BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan landasan teori penelitian,
berikut
ini
digambarkan
kerangka
konsep
penelitian
yang
mengidentifikasi beberapa variabel independen yaitu Corporate Governance meliputi Kepemilikan Institusi (X1), Komposisi Dewan Komisaris Independen (X2), Ukuran Dewan Komisaris (X3), Komite Audit (X4), Ukuran Perusahaan (X5) dan Struktur Modal (X6). Nilai Perusahaan sebagai variabel dependen (Y) serta Kualitas Laba sebagai variabel pemediasi (Z) .
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kerangka Konsep pada gambar 3.1 menunjukkan arah pengujian variabel Kepemilikan Institusi (X1), Dewan Komisaris Independen (X2), Ukuran Dewan Komisaris (X3), Komite Audit (X4), Ukuran Perusahaan (X5) dan Struktur Modal (X6) terhadap kualitas laba dan kualitas laba terhadap nilai perusahaan dimana kualitas laba sebagai variable pemediasi. Hubungan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Kepemilikan institusi (X1) terhadap nilai perusahaan (Y). Kepemilikan
institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain). Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin
kemakmuran
untuk
pemegang saham,
pengaruh
kepemilikan
institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar pihak investor institusional karena semakin besar kepemilikan institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan . 2.
Dewan komisaris Independen (X2) terhadap terhadap nilai perusahaan (Y).
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham ataupun hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris lainnya, direksi ataupun pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Keberadaan komisaris independen dimaksudkan
Universitas Sumatera Utara
untuk mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih obyektif dan menempatkan kewajaran dan kesetaraan di antara berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholder lainnya yang diharapkan dengan adanya iklim kerja yang kondusif akan menciptakan kinerja perusahaan yang optimal sehingga akan mendorong peningkatan nilai perusahaan. 3.
Ukuran dewan komisaris (X3) terhadap nilai perusahaan (Y). Ukuran dewan
komisaris adalah jumlah anggota dewan komisaris yang ada di dalam perusahaan. Oleh karena itu semakin banyak jumlah dewan komisaris yang ada di dalam perusahaan, maka akan semakin efektif fungsi monitoring serta kontrol terhadap kinerja perusahaan khususnya pihak direksi perusahaan. Dengan kinerja perusahaan yang baik maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Suatu perusahaan akan mempunyai dua motif untuk memiliki dewan. Dewan komisaris adalah dewan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada dewan (dewan direksi). Dewan komisaris memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan, terutama dalam pelaksanaan Good Corporate Governance. Dewan komisaris merupakan inti dari Corporate Governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Ukuran dewan komisaris yang dimaksud disini adalah jumlah anggota dewan komisaris dalam perusahaan. 4.
Komite audit (X4) terhadap nilai perusahaan (Y). Dalam rangka
penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance), Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mewajibkan perusahaan publik untuk memilki komite audit. Komite audit
Universitas Sumatera Utara
bertugas untuk membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal dan eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Dengan adanya komite audit dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan termonitor dengan baik serta memastikan bahwa perusahaan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang akan menghasilkan informasi keuangan perusahaan yang akurat dan berkualitas (Wardhani, 2008). Sehingga kinerja perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan 5.
Ukuran perusahaan (X5) terhadap nilai perusahaan (Y). ukuran perusahaan
dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan penjualan, total aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain, yang semuanya berkorelasi tinggi (Machfoedz, 1994). Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Kebutuhan akan pendanaan yang lebih
besar
memiliki
kecenderungan
bahwa
perusahaan
menginginkan
pertumbuhan dalam laba. 6.
Struktur modal (X6) terhadap nilai perusahaan (Y). Struktur modal adalah
perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih memiliki kekurangan (deficit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasl dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). 7.
Kualitas laba (Z) terhadap nilai perusahaan (Y) . Laba merupakan informasi
utama yang disajikan dalam laporan keuangan, sehingga angka-angka dalam laporan keuangan, menjadi hal krusial yang mesti harus dicermati oleh pemakai laporan keuangan. 8.
Kualitas laba ( Z ) memediasi hubungan antara corporate governance
(meliputi:
Kepemilikan
institusional
(X1),
komposisi
dewan
komisaris
independen (X2), ukuran dewan komisaris (X3) dan independensi komite audit (X4) , ukuran perusahaan (X5) dan struktur modal (X6) terhadap nilai perusahaan (Y).
3.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan tinjauan pustaka, rumusan masalah dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 . Corporate Governance (kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan independensi komite audit) ukuran perusahaan dan struktur modal serta kualitas laba berpengaruh secara
Universitas Sumatera Utara
simultan dan parsial terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2.
Kualitas laba dapat memediasi hubungan antara Corporate Governance ( kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan independensi komite audit)
ukuran perusahaan dan
struktur modal dengan nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian sebab akibat (causal research). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasikan hubungan sebab akibat antara berbagai variabel (Erlina, 2011). Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari bukti empiris yang terjadi antara pengaruh variabel corporate governance (kepemilikan institusional, independensi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris dan independensi komite audit), ukuran perusahaan, struktur modal dan kualitas laba terhadap nilai perusahaan dan juga ingin mengetahui Apakah kualitas laba memediasi pengaruh antara corporate governance (kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan independensi komite audit), ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan
4.2. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian dilakukan dengan di website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui www.idx.com. Data penelitian diperoleh dengan mendownload laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.com.
Universitas Sumatera Utara
Waktu penelitian yaitu dimulai dari menentukan judul penelitian pada bulan 01 April 2014 hingga penelitian selesai dilakukan. Jadwal dan waktu penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 sejumlah 131 ( lampiran 3). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 Desember 2013 yang dinyatakan dalam rupiah 3. Data perusahaan yang tersedia lengkap mengenai kepemilikan institusional, komisaris independent dan komite audit, ukuran perusahaan dan struktur modal perusahaan. 4. Perusahaan yang memiliki nilai laba positif untuk periode tahun 2013. Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka diperoleh sample sebanyak 79 ( lampiran 3).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 : Proses Pengambilan Sampel
4.4. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data laporan tahunan untuk periode 2013. Penelitian dilakukan dengan di website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui www.idx.com. Data penelitian diperoleh
dengan
mendownload
laporan
keuangan
tahunan
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.com.
