19
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan di Desa Lamu, Kecamatan
Tilamuta, Kabupaten Boalemo dan Labolatorium Jurusan Teknologi Perikanan Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo pada bulan Mei sampai Juli 2013. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 12.
Stasiun IV Stasiun II
Stasiun III Stasiun I
Gambar 12. Peta Lokasi Penelitian Sumber : Google Earth, 2013
20
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Daftar Alat yang Digunakan Selama Penelitian No Nama Alat Kegunaan 1 GPS (Global Menentukan posisi titik Positioning System) sampling (lintang dan bujur) 2 Tali Rapia Membuat garis transek 3 Rol meter Mengukur jarak transek 4 Alat tulis Mencatat hasil pengamatan 5 Spidol Pelabelan Sampel 6 Buku identifikasi Penuntun identifikasi Gastropoda 7 Kantong Plastik Sebagai penyimpanan sampel 8 DO Meter Mengukur suhu dan Oksigen terlarut 9 Refracto meter Mengukur salinitas 10
pH Meter
Mengukur pH air
11 12 13 14
Kertas Label Camera Tissu Kertas Lakmus
Menandai Sampel Sebagai alat dokumentasi Membersihkan Alat Mengukur pH Tanah
Spesifikasi Garmin
Dharma, 1992
DO-5510 Lutron Atago Manual EZ pH5011 Sony
2. Bahan Bahan yang digunakan dalam kegiatan Penelitian disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Bahan yang Digunakan Selama Penelitian No Nama Bahan Kegunaan 1 Sampel Gastropda Sampel Penelitian 2 Aquades Komponen pencampur substrat
21
C.
Teknik Pengumpulan Data Pengambilan data dibedakan atas data primer dan data sekunder yang cara
pengambilannya sebagai berikut : 1.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, yaitu
dengan cara pengambilan sampel jenis Gastropoda di ekosistem mangrove Desa Lamu, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo dan pengukuran parameter lingkungan. 2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dipeoleh secara tidak langsung, yaitu dari
instansi Pemerintah Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Boalemo, instansiinstansi terkait dan sebagai data penunjang antara lain peta serta keadaan umum lokasi penelitian D.
Tahapan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung kondisi lapangan untuk menentukan stasiun pengambilan sampel. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran awal tentang kondisi lapangan. 2.
Penentuan Stasiun Pengamatan dan Pengambilan Sampel Penentuan titik koordinat stasiun
pengamatan dilakukan
dengan
menggunakan alat bantu Global Posting System (GPS). Pengambilan sampel
22
Gastropoda dilakukan dengan menggunakan metode line transek (transek garis). Transek garis ditarik dari pinggir sungai secara horizontal garis pantai dengan menggunakan roll meter ±50m yang dibagi menjadi 4 titik stasiun pengamatan yang mewakili wilayah kajian. Stasiun I pada titik koordinat 00°30.18.52' LU-122°18.974' BT , stasiun II pada titik koordinat 00°30.19.26' LU-122°19.149 BT, stasiun III pada titik koordinat 00°30.13.37' LU-122°18.926' BT, dan stasiun IV pada titik koordinat 00°30.13.20' LU-122°19.103 BT. Tiap stasiun dibagi menjadi 3 sub stasiun. Pencatatan data pada setiap sub stasiun dengan menggunakan kuadran yang berukuran 2x2m (Dharma, 1992). Pengambilan sampel dilakukan pada saat surut dimulai pada pagi hari sampai siang hari. Tipe substrat diamati secara visual. Adapun secara rinci sebagai berikut: a) Dibuat garis transek dari arah pinggiran sungai kearah daratan pada titik yang telah ditetapkan sebagai stasiun pengambilan sampel. b) Panjang garis transek ±50m dari pinggiran sungai ke arah mangrove yang ditarik secara horizontal garis pantai. Masing-masing garis transek diletakkan titik antar sub stasiun dan jarak antara kuadran. c) Masing-masing titik digunakan sebagai pusat kuadran yang berukuran 2x2m. Kuadran ini dipakai sebagai tempat pengambilan sampel epifauna dan treefauna. Untuk skema pengambilan sampel pada lokasi penelitian disajikan pada Gambar 13 di bawah ini :
23
10m
25m ±50m
Stasiun IV
Stasiun II
Sungai Lamu
Stasiun III
Laut
Stasiun I
Gambar 13. Skema Pengambilan Sampel Pada Lokasi Penelitian Keterangan : Ukuran Kuadran = Kuadran 2x2m Gastropoda yang terdapat dalam setiap kuadran yang berukuran 2x2 m dihitung masing-masing jenis yang ditemukan. Pengambilan sampel dilakukan pada saat surut, sehingga dapat mempermudah dalam menghitung dan mengidentifikasi jenis Gastropoda. Setiap jenis diambil 2 individu dan disimpan dalam kantong plastik yang diberi tanda menggunakan kertas label dan selanjutnya didokumentasikan dan diidentifikasi di Laboratorium Jurusan Teknologi Perikanan dengan menggunakan buku identifikasi (Dharma, 1992).
