BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang diteliti (Notoadmodjo, 2002). Dalam kerangka konsep dibawah ini menjelaskan bahwa variabel independen yaitu, Pedagogik, kepribadian, sosial dan frofesional mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Untuk lebih dipahami dapat dilihat dari bagan 3.1 berikut: Bagan 3.1 Kerangka Penelitian Variabel independen
Variabel dependen
Kemampuan Dosen Dalam PBM: - Pedagogik - Kepribadian - Sosial - Profesional
Pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I
3.2. Defenisi Operasional 3.2.1 Pedagogik Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert
21
Universitas Sumatera Utara
22
3.2.2 Kepribadian Adalah unsur yang menentukan keakrapan hubungan dosen dengan mahasiswa. Kepribadian dosen akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing mahasiswa. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert 3.2.3 Sosial Adalah kemampuan dosen dalam membina dan mengembangkan interaksi social baik sebagai tenaga profesional maupun sebagai warga masyarakat. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert 3.2.4 Profesional Adalah kemampuan profesional yang harus dimiliki dosen agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan merupakan profil kemampuan dasar yang harus dimiliki dosen. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert 3.2.5 Kemampuan Mahasiswa Adalah dimana keinginan seorang siswa perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Dalam hal ini dilihat dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap mahasiswa pada praktek klinik I, yang dapat dilihat dari nilai akhir mata kuliah keterampilan dasar praktek klinik I.
Universitas Sumatera Utara
23
Dengan kriteria penilaian: (1) Nilai 2.0-2.75 = Cukup, (2) Nilai 2.76-2.99 Memuaskan, (3) Nilai 3.00-3.50 = Sangat Memuaskan, (4) Nilai 3.51-4.00 = Cumlaude (Terpuji). Alat ukur: Nilai akhir mata kuliah keterampilan dasar praktek klinik I Skala ukur: Skala interval 3.3 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek Klinik I di Akbid Sehati Medan Tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid Sehati Medan Semester II dengan jumlah mahasiswa 62 orang. 4.2.2 Sampel Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid Sehati Medan Semester II yaitu total sampling dimana semua populasi
yang ada
dijadikan sampel sejumlah 62 orang. 4.3 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Akbid Sehati Medan, dengan pertimbangan adanya subjek yang tersedia dengan sasaran penelitian, lokasi yang mudah dijangkau dan belum ada penelitian orang lain sebelumnya. 4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ini dilakukan dengan mendapat surat rekomendasi dari ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU dan permintaan izin dari Direktur Akbid Sehati Medan untuk mendapat persetujuan dalam penelitian. Kuesioner diberikan kepada subjek yang akan diteliti dengan menekankan masalah etik yang meliputi lembar persetujuan.
24
Universitas Sumatera Utara
25
4.5 Instrumen penelitian Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk Kuesioner dengan skala likert, terdiri dari empat opsi berupa kata-kata “selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah”. Untuk pernyataan positif dengan skala 4, 3, 2, 1, dan untuk pernyataan negatif dengan skala 1, 2, 3, 4. Kuesioner dibagikan dan diisi oleh mahasiswa yang terdiri dari 40 item pernyataan. Dalam kuesioner tersebut di buat pernyataan untuk mendapat data tentang kemampuan pedagogik, kepribadian, sosial, profesional dosen dalam PBM pada praktek klinik I. Adapun skor tertinggi adalah : 40 X 5 = 200, skor terendah 40 X 1 = 40, rentang skor adalah 200 – 40 = 160. Jadi kategori yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dosen dalam PBM yang diberikan dosen dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I adalah: Skor 40-80
= Kurang
Skor 81-120 = Cukup Skor 121-160 = Baik Skor 161-200 = Sangat baik
Universitas Sumatera Utara
26
1. Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Jumlah pernyataan No.
