27
BAB III METODE DAN ANALISA SISTEM 3.1.
Profil Perusahaan
3.1.1
Sejarah Perusahaan PT. Prima Rezeki Pertiwi adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang
produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl. Raya CikandeRangkasbitung km 14,5 Desa-Cemplang Kec-Jawilan Serang-Banten. Perusahaan ini bermula pada tahun 1997 dengan didirikannya Industri Genteng Metal – PRIMA ROOF yang bernaung dalam PT. Prima Manunggal Inti Internusa. Dalam waktu yang singkat, dengan dukungan tim manajemen yang professional dan enerjik, perusahaan menjadi sangat berkembang baik sehingga mampu menguasai pasar di seluruh Indonesia dengan produk bermerk Prima Roof, Mega Roof, Super Roof, Inter Roof dan Jaya Roof. Pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia yang semakin membaik dan adanya pembatasan terhadap eksploitasi sumber-sumber alam merupakan peluang bagi Industri bahan-bahan bangunan alternatif. Maka pada tahun 2003 Perusahaan mendirikan Industri Bata Ringan(Autoclave Aerated Concrete / AAC) – PRIMACON yang bernaung dalam PT PRIMA REZEKI PERTIWI.PRIMACON adalah merk dagang dari bata ringan yang mulai dipasarkan pada bulan Oktober 2004 dan telah mendapatkan kepercayaan dari developerdeveloper ternama pada proyek-proyek besar diseluruh Indonesia seperti : Apartemen mediterania lagoon, mall Depok town square, dan perumahan mediterania pantai indah kapuk. 3.1.2
Visi dan Misi Perusahaan
Visi : Menjadi produsen bahan bangunan nomor 1 di Indonesia. Misi : Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan dengan kualitas, harga dan komitmen waktu pengiriman yang tepat.
28
3.1.3
Struktur Organisasi PT. PRIMA REZEKI PERTIWI Presiden Direktur
HR Directur
Dpt. Manufactur. Dir
Plant Manager
HRD & GA Manager
R & M Manager Kabag Produksi
Finance
GA/Sipil
Kabag Mekanik
HR Staff
Ka shift Kabag electric
GA/Driver
Data Center Kanag Utility
GA/Kantin
Operator Operator
Helper /Pelaksana
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT PRIMA REZEKI PERTIWI 3.2
Analisa Sistem Berjalan PT. Prima Rezeki Pertiwi adalah salah satu perusahaan bata ringan (Aerated Light
Concrete – ALC) yang digunakan sebagai bahan bangunan yang banyak digunakan saat ini. Dengan adanya visi prusahaan untuk menjadi yang terbaik dibidangnya, perusahaan berusaha mewujudkan beberapa nilai tambah yang dapat membawanya kepencapaian visi tersebut. Perusahaan
berusaha
menjaga
kualitas
produk
yang
dihasilkan
untuk
mewujudkannya, perusahaan selalu memperhatikan mutu bahan baku yang digunakan melalui kerjasama dengan supplier yang kompeten. Adanya kerjasama jangka panjang
29
dengan supplier-supplier bahan baku tertentu menumbuhkan rasa
kepercayaan, yang
tentunya memperlancar kerjasama lebih lanjut antara perusahaan dan supplier yang bersangkutan. Tidak hanya dengan pihak supplier, dalam proses pengiriman batu bata, perusahaan juga menjaga waktu pengiriman yang selalu tepat waktu kepada customer. Dengan adanya kerjasama dengan pihak eksternal seperti transportir, perusahaan berusaha mewujudkan pengiriman barang yang selalu on-time. PT. PrimaRezeki Pertiwi menerima pesanan dari custome rmelalui bagian marketing. Setiap pesanan berasal dari customer menetapkantan tanggal rencana pengiriman. Bagian marketing kemudian akan memeriksa kebagian pabrik apakah kapasitas pabrik mampu menyelesaikan pesanan sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan. Apabila mampu, maka bagian marketing akan mengeluarkan konfirmasi penjualan. Apabila tidak bagian marketing akan melakukan negosiasi order dengan