24
Cara pengambilan sampel Gastropoda yaitu : a)
Dihitung semua jenis Gastropoda yang terdapat baik epifauna maupun treefauna pada kuadran 2 x 2m, selanjutnya dicatat jumlahnya.
b) Masing-masing diambil 2 individu untuk setiap spesies Gastropoda yang ditemukan, disimpan dalam kantong plastik dan diberi label untuk diidentifikasi. 3. Pengukuran parameter lingkungan a)
Pengukuran parameter lingkungan yang dilakukan adalah pengukuran salinitas menggunakan refaraktometer, pengukuran pH tanah menggunakan kertas lakmus yang sebelumnya telah dimasukkan di dalam wadah, pengukuran DO (oksigen terarut) dan suhu menggunakan DO meter, pengukuran pH air menggunakan pH meter. Selanjutnya alat yang digunakan dibersihkan menggunakan tissue.
b) Pengukuran langsung dilakukan dilapangan pada saat pengambilan sampel. E. Analisis Data Analisis data menggunakan formulasi sebagai berikut : 1. Indeks Dominansi (D) Indeks dominansi dihitung dengan menggunakan rumus Simpson (Krebs, 1989 ; Waite, 2000 dalam Sahami, 2003).
25
Dimana, Pi = Keterangan : D = Indeks dominansi N = Total cacah individu dalam sampel ni = Cacah individu spesies-i Odum (1996) menyatakan bahwa indeks dominansi ≤ 0,50 berarti hampir tidak ada spesies yang mendominasi (rendah), nilai indeks dominansi ≥ 0,50 sampai 0,75 berarti indeks dominansinya sedang, sedangkan ≥ 0,75 sampai mendekati 1 berarti indeks dominansinya tinggi. 2. Indeks Keanekaragaman Spesies Indeks keanekaragaman/diversitas menunjukan hubungan antara jumlah spesies dengan jumlah individu yang menyusun suatu komunitas. Indeks diversitas dihitung menurut Rumus Simpson (Krebs, 1989 ; Waite, 2000 dalam Sahami, 2003) sebagai berikut : D' = 1 – D
Keterangan : D' = Indeks Diversitas D = Indeks Dominansi Odum (1996) menyatakan bahwa indeks keanekaragaman ≤ 0,50 berarti keanekaragamannya rendah, nilai indeks keanekaragaman ≥ 0,50 sampai ≤ 0,75 berarti indeks keanekaragamannya sedang, sedangkan ≥ 0,75 sampai mendekati 1 berarti indeks keanekaragamannya tinggi.
26
3. Indeks Kelimpahan Spesies Kelimpahan merupakan gambaran banyaknya jenis Gastropoda yang ditemukan pada setiap stasiun atau titik garis transek (Retno, dkk, dalam Dharmawan, 1995). Indeks kelimpahan spesies (Abundance index) dengan menggunakan formulasi (Ludwig dan Reynolds, 1981 Dalam Dharmawan, 1995 ). D=
x 100%
Rangan (2000), suatu spesies dinyatakan melimpah apabila ditemukan individunya dalam jumlah yang sangat banyak dibandingkan dengan individu dari spesies lainnya. Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman (D') dari tiap-tiap stasiun pengamatan selanjutnya dianalisis perbedaan keanekaragaman antar stasiun secara deskriptif berdasarkan nilai indeks keanekaragaman Gastropoda yang ditemukan pada setiap stasiun.