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel terikat (variabel dependen) dan variabel bebas (variabel independen). Adapun variabel –variabel tersebut dalampenelitian ini meliputi:
1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Husein, 2003). Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan nilai Tobis’s Q.Nilai perusahaan diproksikan dengan nilai Tobin’s Q yang diberi
Universitas Sumatera Utara
simbol Q, dihitungdengan menggunakan rasio Tobin’s Q dengam rumus sebagai berikut : ((CP * JS) + TL) – CA Q = -------------------------------- x 100% TA
dalam hal ini: Q = Nilai perusahaan CP = Closing Price (harga penutupan saham akhir tahun) JS = Jumlah saham yang beredar pada akhir tahun TL = Total kewajiban CA = Curent Assets TA = Total Aktiva
Jika rasio-q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio-q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik.
2. Variabel Independen Variabel
independen
adalah
variabel
yang
menjelaskan
atau
mempengaruhi variabel yang lain (Husein, 2003). Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional, komisaris independen,komite audit, yaitu rasio hutang terhadap ekuitas.
Universitas Sumatera Utara
a. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak institusional dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar:
Jumlah saham yang dimiliki institusional KI =---------------------------------------------------- x 100% Total saham beredar
b. Dewan Komisaris Independen Dewan Komisaris independent adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independent. Proporsi dewan komisaris independent diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh anggota dewan komisaris perusahaan: Jumlah komisaris independen PDKI =----------------------------------- x 100% Jumlah komisaris
c. Ukuran Dewan Komisaris Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris perusahaan. Dewankomisaris bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan manajemen danmemberikan nasehat kepada manajemen jika dipandang
Universitas Sumatera Utara
perlu
oleh
dewan
komisaris.Ukuran
dewan
komisaris
diukur
dengan
menggunakan indikator jumlah anggotadewan komisaris suatu perusahaan. UDK = ∑ Dewan Komisaris Perusahaan d. Komite Audit Komite audit adalah auditor internal yang dibentuk dewan komisaris, yang bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan pengendalian intern perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur komite audit adalah jumlah anggota komite audit pada perusahaan sampel. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good corporate Govenance jumlah anggota komite audit minimal 3 orang. Variabel ini diukur dengan nilai 1 (satu) untuk perusahaan yang memiliki komite audit dan 0 (nol) untuk perusahaan yang tidak memiliki komite audit.
e. Struktur Modal Struktur modal merupakan perbandingan total hutang yangdimiliki perusahaan
terhadap
total
ekuitas
perusahaan.
Keseimbangan
proporsi
antaraaktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemiliki perusahaan diukurdengan rasio hutang terhadap ekuitas. Total Hutang Rasio Hutang terhadap ekuitas = ---------------------------- x 100% Total Modal Sendiri
f. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan nilai log total penjualan perusahaan pada akhir tahun. Penggunaan nilai log penjualan dimaksudkan untuk menghindari problem data natural yang tidak berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
3. Variabel Pemediasi Variabel pemediasi adalah variabel perantara atau mediating. Fungsinya memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2006). Variabel pemediasi (Z) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas laba.Kualitas laba dihitung dengan menggunakan rumus : Arus Kas Operasi Kualitas laba =---------------------------- x 100% EBIT
Ikhtisar definisi operasional dan pengukuran variabel tercantum pada tabel 4.2
Universitas Sumatera Utara
4.5. Metode Analisis Data
4.5.1. Uji Asumsi Klasik Analisa multivariat telah banyak digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Hal ini disebabkan permasalahan bisnis dan lainnya mempunyai aspek multi dimensi. Dalam melaksanakan pengujian dengan analisis multivariate, peneliti perlu melakukan pengujian atas data yang akan digunakan. Pengujian tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh. Dalam penelitian, asumsi klasik yang dianggap paling penting adalah: 1. Memiliki distribusi normal 2. Tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen 3. Tidak terjadi heteroskedastisitas atau varian variabel pengganggu yang konstan 4. Tidak terjadi autokorelasi antar residual setiap variabel independen Pengujian normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan uji autokorelasi dilakukan terhadap data sekunder untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi
dalam
model
regresi
linear
berganda
dan
untuk
menginterprestasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. 4.5.1.1 Uji Normalitas Tujuan dari dilakukannya uji normalitas tentu saja untuk mengetahui apakah suatu variable normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Normal atau tidaknya berdasarkan pada patokan distribusi normal dari data dengan medan dan standar deviasi yang sama. Data yang mempunyai distribusi yang normal merupakan salah satu syarat
Universitas Sumatera Utara
dilakukannya tes parametric. Untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal tentu saja analisisnya harus menggunakan tes non parametric (Patricia,2011)
4.5.1.2. Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya variable independen yang memiliki kemiripan antar variable independen dalam suatu model. Kemiripan antar variable independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu untuk uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenaik pengaruh pada uji parsial masingmasing varibel independen terhadap variable dependen. Jika VIF yang dihasilkan di antara 1-10 maka tidak terjadi multikolineritas. (Sujarweni,2014)
4.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu modal dapat dilihat dengan pola gambar Scatteerplot, regresi yang tidak terjadi heteroskedasitas jika: 1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
Universitas Sumatera Utara
4.5.1.4 Uji Autokorelasi Pada dasarnya autokorelasi merupakan gejala dimana error term pada suatu periode waktu secara sistematik tergantung kepada error term pada periodeperiode yang lain. Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Cara mendeteksi autokorelasi yaitu dengan uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. (Sujarweni,2014)
4.5.2. Pengujian Hipotesis 4.5.2.1. Analisa Path (Path analysis ) Menurut Ghozali (2005: 160) untuk melihat pengaru variabel pemediasi digunakan
metode
mengestimasihubungan
analisis kausalitas
jalur
(path
antar
analysis).
