22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada 7 Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo, SMPN 4 Gorontalo, SMPN 6 Gorontalo, SMPN 7 Gorontalo dan Madrasah Tsanawiyah Negeri Gorontalo. Pengujiannya dilaksanakan di Laboratorium Baristand (Balai Riset dan Standardisasi Industri) Manado. Adapun alasan peneliti memilih 7 sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sekolah tersebut terdapat makanan jajanan yang menggunakan saos tomat sebagai pelengkap rasa. 2. Siswa sering jajan makanan yang menggunakan saos tomat 3. Belum pernah dilakukan pemeriksaan kadar natrium benzoat pada saos tomat yang digunakan pada makanan jajanan di sekolah tersebut. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 1 bulan yaitu pada tanggal 29 Oktober – 29 November tahun 2013. 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu memberikan gambaran kadar natrium benzoat pada saos tomat yang digunakan pada makanan jajanan di beberapa Sekolah Menengah pertama Kota Gorontalo dengan pendekatan kuantitatif.
23
3.3 Definisi Operasional 3.3.1 Saos Tomat Saos tomat yang di maksud yakni saos tomat yang digunakan pada makanan jajanan di lingkungan sekolah di antaranya SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 6, SMPN 7, dan MTSN Gorontalo. 3.3.2 Kadar Natrium Benzoat Jumlah kadar natrium benzoat yang terdapat pada saos tomat telah diatur oleh pemerintah menurut peraturan Menkes RI No 722/Menkes/Per/IX/1988 bahwa batas penggunaan maksimum natrium benzoat pada saos tomat adalah 1 g/kg. Kriteria Objektif: 1. Memenuhi syarat : bila kadar natrium benzoat ≤ 1 g/kg 2. Tidak memenuhi syarat : bila kadar natrium benzoat 1 g/kg 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saos tomat yang digunakan pada makanan jajanan di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota Gorontalo. 3.4.2 Sampel Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau
24
tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Adapun konteks dalam penelitian ini : 1. Penjual bersedia menandatangani lembar kuisioner menjadi responden. 2. Penjual makanan jajanan yang menggunakan saos tomat sebagai pelengkap rasa. 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Sumber Data penelitian Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk keperluan penelitian. Data-data yang dibutuhkan : 1. Data Primer Data primer didapatkan langsung dari : a) Melakukan survei awal dan menetapkan lokasi penelitian dalam hal ini adalah lingkungan SMP yang terdapat makanan jajanan
yang
menggunakan saos tomat yang akan menjadi tempat pengambilan sampel. b) Pemeriksaan kadar natrium benzoat pada saos tomat di Laboratorium Baristand Manado. 2. Data Sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh dari Dinas Pendidikan Kota Gorontalo. Data kadar pengawet yang diperkenankan
Dirjen
POM
menurut
peraturan
Menkes
No.722/Menkes/Per/IX/88, dan data sejenis penelitian sebelumnya.
RI
25
3.5.2 Tahap Pengumpulan data Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam proses penelitian yaitu : 1. Tahap persiapan dan pengumpulan data primer dan sekunder a) Melakukan survei awal dan menetapkan lokasi penelitian dalam hal ini adalah lingkungan sekolah yang terdapat makanan jajanan yang menggunakan saos tomat sebagai pelengkap rasa yang akan menjadi tempat pengambilan sampel. b) Pengambilan data sekunder sebagai data awal yang dibutuhkan dalam penelitian. 2. Tahap Pelaksaanan 3. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pemeriksaan langsung. Pengambilan data primer pelaksanaanya dilakukan di masing-masing tempat yang telah ditentukan sebagai sampel. Adapun proses pengambilan sampel meliputi : a) Sampel saos tomat dibeli pada pedagang makanan jajanan yang berjualan di lingkungan Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo. Setiap sampel beratnya 100 gr. b) Kemudian sampel di isi kedalam botol. c) Selanjutnya sampel diberi kode atau nomor. d) Setelah sampel di isi kedalam botol dan diberi kode, kemudian dimasukkan lagi kedalam wadah atau tempat yang lebih besar berupa kotak gabus.