Variabel
Total
+
-
1
Pedagogik
1, 4, 5, 6, 7, 8, 9
2, 3, 10
10
2
Kepribadian
11, 13, 14, 15, 17, 19
12, 16, 18, 20
10
3
Sosial
21, 22, 24, 25, 27
23, 26, 28, 29, 30
10
4
Profesional
31, 32, 34, 36, 37, 39
33, 35, 38, 40
10
Jumlah
24
Dari 40 pernyataan pada kuesioner ada 24
16
40
item yang merupakan
pernyataan positif dan 16 item pernyataan negatif. 2. Uji validitas dan uji realibilitas Instrumen indikator dari masing-masing variabel sebelumnya dianalisis, terlebih dahulu diuji validitasnya. Pengujian validitas digunakan korelasi pearson dan uji r- kritisnya( Arikunto, 2002 ) yaitu: rxy =
n∑ XY-(∑X )(∑Y) √[n ∑ X²-∑ (X)²│n∑ Y²-∑(Y)²]
Keterangan: rxy
= Koefisien korelasi antara Variabel bebas X dengan variabel terikat Y
∑ X = Jumlah skor variabel X ∑ Y = Jumlah skor variabel Y n
= Jumlah subjek
Universitas Sumatera Utara
27
Setiap instrumen dari masing-masing variabel dikatakan valid apabila r dihitung lebih besar dari nilai r kritisnya pada taraf signifikan 5 %. Dari perolehan uji validitas, selanjutnya kuesioner yang disajikan diuji dengan menggunakan uji realibilitas yang tujuannya untuk mengarahkan data yang realibel agar peneliti tidak mengalami kesulitan saat mengadakan penelitian. Uji realibilitas menggunakan rumus alpha ( Arikunto, 2002 ). Yaitu: 2 k 1 s i 2 k 1 s i
Keterangan :
k
= Banyaknya butir pertanyaan
s i = Jumlah varians skor total 2
s 2i = Varians responden untuk item ke i Dimana r<0.80 dinyatakan gugur (tidak reliabel) Hasil yang diterapkan dalam penentuan keterhandalan instrument dalam penelitian ini adalah, apabila r hitung > r table batas signifikan 5%. 4.6 Pengumpulan data
Data yang digunakan adalah jenis data primer untuk kemampuan dosen yaitu data yang langsung di peroleh/diambil oleh peneliti terhadap setiap penelitian. Sedangkan untuk kemampuan praktek klinik I data sekunder yaitu merupakan komponen penting untuk keperluan penelitian yang diambil dari nilai akhir mata kuliah tersebut. Data tersebut di peroleh dengan teknik pengumpulan data yaitu : a. Analisa dokumen yaitu dengan cara mengunjungi dan mengamati langsung dilapangan mengenai data yang berhubungan dengan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
28
b. Kuesioner yaitu dengan menyebarkan beberapa pernyataan kepada responden sehubungan dengan judul penelitian kemudian responden memilih option. Kuesioner digunakan untuk pengumpulan data pada variabel kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah secara manual dengan langkah sebagai berikut : 1. Proses editing yaitu dilakukan untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data ada memberikan hasil, kemudian data dikelompokkan dengan menggunakan aspek pengukuran. 2. Proses coding yaitu dengan membuat kode dalam langkah mempermudah perhitungan. 3. Proses tabulating yaitu proses pengelompokan data dalam master tabel untuk mempermudah pendistribusian data berdasarkan tabel. 4.7 Analisa data
Analisa data yang digunakan adalah analisa Bivariat yaitu untuk melihat hubungan akibat variabel independent dengan variabel dependen. Adapun uji yang digunakan adalah uji statistic yaitu Chi-Square.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum angket disampaikan kepada responden, terlebih dahulu angket diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut sejauh mana dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dari 40 item angket kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yang diuji cobakan terdapat 3 item yang tidak valid dan 37 item yang valid, nomor item soal yang tidak valid adalah no 5, 31 dan 33. Untuk menghitung reliabilitas soal angket kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar digunakan rumus Alpha Cronbatc (Arikunto, 2006). Dari hasil perhitungan diperoleh r hitung untuk kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yaitu 0,934 yang dapat disimpulkan dalam kategori sangat tinggi dan untuk menghitung reliabilitas soal angket digunakan rumus Alpha Cronbatc (Arikunto, 2006). Dengan menggunakan instrumen penelitian diperoleh data variabel penelitian yaitu kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Berdasarkan pengolahan data akan diuraikan berturut-turut tentang deskripsi data masing-masing variabel, pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis.
29 Universitas Sumatera Utara
30
5.1 Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini akan diuraikan mengenai kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar baik itu dalam pedagogik, kepribadian, sosial profesional dan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap angket kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar, akhirnya penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Akademi Kebidanan Sehati Medan dimana sampel yang digunakan adalah 62 orang. 5.1.1 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Pedagogik Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Pedagogik No
Kategori
Frekuensi
%
1
Sangat Baik
21
33,9
2
Baik
23
37,1
3
Cukup
14
22,6
4
Kurang
4
6,5
62
100
Jlh
Dari tabel 5.1.1 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada pedagogik dengan kategori sangat baik sebanyak 21 mahasiswa (33,9%), kategori baik sebanyak 23 mahasiswa (37,1%), pada ketegori cukup sebanyak 14 mahasiswa (22,6 %) dan pada kategori kurang sebanyak 4 mahasiswa (6,5%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
31
pedagogik
25
Frequency
20
15
10
5
0 sangat baik
baik
cukup
kurang
pedagogik Cases weighted by frekuensi
5.1.2 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Kepribadian Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Kepibadian No
Kategori
Frekuensi
%
1
Sangat Baik
14
22,6
2
Baik
27
43,5
3
Cukup
18
29
4
Kurang
3
4,8
62
100
Jlh
Dari tabel 5.1.2 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada kepribadian dengan kategori sangat baik sebanyak 14 mahasiswa (22,6%), kategori baik sebanyak 27 mahasiswa (43,5%), pada ketegori
Universitas Sumatera Utara
32
cukup sebanyak 18 mahasiswa (29%) dan pada kategori kurang sebanyak 3 mahasiswa (4,8%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini.