variabel
yang
Path telah
analysis ditetapkan
sebelumnya. Analisis jalur tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapatdigunakan sebagai subsitusi untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel. Analisis jalur menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel. Adapunkoefesien jalur diperoleh dari hasil uji t dengan melihat nilai standardized coefficients beta (Ghozali, 2005 : 161). Koefesien path disimbolkan dengan (p). Adapun model penelitian ini sebagai berikut : Y = ρ yX1 - ρ yX2 - ρ yX3 - ρ yX4 - ρ yX5- ρ Z - e2,
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Y
= Kinerja Perusahaan
ρ
= Koefisien garis regresi masing-masing Xi, i= 1,2,3,4,5
X1
= Kepemilikan Institusional
X2
= Dewan Komisaris Independen
X3
= Ukuran Dewan Komisaris
X4
= Komite Audit
X5
= Ukuran Perusahaan
X6
= Struktur Modal
Z
= Kualitas Laba
Pemediasi: Z = ρ ZX1 + ρ ZX2 + ρ ZX3 + ρ ZX4 + ρ Z56 + ρ Za +ɛ1 Keterangan : Z
= Kualitas Laba
ρ
= Koefisien garis regresi masing-masing Xi, i= 1,2,3,4,5
X1
= Kepemilikan Institusional
X2
= Dewan Komisaris Independen
X3
= Ukuran Dewan Komisaris
X4
= Komite Audit
X5
= Ukuran Perusahaan
X6
= Struktur Modal
Untuk lebih jelasnya digambarkan pada Gambar 4.1 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 : Grafik Analisa Jalur/Path
Pengujian hipotesis dilakukan dengan mempergunakan uji simultan dan uji parsial untuk independen variabel. Uji simultan (Uji-F) digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Uji parsial (Uji-t) digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dasar pengambilan kesimpulan uji simultan (Uji-F) adalah: 1. Apabila F hitung > F tabel, maka Ha diterima 2. Apabila F hitung < F tabel, maka Ha tidak dapat diterima 3. Untuk tingkat signifikansinya yaitu nilai probabilitas alpha 5 % Dasar pengambilan kesimpulan uji parsial (t-test) adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Apabila t hitung > t tabel, maka Ha diterima 2. Apabila t hitung < t tabel, maka Ha tidak dapat diterima 3. Untuk tingkat signifikansinya yaitu nilai probabilitas alpha 5 %
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskriptif Statistik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah corporate governance, ukuran perusahaan dan struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013. Variabel independen pada penelitian ini adalah Corporate Governance (meliputi Kepemilikan Institusi (X1), Komposisi Dewan Komisaris Independen (X2), Ukuran Dewan Komisaris (X3), Komite Audit (X4), Ukuran Perusahaan (X5) dan Struktur Modal (X6), sedangkan variabel memediasi adalah kualitas laba (Z) dan variabel dependen adalah Nilai Perusahaan (Y). Tabel 5.1 : Deskriptif Statistik Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
KI 79 .10 DKI 79 .14 UDK 79 1.00 KA 79 1 UP 79 6.00 SM 79 .00 KL 79 .05 NP 79 .00 Valid N 79 (listwise) Sumber : Output Pengolahan SPSS
.98 1.00 10.00 1 30.63 10.12 .88 6.92
Mean
Std. Deviation
.5354 .3891 4.2658 1.00 22.1792 1.1268 .4349 .9877
.22888 .13921 1.95926 .000 5.85006 1.45301 .18422 1.47454
Universitas Sumatera Utara
Dari pengolahan data pada table di atas terlihat : a. Kepemilikan Institusi (KI) terdapat jumlah sampel (N) yang sesuai criteria sampel (valid ) sebanyak 79 amatan diperoleh hasil minimum dari data = 0.1 dan maksimum dari data =0.98 hal ini menunjukkan kepemilikan institusi sangat besar karena perbedaan nilai minimum dan maksimum dari kepemilikan institusi sangat besar. Nilai rata-rata ( mean) sebesar 0,5354 dan simpangan baku sebesar 0,2288 , hal ini menunjukkan bahwa perusahan yang menjadi sample memiliki kepemilikan yang cukup tinggi. Dengan jumlah nilai simpangan baku < mean maka data dikategorikan tidak terdistribusi normal. b. Komisaris Independen ( KomI ) terdapat jumlah sampel (N) yang sesuai criteria sampel (valid ) sebanyak 79 amatan diperoleh hasil minimum dari data = 0.14 dan maksimum dari data =1.00 dengan rata-rata ( mean ) ssebesar = 0.3891 dan simpangan baku sebesar = 0.13921 hal ini menunjukkan keberadaan komisaris Independen memiliki peranan penting bagi perusahaan. Dan untuk nilai simpangan baku < mean maka data terdistribusi normal. c. Ukuran Dewan Komisaris (UDK) terdapat
jumlah
sampel (N) yang
sesuai criteria sampel (valid ) sebanyak 79 amatan diperoleh hasil minimum dari data = 1.00 dan maksimum dari data =10.00 dengan ratarata ( mean ) sebesar = 4.2658 dan simpangan baku sebesar = 1.95926 hal ini menunjukkan data terdistribusi normal d. Komite Audit (KA ) terdapat jumlah sampel (N) yang sesuai criteria sampel (valid ) sebanyak 79 amatan diperoleh hasil minimum dari data =
Universitas Sumatera Utara
1.00 dan maksimum dari data = 1.00 dengan rata-rata (mean) sebesar = 1.00 dan simpangan baku sebesar = 0.00 hal ini menjukkan bahwa data konstant e. Struktrur Modal (SM) terdapat jumlah sampel (N) yang sesuai criteria sampel (valid) sebanyak 79 amatan diperoleh hasil minimum dari data = 0.00
dan maksimum dari data =10.12
berfluktuas
tinggi.
menunjukkan struktur modal
Nilai rata-rata (mean) sebesar = 1.1268
dan
simpangan baku sebesar = 1.45301 hal ini menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal hal ini ditunjukkan dengan nilai simpangan baku > mean. f. Ukuran Perusahaan (UP) terdapat
jumlah sampel (N) yang sesuai
criteria sampel (valid) sebanyak 79 amatan diperoleh hasil minimum dari data = 6.00 dan maksimum dari data =30.63
menunjukkan ukuran
perusahaan sangat tinggi karena perbedaan yang besar antara nilai minimum dan maksimum perusahaan. Nilai rata-rata (mean) sebesar = 22.1792 dan simpangan baku sebesar = 5.85006 hal ini menunjukkan data terdistribusi normal. g. Kualitas Laba (KL)
terdapat jumlah sampel (N) yang sesuai criteria
sampel (valid) sebanyak 79 amatan diperoleh hasil minimum dari data = 0.5 dan maksimum dari data =0.88 , hal ini menunjukkan bahwa kualitas laba perusahaan sangat tinggi. Nilai rata-rata (mean) sebesar =0 .4349 dan simpangan baku sebesar = 0.18422 hal ini menunjukkan data terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
h. Nilai Perusahaan (NP) terdapat jumlah sampel (N) yang sesuai criteria sampel (valid) sebanyak 79 amatan diperoleh hasil minimum dari data = 0.00 dan maksimum dari data = 6.92 hal ini menunjukkan nilai perusahaan memiliki nilai yang tinggi. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0 .98770 dan simpangan baku sebesar = 1.47454 hal ini menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal karena nilai simpangan baku > mean. Dikarenakan pada data deskriptif di atas terdapat data yang tidak terdistribusi secara normal, maka diperlukan transformasi data untuk menormalkan data yang ada.