customer. PPIC akan menerima surat permintaan produksi dari bagian marketing untuk mengetahui jumlah barang yang akan diproduksi pada bulan depan. PPIC kemudian akan membuat jadwal produksi bulanan yang dipecah per hari dengan memasukkan informasi target produksi harian, serta resource yang akan mengerjakannya. Untuk bahan baku PPIC akan mengirim jadwal produksi kepada bagian bahan baku. Bagian bahan baku kemudian akan menentukan jumlah pesanan bahan baku ke supplier berdasarkan kebutuhan permintaan produksi yang terima. Selain mengecek bahan baku yang digunakan dalam produksi, PPIC juga mengecek ketersediaan barang pendukung produksi. Apabila dari bagian bahan baku memperkirakan kurang, maka akan dikeluarkan form permintaan pembelian. Jumlah yang dibeli ditentukan berdasarkan sesuai produksi. Analisis proses yang berjalanpada PT. Prima Rezeki Pertiwi pada saat konsumen memesan barang atau akan melakukan oreder adalah sebagai berikut : a. Bagian marketing akan melakukan entry data pemesanan b. Bagian marketing akan memeriksa kebagian stock produksi/PPIC c. Memeriksa stock kebagian gudang barang jadi untuk memastikan stock yang tersdia d. Apabila stock dapat memenuhi sesuai dengan permintaan konsumen maka, bagian keuangan membuat surat jalan dan menghitung penjualan lalu membuat laporan.
30
3.2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Judul Skripsi
Research Problem 1
Research Question 1
Research Objectives 1
Research Problem 2
Research Question 2
Research Objectives 2
Research Problem 3
1. perumusan masalah 2. batasan masalah 3. ruang lingkup masalah 4. tujuan penelitian
1. cari literatur 2. suport data 3. mulai literatur 4. review/me riview 5. perdalama materi 6. technical paper
Gambar 3.2 Kerangka pikir Penelitian
Uraian kerangka pikir penelitian : kerangka pikir penelitian merupakan suatu bentuk proses dari keseluruhan penelitian. Mencari kebenaran data atau masalah yang ditemukan seperti membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan penelitian yang sedang atau yang akan dilakukan sekarang, menemukan suatu kajian baru yang akan digunakan dalam menjawab masalah-masalah yang ada. Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang akan diperlukan untuk objek penelitian. Kerangka pemikiran intinya berusaha menjelaskan konstelasi hubungan natr variable yang akan diteliti. Konstelasi hubungan tersebut idealnya dikuatkan dengan teori atau penelitian sebelumnya. Dalam menyusun kerangka pemikiran dimulai dari variable yang mewakili maslaah penelitian.
31
Marketing
Cek Stock
PPIC/Produksi
Pengecekan selesai
Konfirmasi stock
Tidak ada barang
Logistk gudang barang jadi
pengurangan stock
Barang dikirim
Pmbayaran
transkasi/finance
Transaksi penjualan selesai
Gambar 3.3 Diagram Activity yang berjalan
Tabel 3.1 Diagram Activity yang berjalan Nama Activity
Usecase pesemsanan barang /PO
diagram Deskripsi
Konsumen memesan barang dan di follow up olehbagian marketing
singkat
untuk mengecek stock kebagian PPIC/produksi.
Aktor
Pembeli/konsumen
Tindakan
1. Konsumen memesan barangkepada marketing
utama
2. Bagian marketing konfirmasi kebagian produksi 3. Bagian logistik barang jadi mengkonfirmasikan kembali kepada marketing untuk stock yang ada. 4. Apabila stock ready maka konsumen dapat memesan. 5. Konsumen melakukan transaksi pemabayaran lalu barang dikirim.
32
Order barang -Tgl pesan -Waktu -Nama Customer +memesan() + cek pembayaran()
Data Barang
0..*
0..* Untuk
-Kode Pelanggan -Deskripsi -Harga -Jumlah stock +Mengirim () +Keluar()
Prosedur Pembayaran
0..