26
3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : Neraca analitik, gelas beaker, labu erlenmeyer, pipet volume, buret, labu ekstraksi pelarut, gelas ukur, pipet tetes, pemanas listrik, penangas air dan peralatan penunjang lainnya. Bahan material : yang digunakan adalah sampel saos tomat yang diambil pada pedagang makanan yang berjualan di lingkungan Sekolah Menengah pertama Kota Gorontalo. Di samping itu ada juga Bahan kimia seperti : NaCl, NaOH 10%, HCL 5%, H2C2O4, dietil eter, FeCl3, NH3, H2SO4, kertas saring, dan indikator fenolftalein (pp). 3.6.2 Cara Kerja 1. Persiapan sampel Masing-masing sampel saos tomat ditimbang dengan neraca analitik sekitar 100 g dan ditambahkan 15 g NaCl, lalu dimasukan ke dalam labu ukur tersebut ditambahkan 150 mL larutan NaCl jenuh dan NaOH 10 % hingga diperoleh larutan yang besifat alkalis. Kemudian larutan tersebut diencerkan dengan larutan NaCl jenuh sampai tanda batas dan dibiarkan selama 2 jam. Larutan tersebut dikocok setiap 30 menit dan selanjutnya disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh kemudian diekstraksi. 2. Ekstraksi Sampel Filtrat yang diperoleh pada penyiapan sampel, dipipet 100,0 mL dan dimasukan kedalam corong pisah, kemudian dinetralkan dengan penambahan HCL 5% dan ditambahkan lagi 5 mL HCL sesudah keadaan netral tercapai.
27
Selanjutnya diekstraksi dengan pelarut dietil eter beberapa kali dengan volume yang berturut-turut 70,50,40, dan 30 mL. Untuk mencegah emulsi, digoyanggoyang secara kontinyu setiap kali ekstraksi dengan gerakan memutar/rotasi. Lapisan dietil eter kemudian ditampung dari setiap ekstraksi dengan volume pelarut tersebut. Semua lapisan dietil eter setiap ekstraksi dikumpulkan dan didistilasi dengan vakum rotary evaporator pada suhu 30-50oC hingga ekstrak menjadi pekat. Ekstrak tersebut kemudian dikeringkan di atas penangas air, lalu dibiarkan semalam didalam desikator yang berisi H2SO4 pekat. sampai Selanjutnya, ekstrak kering (asam benzoat) tersebut di larutkan dalam labu ukur 50 mL dengan aquades sampai tanda batas. 3. Uji kualitatif Larutan asam benzoat hasil ekstraksi tersebut diambil sebanyak 10 mL dan ditambahkan larutan NH3 sampai larutan tersebut kemudian diuapkan di atas penangas air. Residu yang diperoleh, dilarutkan dengan air panas dan disaring. Selanjutnya, ditambahkan 3-4 tetes FeCl3 0.5 %. Adanya endapan yang berwarna kecoklatan menunjukkan adanya asam benzoat. 4. Uji kuantitatif Larutan asam benzoat hasil ekstraksi dipipet sebanyak 10,0 mL dengan pipet volume, kemudian dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL. Larutan tersebut ditambah 2-3 tetes indikator PP dan selanjutnya dititrasi dengan larutan NaOH yang telah dibakukan dengan larutan asam oksalat sampai terjadi perubahan dari tidak berwarna menjadi merah muda yang stabil selama 15 detik.
28
Volume larutan NaOH yang digunakan dicatat. Pengulangan titrasi dilakukan masing-masing 3 kali. 3.7 Teknik analisis data Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel yang disertai tabel distribusi frekuensi dan presentase (Notoatmodjo, 2010).