5.1.1.1 Deskriptif Statistik Setelah Transformasi Standar deviasi (σ) menjelaskan kemungkinan nilai dari data yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan (dalam hal ini variabel Komposisi Dewan Komisaris Independen , Ukuran Dewan Komisaris , Komite Audit), Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal, kualitas laba dan variabel dependen adalah Nilai Perusahaan. Semakin besar nilai standar deviasi maka semakin besar kemungkinan nilai riil menyimpang dari dalam kasus seperti ini, dimana nilai mean masing-masing variabel lebih kecil dari pada standart deviasinya, biasanya didalam data terdapat outlier (data yang terlalu ekstrim). Langkah perbaikan yang dilakukan agar distribusi data menjadi normal, salah satunya adalah dengan melakukan transformasi Logaritma Natural (ln). Adapun data setelah dilakukan transformasi logaritma natural (ln) dapat dilihat pada Tabel 5.2 sebagai berkut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2 : Deskriptif Statistik Setelah Transformasi Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Std. Deviation
Mean
Log_KI
79
-1.00
.00
-.3174
.21366
Log_DKI
79
-.85
.00
-.4322
.13698
Log_UDK
79
.00
1.00
.5869
.19519
Log_KA
79
.00
.00
.0000
.00000
Log_UP
79
.78
1.49
1.3280
.13294
Log_SM
78
-2.00
1.01
-.1334
.43116
Log_KL
79
-1.30
-.06
-.4105
.22754
Log_NP
76
-2.00
.84
-.4487
.71604
Valid N (listwise)
75
Pada Tabel 5.5 setelah dilakukan transformasi, terlihat bahwa standart deviasi masing-masing variabel mempunyai nilai yang lebih kecil dari rata-rata variabel yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal.
5.1.2. Hasil Uji Asumsi Klasik 5.1.2.1. Hasil Uji Normalitas Uji ini dilakukan untuk dapat memastikan apakah data berdistribusi normal di sepanjang garis diagonal. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik dan uji statistic yang dihasilkan melalui perhitungan regresi software SPSS. Uji normalitas ini dilakukan karena data yang diuji dengan statistik parametric harus berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat grafik P‐P plot maupun grafik histogram. Pada grafik normal P-P Plot akan
Universitas Sumatera Utara
terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mendekati garis normal. Maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan menunjukkan pola distribusi normal. Pengujian melalui grafik histogram dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan atau menormalkan data terlebih dahulu yaitu dengan melog-kan variabel. a.
Uji Grafik
Grafik normal Probability plot dapat dilihat pada Gambar 5.1 . Pada gambar tersebut dapat dilihat titik-titik tidak mendekati garis diagonal. Hal ini menunjukkan model regresi belum memenuhi asumsi normalitas. Maka untuk menormalkan
data
tersebut,peneliti
perlu
melakukan
transformasi
data.
Gambar 5.1 : Output Normalitas P-P Plot Sebelum Transformasi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2 : Grafik Histogram Hipotesis Pertama Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)
Pola normalitas untukgrafik histogram pada gambar 5.2terlihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidaknormal. Menurut Ghozali (2006:149) dasar pengambilan keputusan normalitas adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan jika data menyebar mendekati/mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram sehingga memenuhi pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Statistik Untuk menguji normalitas data, uji statistik yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov Test, dengan ketentuan jika signifikan hitung >0,05 maka data berdistribusi normal, demikian sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Hasil yang diperoleh terlihat pada Tabel 5.4
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan bahwa variabel Kepemilikan Institusi, Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris,Komite Audit, Struktrur Modal, Ukuran Perusahaan, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan memiliki tingkat signifikan diatas 0,05, berarti nilai residual variabel tersebut berdistribusi secara normal. Oleh karena itu selain melihat grafik, peneliti menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3: Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hipotesis
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Mean a,, Parameters Std. Deviation b
79 .0000000 1.31077376
Most Absolute Extreme Positive Differences Negative
-.115
Kolmogorov-Smirnov Z
1.460
Asymp. Sig. (2-tailed)
.164 .164
.028
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 5.2, jika uji non parametrik Kolmogorov-Smirnov diuji secara keseluruhan variabel, besarnya hasil sig uji Kolmogorov Smirnov adalah 0.028
dan nilai tersebut di bawah 0.05 yang berarti nilai residual tidak
terdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil deskriptif statistik dan hasil uji normalitas ternyata data tidak terdistribusi secara normal maka langkah perbaikan yang dilakukan agar
Universitas Sumatera Utara
distribusi data menjadi normal, salah satunya adalah dengan melakukan transformasi Logaritma Natural (ln). Adapun data setelah dilakukan transformasi logaritma natural (ln)
5.1.2.1.1 Hasil Uji Klasik Setelah Transformasi Dalam menghasilkan model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. 5.1.2.1.1.1. Hasil Uji Normalitas Seperti diuraikan sebelumnya bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.Grafik normal Probability plot dapat dilihat pada Gambar 5.3 berikut ini
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3 : Output Normalitas P-P Plot Setelah Transformasi
Gambar 5.4.: Grafik Histogram Setelah Transformasi
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 5.3 dapat dilihat titik-titik mendekati garis diagonal.. Begitu juga untuk grafik histogram pada gambar 5.4 terlihat kurva tidak melenceng dari grafik. Hal ini menunjukkan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas
5.1.2.1.1.2. Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai toleransi dan variance inflation factor (VIP). Multikolonieritas terjadi apabila nilai tolerance ≤0,10 dan nilai VIP ≥10. Di mana: Tolerance value < 0,01 atau VIF > 10, terjadi multikolinearitas.