Mengatur pesanan
-Nama -Jumlah beli -Total Harga -Jatuh Tempo +Periksa()
0.. Atribut
-product/ -barang -kuanitas -harga +pesan()
0..1 Kegiatan Akuntansi
Data pelanggan
-id_akun -kode -nama -tgl -debet -kredit +menyimpan data akun()
Secara Umum
-Kode -Nama -Alamat -No Tlep +Edit() +Membuat order() +Hapus Data()
Supplier -Kode_sup -Nama_sup -Alamat_sup -Telp_sup +Menjual Order() +Mengirim order()
Gambar 3.4 class Diagram Proses Berjalan
Table 3.3 Diagram Class Proses bisnis berjalan Nama Class
Pembeli/konsumen
Diagram Deskripsi singkat
1. Konsumen memesan barang kepada marketing 2. Bagian marketing konfirmasi kebagianproduksi 3. Bagian logistic barang jadi mengkonfirmasikan kembali kepada marketing untuk stock yang ada. 4. Apabila stock ready maka konsumen dapat memesan. 5. Konsumen melakukan transaksi pemabayaran lalu barang dikirim.
33
Input Data
Logistik gudang BJ
Marketing
konsumen Ingin transaksi
Tempat pemasukan order
Pesanan order
Mengatur order
Data stock (Persediaan)
Delivery
Menerima konfirmasi Mempersiapkan()
Mempersiapkan()
Ada stock := Periksa ()
Ada stock := Pindahkan ()
[Perlu pesanan] Baru
[Dalam stock] baru
Pengiriman
Gambar 3.5 Diagram Sequence proses bisinis berjalan
Table 3.4 Diagram Sequence proses berjalan Sequence
Pembeli/konsumen
diagram Deskripsi
1. Konsumen memesan barang kepada marketing
singkat
2. Bagian marketing konfirmasi kebagian produksi 3. Bagian logistic barang jadi mengkonfirmasi kembali kepada marketing untuk stock yang ada. 4. Apabila stock ready maka konsumen dapat memesan. 5. Konsumen melakukan transaksi pemabayaran lalu barang dikirim.
34
3.2.2 Struktur Analisa SAW Pengolahan Data
Analisis dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Implementasi Metode SAW
Gambar 3.6 Struktur Analisis Metode SAW Perkembangan sistem informasi dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi komputer dalam suatu badan usaha mempunyai peranan sangat penting, terutama untuk peningkatan kegiatan oprasional sehari-hari.Teknologi dalam dunia pengolahan data dan informasi adalah komputer itu sendiri. Komputer memiliki sifat yang fleksibel, dalam artian dapat mengolah berbagai jenis data dan permasalahan yang kompleks. Strategi menggunakan metode simple additive weighting merupakan pilihan yang tepat dalam menentukan konsumen yang paling loyal pada perusahaan. Kelebihan dari model Simple Additive Weighting (SAW) dibandingakan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih cepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut.
a. Pernyataan Kebutuhan Sistem Dalam menyusun rencana kebutuhan fungsional dan nonfungsional dapat dilakukan dengan : Penggunaan daftar sederhana mengenai sasaran dan hasil peningkatan sistem. Untuk pernyataan kebutuhan fungsional dengan analisis sistem yang terus meningkat, dapat dilakukan dengan penyusunan . Use case merupakan suatu skenario bisnis atau peristiwa dari suatu penggunaan sistem yang dilengkapi dengan pengembangan pengguna sistem dan kasus atau tanggapan yang akan dilakukan.
35
Penggunaan use case telah banyak dilakukan pada metodologi lain dalam suatu analisis dan desain sistem.