kepribadian
30
Frequency
25
20
15
10
5
0 sangat baik
baik
cukup
kurang
kepribadian Cases weighted by frekuensi
5.1.3 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Sosial. Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Sosial No
Kategori
Frekuensi
%
1
Sangat Baik
19
30,6
2
Baik
25
40,3
3
Cukup
10
16,1
4
Kurang
8
12,9
62
100
Jlh
Universitas Sumatera Utara
33
Dari tabel 5.1.3 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada sosial dengan kategori sangat baik sebanyak 19 mahasiswa (30,6%), kategori baik sebanyak 25 mahasiswa (40,3%), pada ketegori cukup sebanyak 10 mahasiswa (16,1%) dan pada kategori kurang sebanyak 8 mahasiswa (12,9%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini.
sosial
25
Frequency
20
15
10
5
0 sangat baik
baik
cukup
kurang
sosial Cases weighted by frekuensi
Universitas Sumatera Utara
34
5.1.4
Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Profesional
Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Profesional No
Kategori
Frekuensi
%
1
Sangat Baik
25
37,7
2
Baik
16
22,2
3
Cukup
12
16,7
4
Kurang
19
26,4
62
100
Jlh
Dari tabel 5.1.4 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada profesional dengan kategori sangat baik sebanyak 25 mahasiswa (34.7%), kategori baik sebanyak 16 mahasiswa (22,2%), pada ketegori cukup sebanyak 12 mahasiswa (16,7%) dan pada kategori kurang sebanyak 19 mahasiswa (26,4%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
35
profesional
25
Frequency
20
15
10
5
0 sangat baik
baik
cukup
kurang
profesional Cases weighted by frekuensi
5.1.5 Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I
Nilai variabel pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I yang terkumpul dari 62 sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I
No
Kelas
Frekuensi
%
Kategori
1
3,51 – 4,00
0
0
2
3,00 – 3,50
37
59,7
Sangat Memuaskan
3
2,76 – 2,99
17
27,4
Memuaskan
4
2,00 – 2,75
8
12,9
Cukup
62
100
Jlh
Terpuji
Dari tabel 5.1.5 dapat dilihat bahwa pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I dengan kategori sangat memuaskan sebanyak 38 mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
36
(61,29%), kategori memuaskan sebanyak 9 mahasiswa (14,51%) dan dengan kategori cukup sebanyak 15 mahasiswa (24,20%). Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I tergolong sangat memuaskan. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini
kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I
40
Frequency
30
20
10
0 sangat memuaskan
memuaskan
cukup
kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I Cases weighted by frekuensi
5.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yaitu untuk melihat hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Variabel bebas kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan variabel terikat adalah pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Nilai variabel bebas merupakan hasil total dari indikator pernyataan variabel kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan nilai
Universitas Sumatera Utara
37
variabel terikat diperoleh dari bagian evaluasi akbid Sehati Medan pada pencapaian kemampuan mahasiswa praktek klinik I. a. Uji Chi-Square Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Chi-Square. Dimana nilai
Chi-Square ialah 4,692. Syarat dipenuhi jika Asymp. Sig < taraf nyata. Dalam penelitian ini ditetapkan syarat signifikan 0,05. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, terdapat nilai Asymp. Sig 0,041 dan pada taraf nyata 0,05 = 0,041 <0,05 ini menunjukkan bahwa ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Dan dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Chi – square test
Pearson Chi - square
Value
df
Sig.(P)
4,692
6
0,041
5.3 Pembahasan
Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki (Perencanaan pengajaran, 2007). Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para dosen dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara dosen dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran (Subroto, 2002).