Tolerance
value>0,01
atau
VIF<10,
tidak
terjadi
multikolinearitas. Hasil uji statistik hipotesis pertama dengan menggunakan uji multikolonieritas dapat terlihat pada tabel 5.4 Tabel 5.4 : Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
2.607
1.080
Log_KI
-.699
.388
Log_DKI
-.992
Log_UDK
Coefficients
Collinearity Statistics t
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
2.412
.019
-.204
-1.802
.076
.882
1.133
.612
-.186
-1.622
.109
.862
1.159
-.742
.424
-.202
-1.751
.084
.847
1.180
Log_UP
-2.445
.723
-.405
-3.380
.001
.788
1.269
Log_SM
.112
.185
.067
.604
.548
.914
1.095
a. Dependent Variable: Log_NP
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan variabel
hasil
independenyaitu:
yang
ada
pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa
Kepemilikan
Institusional
(KI),
Kepemilikan
Manajerial (KM), Komposisi DewanKomisaris Independen (KomI), Ukuran Dewan Komisaris (UDK) dan Komite Audit (KA) memiliki angka Variance Inflation Factor (VIF) di bawah 10sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
5.1.2.1.1.3.. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Mendeteksi ada atau tidak heteroskedastisitas dengan melihat grafik Scatter Plot. Jika titik-titik membentuk polatertentu, berarti terjadi heteroskedastisitas, jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) pada grafik scatterplot
antara SRESID dan
ZPRED. Seperti
disajikan dalam gambar 5.5 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.5. : ScatterPlot Berdasarkan gambar 5.5 terlihat bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu sehingga penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
5.1.2.1.1.4.. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antarakesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 5.5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. : Hasil Uji Autokorelsi Model Summaryb Model
R
1
.467a
R Square
Adjusted R Square
.219
Std. Error of the Estimate
.162
DurbinWatson
.65956
1.837
a. Predictors: (Constant), Log_SM, Log_UDK, Log_KI, Log_DKI, Log_UP b. Dependent Variable: Log_NP
Sumber: Hasil Analisis Data Pada Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa nilai dari Durbin-Watson menunjukkan tidak terjadi autokorelasi, karena berada pada kisaran angka 1 sampai dengan 2. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai DW-statistik yang didapatkan sebesar 1,837. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du < DW < 4 atau 1 < 1,837< 4 . Hal ini menunjukkan tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif pada model regresi yang digunakan.
5.1.3. Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis 5.1.3.1. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Analisis
pengaruh
corporate
governance
(kepemilikan
institusional,dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit), ukuran perusahaan, struktur modal dan kualitas laba berpengaruh
baik secara parsial maupun simultan
terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan regresi linear berganda diperoleh hasil uji model (goodness of fit) dengan menggunakan data kepemilikan institusional (KI), komposisi dewan komisaris independen (KomI), ukuran dewan
Universitas Sumatera Utara
komisaris (UDK), komite audit (KA), Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal dan kualitas laba sebanyak 79 pengamatan seperti terlihat pada Tabel 5.6
Tabel 5.6 : Model Summary Model 1
R .496
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.246
.179
1.50272
a. Predictors: (Constant), LOG_KL, LOG_UDK, LOG_KI, LOG_SM, LOG_DKI, LOG_UP
a. Pengaruh Secara Simultan Secara simultan Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Besaran pengaruh simultan adalah 0,246 atau dibulatkan menjadi 25 % merupakan kontribusi dari variabel Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, struktur modal dan kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Sedangkan untuk menyatakan konftribusi bersama sama (simultan) variable dilihat dari nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0.179 . Hal ini menunjukkan bahwa 17,9% nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan Kualitas Laba, sedangkan sisanya 82,1% dipengaruhi faktor lain di luar model. Untuk menguji apakah parameter koefisien Adjusted R2 signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian dengan alat uji statistik metode Annova dengan
Universitas Sumatera Utara
tingkat keyakinan (confidence level) sebesar 95%, dan hasilnya terlihat pada Tabel 5.7 berikut. Tabe; 5.7: ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
F
50.094
6
8.349
Residual
153.556
68
2.258
Total
203.650
74
3.697
Sig. .003
a
a. Predictors: (Constant), LOG_KL, LOG_UDK, LOG_KI, LOG_SM, LOG_DKI, LOG_UP b. Dependent Variable: LOG_NP
Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Jika F hitung >F tabel maka H0 ditolak artinya koefisien regresi signifikan; dan jika F hitung
0,05, maka H0 diterima artinya koefisien regresi tidak signifikan, tetapi bila nilai signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak. Hasil pengujian pada Tabel 5.7 diproleh nilai F hitung sebesar 3.697 dengan tingkat signifikansi 0,003. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (á=0,05) adalah 2,29 dengan derajat bebas (df) residual (sisa ) yaitu 68 sebagai
df
penyebut dan df Regression (perlakuan) yaitu 6 sebagai df
pembilang. Oleh karena Fhitung > F tabel (3.697> 2,29) dan nilai signifikan = 0,003 dengan tingkat signifikansi (á) =0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak H0. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional (KI), komposisi dewan komisaris independen (DKI), ukuran dewan komisaris (UDK), ukuran perusahaan , struktur modal dan kualitas laba secara bersamasama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Model
Universitas Sumatera Utara
simultan ini terjadi secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probability (sig) yaitu 0.003 < 0,05.
b. Pengaruh Secara Parsial Pengujian signifikansi lebih lanjut diteruskan dengan pengujian individual/ parsial melalui parameter statistik t. Tabel 5.8: Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
6.033
2.462
LOG_KI
-.638
.386
LOG_DKI
-1.133
LOG_UDK
Coefficients Beta
t
Sig.
2.450
.017
-.186
-1.652
.103
.612
-.212
-1.851
.068
-.734
.419
-.200
-1.751
.085
LOG_UP
-2.303
.721
-.382
3.193
.002
LOG_SM
.177
.187
.107
.945
.034
LOG_KL
.595
.378
.172
1.573
.0,01
a. Dependent Variable: LOG_NP
Berdasarkan Tabel 5.8 maka dapat dilihat pengaruh kausal empiris antara variabel (X1) Kepemilikan Institusional, dewan komisaris independen (X2), ukuran dewan komisaris (X3), ukuran perusahaan (X5), dan struktur modal (X6) ini dapat digambarkan melalui persamaan (satu) sebagai berikut: Z = ρ ZX1 + ρ ZX2 + ρ ZX3 + ρ ZX5 + ρ ZX6 + ρ ZЄ1,..................(1) atau Z = -0.186X1 -0.212X2 - 0.200X3 - 0.382X5 + 0.107X6 + Є1......(1) Dari persamaan regresi tersebut, pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap kualitas laba dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Secara parsial kepemilikan institusional (KI) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaah (thitung = -1,652 < ttabel=1,664). Atau Sig 0,103>0,05. Dengan demikian, tinggi rendahnya nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh Kepemilikan Institusional. 2. Secara parsial dewan komisaris independen (DKI) tidak berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan (t=-1.851 <
ttabel=1,664).