3.2.3
Membangun data analisis SAW Simple Additive Weighting (SAW) dalam proses nya memerlukan kriteria
yang akan dijadikan bahan perhitungan pada proses perankingan. Dalam hal ini inisialisasi variable C sebagai identitas untuk menentukan syarat atau ketentuan konsumen yang paling loyal pada PT. Prima Rezeki Pertiwi. Kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam proses penentuan konsumen yang paling loyal seperti yang ditunjukkan pada tabel. AnalisaKasus : Penilaian kriteria nilai penjualan dilakukan dengan menggunakan range nilai antara 1 – 5 Penenetuan kriteria dan alternatif yang akan digunakan untuk kebutuhan perhitungan Simple Additive Weighting (SAW) sudah ditentukan berdasarkan hasil riset oleh bagian marketing PT. Prima Rezeki Pertiwi yaitu sebagai berikut : Alternatif yang dibutuhkanadalah sebagai berikut : 1. Proporsi pembelian (A1) 2. Eksistensi pembelian (A2) 3. Konsistensi pembelian (A3) 4. Order per 1 transaksi (A4) 5. Keaktifan Pembelian (A5)
Table 3.5 Kriteria yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Kriteria
Bobot
Sangat penting (K1)
5
Penting (K2)
4
Cukup Penting (K3)
3
Kurang Penting (K4)
2
Tidak Penting (K5)
1
Dari table penilaian, maka dapat dibuat tabel rating kecocokan setiap alternatif pada setiap krieria.
36
Tabel 3.6 Kriteria dan Alternatif KRITERIA
Alternatif
K1
K2
K3
K4
K5
A1
5
2
4
2
4
A2
3
2
4
2
1
A3
5
2
3
5
2
A4
1
1
2
4
5
A5
4
3
1
2
4
Tabel 3.7 Data Kosumen (di olah) ALTERNATIF A1 - A5
No
1
2
3
4
5
Konsumen
Kriteria
KHARISMA KARYA PERSADA , PT -
Sangat Penting
APARTEMEN OAK
(SP) K1
MULTIKON, PT - PROVIDENCE PARK
Penting (P) K2 Cukup Penting
SUMBER MANDIRI AGUNG, PT RUKO CBD
(CP) K3
CAHAYA SEDAYU GEMILANG, PT -
Kurang Penting
RUKAN FRESH MARKET
(KP) K4
KSO - TATA KALIRAYA - AIA CENTRAL
Tidak Penting K5
Total
Order
Proporsi
Eksistensi
Konsistensi
pembelian
pembelian
pembelian
(A1)
(A2)
(A3)
28
2
28
4
12
32
0
9
5
26
43
0
5
18
10
1
2
5
5
2
2
2
1
0
0
106
6
48
32
50
per 1 transaksi (A4)
Keaktifan Pembelian (A5)
Dalam sistem ini menggunakan atribut sama yaitu maksimal sehingga bobot preferensi yang memiliki nilai yang sama sebagai berikut: w = {5,3,4,2,5} Setelah bobot preferensi ditentukan, dibuat matrik berdasarkan tabel-tabel pembobotan sebelumnya. 1. Matriks keputusan X berdasarkan kriteria bobot :
X=
Setelah itu dilakukan normalisasi terhadap matrik X berdasar pada persamaan dari metode Simple Additive Weighting sebagai berikut:
37
Alternatif A1
Alternatif A 2 =
r12
=
r13
=
r14
=
r15
=
0,6
0,67
r22
=
0,67
r23
=
0,67
0,2
r24
=
0,8
r25
=
Alternatif A3
1
Alternatif A4
=
1,33
r32
=
1,5
r42
= = 0,4
r33
=
0,75
r43
= =1
r34
=
0,5
r44
=
0,8
r35
=
0,25
r45
=
0,4
Alternatif A5 = = 0.8
r52
=
0,2
= = 0,4
38
r53
=
0,4
r54
=
1
r55
=
0,8
Dari hasil perhitungan diatas maka matriks ternormalisasi R yaitu :
2. Mencari alternatif terbaik menggunakan persamaan 2 yaitu : Menentukan nilai preverensi untuk setiap alternative (Vi) dengan cara mrnjumlahkan hasil kali antara matriks ternormlisasi ( R ) dengan nilai bobot ( w ). Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. Berdasarkan hasil nilai preverensi jadi rangking urutannya sebagai berikut :