term (kesalahan dari variabel lain)
Digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version 16 dan Microsoft excel 2007 untuk kemudahan dalam perhitungan. 3.10.2 Uji Asumsi Klasik Sugiyono (2011: 79) mengemukakan bahwa sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, data tersebut harus sesuai dengan syarat-syarat yang dikehendaki dalam analisis regresi yaitu sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi linier baik sederhana maupun berganda adalah data variabel dependen (terikat) harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut: Ho
: Data variabel dependen berdistribusi normal.
Hi
: Data variabel dependen tidak berdistribusi normal.
α
: 5%.
Kriteria uji : Tolak Ho jika nilai siknifikansi yang diperoleh kecil dari α, terima Hi dalam hal lainya. Digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version 16 dan Microsoft excel 2007 untuk pengujian ini. 2. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas
merupakan
pelanggaran
dari
asumsi
homoskedastisitas (semua gangguan/disturbance yang muncul dalam model persamaan regresi bersifat homoskedastik atau mempunyai varians yang sama pada tiap kondisi pengamatan). Oleh karena itu, konsekuensi dari
adanya
heteroskedastistas
dalam
sistem
persamaan
bahwa
penaksiran tidak lagi mempunyai varians yang minimum. Cara mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas, maka dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen yang dikenal sebagai uji Glejser (Gujarati, 2002). Persamaan regresi yang dipakai dalam hal ini adalah: │Ut│= α + βXt + vt Dasar menunjukkan mempengaruhi
analisis variabel variabel
yang
digunakan
independen dependen,
adalah signifikan
maka
ada
jika
hasil
secara indikasi
regresi statistik terjadi
heteroskedastisitas, dan demikian pula sebaliknya. Hipotesis yang akan diuji adalah:
Ho
: secara keseluruhan variabel bebas dalam model tidak menyebabkan gejala heteroskedastisitas
Ho
: secara keseluruhan variabel bebas dalam model menyebabkan gejala heteroskedastisitas
: 5%.
3. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan salah satu pelanggaran kondisi ideal yang disebabkan adanya hubungan linear diantara variabel regresor. Multikolinearitas bisa dideteksi dengan melihat nilai R2, dimana nilai R2 tinggi sedangkan tidak ada satupun koefisien regresi (secara parsial) yang signifikan. Selain itu, multikolinearitas dapat juga dideteksi dengan menggunakan indikator Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan sebagai berikut:
0 VIF 10 , tidak terdapat multikolinearitas
10 VIF 30 , multikolinearitas rendah
VIF 30 , multikolinearitas tinggi.
3.10.3 Hipotesis Statistik Secara simultan keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: H0: ß = 0, pengetahuan dan Independensi tidak berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.
H1:ß ≠ 0, pengetahuan dan Independensi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Sedangkan secara parsial, hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: H0: ß = 0, pengetahuan dan Independensi tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. H1: ß ≠ 0, pengetahuan dan Independensi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. 3.10.4 Pengujian Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik linear berganda yaitu sebagai berikut: 1. Uji Simultan (F) Uji simultan atau uji serentak, yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang
serentak
atau
bersama-sama
menggunakan uji F, yaitu: Fo
R 2 n k 1 k 1 R2
Keterangan: n
: Jumlah subyek
k
: Jumlah variabel bebas
mempengaruhi
Y.
Uji
ini
R2
: Koefisien determinasi
Uji F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama sama (simultan) variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan
Ftabel
pada tingkat
kepercayaan 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika Fhitung > Ftabel (n-k-1) maka, H0 ditolak dan H1 diterima. Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2) berpengaruh terhadap nilai variabel (Y). Jika Fhitung< Ftabel (n-k-1) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2) tidak berpengaruh terhadap nilai variabel (Y). Uji F dapat pula dilihat dari besarnya
probabilitas value
(pvalue)
dibandingkan dengan 0,05 (taraf signifikansi α = 5%). Adapun Kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika pvalue < 0,05 maka Ho ditolak. Jika pvalue > 0,05 maka H1 diterima.
2. Uji Parsial (Uji t) Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara tHitung dengan ttabel . Oleh karena itu, untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika t hitung > t tabel (n-k-1) maka Ho ditolak. Jika t hitung < t tabel (n-k-1) maka Ho diterima. Selain itu uji t tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (pvalue) dibandingkan dengan 0,05 (taraf signifikansi α = 5%). Adapun Kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika pvalue < 0,05 maka Ho ditolak. Jika p value > 0,05 maka Ho diterima