Atau Sig
0,068> 0,05. Dengan demikian tinggi rendahnya nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh Komisaris Independn. 3. Secara parsial ukuran dewan komisaris (UDK) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (thitung= -1.751 < ttabel=1,664). Atau Sig 0,085>0,05. Dengan demikian, tinggi rendahnya nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh Ukuran dewan komisaris. 4. Secara parsial komite audit (KA) tidak dapat diuji karena variabel Komite Audit bersifat konstan (karena semuanya ada, kode 1 seluruhnya). 5. Secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh posotif signifikan terhadap nilai perusahaan (t=3.193 > ttabel=1,664). Atau Sig 0,02 <0,05. Artinya, tinggi rendahnya nilai perusahaan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. 6. Secara parsial struktur modal berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan (t=1,674 >
ttabel=1,664).
Atau Sig 0,034< 0,05 Artinya, tinggi
rendahnya nilai perusahaan dipengaruhi secara positif oleh struktur modal 7. Secara parsial kualiats laba berpengaruh perusahaan (t=1,573 <
ttabel=1,664).
dan signifikan terhadap nilai
Atau Sig 0,01 < 0,05 Artinya, tinggi
rendahnya nilai perusahaan dipengaruhi secara positif oleh kualitas laba.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.2. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Analisa kualitas laba dapat memediasi pengaruh antara corporate governance (kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan independensi komite audit), ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Untuk menguji hipotesis analisis jalur dengan menggunakan data kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan independensi komite audit , ukuran perusahaan dan struktur modal dan kualitas laba melalui beberapa tahap. Tahap pertama, analisis pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan independensi komite audit , ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap kualitas laba. Tahap kedua, analisis pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris , komite audit , ukuran perusahaan dan struktur modal, kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Tahap ketiga menghitung pengaruh baik pengaruh langsung (direct effect), pengaruh tidak langsung (indirect effect) maupun pengaruh total (total effect). 5.1.3.2.1
Analisis
pengaruh
corporate
governance
(kepemilikan
institusional,dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit), ukuran perusahaan, struktur modal berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap kualitas laba . Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan regresi linear berganda diperoleh hasil uji model (goodness of fit) dengan
menggunakan data
kepemilikan institusional (KI), komposisi dewan komisaris independen (KomI),
Universitas Sumatera Utara
ukuran dewan komisaris (UDK), komite audit (KA),Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal sebanyak 79 pengamatan seperti terlihat pada Tabel 5.9
Tabel 5.9 : Model Summary
Model 1
R
R Square
.407a
Adjusted R Square
.165
.108
Std. Error of the Estimate 47.09446
a. Predictors: (Constant), struktur modal, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, dewan komisari independen, ukuran perusahaan
Pengaruh Secara Simultan : Analisis pengaruh corporate governance (kepemilikan
institusional,
dewan komisaris independen, ukuran dewan
komisaris dan keberadaan komite audit), ukuran perusahaan, struktur modal berpengaruh baik secara simultan terhadap kualitas laba Secara simultan Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Laba. Besaran pengaruh simultan adalah 0,165 atau dibulatkan menjadi 17% merupakan kontribusi dari variabel Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan struktur modal terhadap kualitas laba. Sedangkan untuk menyatakan konftribusi bersama sama ( simultan ) variable dilihat dari nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0.108 . Hal ini menunjukkan bahwa 10.8% kualitas laba
dapat dijelaskan oleh Kepemilikan Institusional,
Dewan Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, dan Struktur Modal . Sedangkan sisanya 89.2% dipengaruhi faktor lain di luar
Universitas Sumatera Utara
model.Untuk menguji apakah parameter koefisien Adjusted R2 signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian dengan alat uji statistik metode Annova dengan tingkat keyakinan (confidence level) sebesar 95%, dan hasilnya terlihat pada Tabel 6.0 berikut. Tabel 6.0 : ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
32097.820
5
6419.564
Residual
161905.851
73
2217.888
Total
194003.671
78
F 2.894
Sig. .019a
a. Predictors: (Constant), struktur modal, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, dewan komisari independen, ukuran perusahaan b. Dependent Variable: kualitas laba Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Jika F hitung >F tabel maka H0 ditolak artinya koefisien regresi signifikan; dan jika F hitung 0,05, maka H0 diterima artinya koefisien regresi tidak signifikan. Hasil pengujian pada Tabel 6.0 diproleh nilai F hitung sebesar 2,894 dengan tingkat signifikansi 0,19. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (á=0,05) adalah 2,18 dengan derajat bebas (df) residual (sisa) yaitu 73 sebagai dfpenyebut dan df Regression (perlakuan) yaitu 5 sebagai df pembilang. Oleh karena Fhitung > F tabel (2,894> 2,18) dan nilai signifikan = 0,19 dengan tingkat signifikansi (á) =0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak H0. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional (KI), komposisi dewan komisaris
independen
(DKI), ukuran
dewan
komisaris
Universitas Sumatera Utara
(UDK), Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba.Model simultan ini terjadi secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probability (sig) atau < 0,05.
Pengaruh
Secara
(kepemilikan
Parsial:
Analisis
pengaruh
institusional,dewan komisaris
corporate
governance
independen, ukuran dewan
komisaris dan keberadaan komite audit), ukuran perusahaan, struktur modal berpengaruh baik secara simultan terhadap kualitas laba. Pengujian signifikansi lebih lanjut diteruskan dengan pengujian individual/ parsial melalui parameter statistik t pada Tabel 6.1 Tabel 6.1: Cofficients
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat pengaruh kausal empiris antara variabel (X1) Kepemilikan Institusional, dewan komisaris independen (X2), ukuran dewan komisaris (X3), ukuran perusahaan (X5), dan struktur modal (X6) ini dapat digambarkan melalui persamaan (satu) sebagai berikut: Z = ρ ZX1 + ρ ZX2 + ρ ZX3 + ρ ZX5 + ρ ZX6 + ρ ZЄ2,..................(2)
Universitas Sumatera Utara
atau: Z = 0,066X1 - 0,250X2 - 0,067X3 + 0,317X5 + 0,215X6 + Є2......(2) Dari persamaan regresi tersebut, pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap kualitas laba dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1.