Universitas Sumatera Utara
38
Dari hasil yang di dapat maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada kategori pedagogik adalah kategori baik sebanyak 23 orang (37,1%). Kita ketahui bahwa kemampuan Pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran. Kemampuan pedagogik dosen yang baik maka akan terciptanya sumber daya manusia yang memiliki potensi yang besar. Tetapi walaupun demikian diharapkan bahwa kemampuan dosen dalam pedagogik pada kategori Sangat baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kategori kepribadian dari hasil yang di dapat maka disimpulkan bahwa berada pada baik sebanyak 27 orang (43,5%). Kita ketahui bahwa Kemampuan kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bijaksana, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, berahlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara
berkelanjutan. Dan hasil yang
didapati juga memuaskan sehingga dengan keadaan yang demikian dapat dipastikan bahwa dosen tersebut dapat memberikan contoh atau role model yang baik untuk anak didiknya. Hasil yang didapat pada kategori sosial adalah baik sebanyak 25 orang (40,3%). Dan kita ketahui bahwa kemampuan Sosial, adalah kemampuan dosen yang meliputi kemampuan untuk berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat, juga mengunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Dan ini sesuai dengan pendapat (Djamarah, 2006) ,dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dosen
Universitas Sumatera Utara
39
adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan bergaul secara santun denga masyarakat sekitar dan kemampuan dalam sosial sangat dibutuhkan seorang pendidik. Hasil yang di dapat pada kategori profesional adalah sangat baik sebanyak 25 orang (37,7%). Kemampuan profesional meliputi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, kemamapuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian, kemampuan mengembangkan dan menyebar luaskan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi dan / atau seni; dan kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian kepada masyarakat. Kemampuan dosen diatas merupakan profil kemampuan dasar yang harus dimiliki dosen. Kemampuan tersebut dikembangkan berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh dosen. Oleh karena itu kemampuan dosen tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan dalam membelajarkan
anak
didik.
Melalui
pengembangan
kompetensi
profesi
diusahakan agar penguasaan Akademis cepat terpadu secara serasi dengan kemampuan mengajar (Subroto, 2002). Hubungan dosen dengan siswa/anak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Jika hubungan dosen-siswa
Universitas Sumatera Utara
40
merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan (Sardiman, 2007). Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-komponen
belajar-mengajar,
sebagai
contoh
bagaimana
mengorganisasikan materi, metode yang diharapkan, media yang digunakan, dan lain-lain. Tetapi disamping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, yaitu soal hubungan antara dosen dan mahasiswa. Dari hasil penelitian dan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar juga mempengaruhi pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Dengan kata lain dosen hendaknya memiliki kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar baik itu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional
yang dapat meningkatkan pencapaian
kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. 5.4 Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini, antara lain adalah : 1. Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan angket yang disebarkan kepada responden. Sehingga dapat menimbulkan keenganan responden dalam mengungkap keadaan yang sebenarnya, maka perlu dijelaskan kepada
Universitas Sumatera Utara
41
responden bahwa penelitian dilakukan untuk pengembangan ilmu, tentang dan tentang jati diri responden akan dijaga. 2. Instrumen penelitian tentang kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar diisi pada saat jam makan siang sehingga kemungkinan besar responden tidak konsentrasi dalam pengisiannya. 3. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal, peneliti telah berupaya membuat rencana penelitian, mulai dari penyusunan instrumen, pelaksanaan uji coba instrumen dalam rangka menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Akan tetapi, mungkin hasilnya akan memberikan gambaran yang sebenarnya karena perbedaan persepsi dari responden.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kemampuan pedagogik dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori baik sebanyak 23 orang (37,1%). 2. Kemampuan kepribadian dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori baik sebanyak 27 orang (43,5%). 3. Kemampuan sosial dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori baik sebanyak 25 orang (40,3%). 4. kemampuan profesional dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori Sangat baik sebanyak 25 orang (34,7%). 5. Kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I paling dominan terdapat pada kategori sangat memuaskan sebanyak 37 orang (59,7%). 6. Hubungan Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I di Akademi Kebidanan Sehati Medan Tahun 2008 dengan nilai Chi-Square = 4,692 dengan nilai Asymp. Sig 0,041 dan pada taraf nyata 0,05.
Universitas Sumatera Utara
43
6.2 Saran
1. Bagi Instansi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi Institusi pendidikan, yang berkaitan dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik. 2. Bagi Dosen Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yang berperan dalam pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I baik, maka disarankan kepada pihak Institusi terutama dosen pendidik agar meningkatkan kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi Mahasiswa Agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan praktek klinik I, dan menambah wawasan dan pengetahuannya. 4. Bagi Penulis Agar dapat menambah pengetahuan penulisi tentang pentingnya pencapaian kemampuan pada praktek klinik I. 5. Saran Untuk Peneliti Berikutnya Dalam rangka upaya pengembangan ilmu pengetahuan maka perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang dibahas dalam KTI ini.
Universitas Sumatera Utara