Secara parsial Kepemilikan Institusional (KI) tidak berpengaruh terhadap Kualitas Laba (thitung = 0,571 < ttabel=1,664). Besaran pengaruh parsial dan langsung kepemilikan institusional terhadap kualitas laba adalah sebesar 0,066 atau dibulatkan menjadi 0,66%. Dengan demikian, tinggi rendahnya kualitas laba tidak dipengaruhi oleh kepemilikan institusional.
2.
Secara parsial dewan komisaris independen (DKI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laba (t=-2,200 > ttabel=1,664). Besaran pengaruh parsial dan langsung dewan komisaris independen terhadap kualitas laba adalah sebesar -0,250 atau dibulatkan menjadi 25%. Artinya, tinggi rendahnya Kualitas Laba dipengaruhi secara negatif oleh dewan komisaris independen sebesar 25%, sedangkan sisanya 75% dijelaskan faktor lain di luar model. Bila dilihat dari nilai sig diperoleh nilai sig 0,031<0,05.
3.
Secara parsial ukuran dewan komisaris (UDK) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba (thitung=- 0,578 < ttabel=1,664). Besaran pengaruh parsial dan langsung ukuran dewan komisaris terhadap kualitas laba adalah sebesar -0,067 atau dibulatkan menjadi 0,67%. Dengan demikian, tinggi rendahnya kualitas laba tidak dipengaruhi oleh Ukuran dewan komisaris.(sig 0,565>0,05)
Universitas Sumatera Utara
4.
Secara parsial komite audit (KA) tidak dapat diuji karena variabel komite audit bersifat konstan (karena semuanya ada dan kode 1 seluruhnya).
5.
Secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Laba
(t=2,623 > ttabel=1,664). Besaran pengaruh parsial dan
langsung ukuran perusahaan terhadap kualitas laba adalah sebesar -0,250 atau dibulatkan menjadi 25%. Artinya, tinggi rendahnya kualitas laba dipengaruhi secara positif oleh ukuran perusahaan sebesar 25%, sedangkan sisanya 75% dijelaskan faktor lain di luar model. (Sig 0,011<0,05). 6.
Secara parsial struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kualitas Laba (t=1,945 > ttabel=1,664). Besaran pengaruh parsial dan langsung struktur modal terhadap kualitas laba adalah sebesar 0,215 atau dibulatkan menjadi 21%. Artinya, tinggi rendahnya Kualitas Laba dipengaruhi secara positif oleh struktur modal sebesar 21%, sedangkan sisanya 79% dijelaskan faktor lain di luar model.(sig 0,56>0,05).
5.1.3.2.2
Analisis pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris
independen, ukuran dewan komisaris, komite audit, ukuran perusahaan dan struktur modal, kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan pada pembahasan pada sub bab sebelumnya diperoleh data:
Tabel 6.2 : Model Summary Model 1
R .496
R Square a
.246
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .179
1.50272
a. Predictors: (Constant), LOG_KL, LOG_UDK, LOG_KI, LOG_SM, LOG_DKI, LOG_UP
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.3: ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
F
50.094
6
8.349
Residual
153.556
68
2.258
Total
203.650
74
Sig.
3.697
.003
a
a. Predictors: (Constant), LOG_KL, LOG_UDK, LOG_KI, LOG_SM, LOG_DKI, LOG_UP b. Dependent Variable: LOG_NP
Tabel 6.4: Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
6.033
2.462
LOG_KI
-.638
.386
LOG_DKI
-1.133
LOG_UDK
Coefficients Beta
t
Sig.
2.450
.017
-.186
-1.652
.103
.612
-.212
-1.851
.068
-.734
.419
-.200
-1.751
.085
LOG_UP
-2.303
.721
-.382
3.193
.002
LOG_SM
.177
.187
.107
.945
.034
LOG_KL
.595
.378
.172
1.573
.0,01
a. Dependent Variable: LOG_NP
Dengan hasil uji secara garis besar komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan struktur modal dan kualitas laba secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan beberapa variable yang
yang
hal ini dikarenakan ada
tidak berpengaruh parsial terhadap nilai
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.2.3 Pengaruh baik pengaruh langsung (direct effect), pengaruh tidak langsung (indirect effect) maupun pengaruh total (total effect). .Adapun ringkasan dari estimasi parameter model akan disajikan dalam tabel 6.5. Tabel 6.5: RINGKASAN HASIL ESTIMASI PARAMETER MODEL Model
Koefisien Jalur
t
P
R2
Sub Structural 1 (X1, X2, X3, X4, X5, X6 ke Z) X1 (ZX1)
0,066
0,571
0,570
X2 (ZX2)
-0,250
-2,200
0,031
X3 (ZX3)
-0,067
-0,578
0,565
X4 (ZX4)
-
-
-
X5 (ZX5)
0,317
2,623
0,011
X6 (ZX6)
0,215
1,945
0,056
0,165
Sub Structural 2 (X1, X2, X3, X4, X5, X6, Zke Y) X1 (YX1)
-0,186
0,105
0,917
X2 (YX2)
-0,212
-1,496
0,139
X3 (YX3)
-0,200
-2,021
0,047
X4 (YX4)
-
-
-
X5 (YX5)
-0,382
-3,453
0,001
X6 (YX6)
0.107
-0,182
0,856
Z (YZ)
0,172
-0,086
0,931
0,246
Secara keseluruhan, pengaruh-pengaruh yang dibentuk dari persamaan 2 dapat digambarkan sebagai berikut: Y = ρ yX1 - ρ yX2 - ρ yX3 - ρ yX5 - ρ yX6 - ρ Z - e2, .................................(2) atau Y = -0,0186X1 - 0,212X2 - 0,200X3 - 0,382X5 + 0,107X6 + 0,172Z ρ -e2........(2)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada persamaan 2 ini diperoleh diagram jalur empiris untuk model Y sebagaimana yang dijelaskan gambar berikut ini :
X1
ρ ZX1=0,066
ρ YX1=-0,186 e1 = 0,913
X2 ρ ZX2=-0,250
ρ YX2=-0,212
X3
ρ YX3-0,200
ρ ZX3=-0,067
X4
e2 = 0,864
Z
ρ YZ=0,172
Y
ρ YX4 = -
ρ ZX4 = -
ρ YX5=-0,382
ρ ZX5=0,317 ρ YX5=-0.107
X5 ρ ZX6=0,215 X6
Gambar 5.6: DIAGRAM JALUR EMPIRIS STUDI NILAI PERUSAHAAN 1. Dari tabel model summary substructure 1 terlihat nilai R Square atau R2 atau koefisien determinasi adalah 0,165. Dari nilai R Square tersebut dapat dihitung koefisien jalur variabel lain di luar model yakni e1 dengan rumus: e1 =
(1 − 0,165)
= 0,913
2. Dari tabel model summary 2 terlihat nilai R Square atau R2 atau koefisien determinasi adalah 0,246. Dari nilai R Square tersebut dapat dihitung koefisien jalur variabel lain di luar model yakni e2 dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
e2 = Berdasarkan
(1− 0,246)
= 0,864
hasil di atas maka dapat diketahui bahwa variable
kualitas laba tidak memediasi pengaruh antara corporate governance (kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan komite audit), ukuran perusahaan, dan struktur modal terhadap nilai perusahaan karena hasil uji diperoleh nilai probabilitas (p) variabel kualitas laba = 0,931 > 0,05.
5.2. Pembahasan Hasil Penelitian 5.2.1. Pengaruh Corporate Governance dalam hal ini kepemilikan institusional (KI), komposisi dewan komisaris independen (KomI), ukuran dewan komisaris (UDK), dan komite audit (KA), ukuran perusahaan dan struktur modal dan kualitas laba secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada sub bab sebelumnya, perhitungan regresi berganda diperoleh Adjusted R2 sebesar 0,179, signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Secara simultan variabel corporate governance dalam hal ini: kepemilikan institusional (KI), komposisi dewan komisaris independen (KomI), ukuran dewan komisaris (UDK), komite audit (KA), struktur modal dan ukuran perusahaan berpengaruh
secara signifikan
dan
positif
terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini mengindikasikan bahwa kepemilikan institusional (KI), komposisi dewan komisaris independen (KomI), ukuran dewan komisaris (UDK), komite audit (KA), ukuran perusahaan dan struktur modal memiliki pengaruh
Universitas Sumatera Utara
secara simlutan terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 17,9%. Akan tetapi secara parsial, menunjukkan bahwa ada beberapa variabel independen yang berpengaruh secara signifikan dan juga ada beberapa variable yang menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (NP). Adapun variable yang berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan, struktur modal dan kualitas laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan untuk variable independen lain yang
secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
meliputi kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris. Secara parsial komite audit (KA) tidak dapat diuji karena variabel komite audit bersifat konstan.
5.2.2. Melalui
Kualitas Laba Memediasi Hubungan Antara Corporate
Governance dalam Hal Ini Kepemilikan Institusional (KI), Komposisi Dewan Komisaris Independen(KomI), Ukuran Dewan Komisaris (UDK) dan Komite Audit (KA), Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Sebagaimana hasil olahan data yang dibahas pada sub bab sebelumnya, untuk mengetahui apakah
melalui kualitas laba memediasi hubungan antara
corporate governance dalam hal ini kepemilikan institusional (KI), komposisi dewan komisaris independen
(KomI), ukuran dewan komisaris (UDK) dan
komite audit (KA), struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan beberapa tahap yaitu
tahap pertama, analisis pengaruh
kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris
Universitas Sumatera Utara
dan independensi komite audit , ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap kualitas laba. Tahap kedua, analisis pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, komite audit, ukuran perusahaan dan struktur
modal,
kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Tahap ketiga
menghitung pengaruh baik pengaruh langsung (direct effect), pengaruh tidak langsung (indirect effect) maupun pengaruh total (total effect). Dengan adanya hasil dari pengaruh total efek dari proses tahap pertama dan kedua diperoleh hasil yang menunjukkan nilai signifikansi variabel pemediasi sebesar
0,931> 0,05. Hal ini menunjukkan kualitas laba tidak memediasi
hubungan antara corporate governance (kepemilikan institusional (KI), komposisi dewan komisaris independen (KomI), ukuran dewan komisaris (UDK) dan struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada babbabsebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1.
Secara simultan
corporate governance dalam hal ini: kepemilikan
institusional (KI), komposisi dewan komisaris independen (KomI), ukuran dewan komisaris (UDK), komite audit (KA), ukuran perusahaan dan struktur modal dan kualitas laba berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini sesuai dengan Siallagan, Machfoedz (2Siallagan, Machfoedz (Siallagan, Machfoedz (2006).
2. Secara parsial variabel-variabel bebas menunjukkan hasil yang berbeda. a. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Temuan ini sejalan dengan penelitian yangdilakukan Sari Fibria Verdana Enggar (2013), b. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. c. Komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. d. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan e. Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan f. Kualitas laba berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
g. Kualitas laba tidak memediasi hubungan antara corporate governance (kepemilikan institusional (KI), komposisi dewan komisaris independen (KomI), ukuran dewan komisaris (UDK), komite audit (KA)), ukuran perusahaan, struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Sari Enggar (2013) yang menyatakan kualitas laba bukanlah variable intervening dalam hubungan mekanisme corporate governance dengan nilai perusahaan.
6.2. Keterbatasan Penelitian ini memiliki keterbatasan menggunakan data pada tahun yang sama dengan
nilai perusahaan yaitu tahun 2013, sehingga mungkin belum
dirasakan efek dari praktek corporate governance pada perusahaan sampel.
6.3. Saran Untuk peneliti selanjutnya disarankan Untuk penelitian kedepannya dapat digunakan komponen Corporate Governance yang lebih lengkap seperti misalnya dengan Corporate Governance Index yang lebih komprehensif untuk menambah variabel penelitian untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen contoh untuk variabel yang ditambahkan investment performance, liquidity dan lebih memperpanjang tahun pengamatan dari 2 tahun sampai 5 tahun.
Universitas Sumatera Utara